BAB II PERAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN AMAR MA RUF NAHI MUNGKAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PERAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN AMAR MA RUF NAHI MUNGKAR"

Transkripsi

1 15 BAB II PERAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN AMAR MA RUF NAHI MUNGKAR 2.1 Pengertian Pemerintahan Dalam praktik sejarah politik umat Islam, sejak zaman Rasulullah hingga Khulafa Rasyidin jelas tampak bahwa Islam dipraktikkan di dalam ketatanegaraan sebagai Negara kesatuan, dimana kekuasaan terletak pada pemerintah pusat, gubernur-gubernur dan panglima-panglima diangkat serta diberhentikan oleh Khalifah. Baik di masa pemerintahan masih imarah khashah di zaman Nabi dan Khalifah Abu Bakar, maupun sesudah menjadi imarah ammah yang dimulai oleh Khalifah Umar, Negara Islam masih tetap merupakan Negara kestuan (Ahmad 2005, ). Kemudian timbul tiga kerajaan Islam yang tampaknya terpisah satu sama lain, yaitu Daulah Abbasiyah di Baghdad, Daulah Uluwiyah di Mesir dan Daulah Umawiyah di Andalusia. Meskipun ketiga pemerintahan itu terpisah, akan tetapi kaum muslimin sebagai umat dimana saja dia berada, bahasa apa saja yang ia pakai dan ke dalam kebangsaan apapun dia termasuk, dia tetap mempunyai hak-hak yang sama sebagai kaum muslimin yang lain. Oleh karena itu, walaupun dunia Islam pada waktu itu terpacah menjadi tiga pemerintahan akan tetapi kaum muslimin menganggap atau seharusnya menganggap ketiga-tiganya ada di dalam wilayah darul Islam (Djazuli 2000, 111). Model negara kesatuan Islam yang dipraktikkan oleh masyarakat muslim di zaman sekarang tidak lagi dalam bentuk negara yang wilayahnya berskala internasional seperti pada masa dinasti-dinasti Islam masa lalu, melainkan dalam bentuk negara bangsa (nation state). Kini, umat Islam mempraktikkan negara kesatuan Islam dalam bentuk negara bangsa (nation state) sebagai respons terhadap konteks negara-negara yang berkembang di masa sekarang (Ibnu Syarif dan Khamami Zada 2008, 198). 15

2 16 Jika dilihat dalam kajian fikih siyasah, maka persoalan tentang kepemerintahan ini akan masuk dalam pembahasan siyasah dusturiyah, karena siyasah dusturiyah membahas tentang hubungan antara pemimpin di satu pihak dan rakyatnya di pihak lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada di dalam masyarakatnya Djazuli 2000, 47). Secara etimologi, pemerintahan berasal dari kata dasar pemerintah berarti melakukan pekerjaan menyeluruh. Penambahan awalan pe menjadi pemerintah berarti badan yang melakukan kekuasaan memerintah. Penambahan akhiran "an" menjadi pemerintahan berarti perbuatan, cara, hal atau urusan daripada badan yang memerintah tersebut (Sirajuddin 2007, 114). Pemerintahan memang tidak identik dengan negara, karena negara bersifat statis, sedangkan pemerintahan bersifat dinamis. Namun antara negara dengan pemerintahan tidak dapat dipisah karena pemerintahlah yang berfungsi melaksanakan urusan-urusan kenegaraan. Suatu pemerintahan menentukan corak sistem yang dianut oleh negara, apakah teokrasi, nomokrasi dan sebagainya. Corak pemerintahan melahirkan bentuk sebuah negara. Bentuk negara menjadi penting bila pemerintah suatu negara menjadi mesin kekuasaan yang dijalankan oleh seorang pemimpin (Sirajuddin 2007, 114). Di dalam literatur kenegaraan Islam dikenal dengan istilah imamah, khilafah dan imarat. Sehubungan dengan hal ini Abdul Muin Salim mengatakan bahwa : Pemerintahan sebagai salah satu struktur dasar sistem politik merupakan lembaga yang menyelenggarakan mekanisme politik atau roda pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pejabat yang disebut wali atau amir atau dengan istilah lainnya yang dikenal dalam perpustakaan politik dan ketatanegaraan Islam (Salim 2002, 294). Dalam sistem kenegaraan Islam, pentingnya eksistensi suatu pemerintahan dianggap sama dengan wajibnya eksistensi negara itu sendiri. Menurut pendapat Abdul Kadir 'Audah sebagaimana yang dikutip oleh A. Hasjmy mengatakan bahwa :

3 17 Apabila Allah telah mewajibkan agar kita berhakim kepada ajaran yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya dan memerintah dengannya, maka menjadi kewajiban kaum muslimin untuk mendirikan suatu pemerintahan yang akan menegakkan perintah-perintah Allah di tengah-tengah mereka, dan tiap pribadi beribadat dengan menjalankan hukum, sesuai dengan ajaran Allah, sebagaimana mereka telah beribadah dengan puasa dan shalat. Atas dasar ini, apabila mendirikan negara berdasarkan syariat Islam hukumnya wajib, maka wajib pula hukumnya mendirikan pemerintahan Islam. Fungsi pemerintahan Islam, yaitu menegakkan perintah Allah. Dengan kata lain menegakkan Islam sendiri, di mana al-qur'an telah menugaskan kepada pemerintahan Islam supaya memusnahkan syirik dan menguatkan Islam, mendirikan sembahyang dan mengambil zakat, menyuruh ma'ruf dan melarang yang munkar, mengurus kepentingan-kepentingan manusia dalam batas hukum-hukum Allah (Hasjmy 2003, 83-84). Menurut A. Hasjmy ada tiga dasar untuk menyelenggarakan pemerintahan, yaitu, keadilan pemerintah, ketaatan rakyat, musyawarah antara pemerintah dengan rakyat. Rakyat tidaklah dapat berjalan sendiri tanpa adanya pemerintah, masyarakat akan selalu membutuhkan pemerintah. Pemerintah sebagai kekuasaan tertinggi dalam negara, karena tugas penting yang diemban oleh pemerintah itu adalah menjamin tegaknya sebuah Negara yang mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat atau rakyatnya. Pemerintah dengan rakyat apabila hendak mencapai tujuan bersama harus saling kooperatif. Suatu negara akan menjadi makmur (baldatun toyyibun wa robbun ghafur) tergantung dengan kebijaksanaan dari pemerintah yang nota benenya adalah pemimpin (Hasjmy 2003, 85). Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam siyasah Islam tujuan utama dari pemerintahan adalah memperhatikan dan mengurus persoalan-persoalan duniawi, misalnya menghimpun sumbersumber dana yang syah dan menyalurkan kepada yang berhak, mencegah timbulya kezaliman atau kerusuhan dan lain sebagainya. Persoalanpersoalan duniawi tersebut mempunyai satu muara yaitu pemerintahannya harus mampu membawa masyarakatnya untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki untuk akhirat kelak.

