ABSTRACT UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

Transkripsi

1 DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP.... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Mellitus Klasifikasi Diabetes Mellitus Diebetes mellitus tipe Diabetes mellitus tipe Diabetes mellitus gestasional Pra-diabetes Metabolisme Karbohidrat, Protein, dan Lemak Metabolisme karbohidrat Metabolisme lemak dan protein Pengaruh Hormon Insulin terhadap Metabolisme Tubuh Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Buah Pare Streptozotocin (STZ) Butanol N-heksana Chloroform Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian BAB III MATERI DAN METODE Obyek Penelitian Bahan Penelitian Alat Penelitian Rancangan Penelitian Variabel Penelitian Variabel bebas Variabel tergantung Variabel kendali Prosedur Penelitian Pembuatan ekstrak buah pare Pembuatan partisi butanol i

2 3.6.3 Pembuatan partisi n-heksana Pembuatan partisi chloroform Persiapan hewan coba Menimbang berat badan tikus Pengambilan darah Pemeriksaan kadar glukosa darah Analisis Data Lokasi dan Waktu Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembahasan Penunjang Hipotesis BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

3 DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman 3.1. Rencana Perlakuan Kontrol Pemberian STZ, Perlakuan Pemberian Partisi N-heksana, Chloroform, Butanol serta Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia L.) dan Penimbangan Berat Badan Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Rata-rata Berat Badan Tikus Putih Jantan Hari Ke -0 sampai Hari ke Rata-rata Selisih Pertambahan Berat Badan Tikus Putih Jantan Pada Hari ke -3 sampai Hari ke iii

4 DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1. Tikus Putih (Rattus norvegicus) Buah pare yang banyak di jual pada pasar tradisional Kerangka Konsep Grafik rata-rata selisih pertambahan berat badan tikus putih pada hari ke -3 sampai hari ke iv

5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul Halaman 1. Uji Statistik Rata rata Berat Badan Tikus Putih Jantan Menggunakan SPSS for Windows Rata- rata Selisih Pertambahan Berat Badan Tikus Putih Jantan Hari ke -3 Sampai Hari ke -21 Menggunakan SPSS for Windows Grafik Rata-rata Selisih Pertambahan Berat Badan Tikus Putih Jantan Menggunakan SPSS for Windows

6 2 ABSTRAK Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Mengingat semakin tingginya jumlah penderita diabetes mellitus setiap tahun serta ditambah keterbatasan kemampuan masyarakat untuk melakukan pengobatan secara modern, diperlukan cara pengobatan alternatif yang lebih murah dan aman. Salah satu jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional adalah buah pare (Momordica charantia L.) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat partisi n-heksana, chloroform, butanol, dan ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dalam meningkatkan berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) kondisi diabetik ekspremental Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan lima pengulangan yaitu kontrol negatif, kontrol positif, partisi n- heksana, partisi chloroform, partisi butanol, dan ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dan kemudian hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji rata-rata Duncan yang digunakan untuk melihat perbedaan yang nyata antara perlakuan. Enam perlakuan ini adalah tikus yang menjadi kontrol negatif (tikus yang tidak diberikan perlakuan), kontrol positif (tikus yang diberikan streptozotocin dengan dosis 40 mg/kg bb), partisi n-heksana (tikus yang diberikan streptozotocin dengan dosis 40 mg/kg bb) dan partisi n-heksana 50 mg/kg bb), partisi chloroform (tikus yang diberikan streptozotocin dengan dosis 40 mg/kg bb) dan partisi chloroform 50 mg/kg bb), partisi butanol (tikus yang diberikan streptozotocin dengan dosis 40 mg/kg bb dan partisi butanol 50 mg/kg bb), dan partisi ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) tikus yang diberikan streptozotocin dengan dosis 40 mg/kg bb dan ekstrak buah pare 100 mg/kg bb). Penimbangan berat badan tikus dilakukan pada hari ke -0, -3, -7, -14, dan -21 setelah penyuntikkan streptozotocin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian partisi n-heksana, chloroform, butanol, dan ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) mampu meningkatkan berat badan tikus jantan (Rattus norvegicus). Kata kunci: ekstrak buah pare, diabetik ekspremental, partisi butanol, chloroform, n-heksana, meningkatkan berat badan. 2

