BAB I PENDAHULUAN. terkait, terarah, yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dalam menjalankan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. terkait, terarah, yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dalam menjalankan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pengajaran merupakan suatu proses yang memiliki tujuan. Maksudnya kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terkait, terarah, yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dalam menjalankan proses pendidikan perlu ada siswa dan guru. Kalau tidak ada guru maka proses belajar tidak akan terjadi. Guru dan siswa saling membutuhkan, merupakan komponen yang harus ada dalam proses belajar mengajar. Komponen pendidikan dalam proses belajar mengajar termasuk pendidik, peserta didik, tujuan, materi atau isi, metode atau cara, alat pendidikan, situasi atau lingkungan 1. Dalam Islam istilah pendidikan disebut dengan At-Tarbiyah, At-Ta lim, dan At-Ta dib. Akan tetapi pada masa sekarang istilah yang paling populer dipakai adalah Tarbiyah karena menurut M. Ath-thiyah al-abrasyi term yang mencakup keseluruhan kegiatan pendidikan tarbiyah merupakan upaya mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurna etika, sistematis dalam berpikir, memiliki ketajaman intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada orang lain, berkompetensi dalam mengungkap bahasa lisan dan tulisan, serta memiliki beberapa keterampilan. Sedangkan istilah yang lain merupakan bagian dari kegiatan Tarbiyah. Dengan demikian istilah pendidikan Islam disebut Tarbiyah Islamiyah. 1 Djamarah, Dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Reneka Cipta, 1997), h. 10 1

2 2 Dari beberapa pengertian atau batasan pendidikan yang diberikan para ahli tersebut, meskipun berbeda secara redaksional, namun secara esensial terdapat kesatuan dan kesamaan unsur-unsur atau komponen-komponen yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsurunsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya. Guru harus menentukan metode, teknik, dan cara serta alat yang tepat untuk proses pembelajaran sehingga peserta didik menyukai bahan yang diajarkan. 2 Di antara hal yang menentukan keberhasilan guru dalam mengajar adalah pemilihan dan penggunaan metode yang tepat. Metode atau cara mengajar adalah jalan yang akan ditempuh oleh guru untuk memberikan pembelajaran di sekolah-sekolah umum. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. 3 Menurut Zakiah Dradjad Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan, atau disebut juga cara kerja yang sistematis dan umum, terutama mencapai kebenaran alamiah. 4 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan oleh guru dalam 2 Soekartawi Meningkatkan Rancangan Instruksional,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2005) h Zakiah Dradjad, Metode Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi IAIN, 1991), h. 3

3 3 menyajikan bahan pelajaran kepada para siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang mana dengan adanya metode pembelajaran yang telah ditetapkan memungkinkan individu untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sehubungan dengan hal di atas menurut Soekartawi di dalam buku Ramayulis berikut ini beberapa metode mengajar. 1. Metode Ceramah 2. Metode Diskusi 3. Metode Tanya Jawab 4. Metode Demonstrasi 5. Metode Karya Wisata 6. Metode Pemberian Tugas (Resitasi) 7. Metode latihan (drill) 8. Metode Pemecahan Masalah 9. Metode Simulasi 10. Metode Eksperimen 11. Metode Unit 12. Metode Sosio Drama 13. Metode Kelompok 14. Metode Modul 15. Metode Berprogram 5 Metode-metode yang dijelaskan di atas dapat diterapkan dalam proses pengajaran tetapi untuk menggolongkan apakah suatu metode tertentu efektif atau tidak memang agak sulit dilakukan, sebab masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun yang terpenting mendapat perhatian guru adalah ketepatan memilih, menentukan mana di antara banyak metode itu yang lebih tepat dan cocok diterapkan untuk menciptakan suasana belajar aktifdalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan atau pemilihan suatu metode mengajar ditentukan oleh beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, 5 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 170

4 4 antara lain, tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan 6. Sehubungan dengan itu dalam pembelajaran Fiqh banyak macam metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Fiqh di antaranya : metode caramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode drill, metode resitasidan metode demonstrasi. Tidak ada metode mengajar yang lebih baik dari metode lain karna masing masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penerapan metode pada pembelajaran Fiqh tidak satu metode saja yang digunakan dalam satu kali proses pembelajaran, melainkan dapat digunakan dua, tiga atau lebih, di sesuiakan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Semaki bervariasi metode yang digunakan semakin menghidupkan suasana pembelajaran. Pembelajaran Fiqh diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syari at Islam secara kaffah (sempurna). Pembelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah bertujuan : 1. Untuk membekali peserta didik agar dapat memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih mendalam tentang pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesamanya. 1999), h Basyirudin Usman, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Padang: IAIN IB Press,

