BAB 1 PENDAHULUAN. sangat sentral dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. sangat sentral dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi ukuran utama suatu bangsa dikatakan sebagai bangsa yang memiliki kesejahteraan tinggi, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat sentral dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan selalu berkembang seiring perubahan zaman demi terciptanya sumber daya manusia yang lebih berkualitas agar dapat terwujudnya bangsa yang sejahtera. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menghadapi tantangan kehidupan dan berkemampuan secara proaktif untuk penyesuaian diri pada perubahan zaman (Marjan dkk., 2014:1-12). Perkembangan dalam dunia pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dijalani demi tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Agustina dan Fitrayanti, 2012:1). Tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana yang dimuat dalam Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional salah satunya adalah usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa pendidikan 1

2 2 yang baik, bangsa Indonesia sulit mewujudkan tujuan yang tersebut. IPA merupakan salah satu mata pelajaran dikaitkan dengan kecerdasan bangsa yang memiliki peranan besar dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya (Trianto, 2014:136). Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam. Tujuan pembelajaran fisika menurut BNSP (2006:160) adalah membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, memupuk sikap ilmiah, mengembangkan pengalaman, kemampuan bernalar dan berpikir dan menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan. Pembelajaran fisika juga diharapkan berlangsung sesuai dengan kondisi ideal dari pembelajaran yakni terjadinya interaksi dua arah antara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Tujuan dalam pembelajaran fisika dapat diwujudkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengembangkan bahan ajar yang inovatif. Berdasarkan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses dijelaskan bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi.

3 3 Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Satu elemen penting dalam RPP adalah sumber belajar, sehingga guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau asal atau belajar seseorang (Ramayulis, 2010:213). Sumber belajar paling utama dalam islam adalah Al-Quran dan sunnah yang menjadi petunjuk dari segala aspek-aspek kehidupan manusia baik didunia maupun diakhirat. Kedudukan Al-Qur an sebagai sumber belajar paling utama dijelaskan dalam Q.S An-Nahl/16: 64: Artinya: dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(q.s. Al-Nahl/16: 64) Al-Maraghi (1974:147) menjelaskan bahwa tafsir Q.S Al-Nahl/16:64 adalah Al-Qur an merupakan hakim diantara manusia mengenai apa yang mereka perselisihkan, dan Al-Qur an adalah petunjuk bagi manusia menuju jalan yang lurus. Kedudukan Al-Qur an dan sunnah, sebagai sumber belajar paling utama juga dijelaskan dalam Hadis Rasulullah SAW: ن ن ك س ك س كم ب ا ن كم ن ك ب ن ك ن بضل كوا نم ن نم ن ك س ك ب ب به نم ب ن نا ب ن س ن ن ن ب ي ب. Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan

4 4 tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa kita Allah dan Sunnah Rasul-Nya.(HR. Malik) Firman Allah SWT dalam Q.S An-Nahl/16:64 dan hadis Rasulullah SAW tersebut menggambarkan secara jelas bahwa Al-Qur-an dan Sunnah merupakan sumber pokok untuk belajar namun juga terdapat sumber tambahan dalam belajar karena yang dikatakan sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Sumber tambahan tersebut adalah segala ciptaan Allah SWT yang ada dilangit dan dibumi. Sumber tambahan tersebut diantaranya manusia, situasi belajar, mass media, alat dan perlengkapan mengajar, aktivitas, alam lingkungan, perpustakaan dan bahan pengajaran seperti bahan ajar cetak, film dan lain-lain (Ramayulis, 2010:215). Salah satu bagian dari sumber belajar tambahan yang memiliki peranan penting dalam terwujudnya tujuan pendidikan adalah bahan ajar. Proses pembelajaran membutuhkan bahan ajar sebagai salah satu bagian dari sumber belajar yang membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Septiani dkk., 2013:360). Proses belajar mengajar akan berjalan aktif, efektif, kreatif, menarik dan menyenangkan bila didukung dengan tersedianya bahan ajar (Ulfah dkk., 2013:240). Mutu pembelajaran masih rendah ketika guru hanya terpaku pada bahan ajar yang konvensional tanpa ada kreatifitas untuk mengembangkan bahan ajar tersebut secara inovatif. Bahan ajar konvensional adalah bahan ajar tinggal pakai, tinggal beli, instan serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusun sendiri (Ramadani dkk., 2014:98).