7 3 ABSTRACT Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease or disorder with multiple etiologies characterized by high blood sugar levels accompanied by impaired metabolism of carbohydrates, lipids, and proteins as a result of insufficiency of insulin function. Given the increasingly high number of patients diabetes each year and added the limited ability of the public to make modern treatment requires a treatment alternative that is cheaper and safer. One type of plant that is widely used as a traditional medicine is bitter melon (Momordica charantia L.) This study aimed to determine the efficacy of the partition of n-hexane, chloroform, butanol, and extract of bitter melon (Momordica charantia L.) in increasing body weight male rats (Rattus norvegicus) ekspremental diabetic condition. This study uses a completely randomized design (CRD) with six treatments and five repetitions are negative control, positive control, the partition of n-hexane, chloroform partition, partition butanol, and extract of bitter melon (Momordica charantia L.), and then the results were analyzed using ANOVA and continued with an Duncan average test used to see treatments significant differences. Six treatments did to mice became negative control (rats not given the treatment), positive control (rats given streptozotocin at a dose of 40 mg / kg bw), partition of n-hexane (rats given streptozotocin at a dose of 40 mg / kg bw) and partition n-hexane 50 mg / kg bw), partition chloroform (rats given streptozotocin at a dose of 40 mg / kg bw) and partition chloroform 50 mg / kg bw), partition butanol (rats given streptozotocin at a dose of 40 mg / kg bw and partition butanol 50 mg / kg bw), and partitioning the extract of bitter melon (Momordica charantia L.) rats given streptozotocin at a dose of 40 mg / kg bw and bitter melon fruit extract 100 mg / kg bw). Weighing the mice on days -0, 3 rd, 7 th, 14 th, and 21 st after the injection of streptozotocin. The results showed that giving of the partition of n-hexane, chloroform, butanol, and the extract of bitter melon (Momordica charantia L.) is able to increase the weight of male rats (Rattus norvegicus). Keywords: bitter melon fruit extract, diabetic ekspremental, partition butanol, chloroform, n-hexane, promote weight loss. 3

8 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Gejala khasnya adalah polidipsia (banyak minum), poliuria (banyak berkemih), polifagia (banyak makan), walaupun banyak makan tetapi berat badan menurun, hiperglikemia, glikosuria, ketosis, dan asidosis, kesemutan, gatal, dan mata kabur (Pranadji, dkk, 1995). Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel beta langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Insulin yang disekresikan oleh sel pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian distribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transport glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat dan sebaliknya sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya. Disamping fungsinya membantu transport glukosa masuk ke dalam sel, insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme, baik metabolisme karbohidrat dan lipid, maupun metabolisme protein dan mineral. Insulin meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis, serta meningkatkan transport asam amino masuk ke dalam sel. Insulin juga mempunyai peran dalam modulasi transkripsi, sintesis DNA, dan replikasi sel. Itu sebabnya, gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan jaringan tubuh. Pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 12 juta orang di dunia mengidap diabetes mellitus. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi dua kali lipat pada 4

9 5 tahun 2025, penderita diabetes mellitus dewasa ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran dan berubahnya gaya hidup salah satunya negara Indonesia (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005). Populasi penderita diabetes di Indonesia diperkirakan berkisar antara 1,5 sampai 2,5% kecuali di Manado 6%. Dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa, berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita diabetes. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta jiwa. Pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 35 juta penderita. Faktor risiko yang bisa memacu terjadinya diabetes yaitu riwayat diabetes dalam keluarga, diabetes gestasional, melahirkan bayi dengan berat badan lebih besar dari 4 kg, kista ovarium (Polycystic ovary syndrome), obesitas dengan berat badan lebih besar dari 120% berat badan ideal, umur, etnik/ras, hipertensi dengan tekanan darah lebih besar dari 140/90 mmhg/dl, hiperlipidemia dengan kadar HDL rendah yaitu kurang dari 35 mg/dl, dan kadar lipid darah tinggi yaitu lebih besar dari 250 mg/dl (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005). Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengobatannya tidak tepat. Pengobatan diabetes mellitus memerlukan penanganan secara multidisiplin yang mencakup terapi non-obat dan terapi obat (Kemenkes RI. 2012). Mengingat semakin tingginya jumlah penderita diabetes mellitus setiap tahunnya serta keterbatasan masyarakat melakukan pengobatan secara modern, maka diperlukan cara pengobatan alternatif yang lebih murah, dan aman (Mambo, 2007). Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan, definisi dari obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Menkes RI, 2012). Cara tradisional ini telah banyak diketahui melalui penelitian-penelitian, dengan memanfaatkan bahan alam yaitu tanaman herbal yang tidak hanya menyembuhkan penyakit, tetapi juga dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, disamping itu obat herbal relatif tidak memiliki efek samping, harganya relatif murah, dan mudah dibudidayakan sendiri (Wiranto, 2003). 5