5 2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dengan melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapakan menimbulkan ketaatan dalam menjalankan hukum Islam, disiplin, dan bertanggung jawab sosial tinggi dalam kehidupan dan sosial. 7 Metode resitasi adalah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggungjawabkannya. 8 Menurut Moh Uzer Usman dan Lilies Setiawati metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankannya. 9 Metode pemberian tugas (resitasi) akan lebih efektif jika guru mempunyai kemampuan melaksanakan metode tersebut, serta mengetahui kemampuan siswa dan waktu yang tersedia bagi siswa untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Oleh karena itu, dalam memberikan penugasan guru harus mempersiapkan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai dari penugasan itu. b. Tugas yang diberikan terhadap murid harus jelas agar tidak membingungkan, sehingga siswa mengerti benar apa dan bagaimana cara mengerjakannya. c. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas harus cukup 5 7 Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h Ramayulis, Op.Cit., h Moh Uzer Usman, Lilies Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatran Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1993), h. 128

6 d. Guru hendaknya memperhatikan kemampuan siswa dalam pemberian tugas. e. Bentuk bahan yang ditugaskan hendaknya menarik minat, merangsang siswa berusaha sendiri, mencari, mendalami dan menyelesaikan sendiri 10. Metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari. 11 Menurut Zuhairini, metode drill adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. 12 Menurut Shalahuddin, metode drill adalah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. 13 Pengajaran melalui melalui metode drill dengan baik akan menghasilkan halhal sebagai berikut : 1) Anak didik itu akan dapat memperdayagunakan daya berfikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya. Ini berarti daya berfikir bertambah. 2) Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didi tersebut akan memperoleh paham yang lebih baik dan lebih 6 10 Ibid., h Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Bina Aksara, 1985) h Zuhairini, Op.Cit., h Shalahuddin, Metodologi Pengajaran Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), h. 100

7 mendalam. Guru berkewajiban menyelidiki sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh anak didik dalam proses belajar mengajar. 14 Secara umum, pembelajaran dengan menggunakan metode drill biasanya digunakan agar siswa : a) Memiliki kemampuan motorik/gerak, seperti : menghafalkan katakata, menulis, dan mempergunakan alat. b) Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagikan dan menjumlahkan. c) Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu dengan lainnya. 15 Kelebihan dalam memanfaatkan metode drill (1) Peserta didik akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya. (2) Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil akan memiliki keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari. (3) Pendidik lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam pembelajaran dan mana yang kurang disiplin dengan memperhatikan peserta didik sewaktu proses pembelajaran berlangsung. (4) Anak didik akan dapat menggunakan daya berfikirnya yang makin lama makin bertambah baik. 14 Zakia Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2004), h Ibid., h

8 8 (5) Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai aspek, dan anak didik akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mendalam. Kelemahan Metode Drill (a) Latihan yang digunakan di bawah pengawasan yang ketat dan serius mudah sekali menimbulkan kebosanan. (b) Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah siswa merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar. (c) Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan rasa benci dalam diri siswa, baik dalam pembelajaran ataupun terhadap guru. (d) Latihan yang diberikan selalu di bawah bimbingan guru, perintah yang diberikan guru akan melemahkan kreatifitas siswa. Sehubungan dengan metode resitasi (penugasan) dan metode drill (latihan), guru-guru di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang telah mengunakan metode resitasi (penugasan) dan metode drill (latihan) pada bidang pelajaran Fiqh. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan dengan salah seorang guru Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang bahwa metode yang sesuai dengan materi pembelajaran Fiqh adalah metode resitasi (penugasan) dan metode drill (latihan). Bapak Jasniwan menyatakan bahwa diterapkan metode resitasi pada pembelajaran Fiqh adalah cakupan materi Fiqh banyak sedangkan waktu yang tersedia hanya 2 jam pada tiap kali pertemuan, untuk menanggulanginya siswa

9 9 diberikan tugas agar materi yang diberikan sebelumnya dapat dikuasai dan dipahami peserta didik dengan baik. Sedangkan penerapan metode drill dikarenakan dalam pembelajaran Fiqh banyak materi yang mengandung aspek psikomotorik seperti tata cara sholat berjamaah, pelaksanaan haji dan umbrah, yang mengharuskan siswa banyak latihan terlebih dahulu, metode drill ini dilakukan berulang-ulang dan sunguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. 16 Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang bahwa dalam penerapan metode resitasi dan metode drill yang dilakukan oleh guru-guru Fiqh masih banyak terdapat kendala dan kekurangannya, terlihat dalam pemberian tugas yang dilakukan guru kepada siswa ada beberapa masalah yang ditemui: a. Siswa yang diberi tugas belum semua mengerjakan tugas b. Tugas yang diberikan belum semuanya dapat dipahami oleh siswa c. Siswa tidak dapat menyelesaikan tugas sampai batas waktu yang telah disediakan. d. Masih ada siswa yang tidak bisa dan tidak mau melakukan latihan. 17 Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mewujudkan penelitian ini dalam bentuk skripsi dengan judul Penerapan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang 22 Mei Jasniwan, Guru Fiqih di Pondok Pesantren Darul Ulum Padang, Wawancara Langsung, 17 Observasi, Sabtu, 16 April 2017

10 10 B. Rumusan dan Batasan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah ditemukan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul UlumAir Pacah Padang? Penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Bentuk perencanaan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang 2. Pelaksanaan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang. 3. Evaluasi penerapan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang. 4. Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode resitasi dan drill dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang C. Tujuan dan kegunaan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Bentuk perencanaan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang 2. Pelaksanaan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang. 3. Evaluasi penerapan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang.

11 11 4. Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode resitasi dan drill dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang Adapun penelitian ini berguna : a. Secara praktis untuk memenuhi salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar kesarjanaan strata satu (S1) dalam bidang ilmu Pendidikan Agama Islam. b. Secara teorotis sebagai masukan bagi guru yang mengajar Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah, Padang. D. Penjelasan Judul Untuk menghindari berbagai kesalahan dalam memahami istilah yang terdapat dalam judul ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah tersebut Penerapan : Pemasangan, pengenaan, perihal mempraktikkan. 18 Yang penulis maksud adalah perihal mempraktikkan suatu kegiatan yang belum pernah dilakukan oleh orang lain. Metode Resitasi : Metode resitasi adalah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugastugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru 18 Umi Khulsum, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kasiko, 2006) h.656

12 12 dan peserta didik mempertanggung jawabkannya. 19 Yang penulis maksud adalah cara mengajar yang digunakan guru dengan memberikan tugas kepada siswa dalam pembelajaran Fiqh. Metode Drill Metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari. 20 Yang penulis maksud adalah cara mengajar yang digunakan guru untuk melatih kemampuan gerak siswa dengan melakukan latihan atau gerakan tertentu dalam pembelajaran Fiqh. Pembelajaran Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. 21 Fiqh : Ilmu yang berbicara tentang hukum-hukum syar i amali (praktis) yang penetapannya h.293 ), h.2 19 Ramayulis Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2005) 20 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Bina Aksara, 1985) h Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan Usul Fiqih, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004

13 13 diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalil yang terperinci dalam nash (Alqur an dan Hadis). 22 Yang penulis maksud disini adalah ilmu yang mempelajari tentang segala perbuatan mukallaf, dengan Tuhan nya maupun dengan manusia yang lainnya. MAS Darul Ulum Air Pacah Padang : Sebuah lembaga pendidikan, yang berciri khas agama Islam, setingkat SMA, SMU, SMK, MAN di bawah naungan Departemen Agama yang berlokasi di jalan Palarik, Kelurahan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah Padang. 23 Yang penulis maksud adalah madrasah tingkat atas yang dikelola Departemen Agama. Jadi, yang penulis maksud dari penerapan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang, adalah kegiatan belajar dan mengajar pada mata pelajaran Fiqh yang di lakukan oleh guru Fiqh dengan menggunakan metode resitasi dan drill di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang. h Amir, Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakarta:Prenata Media. 2003), h.4 23 Hazbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

14 14 E. Penelitian Yang Relevan Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada kajian dan studi tentang penerapan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh, peneliti belum menemukan topik yang sama dengan penelitian penulis lakukan. Namun ada beberapa judul skripsi secara tidak langsung berkaitan dengan tema pembahasan diantaranya yaitu: Skripsi Maiyeni, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, NIM skripsi dengan judul Problema Penerapan Pemberian Tugas pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 18 Padang. Skripsi ini menyimpulkan bahwa bahwa guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 18 Padang sudah merencanakan penerapkan metode pemberian tugas pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk mencapai tujuan dalam mengaktifkan siswa. Namun belum efektif, karena guru dan siswa masih menghadapi kendala-kendala dalam menerapkan pemberian tugas. Seperti siswa belum mengumpulkan tugas tepat waktu, masih ada siswa yang mengerjakan tugas di kelas, dan kejenuhan yang dialami siswa dalam mengerjakan tugas lantaran semua mata pelajaran memiliki tugas. Dari segi penugasan yang diberikan oleh guru, guru harus merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai dari penugasan, memberikan penjelasan sejelasjelasnya, menyediakan waktu yang cukup, serta harus menarik minat siswa seperti menyuruh siswa mengerjakan tugas resume, kliping, dan menuliskan ayat dan do a serta gambar tata cara salat dan lain. Ini dikerjakan berdasarkan kelompok, individual serta menjawab pertanyaan yang diajukan dengan

15 15 memiliki bobot terhadap masing-masing tugas. Ini dilakukan agar tertanam rasa tanggung jawab atau sifat amanah pada diri siswa. Melihat hasil penelitian terdahulu, ada perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti, pada penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang penerapan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang. Penelitian ini akan memaparkan tentang penerapan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum air Pacah Padang. F. Sistematika Penulisan Sebagai pola dasardan pedoman untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti pembahasan skripsi ini, peneliti membaginya dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dankegunaan penelitian, defenisi operasional, penelitian relevan, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan teoritis yang membahas tentang metode pembelajaran mencangkup: pengertian metode pembelajaran, kedudukan metode dalam pembelajaran, metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, macam-macam metode pembelajaran mencangkup: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kisah, demonstrasi, resitasi, drill. Pembelajaran Fiqh mencakup: pengertian pembelajaran

16 Fiqh, dasar dan hukum mempelajari ilmu Fiqh, tujuan dan kegunaan ilmu Fiqh, ruang lingkup ilmu Fiqh. 16 BAB III : Metodologi penelitian yang berisikan jenis penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data serta teknik pengolahan dan analisa data dan teknik pemeriksaan keabsahan data. BAB IV : Hasil penelitian tentangperencanaan metode resitasi dan driil dalam pembelajaran Fiqh, pelaksanaan metode resitasi dan drill dalam pembelajaran Fiqh, evaluasi penerapan metode resitasidan drill dalam pembelajaran Fiqh, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode resitasi dan drill dalam pembelajaran Fiqh di kelas XI MAS Darul Ulum Air Pacah Padang. BAB V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. Adakah kecakapan guru untuk dapat menentukan metode mana yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. Adakah kecakapan guru untuk dapat menentukan metode mana yang mudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dalam sebuah sekolah lambat laun sangatlah bervariasi, itu dikarenakan oleh semakin banyaknya mata pelajaran dan tingkat kesulitannya juga bertambah. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Al-qur an Hadis adalah mata pelajaran yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam dan

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 H PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN 1 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh : SUGIONO Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan. 1. (mendidik). Namun menurut al-attas (1980) dalam Hasan

BAB I PENDAHULUAN. feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan. 1. (mendidik). Namun menurut al-attas (1980) dalam Hasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berasal dari kata didik, yang mengandung arti perbuatan, hal, dan cara. Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah religion education, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan kesimpulan oleh guru. 2. hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi ini tidak memuaskan

BAB V PENUTUP. dengan kesimpulan oleh guru. 2. hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi ini tidak memuaskan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan uraian terdahulu, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan metode diskusi tidak efektif digunakan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoritis. 1. Strategi Pembelajaran Ekspositori. a. Pengertian Strategi ekspositori

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoritis. 1. Strategi Pembelajaran Ekspositori. a. Pengertian Strategi ekspositori BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Strategi Pembelajaran Ekspositori a. Pengertian Strategi ekspositori Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang menekankan kepada proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah salah satu organisasi pendidikan yang mempunyai suatu kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya dari pembangunan bangsa yang menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh pengetahuan dan mengembangkan berbagai kemampuan dan ketrampilan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Kemampuan Berhitung a. Pengertian Kemampuan Kemampuan menurut bahasa adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan: 3 Menurut Mohammad Zain kemampuan adalah kesanggupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (Field Research)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (Field Research) 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (Field Research) dengan metode Deskriptif Kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas adalah sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang baru agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan latihan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan masalah yang kompleks karena setiap individu yang belajar melibatkan aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental sehingga akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Drill 1. Pengertian Metode Drill Sebelum mendefinisikan tentang metode drill, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui tentang metode mengajar. Metode mengajar adalah cara

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : AWAL MARYANTO NIM

OLEH : NAMA : AWAL MARYANTO NIM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PRAKTIK WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HIDAYAH ISLAMIYAH MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN Skripsi Diajukan Kepada Program Kualifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti merupakan sumber aqidah (keimanan), syari'ah, ibadah, muamalah, akhlak. 1 Umat manusia diwajibkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap guru pasti menginginkan keberhasilan dalam proses pembelajarannya, hal ini dapat diukur melalui evaluasi yang dilakukannya. Keberhasilan atau kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif yaitu tentang penyampaian teori, bagaimana agar siswa itu

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif yaitu tentang penyampaian teori, bagaimana agar siswa itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Selama ini sistem pembelajaran kita masih menekankan kepada ranah kognitif yaitu tentang penyampaian teori, bagaimana agar siswa itu dapat menguasai materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Aspek fikih menekankan pada kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses dimana sebuah bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pemberian Pekerjaan Rumah a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar dapat dilakukan secara tertib dan efektif. 1 Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar dapat dilakukan secara tertib dan efektif. 1 Perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang guru di dalam proses belajar mengajar perlu melaksanakan metode pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga jalannya proses belajar mengajar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh penting untuk perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa, serta pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara garis besar, pendidikan adalah upaya membentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan anugerah yang diberikan kepada kita umat Islam sebagai anugerah. Allah memberikan banyak kemudahan bagi yang mau mempelajarinya. Baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana utama di dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit diperoleh hasil dari kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Guru merupakan ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran agar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang sangat penting. Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang lain agar lebih menarik. Sebagaimana menurut Hamzah guru merupakan

BAB V PEMBAHASAN. yang lain agar lebih menarik. Sebagaimana menurut Hamzah guru merupakan 106 BAB V PEMBAHASAN 1. Kreatifitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Fiqih di MAN Kunir Wonodadi Blitar Dalam meningkatkan kreatifitas guru Fiqih, dengan jalan mengembangkan kemampuan untuk mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL/LATIHAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH ( Penelitian di MTS Attarbiyyah Bayongbong Garut )

PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL/LATIHAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH ( Penelitian di MTS Attarbiyyah Bayongbong Garut ) Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL/LATIHAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH ( Penelitian di MTS Attarbiyyah Bayongbong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di sekolah memegang peranan yang sangat penting, hal ini dapat dipahami bahwasanya tidak ada manfaat suatu sekolah bilamana tidak ada proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teori 1. Metode Sosiodrama Metode berasal dari bahasa latin meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan ke atau cara ke. Dalam bahasa arab, metode di sebut tariqah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, logis dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar sistematis, dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon Abstrak Guru merupakan titik sentral dalam mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan. Selain ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari sejarah perkembangan manusia mulai zaman dahulu hingga sekarang, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendididkan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan maka kegiatan selanjutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing-masing temuan penelitian akan dibahas mengacu

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA (Kelas VIII IPS SMP Al-Amanah Setu Tangerang Selatan)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA (Kelas VIII IPS SMP Al-Amanah Setu Tangerang Selatan) PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA (Kelas VIII IPS SMP Al-Amanah Setu Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan yang diberikan kepada anak sebagaimana yang dikonsepkan melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat sebuah metode yang disebut