5 5 Hilwa dkk. (2014:193) menyatakan bahwa, Berbagai macam usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika diantaranya pengembangan kurikulum, metode, strategi, perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan profesionalisme guru melalui pelatihan, sertifikasi guru, serta inovasi berbagai pendekatan, dan model pembelajaran. Namun kenyataannya dalam pembelajaran fisika pencapaian kompetensi peserta didik masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM), aktivitas belajar peserta didik masih perlu ditingkatkan, dan inovasi pembelajaran masih perlu dikembangkan. Persoalan yang terjadi saat ini adalah kebanyakan guru tidak mengembangkan bahan ajar sendiri melainkan membeli dari agen buku. Padahal bahan ajar dari agen tersebut kurang sesuai dengan kurikulum yang digunakan dan kondisi sekolah serta kondisi peserta didik. Berdasarkan hasil observasi dikelas X IPA MAN Salido diperoleh informasi bahwa bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran berupa buku cetak dan LKS yang hanya berisikan materi, contoh soal dan evaluasi tanpa memberikan serangkaian aktifitas kepada peserta didik dalam mengkonstruk pengetahuan. Hal ini disebabkan karena minimnya akses internet dan keterbatasan biaya yang membuat guru memakai bahan ajar yang ada. Dari hasil wawancara dengan peserta didik kelas X IPA MAN Salido diperoleh informasi bahwa sebagian peserta didik menganggap bahwa fisika itu sulit dan identik dengan rumus, peserta didik merasa kesulitan mencari sumber belajar yang sesuai dengan pembelajaran, kesulitan dalam belajar aktif dan mandiri serta mengaku merasa

6 6 bosan dengan pelajaran fisika. Dari hasil wawancara dengan guru fisika MAN Salido diperoleh informasi bahwa disekolah tersebut belum tersedia bahan ajar yang sudah dikembangkan dan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang direkomendasikan oleh K-13 sedangkan dari aspek keadaan peserta didik terjadinya penurunan perhatian, motivasi dan minat belajar yang semakin lama justru semakin berkurang. Selain itu pencapaian kompetensi fisika masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum seperti yang terlihat pada tabel 1.1. Tabel 1. 1 Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester I Mata Pelajaran Fisika Kelas X IPA MAN SalidoTahun Pelajaran 2016/2017 Persentase Ketuntasan Peserta Didik Jumlah Nilai Tuntas Belum Tuntas Kelas Peserta Didik Rata- Rata Jumlah Peserta Persentase (%) Jumlah Peserta Persentase (%) Didik Didik X IPA X IPA X IPA Sumber. Guru Mata Pelajaran Fisika Tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata fisika masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75,00 ini mengindikasikan bahwa pencapaian kompetensi fisika ranah kognitif masih rendah dan motivasi belajar peserta didik masih perlu ditingkatkan. Menyikapi permasalahan tersebut peneliti tertarik mengembangkan sebuah bahan ajar berupa lembar kerja peseta didik (LKPD) yang dapat dapat memfasilitasi peran peserta didik dalam pembelajaran. Pemilihan lembar kerja peseta didik (LKPD) sebagai bahan ajar yang dikembangkan karena LKPD merupakan wadah yang tepat untuk melakukan aktifitas pembelajaran. LKPD menjadikan peserta didik tidak hanya membaca materi untuk memahami suatu

7 7 konsep, melainkan melakukan aktifitas yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan untuk mendapatkan atau menerapkan konsep yang diinginkan (Ladyana dkk., 2014:397). LKPD merupakan salah jenis dari bahan ajar cetak yang terdiri dari lembar-lembar kertas berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Lembar kegiatan peserta didik berfungsi sebagai alat untuk memberikan pengayaan terhadap hasil belajar, karena pekerjaan yang dibuat dapat memperluas dan memperkaya materi pembelajaran yang dipelajari (Hilwa dkk., 2014:194). LKPD yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Penelitian sebelumnya sudah ada yang mengembangkan LKPD berbasis inkuiri terbimbing namun pada penelitian ini terdapat beberapa inovasi dari penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah perangkat pembelajaran fisika yang dikembangkan oleh Chodijah, dkk tahun 2012 dengan menggunakan model guided inquiry. Salah satu perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS khusus pada materi gerak melingkar semester 1 kelas X SMA. Selanjutnya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor oleh Astuti & Setiawan tahun 2013 penelitian ini khusus mengembangkan LKS pada materi suhu dan kalor kelas VII SMP. Selanjutnya adalah LKS berbasis Inkuiri Terbimbing yang dikembangkan oleh Wahyuningsih, dkk tahun 2014,

