175 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "175 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016"

Transkripsi

1

2 175 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016

3 Berdasarkan UndangUndang Nomor 1 Tahun 2003 Kabupaten Halmahera Timur merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Tengah di Provinsi Maluku Utara, dengan Maba sebagai ibukota kabupaten. Secara astronomis, Kabupaten Halmahera Timur terletak antara oo 35' 00" Lintang Utara 00 40' 00" Lintang Selatan dan " BujurTimur ' 00" BujurTimur. Adapun Kabupaten Halmahera Timur memiliki batasbatas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Teluk Kao (Kabupaten Halmahera Utara) Sebelah Timur : Teluk Buli dan Laut Halmahera/Samudra Pasifik Sebelah Selatan : Kabupaten Halmahera Tengah Sebelah Barat : Kabupaten Halmahera Barat Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara,

4 Tabel 7.1. Luas Wilayah Dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Halmahera Timur, 2016 Luas Wilayah (Km2) 308,40 Jumlah Desa Wasile Timur Kecamatan Wasile 483,95 7 Maba Wasile Tengah Maba Selatan Maba Tengah Wasile Utara Kota Maba Maba Utara Wasile Selatan Sumber: Kabupaten Halmahera Timur Dalam Angka, ,50 474,90 485, , , ,59 835, , B. Geografis 1. Topografi Topografi wilayah bervariasi dari berombak, berbukit, bergelombang hingga bergunung dengan kemiringan bervariasi dari o % hingga lebih dari 40 Adapun pantai Kecamatan Maba antara Teluk Lili (Desa Dorosagu) di timur hingga hampir ketanjung Makali (Desa Wayamli) didominasi oleh lereng dengan kemiringan 225%. Hampir seluruh pantai Desa Buli memiliki kemiringan 02 %. Daerah pantai Kecamatan Maba Selatan dari perbatasan dengan Kecamatan Maba hingga sekitar perbatasan Desa Gotowasi didominasi oleh kemiringan sebesar 1540 Vo. Kemiringan 02 % dijumpai pada daerah pantai Desa Pateley dan Desa Loleolamo. Sisanya memiliki kemiringan 215 %, termasuk seluruh pedalaman Desa Soa Gimalaha hingga Desa Bicoli. Sebagian besar pedalaman 'kaki' timur Puku Halmahera memiliki kemiringan 1540 %. 177 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016

5 2. Iklim dan Cuaca Kabupaten Halmahera Timur memiliki iklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh angin laut. Suhu ratarata per tahun adalah C. Curah hujan ratarata sekitar 2,500 mm/tahun dengan jumlah hari hujan sekitar hari. Daerah Barat kabupaten memiliki curah hujan yang yang lebih tinggi dan semakin ke timur curah hujannya semakin kecil. Memiliki dua musim angin yaitu musim Utara (OktoberMaret), Pancaroba (April), Musim Selatan (AprilSeptember) yang diselingi angin Timur dan pancaroba pada bulan September. 3. Kondisi Geologi Mandala geologi Halmahera Timur Menurut Supriatna (2980) meliputi lengan timur laut, lengan tenggara, dan beberapa pulau kecil di sebelah timur Pulau Halmahera. Morfologi mandala ini terdiri dari pegunungan berlereng terjal dan torehan sungai yang dalam, serta sebagian mempunyai morfologi karst. Morfologi pegunungan berlereng terjal merupakan cerminan batuan keras. Jenis batuan penyusun pegunungan ini adalah batuan ultrabasa. Morfologi karst terdapat pada daerah batu gamping dengan perbukitan yang relatif rendah dan lereng yang landai. C. Kependudukan Penduduk Kabupaten Halmahera Timur pada tahun 2015 berdasarkan data statistik daerah Kabupaten Halmahera Timur tahun 2016 sebanyak jiwa yang terdiri dari lakidan perempuan dibandingkan dengan proyeksi tahun 2014, penduduk Halmahera Timur mengalami pertumbuhan sebesar 2.74 persen. Kepadatan penduduk di Kabupaten Halmahera Timur tahun 2015 mencapai 13 jiwa /km2. Kepadatan penduduk di 10 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Wasile Utara dengan kepadatan sebesar 24 jiwa/km2 dan terendah di kecamatan Wasile Selatan sebesar 6 jiwa/km2. Berdasarkan komposisi jenis kelamin lakilaki dan perempuan, maka penduduk Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2015 per kecamatan menunjukkan bahwa jumlah rasio penduduk lakilaki lebih besar (52%) dari rasio jumlah penduduk perempuan (48%). Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara,

