RESPON JAMA AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR TEMATIK DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RESPON JAMA AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR TEMATIK DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA"

Transkripsi

1 36 RESPON JAMA AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR TEMATIK DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) Disusun Oleh : ARSYI MAKIN NIM : JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M RESPON JAMA AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR TEMATIK DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA

2 37 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.) Oleh : Arsyi Makin NIM: Di Bawah Bimbingan Drs. Masran, M.A NIP JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG

3 38 Skripsi yang berjudul RESPON JAMA AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR TEMATIK DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA telah diujikan dalam Sidang Munaqashah Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Juni Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Sidang Munaqashah Jakarta, 11 Agustus 2008 Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Dr. Murodi, M.A Dra.Hj.Musfirah Nurlaily, M.A NIP NIP Anggota : Penguji I Penguji II Dra.Hj.Asriati Jamil, M.Hum Drs. M. Lutfi, M.Ag NIP NIP Pembimbing Drs. Masran, M.A NIP

4 39 ABSTARAK Arsyi Makin Respon Jama ah Terhadap Pengajian Tafsir Tematik di Masjid Islamic Centre Jakarta Pengajian Tafsir Tematik adalah metode tafsir yang berusaha menggali isi Alqur an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat tertentu yang mempunyai kesatuan maksud dan bersama-sama membahas topik/judul tertentu kemudian disusun secara sistematis. Tafsir Tematik tidak bisa diartikan dengan menggunakan arti tafsir secara terminologi, sebab tafsir tematik tidak mencakup seluruh ayat-ayat yang ada dalam Alqur an, melainkan hanya mengambil pokok pembahasan tertentu untuk di telaah lebih dalam. Dengan mengambil satu tema, yang dilanjutkan dengan menelisik lebih jauh tentang masalah itu melalui himpunan ayat-ayat quraniyah yang mempunyai keterkaitan erat, metode ini di nilai mampu menampilkan sebuah materi yang lebih spesifik dan efisien. Tafsir Tematik tidak hanya menginduksi makna-makna yang terkandung dalam teks saja, karena disana ada semacam pembacaan realita, sehingga konklusi yang dihasilkan tampak lebih mudah dicerna oleh kalangan masyarakat dari berbagai strata. Selain itu, metode ini bisa digunakan oleh seseorang sebagai dalil atas argumentasi mereka bahwa Al-qur an sejalan dengan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Pada pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta mendapatkan respon yang cukup baik pada jama ah. Pengajian tafsir tematik difokuskan pada unsur-unsur pelaksanaan pengajian yang meliputi da I, materi, dan metode yang di gunakan. Lalu yang menjadi pertanyaan utama adalah, bagaimana respon jama ah terhadap da i, metode, dan materi. Dalam penelitan ini, pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan kuantitatif, Sedangkan jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survai, yaitu penelitian yang mengambil dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data yang pokok. Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian survai adalah individu. Adapun desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip analisis yaitu suatu metode penelitian untuk menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar berkala. Selain itu di tunjang pula oleh data-data hasil penelitian lapangan (field reseach). Melalui kuesioner dan observasi. yang diketahui respon jama ah terhadap da i dalam pengajian tafsir tematik yang diadakan di masjid Islamic Centre Jakarta mendapat respon yang cukup baik, karena da i yang mengajar sangat berkompoten di bidang tafsir dan penyampaian da i dengan menggunakan ayat-ayat Al-qur an sangat sesuai dengan materi yang dibahas, adapun metode yang di gunakan sudah sesuai dengan yang di inginkan jama ah yaitu dengan menggunakan perpaduan metode, seperti ceramah, diskusi dan Tanya jawab, maka itu da i harus bisa mempertahankan sistem dan metode pengajaran dan penyampaian terhadap pengajian tafsir tematik, dan bila perlu harus lebih di kembangkan lagi supaya sebih baik.

5 40 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamiiin, Segala puji dan Syukur kepada Allah Swt yang maha segala-galanya. senantiasa melindungi, memberi kekuatan, dan kemudahan. Juga tidak lupa kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang memberikan pencerahan tentang hidup. Karenanya penulis mencontoh lika-liku perjuangan serta kesabaran hidup, dalam hal ini menyelesaikan skripsi sebagai catatan akhir perjalanan seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi. Skripsi ini diselesaikan sebagai syarat memperoleh jenjang Strata Satu (S 1) pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi bertujuan agar mahasiswa memahami dengan baik dan benar konsep dan teori-teori Komunikasi dan Penyiaran Islam yang ditempuh di Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang disamping mempunyai kewajiban mengemban tugas sosial kepada rakyat, Mahasiswa juga diwajibkan untuk memberikan hasil selama mereka kuliah yaitu sebuah tugas akhir yang disebut skripsi. Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini tidak jauh dari hambatan dan rintangan yang terjadi. Namun, hal tersebut dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Murodi.MA. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah Program Non-Reguler Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Asriati Djamil, Ibu Lily, dan Mas Fatoni. 3. Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. Masran, M.A, yang selalu memberikan pengarahan, wawasan, kritikan dan tambahan ilmu pengetahuan, serta dorongan dan saran-sarannya kepada penulis. 4. Dosen-dosen Fakultas Dakwah, Pak Gun-gun, Pak Mahmud Djalal, Mas Dedy, Pak Lutfi, Bu Umi, Bu Armawati yang selalu mensupport proses pembuatan skripsi penulis. 5. Pihak Pengurus Masjid Islamic Centre Jakarta yang senantiasa membantu, khususnya Ust. Darmi, S,Ag. yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data.