4 Wilayatul Qadha Pengertian wilayatul qadha Makna al-qadha secara bahasa al-qadha (القضاء) berasal dari kata musytarak, Kata al-qadha merupakan kata.أقضية jamaknya قضاء-يقضى-قضى memiliki banyak makna. AI-Quran mencantumkan kata al-qadha dalam banyak ayat yang semuanya menggunakan makna bahasa, di antaranya: menetapkan, menentukan, memerintahkan sesuatu sebagai kepastian, memerintahkan dan memutuskan sesuatu, menyelesaikan, mengakhiri (Ash- Shiddieqi, 1997: 45). Makna al-qadha secara syar i, sekalipun secara bahasa kata al-qadha memiliki banyak makna, secara tradisi ia akhirnya lebih difokuskan pada makna yang berkaitan dengan praktik dan putusan peradilan. Syariat pun memutlakkan istilah al-qadha dalam masalah praktik dan putusan peradilan. Dalam Fath al-qadir, al-qadha diartikan sebagai al- Ilzam (pengharusan). Dalam Bahr al-muhith diartikan sebagai penyelesaian perselisihan dan pemutusan persengketaan; sedangkan dalam Bada i ash- Shana i diartikan sebagai penetapan hukum di antara manusia dengan haq (benar) (Djalil, 2012: 109). Menurut istilah ahli fiqh Al Qadha adalah perkataan yang harus dituruti yang diucapkan oleh seseorang yang mempunyai wilayah umum, atau menerangkan hukum agama atas dasar mengharuskan orang mengikutinya. Sedangkan menurut mazhab Hanafi mendefiniskan Qadha dengan suatu putusan yang mengikat yang bersumber dari pemerintah guna menyelesaikan dan memutuskan persengketaan. Ulama Mazhab Maliki mendifiniskan qadha pemberitaan tentang hukum syara melalui cara yang mengikat dan pasti. Ulama Mazhab Syafi I dan Hambali mendefiniskan qadha dengan penyelesaikan sengketa antara dua pihak atau lebih berdasarkan hukum Allah (Aziz, 1999: 1943). Al-Qadha (peradilan) merupakan perkara yang disyariatkan di dalam al-quran dan as-sunnah. Allah SWT memerintahkan untuk memutuskan hukum atau menghukumi manusia dengan apa yang telah Allah turunkan.

5 19 Rasul SAW secara langsung mengadili dan menghukumi perkara yang muncul di tengah-tengah masyarakat dengan hukum-hukum Allah. Rasul juga memberikan keputusan dalam beberapa masalah pernikahan, masalah harta, muamalah, dan uqubat umumnya; juga dalam masalah hisbah seperti ketika beliau mendapati pedagang di pasar yang mencampur gandum basah dengan gandum kering; dalam masalah mazhalim mengenai penetapan harga; dalam perselisihan antara Zubair bin Awwam dan seorang Anshar dalam masalah pengairan, dan sebagainya. Ketika kekuasaan negara Islam semakin luas, Rasulullah SAW mengangkat beberapa sahabat sebagai qadhi (hakim) yang beliau tempatkan di beberapa daerah, seperti Mu adz bin Jabal di daerah Janad dan Ali bin Abi Thalib di daerah Yaman. Qadhi pada masa Rasul SAW, antara lain: Umar bin al-khathab, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Masud, Ubay bin Ka ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-asy ari, dan Mu adz bin Jabal (Djalil, 2012: 110) Hukum pengangkatan dan jenis qadhi Mayoritas ulama berpendapat, al-qadha hukumnya fardhu kifayah. Pelaksanaan tugas al-qadha ini pada dasarnya adalah tanggung jawab Imam/Khalifah. Rasul SAW dan Khulafaur Rasyidin sendiri menangani al- Qadha secara langsung. Namun, ketika wilayah negara semakin luas, tentu khalifah tidak mungkin menanganinya sendiri, di samping karena tugas Khalifah sangat kompleks. Dalam situasi tersebut, kewajiban itu tidak akan sempurna kecuali Khalifah mengangkat para qadhi di seluruh daerah sebagai bahagian dari pemerintahan Negara (Madzkur, 1999: 56). Al-Qadhi an-nabhani menjelaskan, lembaga al-qadha inilah yang menyelesaikan perselisihan atau sengketa yang terjadi di antara anggota masyarakat atau mencegah sesuatu yang boleh membahayakan hak-hak jamaah/umum; atau menyelesaikan persengketaan antara masyarakat dengan pemerintahan negara. Penjelasan tersebut sekaligus menjelaskan tiga kelompok perkara dan macam lembaga al-qadha :

6 20 a. Perselisihan di antara manusia dalam perkara muamalah dan uqubat. Perkara ini ditangani oleh al-qadhi, kadang disebut Qudhat al- Khushumat. b. Perkara yang dapat membahayakan hak jamaah/umum disebut Hisbah. Perkara ini ditangani oleh Qadhi al-hisbah atau al-muhtasib. c. Sengketa masyarakat dengan negara dan aparaturnya, atau kezaliman yang dilakukan oleh atau akibat dari kebijakan negara dan aparaturnya. Inilah yang disebut mazhalim dan ditangani oleh Qadhi al-mazhalim (Madzkur, 1999: 57). Khalifah boleh mengangkat seorang qadhi dengan wilayah kerja mencakup seluruh wilayah Khilafah sekaligus membawahi seluruh qadhi yang ada. Pejabat ini disebut Qadhi al-qudhat. Qadhi Abu Yusuf adalah orang pertama yang mendapat sebutan ini. Jabatan qadhi (al-qudhat) sudah ada sejak masa Rasul SAW dan terus ada sepanjang sejarah Islam. Adapun untuk perkara hisbah, Rasul SAW menangani sendiri perkara ini seperti saat menyiasat pasar dan menjumpai gandum basah yang dicampur dengan yang kering, lalu beliau memerintahkan agar yang basah ditaruh di atas, di samping yang kering (Madzkur, 1999: 58). Pada masa Umar bin al-khathab, ia juga langsung menanganinya, seperti saat menyiasat pasar, Umar menemukan susu yang dicampur air lalu ia tumpahkan untuk mendidik para pedagang, atau ketika ia memisahkan laki-laki dan wanita yang berdesak-desakan di tempat pengambilan air. Saat yang sama Umar juga mengangkat pejabat khusus untuk mewakilinya menjalankan tugas hisbah dan disebut wilayah as-suq baru pada masa al- Mahdi diangkat qadhi khusus untuk menangani hisbah dan disebut al- Muhtasib dan sejak saat itu terus terpelihara sebagai bagian al-qadha. Keberadaan al-muhtasib ini bersandar pada as-sunnah berupa perbuatan Rasul SAW tersebut (Madzkur, 1999: 59).