6 D. Pariwisata Daya Tarik Wisata Alam Kabupaten Halmahera Timur memiliki potensi alam yang banyak menawarkan keanekaragaman DTW, baik bersifat alam (bahari, pantai, air terjun, teluk dan gunung api) maupun budaya (heritage dan living culture) yang dapat dikembangkan menjadi DTW yang layak diperhitungkan untuk dikunjungi, karena keindahan alamnya dan atraksi budaya yang mempesona. Bagi wisatawan yang menyukai kegiatan wisata bahari dan penyelaman bawah laut (diving), selancar (ski air), snorkeling, memancing (fishing) beranekagaram ikan, berenang (swimming) dan berjemur (sunbathing), Kabupaten Halmahera Timur merupakan salah satu pilihan untuk dikunjungi karena daerah ini memiliki banyak pulaupulau yang memiliki potensi bahari yang cukup beranekaragam dengan hamparan pasir putih halus (misalnya Pulau Tengah, Pulau To, Pulau Paniki, Pulau Lewi dan lain lain) Pantai Wasile Pantai wasile merupakan salah satu obyek yang mempunyai potensi alamiah berupa hamparan pasir putih yang berkilauan. selain itu, memiliki panorama alam laut yang indah, laut yang biru dan juga pepohonan di sepanjang pesisir pantai. selain berbagai potensi tersebut, panatai ini juga mempunyai kekayaan ragam biota laut seperti aneka jenis ikan, binatang alut dan rumput laut. pantai wasile terletak di Desa Saramaake Kecamatan Wasile Selatan dan dapat di capai dengan angkutan darat + 30 menit dari Kota Maba. 179 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016

7 2. Pantai Jara Jara Pantai jara Jara terletak di Desa Jara Jara. Pantai yang indah dengan pasir putih tampak berkilauan jika terkena sinar matahari, apalagi pada saat air surut. Pantai yang landai dan tidak dalam cukup aman terutama bagi anak anak yang berenang. Pantai ini juga memiliki pecahan ombak, sehingga cocok bagi pecinta sky air. Untuk menuju ke pantai ini dapat melalui jalur laut melalui jalur laut melalui ibu kota Kabupaten sehingga kita dapat menyaksikan panorama alam sekitarnya berupa tebingtebing batu yang menjulang tinggi di sepanjang Tanjung JaraJara. Pantai JaraJara dapat dicapai dengan menggunakan angkutan darat dari Kota Maba. 3. Pantai Tapolo Gotowasi Pantai Tapalo Gotowasi terletak di Desa Gotowasi Kecamatan Maba Selatan. Pulau ini oleh masyarakat Gotowasi disebut dengan Pulau Sikekel, karena di pulau ini telah ada burung Sikekel sejak zaman dulu. Berdasarkan peta Belanda 1923, pulau ini diberi nama pulau Tapalo. Tapalo dalam bahasa Gotowasi artinya disamping atau sebelah. keunikan dari pulau ini pada musim selatan banyak didatangi burung Nuri, selain itu juga ditumbuhi pohon bakau sebagai tempat bertelurnya ikan dan tempat berkembangnya siput (kerang) yang beraneka ragam, sehingga Tapalo cocok dijadikan sebagai tempat wisata kuliner. Pantai ini dapat di tempuh dengan kendaraan darat dari Kota Maba. Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara,