6 41 6. Ibuda Hj. Eti Suwanah serta kakak-kakakku yang senantiasa memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman-temanku angkatan 03 Non Reguler, Bang Rasyid, Andres, Adi, Ayub (erik), M. Rifki, Udin, Awank, Awal, Heru, Taufan, Wilna, Bani, Yandi, Fandi, juga tidak lupa kepada Novi, Rossa, Widy, Atoen, Eva, Izie, Ani, Becky, dll, yang sama-sama berjuang menempuh hari-hari dibangku perkuliahan, canda tawa kita lewati hingga akhir semester dikampus ini. 8. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini terwujud yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini tidak hanya menjadi penghias rak buku tetapi dapat bermanfaat bagi penyusun maupun para pembaca. Jazakumullah Khairan Katsiro Jakarta, 19 Agustus 2008 Penulis, ARSYI MAKIN NIM

7 42 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGATAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6 D. Metodelogi Penelitian... 6 E. Sistematik Penulisan BAB II TIJAUAN TEORITIS TENTANG RESPON JAMA AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR TEMATIK A. Respon a. Pengertian Respon b. Macam-Macam Respon c. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon B. Pengertian Jama ah C. Pengajian a. Pengertian Pengajian b. Tujuan Pengajian D. Pengertian Tafsir Tematik... 20

8 43 BAB III PROFIL MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA UTARA A. Gambaran Umum Masjid Islamic Centre Jakarta Utara B. Program Kegiatan Masjid Islamic Centre Jakarta Utara C. Struktur Organisasi Dewan Pengelola Masjid Islamic Centre (DPM) Jakarta Utara BAB IV ANALISIS RESPON JAMA AH TERHADAP PENGAJIAM TAFSIR TEMATIK DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA A. Identitas Responden B. Respon Jama ah Terhadap Da I C. Respon Jama ah Terhadap Materi D. Respon Jama ah Terhadap Metode BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

9 44 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Respon Jama ah Terhadap Pengajian Selama Tiga Bulan 34 Tabel 1 : Keadaan Jama ah Berdasarkan Pendidikannya...39 Tabel 2 : Keadaan Jama ah Berdasarkan Pekerjaannya Tabel 3 : Pandangan Jama ah Tentang Da I Yang Disukai...41 Tabel 4 : Pandangan Jama ah Tentang Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A...42 Tabel 5 : Pandangan Jama ah Tentang K.H. Syukron Makmun Tabel 6 : Pandangan Jama ah Tentang Kemampuan Da I Dalam Penyampaian Materi...44 Tabel 7 : Pandangan Jama ah Tentang Judul Materi Kejadian Manusia 46 Tabel 8 : Pandangan Jama ah Tentang Judul Islam Dan Politik 47 Tabel 9 : Pandangan Jama ah Tentang Judul Kewajiban menjaga dan Melestarikan Lingkungan Tabel 10: Pemahaman Jama ah Tentang Materi Yang di Sampaikan Oleh Da i...50 Tabel 11: Keseriusan Jama ah Dalam Mencatat Materi Yang Disampaikan Oleh Da i...51 Tabel 12: Keinginan Jama ah Dalam Mengulang Materi Yang Telah di Sampaikan Oleh da i Tabel 13: Ketetarikan Jama ah Dalam Materi Yang di Sampaikan...53 Tabel 14: Peningkatan Pemahaman Jama ah Setelah Mengikuti Pengajian...54 Tabel 15: Tingkat Pemahaman Jama ah Tentang Kejadian Manusia Sebelum Mengikuti Pengajian 55 Tabel 16: Tingkat Pemahaman Jama ah Tentang Islam dan Politik Sebelum Mengikuti Pengajian 57

10 45 Tabel 17: Tingkat Pemahaman Jama ah Tentang Kewajiban Menjaga dan Melestarikan Lingkungan Sebelum Mengikuti Pengajian...58 Tabel 18: Pandangan Jama ah Tentang Metode Yang di Inginkan...60 Tabel 19: Pandangan Jama ah Tentang Metode Yang di Gunakan 61 Tabel 20:Pandangan Jama ah Tentang Perubahan Metode Yang digunakan 62

