BAB I PENDAHULUAN. meluas ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia. Ekonomi Indonesia ketika itu

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang bermula di AS pada tahun 2008 dampaknya telah meluas ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia. Ekonomi Indonesia ketika itu diperkirakan akan terpengaruh oleh situasi tersebut, namun dampaknya diperkirakan tidak separah krisis Adapun industri otomotif yang telah sejak lama berperan serta dalam pengembangan perekonomian Indonesia banyak dikhawatirkan oleh masyarakat akan mengalami dampak krisis tersebut. Industri ini memiliki mata rantai yang lengkap mulai dari pembuatan komponen, produksi dan perakitan kendaraan, jaringan distribusi dan penjualan hingga layanan purna jual, semuanya mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Di samping itu, industri ini turut menumbuhkan industri lain seperti pembiayaan dan asuransi. Berkembangnya industri otomotif dan berbagai industri pendukungnya memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan pajak dan saat ini industri otomotif merupakan penyumbang pajak terbesar nomor empat di Indonesia. Lebih jauh lagi, pesatnya perkembangan industri otomotif nasional serta potensi pasarnya yang besar dapat menarik minat investor khususnya investor asing untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. Dengan melihat situasi perekonomian pada tahun 2008, terdapat fenomena yang mengguncang industri otomotif dunia bahkan sudah menjalar ke Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di Indonesia. Hal ini diperparah oleh ATPM

2 2 yang ketika itu sedang berancang-ancang untuk menaikkan harga, di mana saat dunia sedang dilanda krisis, sehingga otomatis berpotensi pada penurunan daya beli masyarakat dan penjualan otomotif pun akan anjlok. Pada 13 Oktober 2008 Mukiat Sutikno, Managing Director GM AutoWorld Indonesia menyatakan naiknya BI rate ke angka 9,5% akan menciptakan sentimen negatif di pasar khususnya di sektor otomotif dan daya beli masyarakat dipastikan akan menurun, terlebih untuk Indonesia. Kemudian menurut Sudirman MR. menyatakan bahwa karena pembelian kendaraan didominasi dengan cara kredit ditambah dengan tingginya suku bunga SBI, maka sudah hampir dipastikan penjualan otomotif akan mengalami penurunan. (Wirasatria, 2008). Namun demikian, kekhawatiran mengenai dampak krisis tersebut tidak serta-merta berpengaruh signifikan pada sektor industri otomotif di Indonesia, di mana sebuah prestasi gemilang telah dicapai indusri otomotif di Indonesia, sekalipun dua bulan menjelang tutup tahun 2008, krisis global yang menghantam Amerika dan Eropa sudah mulai dirasakan dampaknya di Indonesia. Sejumlah pakar dan analis ekonomi pun sibuk mengeluarkan pernyataanya. Pemerintah, swasta, mulai berancang-ancang untuk mengencangkan ikat pinggang, tidak terkecuali pengambil keputusan di industri otomotif, mereka mulai ragu bahkan pesimis, target yang mereka tetapkan di awal tahun sebanyak 600 ribu unit akan tercapai. CEO Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan hanya berani menyebutkan 500 ribu unit yang akan tercapai hingga akhir tahun. Namun, di penghujung tahun, fakta berbicara lain. Pasar otomotif di Indonesia memang unik. Meski bukan kebutuhan primer, grafik penjualannya nyaris tak pernah drop dan tidak terpengaruh tren kenaikan harga berbagai sektor yang mengitarinya, yang

3 3 juga krisis. Adapun penjualan industri otomotif tahun 2008 jika dibandingkan dengan tahun 2007, yang hanya terjual unit, berarti pada 2008 terjadi kenaikan penjualan sebesar 40 persen. (Mosley, 2009) Berikut adalah chart yang menunjukkan total penjualan dan total asset perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam industri otomotif periode Sumber : data diolah Gambar 1.1 Chart Penjualan & Total Asset Emiten Industri Otomotif (Berdasarkan Total Sales) Melihat kenyataan tersebut dan berdasarkan garis tren grafik di atas, dapat dikatakan sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Saat krisis global melanda pada , industri otomotif dan komponennya tumbuh positif di saat beberapa industri manufaktur melambat. Hal ini tentunya menarik perhatian karena di saat krisis tahun 2008, industri otomotif justru mencatatkan penjualan tertinggi selama sepuluh tahun sebelumnya bahkan melampaui penjualan tahun Secara teori, krisis ekonomi biasanya berdampak pada lesunya aktifitas berbagai industri di negara yang terkena dampak krisis. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dipastikan akan

