MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN

Transkripsi

1 Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika (Kasemu) 85 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN Kasemu SD Negeri Sidomulyo II, Deket, Lamongan Abstark: Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan bertujuan untuk Mendiskripsikan penggunaan kartu kartu bilangan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika materi mengurutkan bilangan cacah kelas I semester I SD Negeri Sidomulyo II Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan, mendiskripsikan atau menganalisis dampak penggunaan kartu bilangan dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika. Penelitian ini dirancang dalam bentuk siklus kegiatan. Satu siklus kegiatan terdiri dari 4 kegiatan yaitu : (1) Refle ksi awal, (2) Perencanan, (3) Pelaksanaan dan pemantauan, (4) Refleksi. Dari hasil analisis dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa : tes yang berbentuk tes tulis setelah pelaksanaan tindakan ternyata dapat diperoleh hasil yang cukup signifikan dimana dari nilai hasil tes sebelum tindakan dari 15 peserta didik dapat diperoleh jumlah nilai 120 dengan rata-rata 8,0 dan setelah diadakannya tindakan terjadi kenaikan jumlah nilai menjadi 129 dengan rata-rata 8,6. Dengan demikian pembahasan yang singkat dapat disimpulkan : Penggunaan Kartu Bilangan Dapat Meningkatkan Prsetasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas I Semester II SD Negeri Sidomulyo II Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Kata kunci: prestasi belajar, kartu bilangan Abstrac: Classroom Action Research written by the author aimed to describe the use of card numbers in improving students achievement in Mathematics on the material of sorting count numbers to the first grade in the first semester of the Second State Elementary School Sidomulyo, Deket - Lamongan, describing or analyzing the impact of using the card numbers in the learning of the students achievement in Mathematics. This study was designed in the form of the activity cycle. One cycle consisted of four activities, namely: (1) pre - reflection, (2) Planning, (3) The implementation and monitoring, (4) Reflection. From the analysis, it could be seen that: a written test after the implementation of the action could be obtained significant results in which the value of the test results before action of 15 learners can be obtained the total value of 120 with an average of 8.0 and after the holding action there was an increase amount of the value to 129 with an average of 8.6. Thus a brief discussion could be concluded: the use of card numbers could improve the students achievement in Mathematics on the material of sorting count numbers to the first grade in the first semester of the Second State Elementary School Sidomulyo, Deket - Lamongan. Keywords: learning achievement, card numbers

2 86 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 PENDAHULUAN Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para matematikawan tentang apa yang disebut matematika itu. Sedangkan sasaran penelaahan matematika itu sendiri sebagaimana kita tahu, tidaklah konkrit melainkan abstrak. Oleh karena itu, untuk menjawab apa matematika itu? Sejumlah tokoh memberi definisi, komentar, atau pandangan. Sujono (2008:5) mengemukakan beberapa pengertian matematika. Di antaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, Matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan Matematika sebagai ilmu bantu dalam mengiterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan. Dalam mata pelajaran Matematika dewasa ini khususnya kurikulum berbasis kompetensi terdapat tiga aspek yang harus dikuasai oleh siswa yaitu : aspek berhitung, geometri dan pengolahan data. Fakta di lapangan Mata Pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit namun demikian pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting yang harus diajarkan di sekolah, hal ini sangat bermanfaat untuk kebutuhan ilmu pengetahuan, perdagangan dan kehidupan sehari-hari Seperti pendapat Jackson (2002 : 756) mengatakan bahwa secara umum Matematika adalah penting bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Matematika dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Kondisi kesulitan untuk mempelajari Matematika ini pun juga terjadi di kelas lembaga penulis tempat melaksanakan tugas sehari-hari yaitu di SD Negeri Sidomulyo II Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Kelas I yang kami temui adalah anak kesulitan dalam mengurutkan bilangan cacah. Dalam materi ini kami sudah berusaha untuk menyampaikan materi sejelas mungkin namun kenyataan hasilnya anak masih saja kesulitan dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari prestasi mata pelajaran Matematika dari 15 anak yang telah mencapai S K M (Standart Kentutasan Minimal) sebanyak 5 anak atau 33 % sedangkan sisanya 10 anak atau 67 % belum mencapai SKM (Standart Kentutasan Minimal). Kondisi demikian tentunya membuat penulis bertanya-tanya tentu ada sesuatu yang kurang tepat. Mungkin berasal dari penulis sendiri atau bersumber dari siswa. Penulis tidak mengkambinghitamkan pada murid sebab kami sadar lingkungan siswa pastilah mendukung sebab mereka semua tinggal di pusat kota. Tetapi kami mencoba untuk menemukan kelemahan yang ada pada diri penulis sendiri yaitu sejauh mana metode serta media yang digunakan untuk menyampaikan materi mengurutkan bilangan cacah. Barulah kami sadari bahwa mungkin media yang kami gunakan kurang tepat untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Oleh karena itu penulis menggunakan media sederhana dan mudah didapat yaitu Kartu Bilangan. Sehingga salah satu metode untuk membantu anak yang mengalami kesulitan mengurutkan bilangan cacah dapat dilakukan dengan permainan kartu bilangan. Sekolah Dasar Negeri Sidomulyo II Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan adalah suatu lembaga yang sangat antusias untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Penulis menyadari bahwa anak yang mengalami kesulitan belajar Matematika tidak dapat