11 46 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinul Islam sebagai ajaran agama adalah tetap, sejak diwahyukan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sampai berakhirnya kemanusiaan nanti. Ajaran Islam ini tertuang dalam kitab suci Al-Qur an dan penjabarannya dalam Sunnatul Rasul yang disampaikan kepada umatnya agar semampu mungkin untuk melaksanakan ajaran Islam baik di waktu mendapat kesenangan maupun di waktu mendapat kesulitan 1. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan mensiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai Rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilama ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguhsungguh 2. Aktivitas Dakwah Islam biasa berjalan dengan baik apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya adalah dengan adanya bangunan sebuah masjid. Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat sholat, dan tempat beribadah kepada-nya. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan sholat berjama ah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui azan, 3,h.1 1 M. Syafa at Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: PT.Bumi Restu, 1982), Cet.ke-1,h.45 2 Abdur Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam (Jakarta:PT. Bulan Bintang, 1933),Cet.ke-

12 47 qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebai bagian dari lapaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah 3. Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi sebagai wadah beraneka kegiatan Jama ah/ummat Islam. Sebab, masjid merupakan integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitik beratkan pada pola aktibitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrowi dan aktivitas duniawi 4. Aktivitas yang diadakan di masjid-masjid sekarang ini sedang mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan berbagai kegiatan yang sifatnya ibadah mahdoh maupun ghairu mahdoh yang diselenggarakan oleh pengurus masjid. Kegiatan tersebut diadakan semata-mata untuk mengajak manusia kejalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Masjid sebagai sentral kegiatan umat Islam sudah di contohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat pada masanya. Menurut Dr. Muchlis Bahar, Masjid pada masa Rasul biasa digunakan sebagai tempat ibadah, pengaturan tata negara, mengatur siasat perang, pengembangan pendidikan, tempat pengobatan para korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi atau tamu, sebagai pusat penerangan, dan pembelaan agama. Masjid juga merupakan tempat kegiatan ekonomi. Di masjid di bangun baitul maal, tempat menghimpun dana dari orang-orang kaya yang kemudian di distribusikan kepada fakir miskin dan 3 Moh. E. Ayub, dkk. Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press. 1996), Cet.ke-1,h.7 4 Ibid. h.10

13 48 orang yang membutuhkan uluran dana lainnya. Dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah di masjid, lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam ke seantero dunia, seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib 5. Peran dan fungsi masjid pada massa Rasul dan para Sahabatnya memberikan contoh kepada kita bagaimana memakmurkan masjid sebagai tempat aktivitas umat. Jangan lagi menganggap tabu untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan keduniaan di dalam masjid. Pada massa sekarang, apabila masjid hanya difungsikan sebagai tempat ibadah ritual saja, maka kemakmuran dari sebuah masjid akan hilang. Ada ungkapan orang Indonesia biasanya bias membangun tetapi tidak bias memelihara 6. Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat pembinaan umat, maka ada sisi aktivitas yang harus dikembangkan. Apalagi aktivitas masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau melibatkan sekelompok orang dan aktivitasnyapun tidak hanya berupa ibadah tertentu yang bersifat ritual. Oleh kerena itu, semestinya aktivitas masjid menyentuh dan melibatkan semua sekelompok jama ah, mulai dari kanak-kanak, remaja, pemuda, orang dewasa sampai orang tua yang sudah lanjut usia sekalipun 7. Sebagaimana Allah SWT berfirman : 5 Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Umat. Dialog Jum at Republika, 4 Maret 2005, h.4 6 Ibid 7 Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, (Jakarta: Dea Press, 1988),h. 24

14 49 Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At-Taubah: 18) 8 Salah satu masjid yang telah berjalan dalam melaksanakan aktivitas dakwah adalah Masjid Islamic Centre yang terletak di wilayah Jalan Kramat Jaya, Tugu Utara-Koja, Jakarta Utara. Masjid ini berfungsi sebagai sarana dakwah Islam. Ini dapat dilihat dari berbagai bentuk aktivitas yang diselenggarakan oleh Masjid Islamic Centre, yang berhubungan dengan dakwah Islam. Masjid ini berdiri seiring dengan kebutuhan jama ah untuk beraktivitas, karena letaknya secara geografis jauh dari masjid lain dan semakin banyaknya jama ah. Maka aktivitas dakwahnyapun terus ditingkatkan sebagai wujud nyata dari sarana dakwah Islam. Dalam menjalankan fungsinya sebagai fusat kegiatan dakwah, Masjid Islamic Centre Jakarta menyelenggarakan banyak kegiatan, diantaranya pengajian Tafsir Tematik. Dalam pelaksanaanya pengajian ini mendapat perhatian yang cukup baik dari para jama ah. Hal ini terlihat dari perkembangan jama ah yang semakin lama semakin bertambah banyak. 8 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Juz 1-30, (Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1998), h. 280

15 50 Dari uraian di atas maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Respon Jama ah Terhadap Pengajian Tafsir Tematik Di Masjid Islamic Centre Jakarta B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penelitian memfokuskan pada masalah respon jama ah terhadap pengajian Tafsir Tematik dengan cara menganalisis bagaimana respon jama ah terhadap aktivitas pengajian yang diselenggarakan oleh Masjid Islamic Centre Jakarta Utara. Yang di maksud respon dalam penelitian ini adalah tanggapan/pandangan jama ah terhadap pengajian Tafsir Tematik. Dari tiga elemen respon yaitu Kognitif, Afektif, dan Konatif Peneliti memfokuskan Penelitian ini hanya pada Aspek Kognitif. Sedangkan pengajian Tafsir Tematik difokuskan pada unsur-unsur pelaksanaan pengajian tersebut dengan aktivitas dakwah yang meliputi Subyek, Materi, dan Metode. Peneliti membataskan penelitian ini hanya pada aktivitas pengajian Tafsir Tematik yang berlangsung selama tiga bulan, mulai bulan Pebruari sampai dengan bulan April tahun Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan di kaji secara umum, dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, bagaimanakah respon jama ah terhadap aktivitas dakwah Islam dalam pengajian Tafsair Tematik di Masjid Islamic Centre.