8 4. Pantai Sangaji Pantai Sangaji terletak di Desa Sangaji Kecamatan Maba. Pantai yang melandai dengan panjnag ± 2 km dengan pasir yang begitu indah. Dari pantai ini juga kita dapat menikmati pemandangan pulaupulau di depannya seperti pulau Mobon. Untuk menuju ke pulau ini cukup dengan berjalan kaki pada saat pasang surut. Pantai ini sering dijadikan tempat yang sakral karena terdapat jere (kuburan tua) yang sering dikunjungi ketika seseorang akan melaksanakan ibadah haji. Disamping itu saat air surut pantainya bisa dinikmati oleh anakanak untuk bermain bola. 5. Pantai Pulau Paniki Pulau Paniki tidak berpenduduk dan terletak di Maba Selatan. Kawasan pulau ini sangat cocok bagi wisatawan karena memiliki pasir putih sepanjang pulau, disampaing itu pulau ini juga cocok untuk menyelam sambil menikmati panorama terumbu karang yang indah. Keunikan dari pulau ini adalah terdapat banyak kelelawar sehingga penduduk di sekitar menamakan Pulau Paniki atau kelelawar. Pulau Paniki dapat dicapai dengan menggunakan speedboat dari Kota Maba dengan jarak tempuh 30 menit. 6. Pulau Lewi 181 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016 Pulau Lewi terletak di Maba Selatan. Penduduk di sekitarnya menamakan Pulau Lewi karena di pulau ini banyak ditumbuhi pohon cemara. Pulau seluas ± 1,5 m2 merupakan kawasan yang cocok untuk memancing, berenang, berjemur dan menyelam menikmati keindahan terumbu karang. Di pulau ini juga terdapat navigasi sebagai tanda bagi orang yang berlayar pada malam hari, tetapi sayangnya saat ini lampu tersebut tidak berfungsi lagi karena tidak di rawat.

9 7. Pulau Tengah Pulau Tengah terletak di Kecamatan Maba Selatan. Karena keberadaan pulau yang terletak di tengahtengah pulau ini memiliki pasir putih yang indah. Pulau ini cocok untuk tempat memancing dan meyelam sambil menikmati indahnya terumbu karang. Seperti halnya pulaupulau di sekitarnya, pulau tengah juga tidak berpenduduk. Beberapa lahan di pulau digunakan sebagai kebun kelapa. 8. Pulau To Pulau ini sangat menarik dan unik. Seluruh pantai pulau ini dikelilingi oleh pasir putih apalagi pada saat air surut. Keunikan lain darai pulau ini adalah di tengahtengah pulau hanya ditumbuhi satu pohon ketapang yang menjulang tinggi, sehingga menjadi pemandangan yang sangat mengasyikan. Di samping itu, pulau ini cocok untuk menyelam sambil menikmati panorama terumbu karang yang indah. Pulau To terletak di Kota Maba. Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara,

10 9. Pulau Say Pulau yang indah dan menarik untuk dijadikan tempat rekreasi, karena memiliki pasir putih di sepanjang garis pantai dan ditumbuhi dengan pepohonan yang beraneka ragam. Untuk menuju pulau ini cukup dengan menggunakan speedboat dengan jarak tempuh 15 menit daari Ibukota Kabupaten (Maba). 10. Air Terjun Lembah Ayu Air terjun dengan ketinggian ±10 m dengan memiliki panorama alam yang indah dan masih alami. Tempat ini cocok untuk rekreasi terutama bersama keluarga. Di sekitar air terjun, terdapat sungai dengan bebatuan yang tersusun secara alami sepanjang sungai dan di sekitarnya ditumbuhi pohon yang rimbun dan indah. Bagi pecinta alam dapat dijadikan tempat petualangan apalagi pada malam hari karena udara yang sangat sejuk. Untuk mencapai air terjun bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh ± 25 menit dari Kota Maba. 183 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016

