JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)"

Transkripsi

1 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 4 (2), 2014, Published every June and December JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) ISSN: (Online). ISSN: (Print). Expectation Gap Antara Auditor dan Mahasiswa Akuntansi Sukadwilinda 1, Bambang Susanto 2 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sangga Buana Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia Abstract. This study aimed to get empirical evidence about perceptions between auditors and accounting students to Expectation gap in the issue of the auditor and the audit process, the auditor's responsibilities, attributes the performance of auditors and audit results communications. The method used in this research is a comparative descriptive. The respondent in this study was 30 Auditor on public accounting firm in Bandung and 30 students of Accounting at the University of Buana YPKP bandung and Maranatha University Bandung. For processing such data used Mann Whitney test ( U test ). Based on the results of the study indicate that there are significant differences in perceptions between auditors and accounting students on the issue of the auditor and the audit process, as well as the communication of audit results. As for the issue of the responsibility of the auditor and the auditor 's performance attributes there is no significant difference between the auditor and accounting students. Keywords: expectation gap; auditor and audit processes; responsibility auditor; auditor performance attributes; communication of audit results. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap Expectation gap dalam isu auditor dan proses audit, tanggung jawab auditor, atribut kinerja auditor dan komunikasi hasil audit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Adapun responden dalam penelitian ini adalah 30 Auditor yang mewakili Kantor Akuntan Publik di Bandung dan 30 Mahasiswa Akuntansi dari Universitas Sangga Buana YPKP Bandung dan Universitas Maranatha Bandung Untuk mengolah data tersebut digunakan Uji Mann Whitney (U Test). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara auditor dan mahasiswa akuntansi dalam isu auditor dan proses audit, serta komunikasi hasil audit. Sedangkan untuk isu tanggung jawab auditor dan atribut kinerja auditor tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara auditor dan mahasiswa akuntansi Kata Kunci: expectation gap; komunikasi hasil audit. auditor dan proses audit; tanggung jawab auditor; atribut kinerja auditor; Corresponding author. sukadwilinda@gmail.com, bambangsusanto18@gmail.com How to cite this article. Sukadwilinda, Bambang Susanto (2014). Expectation Gap Antara Auditor dan Mahasiswa Akuntansi. Jurnal ASET (Akuntansi Riset). Program Studi Akuntansi. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 9 (2),11-21 History of article. Received: September 2014, Revision: November 2014, Published: Desember 2014 Copyright Published by Jurnal ASET (Akuntansi Riset). Program Studi Akuntansi. FPEB. UPI. 11 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

2 EXPECTATION GAP ANTARA AUDITOR DAN MAHASISWA AKUNTANSI/Sukadwilinda & Bambang Susanto PENDAHULUAN Akuntan publik merupakan salah satu profesi akuntan yang bertujuan untuk mengemban kepercayaan masyarakat atas opini yang diberikan dari laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian, tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini yang diberikan tersebut, sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan tersebut tetap merupakan tanggung jawab manajemen. Berbagai kasus yang muncul dibeberapa negara berkaitan dengan hasil audit terhadap perusahaan telah memicu munculnya masalah expectation gap. Kemungkina terjadinya Expectation Gap karena adanya perbedaan harapan masyarakat terhadap proses dan hasil audit. Expectation Gap, yaitu adanya kesenjangan harapan antara publik dan auditor sendiri terhadap peran dan tanggung jawab auditor (Humprey, 1997) dalam penelitian Winarna dan Suparno (2003). Perbedaan persepsi Audit expectation gap dikemukakan pertama kali oleh Ligio (1974) dalam Candra (2001:87) yang mendefinisikan bahwa audit expectation gap merupakan perbedaan pandangan mengenai tingkatan kinerja yang diharapkan antara akuntan independen dengan pemakai laporan keuangan. Definisi tersebut muncul akibat terjadinya suatu fenomena tahun 1970-an, pada saat di AS terjadi independen dalam mendeteksi tindak kecurangan pada perusahaan yang diauditnya. Kritik dan klaim tersebut mengidentifikasikan adanya gap antara harapan dan tuntutan. Masyarakat masih tetap merasa bahwa harapannya belum terpenuhi dimana kegagalan bisnis dan kerugian investasi justru terjadi setelah laporan diaudit oleh auditor dan pendapatnya wajar tanpa pengecualian. Hal ini terjadi karena masyarakat masih menganggap kegagalan bisnis dan kerugian itu sama dengan kegagalan audit. Padahal ketiga hal itu berbeda. Auditor menyatakan bahwa dia telah melakukan audit sesuai standar yang berlaku dan telah memenuhi tanggungjawabnya. Harapan masyarakat melebihi opini audit dan melebihi tanggungjawab auditor dalam menjamin kewajaran laporan keuangan. Persepsi publik terhadap tugas dan tanggungjawab auditor dapat bersifat positif apabila pelaksanaan tugas dan tanggungjawab auditor sesuai dengan yang diharapkan atau yang dipersepsikan. Dapat bersifat negatif apabila pelaksanaan tugas dan tanggungjawab auditor tidak sama dengan yang diharapkan atau tugas dan tanggungjawab yang dipersepsikan tidak sesuai dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab tersebut. Luasnya pengetahuan, usia dan pengalaman mempengaruhi tingkat pemahaman dan cara berfikir seseorang dalam menanggapi suatu permasalahan, dapat menjadi perbedaan expectacy antara auditor dan masyarakat dalam hal ini mahasiswa akuntansi yang didasari dari pemikiran peneliti bahwa ekspektasi seseorang dengan yang lain belum tentu sama. Selain itu, mahasiswa akuntansi memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap laporan keuangan. Dilihat dari segi pengalaman dan luasnya pengetahuan dalam melakukan suatu audit, auditor jauh lebih unggul dari mahasiswa akuntansi yang belum mempunyai pengalaman sama sekali. Apa yang diterima mahasiswa di bangku perkuliahan masih bersifat sangat teoritis. Sering terjadi bahwa antara teori dan praktek selalu terdapat kesenjangan. Permasalahan yang dapat dirumuskan terkait expectation gap auditor dan mahasiswa akuntansi adalah: 1. Bagaimana perbedaan persepsi auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap expectation gap dalam isu auditor dan proses audit? 2. Bagaimana perbedaan persepsi auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap expectation gap dalam isu tanggungjawab auditor? 12 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

3 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 4 (2), 2014, Bagaimana perbedaan persepsi auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap expectation gap dalam isu atribut kinerja audit? 4. Bagaimana perbedaan persepsi auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap expectation gap dalam isu komunikasi hasil audit? 5. Bagaimana perbedaan persepsi auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap expectation gap? KAJIAN LITERATUR Guy dan Sulivan (1996) mengatakan bahwa expectation gap adalah perbedaan apa yang masyarakat dan pemakai laporan keuangan percayai atau harapkan dari auditor dengan apa yang akuntan atau auditor yakini sebagai tanggungjawabnya. Boynton and Kell (1996) mengatakan bahwa pemakai laporan keuangan mengharapkan auditor untuk: 1. Melakukan audit dengan kompeten, jujur, independen, dan obyektif 2. Menyelidiki dan mendeteksi salah saji material yang disengaja dan yang tidak disengaja 3. Mencegah dikeluarkannya laporan keuangan yang menyesatkan Guy dan Sulivan (1998) menyatakan tentang masalah expectation gap dimana harapan masyarakat melebihi opini audit dan melebihi tanggungjawab auditor dalam menjamin kewajaran laporan keuangan. Dapat dikatakan munculnya expectation gap karena adanya perbedaan persepsi yag terjadi antara pihak yang berbeda, dalam hal ini auditor dan public. Persepsi publik terhadap tugas dan tanggungjawab auditor dapat bersifat positif apabila pelaksanaan tugas dan tanggungjawab auditor sesuai dengan yang diharapkan atau yang dipersepsikan. Empat hal yang menimbulkan persepsi yang berbeda, yaitu : Pemahaman mengenai Auditor dan Proses Audit Mulyadi (2001) dalam bukunya menjelaskan tiga tipe auditor, yaitu: (a) Auditor Independen (b) Auditor Pemerintah (c) Auditor Internal. Hasil akhir dari sebuah audit adalah opini atau pendapat atas laporan keuangan yang telah disajikan oleh pihak manajemen kepada auditor. Tanggung jawab manajemen adalah menyiapkan dan menyajikan laporan keuangan,sedangkan auditor bertanggung jawab atas opini atau pendapat yang diungkapkan terhadap laporan keuangan. Pembagian tanggung jawab tersebut harus diperhatikan dengan seksama (Arens & Loebbecke, 2000). Menurut O Reilly (1999) dalam Winama dan Suparno (2003) serta Dudy (2012), auditor harus mengembangkan suatu tujuan audit yang spesifik (khusus) yang berhubungan dengan asersi manajemen. Kemudian mendesain dan melakukan tes audit untuk mendapatkan dan menguji bukti-bukti apakah tujuan telah tercapai agar bisa membentuk opini terhadap laporan keuangan yang diaudit. Tanpa adanya bukti-bukti, maka laporan audit akan mempuyai tingkat validitas yang rendah (Woodrow, 1997 dalam Hendro, 2002). Keseluruhan hal yang dilakukan oleh auditor tersebut itulah yang disebut proses audit. Tanggung Jawab Auditor Tanggung jawab auditor yang harus dipikul auditor yang merupakan harapan masyarakat adalah sebagai berikut: a. Tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kekeliruan (error) dan ketidakberesan (irregularities), terutama kecurangan (fraud). b. Tanggung jawab mempertahankan sikap independensi dan menghindari konflik. c. Tanggung jawab mengkomunikasikan hasil audit, termasuk peringatan tentang 13 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

4 EXPECTATION GAP ANTARA AUDITOR DAN MAHASISWA AKUNTANSI/Sukadwilinda & Bambang Susanto kelangsungan hidup perusahaan (going concern). d. Tangggung jawab menemukan unsur tindakan melanggar hukum (illegal act) klien. e. Tangggung jawab meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperbaiki keefektifan audit. Komunikasi Sebelum berhubungan dengan pihak luar, auditor harus sudah memiliki mekanisme komunikasi intern yang mamadai sehingga tim audit menjadi kompak dan memiliki persepsi serta tujuan yang sama (Pusdiklatwas BPKP, 2007). Laporan hasil audit merupakan bentuk komunikasi tertulis yang berisi pesan agar pembaca laporan (audite/manajemen) dapat mengerti dan menindaklanjuti temuan (sesuai rekomendasi yang terdapat di dalam laporan tersebut). Selain komunikasi dengan auditee, auditor harus berkomunikasi dengan Komunikasi auditor dengan Instansi Teknis, pihak ketiga yang ada hubungan kerja dengan auditan, nara sumber/pakar dan pihak lain terkait kasus hukum. Atribut Auditor Atribut diartikan sebagai sesuatu yang melekat pada suatu hal, Dalam melakukan pengerjaannya, auditor dihadapkan pada masalah indenpendensi, terutama pada waktu mengeluarkan laporan audit, dalam pengerjaan pengauditan itu sendiri dan dalam mematuhi standar atau SPAP. METODOLOGI PENELITIAN Yang menjadi objek penelitian ini adalah: Isu Expectation gap auditor dan proses audit, tanggung jawab auditor, atribut kinerja auditor dan komunikasi hasil audit. Untuk meneliti objek tersebut, dilakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Bandung dan Mahasiswa Akuntansi jenjang pendidikan S2 di Universitas Sangga Buana YPKP Bandung dan Universitas Maranatha Bandung. Sampel digunakan adalah purposive sebanyak 30 orang Auditor yang mewakili Kantor Akuntan Publiknya dan 30 Mahasiswa Akuntansi Jenjang Pendidikan S2 di Universitas Sangga Buana YPKP Bandung dan Universitas Maranatha Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang menggunakan variabel mandiri (satu variabel). Dengan Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang menggunakan variabel mandiri (satu variabel). Dengan Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Expectation Gap diukur dengan persepsi maka variabel dalam penelitian ini adalah Persepsi Auditor dan Mahasiswa Akuntansi, Persepsi auditor dan mahasiswa akuntansi merupakan variabel tidak terikat (variabel independen) dan diberi simbol X, dengan indikator Auditor dan Proses Audit, Atribut Kinerja Audit, Komunikasi Hasil Audit dan Tanggungjawab Auditor. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan Persepsi auditor dan mahasiswa akuntansi, menggunakan Mann Whitney U-Test. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh dari jawaban kuesioner penelitian yang diisi oleh 30 Auditor dari beberapa Kantor Akuntan Publik dan 30 Mahasiswa Akuntansi dari 2 Universitas, berdasarkan indikator dari pertanyaan yang dibuat. Indikator ini terdiri dari 4 indikator Isu Expectation Gap. Berikut hasil rata-rata skor jawaban responden: 14 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

5 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 4 (2), 2014, Tabel 1 Hasil Rata-Rata Skor Jawaban Responden Kelompok Responden No. Isu Expectation Gap Auditor Mahasiswa 1. Auditor dan Proses Audit 37,20 23,80 2. Tanggung Jawab Auditor 29,27 31,73 3. Atribut Kinerja Auditor 33,83 27,17 4. Komunikasi Hasil Audit 34,93 26,07 Sumber : Data primer yang telah diolah 2014 Persepsi Auditor terhadap Expectation Gap Apabila dilihat dari perbedaan rata-rata skor jawaban pada tabel 1 terlihat auditor memiliki skor jawaban tertinggi dalam isu Auditor dan Proses Audit, Atribut Kinerja Audit dan Komunikasi Hasil Audit. Hal ini menggambarkan bahwa auditor memiliki persepsi yang lebih baik dalam menanggapi isu-isu expectation gap yang diangkat dalam penelitian kali ini. Membahas persepsi auditor terhadap expectation gap pada umumnya auditor memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik dibandingkan mahasiswa akuntansi. hal tersebut disebabkan karena isu-isu yang diangkat dalam penelitian ini merupakan isuisu yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab auditor, sehingga auditor lebih mengetahui harapan apa yang bisa dipenuhi dan harapan seperti apa yang tidak bisa dipenuhi oleh auditor. Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Expectation Gap Dari perbedaan rata-rata skor jawaban pada tabel 1 mahasiswa akuntansi memiliki jawaban tertinggi dalam isu Tanggung Jawab Auditor. Hal ini menggambarkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki harapan lebih besar terhadap auditor dalam memenuhi tanggung jawabnya, dibanding pemenuhan harapan oleh auditor sendiri. Harapan mahasiswa akuntansi terhadap auditor melebihi tanggung jawab auditor sesungguhnya. Mahasiswa akuntansi berlatar belakang pendidikan akuntansi tetapi tidak memiliki pengalaman dalam hal pengauditan, hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan mereka tentang auditing. Akan tetapi mahasiswa akuntansi menyadari betul akan pentingnya pengauditan, sehingga mempunyai harapan yang besar agar profesi audit dapat lebih meningkatkan mutu jasa profesinya. Pengujian Hipotesis dan Tes Statistik Mann Whitney (U Test) Mann Whitney digunakan untuk mengetahui perbedaan expectation gap antara auditor dan mahasiswa akuntansi. pengujian ini dilakukan dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho: µ1 = µ2 : Tidak ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi Ha: µ1 µ2 : Ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi Berdasarkan perbandingan antara Z hitung dan Z tabel dapat diperoleh sebagai berikut: Jika: -Z tabel l Z hitung Z tabel (α/2), maka Ho diterima Z hitung > Z tabel (α/2), maka Ho ditolak 15 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

6 EXPECTATION GAP ANTARA AUDITOR DAN MAHASISWA AKUNTANSI/Sukadwilinda & Bambang Susanto Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis Persepsi Auditor dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Isu Expectation Gap No. Indikator Z table Asymp. Sig. Keterangan (2-tailed) 1. Auditor dan Proses Audit -3,002 0,003 Signifikan 2. Tanggung Jawab Auditor -0,551 0,582 Tidak Signifikan 3. Atribut Kinerja Auditor -1,488 0,137 Tidak Signifikan 4. Komunikasi Hasil Audit -1,985 0,047 Signifikan 5. Expectation Gap -1,798 0,072 Tidak Signifikan Sumber: Data primer yang telah diolah Hasil Perbandingan Persepsi Auditor dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Auditor dan Proses Audit. Tabel 3 Test Statistics Mann Whitney Test Auditor dan Proses Audit Sumber: Data primer yang telah diolah Jawaban Mann Whitney U 249,000 Wilcoxon W 714,000 Z -3,002 Asymp. Sig (2-tailed),003 Berdasarkan data yang diolah pada tabel diatas diperoleh nilai Z hitung sebesar 3,002, maka perlu dibandingkan dengan Z tabel yang dicari menggunakan tabel distribusi normal. Dari hasil yang diperoleh Z tabel = -1,96 > Z hitung = 3,002, maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi. dalam hal ini, maka dapat disimpulkan ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu expectation gap auditor dan proses audit. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu auditor dan proses audit. Hasil ini menunjukkan kepercayaan atau harapan yang tinggi dari mahasiswa akuntansi bahwa auditor memiliki kemampuan teknis yang memadai dalam pemeriksaan, auditor melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan berdasarkan Standar Auditing (SA), Auditor mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan. Mahasiswa akuntansi beranggapan bahwa Auditor kurang hati-hati dalam menilai risiko bisnis klien dan Auditor berkewajiban memahami bisnis dan industri klien. Hal ini berbeda dengan persepsi auditor yang mengungkapkan bahwa auditor telah cukup baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Terjadi harapan yang berlebihan terhadap auditor karena mahasiswa akuntansi belum mempunyai pengalaman mengenai pengauditan dan belum memahami sepenuhnya mengenai proses suatu audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Jaka Winarna (2004), Dewi Sri Farthyana Wirasugena (2006), dan Duddy S. Ramdhani (2012) yang menunjukkan adanya perbedaan persepsi mengenai isu auditor dan proses audit. 16 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

7 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 4 (2), 2014, Hasil Perbandingan Persepsi Auditor dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Tanggung Jawab Auditor. Tabel 4 Test Statistics Mann Whitney Test Tanggung Jawab Auditor Sumber: Data primer yang telah diolah Jawaban Mann Whitney U 413,000 Wilcoxon W 878,000 Z -,551 Asymp. Sig (2-tailed),582 Berdasarkan data yang diolah pada tabel diatas diperoleh nilai Z hitung sebesar -,551, maka perlu dibandingkan dengan Z tabel yang dicari menggunakan tabel distribusi normal. Dari hasil yang diperoleh Z tabel = -1,96 <Z hitung = -,551, maka Ho diterima. Artinya tidak ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi. dalam hal ini, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu expectation gap tanggungjawab auditor. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu tanggung jawab auditor. Umumnya persepsi kedua kelompok ini memiliki persamaan bahwa auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi semua fraud, auditor tidak bertanggung jawab atas struktur pengendalian suatu entitas, auditor tidak bertanggung jawab atas penyelenggaraan catatan akuntansi, manajemen bertanggung jawab atas penyajian laporan keuangan, auditor tidak memihak dan objektif, auditor tidak menggunakan judgment dalam pemilihan prosedur audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Jaka Winarna (2004), Dewi Sri Farthyana Wirasugena (2006) yang menunjukkan adanya perbedaan persepsi mengenai isu tanggung jawab auditor, sedangkan pada penelitian ini tidak ada perbedaan persepsi. Hasil Perbandingan Persepsi Auditor dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Atribut Kinerja Auditor. Tabel 5 Test Statistics Mann Whitney Test Atribut Kinerja Auditor Jawaban Mann Whitney U 350,000 Wilcoxon W 815,000 Z -1,488 Asymp. Sig (2-tailed),137 Sumber: Data primer yang telah diolah JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

8 EXPECTATION GAP ANTARA AUDITOR DAN MAHASISWA AKUNTANSI/Sukadwilinda & Bambang Susanto Berdasarkan data yang diolah pada tabel diatas diperoleh nilai Z hitung sebesar - 1,488, maka perlu dibandingkan dengan Z tabel yang dicari menggunakan tabel distribusi normal. Dari hasil yang diperoleh Z tabel = - 1,96 < Z hitung = -1,488, maka Ho diterima. Artinya tidak ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi. dalam hal ini, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu expectation gap atribut kinerja auditor. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu atribut kinerja audit. Umumnya persepsi kedua kelompok ini memiliki persamaan bahwa proses pelaksanaan pemeriksaan atas laporan keuangan bukan pekerjaan pokok auditor, penentuan jumlah fee dan kompensasi menjadi pertimbangan auditor untuk melakukan audit, kualitas perencanaan audit merupakan tahap paling penting dalam menentukan keberhasilan audit, tujuan utama pelaksanaan pekerjaan lapangan oleh auditor adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat, sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan merupakan faktor paling menentukan dalam meminimalkan risiko bawaan perusahaan, auditor dapat menemukan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, materialitas dan resiko audit melandasi penerapan semua standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, opini auditor menjasi salah satu pertimbangan keputusan ekonomi yang akan diambil oleh pengguna laporan keuangan auditan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Jaka Winarna (2004), Dewi Sri Farthyana Wirasugena (2006) yang menunjukkan adanya perbedaan persepsi mengenai isu atribut kinerja auditor, sedangkan pada penelitian ini tidak ada perbedaan persepsi. Hasil Perbandingan Persepsi Auditor dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Komunikasi Hasil Audit. Tabel 6 Test Statistics Mann Whitney Test Komunikasi Hasil Audit Jawaban Mann Whitney U 317,000 Wilcoxon W 782,000 Z -1,985 Asymp. Sig (2-tailed),047 Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan data yang diolah pada tabel diatas diperoleh nilai Z hitung sebesar - 1,985, maka perlu dibandingkan dengan Z tabel yang dicari menggunakan tabel distribusi normal. Dari hasil yang diperoleh Z tabel = - 1,96>Z hitung = -1,985, maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi. dalam hal ini, maka dapat disimpulkan ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu expectation gap komunikasi hasil audit. 18 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

9 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 4 (2), 2014, Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu komunikasi hasil audit. Sebagian mahasiswa akuntansi mengungkapkan bahwa informasi akuntansi hasil auditan belum menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi investor kreditor disatu pihak serta manajemen dipihak lain, tapi auditor menanggapi sebaliknya. Bagi sebagian mahasiswa akuntansi informasi akuntansi hasil auditan kurang akurat, tidak dapat dipercaya serta kurang dapat diproses oleh penerimanya, mereka beranggapan bahwa auditor kurang dapat menjembatani kepentingan pemakai laporan keuangan dan manajemen. Kedua kelompok tersebut memiliki persepsi yang hampir sama bahwa sebagai perantara akuntan bersikap jujur, bijaksana dan profesional, laporan keuangan auditan mengungkapkan keberlangsungan usaha, auditor melakukan komunikasi hasil audit kepada komite audit, serta luasnya pelaksanaan pekerjaan audit dikomunikasikan dengan jelas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Jaka Winarna (2004), Dewi Sri Farthyana Wirasugena (2006), dan Duddy S. Ramdhani (2012) yang menunjukkan adanya perbedaan persepsi mengenai isu komunikasi hasil audit. Hasil Perbandingan Persepsi Auditor dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Expectation Gap Tabel 7 Test Statistics Mann Whitney Test Komunikasi Hasil Audit Jawaban Mann Whitney U 328,500 Wilcoxon W 793,500 Z -1,798 Asymp. Sig (2-tailed),072 Sumber: Data primer yang telah diolah 19 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

10 EXPECTATION GAP ANTARA AUDITOR DAN MAHASISWA AKUNTANSI/Sukadwilinda & Bambang Susanto Berdasarkan data yang diolah pada tabel diatas diperoleh nilai Z hitung sebesar - 1,798, maka perlu dibandingkan dengan Z tabel yang dicari menggunakan tabel distribusi normal. Dari hasil yang diperoleh Z tabel = -1,96 < Z hitung = -1,798, maka Ho diterima. Artinya tidak ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi. dalam hal ini, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu expectation gap. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara auditor dan mahasiswa akuntansi, karena rata-rata auditor dan mahasiswa akuntansi lebih banyak memiliki persamaan persepsi mengenai isu-isu expectation gap. SIMPULAN 1. Terdapat perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu auditor dan proses audit, mahasiswa akuntansi memiliki harapan yang lebih tinggi kepada auditor untuk menjalankan tugasnya. 2. Tidak terdapat perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu tanggung jawab auditor, auditor dan mahasiswa akuntansi memiliki persamaan persepsi mengenai tanggung jawab auditor. 3. Tidak terdapat perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu atribut kinerja auditor, auditor dan mahasiswa akuntansi memiliki persamaan persepsi mengenai atribut kinerja auditor. 4. Terdapat perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap isu komunikasi hasil audit, mahasiswa akuntansi merasa auditor kurang mengkomunikasikan hasil audit dengan baik. 5. Tidak terdapat perbedaan persepsi antara auditor dan mahasiswa akuntansi terhadap Expectation Gap. corporate governance debate, Accounting and Business Research, Vol. 23, No. 91A Boynton and Kell (1996) Boynton, William C., Walter G. Kell., 1996, Modern Auditing, 6th Edition, New York: John Wiley& Sons, Inc. Arens, Alvin A., James K.Loebbecke, 2000, Auditing An Integrated Approach, 8 th Edition, Prentice Hall International, Inc, New York Liggio, C.D. (1974). The Expectation Gap : The Accountant s WaterlooI. Journal of Contemporary Bussiness. P Ramdhani, Dudy Persepsi Laporan Keuangan dan Auditor Mengenai Expectation Gap: Study Kasus di Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenogoro Winama dan Suparno (2003), Persepsi Pemakaian Laporan Dan Kegunaannya, Jurnal Bisnis dan Manajemen Institut Akuntan Publik Indonesia Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: salemba empat Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung: CV. Alfabeta. III-Mona-Gcg#scribd DAFTAR PUSTAKA Guy dan Sulivan (1996) O Sulivan, N. (1993). Auditors Liability: its role in the 20 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.6 No

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arens & Loobecke (2011:4), menyatakan bahwa tujuan dari pemeriksaan laporan keuangan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan yang diperiksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan dan tuntutan masyarakat atas jasa yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan dan tuntutan masyarakat atas jasa yang bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan profesi akuntan publik cukup pesat, sesuai dengan perkembangan perusahaan dan tuntutan masyarakat atas jasa yang bisa diberikan oleh akuntan publik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat cepat membutuhkan keakuratan informasi yang akuntabilitasnya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dinamika dunia bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN. Annisa Lucia Kirana

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN. Annisa Lucia Kirana PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN (Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung) Annisa Lucia Kirana Universitas Komputer Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Miller dan Bailey (2001), auditing adalah: An audit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Miller dan Bailey (2001), auditing adalah: An audit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pihak yang bisa melakukan audit atas laporan keuangan adalah auditor independen atau akuntan publik. Dalam hal ini, akuntan publik berfungsi sebagai pihak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Keahlian audit, situasi audit, dan independensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu diperlukan pihak ketiga (Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah dengan cepat. Revolusi teknologi informasi, komunikasi dan transportasi telah membuat dunia semakin kecil,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH AUDITING I JURUSAN AKUNTANSI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH AUDITING I JURUSAN AKUNTANSI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH AUDITING I JURUSAN AKUNTANSI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG KODE MATA KULIAH : EAP 301 PMATA KULIAH : AUDITING I BOBOT SKS : 3 SKS JURUSAN : AKUNTANSI TK/SEMESTER

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN DAN AUDITOR MENGENAI EXPECTATION GAP: STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG. DUDY S. RAMDHANI Dr. SUGENG PAMUDJI, MSi.

PERSEPSI PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN DAN AUDITOR MENGENAI EXPECTATION GAP: STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG. DUDY S. RAMDHANI Dr. SUGENG PAMUDJI, MSi. PERSEPSI PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN DAN AUDITOR MENGENAI EXPECTATION GAP: STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG DUDY S. RAMDHANI Dr. SUGENG PAMUDJI, MSi., Akt ABSTRACT This research aimed to examine whether or not

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa pelayanan yang dilakukan oleh seorang auditor yang bekerja dalam Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor dituntut untuk profesional dan independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK) menyatakan bahwa badan usaha publik wajib menyampaikan laporan keuangan berkala kepada BAPEPAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung

BAB I PENDAHULUAN. McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini akuntan publik memiliki peran yang sangat penting dalam dunia bisnis. Profesi dan peran mereka diharapkan mampu mendukung terciptanya iklim usaha dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi akuntan publik mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dihasilkan oleh organisasi jasa profesi akuntan. Pihak - pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dihasilkan oleh organisasi jasa profesi akuntan. Pihak - pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini profesi akuntan terutama yang bekerja di bidang audit menghadapi tantangan yang cukup berat dalam hal pelaksanaan maupun hasil kerja yang dihasilkan

Lebih terperinci

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-11 Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas, BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor eksternal adalah seorang profesional auditor yang melakukan audit pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada entitas

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada entitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entitas yang berkembang dengan baik umumnya memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Para auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha semakin meningkat seiring dengan kompleksnya jenis industri. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik perusahaan dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan global. Bersamaan dengan kemampuan mereka menciptakan dan menawarkan seluruh rentang instrument

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang manajemen perusahaan untuk para pembuat keputusan, terutama pihak luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, dimana penelitian ini akan mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI STIE NASIONAL BANJARMASIN TENTANG EXPECTATION GAP DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI STIE NASIONAL BANJARMASIN TENTANG EXPECTATION GAP DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI STIE NASIONAL BANJARMASIN TENTANG EXPECTATION GAP DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR Ferra Maryana Rakhmi Ridhawati Igna Elmoulika eya_stienas@yahoo.com STIE NASIONAL BANJARMASIN Abstract,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan profesi akuntan publik atau auditor tidak terlepas dari perkembangan perekonomian suatu Negara. Semakin maju perekonomian suatu Negara maka akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat penting dalam dunia bisnis. Seorang akuntan publik diharapkan banyak orang untuk dapat meletakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini dapat memicu atau menimbulkan persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA AUDITOR KAP DI SURAKARTA DAN YOGYAKARTA) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pers pada tanggal 30 Juni 2011 seperti terdapat di Website BPK

BAB I PENDAHULUAN. pers pada tanggal 30 Juni 2011 seperti terdapat di Website BPK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat akhir-akhir ini mempertanyakan makna sesungguhnya dari opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada suatu instansi pemerintah. Instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh eksternal auditor tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa auditor independen, yang umumnya disebut akuntan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku bisnis maupun bagi para kalangan masyarakat yang bukan pelaku bisnis. Dunia bisnis

Lebih terperinci

ARUM KUSUMAWATI B

ARUM KUSUMAWATI B PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada KAP di Wilayah Surakarta dan Yogykarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas Negara, kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat dielakkan lagi. Eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia dapat diukur dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Isu mengenai pelanggaran profesionalisme dan etika profesi beberapa tahun belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus pelanggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Monroe dan Woodliff (1993), definisi expectation gap adalah sebagai. auditor dalam memeriksa laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Monroe dan Woodliff (1993), definisi expectation gap adalah sebagai. auditor dalam memeriksa laporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Profesi sebagai akuntan publik, saat ini sangat dibutuhkan bagi perusahaan perusahaan besar maupun sedang berkembang. Kebutuhan akan informasi keuangan yang relevan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit judgment merupakan suatu pertimbangan atas persepsi dalam menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan faktor-faktor dari dalam diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah di

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh antara pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhasil mencapai visi dan misinya. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhasil mencapai visi dan misinya. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana untuk menunjukkan kinerja dari suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat menunjukkan seberapa besar perusahaan berhasil mencapai visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik yang dianggap terpercaya dan independen, menyebabkan profesi akuntan publik di tuntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. audit persediaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Yuwono H & Rekan di

BAB V PENUTUP. audit persediaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Yuwono H & Rekan di BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan penilaian yang dilakukan oleh penulis atas kegiatan audit persediaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Yuwono H & Rekan di 10 perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik merupakan salah satu profesi yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat dan memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Profesi akuntan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan pada laporan keuangan perusahaan oleh pihak ketiga yaitu auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme yang tinggi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN. mereka harapkan dan menyakitkan mereka (Binberg et al., 2007 : 120). Model teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN. mereka harapkan dan menyakitkan mereka (Binberg et al., 2007 : 120). Model teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Ekspektasi Teori ekspektasi / teori harapan mengasumsikan bahwa individu berniat memilih tindakan, tingkat usaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya dunia usaha sekarang ini, maka persaingan diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai usaha agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era masa kini perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu persaingan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering dihiasi angka-angka laporan keuangan dari berbagai perusahaan. Dari angkaangka tersebut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pada akhirnya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Materialitas dan Risiko Audit ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi dicerminkan ke dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang tinggi diantara pelaku bisnis. Para pengelola perusahaan berusaha untuk meningkatkan pendapatan, salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Auditor eksternal yang memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kantor akuntan publik (KAP) dari waktu ke waktu semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kantor akuntan publik (KAP) dari waktu ke waktu semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kantor akuntan publik (KAP) dari waktu ke waktu semakin berkembang, yang menyebabkan persaingan cukup ketat antar kantor akuntan publik untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit atas laporan keuangan harus dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. Auditor independen adalah akuntan publik bersertifikat yang melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang ahli dalam bidangnya atau yang disebut sebagai auditor.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang ahli dalam bidangnya atau yang disebut sebagai auditor. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Audit Laporan Keuangan Dalam setiap perusahaan besar pada umumnya memiliki laporan keuangan yang dibuat untuk suatu kepentingan perusahaan. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sudah semakin sering kita dengar istilah yang ditujukan kepada para

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sudah semakin sering kita dengar istilah yang ditujukan kepada para BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian Saat ini sudah semakin sering kita dengar istilah yang ditujukan kepada para akuntan tailor made (pesanan) karena hasil penilaian yang diberikan akuntan harus

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyajian informasi keuangan oleh pihak manajemen berupa laporan keuangan sangat perlu dilakukan. Dimana informasi laporan keuangan tersebut dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Erlina dkk (2015:19) laporan keuangan adalah produk akhir dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Erlina dkk (2015:19) laporan keuangan adalah produk akhir dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Menurut Erlina dkk (2015:19) laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

Lebih terperinci

Boyke Raja Hizkia Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia

Boyke Raja Hizkia Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia PENGARUH DIMENSI PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK BERAFILIASI Boyke Raja Hizkia Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan pekerjaan yang memegang suatu peranan kontrol dan evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan pekerjaan yang memegang suatu peranan kontrol dan evaluasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit merupakan pekerjaan yang memegang suatu peranan kontrol dan evaluasi terhadap kinerja perusahaan baik dalam segi laporan keuangan, operasi, dan juga kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going

Lebih terperinci

RESIKO AUDIT M. UTAMA NASUTION. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

RESIKO AUDIT M. UTAMA NASUTION. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara RESIKO AUDIT M. UTAMA NASUTION Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. PENDAHULUAN Resiko pemeriksaan (Audit Risk) telah lama diakui adanya dan diterima sebagai suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan bisnis saat ini telah menciptakan suatu kompetisi antar perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau organisasi yang dapat bertahan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat saat ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara para pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada perusahaan go public yang harus memberikan informasi berupa laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa negara berkembang saat ini termasuk Indonesia banyak bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada public, seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh aktivitas perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public secara tidak langsung telah

Lebih terperinci

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA 1 PERBANAS INSTITUTE JAKARTA SATUAN ACARA PANGAJARAN (SAP) MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : AUDITING : DA40-061 SKS : 3 SKS WAKTU PERTEMUAN : 3 X 50 PERTEMUAN KE : 1 (Pertama) A. TUJUAN 1. Instruksional

Lebih terperinci

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN (Studi Empiris Pada KAP Di Wilayah Surabaya Pusat Dan Timur) SKRIPSI Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan yang berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka. Audit laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan

Lebih terperinci