16 51 Dari permasalahan umum tersebut, dapat dirinci ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut: a. Bagaimana Respon Jama ah terhadap Da i dalam Pengajian Tafsir Tematik b. Bagaimana Respon Jama ah terhadap Materi yang disampaikan c. Bagaimana Respon Jama ah terhadap Metode yang digunakan C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahahui Respon Jama ah terhadap Da i pada Pengajian Tafsir Tematik di Masjid Islamic Centre. b. Untuk mengetahui Respon Jama ah terhadap Materi yang di sampaikan c. Untuk mengetahui Respon Jama ah terhadap Metode yang di gunakan 2. Manfaat Penelitian a. Adapun manfaat yang diharapkan dari ini adalah sumbangan pemikiran bagi khazanah keilmuan Islam tentang proses komunikasi dalam penyampaian pesan (Materi) dari komunikator (Da i) kepada sempel komunikasi (Mad u) yang bermanfaat khususnya terhadap psikologi dakwah yaitu tentang Respon Jama ah terhadap aktivitas pengajian yang diadakan oleh pengurus Masjid Islamic Centre b. Sebagai bahan masukan bagi pengelola Masjid Islamic Centre mengambil kebijakan dan menyusun program dalam upaya pengembangan pelaksanaan aktivitas pengajian Majelis taklir di Masjid Islamic Centre. c. Dapat di jadikan pedoman peneliti bagi Masyarakat yang berminat melakukan penelitian tentang Jama ah di Masjid dan dapat digunakan

17 52 sebagai acuan kegiatan untuk menjalankan aktivitas Masjid taklim, khususnya di Masjid Islamic Centre. D. Metodelogi penelitian 1. Pendekatan dan Desain Penelitian Pendekatan yang di gunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data explonatory research, melalui pendekatan penelitian tersebut di harapkan dapat menjelaskan hubungan kausal antara variable-variabel. 9 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survai, yaitu penelitian yang mengambil dari satu populasi dan menggunakan kuesoner sebagai alat pengukuran data yang pokok 10. Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian survai adalah individu 11. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip analisis yaitu suatu metode penelitian untuk menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar berkala 12. Selain itu di tunjang pula oleh data-data hasil penelitian lapangan (field reseach). 2. Populasi dan sempel a. Populasi : 9 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (ed) Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1995), Cet.ke-II,h.5 10 Ibid, h.3 11 Ibid 12 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995),Cet. Ke-4,h.64

18 53 Populasi dalam penelitian ini adalah Jama ah Masjid Islamic Centre Jakarta Utara yanga mengikuti aktivitas pengajian Tafsir Tematik yang berjumlah 76 orang. 13 b. Sempel Sempel dari penelitian ini adalah Jama ah yang sudah rutin mengikuti pengajian Tafsir Tematik. Yaitu 76 orang. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah, observasi, angket, dokumentasi, catatan lapangan. a. Angket Teknik ini di gunakan untuk mengetahui tanggapan/pandangan Jama ah terhadap unsu-unsur dalam aktivitas dakwah yang di lakukan oleh Masjid Islamic Centre Jakarta Utara khususnya pada pengajian Tafsir Tematik. Selain itu data tentang responden sendiri sebagai obyek dakwah juga diperoleh melalui angket ini. b. Observasi Dalam penelitian ini Observasi atau pengamatan di lakukan di Masjid Islamic Centre. Adapun hal yang akan di Observasi dalam penelitian ini adalah: 1) Pelaksanaan kegiatan pengajian yang diselenggarakan setiap kamis pekan ke dua. 2) Respon Jama ah terhadap Da i dalam pengajian Tafsir Tematik 3) Respon Jama ah terhadap Materi yang di sampaikan 13 Data di Ambil Dari Pengurus Masjid

19 54 4) Respon Jama ah terhadap Metode yang di gunakan c. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas dakwah yang di adakan di Masjid Islamic Centre khususnya pada pengajian Tafsir Tematik yang meliputi: a. Daftar peserta setiap kegiatan, keseluruhan yang terdaftar b. Jadwal kegiatan yang memuat : Penceramah, waktu, dan Materi 4. Sumber Data a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara angket. Dalam hal ini penulis menyebarkan angket atau daftar pertanyaan tertulis yang di sampaikan kepada responden (Jama ah) yang mengikuti pengajian Tafsir Tematik di Masjid Islamic Centre. b. Data sekunder yaitu data yang di kumpulkan peneliti berupa catatan-catatan atau dokumen-dokumen, buku-buku, diktat, serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah penulis penelitian ini. 5. Teknik Analisis Data Data-data yang penulis peroleh dari hasil penyebaran angket, akan di analisis yang kemudian akan penulis kritisi. Metode yang penulis gunakan adalah statistik prosentase sebagai berikut. f P = N 100% P : Besarnya Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah Sempel