11 11. Air Terjun Tiga Bidadari Air terjun Bidadari terletak di Desa Dakaino Kecamatan Wasile Timur atau sekitar 45 km dari Bandara Buli. Air terjun ini membentuk tangga yang berjumlah sekitar 50 buah sehingga terlihat menarik dan unik. Udara di sekitar air terjun ini sangat sejuk. Saat akan memasuki jalan menuju air terjun Tiga Bidadari kita akan disuguhi panorama alam pedesaan yang asri yaitu berupa hamparan sawah yang terbentang luas dengan latar belakang perbukitan hijau. Air terjun ini terdiri dari bebatuan kapur yang memiliki ketinggian ± 100 meter, lebar atas 8 meter dan lebar bawah ± 20 meter. 12. Air Terjun Cibcebi Air terjun Cibcebi dengan ketinggian 14 meter mengalir ke sungai Waci dan bermuara ke pantai antara dua desa, yaitu Desa Waci dan Tetelei Kecamatan Maba Selatan. Sepanjang perjalanan kita dapat menyaksikan pemandangan di sekitar kali Waci yang ditumbuhi pohon Bakau. Buaya, Gurame dan Bandeng adalah penghuni sungai Waci. Air terjun Cibcebi berjarak ± 7 km dari Waci dengan menggunakan perahu bermotor menyusuri sungai dalam waktu ± 30 menit. 13. Air Terjun Waya Lele Air terjun Waya Lele dengan ketinggian ± 20 meter berada di Desa Yayaul, Kecamatan Wasile Selatan. Tempat ini sangat cocok untuk rekreasi dan camping. Di sekitar air terjun terdapat bebatuan yang tersusun secara alami sepanjang sungai dan disekitarnya ditumbuhi pohon yang rimbun dan indah. kawasan air terjun ini dapat digunakan sebagai tempat petualangan terutama kegiatan panjant tebing. Air terjun ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 km dari Desa Fayaul. 14. Batu Babuah Iga batu Babuah Iga terletak ± 24 km dari desa Iga dan memiliki ketinggian ± 100 meter. Di sekitar batu ini masih ditumbuhi pohonpohon yang besar karena jarang dikunjungi oleh manusia. masyarakat etempat menganggap Batu Babuah Iga ini dalah batu sakral. Bentuk batu ini menyerupai kastil dan tumbuh seperti pohon, sehingga masyarakat sekitar memberi nama Batu Babuah. Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara,

12 Taman Nasional Ake Tajawe Lolobata Taman Nasional AketajaweLolobata adalah sebuah kawasan konservasi. Taman Nasional Aketajawe Lolobata masuk dalam 2 kabupaten 1 kota, yaitu kab. Halmahera Tengah, kabupaten Halmahera Timur, dan Daerah Tidore Kepulauan. Sebelum menjadi kawasan pelestarian alam Taman Nasional Aketajawe Lolobata merupakan kawasan hutan lindung. Potensi yang terdapat di dalam TNIAL adalah potensi flora, fauna, potensi budaya, dan potensi wisata alam. Potensi flora di TNAL terdapat 7 (tujuh) tipe ekosistem, yaitu hutan mangrove, hutan pantai, hutan rawa dataran rendah, vegetasi tebing sungai, hutan hujan dataran rendah, hutan hujan pegunungan, dan padang rumput sub alpin. Ada 2 (dua) jenis tumbuhan pohon yang dilindungi, yakni Kenari (canarium vulgare) dan Agathis (Agathis sp). Akses menuju kawasan Taman nasional Aketajawa Lolobata dapat dicapai melalui desa Patlean, Desa Bilola, Desa Labi Labi, Desa Subaim, Desa Buli, Desa Miaf, Desa Dorosagu, Maba, Dodaga, Desa Akelamo, Sofifi, Oba, Payahe, Weda. Wisata Sejarah 1. Bungker Peninggalan Jepang di Foli Bungker peninggalan Jepang ini memiliki empat pintu masuk. Bungker ini dibuat menyerupai tempat perlindungan dan peristrahata yang didalamnya banyak terdapat loronglorong yang saling terhubung. Tempat ini merupakan salah satu situs sejarah yang digunakan tentara Jepang pada masa perang dunia ke II sebagai tempat persembunyian. Bunker ini terletak di Desa Foli Kecamatan Wasile tengah. 185 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016