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM EDUSIANA: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Available online at: http://ejournal.stainim.ac.id/index.php/edusiana METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Volume 4 No 1 Hal 24 31 2017 P-ISSN: 2355-2743;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan menusia, dengan iman dan pendidikan manusia akan mencapai kehidupan yang bahagia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. akan menganalisis data yang telah terkumpul. Dari paparan data dan hasil sub bab hasil temuan penelitian yang

BAB V PEMBAHASAN. akan menganalisis data yang telah terkumpul. Dari paparan data dan hasil sub bab hasil temuan penelitian yang BAB V PEMBAHASAN Setelah penulisan paparan data dan data temuan yang dihasilkan oleh peneliti dari wawancara, observasi dan dokumentasi, maka selanjutnya peneliti akan menganalisis data yang telah terkumpul.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar megajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai fungsi yang sangat penting serta sangat menentukan di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat menyampaikan materi pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada aspek metodologi pembelajaran. Guru masih bersifat normatif, teoritis dan

BAB I PENDAHULUAN. pada aspek metodologi pembelajaran. Guru masih bersifat normatif, teoritis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu problematika dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam yaitu pada aspek metodologi pembelajaran. Guru masih bersifat normatif, teoritis dan kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebatas sebagai penyampai ilmu semata, namun lebih dari itu ia bertanggung jawab atas seluruh perkembangan pribadi siswanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295.

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fiqh artinya paham, menurut Abdul Wahab Khalaf yang dikutip oleh Ahmad Rofiq, pengertian fiqih secara terminologis adalah "hukum-hukum syara yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan salah satu istilah yang sangat populer dalam dunia pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai suatu proses kegiatan dalam rangka perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 1

Lebih terperinci

BAB II METODE DRILL DAN KETRAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB

BAB II METODE DRILL DAN KETRAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB BAB II METODE DRILL DAN KETRAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB A. Metode Drill 1. Pengertian Metode Drill Banyak kita temukan di beberapa literatur apa definisi dari metode dengan versi yang berbeda-beda tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara bersama-sama mengembangkan lingkungan dan belajar bagaimana menunjukkan keproduktifannya. 4

Lebih terperinci

tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM).

tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan senantiasa dapat mengembangkan dan menyempurnakan penguasaan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah deskriptif. 1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. Ciputat

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. Ciputat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Madrasah atau sekolah merupakan sebagai salah satu wahana transformasi sosial budaya dalam lingkungan masyarakat yang eksistensinya tak dapat dipungkiri. Secara sistematik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu hal yang sangat mendasar bagi suatu bangsa karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini memuat tentang: a) latar belakang masalah; b) identifikasi dan pembatasan masalah; c) rumusan masalah; d) tujuan penelitian; hipotesis penelitian; f) kegunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekecil apapun ilmu yang didapat, kita harus selalu berusaha untuk menyampaikannya kepada yang lain. Karena setiap individu berhak untuk dididik dan mendidik, berhak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Minat Belajar Minat dalam pendidikan adalah suatu kekuatan yang membuat seseorang tertarik pada pelajaran. Jika kita memiliki minat yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan. siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan. siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menjadi anak manusia dewasa baik jasmani maupun rohani serta mampu. Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan:

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menjadi anak manusia dewasa baik jasmani maupun rohani serta mampu. Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan: 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kemandirian Belajar Santri Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting dan menentukan dalam kehidupan individu, keluarga, maupun negara. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut semua orang untuk mengetahui informasi dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga mancanegara. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak pada kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang tepat, biasanya orang awam mengartikan belajar identik dengan membaca, belajar

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH METODE RESITASI DENGAN DIBANTU LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP DHARMA WANITA PARE

JURNAL PENGARUH METODE RESITASI DENGAN DIBANTU LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP DHARMA WANITA PARE JURNAL PENGARUH METODE RESITASI DENGAN DIBANTU LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP DHARMA WANITA PARE THE INFLUENCE OF THE METHOD RECITATION WITH THE HELP A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar.

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar. 7 BAB II Kajian Pustaka A. Analisis Teoritik Dalam analisis teoritik akan diuraikan berbagai tinjauan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan, metode belajar mengajar, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dan tidak bisa diabaikan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri juga harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Dengan demikian

Lebih terperinci