20 55 Selanjutnya cara penghitung prosentase ini adalah dengan menggunakan tabulasi silang. E. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Diawali dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Teori Berdasarkan kerangka teori dalam bab ini maka terdapat beberapa poin yaitu pengertian respon, macam-macam respon, faktorfaktor terbentuknya respon, pengertian jama ah, pengertian pengajian, tujuan pengajian, dan pengertian tafsir tematik. BAB III : Profil Masjid Islamic Centre Membahas tentang profil Masjid Islamic Centre maka Bab ini terdiri dari Sejarah berdiri, Visi Misi, Program kegiatan Islamic Centre, Struktur Organisasi Islmic Centre BAB IV : Hasil Dan Analisis Data Dalam bab ini berisi tentang hasil dan analisis tentang identitas responden, respon jama ah terhadap da i, respon jama ah terhadap materi, dan respon jama ah terhadap metode BAB V : Penutup Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran atas hasil analisa dari permasalahan.

21 56 BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG RESPON DAN TAFSIR TEMATIK A. Respon 1. Pengertian Respon Dalam kamus besar ilmu pengetahuan disebutkan bahwa Respon adalah reaksi Psikologi metabolic terhadap tibanya suatu rangsangan ada yang bersifat terkendali 14. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa respon adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi, misalnya, Masyarakat terhadap bencana perbaikan kampung sangat baik 15. Tanggapan adalah suatu yang timbul akibat adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi adalah tanggapan suatu aksi sedangkan jawaban adalah suatu yang muncul karena adanya suatu pertanyaan. Menurut Ahmad Subandi mengemukakan bahwa respon dengan umpan balik (feed back), memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi 16. Dengan adanya respon yang disampaikan oleh objek dakwah atau dari komunikasi kepada komunikator maka akan menimalisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses dakwah atau komunikasi. Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang 14 Save D. Dagum, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan kebudayaan,1997), cet,ke-1,h Depdikbut, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), edisi. Ke-III, h Ahmad Subandi, Ilmu Dakwak Kearah Metodologi, (Bandung: Yayasan Syahida, 1995),h.122

22 57 dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi menampakkan jalinan system utuh dan signifikan, sehingga proses komunikasinya akan berjalan secara efektif dan efisien apabila unsur-unsur di dalamnya terdapat keteraturan 17. Dalam komunikasi massa ada beberapa model atau teori diantaranya teori respon. Respon merupakan modal dasar atau sangat sederhana dari komunikasi yang menunjukan komunikasi sebagai proses aksi dan reaksi. Teori ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi aliran behavioristik yang menggambarkan hubungan stimulus respon-asumsi dari teori ini bahwa stimulus yang berupa kata-kata verbal, isyarat, nonverbal, gambar, tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon-respon dengan cara-cara tertentu, proses pemindahan atau pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek 18. Teori stimulus-respon ini beranggapan bahwa sikap dapat berubah karena adanya rangsangan atau daya tarik yang disebut stimulus dari subyek yang diterima oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan akan menentukan mutu atau kulitas responden (reaksi, tanggapan, balasan) dari objek yang menerima stimulus. Di dalam proses dakwah seorang da i harus mampu memberikan stimulus dan penguatan (reinforcement) kepada objek dakwah sehingga dakwahnya dapat di terima objek dakwah secara positif 19. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh steven. M. Chafferespon menjadi tiga bagian yaitu: 17 Onong Uchana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT Rosdakarya, 1999),cet.ke-12,h Winarmi, Komunikasi Massa, (Malang: UMM: Press, 2003),cet.ke-1,h Rafi udin, Maman Abdul Djaliel, Prisip dan strategi Dakwah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997),cet.ke-1,h.9

23 58 a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu. c. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata, yang meliputi tindakan atau kebiasaan 20. Oleh karena itu proses perubahan sikap tertentu tergantung pada keselarasan antara da i (subjek dakwah) dan objek dakwah, apabila stimulus da i dapat diterima oleh objek dakwah atau sebaliknya tidak diterima. Jika stimulus da i diterima berarti komunikasi antara da i dan mad u dapat efektif dan lancar, begitu pula sebaliknya. 2. Macam-Macam Respon Macam-macam respon yang diartikan sebagai respon dapat dibedakan berdasarkan inderayang digunakan. Dalam respon tidak hanya dapat menghidupkan kembali apa yang telah diamati (dimasa lampau), akan tetapi juga dapat mengantisipasi yang akan datang atau mewakili yang sekarang. Agus Sujanto mengemukakan macam-macam respon sebagai berikut : a. Respon Menurut Yang Diamati 1) Respon audit Respon audit adalah respon terhadap apa-apa yang didengar, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain 21. Artinya orang dapat mengingat 20 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999),h Agus Sujanto, Psikologi Komunikasi Kepribadian (Jakarta: Aksara Baru 1991), h.31

