BAB V KESIMPULAN. menggunakan teori struktur novel Robert Stanton yang meliputi fakta-fakta cerita,

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN. menggunakan teori struktur novel Robert Stanton yang meliputi fakta-fakta cerita,"

Hendri Tedjo
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis pada novel Nadira karya Leila S. Chudori dengan menggunakan teori struktur novel Robert Stanton yang meliputi fakta-fakta cerita, tema, dan hubungan antarunsur, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Tokoh-tokoh dalam Nadira dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama dalam novel ini adalah Nadira. Nadira disebut sebagai tokoh utama karena keterlibatannya dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi tinggi sehingga membangun isi cerita. Nadira digambarkan sebagai sosok yang kuat dalam menghadapi segala konflik dalam hidupnya. Meskipun konflik-konflik tersebut membuatnya mengalami tekanan batin, Nadira mampu menghadapinya dan berkeinginan keras untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia. Konflikkonflik yang dialami Nadira mendukung jalannya alur novel hingga mencapai klimaks, yaitu keputusannya menetap di New York untuk melupakan segala masa lalunya yang pernah terjadi di Jakarta. Konflik-konflik yang dialami Nadira juga mendukung tema novel. Terdapat 35 tokoh bawahan dalam novel Nadira. Akan tetapi, analisis terhadap tokoh bawahan hanya dilakukan kepada delapan tokoh bawahan. Hal ini karena delapan tokoh tersebut memiliki peran penting untuk mendukung tokoh utama. Selain itu, kemunculan tokoh bawahan tersebut memiliki intensitas yang cukup tinggi daripada tokoh lain sehingga berkaitan erat dengan tokoh utama untuk memperjelas keberadaan tokoh utama. Delapan tokoh bawahan dalam novel 169

2 170 ini adalah Utara Bayu, Bramantyo Suwandi, Kemala Yunus, Nina Suwandi, Arya Suwandi, Gilang Sukma, Niko Yuliar, dan Bapak X. Kemunculan tokoh Utara sebagai sosok laki-laki yang sangat peduli dan menyayangi Nadira menunjukkan karakter yang jelas dan kuat. Kehadiran tokoh bawahan juga dapat memperkuat karakter utama. Selain itu, tokoh bawahan juga dapat membuat ketegangan dalam cerita. Latar dalam novel Nadira terdiri dari latar tempat, latar waktu, latar sosialbudaya, latar alat, dan atmosfer. Latar tempat utama dalam novel ini terjadi di Amsterdam, Jakarta, dan Amerika. Latar tempat Amsterdam, antara lain, adalah De Groene Bar dan apartemen di Kalverstraat. Latar tempat di Jakarta, antara lain, adalah rumah Nadira di jalam Kesehatan, rumah keluarga Suwandi di Salemba, kantor majalah Tera, kantor polisi, dan rumah Tito Putranto di Bintaro. Latar tempat di Amerika meliputi New York dan kawasan Greenwich Village. Ketiga latar tempat utama tersebut digambarkan secara jelas oleh pengarang. Latar waktu yang digunakan adalah latar waktu langsung yang menunjuk pada waktu dan latar waktu berdasarkan waktu sejarah. Latar waktu sejarah digunakan berdasarkan peristiwa yang terjadi, yaitu peristiwa Malari yang terjadi pada 15 Januari 1974 dan peristiwa penyerangan di World Trade Center pada 11 November Latar sosial-budaya yang terdapat dalam novel Nadira meliputi latar sosial masyarakat di tiga negara yang berbeda. Terdapat banyak tradisi dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat setempat, seperti keluarga Suwandi yang masih menjunjung tinggi tradisi cium tangan kepada orang yang lebih tua. Keluarga Suwandi menyakini bahwa tradisi cium tangan merupakan bentuk penghormatan dan sikap tunduk kepada orang yang lebih tua. Selain itu, terdapat juga