13 2. Bunker dan Meriam Hatetabako Bunker ini merupakan peninggalan tentara Jepang berupa benteng yang berada tepat di tepi pantai. Selain itu, dengan berjalan kaki dari pantai sekitar 100 meter terdapat bunker sebagai tempat persembunyian yang tidak kalah menarik karena bunker ini memiliki tujuh pintu. Wisata Budaya Suku Togutil Di belantara hutan Halmahera hingga saat ini masih didiami suku terasing. komunitas terasing ini dikenal dengan nama suku Togutil, namun mereka menamakan diri mereka sebagai suku Tobelo. Mereka hidup secara nomaden di rimbarimba belantara Halmahera di sekitar Desa Akelamo, Desa Jarajara, Desa Waijoi, Des TukurTukur, Buli dan kawasan nasional Aketajawe Lolobata, Kabupaten Halmahera Timur. Suku Togutil hidup pada daerah aliran sungai di pedalaman hutan, jauh dari pemukiman penduduk, namun kini ada beberapa dari suku ini sudah mengenal sedikit peradaban modern dan hidup di kawasan pesisir pantai. Asal muasal suku togutil sampai saat ini tidak diketahui secara pasti, konok kabarnya suku Togutil memiliki campuran darah antara bangsa Portugis dan penduduk asli Halmahera. Suku Togutil sebagian berperawakan tinggi dan besar dengan warna kulit putih dan menggunakan bahasa Tobelo sebagai komunikasi mereka seharihari. mirip dengan suku Togutil, di pedalaman Halmahera Timur juga terdapat suku Lingon yang lebih mirip orang Eropa, tinggi besar, berambut blonde, mata biru dan kulit putih, namun kehidupan suku Lingon jauh lebih liar dan hidup di pedalaman hutan, keberadaan suku Lingon masih misterius. Suku Togutil tidak mengenal peradaban modern. Penutup tubuh mereka masih menggunakan baju kulit dari pohon melinjo dan bertelanjang dada. Ciri khas suku Togutil adalah pria mengikat rambut mereka bagian depan dengan percah kain berwarna merah. Dalam keseharian, mereka biasanya membawa parang, tombak dan panah untuk berburu babi, rusa dan mencari ikan di sungai. makanan pokok mereka adalah sagu dan singkong hutan. Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara,

14 AKSEBILITAS jalan dan jembatan terutama pada jalur terse but sudah selesai dibangun dan dapat dioperasikan. Darat Data RTRW menunjukkan wilayah Kabupaten Halmahera Timur memiliki sejumlah jalan dengan status jalan Provinsi (kolektor primer) dan terpelihara dengan baik. Jalan Kabupaten yang menghubungkan antar Kecama tan dan Desa di seluruh wilayah Kabupaten belum semuanya dalam kondisi yang baik. Jalur SubaimBuliMaba yang merupakan bagian dari trans Halmahera masih terputus di beberapa tempat, baik karena konstruksi jalan yang rusak maupun jembatan yang putus. Sejak Tahun 2004 sudah dimulai upaya perbaikan jaringan jalan dan jembatan dan pada Tahun 2008 seluruh jaringan Transportasi darat di Halmahera Timur meliputi jaringan jalan dan sarana angkutan. Sampai dengan akhir tahun 2012 di Halmahera Timur telah dibangun jalan sepanjang 821,03 km yang terdiri dari jalan aspal sepan jang 218,12 km, jalan kerikil sepanjang 324,49 km, jalan tanah sepanjang 212,42 km dan jalan tidak terinci 66 km. Sedangkan kondisi jalan baik sepanjang 188,32 km, jalan sedang 132,05 km, jalan rusak 243,63 km dan jalan tidak terinci 66 km. Sarana transportasi darat atau moda angkutan yang digunakan oleh pendudukdi Kabupaten HalmaheraTimur bervariasi antara kendaraan berat, kendaraan ringan, dan sepeda motor sebagai angkutan umum, kendaraan pribadi maupun kedinasan. Khusus angkutan umum berupa bus, mikrolet atau truk yang disesuaikan dengan jarak tempuh. Sepeda montor banyak digunakan oleh penduduk khusus untuk jarak tempuh tidak terlalu jauh atau pada kawasan perkotaan. Dalam dukungannya terhadap pariwisata, ketersediaan sarana angkutan di Kabupaten Halmahera Timur sudah cukup memban to memudahkan pergerakan wisatawan. 187 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016