7 Syarat-syarat pengangkatan qadhi Syarat-syarat seseorang dapat diangkat menjadi seorang qadhi adalah sebagai berikut: a. Ia harus seorang pria. b. Mempunyai kemampuan akal. c. Merdeka. d. Beragama Islam. e. Mempunyai kredibilitas individual. f. Sempurna pendengaran dan penglihatannya. g. Mempunyai kemampuan dalam ilmu pengetahuan (Ash-Shiddieqi, 1997: 54) Ilmu-ilmu yang harus dikuasai oleh seorang calon qadhi Adapun ilmu-ilmu yang harus dikuasai oleh seorang calon qadhi ialah sebagai berikut: a. Menguasai ilmu tentang Kitab Allah. b. Menguasai ilmu tentang Sunnah Rasulullah. c. Menguasai tentang takwil kalangan ulama salaf. d. Menguasai ilmu tentang qiyas (Madzkur, 1999: 63) Wewenang tugas seorang qadhi Wewenang tugas seorang qadhi dibagi menjadi umum dan khusus. Wewenang khususnya adalah hanya berwenang mengurusi tugas khususnya itu. Sedangkan wewenang yang umum terdiri dari sepuluh tugas, yaitu: a. Menyelesaikan persengketaan dan permusuhan. b. Meminta suatu hak orang yang ditahan oleh orang lain. c. Menjadi wali atas orang yang dilarang mengadakan transaksi. d. Menangani harta wakaf. e. Melaksanakan wasiat. f. Menikahkan wanita janda dengan orang yang setingkat statusnya. g. Melaksankan hukum hadd. h. Memeriksa kemashlahatan wilayah tugasnya.

8 22 i. Memeriksa saksi-saksi. j. Menyejajarkan anatara pihak yang lemah dengan pihak yang kuat (Ash-Shiddieqi, 1997: 67). 2.3 Wilayatul Hisbah Pengertian wilayatul hisbah Wilayat al-hisbah terdiri dari dua kata, yaitu Wilayat dan Hisbah. Secara harfiah Wilayat berarti kekuasaan atau kewenangan, sedangkan al- Hisbah berarti Imbalan, pengujian, melakukan perbuatan baik dengan penuh perhutungan (Aziz, 1999: 1939). Menurut al-mawardi Wilayat al-hisbah adalah wewenang untuk menjalankan amar ma ruf, ketika yang ma ruf itu mulai ditinggalkan orang dan mencegah yang munkar, ketika perkara ini mulai dikerjakan orang (Al-Mawardi 2006, 34). Abu Ishaq Imam Ibrahim bin Ali bin Yusuf bin Abdullah al-fairuzzabadi asy-syirozi, dan ibnu al-ukhuwah, tokoh fikih Madzhab Maliki menambahkan dalam definisi tersebut kalimat serta memperbaiki keadaan masyarakat (Aziz, 1999: 1939). Sementara Ibnu Taimiyah, ahli fiqh Madzhab Hambali menanbahkan dalan definisi tersebut kalimat yang bukan termasuk wewenang penguasa peradilan biasa, dan Wilayat al-madzalim Pernyataan ini mengindikasikan Wilayat al-hisbah merupakan jabatan keagamaan yang mencakup, menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat munkar, dimana kewenangan ini merupakan kewajiban untuk menegakkan atau melaksanakan bagi orang tertentu yang diyakini bahwa ia mampu untuk me-laksanakan hal tersebut. Artinya definisi Wilayat al-hisbah tersebut hanya menggambarkan Wilayat al-hisbah sebagai tugas pribadi muslim, belum menggabarkan pengertian Wilayat al-hisbah sebagai bagian dari kekuasaan peradilan (Ridha 1996, 53). Literatur tentang Wilayat al-hisbah sangat banyak dan tersebar dalam berbagai kitab Fiqh. Para Ulama awal Islam telah meletakkan landasan teoritis dan menjelaskan dengan rinci tugas, wewenang, bentuk dan perangkat Institusi Hisbah sebagai manual pelaksanaan lembaga ini. Kajian tentang Wilayat al- Hisbah biasanya dimasukkan dalam bab al-qadha

9 23 (peradilan). Namun ada juga ulama seperti Imam al-mawardi yang membahasnya dalam bab tersendiri secara detail dalam kitabnya al-ahkam al-sulthaniyyah. Bahkan Ibnu Taimiyyah karena menganggap begitu pentingnya institusi ini menyusun sebuah risalah khusus landasan teori dan operasional Wilayat al-hisbah dalam kitab al-hisbah fi al-islam (Asy- Syaukani 2004, 937). Dalam sejarah Islam, hirarki struktural Wilayat al-hisbah berada di bawah lembaga peradilan. Wilayat al-hisbah bersama dengan Wilayatul Qadha dan Wilayatul Madzalim berada dibawah Qadhi al-qudhah (Hakim Agung). Ketiga institusi tersebut mempunyai peran yang sama yaitu sebagai lembaga peradilan yang memutuskan sengketa dan memberikan hukuman, tetapi ketiganya mempunyai perbedaan dalam hal cakupan tugas serta wewenang. Wilayatul qadha adalah lembaga peradilan umum seperti dikenal sekarang, wilayatul madzalim adalah lembaga peradilan yang dibentuk untuk menangani kasus kesewenang-wenangan dan kezaliman pejabat pemerintah, sedangkan Wilayat al-hisbah adalah lembaga yang bertugas mengawasi pelaksanaan syari at Islam dan amar ma ruf nahi munkar secara umum (Hasjmy 2003, 85). Pembentukan institusi ini sebenarnya adalah sangat positif dan perlu dukungan pada semua pihak. Terutama ketika budaya amar ma ruf nahi munkar semakin hilang di kalangan masyarakat. Kunci kesuksesan Wilayat al-hisbah nantinya akan terlihat ketika masyarakat dengan kesadaran keagamaan yang tinggi terwujud, yaitu masyarakat dengan standar moral yang tinggi, keunggulan akhlak dan menaati perkara-perkara yang sudah diwajibkan atau dilarang oleh syari'at. Tetapi, ketika maksiat kembali merajalela, perbuatan amoral merebak, masyarakat berlaku curang, menipu, dan memakan riba dalam berdagang, maka jelas, Wilayat al-hisbah tidak berperan dengan sempurna. Wilayat al-hisbah juga aparat pemerintah lainnya telah gagal menumbuhkan kesadaran melaksanakan syari at (Salim 2002, 294).

