Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT"

Transkripsi

1

2 "NASIONAlNYA" PENDIDIKAN KITA TEROPONG PENDIDIKAN, Antologi Artikel T' ;":;t", " "{{: ;"~, ~!:"\~:~' /~: :'~ Diterbitkan oleh : Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan Nasional Edisl keempat, Tahun 2010 ISBN: PELINDUNG: Mohammad Nuh Penasehat: Dodi Nandika Pengarah: Sukemi Penanggung Jawab: M. Muhadjir Editor: Ahmed Kurnia Ahmad Buchori ilia Kartila Emrus Sihombing Subijanto Purnomo Setiady Akbar Prih Suharto Yusmawardi Setiono Tata letak sampul & desaln : Sulistiyarini Vina Adriani Sekretariat: Dian Srinursih Sigid Nurkusumo Yuswan Rosepi Zainuddin TIni Setiawati Vina Adriani Anang Kusuma Genta Corri Pratiwi -1(!a!~f?;~;r):1Q~3~~:~,k:; Sombulon Menleri Pendidikon Nosionol Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia-nya kepada kita, sehingga kita bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lancar dan sukses. Saya menyambut baik penerbitan kumpulan artikel pendidikan dan kumpulan dari tajuk rencana atau editorial yang dikemas dalam dua buku masing-masing "Nasionalnya Pendidikan Kita" dan "Pendidikan Perspektif Media" yang diterbitkan oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) Kementerian Pendidikan Nasional. Dua buku ini menjadi satu kesatuan utuh berkait dengan pandangan dan pendapat masyarakat ten tang dunia pendidikan dalam berbagai aspek. Buku pertama "Nasionalnya Pendidikan Kita" berisi kumpulan tulisan opini dari beberapa penulis yang telah dimuat di beberapa media cetak dalam kurun waktu Sedang buku kedua "Pendidikan Perspektif Media" berisi kumpulan tajuk rencana atau editorial dari beberapa media yang berkait dengan sikap media terhadap persoalan-persoalan pendidikan dalam kurun waktu sarna. Berbagai pendapat dalam buku ini -baik melalui tulisan artikel maupun pendapat media dalam tajuk rencana atau editorial- adalah sebuah cerminan dari begitu tingginya kepedulian masyarakat (public awareness) terhadap pentingnya pendidikan.

3 Karena itu saya bukan hanya selalu menyambut baik terhadap berbagai tulisan yang mencoba mengkirtisi dan memberikan masukan-masukan tentang berbagai macam kebijakan Kemdiknas, tapi lebih dari itu, saya selalu menyempatkan diri untuk membaca sekaligus mempelajarinya. Sebagai kumpulan dari tulisan opini dan tajuk rencana atau editorial di media massa, maka sudah sepantasnyalah jika didalam membacanya harus dirujuk kembali pada konteks dimana gagasan dan tulisan itu dimunculkan. Ini penting agar aktualitas didalam memahami isi buku ini sesuai dengan massanya. ltu sebabnya di tiap akhir tulisan agar tidak kehilangan aktualitas disebutkan identitas penulis dan medianya serta waktu pemuatannya. Melalui dua buku ini saya berharap, masyarakat akan lebih memahami dan mengerti tentang kebijakan-kebijakan pendidikan secara objektif, karena sumber dari buku ini ditulis oleh mereka-mereka yang memiliki kompetensi di bidangnya. Kepada para penulis dan media yang telah mengizinkan tulisannya untuk dibukukan saya menyampaikan ucapan terima kasih. Semoga buku ini bisa memberikan manfaat bagi banyak pihak, dan semoga pula apa yang kit a lakukan dalam penerbitan buku ini dicatat sebagai bagian dari amal kebajikan kita. Amien. Jakarta, Mei 2010 Menteri Pendidikan Nasional, MOHAMMAD NUH, f '~il I~i! - Pengontor Editor Membangun karakter bangsa hanya bisa dilakukan melalui pendidikan. Dalam buku ini dibahas secara kritis, antara lain, pendidikan karakter, mutu, ujian nasional, bahasa dan sastra, guru, serta wawasan pendidikan lainnya. Pendidikan karakter menguraikan indikasi orang yang memiliki integritas bangsa. Perwujudannya dikaji melalui pendidikan anti korupsi yang diimplementasikan dengan pendidikan kejujuran, misalnya, peran guru menumbuhkan sikap disiplin melalui senyumnya. Guru bermutu niscaya juga akan membentuk bangsa bermutu melalui semangat emas mendidiknya. Hasilnya, dapat memerangi kebodohan dan mampu memberi nilai yang berwawasan global, serta mencegah "braindrain" yang menjadi ancaman masa depan bangsa. Upaya ini dapat dicapai, salah satunya adalah melalui pembenahan kesejahteraan guru. Hal itu sejalan dengan gagasan peningkatan mutu seperti yang diuraikan Paulo Freire ten tang cara mencapai mutu pendidikan dengan menjaga aset intelektual bangsa dan memperhatikan jalan baru mencapai pendidikan bermutu. Hasilnya, tercermin dari penilaian internasional tentang mutu pendidikan di Tanah Air kita. Mutu itu dapat dicapai dengan menyediakan sekolah yang baik bagi anak bangsa dan memaksimalkan peran otak kanan melalui pembelajaran puisi, semua guru sudah berpendidikan S-l, cerdas, integritas, memiliki kepe