15 Laut Pola penyebaran penduduk di Kabupaten Halmahera Timur terkonsentrasi di sekitar wilayah pesisir dan pantai. Karena itu, sebagian besar kota/desa terletak di sepanjang garis pantai dan hanya dicapai melalui laut. Selain itu, kondisi geografis Pulau Halmahera dan sekitarnya memiliki banyak pulau kecil dengan wilayah pantai yang luas. Hal itulah yang menyebabkan sistem transportasi laut di Kabupaten Halmahera Timur berperan sangat penting, selain dikarenakan sistem transportasi darat yang masih terkendala. Pelabuhan pantai di wilayah Kabupaten Halmahera Timur yang termasuk dalam kategori pelabuhan regional terdapat di Buli dan Subaim. Kondisi pelabuhan pantai yang ada masih merupakan pelabuhan yang sangat sederhana, berupa dermaga/jembatan kayu (jetty) yang dibangun menjorok ke laut dengan ukuran relatif kecil (± 2,5 m). Kapal laut yang yang rutin mengunjungi pelabuhan Buli berasal dari Ternate, Tidore, Gebe dan Tobelo. Pelabuhan Subaim dikunjungi oleh kapal laut dari/menuju Daruba, Tobelo, Manado/ Bitung dan sebagian kecil juga ke Buli. Angkutan laut perintis beroperasi 34 hari sekali (dari Buli) menghubungkan Buli dengan Ibukota kecamatan dan desa lainnya (Mabapura, Maba, Bicoli, Patani) dan ibukota kabupaten lainnya (Weda) dan ibukota provinsi (Sofifi). Jenis angkutan laut yang berkembang di Kabupaten Halmahera Timur antara lain berupa speed boat dan long boat dalam berbagai ukuran. Speed boat digunakan terutama untuk angkutan penumpang dengan kapasitas 1630 orang, sedang long boat digunakan terutama untuk angkutan barang dan lainnya. Udara Bandar udara di Kabupaten Halmahera Timur terdapat di Kota Buli, tepatnya di Desa Pekaulang Kecamatan Maba. Bandar udara Buli mempunyai status sebagai bandar udara perintis dengan panjang x 23 m. Jarak dari bandara ke pusat Kota Buli ± 18 km. Bandara ini beroperasi dengan penerbangan sipil yang dijalankan oleh maskapai Wings Air dengan rute TernateBuli, dan beroperasi 34 kali dalam satu minggu dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara,

16 F. FASILITAS PARIWISATA Tabel. Jumlah Hotel/Penginapan, Kamar, dan Tempat Tidur Menurut Kecamatan di Kabupaten Kabupaten Halmahera Timur, 2016 No. Kecamatan 1 Maba Selatan 3 Maba 2 Kota maba 4 Maba Tengah 7 Wasile Tengah 10 Wasile Selatan Maba Utara Wasile Utara Wasile Timur Wasile Jumlah Sumber: Haltim Dalam Angka, Hotel Penginaan Kamar Tempat Tidur Sarana Akomodasi dan Rumah Makan Jumlah hotel/penginapan di Kabupaten Halmahera Timur selama tahun 2016 tercatat sebanyak 20 unit. Hotel/penginapan tersebut tersebar antara lain di Kecamatan Kota Maba, Maba, Wasile Timr, Wasile dan Wasile Selatan. Jumlah kamar yang tersedia sebanyak 292 kamar. Rata rata kunjungan wisatawan manca Negara ke Kabupaten Halmahera Timur dalam lima tahun terakhir sebanyak 1945 orang. Rumah makan menjadi salah satu jasa penunjang akomodasi di Kabupaten Halmahera Timur selama tahun 2016 tercatat terdapat sebanyak 30 rumah makan/warung makan di Kabupaten Halmahera Timur. 189 Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara, 2016