3 Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika (Kasemu) 87 dipecahkan dari Matematika itu sendiri tetapi terkait dengan bidang yang lainya seperti pendapat (Slump tahun 2001) dalam bukunya mengatakan psikologi belajar atau teori belajar Matematika dapat membantu memecahkan masalah belajar Matematika. METODE Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dipilih karena dianggap sesuai dengan permasalahan yang timbul yang dihadapi dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sebagai penanda ciri Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu adanya tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. Penelitian ini dirancang dalam bentuk siklus kegiatan. Satu siklus kegiatan terdiri dari 4 kegiatan yaitu : (1) Refleksi awal yaitu suatu kegiatan untuk mengamati keadaan awal pembelajaran sebelum diadakannya tindakan kelas (2) Perencanan adalah tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan yang berupa skenario pembelajaran, media, bahan dan alat instrumen observasi, evaluasi dan refleksi, (3) Pelaksanaan dan pemantauan merupakan Pelaksanaan tindakan berupa berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti maupun siswa dalam pembelajaran, (4) Refleksi adalah Tahap evaluasi soal tes terlampir serta tahap refleksi diuraikan beberapa hal antara lain prosedur, alat, sumber informasi untuk menetapkan hasil tindakan, tiap-tiap siklus dilakukan dengan beberapa kali pertemuan sehingga hasil perolehan tampak jelas tingkat perubahan pola pikir siswa.kemudian desain penelitiannya tindakan kelas menggunakan model desain penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas I SDN Sidomulyo II Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan mata pelajaran Matematika pada semester II Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas I SDN Sidomulyo II pada semester I sejumlah 15 siswa. Pemilihan siswa ini berdasarkan temuan awal pada pembelajaran Matematika pada materi mengurutkan bilangan cacah berdasarkan pengamatan peneliti pada siswa yang selanjutnya disebut peserta didik. HASIL PENELITIAN Silklus 1 Perencanaan Tindakan Tindakan dirancang berdasarkan temuan pemasalahan mata pelajaran Matematika materi mengurutkan bilangan cacah kemudian dijabarkan dalam bentuk Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP ) atau skenario pembelajaran yang terdiri dari : a) Menetapkan Tujuan pembelajaran yaitu : (1) Membaca urutan bilangan cacah dari yang terkecil ke yang besar. (2) Menyusun bilangan cacah dari yang terbesar ke yang terkecil. (3) Menyebutkan sekelompok bilangan dengan benar dan menyebut bilangan terkecil dari kelompok bilangan tersebut. (4) Menyebutkan sekelompok bilangan dengan benar dan menyebut bilangan terbesar dari kelompok bilangan tersebut. b) Menetapkan jenis metode permainan kartu bergambar (1) Identifikasi bilangan (2) Menyusun bilangan dari kartu bilangan yang masih cocok