10 24 Dalam perkembangannya Wilayat al-hisbah adalah lembaga resmi negara yang diberi wewenang untuk menyelesaikan masalah-masalah atau pelanggaran ringan yang menurut sifatnya tidak memerlukan proses peradilan untuk menyelesaikannya. Menurut Al Mawardi Kewenangan Wilayat al-hisbah ini tertuju kepada tiga hal yaitu sebagai berikut: a. Dakwaan yang terkait dengan kecurangan dan pengurangan takaran atau timbangan. b. Dakwaan yang terkait dengan penipuan dalam komoditi dan harga seperti pengurangan takaran dan timbangan di pasar, menjual bahan makanan yang sudah kadaluarsa. c. Dakwaan yang terkait dengan penundaan pembayaran hutang padahal pihak yang berhutang mampu membayarnya (Al-Mawardi 2006, 134). Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kekuasaan Wilayat al Hisbah ini hanya terbatas pada pengawasan terhadap penunaian kebaikan dan melarang orang dari kemunkaran. Menyuruh kepada kebaikan terbagi kepada tiga bagian yakni a. Menyuruh kepada kebaikan yang terkait dengan hak-hak Allah misalnya menyuruh orang untuk melaksanakan sholat Jum at jika di tempat tersebut sudah cukup orang untuk melaksanakannya dan menghukum mereka jika terjadi ketidakberesan pada penyelenggaraan sholat Jumat tersebut. b. Terkait dengan hak-hak manusia, misalnya penanganan hak yang tertunda dan penundaan pembayaran hutang. Muhtasib berhak menyuruh orang yang mempunyai hutang untuk segera melunasinya. c. Terkait dengan hak bersama antara hak-hak Allah dan hak-hak manusia, misalnya menyuruh para wali menikahkan gadis-gadis yatim dengan orang laik-laki yang se-kufu, atau mewajibkan wanita-wanita yang dicerai untuk menjalankan iddahnya. Para

11 25 Muhtasib berhak menjatuhkan ta zir kepada wanita-wanita itu apabila ia tidak mau menjalankan iddahnya Dasar hukum lembaga hisbah Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa amar ma ruf nahi munkar yang merupakan tugas Wilayat al-hisbah merupakan tuugas besar dan amat luas, karena untuk amar ma ruf nahi munkar inilah syariat Islam diturunkan oleh Allah SWT. Bahkan Imam al-kurthubi, seorang ahli tafsir, mengatakan bahwa kewajiban amar ma ruf nahi munkar juga disyariatkan umat-umat terdahulu (Yahudi dan Nasrani) hal ini disimpulkannya dari kandungan surat Ali Imran ayat 104 : Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. ayat 157 : Kemudian dilanjutkan dengan firman Allah SWT dalam surat al-a raf Artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan

12 26 bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka bebanbeban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orangorang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. Namun demikian, menurut kesepakatan ulama fiqh bentuk kewajiban amar ma ruf nahi munkar itu merupakan kewajiban kolektif bagi umat Islam (wajib kifayah). Maksudnya apabila tugas amar ma ruf nahi munkar itu dilaksanakan oleh seseorang atau sebagian orang maka kewajiban itu gugur dari orang yang tidak melaksanakanya. Oleh itu, amar ma ruf nahi munkar adalah satu cara hidup dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai murni dan budaya ilmu. Masyarakat yang cerdas dan faham akan bangkit untuk memperbetulkan kesilapan dan melawan segala kejahatan. Masyarakat seperti ini akan menyokong setiap usaha untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan bersuara untuk menentang setiap tindakan yang dapat merusakkan bangsa dan Negara (Salim 2002, 300). Islam menjadikan syariat sebagai sebuah wadah untuk membentuk tatanan moral dengan menjadikan Al-Qur an sebagai sumber segala bentuk prilaku hidup. Muhammad Quraish Shihab mengatakan bahwa Al-Qur an mengintrodaksikan diri sebagai pemberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus. Petunjuk-petunjuk tersebut bertujuan memberikan kesejahteraan dan kebahagian bagi manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Pemaparan ini mengisyaratkan bahwa Islam menjadikan syariat sebagai dasar kehidupan umat tidak lain bertujuan untuk membentuk akhlak (moral) yang baik. Sebab al-qur an merupakan petunjuk pada jalan yang lurus, dan jalan itu adalah syariat. Sebagaimana pengertian syariat itu sendiri secara lughawi "jalan menuju tempat pengairan (Shihab, 2005: 172) Syarat-syarat al-muhtasib Sebagaimana penjelasan di atas bahwa setiap muslim berhak melakukan amar ma ruf nahi munkar (al-hisbah) akan tetapi terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan petugas al-hisbah (al-muhtasib).

13 27 Hal ini telah dijelaskan di dalam al-ahkam ash-sultaniyyah, diantaranya yaitu: a. Kewajiban al-hisbah bagi al-muhtasib adalah fardlu ain, sedang untuk orang lain fardlu kifayah. b. Sesungguhnya al-muhtasib harus mencari kemunkarankemunkaran yang terlihat untuk ia dilarang, dan memeriksa kebaikan yang ditinggalkan untuk diperintahkan. c. Sesungguhnya al-muhtasib berhak mengangkat staff untk melarang kemunkaran, agar dengan pengangkatan staff pelaksanaan tugasnya jadi lebih efektif. d. Sesungguhnya al-muhtasib berhak mendapat gaji dari baitul mal (kas Negara) karena tugas al-hisbah dijalankannya (Al-Mawardi 2006, 140). Jika permasalahannya demikian, maka syarat-syarat yang harus dimiliki al-muhtasib agar berjalan dengan baik ialah harus orang yang merdeka, adil, mampu berpendapat, tajam dalam berfikir, kuat agamanya, dan mempunyai pengetahuan tentang kemunkaran-kemunkaran yang terlihat (Al-Mawardi 2006, 141). Pendapat berbeda dilakukan oleh Ibnu Taimiyyah, bahwa al-muhtasib adalah seorang muslim, merdeka, laki-laki, dengan tingkat integritas, wawasan, pandangan dan status sosial yang tinggi. Dari sekian kualitas al-muhtasib, ilmu pengetahuan, kelembutan, dan kesabaran dianggap sebagai kualitas-kualitas yang terpenting Penetapan wilayat al-hisbah dalam sistem pemerintahan Islam Wilayat al-hisbah sebagai salah satu wilayah qadha dalam system pemerintahan Islam, memiliki perbedaan dalam mendefinisikan dan menggambarkannya antara konsep-konsep dengan realitas dalam konteks sejarah. Abu Ya la Muhammad Ibn al-husein al-farakhi dalam al-ahkam al- Sulthaniyah menyatakan bahwa Wilayat al-hisbah adalah menyuruh berbuat baik dengan melarang berbuat munkar. Definisi ini terlalu umum untuk menggambarkan Wilayat al-hisbah itu sendiri dengan alasan bahwa