24 59 dan menimbulkan respon dengan baik sekali bagi apa yang telah di dengarnya. Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengaran yaitu telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang ada disekitarnya, telinga dapat menerima stimulus dari luar, stimulus dapat berwujud bunyi yang merupakan getaran udara dan getaran medium lainnya, sebagai respon dari stimulus itu orang dapat mendengarnya 22. Sebagai respon dari stimulus itu orang dapat mendengarnya seperti halnya dalam penglihatan, dalam pendengaran individu dapat mendengar apa yang mengenai reseptor sebagai suatu respon terhadap stimulus tertentu. Jika individu dapat menyadari apa yang di dengar, dan terjadilah suatu pengamatan yang memungkinkan untuk menimblkan respon-respon tertentu. 2) Respon Visual Respon visual adalah respon terhadap suatu yang dilihat 23. Artinya orang lebih mudah dan lebih cenderung untuk menimbulkan respon-respon dari apa yang telah dilihatnya. Untuk mengamati sesuatu, individu harus mempunyai perhatian kepada objek yang di amati, bila individu telah memperhatikan selanjutnya individu menyadari sesuatu yang di perhatikan itu, atau dengan kata lain individu mengamati apa yang diterima dengan alat 22 Mahtudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: Sinar Wijaya 1986) h Agus Sujanto, Psikologi Komunikasi Kepribadian (Jakarta: Aksara Baru 1991) h. 32

25 60 inderanya, Alat indera merupakan alat utama dalam individu dalam mengadakan pengamatan. Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah satu-satunya bagian hingga individu dapat mengamati apa yang dilihatnya. Mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensorik ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat 24. 3) Respon Perasaan Respon perasaan adalah serpon sesuatu yang dialami oleh dirinya 25. Perasaan biasanya disifatkan sebagai suatu waktu, misalnya orang merasa sedih, senang, terharu, dan sebagainya bila melihat sesuatu, mendengar sesuatu, mencium bau dan sebagainya. Dengan kata lain perasaan disifatkan sebagai suatu keadaan jiwa. Sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang pada umumnya dating dari luar 26. Contoh. Seorang da I harus mampu menggerakkan perasaan dan kemauan khalayak, misalnya dengan melahirkan rasa hati dengan semangat yang menyala-nyala dan melahirkan perasaan yang menyentuh ulu hati pendengaran, sehingga jiwanya berbeda dan bergetar menerima isi pesan da i. suasana riang dan suasana sedih memerlukan cara pembukaan yang berbeda dengan mendasari ceramah/pidato kepada suasana emosi khalayak, mereka dapat dibawa dengan mudah kepada gagasan yang akan disampaikan. 24 Ibid. h Ibid, h M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2001), Cet,ke-3, h. 71

26 61 b. Respon Menurut Terjadinya,Yaitu Sebagai Berikut 1) Respon Ingatan Tiap kali kita dapat menimbulkan kembali pengertian-pengertian atau kesan-kesan kita yang sudah lama beradu didalam kesadaran kita dengan menggunakan kekuatan jiwa kita. Daya jiwa itu adalah ingatan, ingatan ialah suatu daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan memproduksi kembali pengertian-pengertian atau respon-respon kita 27. Dari segala kesan-kesan dan pengalaman-pengalaman yang telah lampau selalu tertinggal jejaknya pada kita, tertinggalnya bekas-bekas yang lampau ini, meskipun tidak selalu ada secara sadar, namun nasih dapat ditimbulkan kembali dalam kesadaran, inilah yang merupakan esensi dari apa yang kita sebut ingatan 28. Seperti telah dikemukakan diatas, ingatan itu berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang telah lampau, dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa apa yang di ingat adalah hal yang pernah di alaminyadan pernah diamatinya. Dengan demikian bila ditinjau lebih lanjut, ingatan itu tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah dialaminya saja, tetapi juga termasuk kemampuan untuk kembali untuk jelasnya baiklah di ajukan sebagai conton. Kita dapat mengingatingat sesuatu kejadian, ini berarti kejadian yang di ingat itu pernah kita alami ayau dengan kata lain pernah dimasukkan dalam kesadaran, kemudian disimpan dan pada suatu ketika kejadian itu ditimbulkan kembali diatas kesadaran. Dengan demikian maka ingatan itu merupakan 27 Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta Bumi Aksara 2001),Cet,ke-11,h M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2001),Cet,ke-3,h.83