4 mimpinan, dan mengikuti proses pelatihan serta lulus sertifikasi. Untuk mendukung pendidikan S-l dan sertifikasi guru, perlu memperbanyak universitas riset dan meningkatkan mutu dosen guna mencetak guru yang bermutu, baik PNS maupun non-pns, agar mereka lebih profesional. Terkait dengan ujian nasional (UN), diuraikan juga pemikiran tentang pelaksanaan dan aspek-aspek UN agar hasilnya maksimal. Selain itu, disajikan juga dimensi kritis untuk mengatasi berbagai kecurangan yang selalu ada pada setiap pelaksanaan UN. Tentang.anggaran pendidikan, yang ditetapkan sebesar 20%, tetapi masih mengalami banyak timtangan dalam pelaksanaannya, kritik lebih ditujukan kepada bagaimana mewujudkan kesempatan memperoleh pendidikan yang terjangkau bagi seluruh anak bangsa. Konsep pendidikan teljangkau juga menjadi tantangan bagi sekolah swasta karena operasional sekolah ini tergantung pada donasi masyarakat. Keberhasilan program ini harus didukung oleh peraturan pemerintah daerah yang berpihak kepada peningkatan mutu pendidikan, sebagai perwujudan otonomi daerah. Sementara kurikulum pada prinsipnya bukan merupakan pedoman mutlak, tetapi normatif untuk satu jenjang pendidikan tertentu. Dengan demikian, suatu kurikulum dapat dirancang sesuai dengan kekayaan alam dan budaya bangsa Indonesia. Uraian dalam teropong ini melihat bahwa kurikulum kita belum sepenuhnya mengarah pada kehidupan praktis. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga masih mengalami banyak tantangan. Di sisi lain, kita dihadapkan pada tantangan sekolah bertaraf intemasional, utamanya bagaimana mengubah pola mengajar yang bertaraf intemasional. Fenomena penggunaan bahasa asing sebagai suatu prestise bagi kalangan ilmuwan dan pejabat masih sering ditemui. Kosakata bahasa Indonesia seakan kalah populer dengan bahasa asing, sehingga para pakar tertantang untuk memotivasi masyarakat agar tetap mengutamakan bahasa Indonesia. Bagi dunia pendidikan tinggi yang sudah mencapai kelas dunia seyogianya mampu mengkaji dan mengantisipasi fenomena alam di Tanah Air. Harapan ini diutarakan karena tingginya intensitas dinamika gejala alamo Para pakar di perguruan tinggi dikritisi karena belum maksimal memberikan kontribusi. Untuk mengatasi teljadinya migrasi dosen yang diakibatkan, antara lain, oleh kesenjangan dosen antar perguruan tinggi, pemerintah perlu menata dan memeratakan kualitas, kesejahteraan, dan hasil karya mereka. Pembahasan tentang wawasan pendidikan yang merupakan bagian akhir dari buku Teropong ini, menguraikan ide-ide pemikiran tentang pendidikan di Tanah Air, agar kembali ke tujuan semula sesuai dengan ajaran Ki Hajar Dewan tara, yaitu pendidikan futuristik. Diskusi terus teljadi dalam melihat nasionalnya pendidikan Indonesia dengan semua tantangan dan perkembangan menuju masyarakat madani. Jakarta, April 2010 Editor

