BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya yang terencana secara sistematis untuk mengoptimalisasi perkembangan anak. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini memiliki peranan penting dalam peletakkan kemampuan dasar dan pengembangan segala potensi yang dimiliki anak. Menurut Yulianti (2010, hlm. 7) Berbagai aspek perkembangan yang dapat dikembangkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini yaitu fisik maupun psikis yang meliputi perkembangan intelektual atau kognitif, bahasa, motorik, dan sosio-emosional. Dari seluruh aspek yang ada, aspek perkembangan kognitif adalah aspek utama yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek yang lain. Terdapat berbagai kemampuan anak dalam bidang kognitif yang harus dikembangkan, mulai dari konsep bentuk, warna, ukuran, pola, bilangan lambang bilangan, huruf, dan sains. Dalam bidang sains, kompetensi dasar yang harus anak miliki adalah mampu mengenal berbagai konsep sederhana tentang kehidupan sehari-hari yang dialaminya. Pengenalan tentang sains hendaknya dilakukan sejak usia dini dengan kegiatan yang menyenangkan dan melalui pembiasaan agar anak mengalami proses sains secara langsung. Hal itu dilakukan agar anak tidak hanya mengetahui hasilnya saja tetapi juga dapat mengerti proses dari kegiatan sains yang dilakukannya. Sains memungkinkan anak melakukan 1

2 2 eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun mati. Suyanto (2008, hlm. 75) berpendapat bahwa selain itu juga dapat melatih anak menggunakan panca inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan peristiwa. Untuk menunjang terjadinya proses tersebut, maka salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalisasikan proses sains anak usia dini yaitu dengan memanfaatkan budaya lokal dalam pembelajaran dengan Etnosains. Menurut Sardjiyo dalam Atmojo (2012, hlm. 116) Pengembangan perangkat pembelajaran sains berpendekatan etnosains diduga sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut karena pendekatan etnosains merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran sains berpendekatan etnosains diyakini dapat merubah pembelajaran dari Teacher Centered Learning menjadi Student Centered Learning, dapat menciptakan pembelajaran kontekstual dan bermakna. Pembelajaran sains berpendekatan etnosains yang mengaitkan pembelajaran dengan budaya masyarakat akan meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya masyarakat tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Kelompok BI di TK Azzahroh, keterampilan proses sains masih rendah. Guru lebih sering menggunakan metode pemberian tugas menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA) dan majalah TK sehingga kurang menarik minat bagi anak. Kurang optimalnya pembelajaran sains pada Kelompok BI di TK Azzahroh juga disebabkan karena aktivitas pembelajaran yang masih terpusat pada guru, konsep sains yang diajarkan pada anak masih bersifat abstrak, dan sulit dipahami karena anak tidak melakukannya secara langsung serta metode dan strategi pembelajaran yang diberikan kurang bervariatif. Anak-anak Kelompok BI di TK Azzahroh secara umum belum dapat menguasai keterampilan proses sains yang meliputi keterampilan dalam melakukan perencanaan kegiatan, melakukan aktivitas eksploratif

3 3 dan menyelidik, mengklasifikasi benda, mengenal sebab-akibat, memecahkan masalah, dan memiliki inisiatif. Hal itu disebabkan karena penggunaan metode pemberian tugas baik LKA maupun majalah TK yang sering diberikan tentunya hanya mampu mengembangkan salah satu dari aspek keterampilan proses sains. Misalnya, dengan melalui kegiatan mencari jejak, yang hanya mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah tetapi belum dapat mengembangkan aspek keterampilan proses sains yang lain. TK Azzahroh juga belum pernah menggunakan pendekatan ethnosains dalam pembelajaranya. Data yang diperoleh dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25 April 2017 dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains ada anak yang kurang dalam mengoptimalkan keterampilan proses sainsnya. Yulianti (2010) menyatakan bahwa mengenalkan sains kepada anak dapat dilakukan dengan mengamati dan menyelidiki fenomena di lingkungan sekitar, anak dapat diajak belajar sains melalui berbagai macam benda, misalnya air, kertas, tanah liat, daun-daunan dan pohon sekitar sekolah dan sebagainya (hlm. 26). Salah satunya yaitu mengenal bunyi. Mengenal bunyi kepada anak usia dini dalam pembelajaran sains untuk optimalisasi proses sains anak usia dini dengan pendekatan Etnosains Kegiatan yang dapat dikembangkan di TK dengan pembelajaran sentra seni yaitu : asal bunyi dan sifat-sifat bunyi. Salah satu kegiatan yaitu sifat-sifat bunyi. Bunyi memiliki beberapa sifat yang dapat dieksperimenkan untuk anak sehingga anak akan mengerti mengenai sifatsifat bunyi tersebut. Mengenal bunyi dengan pendekatan Etnosains yang memanfaatkan potensi lingkungan setempat khususnya budaya lokal dengan salah satu kesenian rampak begug. Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Kelompok BI di TK Azzahroh, maka peneliti ingin meningkatkan kemampuan proses sains anak dengan melakukan studi kasus dengan judul Pendekatan Etnosains

4 4 untuk Optimalisasi keterampilan proses sains anak usia dini (Studi Kasus Mengenal Bunyi dengan Alat Musik Angklung) B. RumusanMasalahPenelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada peneilitian ini yaitu : 1. Bagaimana profil keterampilan proses sains anak usia dini di TK Azzahroh Kota Serang? 2. Bagaimana pendekatan Ethnosains dalam pembelajaran proses sains anak usia dini di TK Azzahroh Kota Serang? 3. Bagaimana optimalisasi keterampilan proses sains anak usia dini dengan menggunakan pendekatan Ethnosains di Kelompok BI di TK Azzahroh kota Serang? C. TujuanPenelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk membantu anak Kelompok BI di TK Azzahroh yang diduga mengalami kesulitan dalam mengoptimalkan keterampilan proses sains. Adanya penelitian ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menangani masalah tersebut. 2. Tujuan Khusus Tujuan Khusus pada penelitian ini yaitu a. Untuk mengetahui profil keterampilan proses sains anak usia dini di TK Azzahroh Kota Serang. b. Untuk menggambarkan pendekatan Ethnosains dalam pembelajaran proses sains anak usia dini di TK Azzahroh Kota Serang. c. Untuk menganalisis optimalisasi keterampilan proses sains anak usia dini dengan menggunakan pendekatan Ethnosains di Kelompok BI di TK Azzahroh kota Serang.

5 5 D. ManfaatPenelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan mengembangkanya dalam kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan etnosains dalam mengoptimalisasikan keterampilan proses sains anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengoptimalisasikan keterampilan sains anak usia dini dengan mengenal budaya lokal. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya mengoptimalisasikan keterampilan anak usia dini dan sebagai upaya untuk menindaklanjuti sekolah berbasis kearifan budaya lokal yang telah diamanahkan oleh pemerintah c. Bagi Sekolah atau Lembaga Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mengoptimalisasikan proses sains anak usia dini, sehingga semua alat dan sumber belajar yang ada disekolah dapat dioptimalkan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi pelaksanaan Sekolah Berbasis Kearifan Lokal