14 28 pemerintahan Islam pun selalu berupaya untuk menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat munkar. Sementara dalam konteks sejarah, Wilayat al- Hisbah merupakan salah satu lembaga dari lembaga peradilan yang kewenangannya terpusat pada tempat-tempat transaksi sebagaimana terlihat dalam sejarah Daulah Umayyah dan Abbasiyah bahkan pada masa Nabi SAW (Sirajuddin 2007, 114). Untuk melihat lebih jelas kapan Wilayat al-hisbah ini terlepas dari kekuasaan khalifah (pemerintah), maka perlu dilihat dalam periodisasi sejarah. Taufiq Abd. al-gani al-rasyasyi memberikan pernyataan bahwa Rasulullah dan para khalifah al-rasyidin pada awal pemerintahan Islam langsung terjun dalam melaksanakan fungsi hisbah. Namun, ketika urusan pemerintahan semakin banyak, kewenangan ini dikhususkan pada lembaga tertentu yang pada masa berikutnya disebut Wilayat al-hisbah (Ibnu Syarif dan Khamami Zada 2008, 198). Pernyataan di atas dapat diterima karena secara faktual terlihat embrio lembaga ini sudah ada pada masa Nabi SAW yang ketika itu kewenangannya masih dilaksanakan oleh Nabi SAW dan setelah Futuhat al- Makkah tugas pengawasan pasar didelegasikan kepada Umar Ibn al- Khaththab di Madinah dan Sha id Ibn Sha id Ibn al-ash untuk Makkah. Pada masa Khulafa al-rasyidin, hisbah masih dipegang oleh khalifah di samping mengangkat petugas hisbah (muhtasib) untuk melaksanakan kewenangan hisbah tersebut, sebagaimana dilakukan oleh Umar Ibn al-khaththab yang mengangkat Sa id Ibn Yazid, Abdullah Ibn Uthbah, dan Ummu al-syifa sebagai muhtasib. Begitu juga pada masa Utsman Ibn Affan dan Ali Ibn Thalib. Dengan demikian pada masa Nabi SAW dan Khulafa al- Rasyidin belum secara jelas adanya pemisahan antara Wilayat al-hisbah dengan kekuasaan khalifah (Ahmad 2005, ). Periode selanjutnya pada masa Daulah Umayyah, Wilayat al-hisbah sudah terpisah kekuasaannya dengan kekuasaan khalifah. Ini terlihat pada eksistensi Wilayat al-hisbah sebagai salah satu lembaga peradilan (qadha),

15 29 walaupun pengangkatan muhtasib masih berada dalam kekuasaan khalifah, sebagaimana yang dilakukan Muawiyah Ibn Abi Sufyan yang mengangkat Qais Ibn Hamzah al-mahdaq sebagai muhtasib. Hal ini menunjukkan bahwa Wilayat al-hisbah sudah terpisah dari kekuasaan khalifah, hanya saja penetapan peraturan pelaksanaan hisbah masih menjadi tugas khalifah. Oleh karena itu pertanyaannya kapankah Wilayat al-hisbah ini resmi dinyatakan sebagai suatu lembaga? Menurut Hassan Ibrahim Hassan, yang dikuatkan oleh Muhammad Salam Madzkur dalam bukunya al-qadha fi al-islam bahwa Wilayat al-hisbah sebagai suatu lembaga dengan muhtasib petugasnya, yaitu pada masa khalifah al-mahdi al-abbasiyah ( H / M) (Ibnu Syarif dan Khamami Zada 2008, 200). Wilayat al-hisbah merupakan salah satu lembaga peradilan (qadha) dalam sistem pemerintahan Islam, yang memiliki kewenangan untuk amar ma ruf nahi munkar. Embrio lembaga ini telah ditemui sejak masa Nabi SAW sebagai salah satu kewajiban agama, dan pada masa pemerintahan Bani Umayyah dan Abbasiyah lembaga ini menjelma menjadi sebuah lembaga terpisah dari kekuasaan khalifah. Wilayat al-hisbah ini berwenang untuk memberikan hukuman terhadap pelanggar hukum. Walaupun demikian, muhtasib tidak memberikan hukuman tersebut secara langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan seperti menasehati, mengingatkan, yang kesemuanya itu termasuk dalam kategori ta zir (Ibnu Syarif dan Khamami Zada 2008, 201). Namun demikian Wilayat al-hisbah hanya bertugas mengawasi halhal yang tampak (zahir) dan sudah ma ruf di kalangan masyarakat. Yaitu perkaraperkara umum yang tidak ada perselisihan ulama tentang kewajiban melaksanakannya ataupun meninggalkannya, atau sering juga disebut perkara-perkara yang sudah menjadi uruf (adat) dalam keseharian masyarakat. Adapun perkara-perkara detail yang masih berupa was-was, dugaan dan memerlukan investigasi secara mendalam, pembuktian, kesaksian dan sumpah adalah bukan wewenang WH, tetapi menjadi

16 30 wewenang lembaga lainnya yaitu wilayatul qadha atau wilayatul mazalim (Ibnu Syarif dan Khamami Zada 2008, 202). Sebab itulah, untuk tahap awal yang paling penting dilakukan sebenarnya adalah menumbuhkan kesadaran yang sempurna di kalangan masyarakat, baik dengan ceramah ataupun yang lebih bagus tingkah laku kongkrit para penguasa yang akan menjadi contoh rakyat. Petugas Hisbah yang menjalankan tugas amar makruf nahi munkar wajib menjadikan dirinya orang yang pertama melakukan perkara-perkara ma ruf dan orang yang pertama meninggalkan perkara-perkara yang munkar. 2.4 Wilayatul Madzalim Pengertian wilayatul madzalim Kata Walayah al-madzalim merupakan gabungan antara dua kata, kata walayah secara literal berarti kekuasaan tertinggi, aturan, dan pemerintahan. Sedangkan kata al madzalim adalah bentuk jamak dari madzlimah yang berarti kejahatan, kesalahan, ketidaksamaan, dan kekejaman. Sedangkan secara terminologi, Wilayah al-madzalim diartikan suatu kekuasaan dalam bidang pengadilan, yang lebih tinggi dari pada kekuasaan hakim dan kekuasaan muhtasib. lembaga ini memeriksa perkara-perkara yang tidak masuk kedalam wewenang hakim biasa. lembaga ini memeriksa perkaraperkara penganiayaan yang dilakukan oleh penguasa-penguasa dan hakimhakim ataupun anak-anak dari orang-orang yang berkuasa (Madzkur, 1999: 142). Sebagian dari perkara-perkara yang diperikasa dalam lembaga ini adalah perkara-perkara yang diajukan oleh seorang yang teraniaya dan sebagiannya pula tidak memerlukan pengaduan dari yang bersangkuta, akan tetapi jadi wewenang lembaga ini untuk memeriksanya. Dengan kata lain, walayah al madzalim bertugas untuk mengadili para pejabat negara yang meliputi para Khalifah, Gubernur, dan aparat pemerintah lainnya yang berbuat zalim terhadap rakyatnya. Kalau dibandingkan dengan lembagalembaga kehakiman sekarang, al-madzalim bisa disejajarkan dengan