27 62 kemampuan menerima atau memasukkan, dan mengeluarkan kembali (remembing) hal-hal yang telah lampau 29. 2) Respon Fantasi Fantasi sering di samakan orang dengan istilah khayal, akan tetapi dalam psikologi istilah fantasi diartikan lebih luas dari pada khayal. Fantasi ialah suatu daya jiwa untuk menciptakan respon-respon baru dengan bantuan respon yang sudah ada pada diri kita, jadi cirri khas gejala jiwa ini adalah unsure menciptakan sesuatu yang baru dalam jiwa. Ciptaan-ciptaan baru yang terjadi oleh fantasi ini dapat berupa kreasi atau kesan baru tentang sesuatu yang sifatnya di sadari atau baru tentang sesuatu yang sifatnya di sadari atau kurang atau tidak disadari oleh orang yang bersangkutan 30. 3) Respon Pikiran Respon pikiran adalah respon masa datang atau respon terhadap sesuatu yang akan terjadi 31. Berpikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubunganhubungan antara ketahuan kita. Berpikir adalah suatu proses dialektis. Artinya. Selama kita berpikir, pikiran kita mengadakan Tanya jawab dengan pikiran kita untuk dapat meletakkan hubungan antara M.A. Gazali, Ilmu Jiwa (Bandung: Ganaco N.V. 1958),Cet Ke-5,h M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2001),Cet ke-3,h. 31 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: UGM 1996) h.53

28 63 pengetahuan kita dengan tept. Pertanyaan itulah yang memberi arah kepada pikiran kita 32. Para pakar mengemukakan bahwa beberapa hal yang khas dalam proses berpikir ialah bahwa setiap berpikir maka kita di hadapkan pada suatu persoalan/problem, problem inilah yang merupakan mendorong atau memberi arah pada berlangsungnya berpikir kita, dan selain itu, problem itulah pula yang menjadi pendorong bagi kita untuk melakukan kegiatan kearah penyelesaian 33. Kita berpikir kalau kita menghadapi suatu kesulitan atau suatu masalah, dapat juga dikatakan bahwa suatu masalah itu mengarahkan pikiran kita memberi arah kepada jalan pikiran kita. Selanjutnya dalam perumusan tersebut bahwa pikiran berpikir adalah aktivitas jiwa yang mempunyai kecenderungan final (final terdency) yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi. Untuk mencapai tujuan itu dalam kegiatan berpikir kita menggunakan pengalaman yang telah ada pada diri kita. 3. Faktor-Faktor Terbentuknya respon Manusia menerima stimulus semenjak manusia itu lahir. Penerimaan stimulus sekaligus dituntut untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh. Manusia dalam pertumbuhan selanjutnya terus merasakan dalam pertumbuhan selanjutnya terus merasakan akibat pengaruh dari dirinya, untuk mengembangkan fungsi alat inderanya sesuai fungsinya. Terus memperatikan, 32 Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara 2001),Cet,ke-11,h M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2001),Cet,ke-3,h.77

29 64 menggalih lingkungansekitar, serta aspek ekternal, seperti dikatakan Bimo Walgito alat indera itu penghubung antara individu dengan dunia lainnya 34. Respon yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi factor penyebabnya, hal ini perlu diketahui agar individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik pada proses awalnya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik, pada proses awalnya individu mengadakan respon tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respon individu sebabindividu melakukan terhadap stimulus yangada penyesuaian atau yang menarik dirinya, dengan demikian maka akan ditanggapi oleh individu selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu pada dua factor yaitu: a. Faktor Internal Manusia itu terdiri dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani maka seseorang yang mengadakan respon terhadap sesuatu stimulus tetap di pengaruhi oleh eksitensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsure saja maka akan melahirkan hasil respon yang berbeda intensinya pada diri individu yang melakukan respon atau akan berbeda responnya tersebut diantaranya satu orang dengan orang yang lain. Unsure jasmani atau psikologi meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu pada otak.unsur-unsur rohani dan psikologi yang meliputi keberadaan, perasaan akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, mitivasi dan sebagainya. 34 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: UGM 1996) h.185

30 65 Perbedaan lain yang menyebabkan orang memiliki respon yang berbeda terhadap stimulus yang sama adalah berupa kebutuhan atau motif yang berlainan, untuk setiap orang, sikap, nilai, prefensi dan keyakinan yang berlainan merupakan factor personal yang mempengaruhi respon yang berbeda b. Paktor Eksternal Paktor eksternal yaitu paktor yang ada pada lingkungan, paktor iniu intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan paktor stimulus, paktor pisis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai indera 35. Manusia adalah makhluk yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan, paktor eksternal adalah petunjuk yang bias kita amati dari objek, petunjuk tersebut dapat berupa karakter fisik dari stimulus itu sendiri. Pengorganisasian pesan yaitu cara bagaimana pesan diatur atau diorganisasikan memengaruhi respon kita, novelty (kebauran, keluar biasaan), hal yang baru atau luar biasa saja, dan asal mula informasi artinya informasi yang berasal dari lingkungan, dari orang lain, dari media massa, dan lain sebaganya, yang mempengaruhi kita dalam menyerap pesan. B. Pengertian Jama ah Menurut bahasa, Jama ah diambi l dari kata dasar jama a (mengumpulkan) yang berkisar pada al-jam u (kumpulan), al-ijma (kesepakatan), dan alijtima (perkumpulan) yang merupakan antonim (lawan kata) at-tafarruq (perpecahan). Ibnu Faris berkata : Jim, mim, dan ain adalah satu dasar yang menunjukkan 35 Ibid, h.6