17 2. Kuliner Kabupaten Halmahera Timur Jenis kuliner di Kabupaten Halmahera Timur merupakan makanan khas Maluku Utara. Kuliner kabupaten Halmahera Timur cukup beragam yang diantaranya jenis makanan laut seperti ikan, kerang bakau, lobster dan kepiting bakau, selain itu juga kuliner khas Halmahera Timur juga pupeda (tepung sagu), nasi jaha (beras ketan bersantan yang dibakar di dalam bambu. Berbagai menu ini disantap pada saat acara acara adat maupun pada cara acara keluarga, kuliner Halmahera timur memiliki rasa yang lezat dan penuh cita rasa nusantara. 3. Usaha Perjalanan Pariwisata Usaha perjalanan wisata di Kabupaten Halmahera Timur mulai tumbuh saat ini. Seiring dengan gencarnya pemda Halmahera Timur melaukan promosi terhadap pariwisata di Kabupaten ini. Umumnya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Halmahera Timur di organize oleh usaha perjalanan wisata di Kota Ternate, selain itu Pemerintah Kabupaten HalmaheraTimur juga telah membanguntourist Information Center dan Dive Center di Kota maba untuk pelayanan pariwisata di Kabupaten Halmahera Timur. 4. Usaha Cinderamata dan Potensi Industri Kecil dan Menengah Usaha cinderamata di Kabupaten Halmahera Timur saat telah mengalami perkembangan yang cukup baik. Cinderamata khas Kabupaten Halmahera Timur yang dikenal yaitu kerajinan anyaman daun pandan, olahan sabuk kelapa berbentuk tas, kopiah dan kerajinan berbahan batok kelapa berbentuk asbak, gayung dan lainlain. Cinderamata anyaman bambu ini masih merupakan produksi rumah tangga masyarakat setempat dan belum dipasarkan dengan baik. Database Pariwisata, Provinisi Maluku Utara,

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS Oleh : Pengendali EkosistemHutan TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Taman Nasional Baluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati: Daya tarik wisata alam Ujung Genteng memang membuat banyak orang penasaran karena keragaman objek wisatanya yang bisa kita nikmati dalam sekali perjalanan, mulai dari pantai berpasir putih, melihat penyu

Lebih terperinci

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN Sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 13 ribu pulau, Indonesia layak disebut sebagai negara dengan potensi bahari terbesar di dunia. Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Wilayah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara pada pertengahan bulan Mei s/d Juni 2011, dengan tujuan untuk; (1) menganalisis

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PAPUMA JEMBER

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PAPUMA JEMBER LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PAPUMA JEMBER Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata di Indonesia tetap bertumbuh walaupun pertumbuhan perekonomian global terpuruk, pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 114 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Aspek pengembangan suatu objek wisata diantaranya meliputi pengembangan tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ordinat 5º- 6º Lintang Selatan dan 131º- 133,5º Bujur Timur dan secara geografis,

BAB I PENDAHULUAN. ordinat 5º- 6º Lintang Selatan dan 131º- 133,5º Bujur Timur dan secara geografis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Langgur merupakan Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara yang terletak di Provinsi Maluku. Secara astronomi Kabupaten Maluku Tenggara terbentang pada ordinat 5º- 6º

Lebih terperinci

Kecamatan Amahai. Pantai Kuako

Kecamatan Amahai. Pantai Kuako Kecamatan Amahai Kecamatan Amahai yang berada pada salah satu pintu masuk ke Kabupaten Maluku Tengah, juga memiliki potensi pariwisata yang handal. Potensi tersebut meliputi wisata budaya, wisata sejarah,

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung Jakarta 2 pulau (Besar dan Kecil) 4,148 jiwa *2010 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai ini sudah didiami penduduk sejak zaman penjajah Belanda. Dalam buku Sejarah

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani 1), Riena F Telussa 2), Amirullah 3) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI Email: urip_rahmani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap

Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap TEMA : Pengembangan Pariwisata (Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap Oleh Kartika Pemilia Lestari Ekowisata menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Kabupaten Kebumen Bidang Pariwisata dan Budaya

Lebih terperinci

Artikel Liburan ke Pulau Pari

Artikel Liburan ke Pulau Pari Artikel Liburan ke Pulau Pari Liburan yang bakal seru bareng keluarga: kakak, adik dan saudara-saudara sepupu ataupun dengan teman-teman, baik teman sekantor sepermainan, sekuliah ataupun teman sekomplex

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata dewasa ini adalah sebuah Negara bisnis. Jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

Kecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa

Kecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa Kecamatan Salahutu Kecamatan Salahutu dengan ibukotanya Tulehu, yang Luas Wilayahnya 151,82 km2 terletak di bagian timur Pulau Ambon dengan 6 buah Negeri. Kecamatan ini memiliki daya tarik wisata yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

MOMERANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR. BAB I Pendahuluan

MOMERANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR. BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Momerandum Program Sanitasi atau MPS adalah dokumen sanitasi yang disusun setelah Kabupaten/Kota selesai melakukan penyusunan dokumen Buku Putih dan Strategi Sanitasi

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap

Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap Cilacap adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki kekayaan wisata alam yang mempesona, deratan keindahan alam seperti pantai - pantai yang cantik

Lebih terperinci

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi 10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki semboyan Torang Samua Basudara yang berarti Kita Semua Bersaudara. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Malinau adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Ibu Kota dari Kabupaten ini adalah Malinau Kota. Berikut

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kondisi Fisik Kawasan 4.1.1. Letak Kawasan hutan mangrove di Pantai Tanjung Bara termasuk dalam kawasan konsesi perusahaan pertambangan batubara PT. Kaltim Prima

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan Bab 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1. Potensi Sumberdaya Lahan Pesisir Potensi sumberdaya lahan pesisir di Kepulauan Padaido dibedakan atas 3 tipe. Pertama adalah lahan daratan (pulau). Pada pulau-pulau berpenduduk,

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam Bab 7 Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Alam Bab ini akan membahas tentang kegiatan ekonomi yang didasarkan pada potensi alam. Pelajarilah dengan saksama agar kamu dapat mengenal aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rian Heryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rian Heryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu industri yang bergerak di bidang jasa yang sampai saat ini sudah menjadi industri terbesar di dunia, khususnya di Negara Indonesia,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun

Lebih terperinci

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA PERENCANAAN WILAYAH 1 TPL 314-3 SKS DR. Ir. Ken Martina Kasikoen, MT. Kuliah 10 BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA Dalam KEPPRES NO. 57 TAHUN 1989 dan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 Pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Wilayah enam desa secara administratif berada dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara (Pemkab Halut). Di bagian utara, berbatasan

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun dan meliputi wilayah yang luas. Secara garis besar Iklim dapat terbentuk karena adanya: a. Rotasi dan revolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove banyak dijumpai di wilayah

Lebih terperinci

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. 23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang berada di daerah khatulistiwa. Dengan letak Indonesia yang berda di kawasan khatulistiwa ini Indonesia memilki iklim tropis. Iklim

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, tetapi juga lokal eksposur dan advokasi serta membantu membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, tetapi juga lokal eksposur dan advokasi serta membantu membentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengalaman terhadap perjalanan wisata secara efektif meningkatkan loyalitas pengunjung terhadap pariwisata. Dalam mendukung ide ini, Huang (2009) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

Nusamanuk, Penjaga Kedaulatan Laut Selatan

Nusamanuk, Penjaga Kedaulatan Laut Selatan Catatan Geospasial Nusamanuk, Penjaga Kedaulatan Laut Selatan Gelombang laut selatan, Samudera Hindia, terus menerus menerpa pulau batu karang tepian Desa Cimanuk. Percikan buih putih yang mengenai batu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan 64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemetaan geologi merupakan salah satu bentuk penelitian dan menjadi suatu langkah awal dalam usaha mengetahui kondisi geologi suatu daerah menuju pemanfaatan segala sumber daya yang terkandung

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA NAMA NIM KELAS : HANDI Y. : 11.02.8010 : D3 MI 2C SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pembangunan, pengusahaan obyek

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pulau pulau kecil merupakan arah kebijakan baru nasional dibidang kelautan. Berawal dari munculnya Peraturan Presiden No. 78 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sekilas Tentang Kota Tarakan Pantai Amal Indah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sekilas Tentang Kota Tarakan Pantai Amal Indah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sekilas Tentang Kota Tarakan Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung Tarak (bertemu) dan Ngakan (makan) yang secara harfiah dapat diartikan Tempat para nelayan untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat

BAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah wisata, di samping akomodasi (hotel atau tempat menginap sementara lainnya) akan disebut daerah tujuan wisata apabila ia memiliki atraksi-atraksi yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan data lapangan dan diskusi teoritik, penelitian ini dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: Pertama, terdapat dua potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir Pantai Tanjung Pasir merupakan pantai wisata yang di kelola oleh TNI AL Kabupaten Tangerang, dan Desa Tanjung Pasir dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ENDAH

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci