Amirzan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Amirzan"

Transkripsi

1 79 DAMPAK MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH PADA SISWA SD KELAS V SD NEGERI 3 SIGLI ACEH Amirzan Amirzan.masry@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran bidang studi Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK) Atletik nomor lompat jauh yang merupakan dampak dari modifikasi media pembelajaran, serta bertujuan untuk menentukan media yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiment dengan metode eksperimen pola Pre-Test and Post-Test Group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Sigli Aceh. Penentuan sampel / kelompok yaitu dengan dilakukan tes awal yaitu tes lompat jauh. Dari hasil tes lompat jauh tersebut dilakukan matching dengan cara hasil tes awal tersebut dirangking dari yang terjauh sampai yang terdekat, kemudian dipasangkan dengan rumus A-B-C-C-B-A. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa nilai t hitung semuanya lebih besar dari nilai t tabel yaitu kelompok eksperimen 1 lompat tali 3,928 > 2,145, kelompok eksperimen 2 lompat garis 5,384 > 2,145, dankelompok eksperimen 3 (lompat ban) 4,877 > 2,145. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yang berarti signifikan. Dari hasil penelitian ini memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan pendekatan bermain lompat tali, lompat garis, dan lompat ban dalam pembelajaran lompat jauh dapat meningkatkan hasil lompat jauh siswa. Kata kunci: Dampak, Modifikasi, Media Pembelajaran, Hasil Pembelajaran Lompat Jauh. PENDAHULUAN Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran Penjas di sekolah sekolah. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran Penjas dan terbatasnya kemampuan guru Penjas untuk melakukan pembelajaran Penjas. Salah satu keterbatasan guru Penjas dalam mengajar adalah dalam hal menciptakan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Akibatnya guru belum berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mendidik siswa secara sistematik melalui pembinaan jasmani yang mengembangkan kemampuan keterampilan anak secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Penyelenggaraan program Pendidikan Jasmani (Penjas) hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri.artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kamampuan atau kondisi anak, dan dapat

2 80 membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Modifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara cara guru memodifikasi pembelajaranakan tercermin dari aktivitas yang pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya, sehingga aktifitas pembelajaran tidak membosankan bagi anak, dan biasanya diarahkan dalam bentuk bermain. Bermain merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya hilang. Arti yang tepat adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan dari luar atau kewajiban. Sementara itu menurut Helms dan Turner dalam Toho Cholik Mutohir (2004: 62) menyatakan bermain adalah cara atau jalan bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan dan cara mereka menjelajahi dunia lingkungannya termasuk membantu anak dalam menjalin hubungan sosial antara anak, dengan aktifitas bermain anak secara tidak langsung mampu menemjukan dirinya sendiri atau ia mampu mengetahui potensi potensi yang ia miliki, sehingga guru dengan mudah untuk mengarahkan anak ke tingakt yang lebih spesialis. Dalam kegiatan bermain tentu dibutuhkan berbagai media penunjang yang membantu lebih terarahnya atau berdampaknya permainan tersebut. Menurut Arief, (2002:6) Media segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiorim dan penerima, sehingga dapat merangsang pikiran perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi Jadi media merupakan alat ataupun sarana untuk membantu kelancaran suatu kegiatan. Dalam hal ini media digunakan untuk mempermudah guru dalam melakukan proses belajar dan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan di sekolah terutama dalam pembelajaran atletik nomor lompat jauh. Media dalam pembelajaran sangat banyak yang bisa digunakan namun dalam penelitian modifikasi media pembelajaran pokok bahasan lompat jauh peneliti menggunakan balok untuk membantu murid SD negeri 3 Sigli dalam melakukan awalan sebelum melakukan lompat dalam lompat jauh. Fenomena yang saat ini terjadi di SD Negeri 3 Sigli tahun pelajaran 2013 / 2014 hasil survei yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan murid yang sekolah di SD tersebut tergolong dalam tingkat tidak tuntas. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti banyak hal

3 81 yang melatar belakangi tidak tuntasnya pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan di SD tersebut diantaranya adalah penerapan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan jasmani yang mengajar di SD tersebut kurang sesuai, serta bahan ajar yang diajarkan oleh guru yang mengajar tidak ada perobahan untuk modifikasi dan monoton. Hasil yang lain yang dijumpai pada saat dilakukan pengamatan adalah: 1. Siswa terlihat kurang memperhatikan saat pelajaran Penjas. 2. Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas. 3. Guru kurang kreatif menciptakan modivikasi alatalat untuk pembelajaran Penjas. 4. Guru kesulitan dalam menemukan modifikasi media pembelajaran yang tepat dalam memenuhi kriteria tingkat hasil pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan terutama dalam pokok bahasan lompat jauh. Hal yang lain yang ditemukan tidak tuntasnya pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan di SD tersebut yaitu banyak siswa yang merasa takut dalam melakukan lompatan dalam lompat jauh. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka peneliti berinisiatif untuk agar dapat menerapkan modifikasi media pembelajaran dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan pokok bahasan lompat jauh, sehingga pembelajaran dapat menjadi optimal dalam pelaksanan pembelajarannya. Dalam hal ini dipilih penerapan modifikasi media pembelajaran pokok bahasan lompat jauh dalam aktivitas pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan pada murid SD Negeri 3 Sigli yang bertujuan ingin melihat dampak dari modifikasi media pembelajaran tersebut terhadap hasil pembelajaran pokok bahasan lompat jauh. Media berasal dari bahasa Latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atu pengantar pesan dari pengirim ke penerima (Arief, 2002: 6). Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: 10) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau tehnik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Modifikasi dalam suatu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan di sekolah, bisa dilakukan dengan menggunakan modifikasi (Bahagia, 2000: 1). Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru aga pembeljaran mencerminkan depelopmetally appropriate practice, yang artinya bahwa tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan peruahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut (Bahagia, 2000: 1). Jadi tugas ajar yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Pendekatan modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya (Depdikbud, 1993).

4 82 Modifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dianggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya (Bahagia, 2000: 3) Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu Developentally Appropriate Practice (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut (Depdikbud, 1993). Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik, disini seorang guru pendidikan jasmani harus memahami betul tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan modifikasi. Menurut Gusril (2004: 46-48) modifikasi memiliki keuntungan dan keefektivitasan, yang meliputi: 1. Meningkatkan motivasi dan kesenangan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan. 2. Mencapai aktivitas belajar siswa. 3. Meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa. 4. Mengatasi kekuarangan sarana dan prasarana. Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa; modifikasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi atau meniadakan permasalahan yang bterkait dengan pembelajaran, baik dalam pembelajaran permainan dan olahraga yang dilaksanakan dalam pendidikan jasmani di sekolah. Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat, melayang, dan mendarat sejauh-jauhnya. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 47), Lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin. Untuk lebih jelasnya Mane (1986:37) menjelaskan bahwa: Sasaran lompat jauh adalah melakukan awalan, menjejak papan (diletakkan di tanah) tanpa langkah melebihinya, dan melompat sejauh mungkin ke peta pendaratan yang berisi pasir. Jarak lompatan diukur dari sisi dalam papan tolakan sampai tanda terdekant di pasir yang dihasilkan oleh bagian tubuh yang terdekat. Dalam nomor lompat jauh, awalan lari yang dilakukan dengan kecepatan yang maksimal menuju ke arah papan tolakan merupakan faktor

5 83 penentu prestasi lompat jauh. Disamping kemampuan untuk menumpu pada papan tolakan juga memegang peranan penting dalam menunjang prestasi olahraga yang dimaksud. Berdasarkan hal tersebut maka lompat jauh merupakan salah satu nomor dalam olahraga atletik yang mempunyai teknik gabungan antara unsur kombinasi kecepatan dengan kekuatan otot serta kombinasi rangkaian teknik dasar lompatan. Dalam hal ini Jonath (1987: 197) mengemukakan bahwa: Lompat jauh merupakan kombinasi optimal antara kecepatan awalan (ancang-ancang) atau sering dikatakan sebagai kecepatan horizontal dengan tenaga lepas tapak (kecepatan vertikal) yang akan menghasilkan kecepatan tinggal landas titik berat badan. Berdasarkan hal tersebut maka lompat jauh juga dapat dikatagorikan jenis olahraga skill. Sehingga prestasi lompat jauh sangat ditentukan oleh komponen komponen fisik seperti kekuatan, kecepatan, keseimbangan dan koordinasi gerakan teknik lompat. Nomor lompat jauh terasa lebih sulit untuk dipraktekkan bila dibandingkan dengan nomor lari. Pelompat yang baik dalam lompat jauh adalah yang memiliki kecepatan lari yang baik, bertungkai panjang, kekuatan melompat yang kuat mempunyai kemampuan koordinasi dari gerakan-gerakan yang eksplosif, sehingga mendapat suatu jarak yang sejauh-jauhnya antara titik tumpuan dan titik pendaratan. Setiap pelompat dapat memperlihatkan gerakan-gerakan awal, atau tumpuan, melayang dan mendarat yang sempurna. Teknik lompat dan langkah dalam perkembangan lompat jauh dapat dianggap sebagai persiapan bagi teknik lompat jauh gaya mengantung atau melenting dan gaya berjalan di udara. Kedua gaya melompat tersebut merupakan gaya yang paling banyak digunakan pada saat sekarang, tetapi tergantung mana yang mudah digunakan oleh seorang atlet, juga tergantung kepada bakat motoris dan sikap perseorangan. Dalam lompat jauh terdapat empat teknik dasar yang harus diperhatikan oleh pelompat, yaitu awalan lari, menumpu atau tolakan, melayang dan mendarat. Keempat teknik tersebut merupakan suatu kesatuan urutan gerakan lompat yang tidak terputusputus satu dengan yang lainnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil lompatan dalam lompat jauh dipengaruhi oleh kecepatan lari awalan, kekuatan tumpuan, dan koordinasi gerakan tubuh saat melayang serta saat pendaratan di bak pasir. Untuk memperjelas keempat teknik tersebut, berikut akan diuraikan satu persatu dari teknik gerakan tersebut. Lompat jauh merupakan suatu rangkaian gerakan yang dipengaruhi oleh berbagai unsur dalam usaha mencapai prestasi. Unsur-unsur tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang pelompat, seperti kondisi fisik, teknik, taktik dan strategi serta mental. Unsurunsur tersebut dapat diaplikasikan secara langsung kedalam rangkaian gerak yang ada dalam lompat jauh. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi ketangkasan lompat jauh seseorang adalah sebagai berikut : 1. Kecepatan Lari Lompat jauh terdiri dari ancangancang, bertumpu, melayang dan mendarat, namun pada ancang - ancang atlet harus berlari dengan kecepatan tinggi yang dimulai pada papan tolakan. Menurut Mc Mane (1986 : 37) mengatakan bahwa lompat jauh membutuhkan kecepatan yang luar biasa dan juga dengan memiliki otot yang sangat kuat. Pelari cepat biasanya

6 84 menjadi atlet yang mampu melakukan lompatan sejauh jauhnya, seperti Jasse Owen dan Calr Lowis yang merupakan dua dari sekian banyak pelompat jauh terbaik dunia serta pelari jarak pendek yang termuka. Selanjutnya Adisasmita (1986, 7) mengatakan bahwa Pelompat itu sama cepatnya dengan seorang Sprinter, pelompat yang tidak punya kecepatan sama sekali tidak punya harapan untuk mencapai prestasi yang setinggitingginya. Unsur dasar dari suatu prestasi lompat jauh adalah kecepatan lari pada saat awalan, yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan seseorang untuk melompat sejauh mungkin. Seseorang pelompat jauh harus mengetahui kecepatan tertinggi yang dapat dikendalikan untuk memperoleh lepas landas yang seimbang. Pada saat melakukan lompatan, empat langkah sebelum mencapai 95 % serta harus mendapatkan langkah yang tepat. 1. Daya Lompat Daya lompat dari pelompat jauh muncul terutama dalam dorongan tenaga yang ditujukan ke atas waktu melompat. Karena itu kecepatan ancang-ancang diubah pada suatu saat dalam ketinggian atau mencapai sudut perbatasan yang maksimal, dan selanjutnya karena pindahnya kaki, pengurangan kecepatan sebanyak mungkin dihilangkan. Dengan bertambahnya tenaga lompat, memperbaiki syarat syarat bagi suatu kecepatan lompat yang lebih besar dan karena itu juga memperbaiki prestasi, lebih lanjut Bambang (1991 : 29) mengatakan: Daya atau Power adalah kesulitan dari pada kekuatan dan kecepatan, misalnya terdapat pada saat melempar, melompat dan lari cepat. 2. Gaya Gaya merupakan salah satu kesatuan yang harus diperhatikan dalam nomor lompat jauh. Pengertian gaya menurut kamus Bahasa Indonesia adalah cara melakukan gerakan dan pengertian ini berlaku dalam olahraga. Sedangkan dalam ilmu fisika, gaya diartikan sebagai gerakan yang terjadi akibat adanya tarikan / tolakan. Memodifiaksi media pembelajaran sebaiknya dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menjadi lebih senang da gembira dan akhirnya tujuan pembelajaranpun tercapai sebagia mana yang diterapkan dikurikulum. Dalam peneiitan ini modifikasi yang diambil berupa materi pembelajaran lompat jauh. Berikut diurakain sebagai berikut; Lompatan tanpa menggunakan alat terdiri dari; a. Lompat kedepan b. Lompat ke belakang c. Lompat kesamping d. Lompat keatas e. Lompat kebawah f. Lompat berputar (Widya; 2004: 65). Alat-alat yang dapat digunanakan antara lain; a. Dengan menggunakan tali b. Dengan menggunakan balokbalok c. Dengan menggunakan simpai rotan d. Dengan menggunakan kotak box / kardus e. Ban bekas METODE Metode Penelitian merupakan penelitian eksperimen dengan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pola pre-test and post-test group. Pemberian pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal dari setiap kelompok, sedangkan post-test bertujuan untuk mengukur / mengetahui perbedaan

7 85 tingkat keberhasilan penggunaan media pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat tali, lompat garis, dan lompat ban terhadap hasil pembelajaran lompat jauh, pendekatan bermain yang mana yang mempunyai dampak /pengaruh lebih baik terhadap hasil lompat jauh diantara tiga media pembelajaran tersebut. Penentuan sampel / kelompok yaitu dengan dilakukan tes awal yaitu tes lompat jauh. Dari hasil tes lompat jauh tersebut dilakukan matching dengan cara hasil tes awal tersebut dirangking dari yang terjauh sampai yang terdekat, kemudian dipasangkan dengan rumus A- B-C-C-B-A. Dari hasil pasangan tersebut terbagi menjadi tiga kelompok yang sama rata. Sebelumnya peneliti menentukan A untuk kelompok eksperimen 1 yaitu lompat tali, B untuk kelompok eksperimen 2 yaitu lompat garis, dan C untuk kelompok eksperimen 3 yaitu lompat ban. Tiap kelompok eksperimen terdiri dari 15 siswa. Rancangan penelitian dapat digambarkan berikut ini: X1 P S Pre-t X2 PB X3 Keterangan : P : Populasi (subyek penelitian) S : Sampel (subyek penelitian) Pre-T : Pre-test (tes awal) digunakan untuk membagi kelompok dan mengetahui kemampuan awal. X1 : Kelompok Eksperimen 1 X2 : Kelompok Eksperimen 2 X3 : Kelompok Eksperimen 3 PB1 : Pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat tali PB PB Post-T Post-T Post-T PB2 : Pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat garis PB3 : Pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat ban Post-T : Post-test (tes akhir) digunakan untuk membandingkan dan mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatanbermain. Maka untuk pengetesan signifikan menggunakan t-test dengan rumus pendek (short methode) sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1973 : 453). Untuk analisa data diperlukan suatu rumus t-test sebagai berikut : Rumus analisa t-test: t = Md x 2 d N (N 1) Keterangan: t = Harga t-test yang dicari Md = Mean dari deviasi (d) xd = Perbedaan deviasi dengan mean deviasi N = Banyaknya subjek df = atau db adalah N 1 HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Data Hasil Penelitian Lompat tali Lompat Lompat garis Ban No Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Eksperimen 2 Kelompok Eksperimen 3 Jumlah Ratarata 269,9 300,10 271,08 SD 17,68 19,78 18,95 Pada tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa rentangan skor hasil lompat jauh dengan pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat tali adalah 154 sampai

8 86 368, skor terendah adalah 154 dan tertinggi 368, sedangkan rata-ratanya adalah 269,9 dan standar deviasinya (SD) adalah 17,68. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa rentangan skor hasil lompat jauh dengan pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat garis adalah 123 sampai 388,skor terendah adalah 123 dan tertinggi adalah 388, sedangkan rataratanya adalah 300,10 dan standar deviasinya (SD) adalah 19,78. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa rentangan skor hasil lompat jauh dengan pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat ban adalah 158 sampai 371, skor terendah adalah 158 dan tertinggi adalah 371, sedangkan rataratanya adalah 287,33 dan standar deviasinya (SD) adalah 18,95. Tabel 2. Data Peningkatan Hasil No Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Eksperimen 2 Kelompok Eksperimen 3 Pre-test Post- tes Gain Pre-test Post- tes Gain Pre-test Post- tes Gain Jlh Ratarata 241,2 269,9 33,9 242,12 299,12 44,9 238,95 271,08 36,94 Pembelajaran Lompat Jauh Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada kelompok eksperimen 1 lompat tali prestasi rata-rata awal adalah 241,2 dan prestasi rata-rata akhir adalah 269,9 sedangkan rata-rata peningkatan prestasi adalah 33,9. Pada kelompok eksperimen 2 lompat garis prestasi ratarata awal adalah 242,12 dan prestasi rata-rata akhir adalah 299,12 sedangkan rata-rata peningkatan prestasi adalah 44,9. Pada kelompok eksperimen 3 lompat ban prestasi rata-rata awal adalah 238,95 dan prestasi rata-rata akhir adalah 271,08 sedangkan rata-rata peningkatan prestasi adalah 36,94. Pada tes akhir dari semua kelompok eksperimen maka diperoleh data dari tiap-tiap kelompok tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel perhitungan statistik untuk mencari t- test. Dari hasil analisis data menggunakan t-tes pada taraf signifikansi 5% dan db 14 (N - 1), maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Uji T-test Kelompok t hitung t tabel Keterangan Eksperimen 1 (lompat tali) Eksperimen 2 (lompat garis) Eksperimen 3 (lompat ban) 3,928 2,145 Signifikan 5,348 2,145 Signifikan 4,877 2,145 Signifikan Dari hasil perhitungan statistik, diperoleh nilai t hitung untuk kelompok eksperimen 1 (lompat tali) adalah 3,928 kemudian kelompok eksperimen 2

9 87 (lompat garis) adalah 5,384 dan kelompok eksperimen 3 (lompat ban) adalah 4,877. Setelah dicari nilai t dalam tabel dengan derajat kebebasan (db) = 15 taraf signifikansi 5% diperoleh nilai t sebesar 2,145. Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai t hitung semuanya lebih besar dari nilai t tabel yaitu kelompok eksperimen 1 (lompat tali) 3,928 > 2,145, kelompok eksperimen 2 (lompat garis) 5,384 > 2,145, dankelompok eksperimen 3 (lompat ban) 4,877 > 2,145.Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yang berarti signifikan. Dari hasil penelitian ini memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan pendekatan bermain lompat tali, lompat garis, dan lompat ban dalam pembelajaran lompat jauh dapat meningkatkan hasil lompat jauh siswa. Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan pendekatan bermain untuk meningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran lompat jauh, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran lompat jauh dalam penelitian ini dilakukan selama 12 kali pertemuan, memanfaatkan berbagai jenis permainan yang memiliki gerakan yang sama atau hampir sama dengan gerakan lompat jauh. Penggunaan permainan ini adalah untuk melatih otot agar memiliki kekuatan yang cukup untuk memperoleh lompatan yang maksimal. Karena itulah, beberapa jenis permainan yang menggunakan gerakan yang mirip dengan gerakan pada lompat jauh dimanfaatkan untuk melatih otot, yaitu otot tungkai. Dari data hasil penelitian, antara hasil pre-test (tes awal sebelum menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan bermain) dan posttest (tes akhir setelah menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan bermain) dari ketiga kelompok model pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat tali, lompat garis, dan lompat ban mengalami peningkatan yang signifikan terhadap hasil lompat jauh siswa. Dari rata-rata peningkatan prestasi, kelompok dengan pendekatan bermain lompat garis mempunyai hasil yang lebih besar terhadap hasil lompat jauh siswa yaitu sebesar 45,4. Dilihat dari analisis gerakan, ketiga bentuk pembelajaran dengan pendekatan bermain tersebut diatas adalah sama, yaitu adanya kontraksi pada otot, dimana akan terjadi perubahan panjang otot dan gerak pada persendian atau beberapa sendi. Disamping itu juga adanya irama gerakan yaitu melambung ke atas.pada ketiga pembelajaran dengan pendekatan bermain tersebut terjadi pendekatan otot dan pemanjangan otot. Dengan demikian ketiga pembelajaran tersebut diatas dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh siswa. Berdasarkan uraian di atas ternyata pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat garis mempunyai pengaruh hasil yang lebih tinggi dari pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat tali dan lompat ban pada hasil lompat jauh. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat garis memiliki beban yang lebih berat yaitu melompat vertikal kedepan dibandingkan dengan lompat tali dan lompat ban yang melompat secara horizontal kedepan. Ketinggian kardus sekitar cm dan jarak antara kardus adalah 1 meter. Dalam melakukan lompat garis,

10 88 siswa dituntut untuk bisa melompati kardus dengan kedua kaki sejajar secara bersama-sama dengan tinggi yang sama dari setiap kardus dan harus memperhatikan langkah yang benar agar tidak menabrak atau melewati kardus berikutnya. Hasilnya daya ledak otot tungkai dalam melakukan tolakan menjadi lebih optimal dan juga langkah dalam melakukan awalan dalam lompat jauh akan lebih terkontrol. Pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat garis ini aman dilakukan oleh siswa karena kardus terbuat dari bahan yang ringan. Pada pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat tali siswa hanya dituntut untuk melakukan gerakan melompat-lompat seperti tali kedepan secara horisontal dengan tumpuan pada kedua kaki secara bersamaan dengan rintangan tali. Sedangkan pada lompat ban siswa dituntut untuk melakukan lompatan seperti halnya pada lompat garis juga tidak dituntut ketinggian lompatan karena siswa hanya dituntut untuk mampu melompati ban-ban bekas yang telah dijajarkan sebanyak tujuh buah ban sebagai rintangan dengan jarak yang berbeda dan arah lompatan yang berbeda pula. KESIMPULAN Hasil penelitian dan pembahasan, maka hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil yang sangat signifikan pada pembelajaran atletik dengan pendekatan bermain lompat tali, lompat garis, dan lompat ban pada hasil lompat jauh pada siswa kelas Kelas V SD Negeri No. 3 Sigli Kabupaten Pidie Aceh. Penelitian ini, selain untuk mengetahui pengaruh hasil pembelajaran atletik dengan pendekatan media bermain lompat tali, lompat garis, dan lompat ban terhadap hasil lompat jauh, juga untuk mengetahui dari ketiga kelompok pendekatan media bermain tersebut, kelompok dengan pendekatan bermain yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap hasil lompat jauh adalah dengan pendekatan media bermain lompat garisyang mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap hasil lompatan siswa kelas Kelas V SD Negeri No. 3 Sigli Kabupaten Pidie Aceh. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran dengan pendekatan bermain lompat garis memiliki beban yang lebih berat dibandingkan dengan pembelajaran pendekatan bermain media lompat tali dan lompat ban, karena dalam lompat media garis siswa berusaha untuk mampu melewati garisgaris yang paling jauh atau dengan nomor yang paling besar, dalam hal ini adanya kegiatan bermain sambil berlomba antar siswa. DAFTAR PUSTAKA Carr, Gery Atletik Untuk Sekolah (Edisi Terjemahan). Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hamdani Manfaat Media Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Cipta. Heinich, R, et.al Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Nurhasan Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Rusli, Lutan Asas-asas Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI. Sudjana Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sukintaka Teori Pendidikan Jasmani Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.

11 Sutrisno Hadi Statistik II. Yogyakarta: Andi. Tamsir Riyadi Petunjuk Atletik. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Toho Cholik Mutohir dan Rusli Lutan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV. Maulana. Yoyo Bahagia Atletik. Jakarta : Depdiknas. Yudha M. Saputra Pembelajaran Atletik Di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas. 89

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN a. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di : Lokasi : SMAN 2 Ciamis Waktu : 2-28 September 2013 b. Populasi dan sampel Dalam tercapainya suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu bagian dari nomor lompat dalam olahraga atletik. Ada banyak pakar yang mengartikan lompat jauh, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan aktifitas fisik dalam bentuk aktifitas gerak siswa, saat melakukan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anisha Novianti, Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN. Anisha Novianti, Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam kegiatan jalan, lari, lempar, lompat. Islilah atletik berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah a. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam Kurikulum SMA, pengertian pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang proses pembelajarannya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor pendukung kehidupan manusia yang sehat dan berkualitas adalah melalui olahraga. Hal ini disebabkan karena kondisi jasmani dan rohani yang kuat akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang disalurkan melalui suatu proses pembelajaran, dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam kegiatan jalan, lari, lempar, lompat. Istilah atletik berasal

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Winarno Surahman NIM: 14.1.01.09.0380P Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada bidang studi Pendidikan Jasmani, masih banyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN Asep Dedi Paturohman NPM: GIC.14.0703 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN 25 MODUL 2 : PENDAHULUAN MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd Penyelenggaraan program pendidikan jasmani (Penjas) hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH. HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH Zukrur Rahmat 1 Abstrak Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah yang beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64) 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Lompat tinggi termasuk cabang olahraga atletik nomor lompat. Untuk pemula, lompat tinggi yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuhkan, mengembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN Asep Dedi Paturohman 1) Deni Mudian 2) Iyan Nurdiyan Haris

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 GONDANG TAHUN 2014/ 2015 SKRIPSI.

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 GONDANG TAHUN 2014/ 2015 SKRIPSI. PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 GONDANG TAHUN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik adalah olahraga yang disebut sebagai induk dari cabang olahraga (de mother aller sporte). Atletik merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER

PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER Nur Ahmad Muharram Penjaskesrek Universitas Nusantara PGRI Kediri nur.ahmad1988@unpkediri.ac.id Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari PENDAHULUAN Atletik merupakan induk dari semua cabang olaharaga, hal ini dikarenakan di dalamnya terdapat semua unsur gerak yang ada pada semua cabang olahraga. Selain itu pula cabang olahraga ateltik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI BAGOR NGANJUK TAHUN 05 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pembinaan mental-spritual, intelektual dan khususnya pembinaan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.3.1Data Hasil penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok baik pre-test dan post-test,

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) 6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING. (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN

PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING. (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN 1 PENGARUH ALAT BANTU TERHADAP GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MELENTING (Jurnal Skripsi) Oleh YULI SUPRIHATIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 2 ABSTRACT THE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah mengenal berbagai macam bentuk olahraga, salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik merupakan cabang olahraga yang tertua dan juga dianggap sebagai induk dari semua cabang olahraga, telah sejak dulu dilakukan orang seperti berjalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan pembinaan olahraga nasional, seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek PENGARUH LATIHAN SPRINT 30 METER DAN LATIHAN BARRIER HOPS TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS XII-IPA SMA NEGERI 7 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Jesman, Kemampuan Lompat Jauh Melalui Metode Tutor Sebaya Siswa SD Inpres 12 Baiya.

Jesman, Kemampuan Lompat Jauh Melalui Metode Tutor Sebaya Siswa SD Inpres 12 Baiya. MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V SD INPRES 12 BAIYA JESMAN Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi FKIP Universitas Tadulako kampus Bumu Tadulako Tondo

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN MELOMPATI BAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI KELAS VIII

PENGARUH PERMAINAN MELOMPATI BAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI KELAS VIII PENGARUH PERMAINAN MELOMPATI BAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI KELAS VIII Mita Andini, Edi Purnomo,Wiwik Yunitaningrum Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN e-mail: Mitaandini45@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH PUTRIA SARTIKA NIM A1D408146 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode pembelajaran demonstrasi dan metode pembelajaran tugas (latihan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting dalam mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN SPEED PLAY TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 TEBO PROPINSI JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN SPEED PLAY TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 TEBO PROPINSI JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN SPEED PLAY TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 TEBO PROPINSI JAMBI OLEH PARYANTI A1D408095 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri 39 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR. Iwan Saputra * Kata Kunci : Modifikasi, Media, Pendidikan Jasmani

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR. Iwan Saputra * Kata Kunci : Modifikasi, Media, Pendidikan Jasmani MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR Iwan Saputra * Abstrak : Proses pembelajaran pendidikan jasmani mengenai atletik yang belum menarik minat siswa unutk mempelajarinya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam memberikan peningkatan kemampuan atlet mencapai prestasi puncak. seperti yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI) MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI) Titin Kuntum Mandalawati, M.Or PGSD IKIP PGRI Madiun titinmandalawati@yahoo.com ABSTRAK Lompat jauh merupakan suatu

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MULTIPLE BOX TO BOX JUMPS WITH SINGLE LEG LANDING DAN SINGLE LEG BOUNDING TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS XI SMKN 1 GROGOL KEDIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruang lingkup pendidikan jasmani di sekolah dasar, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 yang terdiri dari tujuh bagian, yaitu permainan dan olahraga, aktivitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 NGANJUK TAHUN 2014/ 2015

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 NGANJUK TAHUN 2014/ 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 NGANJUK TAHUN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM: HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA KELAS X SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH OLEH FRONIKA ANI NIM. F 1102141056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Konvensional dan Modifikasi Sarana terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Konvensional dan Modifikasi Sarana terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Konvensional dan Modifikasi Sarana terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Simo Boyolali Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian

Lebih terperinci

Yan Indra Siregar. Abstrak

Yan Indra Siregar. Abstrak 120 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SLIDE JUMP SPRINT DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP WITH LATERAL MOVEMENT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DAN HASIL LARI 100 METER PADA MAHASISWA PKO STAMBUK 2014 TAHUN 2016

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat dan berdampak di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan dan olahraga.

Lebih terperinci

Pengaruh Latihan Pliometrik antara Box Jump dan Leaps terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas XI Geomatika SMK Negeri 1 Bireun

Pengaruh Latihan Pliometrik antara Box Jump dan Leaps terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas XI Geomatika SMK Negeri 1 Bireun Jurnal Serambi PTK, Volume IV, No.1, Juni 2017 ISSN : 2355-9535 12 Pengaruh Latihan Pliometrik antara Box Jump dan Leaps terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas XI Geomatika SMK Negeri

Lebih terperinci

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Atletik

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Atletik BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Atletik Menurut pendapat dari Aip Syaifuddin (1992:2), atletik adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan dan meliputi nomor jalan, lari,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini seperti berjalan, berlari, melompat dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menetapkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Gorontalo sebagai objek penelitian. Penetapan

Lebih terperinci

PENGARUH LONCAT KATAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ELFRY APRIENDY NIM.

PENGARUH LONCAT KATAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ELFRY APRIENDY NIM. PENGARUH LONCAT KATAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN Oleh: ELFRY APRIENDY NIM. F38008006 PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu alat dalam pendidikan yang dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak didik menjadi manusia secara keseluruhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh 15 BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat

Lebih terperinci

Akong Antonius, Kaswari, Ahmad Atiq Penjaskesrek, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

Akong Antonius, Kaswari, Ahmad Atiq Penjaskesrek, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak UPAYA PEMBERIAN PEMBELAJARAN LOMPAT TALI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH SISWA KELAS V SD 35 SEBETUNG KEC. TEBAS KAB. SAMBAS TAHUN 2013AJARAN 2012/2013. Akong Antonius, Kaswari, Ahmad Atiq

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha memasyarakatkan olahraga sekarang ini sudah nampak hasilnya. Hal ini ditandai dengan maraknya orang melakukan olahraga untuk kesehatan dan sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau sebab-akibat. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang perlu mendapat perhatian, pembinaan, dan pengembangan serta peningkatan prestasi. Peningkatan ini perlu, karena atletik

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN LOWER LIMB EXPLOSIVE POWER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia sekolah

I. PENDAHULUAN. erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia sekolah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus berkembang, berubah dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hayatnya. Perkembangan anak bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakannya merupakan dasar dari seluruh gerakan olahraga. Oleh karena itu atletik menjadi salah satu

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH: HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DENGAN PRESTASI LARI 50 METER PADA SISWA KELAS V PUTRA SDN BANGUNSARI I KECAMATAN BANDAR KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa sebelum dilakukan pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan bermain lompat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA SCHNEPPER

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA SCHNEPPER PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA SCHNEPPER Ardhi Mardiyanto Indra Purnomo, Nur Ahmad Muharram Muhammad Habi Burasyid Penjaskesrek Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokan menjadi lari, lempar, dan lompat.kata ini berasal dari bahasa

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta ABSTRACT The purpose of this research was (1) to compare the difference

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah mata pelajaran yang menuntut siswa lebih banyak berbuat dalam arti melakukan gerak, mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Hubungan keduanya dapat dipahami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar Proses pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar (Rusli Lutan, 2004 : 1.42) adalah berorientasi pada peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik sebagai cabang olahraga tertua di dunia merupakan induk dari semua cabang olahraga yang dilakukan secara luas dan bisa dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik sebagai cabang olahraga paling tua di dunia merupakan induk dari semua cabang olahraga, maka tidak mengherankan sering disebut sebagai the mother of

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PERMAINAN SEBAGAI BENTUK PEMANASAN TERHADAP MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PENGARUH PEMBERIAN PERMAINAN SEBAGAI BENTUK PEMANASAN TERHADAP MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENGARUH PEMBERIAN PERMAINAN SEBAGAI BENTUK PEMANASAN TERHADAP MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Oleh: Septyaning Lusianti Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS. Maspar Addriana Bulu Baan Muh.

PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS. Maspar Addriana Bulu Baan Muh. 1 PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS Maspar Addriana Bulu Baan Muh. Ramli Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH BOX SKIP TRAINING MENGGUNAKAN ANKLE WEIGHT TERHADAP HASIL OLAHRAGA ATLETIK TRIPLE JUMP PADA SISWA SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH BOX SKIP TRAINING MENGGUNAKAN ANKLE WEIGHT TERHADAP HASIL OLAHRAGA ATLETIK TRIPLE JUMP PADA SISWA SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH BOX SKIP TRAINING MENGGUNAKAN ANKLE WEIGHT TERHADAP HASIL OLAHRAGA ATLETIK TRIPLE JUMP PADA SISWA SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI OLEH SUTIO KURNIAWAN A1D408051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabang olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang selalu diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik merupakan cabang olahraga yang terdiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DAN LARI SPRINT 30 METER TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JALAN DI UDARA PADA SISWA SMPN 1 PAPAR TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DAN LARI SPRINT 30 METER TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JALAN DI UDARA PADA SISWA SMPN 1 PAPAR TAHUN 2015 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DAN LARI SPRINT 30 METER TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JALAN DI UDARA PADA SISWA SMPN 1 PAPAR TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak

Lebih terperinci