17 31 Pengadilan Tinggi atau Mahkama Agung yang sebagai tempat orang mengajukan banding (Sa'ad 2008, 374). Lembaga Madzalim telah dikenal sejak zaman dahulu, kekuasaan ini terkenal dalam kalangan Persia dan bangsa Arab di zaman jahiliyah. Hal ini merupakan wujud dari orang Quraisy untuk menolak segala bentuk kedzaliman dan memberikan pembelaan terhadap orang-orang yang dizalimi. Di masa Rosulullah SAW, rasul sendirilah yang menyelesaikan segala pengaduan terhadap kedzaliman para pejabat. Pada masa Al- Khulafa Al-Rasyidin tidak mengadakan lembaga ini, karena anggota-anggota masayarakat pada masa itu masih dapat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran agama. Pertengkaran- pertengkaran yang terjadi diantara mereka masih dapat diselesaikan oleh pengadilan biasa, akan tetapi di akhir zaman pemerintahan Ali bin Abi Tholib, beliau merasa perlu menggunakan tindakan-tindakan yang keras dan menyelidiki pengaduan-pengaduan terhadap penguasa-penguasa yang berbuat kezhaliman, namun keberadaannya belum diatur secara khusus (Aziz, 1999: 2943). Wilayah al-madzalim menjadi lembaga khusus pada masa kekhalifahan bani umayyah, tepatnya pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan. Ia merupakan penguasa Islam pertama yang membentuk lembaga al madzalim (peradilan khusus). Ia menyediakan waktu khusus untuk menerima pengaduan kasus-kasus al-madzalim. Untuk itu ia didampingi oleh hakim ibnu Idris al Azdi. Jika menemui kesulitan dalam memutuskan hukum, maka Abdul Malik berkonsultasi meminta pertimbangan kepada Ibnu Idris al Azdi (Aziz, 1999: 2943). Pada masa Bani Abbasiyah, Wilayah al-madzalim masih tetap mendapatkan perhatian yang besar dari khalifah. Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa pada hari ahad dimana khalifah Al Makmun sedang membuka kesempatan bagi rakyatnya untuk mengadukan kedzaliman yang dilakukan oleh pejabat, datanglah seorang wanita dengan pakaian jelek. Wanita tersebut mengadukan bahwa anak sang khalifah, al Abbas telah

18 32 mendzaliminya dengan merampas tanah haknya. Kemudian khalifah memerintahkan hakim, Yahya bin Aktsam untuk menyidangkan kasus tersebut didepan sang khalifah, tetapi ditengah-tengah perdebatan, tiba-tiba wanita tersebut mengeluarkan suara lantang sampai mengalahkan suara al Abbas, sehingga para pengawal istana mencelanya. Kemudian khalifah al Makmun berkata, dakwaannya benar, kebenaran telah membuatnya berani bicara dan kebatilan telah membuat anakku membisu. Kemudian hakim mengembalikan hak wanita tersebut dan hukuman ditimpakan kepada anak sang khalifah (Aziz, 1999: 2945) Dasar hukum wilayatul madzalim Keberadaan lembaga madzhalim merupakan bagian dari pelaksanaan ajaran Islam. Hal tersebut dapat kita pahami dari kandungan ayat al-qur an, antara lain dalam surat al-baqarah ayat 279 : Artinya : Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. ayat : Kemudian dilanjutkan dengan firman Allah SWT dalam surat as-syura Artinya : Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik. Maka pahalanya atas

19 33 (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim dan Sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. mereka itu mendapat azab yang pedih Kompetensi Walayah al-madzalim Kompetensi absolut yang dimiliki oleh walayah al madzalim adalah memutuskan perkara-perkara yang tidak mampu diputuskan oleh hakim atau para hakim tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan proses peradilannya. Seperti kedzaliman dan ketidakadilan yang dilakukan oleh para kerabat khalifah, pegawai pemerintahan, dan hakim-hakim. Sehingga kekuasaan walayah al madzalim lebih luas dari kekuasaan Qadha. Melihat kompetensi absolut yang cukup berani ini, maka Abu Ya la Muhammad bin Husain al Farro i memberikan syarat-syarat untuk bisa menjadi petugas walayah al-madzalim adalah mempunyai status sosial yang tinggi, ketegasan, wibawa, dan kehormatan, sedikit tama, dan wara. Sifat-sifat ini sangat diperlukan dalam menghadapi para terdakwa yang berpengaruh dan hakim yang tegas (Ridha 1996, 198). Selanjutnya al-mawardi menerangkan kompetensi absolut yang dimiliki oleh walayah al madzalim, yaitu sebagai berikut : a. Ketidakadilan penguasa. b. Kecurangan pegawai pemerintahan. c. Mengawasi para pegawai pemerintahan (Kuttab al Dawawin). d. Kedzaliman majikan. e. Mencegah perampasan harta. f. Mengawasi harta-harta wakaf. g. Menjalankan fungsi hakim. h. Menjalankan fungsi Nadhir al Hisbah. i. Memelihara ibadah-ibadah yang mengandung syiar Islam.

20 34 j. Nadhir al Madzalim juga diperbolehkan untuk memeriksa orangorang yang bersengketa dan menetapkan hukum bagi mereka, namun fungsi ini tidak boleh keluar dari aturan-aturan yang berlaku dilembaga Qadha (Al-Mawardi 2006, 200) Kelengkapan-kelengkapan walayah al-madzalim Untuk terselenggaranya peradilan al madzalim dengan sempurna harus dipenuhi lima hal berikut, yaitu: a. Adanya Advokat atau pembela. b. Para hakim yang bertugas untuk mengembalikan hak-hak kepada orang yang berhak, setelah melakukan penyelidikan terhadap pihak-pihak yang bersengketa dan setelah melakukan penelitian hukum atas kasus mereka. c. Para ahli fikih yang bertugas untuk membantu para hakim ketika mereka menemukan kesulitan dalam bidang hukum atau tidak mengetahui hukum syar i yang tepat bagi permasalahan yang menjadi sumber persengketaan. d. Para katib (panitera) yang bertugas untuk mencatat dan mengkodifikasikan segala kejadian dan peristiwa dalam proses persidangan. e. Para saksi yang bertugas menjadi saksi atas hukum yang telah ditetapkan oleh hakim dan mengkukuhkan bahwa keputusan yang telah ditetapkan tidak bertentangan dengan kebenaran dan keadilan dan menyaksikan bahwa para hakim jelas-jelas menerapkan syariat Islam (Ridha 1996, 201) Tugas-tugas wilayah madzalim Al-mawardi didalam al-ahkamu al-sulthaniyah menerangkan bahwa perkara-perkara yyang di periksa oleh lembaga ini ada 10 macam: a. Penganiayaan para penguasa. b. Kecurangan pegawai-pegawai yang di tugaskan untuk mengumpulkan zakat dan harta-harta kekayaan Negara yang lain.