5 '",; F, ;.j'~.. :.. ~!.~. - Dollor lsi Pengantar Mendiknas. Pengantar Editor.... Daftar lsi.... iii v ix KARAKTER 1. Pendidikan Karakter Pendidikan Antikorupsi 3. Memulai Pendidikan Kejujuran 4. Peran Guru dalam Menumbuhkan Sikap Disiplin Senyum Sang Guru Kualitas Bangsa Ditentukan Kualitas Guru 7. Menjadi Pendidik Bersemangat Emas 8. Pendidik, Bukan Pemburu 9. Pendidikan untuk Menanggulangi Kemiskinan 10. Pendidikan Nilai Berwawasan Global 11. Ambil Kepahlawananku, Benahi Kesejahteraanku 12. "Braindrain" Ancam Masa Depan Bangsa

6 MUTU 13. Menjaga Aset Intelektual Bangsa Menggagas Peningkatan Mutu Pendidikan "Conscientizaeao" Paulo Freire dan Mutu Pendidikan Kita Mutu dan Rambu-rambu Sekolah Bertaraf Internasional Jalan Baru Menuju Pendidikan Bermutu HasH Penilaian Internasional dan Mutu Pendidikan Subjektivitas dalam Sertifikasi Dosen Sertifikasi Kapasitas Leadership Guru High Hopes Means Smart Students Membangun Universitas Riset Memilih Sekolah yang Baik untuk Anak Kita Syarat Masuk Perguruan Tinggi Negeri Memaksimalkan Peran Otak Kanan Melalui Puisi Susahnya Jadi Guru Kreatif S-1 yang Meneerdaskan Bagi Guru Eligibilitas Guru Non-PNS Demi Profesionalitas Meretas Posisi Guru Agama di Era Otonomi Daerah 131 UJIAN NASIONAL 30. Ujian Nasional dan Kelulusan Siswa Dimensi Kritis Ujian Nasional Meneari Akar Keeurangan UN ANGGARAN 33. Bukan Sekolah Gratis, Tapi Kesempatan yang Mudah Pendidikan Gratis dan Nasib Sekolah Swasta Sekolah Gratis Wajib Dikawal Perda 163 KURIKULUM 36. Extensive Reading in National Curriculum? KTSP Kurikulum yang "Gue Banget" Quo Vadis Sekolah Berstandar Internasional? fl.,, BAHASA DAN SASTRA 39. Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia Sastra dan Batas-batas Bahasa GURU 41. Profesionalisme Guru Guru, Sertifikasi, dan Mutu Pendidikan Meningkatkan Kualitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar Komunitas Profesional Guru dan Kualitas Sekolah Menanti Guru yang Profesional dan Sejahtera Jangan Asal Menjadi Guru Lemahnya Tradisi Peneliti Guru PENDIDIKAN TINGGI 48. Universitas Kelas Dunia - Sebuah Mangkuk Kudus Baru Tantangan dan Tren Pendidikan Tinggi Serbuk Serumpun di Perguruan Tinggi Membangun KKN Tematik Posdaya Mengompetitifkan Program Doktor dalam Negeri Paradoks Pendidikan Teknik Pencitraan Perguruan Tinggi Melalui Media Massa 255 WAWASAN 55. Hardiknas dan Isu-Isu Kebijakan Pendidikan "Nasionalnya" Pendidikan Kita Pendidikan Nasional Indonesia Reformasi Pendidikan Menuju Masyarakat Madani Demokrasi Pendidikan dan Pendidikan Demokratis Memerdekakan Politik Pendidikan l. Memuliakan Diri, Berguru pada "Sales" Tantangan Pendidikan Islam PSB, Kegundahan Orang Tua Books, Not Instruction, Key to Creating Writers Makna Membangkitkan Minat Baca 305

7 Subjeklivifos dolom Serlifikosi Dosen Istilah pedagogik secara etimologi berasal dan kata Yunani paidagogeo. Secara harfiah diartikan membimbing anak. Dalam perkembangannya, pedagogik berkaitan dengan strategi mengajar. Ada kalangan berpendapat pedagogik diperlukan untuk pendidikan dasar dan menengah karena proses pembelajarannya membutuhkan metodologi yang terstruktur dan baku. Lain halnya dengan pendidikan tinggi yang mahasiswanya berumur di atas 17 tahun. Metode pembelajaran orang dewasa (andragogik), yang bermuara pada penumbuh-kembangan kemampuan bernalar, kreatif, kritis, dan independen, kiranya lebih cocok. Bahkan, di Jerman mahasiswa pascasarjana tidak lagi diistilahi student, melainkan mitarbeiter, yakni orang yang ikut bekerja di universitas untuk bersama-sama menggali kekayaan, kedalaman, dan keunikan khazanah i1mu. Pada 2008 ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mencanangkan akan menyertifikasi 12 ribu dosen yang akan dimulai pada Agustus. Sertifikasi ini sebagai pewujudnyataan Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal45, bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohan!. Sertifikasi yang berujung pada penganugerahan sertifikat ini bertujuan menilai profesionalisme dosen. Dosen yang kompeten melaksanakan tugasnya adalah

8 dosen yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial yang diperlukan dalam praktik pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pemerintah menyediakan berbagai tunjangan serta maslahat sebagai penghargaan atas profesionalisme dosen. Salah satu kriteria yang diacu dalam sertifikasi adalah penguasaan pedagogik. Penguasaan pedagogik secara teoritik kiranya akan menjadi titik lemah dari hampir semua dosen karena memang proses rekrutmen dosen tak mencantumkan adanya kriteria penguasaan pedagogik, kecuali mungkin untuk dosen di universitas yang dulunya IKIP atau di Fakultas Pendidikan dan Keguruan. Untuk menjadi dosen di sebagian besar perguruan tinggi semata-mata hanya dinilai dari kemampuan akademik yang diejawantahkan melalui indeks prestasi. S~telah itu, maka jadilah si calon dosen tersebut mengajar, membimbing, meneliti, dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Selama berkarya sebagai dosen, barangkali pernah ikut pelatihan yang terkait dengan pedagogik, seperti Akta V, pekerti (Pelatihan Keterampilan Teknologi Instruksional) dan AA (Applied Approach). Tapi, hanya segelintir dosen yang ikut program tersebut. Di sinilah akan terjadi penilaian semu karena menyertifikasi aplikasi metodologi pengajaran yang sebelumnya tak pernah secara formal dipelajari. Kalau dosen berkemampuan pedagogik baik, itu karena talenta dan intuisi sebagai pendidik. Adapun kompetensi pedagogik yang harus dikuasai meliputi kemampuan. merancang pembelajaran, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan menilai proses dan hasil pembelajaran, kemampuan memanfaatkan hash penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sekiranya dosen yang akan disertifikasi diharuskan mengikuti pelatihan pedagogik dulu, mungkin kendala ini akan tereduksi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen disebutkan bahwa dosen yang akan disertifikasi minimal berkualifikasi magister, pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya dua tahun, dan memiliki jabatan akademik minimal asisten ahli. Di antara dosen di 82 perguruan tinggi negeri WIN), 13,6 persen bergelar doktor, 48,9 persen bergelar magister, 37 persen sarjana, dan 0,37 persen diploma. Secara kesejuruhan terdapat dosen yang tersebar di PTN dan perguruan tinggi swasta. Profesor sesuai dengan kemumpunan ilmunya tak perlu disertifikasi \agi karena sudah dianggap kompeten sehingga 2.500

9 profesor mendapat kehormatan pertama menikmati keistimewaan dari adanya program sertifikasi ini dengan tambahan satu bulan gaji setiap bulan mulai Januari Bagi dosen yang bergelar magister dan doktor harus sabar, tunggu giliran disertifikasi dan urutan siapa yang didahulukan juga belum diatur, apakah asisten ahli, lektor, atau lektor kepala. Sebaliknya, dosen yang hanya bergelar sarjana terpaksa gigit jari karena tak terpilih dalam program sertifikasi dosen ini. Bagi dosen junior, ini akan jadi pemantik untuk studi lanjut ke jenjang magister dan doktor. Bagi dosen senior yang sudah mengabdi bertahun-tahunan memiliki kedalaman dan juga berwawasan keilmuan cukup luas, hanya menjadi penonton. Ini tentu akan menyentuh rasa keadilan. Unsur yang dinilai dalam sertifikasi mencakup penilaian empirikal, yakni berupa bukti yang terkait dengan kualifikasi akademik dan angka kredit dosen sesuai Surat Keputusan Menkowasbangpan No. 38 Tahun Penilaian persepsional adalah penilaian yang dilakukan oleh diri sendiri, mahasiswa, teman sejawat, dan atasan, terhadap empat kompetensi dosen (pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian). Penilaian personal adalah pernyataan dari dosen tentang prestasi dan kontribusi yang telah diberikannya dalam pelaksanaan dan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi. Ketiga komponen penilaian ini disatukan dalam suatu berkas dokumen yang disebut portofolio dosen. Untuk penilaian empirik tak perlu dikhawatirkan karena ada bukti otentiknya. Hal yang rawan subjektivitas adalah penilaian persepsional dan personal yang tolok ukur penilaiannya berbasis semantic differential, yaitu 1 sangat tidak baikl sangat rendah/tidak pernah, 2 tidak baik/rendah/jarang), 3 biasalcukup/kadangkadang, 4 baik/tinggi/sering, dan 5 sangat baik/sangat tinggi/selalu. Penilaian persepsional dan personal yang dilakukan oleh mahasiswa, teman sejawat, atasan, dan diri sendiri adalah semacam pengawasan melekat dari orang-orang yang terkait langsung di sekitar dosen terse but. Penilaian oleh mahasiswa bisa bias jika mahasiswa tersebut, misalnya, membandingkan fasilitas pengajaran di kampusnya yang dipakai oleh dosen yang disertifikasi dengan fasilitas di kampus lain yang lebih baik. Juga bisa bias seandainya mahasiswa tersebut pernah mengambil mata kuliah sebelumnya yang diampu oleh dosen yang disertifikasi dan mendapat nilai jelek sehingga barangkali mahasiswa itu akan memainkan subjektivitasnya dalam memberikan skor. Sumber bias dari penilaian atasan berupa subjektivitas dapat dikesampingkan,

10 sesuai dengan tugas atasan yang rnernbina dan rnengayorni anak buahnya. Bias lainnya bisa rnuncul dari penilaian ternan sejawat yang rnungkin senang rnelihat orang susah dan sebaliknya, atau konflik personallainnya. Penilaian dari lima orang rnahasiswa dan tiga ternan sejawat yang dirahasiakan ini akan dirata-rata. Tetapi, jika ada pencilan penilaian yang sangat berbeda dari yang lain, apakah perlu dielirninir atau tetap dirata-rata? Lernbar deskripsi diri juga disinyalir bisa rnenjadi bias karena bisa saja rnencanturnkan sesuatu yang tidak dilakukan. Di dalarn sertifikasi ini aspek kejujuran yang rnenjadi ukuran integritas seorang dosen juga secara tak langsung diujikan pada pengisian lernbar deskripsi ini. Pada UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasa152, dinyatakan ada tunjangan selain gaji pokok dan tunjangan yang rnelekat pada gaji, yaitu tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan kehorrnatan, tunjangan khusus, dan tunjangan lain-lain. Tunjangan tersebut tidak curna-curna, tapi diberikan berbasis kinerja profesionalisrne yang salah satunya rnelalui unjuk kerja pada sertifikasi ini. Bagi perguruan tinggi badan hukurn rnilik negara, tunjangan lain-lain tersebut seyogyanya akan lebih bervariasi lagi. Upaya pernerintah untuk rnernbenahi kualitas pendidikan rnelalui sertifikasi dosen, akreditasi program studi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN), dan sebagainya periu diapresiasi dan disokong oleh se enap sivitas akadernika. Perbaikan kesejahteraan dosen berbasis kinerja ini diperkirakan akan lebih baik hasilnya daripada hanya rneningkatkan gaji dosen tanpa ada tuntutan konkret peningkatan kornpetensi dan profesionalisrne yang barorneternya bisa diukur. Perbaikan kesejahteraan ini diharapkan dapat rnenguniversitaskan kernbali dosen-dosen yang selarna ini berkiprah di luar, bukan di jalur akadernik, agar kern bali ke core competence-nya sebagai dosen yang profesional, rnurnpuni di bidangnya, dan berbudi luhur. {] Hefni Effendi, Republika, 17 Juli 2008

11 Pusat Informasl dan Humas - Kememerlan Pendldlkan Naslo Gedung C.. Lt. 4. II. lendt:'"", ~,udlrman. laka,t Telepon/fax: (011} 570 I 088, Webslte~ E mall: plh_lt4@vahoo.c:o.ld

Dr Hefni Effendi MPhil Dosen IPB dan Dosen Tamu di Universitas Duesseldorf, Jerman

Dr Hefni Effendi MPhil Dosen IPB dan Dosen Tamu di Universitas Duesseldorf, Jerman Dr Hefni Effendi MPhil Dosen IPB dan Dosen Tamu di Universitas Duesseldorf, Jerman Istilah pedagogik secara etimologi berasal dari kata Yunani paidagogeo. Secara harfiah diartikan membimbing anak. Dalam

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSIONAL DAN PERSONAL/DESKRIPSI DIRI. Disusun Oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. (ASESOR SERTIFIKASI DOSEN PTAI) NIRA:

PENILAIAN PERSEPSIONAL DAN PERSONAL/DESKRIPSI DIRI. Disusun Oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. (ASESOR SERTIFIKASI DOSEN PTAI) NIRA: 1 PENILAIAN PERSEPSIONAL DAN PERSONAL/DESKRIPSI DIRI Disusun Oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. (ASESOR SERTIFIKASI DOSEN PTAI) NIRA: 10210041000044 SERTIFIKASI DOSEN 2 Sertifikasi dosen adalah proses

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana

Lebih terperinci

SOSIALISASI SERDOS 2015 TIM SERDOS DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015

SOSIALISASI SERDOS 2015 TIM SERDOS DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015 SOSIALISASI SERDOS 2015 TIM SERDOS DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015 MENGAPA PERLU SOSIALISASI?? Berdasarkan fakta empiris penyebab ketidaklulusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

SOSI ALI SASI SERTI FI KASI PENDI DI K UNTUK DOSEN

SOSI ALI SASI SERTI FI KASI PENDI DI K UNTUK DOSEN SOSI ALI SASI SERTI FI KASI PENDI DI K UNTUK DOSEN TIM SERDOS DIREKTORAT KARIER DAN KOMPETENSI SDM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 MENGAPA PERLU SOSI ALI SASI?? Berdasarkan fakta

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 B A D A N P E N J A M I N

Lebih terperinci

BEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

BEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI BEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Oleh: Anang Priyanto * Tujuan dikeluarkannya UU Pendidkan Tinggi Meskipun

Lebih terperinci

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penguasaan, pemanfaatan,

Lebih terperinci

PEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TERINTEGRASI (Buku 1)

PEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TERINTEGRASI (Buku 1) 1 PEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TERINTEGRASI (Buku 1) TIM SERTIFIKASI DOSEN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 2 TUJUAN SERDOS 1. Menilai profesionalisme

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI 2017 1 TIM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah melalui pembangunan sumber daya guru, yaitu menciptakan guru yang profesional dalam menjalankan

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER

Lebih terperinci

Secara umum PT/KOPERTIS harus meningkatkan kepedulian terhadap berkas usulan, PEDULI=KARAKTER. 70% kasus di berkas usulan Konsen terhadap keaslian

Secara umum PT/KOPERTIS harus meningkatkan kepedulian terhadap berkas usulan, PEDULI=KARAKTER. 70% kasus di berkas usulan Konsen terhadap keaslian FAKTA PENILAIAN BERKAS OLEH PT/KOPERTIS Secara umum PT/KOPERTIS harus meningkatkan kepedulian terhadap berkas usulan, PEDULI=KARAKTER. 70% kasus di berkas usulan Konsen terhadap keaslian dokumen rendah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (3),

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER

Lebih terperinci

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR PENGANTAR Buku panduan standar pendidik dan tenaga kependidikan ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat keahlian dosen, ratio dosen mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (3),

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG PENGANGKATAN DOSEN TETAP NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA PERGURUAN TINGGI NEGERI DAN DOSEN TETAP PADA PERGURUAN

Lebih terperinci

MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL

MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL Kebijakan Pengembangan Profesi Guru MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL GURU YANG DIHARAPKAN (Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005) Oleh Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email : asyahza@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi modern menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi peningkatan harkat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (3),

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I. UMUM Institut Teknologi Bandung, pertama kali dideklarasikan oleh pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial

Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL Oleh Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email : asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.staff.unri.ac.id Disampaikan pada: Pekanbaru, 2012 1 GURU YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEMIMPIN DAN PENDIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Oleh: Pembantu Rektor II UB

Oleh: Pembantu Rektor II UB Oleh: Pembantu Rektor II UB 1 Dosen : Pendidik profesional dan ilmuwan * Tugas utama : Mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dan Seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di dalam dunia pendidikan, keberadaan guru merupakan salah satu faktor yang signifikan baik dalam peran maupun fungsinya. Guru merupakan bagian komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi) dan mutu proses (teknologi). Demikian juga halnya untuk laman mutu

BAB I PENDAHULUAN. produksi) dan mutu proses (teknologi). Demikian juga halnya untuk laman mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran terhadap mutu produk, baik produk barang maupun produk jasa, merupakan icon tersendiri di abad milenium ini. Tidak terkecuali, tuntutan mutu juga terjadi

Lebih terperinci

kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan

kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan STRATEGI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA AKADEMIK PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDDDDXAN TINGGI (Studi Kasus di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta) BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ProfesiKeguruan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI BAGIAN KE TIGA JENIS PENDIDIKAN TINGGI 1. Pendidikan Akademik 2. Pendidikan Vokasi 3. Pendidikan Profesi Pendidikan Akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar

Lebih terperinci

DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi benar-benar bergantung pada kualitas sumber daya manusia, baik dalam kapasitas individu, keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru di tengah kehidupan masyarakat pedesaan dipandang sebagai sosok yang patut diteladani. Namun bagi guru itu sendiri ditengarai masih banyak yang bekerja sekadar

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Kode Dokumen : Revisi ke : Tanggal : 15 April 2015 Diajukan Oleh Disetujui oleh : Tim Penjaminan Mutu : Direktur Naproni, S. T., M. Kom. NIK. 0106003 SISTEM PENJAMINAN

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEMIMPIN DAN PENDIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SERTIFIKASI DOSEN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA

SERTIFIKASI DOSEN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA SERTIFIKASI DOSEN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA Okezone.com I. PENDAHULUAN Rendahnya daya saing tenaga kerja Indonesia di bursa kerja internasional, terus menjadi perhatian

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN Menimbang : a. Bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS TAMBAHAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER RENCANA STRATEGIS 2012-2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER 2012 RENSTRA PS PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

SAMBUTANBUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT PENDIDIK TANGGAL 15 PEBRUARI 2014

SAMBUTANBUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT PENDIDIK TANGGAL 15 PEBRUARI 2014 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTANBUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT PENDIDIK TANGGAL 15 PEBRUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. YSh : 1. Kepala Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era globalisasi harus dapat memberi dan menfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran No.1689, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. DosenUNHAN. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI TIM BKD KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI 2017 TIM BKD DIREKTORAT

Lebih terperinci

SOSIALISASI PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL

SOSIALISASI PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VIII (BALI, NTB, NTT) SOSIALISASI PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL PROF. NYOMAN SEMADI ANTARA, Ph.D. PENILAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada kondisi sekarang ini, Indonesia memasuki kehidupan era globalisasi yang banyak terjadi perubahan-perubahan. Guna menghadapi tantangan global diperlukannya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG Disusun oleh Nama : Titah Karminasari NIM : 3101409101 Prodi : Pendidikan Sejarah FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ISLAM DAN SISDIKNAS

PENDIDIKAN ISLAM DAN SISDIKNAS PENDIDIKAN ISLAM DAN SISDIKNAS Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Rabu, 13 Mei 2015 1 PENDAHULUAN Indonesia juga memiliki concern yang tinggi terhadap sektor pendidikan, di samping sektorsektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum, semakin

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS Konstantinus Dua Dhiu, 2) Nikodemus Bate Program Studi Pendidikan Guru PAUD, STKIP Citra Bakti, NTT 2) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (3),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan Negara tersebut dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era global ini pendidikan masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

S1 Manajemen. Visi. Misi

S1 Manajemen. Visi. Misi PAGE 1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI S1 Manajemen Visi Menuju Program Studi Sarjana yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikan nilai-nilai lokal dalam mengembangkan ilmu

Lebih terperinci

MENCAPAI STANDAR KOMPETENSI DOSEN DAN MUTU PEMBELAJARAN

MENCAPAI STANDAR KOMPETENSI DOSEN DAN MUTU PEMBELAJARAN MENCAPAI STANDAR KOMPETENSI DOSEN DAN MUTU PEMBELAJARAN Disiapkan untuk Pelatihan Peningkatan Ketrampilan Teknik Instruksional (PEKERTI) Dosen UMY, 28 Februari 2017 Prof. Dr.Eng. Agus S. Muntohar Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, hal ini karena tanpa pendidikan

Lebih terperinci

KUALIFIKASI DAN KRITERIA, TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

KUALIFIKASI DAN KRITERIA, TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG JABATAN AKADEMIK DOSEN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT FUNGSIONAL DOSEN, JAWAB, DAN DOSEN A. Jabatan Akademik, Kualifikasi

Lebih terperinci

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN M. Syaom Barliana Universitas Pendidikan Indonesia L A T A R B E L A K A N G Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata membawa perubahan yang signifikan dan menyeluruh terhadap kehidupan manusia tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN

Lebih terperinci

NASKAH AKADEMIK DAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO

NASKAH AKADEMIK DAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO BUKU-1 PEDOMAN SERTIFIKASI DOSEN NASKAH AKADEMIK DAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA RI 2009 Naskah Akademik & Penyusunan Portofolio I 1 1 1/22/2009, 2:57 PM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

TIM SERDOS DIREKTORAT KARIER DAN KOMPETENSI SDM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017

TIM SERDOS DIREKTORAT KARIER DAN KOMPETENSI SDM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017 SOSIALISASI SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TIM SERDOS DIREKTORAT KARIER DAN KOMPETENSI SDM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017 PEMBAHARUAN SERDOS 2 POTENSI AKADEMIK REKAM JEJAK PRESTASI

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

DASAR HUKUM UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional UU Nomor RI 14 Tahun 2005 ttg Guru dan Dosen PP RI

DASAR HUKUM UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional UU Nomor RI 14 Tahun 2005 ttg Guru dan Dosen PP RI BUKU PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI OLEH: TIM DIREKTORAT KETENAGAAN DITJEN DIKTI DASAR HUKUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg

Lebih terperinci

Jasman Jalil. Penerbit. Jazwa Publishing. PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP

Jasman Jalil. Penerbit. Jazwa Publishing. PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP Jasman Jalil PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP Penerbit Jazwa Publishing 1 PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP Oleh: Jasman Jalil Copyright 2013 by Jasman Jalil Penulis Jasman Jalil Desain Sampul: JJ Azizi Editor:

Lebih terperinci