8 8 LKS yang dikembangkan khusus membahas materi hidrolisis garam untuk SMA/MA. Beberapa hasil penelitian yang sudah ada ini membuat penulis tertarik untuk mengembangkan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dengan membuat sebuah inovasi dari penelitian sebelumnya. Penulis ingin melakukan sebuah inovasi dari segi penyajian materi, pemberian pesan-pesan keagamaan dan pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing khusus untuk K-13 Madrasah Aliyah. LKPD berbasis inkuiri terbimbing merupakan LKPD yang penyusunannya didasarkan pada sintak model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model inkuiri terbimbing sesuai dengan kondisi ideal yang dituntut dalam pembelajaran yakni interaksi dua arah antara guru dan peserta didik (Putra, 2013:39). Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing materi yang disajikan guru bukan saja diberikan dan diterima oleh peserta didik, tetapi peserta didik diupayakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka menemukan sendiri konsep-konsep yang direncanakan oleh guru. Dengan inkuiri terbimbing peserta didik diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Sedangkan tujuan utama model inkuiri terbimbing adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memcahkan masalah secara ilmiah (Asmawati, 2016:3). Pemilihan model inkuiri terbimbing juga didasarkan atas kelebihan dari inkuiri terbimbing. Model inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan oleh K-13. Pemilihan jenis inkuiri

9 9 terbimbing cocok digunakan untuk tingkat SMA/MA dikarenakan inkuiri terbimbing menyediakan lebih banyak arahan untuk peserta didik yang belum siyap untuk menyelesaikan masalah dengan inkuiri tanpa bantuan karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan atau belum mencapai tingkat perkembangan kognitif yang diperlukan (Asmawati, 2015:7). Selain itu pemilihan model inkuiri terbimbing juga di dasarkan pada karakteristik dari mata pelajaran fisika sebagai ilmu pasti, dalam menyelesaikan permasalahan fisika hingga melahirkan sebuah kesimpulan, merujuk pada satu alternatif kesimpulan penyelesaian permasalahan yang benar. Berbeda dengan mata pelajaran sosial yang bisa melahirkan berbagai alternatif kesimpulan dari permasalahan yang diselesaikan. Putra (2013:91) menyatakan bahwa alasan penggunaan model ini adalah dengan menemukan sendiri tentang konsep yang dipelajari, peserta didik akan lebih memahami ilmu, dan ilmu tersebut akan bertahan lama. Sedangkan Bloser dalam Putra (2013:91) mengemukaan alasan rasional penggunaan model inkuiri yakni peserta didik akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains, dan lebih tertarik terhadap sains jika dilibatkan secara aktif dalam melakukan sains. Pemilihan materi LKPD berbasis inkuiri terbimbing didasarkan atas pertimbangan dari karakteristik model pembelajaran inkuiri terbimbing degan materi yang dipilih. Materi momentum, impuls dan tumbukan lebih sesuai untuk kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam sebuah aktifitas dalam penemuan konsep. Selain itu materi momentum, impuls dan

10 10 tumbukan merupakan materi dimana peserta didik sering merasa kesulitan dalam mempelajarinya terutama penerapan hukum kekekalan momentum dan tumbukan. Menyikapi permasalah tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian pengembangan dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Momentum, Impuls dan Tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido B. Identifikasi Masalah Sejumlah permasalahan yang dapat menjadi fokus penelitian yang berhubungan dengan Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Momentum, Impuls dan Tumbukan dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Guru MAN Salido masih memakai bahan ajar konvensional akibat keterbatasan biaya. 2. Peserta didik merasa bosan dan kurang tertarik dengan pelajaran fisika karna belum tersedianya bahan ajar yang menarik. 3. Belum adanya lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis Inkuiri Terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan. 4. Belum adanya LKPD berbasis Inkuiri Terbimbing pada momentum, impuls dan tumbukan yang valid, praktis dan efektif. 5. Hasil belajar peserta didik masih rendah. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

11 11 1. Bahan ajar yang kurang menarik, masih konvesional dan belum tersedianya bahan ajar yang sesuai dengn K-13 sehingga peneliti mengembangkan bahan ajar berbentuk lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis Inkuiri Terbimbing yang dibatasi pada materi momentum, impuls dan tumbukan. 2. Penelitian ini melihat validitas dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan. 3. Penelitian ini melihat praktikalitas dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan. 4. Penelitian ini melihat efektifitas dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan terbatas respon peserta didik. D. Perumusan Masalah 1. Bagaimana mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido? 2. Apakah lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido valid? 3. Apakah lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido praktis?