4 4 mempengaruhi perilaku investor dalam rangka pengambilan keputusan investasinya yang salah-satunya pada sektor industri otomotif berdasarkan berbagai informasi (fundamental dan teknikal atau berupa isu-isu makro) yang sampai pada investor tersebut. Investasi adalah penanaman sejumlah uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Hasil atau keuntungan yang diperoleh dari investasi disebut return (keuntungan). Ada beberapa bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat, seperti pada obligasi, saham, waran, future, dan bentuk investasi lainnya. Adapun saham merupakan instrument yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Investasi pada saham yang dilakukan di pasar modal tentu menjanjikan return bagi para investor, namun potensi keuntungan tersebut dapat berbalik menjadi risk (resiko kerugian) yang tidak terduga. Dunia pasar modal memang tidak pernah terlepas dari dua sisi mata uang, yaitu return dan risk. Biasanya return yang diharapkan akan berbanding dengan besarnya resiko kerugian yang akan dihadapi. Tujuan para investor dalam melakukan transaksi saham adalah mendapatkan keuntungan (return) yang optimal. Return tersebut dapat berasal dari dividen yang dibagikan oleh perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (emiten) atau dapat juga berupa selisih positif harga saham antara harga saham pada saat saham itu dibeli dan harga pada saat saham tersebut dijual (capital gain). Investor maupun calon investor dapat memperkirakan berapa tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.

5 5 Apabila kesempatan investasi mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi, maka investor akan mengisyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pula. Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan (return) yang diisyaratkan oleh investor (Jogiyanto, 2000). Pergerakan saham dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi secara pasti. Harga saham yang menjadi penentu tingkat return saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak investor yang ingin menjual sahamnya, maka harga saham tersebut akan bergerak turun. Namun, dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga saham pada umumnya memilih gerak yang searah (Sulistiawan & Liliana, 2007). Meskipun demikian perlu diingat, tidak ada bursa saham yang terus-menerus naik dan juga tidak ada bursa saham yang terus-menerus turun. Pergerakan harga saham selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk suatu pola tertentu yang berfluktuasi. Dalam rangka menghindari atau meminimalisasi risk, pemain saham atau investor perlu memiliki dan menganalisa sejumlah informasi yang berkaitan dengan fundamental perusahaan dan informasi yang bersifat teknis (teknikal) agar dapat mengambil keputusan mengenai saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Dalam menganalisis kondisi keuangan tersebut, pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai tujuan yang bervariasi. Seorang investor atau calon investor, pada prinsipnya lebih berkepentingan dengan keuntungan saat ini dan di masa-masa yang datang, sedang bagi pihak internal analisis terhadap kondisi keuangan akan

6 6 membantu dalam hal perencanaan perusahaan dan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan datadata fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal (makro) yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Sedangkan analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar modal itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan saham, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Pendekatan yang umum dari analisis fundamental dalam menilai keadaan perusahaan adalah melalui analisa rasio keuangan yang mana diperoleh dari data keuangan perusahaan atau laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan tidak mempunyai arti bagi investor sebelum dilakukan analisis terhadapnya. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang menunjukkan situasi dan operasi perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang digunakan adalah analisis profitabilitas di mana untuk menilai kinerja perusahaan yakni ROE (Return On Equity) atau rentabilitas terhadap modal sendiri. Rentabilitas terhadap

7 7 modal sendiri digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham, dimana tercermin di dalamnya kemungkinan tingkat laba yang akan diperoleh pemegang saham. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi (saham) makin tinggi (Lestari & Sugiharto, 2007). Di samping pendekatan analisis fundamental, salah satu dari analisis teknikal yakni volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi seorang investor, karena volume perdagangan saham menggambarkan kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal (Wahyu & Wijayanto, 2005). Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia & Swaminathan, 2000). Adapun volume perdagangan yang besar, di mana volume jual lebih tinggi dibandingkan volume beli, maka harga saham akan cenderung turun, demikian pula sebaliknya (Ramantha, 2006). Dalam mempertimbangkan keputusan investasi (saham), investor tidak jarang melihat faktor likuiditas saham di mana likuiditas mencerminkan harapan atas return yang tinggi. Selain volume perdagangan saham yang menjadi indikator likuiditas suatu saham, kapitalisasi pasar pun merupakan suatu informasi yang mengindikasikan likuiditas saham. Company size seceara umum memiliki korelasi positif dengan likuiditas saham (Amihud, 2002). Kapitalisasi pasar merupakan salah satu ukuran dari firm size, di mana perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar cenderung lebih stabil dan profitable. Menurut Ang (1997) pada umumnya saham yang mempunyai nilai kapitalisasi besar menjadi incaran para