21 35 c. Mengontrol atau mengawasi keadaan para pejabat. d. Pengaduan yang diajukan oleh tentara yang digaji lantaran gaji mereka di kurangi ataupun dilambatkan. e. Mengembalikan kepada rakyat harta-harta mereka yang di rampas penguasa yang zalim. f. Meperhatikan harta-harta wakaf. g. Melaksanakan putusan-putusan hakim yang tidak dapat di laksanakan oleh hakim sendiri lantaran orang yang dijatuhkan hukuman atasnya dalah orang-orang yang tinggi derajatnya. h. Meneliti dan memeriksa perkara-perkara yang mengenai maslahat umum yang tidak dapat di laksanakan oleh petugas hisbah. i. Memlihara hak-hak allah yaitu ibadah ibadah yang nyata seperti Jum at, hari raya, haji dan jihad. j. Menyelesaikan perkara perkara yang telah menjadi sengketa di antara pihak pihak yang bersangkutan (Al-Mawardi 2006, 203).

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Negara sebagai entitas eksekutif (kiyan tanfidzi) yang menjalankan sekumpulan pemahaman ( mafahim ), standarisasi ( maqayis ) dan keyakinan ( qana at

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

Oleh: KH Hafidz Abdurrahman

Oleh: KH Hafidz Abdurrahman Oleh: KH Hafidz Abdurrahman Banyaknya peradilan di dalam sistem kapitalisme, tidak lepas dari filosofi hukum yang dianutnya. Filosofi sistem hukum kapitalisme ini bersumber pada teori iltizam. Teori yang

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Orang-orang non-muslim belum pernah mendapatkan keistimewaan sebagaimana keistimewaan yang mereka dapatkan ketika mereka hidup di bawah naungan Islam,

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN A. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Prosedur Pelaksanaan Cuti Bersyarat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah

BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah A. Analisis Fiqh Siyasah Terhadap Syarat PAW DPR/DPRD 1. Sejarah dalam Islam, pemecatan bisa

Lebih terperinci

BAB II WILAYAT AL- HISBAH

BAB II WILAYAT AL- HISBAH 18 BAB II WILAYAT AL- HISBAH A. Wilayat al-hisbah Wilayat al-hisbah terdiri dari dua kata, yaitu Wilayat dan Hisbah. Secara harfiah Wilayat berarti kekuasaan atau kewenangan, sedangkan al-hisbah berarti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah? 109 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditulis. Maka peneliti telah menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI A. Analisis terhadap Penyelenggaraan Sistem Presidensial dengan Format Koalisi menurut UUD 1945 Koalisi

Lebih terperinci

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Khutbah Pertama???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

UMAT Tengah. Oleh Nurcholish Madjid

UMAT Tengah. Oleh Nurcholish Madjid c Menghormati Kemanusiaan d UMAT Tengah Oleh Nurcholish Madjid Hadirin sidang Jumat yang terhormat. Dalam beberapa kesempatan khutbah yang lalu, kita telah banyak berbicara mengenai takwa. Dan kiranya

Lebih terperinci

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Khutbah Jumat ini menjelaskan tentang perintah untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berasaha untuk menjauhi berbagai amalan yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI 141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!

Lebih terperinci

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara? {mosimage}tiba-tiba Kasus Manohara kembali menghangat paska kepulangannya ke Indonesia beberapa waktu lalu. Berita, infotainment, masyarakat luas trerutama ibu-ibu rumah tangga banyak membahasnya. Namun

Lebih terperinci

Perdagangan Perantara

Perdagangan Perantara Perdagangan Perantara Diriwayatkan dari Hakim bin Hazzam dari ayahnya, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Biarkan Allah memberi rizki kepada sebagian manusia dari sebagian yang lain. Maka, jika seorang

Lebih terperinci

DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Urgensi Amar Ma ruf Nahyi Munkar Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Nabi Daud dan Isa putra Maryam.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

Janganlah Berlaku Zalim

Janganlah Berlaku Zalim Janganlah Berlaku Zalim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal Kelompok 4 Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal MENU UTAMA F Perjalanan hijrah Nabi Muhamm. SAW Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam: Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Surat Untuk Kaum Muslimin

Surat Untuk Kaum Muslimin Surat Untuk Kaum Muslimin Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut; Kkeberkahan puasa yang bentuk konkretnya bisa kita saksikan di bulan Ramadhan. Saat bulan itu ada ibadah shalat Tarawih dan kecendenderungan umat untuk bersemangat menjalankan shalat berjamaah. Kebaikan

Lebih terperinci

Kewajiban Menunaikan Amanah

Kewajiban Menunaikan Amanah Kewajiban Menunaikan Amanah Khutbah Jumat ini menerangkan tentang wajibnya menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita serta ancaman bagi orang-orang menyia-nyiakan amanah, sebagaimana yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melampaui batasan Allah, berdakwah kepada Allah, serta melakukan amar makruf dan

BAB I PENDAHULUAN. melampaui batasan Allah, berdakwah kepada Allah, serta melakukan amar makruf dan BAB I PENDAHULUAN A. latar Belakang Masalah Wanita adalah manusia yang mukallaf sama seperti lelaki. Dia dituntut beribadat kepada Allah, menegakkan agama, menunaikan kewajiban, meninggalkan larangan,

Lebih terperinci

BAB IV. asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. kegiatan maupun praktik asusila, baik yang dilakukan di jalan-jalan yang

BAB IV. asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. kegiatan maupun praktik asusila, baik yang dilakukan di jalan-jalan yang BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 SERTA IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN MENGGUNAKAN BANGUNAN ATAU TEMPAT UNTUK PERBUATAN ASUSILA DI KOTA SURABAYA A.

Lebih terperinci

ISLAM DAN DEMOKRASI. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 13Fakultas.

ISLAM DAN DEMOKRASI. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 13Fakultas. ISLAM DAN DEMOKRASI Modul ke: 13Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi A. Ajaran Islam Tentang Kesehatan Kata demokrasi yang dalam bahasa

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Oleh: Hafidz Abdurrahman Oleh: Hafidz Abdurrahman Negara khilafah merupakan negara yang berbeda dengan negara-negara lain, mulai dari akar hingga cabang. Dalam negara khilafah, pemerintahan (al-hukm) bersifat tunggal, dan utuh.