12 12 4. Apakah lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido efektif? E. Tujuan Penelitian 1. Menghasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido. 2. Mengahasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido yang valid. 3. Mengahasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido yang praktis. 4. Mengahasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan kelas X Madrasah Aliyah Negeri Salido yang efektif. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan digunakan sebagai reverensi baru terkait dengan pengembangan LKPD fisika berbasis inkuiri terbimbing. Selain itu, sebagai langkah praktis mengembangkan ilmu-ilmu pendidikan khususnya pada bidang sains.

13 13 2. Manfaat Praktis Pengembangan bahan ajar LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan diharapkan menjadi alternatif sumber belajar kelas X MA/SMA. Manfaat pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing antara lain: a. Bagi guru, memberi alternatif LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik serta dapat memotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan LKPD fisika yang lain. b. Bagi peserta didik, menggunakan LKPD fisika berbasis inkuiri terbimbing peserta didik lebih termotivasi dan mandiri dalam belajar serta sebagai alternatif dalam penggunaan media pembelajaran yang bermutu dan menarik. c. Bagi peneliti lain, sebagai informasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. G. Spesifikasi Produk Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar yang terdiri atas bahan pelajaran untuk peserta didik dan guru dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Materi yang disampaikan terfokus pada materi momementum, impuls dan tumbukan untuk kelas X dengan spesifikasi wujud fisik dari produk yang dihasilkan adalah berupa bahan ajar. 2. Bahan ajar ini berisi materi dan langkah-langkah dalam melakukan kegiatan.

14 14 3. Akhir kegiatan akan diberikan pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan agar peserta didik dapat menganalisis dan merumuskan kesimpulan. 4. LKPD ini lebih mengarah pada kegiatan-kegiatan dalam mengkonstruk pemahaman sehingga menciptakan pembelajaran yang aktif. 5. LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan memiliki inovasi dalam segi dimunculkannya pesan-pesan islami, teka-teki silang dan beberapa tokoh ilmuan islam yang belum dimiliki oleh peneliti sebelumnya. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Beberapa asumsi yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. LKPD disusun dengan didisain sekreatif mungkin, sehingga peserta didik tidak merasa bosan selama proses pembelajaran. b. Peserta didik menjadi lebih terarah dengan LKPD yang telah dikembangkan. c. Peserta didik sebagai subyek penelitian dalam proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan. 2. Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan, adapun keterbatasan penelitian akan dijelaskan sebagai berikut: a. Pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan.

15 15 b. Pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan hanya digunakan oleh peserta didik kelas X IPA 3 MAN Salido. c. Materi yang dikaji dalam pengembangan LKPD ini hanya membahas momentum, impuls dan tumbukan. d. Tingkat keefektifan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan dibatasi melihat efektifitas penggunaan LKPD terhadap respon peserta didik. e. Pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi momentum, impuls dan tumbukan menggunakan model 4-D. 3. Defenisi Operasional a. Pengembangan adalah aplikasi sistematis dari pengetahuan atau pemahaman yang diarahkan pada produksi bahan yang bermanfaat, perangkat, dan sistem atau metode, termasuk desain, pengembangan dan peningkatan prioritas serta proses baru untuk memenuhi persyaratan tertentu. b. Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan guru atau bersumber dari buku teks kemudian peserta didik bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan intensif guru. c. Momentum merupakan besaran vektor yang memiliki nilai dan arah atau secara matematisnya dinyatakan dengan hasil perkalian antara massa dan kecepatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa melalui peserta didik agar menjadi manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan syarat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. UU nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), baik itu di dalam maupun di luar ruang kelas. Dalam KBM seorang pendidik akan selalu berusaha