4 88 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan / pembelajaran mengurutkan bilangan cacah yang terdiri dari : Pertemuan I a) Pendahuluan (1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan anggota masing-masing 3 dan ada yang 4 anak (2) Guru membagi kartu bilangan masing-masing kelompok 5 buah (3) Guru menjelaskan cara menyusun bilangan cacah dengan benar b) Kegiatan Inti (1) Guru menempelkan susunan bilangan cacah mulai dari bilangan 100 sampai dengan 201 (2) Siswa membaca lambang bilangan tersebut dengan bimbingan guru (3) Guru menunjuk lambang bilangan secara acak dan siswa disuruh mengucapkan dengan benar (4) Siswa membaca bilangan sesuai dengan kartu yang dipegang (5) Guru memberi tugas menyusun bilangan acak menjadi urut (6) Guru membetulkan urutan bilangan yang salah (7) Siswa berdiskusi mengerjakan lembar kerja siswa (8) Laporan diskusi c) Penutup Guru meneliti kalimat yang ditulis siswa dan dicocokkan dengan pedoman penilaian Pertemuan II a) Pendahuluan (1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan anggota masing-masing 3 dan ada yang 4 anak (2) Guru membagi kartu bilangan masing-masing kelompok 5 buah (3) Guru menjelaskan cara menyusun bilangan cacah dengan benar b) Kegiatan Inti (1) Guru menempelkan susunan bilangan cacah mulai dari bilangan 100 sampai dengan 201 (2) Siswa membaca lambang bilangan tersebut dengan bimbingan guru (3) Guru menunjuk lambang bilangan secara acak dan siswa disuruh mengucapkan dengan benar (4) Siswa membaca bilangan sesuai dengan kartu yang dipegang (5) Guru memberi tugas menyusun bilangan acak menjadi urut (6) Guru membetulkan urutan bilangan yang salah (7) Siswa berdiskusi mengerjakan lembar kerja siswa (8) Laporan diskusi c) Penutup Guru meneliti kalimat yang ditulis siswa dan dicocokkan dengan pedoman penilaian. Tabel 1 Kemampuan Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Tindakan Pada Siklus I No. Nama Siswa Nilai Sebelum Nilai setelah Tindakan Tindakan 1. M. Agung W A. Irfan Aldy Afiqrrochmah Akhmad Munir 7 8

5 Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika (Kasemu) Anas Fajrul Alam Anggi Romadhon 9 9,5 7. Faruq Dien P Fikha Phedy Hamdan Rouf M. Febry Nanda M. 7 7,5 12. Silvy Dwi 7 7,5 13. Teguh C Zeni L Tiarani Astri 7 8 Jumlah 106,5 124,5 Rata-rata 7,1 8,3 Dari hasil tes yang berbentuk tes tulis setelah pelaksanaan tindakan ternyata dapat diperoleh hasil yang cukup signifikan dimana dari nilai hasil tes sebelum tindakan dari 15 peserta didik dapat diperoleh jumlah nilai 106,5 dengan rata-rata 7,1 dan setelah diadakannya tindakan kelas terjadi kenaikan jumlah nilai menjadi 124,5 dengan rata-rata 8,3. Refleksi Hal hal yang dilakukan dalam refleksi meliputi : a) Kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan yang telah dirumuskan b) Hambatan yang terjadi selama PBM c) Kemajuan yang telah dicapai siswa Dari hasil pengamatan tersebut menjadi bahan refleksi dan dibahas secara bersama-sama sebagai indikator pelaksanaan tindakan. Menurut Roffi Udin (2008:64) refleksi adalah kegiatan menganalisis, mensintesis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan. Berdasarkan hal-hal yang telah ditentukan dalam refleksi. selanjutnya merencanakan pembelajaran berikutnya. Kemudian keberhasilan atau hasil refleksi yang berpedoman pada tingkat keberhasilan adalah sebagai berikut : terjadi peningkatan hasil atau nilai yang diperoleh siswa dari sebelum tindakan menuju setelah diadakannya tindakan, dimana peningkatannya adalah sebelum tindakan dari 15 peserta didik jumlah nilai yang diperoleh adalah 106,5 dengan rata-rata 7,1 meningkat menjadi jumlah nilainya 124,5 dengan rata-rata 8,3. Namun meski terjadi peningkatan hasil secara keseluruhan penulis belum merasa puas hal ini diakibatkan masih ada anak yang belum mencapai SKM ( Standar Ketuntasan Minimal ) yaitu nilai 7,0 untuk itu penulis merencanakan kembali untuk melakukan tindakan pada siklus yang kedua dengan 4 kegiatan yaitu : (1) Refleksi awal, (2) Perencanan, (3) Pelaksanaan dan pemantauan, ( 4 ) Refleksi. Silklus 2 Perencanaan Tindakan Tindakan dirancang berdasarkan temuan pemasalahan mata pelajaran Matematika materi mengurutkan bilangan cacah kemudian dijabarkan dalam bentuk rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP ) atau skenario pembelajaran yang terdiri dari : a) Menetapkan Tujuan pembelajaran yaitu :