10 6 Salah satu jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional dalam menangani diabetes mellitus adalah buah pare (Momordica charantia L.). Tanaman buah pare yang rasanya pahit membuat pare tidak begitu di sukai. Meskipun rasanya pahit khasiat yang terkandung di dalamnya cukup besar untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes mellitus yang dapat menurunkan kadar glukosa darah, malaria, sariawan, batuk, cacingan, disentri, bisul, broncitis (Nadelus, 2002). Buah pare mengandung saponin, flavoid, dan polifenol (antioksidan kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan kadar glukosa darah (Dajiyuan, 2007). Selain itu diduga pare memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat anti diabetes tertua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel β pankreas tubuh memproduksi insulin dan meningkatkan deposit cadangan glikogen di hati (Helmina, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Gunardi (2011), ditemukan bahwa pemberian buah pare dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diberi beban glukosa. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Dharmayudha (2011), terdapat hubungan antara kadar glukosa darah dengan berat badan tikus. Terdapat juga beberapa penelitian mengenai pertambahan berat badan tikus kondisi diabetes. Salah satunya adalah pertambahan berat badan tikus kondisi diabetes mellitus yang diberi ekstrak etanol buah naga daging putih. Di dapat hasil bahwa pemberian ekstrak buah naga dapat meningkatkan bobot badan pada tikus dalam keadaan diabetes (Puspati, 2011). Diabetik ekspremental adalah kondisi kadar glukosa darah tinggi akibat induksi obat-obatan yang dapat menghambat kerja hormon insulin. Pemurnian senyawa aktif dari ekstrak buah pare dapat dilakukan dengan partisi menggunakan larutan yang memiliki kepolaran yang berbeda. N-heksana, butanol merupakan larutan yang bersifat non polar yang digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang bersifat non polar serta untuk memisahkan senyawa yang bersifat polar, dan chloroform merupakan larutan yang semi polar. Penderita diabetes mellitus memerlukan insulin dalam metabolisme glukosa. Insulin berfungsi untuk meningkatkan pemakaian glukosa sebagai energi bagi jaringan tubuh dan secara otomatis mengurangi pemakaian sumber lain yaitu 6

11 7 lemak (Guyton dan Hall, 1997). Selain itu, salah satu fungsi insulin adalah metabolisme glukosa, mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan didalam hati apabila konsentrasi glukosa darah naik. Apabila glukosa darah menurun maka glikogen dalam hati dipecah menjadi glukosa darah. Oleh karena itu apabila insulin tidak ada maka glukosa dalam tubuh tidak bisa difasilitasi oleh insulin untuk masuk ke sel dan menghasilkan energi, berakibat cadangan glukosa di otot maupun hati dibongkar untuk menghasilkan energi. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan. Mekanisme penurunan berat badan penderita diabetes mellitus terjadi karena kurangnya kadar insulin akibat gangguan kerja dari pada insulin (resistensi insulin) berdampak pada ketidak mampuan glukosa darah untuk masuk ke dalam sel otot dan sel lemak. Sehingga untuk memperoleh sumber energinya maka otot dan jaringan lemak akan memecahkan cadangan energi yang terdapat dalam dirinya sendiri melalui proses glikogenolisis dan liposis. Proses glikogenolisis dan liposis yang berlangsung terus menerus pada akhirnya menyebabkan massa otot dan jaringan lemak berkurang dan terjadilah peningkatan berat badan (Tandra, 2008). Oleh sebab itu, penting dilakukan penelitian mengenai ekstrak buah pare (Momordica charantia L.), partisi n-heksana, chloroform dan butanol untuk dapat meningkatkan berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) kondisi diabetik ekspremental. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah partisi n-heksana, chloroform, serta butanol pada ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dapat meningkatkan berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) kondisi diabetik ekspremental? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui khasiat partisi n-heksana, chloroform, serta butanol pada ekstrak buah pare (Momordica 7

12 8 charantia L.) terhadap peningkatkan berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) kondisi diabetik ekspremental. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dapat mempengaruhi berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) diabetik ekspremental. 8

13 x 9