3 171 perbandingan konsep kehidupan di Amerika dan Kanada. Konsep kehidupan Amerika, identitas para imigran secara perlahan-lahan akan membaur dengan kebiasaan masyarakat Amerika sehingga mampu meninggalkan identitas para imigran tersebut. Berbeda dengan Amerika, konsep kehidupan masyarakat Kanada justru sama dengan Indonesia yang mengutamakan keberagaman tanpa melihat perbedaan mayoritas dan minoritas. Latar alat pada novel Nadira adalah alat perekam suara yang berwujud tape recorder. Tape recorder menjadi alat yang digunakan Nadira untuk mengerjakan pekerjaannya sebagai wartawan. Ia menggunakan taper recorder untuk mewawancarai narasumber-narasumbernya sehingga mendapatkan berita teraktual. Atmosfer yang tergambarkan dalam novel Nadira meliputi suasana marah dan dendam pada tokoh Nadira saat berkonflik dengan Nina. Suasana sedih dan kecewa juga terlihat pada tokoh Nadira ketika mengetahui ibunya meninggal dengan cara bunuh diri. Dalam novel Nadira terdapat 11 episode dan terbagi menjadi 113 peristiwa. Tahapan alur dalam novel ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Tahapan alur dalam novel ini tidak disajikan secara urut. Hal ini bertujuan untuk mengajak pembaca langsung ke dalam masalah dan memikirkan konflik-konflik yang terjadi. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk menciptakan ketegangan pada diri pembaca terhadap cerita. Tahap awal dimulai dari pengenalan tokoh dan latar peristiwa dilanjutkan dengan kemunculan konflik. Pada tahap awal ini sudah terjadi konflik.

4 172 Tahap tengah dalam novel, masalah-masalah dan konflik terus bermunculan dan sudah mulai memuncak. Konflik-konflik tersebut meliputi penemuan jasad ibu Nadira di lantai kamar, perceraian Nadira dengan Niko, dan penyesalan keterlambatan Nadira mengungkapkan perasaannya kepada Utara. Tahap akhir berlangsung setelah klimaks. Tahap akhir berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari klimaks. Tahap akhir menceritakan keputusan Nadira untuk menetap di New York sebagai bentuk usaha Nadira untuk melupakan konflik-konflik yang pernah terjadi dalam hidupnya. Novel Nadira memiliki peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausalitas. Peristiwa sebelumnya menyebabkan terjadinya peristiwa selanjutnya. Secara keseluruhan, novel ini terdiri atas peristiwa-peristiwa yang plausible. Terdapat enam konflik yang terjadi pada tokoh-tokoh cerita. Konflik-konflik tersebut terdiri atas dua konflik internal dan empat konflik eksternal. Konflikkonflik tersebut kemuadian berkembang dan akhirnya mencapai klimaks pada keputusan Nadira untuk menetap di New York. Konflik sentral yang merupakan inti dari konflik-konflik yang terjadi dalam cerita adalah pertentangan dalam diri Nadira yang ingin menjalani kehidupan bahagia, tetapi dibayangi oleh peritiwaperistiwa masa lalunya. Hal ini kemudian menyebabkan tekanan batin dalam diri Nadira. Dari analisis novel Nadira, didapatkan tiga tema bawahan, yaitu problematika yang serius dalam keluarga mengakibatkan trauma mendalam bagi anak, perselingkuhan para suami berdampak pada perceraian pernikahan, dan ketulusan cinta seseorang tidak dapat tersampaikan dengan baik. Dari ketiga tema bawahan tersebut dapat diketahui bahwa tema sentral dari novel ini adalah

5 173 perjuangan kuat yang ditempuh seseorang menghadapi konflik batin akibat berbagai persoalan yang dialaminya untuk mendapatkan kehidupan bahagia. Unsur-unsur faktual dalam novel Nadira saling berhubungan erat satu sama lain. Hal ini karena unsur-unsur faktual tersebut memiliki hubungan kausalitas di setiap unsurnya. Hubungan tersebut secara garis besar meliputi hubungan antara alur dan tokoh, hubungan antara alur dan latar, hubungan antara tokoh dan latar, hubungan antara tema dan alur, hubungan antara tema dan tokoh, dan hubungan antara tema dan latar. Dari hubungan-hubungan tersebut, diketahui bahwa fakta-fakta cerita dan tema bersifat saling mendukung dan membantu sehingga tercipta sebuah cerita yang koheren dan bermakna karena di setiap peristiwanya berhubungan dengan peristiwa lainnya. Dengan demikian, hubungan antarunsur dalam novel ini sangat kuat karena tidak adanya digresi cerita.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi alur maju serta hubungan kausalitas yang erat. Hal ini terlihat pada peristiwaperistiwa yang memiliki