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut semua pihak untuk meningkatkan pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan untuk berpola pikir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa, karenanya kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan pendidikannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sebelumnya, pendidikan di Indonesia belum berkembang dan belum mencapai tujuan yang berarti. Hal ini terlihat dari kegiatan administrasi sekolah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan tentang dasar, fungsi dan tujuan sisdiknas yaitu sebagai berikut: Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan dan tolak ukur kemajuan sumberdaya manusia. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang baik akan mendatangkan kemajuan pada suatu bangsa itu sendiri baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun agama. Semua berawal dari pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas hasil pendidikan, khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, maka ilmu pengetahuan dan teknologi pun menjadi semakin pesat. Kemajuan tersebut dapat terealisasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas meliputi kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia tersebut bergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an menganjurkan manusia untuk beriman dan berilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al- Mujadalah ayat 11: ي أ ه ي اا ذ ل ي ن ا م ن و ا ا ذ اق

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan dewasa ini menuntut penyesuaian dalam segala faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya persaingan dunia yang semakin ketat mengharuskan perbaikan kualitas sistem pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun. Perbaikan sistem pendidikan tak lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dulu sampai sekarang, pendidikan memegang peranan penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok masyarakat. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi pada masa sekarang ini pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Seseorang tanpa pendidikan dianggap tidak mampu memasuki era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan Nasional secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Manusia berkualitas diharapkan harus mampu memahami ilmu dalam bidang tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran fisika mempunyai peranan besar dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga dunia pendidikan di Indonesia diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di semua sekolah. Salah satu alasan penyusunan kurikulum 2013 adalah memberi kesempatan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majunya suatu Negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya. sistematis untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Majunya suatu Negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya. sistematis untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cerminan suatu negara dilihat dari bagaimana pendidikannya diselenggarakan. Pendidikan harus diselenggarakan dengan baik sebab pendidikan memiliki peranan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam peningkatan daya saing suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan. Pendidikan yang berorientasi pada kualitas ini menghadapi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah bangsa yang besar bukanlah bangsa yang banyak penduduknya, tetapi bangsa yang besar adalah jika elemen masyarakatnya berpendidikan dan mampu memajukan negaranya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Allah SWT. Menjadikan manusia sebagai Khalifah di muka bumi yang ditugaskan untuk mengelola dan mengatur alam dengan segala isinya serta

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional pada hakekatnya diarahkan pada pembangunan Indonesia seutuhnya yang menyeluruh. Salah satu usaha untuk menciptakan manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan, upaya tersebut harus dilakukan secara menyeluruh mencakup berbagai perkembangan aspek/dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan teori-teori baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang berkembang pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan penting dan sarana demi memajukan pembangunan negara. Pendidikan menjadi tuntutan wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan masa depan bangsa, karena dari pendidikan diharapkan mampu memberdayakan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern menuntut setiap negara harus siap dalam menghadapi perkembangan yang semakin maju, salah satunya dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan tujuan kehidupan berbangsa yang aman, damai dan sejahtera. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Dunia pendidikan merupakan salah satu dari aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran baik secara formal, maupun non formal. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, era globalisasi menuntut manusia untuk dapat menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini harus dilakukan agar seseorang dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal. Pendidikan merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif, konteksual dan komprehensif dalam menjawab sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di sekolah dasar sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa. Berbagai kajian diberbagai negara menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zainal Arifin mengatakan bahwa arti pendidikan secara istilah adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kualitas kehidupan tersebut akan sangat ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berada pada zaman yang serba modern seperti saat ini membuat manusia semakin mudah untuk mengakses berbagai informasi yang semakin lama semakin terbuka. Hal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh : PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA, GERAK DAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TOYS DAN TRICK SISWA KELAS V SDN BANGKLE 05 KEC. BLORA KAB. BLORA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur, senantiasa melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan akan terlaksana apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung secara terus menerus selama individu itu hidup. Bagaimana juga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1..1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945, secara fundamental merupakan pernyataan dan tekad untuk membangun bangsa. Salah satu wujud nyata yang harus ditempuh dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]: ي ا أ ي ه ا آم ن وال إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ي ل م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل ه ل ك م و إ ذ ا ق يل ان

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk pribadi manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Merujuk dari tujuan Sisdiknas tersebut maka tujuan pendidikan sekolah dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan IPTEK yang terus menerus berkembang membawa manusia pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus mengembangkan diri agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia di dunia ini adalah sebagai wakil Allah SWT, sebagai pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka bumi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE Nurul Hidayah, Zainuddin, Andi Ichsan Mahardika Program Studi

Lebih terperinci