8 8 investor untuk investasi jangka panjang karena menggambarkan potensi pertumbuhan perusahaan yang bagus serta memiliki resiko yang rendah. Adapun unit analisis yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel perusahaan yang bergerak dalam sektor industri otomotif yang telah go public di Bursa Efek Indonesia. Alasan penulis memilih unit analisis tersebut karena sektor otomotif merupakan industri yang mampu bertahan khususnya dalam aspek penjualan walaupun adanya sentimen negatif keuangan secara global (krisis) pada tahun 2008, dan bahkan industri otomotif di Indonesia mencatatkan penjualan tertinggi pada tahun di mana krisis keuangan dan ekonomi tersebut berlangsung. Selain itu saham-saham perusahaan sektor otomotif ini termasuk ke dalam saham yang aktif diperdagangkan sehingga harga saham-sahamnya pun bergerak cukup aktif. Fokus dari penelitian ini adalah ROE (Return on Equity), volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar terhadap return saham sektor industri otomotif di BEI. Maka dengan melihat berbagai fenomena dan permasalahan yang ada di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh ROE (Return On Equity), Volume Perdagangan Saham, dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Sektor Industri Otomotif Yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan penulis dalam penelitian ini adalah:

9 9 1. Apakah ROE (Return On Equity) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan sektor otomotif yang terdaftar di BEI periode ? 2. Apakah volume perdagangan saham berpengaruh terhadap return saham perusahaan-perusahaan sektor otomotif yang terdaftar di BEI periode ? 3. Apakah kapitalisasi pasar berpengaruh terhadap return saham perusahaanperusahaan sektor otomotif yang terdaftar di BEI periode ? 4. Apakah ROE (Return On Equity), volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan sektor otomotif yang terdaftar di BEI periode ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian adalah untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas, yaitu : 1. Untuk mengetahui perkembangan ROE (Return On Equity), volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar pada perusahaan-perusahaan sektor industri otomotif yang terdaftar di BEI periode Untuk mengetahui perkembangan tingkat return saham pada perusahaanperusahaan sektor industri otomotif yang terdaftar di BEI periode

10 10 3. Untuk mengetahui pengaruh ROE (Return On Equity), volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar secara parsial terhadap tingkat return saham pada perusahaan-perusahaan sektor industri otomotif yang terdaftar di BEI periode Untuk mengetahui pengaruh ROE (Return On Equity), volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar secara simultan terhadap tingkat return saham pada perusahaan-perusahaan sektor industri otomotif yang terdaftar di BEI periode Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Kontribusi Teoritis Penelitian ini terfokus pada pada nilai ROE (Return On Equity), volume perdagangan saham, kapitalisasi pasar, dan tingkat return saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri otomotif di BEI. Apabila pembuktian empiris nanti menunjukkan bahwa ROE mempengaruhi tingkat return perusahaan pada industri otomotif, maka hasil ini sesuai dengan pendapat Irawati (2006) bahwa semakin tinggi ROE, maka perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi pemegang saham. Dan ini akan berdampak pada peningkatan return saham. Demikian halnya dengan volume perdagangan saham, yang apabila pembuktian empiris nanti menunjukkan bahwa volume perdagangan saham mempengaruhi tingkat return perusahaan pada industri otomotif, maka hasil ini sesuai dengan pendapat Mubarik dan Javid (2009) yang mengatakan

11 11 bahwa, volume perdagangan saham memiliki kekuatan dalam menjelaskan return saham saat ini (current return). Serta kapitalisasi pasar, apabila pembuktian empiris nanti menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar mempengaruhi tingkat return perusahaan pada industri otomotif, maka hasil ini sesuai dengan Sumiyana (2007) yang mengatakan bahwa, size (ukuran perusahaan) dapat menjelaskan varian return saham. Adapun apabila penelitian ini tidak terbukti, maka faktor penyebabnya diharapkan dapat teridentifikasi, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap teori. 2. Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan akan memberikan bukti empiris tentang pengaruh ROE (Return On Equity), volume perdangangan saham, dan kapitalisasi pasar terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan industri otomotif di BEI. Apabila ROE, volume perdagangan saham, dan kapitalisasi pasar terbukti mempengaruhi tingkat return saham emiten yang tergabung pada industri otomotif, maka pihak manajemen dari emiten-emiten tersebut dapat memanfaatkan hasil penelitian ini agar dapat meningkatkan kinerjanya sebagai pihak yang berkewajiban meningkatkan nilai perusahaan (kekayaan para pemegang saham). Di samping itu, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pihak investor yaitu berupa tambahan informasi, khususnya yang berkenaan dengan hubungan dan pengaruh variabelvariabel dalam penelitian ini sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada saham.

