BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasi

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasi organ didalamnya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa ± 2 m 2 dengan berat kira-kira 16% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Tortora & Perrickson, 2009). Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai pelindung, pengantar raba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan (Setiabudi, 2008). Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya, faktor lingkungan dan kebiasaan hidup sehari-hari. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit (Faulkner, 2008). 1

2 2 Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, berdasarkan prevalensi 10 penyakit terbanyak pada masyarakat Indonesia, penyakit kulit dan jaringan subkutan menduduki peringkat kedua setelah infeksi saluran pernapasan akut dengan jumlah kasus atau 3,16% (Bahar, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya pertumbuhan jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik, dan faktor sosio-ekonomi yang kurang memadai (Harahap, 2000) Hasil studi Fernawan (2008), penyakit kulit sering menyebar dalam anggota keluarga, satu asrama, kelompok anak sekolah, pasangan seksual bahkan satu kampung atau desa. Menurut hasil dari analisa Pelayanan Kesehatan (yankes) Puskesmas Sidorejo Kidul (2009), penyakit kulit termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit yang sering dan banyak dialami warga Kecamatan Tingkir. Penyakit ini menduduki peringkat keempat di Kecamatan Tingkir setelah gangguan saluran pernafasan, gangguan saraf otot, dan hipertensi.

3 3 Hasil observasi selama praktek di Puskesmas Sidorejo Kidul selama dua minggu, penulis melihat banyaknya warga yang datang bersama keluarga dengan keluhan penyakit kulit. Dalam satu hari jam praktek, rata-rata ada 2 keluarga yang datang dengan keluhan penyakit kulit. Setelah dilakukan wawancara dengan petugas Puskesmas yang bertugas di daerah Kalibening pada hari Rabu, 19 Februari 2014, petugas mengatakan ada banyak penduduk yang mengalami penyakit kulit di daerah Kelurahan Kalibening. Penyakit kulit menduduki peringkat kedua setelah gangguan saluran pernafasan (batuk dan pilek), dikarenakan sifat penyakit kulit yang mudah menular. 1.2 Rumusan Masalah Peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu : faktor-faktor apa yang dominan menyebabkan terjadinya penyakit kulit menular pada warga Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir, Salatiga. 1.3 Batasan Masalah Peneliti membatasi penelitian ini pada faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit kulit khususnya penyakit kulit menular pada warga kelurahan Kalibening yaitu faktor jenis

4 4 kelamin, usia, frekuensi terserang penyakit kulit (gatal-gatal), kebersihan diri, sanitasi lingkungan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menghitung prevalensi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penykit kulit menular pada warga Kelurahan Kalibening, Salatiga. 2. Mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya penyakit kulit menular pada warga Kelurahan Kalibening, Salatiga. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini secara praktis sebagai berikut : 1) Bagi Masyarakat Memberikan informasi bagi warga Kelurahan Kalibening, Salatiga tentang faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi terjadinya penyakit kulit (gatal-gatal) sehingga dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan kesehatan kulit dan meminimalis faktor yang mempengaruhi.

5 5 2) Bagi Profesi Keperawatan Memberikan sumbangan pemikiran tentang pengembangan ilmu keperawatan khususnya dalam pengembangan kesehatan komunitas. 3) Bagi Instansi Kesehatan Memberikan gambaran kesehatan komunitas agar pelayanan kesehatan dapat terus ditingkatkan.