6 90 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 (1) Pembetulan cara mengurutkan bilangan cacah (2) Pembetulan cara pengucapan bilangan b) Menetapkan jenis metode permainan kartu bergambar (1) Siswa diajak menyebutkan bilangan yang ditunjukkan guru dengan adu cepat (2) Setelah siswa terampil mengucapkan bilangan guru menyuruh siswa untuk menuliskan urutan bilangan mulai dari yang terkecil ke yang terbesar. c) Menyusun instrumen mengurutkan bilangan cacah yaitu dengan instrumen pengamatan dan refleksi ( terlampir) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan / pembelajaran yang desain pembelajarannya terdiri atas : a) Pendahuluan (1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan anggota masing-masing 3 dan ada yang 4 anak (2) Guru membagi kartu bilangan masing-masing kelompok 5 buah (3) Guru menjelaskan prosedur permainan kartu bilangan b) Kegiatan Inti (1) Siswa ditugasi untuk menuliskan bilangan yang diucapkan (2) Setiap siswa dalam kelompok berlpmba adu cepat mengucapkan bilangan yang ditunjukkan temannya secara bergantian (3) Siswa dalam kelompok mencatat bilangan dan mengucapkan bilangan tersebut. (4) Siswa menuliskan urutan bilangan dari yang terkecil ke yang besar (5) Siswa menuliskan urutan bilangan dari yang terbesar ke yang kecil (6) Guru membetulkan urutan bilangan yang salah (7) Siswa berdiskusi mengerjakan lembar tugas siswa (8) Laporan diskusi c) Penutup (1) Guru mengevaluasi hasil kerja siswa Guru memotivasi siswa untuk belajar menghadapi tes dalam siklus II Tabel 2 Kemampuan Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Tindakan Pada Siklus II No. Nama Siswa Nilai Sebelum Nilai setelah Tindakan Tindakan 1. M. Agung W. 6 7,5 2. A. Irfan Aldy Afiqrrochmah Akhmad Munir Anas Fajrul Alam Anggi Romadhon 9, Faruq Dien P. 9 9,5 8. Fikha Phedy Hamdan Rouf M. Febry Nanda M. 7,5 8