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Syari ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut:

MENGENAL ISLAM. Syari ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut: MENGENAL ISLAM Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurah untuk imam para rasul, nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para shahabatnya. Islam adalah syari at Allah

Lebih terperinci

*** Tunaikanlah Amanah

*** Tunaikanlah Amanah Tunaikanlah Amanah Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip

Lebih terperinci

E٤٢ J٣٣ W F : :

E٤٢ J٣٣ W F : : [ ] E٤٢ J٣٣ W F : : Masyarakat yang bersih, yang tidak dipenuhi berbagai berita adalah masyarakat yang selamat serta terjaga, dan yang melakukan maksiat tetap tertutup dengan tutupan Allah atasnya hingga

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akhlak Sosial Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Akhlak Sosial Islami Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain,

Lebih terperinci

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 SEJARAH ISLAM KBM 3

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 SEJARAH ISLAM KBM 3 KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 SEJARAH ISLAM KBM 3 NAMA: KELAS: KBM 3 CAWANGAN: MUKA DEPAN ARAHAN KEPADA CALON 1. Jangan buka kertas soalan sehingga diberi arahan oleh pengawas.

Lebih terperinci

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR "PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR" Saya menyeru agar kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-nya dan meninggalkan segala larangan-nya. Kepimpinan di

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

Takwa dan Keutamaannya

Takwa dan Keutamaannya Takwa dan Keutamaannya Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan tentang hakikat dan keutamaan takwa. Sebab, takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya yang harus dipahami maksudnya dan

Lebih terperinci

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak

Lebih terperinci

Persiapan Menuju Hari Akhir

Persiapan Menuju Hari Akhir Persiapan Menuju Hari Akhir Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat kepada kaum muslimin untuk senantiasa mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Surga sebagai balasan bagi

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa dalam Islam, pernikahan adalah merupakan bentuk ibadah yang

Lebih terperinci

Khotbah yang Menggelisahkan

Khotbah yang Menggelisahkan Khotbah yang Menggelisahkan Sebuah kenyataan yang sangat merisaukan pada hari-hari ini, banyak para da i yang seakan-akan mereka di atas ilmu akan tetapi materi dakwah mereka dipenuhi dengan celaan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani, BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Ba i Al-wafa di Desa Sungai Langka Islam tidak membatasi kehendak seseorang dalam mencari dan memperoleh harta selama yang demikian tetap dilakukan dalam prinsip umum yang

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI 1. Khulafaurrasyidin yang terakhir adalah a. Abu kabar as Siddiq b. Umar bin khatab c. Ali bin abi thalib d. Abdurrahman bi auf e. Usman bin affan 2. Daulah

Lebih terperinci

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Hakikat Ibadah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat melangsungkan hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Pertanyaan Dari: Sigit Bachtiar, NBM 977.029, SMK Muhammadiyah 02 Tangerang selatan-

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSTITUSI DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 504 DAN 505 KUHP TENTANG PERBUATAN MENGEMIS DI TEMPAT UMUM DAN PELANCONG YANG TIDAK

BAB IV ANALISIS KONSTITUSI DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 504 DAN 505 KUHP TENTANG PERBUATAN MENGEMIS DI TEMPAT UMUM DAN PELANCONG YANG TIDAK 51 BAB IV ANALISIS KONSTITUSI DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 504 DAN 505 KUHP TENTANG PERBUATAN MENGEMIS DI TEMPAT UMUM DAN PELANCONG YANG TIDAK MEMPUNYAI PEKERJAAN A. Analisis Konstitusi Terhadap Pasal

Lebih terperinci

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullah,

Lebih terperinci

[ ] E٣٢٧ J٣١٩ W F : : Al- HAYA' (Sifat PEMALU) "al Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam tarbiyah bahwa

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Disebarluaskan melalui: Maktabah

Lebih terperinci

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam Kewajiban cinta kepada Rasul shallallahu alaihi wa salam, kenapa harus cinta Rasul shallallahu alaihi wa salam?, apa tanda-tanda cinta Rasul shallallahu

Lebih terperinci

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali KUMPULAN FATWA Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430

Lebih terperinci

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Kejayaan Umat Dalam Berhijrah Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Muharram awal bulan hijriyah, adalah bulan kemenangan dan kejayaan. Di bulan ini Allah Swt. memenangkan Musa beserta Bani Israil atas Fir aun dan

Lebih terperinci

: :

: : [ ] : : : Hikmah (Bijaksana) "Dan barangsiapa yang diberikan hikmah maka sungguh ia telah diberikan kebaikan yang banyak." Sesungguhnya orang yang mempunyai niat yang baik dan ibadah yang benar, kebaikannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA 51 BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA A. Aplikasi Pemberian Upah Tanpa Kontrak Di UD. Samudera Pratama Surabaya. Perjanjian (kontrak) adalah suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF A. ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENGAWASAN KUA TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF DI KECAMATAN SEDATI Perwakafan

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui: Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan

Lebih terperinci

Sumbangan Wakaf pada Peradaban Islam (1) Monday, 23 October :01

Sumbangan Wakaf pada Peradaban Islam (1) Monday, 23 October :01 Seorang pakar sejarah kenamaan Khalil Syahin Azh-Zhahir mengemukakan bahwa ia pernah berkunjung ke salah satu rumah sakit di Damaskus tahun 831 H/1427 M. Ia belum pernah melihat rumah sakit wakaf semegah

Lebih terperinci

Hukum Seputar Zakat Fitrah

Hukum Seputar Zakat Fitrah Hukum Seputar Zakat Fitrah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah DAFTAR TERJEMAH No Hal Kutipan Bab Terjemah 1 1 Q.S. At I tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi Taubah ayat 122 semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Salah satu dampak menurunnya moral masyarakat, membawa dampak meluasnya pergaulan bebas yang mengakibatkan banyaknya

Lebih terperinci

PPMDI. Pemikiran Politik Islam. Zaman Klasik dan Pertengahan. bektibeza.com

PPMDI. Pemikiran Politik Islam. Zaman Klasik dan Pertengahan. bektibeza.com PPMDI bektibeza.com Pemikiran Politik Islam Zaman Klasik dan Pertengahan Munculnya Muawiyah Dalam Pentas Perpolitikan Islam Dengan terbunuhnya Ali bin Abu Thalib, berakhirlah era Al-Khulafa Al Rasyidin,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi 60 BAB IV ANALISIS Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi sallam dari tafsir al-marāghī di dalam bab tiga, maka pada bab ini akan dipaparkan analisis guna menganalisa şalawat

Lebih terperinci

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala Zalim kepada diri sendiri, yaitu dengan mengerjakan maksiat besar maupun kecil, karena saat ia berbuat maksiat, sama saja hendak menganiaya dirinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis Hedging Terhadap Dampak Kenaikan Harga BBM Ditinjau Dari Hukum Islam. Sebagaimana dijelaskan

Lebih terperinci