12 Definisi Variabel Penelitian Agar penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas maka perlu dijabarkan arti variabel-variabel tersebut tersebut dalam definisi. Menurut Sembel (2001) faktor fundamental perusahaan adalah faktor yang secara spesifik mencerminkan dan/atau mempengaruhi kinerja perusahaan dalam bentuk indikator finansial. Sedangkan faktor fundamental perusahaan dalam penelitian ini meliputi leverage dan likuiditas ROE ROE (Return On Equity) menurut Irawati (2006) yaitu perbandingkan laba bersih setelah pajak dengan penggunaan modal sendiri yang dapat berarti bahwa semakin tinggi ROE, maka perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi pemegang saham. Dan ini akan berdampak pada peningkatan return saham Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham menggambarkan jumlah aktivitas transaksi (buy/sell) yang terjadi di pasar modal dalam waktu tertentu. Apabila menggunakan Daily Chart, satu garis vertical volume menggambarkan volume satu hari. Interpretasi menggunakan volume : tingkat volume mencerminkan adanya kekuatan yang mendorong pergerakan harga. Volume yang meningkat menandakan adanya suatu tekanan/pressure, apakah itu tekanan beli maupun tekanan jual. Apabila peningkatan harga disertai dengan peningkatan volume, dapat disimpulkan bahwa pergerakan harga akan menguat secara signifikan

13 13 (bullish). Jika penurunan harga disertai dengan tekanan jual yang juga besar, pergerakan harga dapat disimpulkan akan melemah secara signifikan (bearish) (Husnan, 2005) Kapitalisasi Pasar Market value merupakan salah satu ukuran dari firm size ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa (Jogiyanto, 2003). Kapitalisasi pasar (market value) mencerminkan nilai kekayaan perusahaan saat ini. Kapitalisasi pasar merupakan salah satu pengukuran terhadap firm size perusahaan di mana perusahaan bisa saja mengalami kegagalan maupun kesuksesan. Kapitalisasi pasar adalah nilai total dari semua outstanding shares yang ada, perhitungannya dapat dilakukan dengan cara mengalikan banyaknya saham yang beredar dengan harga pasar saat ini Return Saham Return saham menurut Jogiyanto (2003) merupakan hasil yang diperoleh dari Investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Dalam hal ini return saham merupakan return realisasi yang dihitung berdasarkan data historis, di mana return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan. 1.6 Outline Skripsi Outline skripsi ini dimaksudkan untuk memudahkan penyampaian informasi berdasarkan urutan dan aturan logis penelitian. Pembahasan skripsi ini

14 14 disusun dalam 5 bab yang secara keseluruhan membahas pengaruh ROE (Return On Equity), Volume Perdagangan Saham, dan Kapitalisasi Pasar terhadap Return Saham. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan Judul skripsi yang menggambarkan secara singkat tentang masalah yang diteliti. Kemudian skripsi diawali dari Bab I yang berisi pendahuluan. Di dalam pendahuluan berupa uraian dan penjelasan mengenai rumusan singkat tentang hal-hal pokok yang akan dibahas seperti, indentifikasi masalah yang merupakan pertanyaan pokok dari keseluruhan penelitian. Tujuan penelitian, merupakan arah dari penelitian, merinci apa yang ingin diketahuin dan ditulis dalam bentuk pertanyaan. Kegunaan penelitian yatitu manfaat dari hasil penelitian dan sumbangan penelitian terhadap perkembangan ilmu manajemen, serta definisi yang digunakan agar penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas dan membahas tentang outline penelitian. Dilanjutkan pada Bab II yaitu Tinjauan Pustaka yang memuat informasi tentang teori yang menjadi latar belakang penelitian atau uraian tentang teori. Membahas variabel-variabel yang digunakan, tinjauan pustaka juga membantu peneliti dalam menyusun kerangka pemikiran dan hipotesis. Kerangka pemikiran adalah pola nalar peneliti dalam menjawab masalah yang diturunkan dari teori. Selanjutnya diikuti oleh Bab III berisi uraian mengenai metodologi penelitian. Dimulai dari objek penelitian, desain penelitian, operasionalisasi variabel penelitian, jenis dan sumber data, kemudian teknik pengumpulan data, serta metode analisis. Pada Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, di dalamnya membuat pendeskripsian yang dilakukan menyangkut data hasil penelitian, baik data

15 15 mengenai perkembangan variabel setiap tahunnya, maupun mengenai hasil pengukuran variabel-variabel yang diteliti, pengujian hipotesis dan analisis hasil penelitian, serta interpretasi data. Kemudian pada akhir penulisan skripsi ini adalah Bab V yaitu kesimpulan dan saran yang merupakan bab terahkir, di mana pada bagian ini diambil kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang dapat bermanfaat bagi objek penelitian.