7 Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika (Kasemu) Silvy Dwi 7, Teguh C. 6 7,5 14. Zeni L Tiarani Astri 8 9 Jumlah Rata-rata 8,0 8,6 Dari hasil tes yang berbentuk tes tulis setelah pelaksanaan tindakan ternyata dapat diperoleh hasil yang cukup signifikan dimana dari nilai hasil tes sebelum tindakan dari 15 peserta didik dapat diperoleh jumlah nilai 120 dengan rata-rata 8,0 dan setelah diadakannya tindakan terjadi kenaikan jumlah nilai menjadi 129 dengan rata-rata 8,6. Refleksi Hasil pembelajaran mengurutkan bilangan cacah menggunakan kartu bilangan menghasilkan beberapa keuntungan antara lain : a) Dapat membangkitakan minat dan motivasi siswa b) Siswa merasa senang dalam mengikuti PBM karena disajikan permainan kartu bilangan c) Memudahkan siswa untuk mengurutkan bilangan d) Menghemat waktu Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran mengurutkan bilangan cacah baik dari yang kecil menuju ke yang besar atau sebaliknya telah mencapai hasil yang telah ditentukan yaitu membantu siswa yang mengalami kesulitan mengurutkan bilangan cacah hingga mencapai prestasi yang lebih baik untuk mata pelajaran Matematika. PEMBAHASAN Dari hasil analisis dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa : 1. Terjadi peningkatan prestasi siswa dalam mengurutkan bilangan cacah mata pelajaran Matematika. 2. Penggunaan kartu bilangan dalam pembelajaran Matematika materi mengurutkan bilangan cacah ternyata menyenangkan bagi siswa dan menimbulkan prestasi siswa lebih meningkat. 3. Dari 15 anak ternyata semua anak telah mencapai prestasi yang diharapkan yaitu mencapai nilai 7,0 sesuai dengan Standart Ketuntasan Minimal (S K M) yang telah ditetapkan Oleh SD Negeri Sidomulyo II Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. SIMPULAN Tindakan dirancang berdasarkan temuan pemasalahan mata pelajaran Matematika materi mengurutkan bilangan cacah kemudian dijabarkan dalam bentuk Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP ) atau skenario pembelajaran. Hasil pembelajaran mengurutkan bilangan cacah menggunakan kartu bilangan menghasilkan beberapa keuntungan antara lain : a) Dapat membangkitakan minat dan motivasi siswa b) Siswa merasa senang dalam mengikuti PBM karena disajikan permainan kartu bilangan c) Memudahkan siswa untuk mengurutkan bilangan d) Menghemat waktu Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran mengurutkan bilangan cacah baik dari yang kecil menuju ke yang besar atau sebaliknya telah

8 92 HUMANIS, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 mencapai hasil yang telah ditentukan yaitu membantu siswa yang mengalami kesulitan mengurutkan bilangan cacah hingga mencapai prestasi yang lebih baik untuk mata pelajaran Matematika. Berdasarkan pembahasan yang singkat dapat disimpulkan sebagai berikut: Penggunaan Kartu Bilangan Dapat Meningkatkan Prsetasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas I Semester II SD Negeri Sidomulyo II Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud,2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Balai Pustaka. Jakarta. Dimyati dan Mudjion,2009, Belajar dan Pembalajaran,Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hadianto, Imam, 2006, Metode Pengajaran Bahasa, Malang Herman Maier, 1996, Media Pembelajaran Matematika, Paramadina dan Logos. Wacana Ilmu. Jakarta. Jackson, G.H, 2002, Constructivist Perspective on Science and Mathematics Learning, Science Education Journal, 75 (1), PP /15/ 2005, Kurikulum Satuan Pendidikan dan Standar Isi Pendidikan Nasional, Depdikbud, Jakarta Poerwadarminta, WJS, 2006, ABC Karang Mengarang, Penerbit UP Indonesia. Yogjakarta. Reys, R, 2006, The Constructivist Learning Model: Toward Real Reform in Science Education. Journal of Science Teacher. 58 (6), Susan, C., Marilyn, L. dan Tony, T,1995, Learning to Teach in the Secondary School. London: Routledge. Tanjung,R.M.,2008,Efektivitas pembelajaran Biologi yang Berdasarkan pada Prinsip Belajar Konstruktis. Makalah Komprehensif. PPS IKIP Malang. Tidak Diterbitkan. Tytler, R,2006,Constructivism and Conceptual Change View of Learning in Science.Majalah Pendidikan IPA: Khasanah Pengajaran IPA. Bandung: IMAPIPA. Sujono, dkk, 2008, Pembelajaran Matematika, Penerbit Bumi Aksara. Jakarta , 2004, Krikulum Berbasis Kompetensi, Depdikbud, Jakarta.