31 66 berkumpulnya sesuatu. Dikatakan, jama tu asy-syai a jam an (aku mengumpulkan sesuatu). Menurut istilah para ulama aqidah, Jama ah adalah generasi Salaf dari umat ini, meliputi para sahabat Nabi, para tabi in, dan semua orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari Kiamat. Mereka adalah orang-orang yang bersepakat untuk menerima kebenaran yang nyata dari Al-Qur an dan As-Sunnah. Menurut bahasa Arab pengertiannya ialah dari kata Al-Jamu dengan arti mengumpulkan yang tercerai berai. Adapun dalam pengertian Asyari ah, Al- Jama ah ialah orang-orang yang telah sepakat berpegang dengan kebenaran yang pasti sebagaimana tertera dalam Al-Qur an dan Al-Hadits dan mereka itu ialah para shahabat, tabi in (yakni orang-orang yang belajar dari shahabat dalam pemahaman dan pengambilan Islam) walaupun jumlah mereka sedikit, sebagaimana pernyataan Ibnu Mas ud radhiallahu anhu : Al-Jama ah itu ialah apa saja yang mencocoki kebenaran, walaupun engkau sendirian (dalam mencocoki kebenaran itu). Maka kamu seorang adalah Al-Jama ah. 36 C. Pengajian 1. Pengertian Pengajian Pengajian dalam bahasa arab disebut At-ta liimu asal kata ta allama yata allamu ta liiman yang artinya belajar, pengertian dari makna pengajian atau ta liim mempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu agama bersama seorang Aalim atau orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang wajib bagi setiap muslim. 2. Tujuan Pengajian 36 www. Google.com, Ahlusuna waljama ah, Senin 4 Agustus 2008

32 67 Didalam pengajian terdapat manfaat yang begitu besar positifnya, didalam pengajian pengajian manfaat yang dapat di ambilnya menambahnya dari salah satu orang yang biasa berbuat negative dengan memanfaatkannya menjadi positif. Hal yang seperti ini pada masyarakat muslim pada umumnya dapat memanfaatkan pengajian untuk merubah diri atau memperbaiki diri dari perbuatan yang keji dan mungkar. D. Pengertian Tafsir Tematik Tafsir Tematik adalah metode tafsir yang berusaha menggali isi Al-qur an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat tertentu yang mempunyai kesatuan maksud dan bersama-sana membahas topic/judul tertentu kemudian disusun secara sistematis sesuai dengan masa turunnya dan selaras dengan sebaba-sebab turunnya. Dengan memperhatikan ayat-ayat tersebut berikut penjelasannya, keterangan serta korelasinya dengan ayat-ayat yang lain, istinbat al-hukmitu dilakukan. Dari definisi diatas, Dr.Jum at Ali Abdul Qadir mengungkapkan bahwa tafsir tematik tidak bias diartikan dengan menggunakan arti tafsir secara terminology. Sebab tafsir tematik tidak mencakup seluruh ayat-ayat yang ada dalam Al-qur an, melainkan hanya mengambil pokok pembahasan tertentu untuk ditelaah lebih dalam. Pewujudan ide ini dalam bentuk satu kitab tafsir dipelopori oleh syeikh Alazhar, Mahmud Syaltut. Pada tahun 1960, beliau berhasil menerbitkan kitab tafsirnya yang berjudul tafsir Al-qur an Al-karim, disinilah beliau menerapkan metode tematik ini. Berawal dari sini pula, semakin lama metode ini semakin berkembang dengan cepat. Dengan mengambil satu tema, yang dilanjutkan dengan

33 68 menelisik lebih jauh tentang masalah itu melalui himpunan ayat-ayat quraniyah yang mempunyai keterkaitan erat, metode ini dinilai mampu menampilkan sebuah materi yang lebih spesifik dan efisien. Metode tematik tidak hanya menginduksi makna-makna yang terkandung dalam teks saja, karena disana ada semacam pembacaan realita, sehingga konklusi yang dihasilkan tampak lebih mudh dicerna oleh kalangan masyarakat dari berbagai strata. Selain itu, metode ini bias digunakan oleh seseorang sebagai dalil atas argumentasi mereka bahwa Al-qur an sejalan dengan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Ada dua bentuk metode penafsiran tematik yaitu: 1. Penafsiran satu surat dalam Al-qur an dengan menjelaskan tujuan-tujuannya secara umum dan khusus atau tema sentral surat tersebut, kemudian menghubungkan ayat-ayat yang beraneka ragam itu satu dengan lain dengan tema sentral tersebut 2. Menghimpun ayat-ayat Al-qur an yang membahas masalah tertentu dari berbagai surat Al-qur an (sedapat mungkin diurut sesuai dengan masa turunnya, apalagi jika yang dibahas adalah masalah hokum) sambil memperhatikan sebab nujul, munasabah masing-masing ayat, kemudian menjelaskan pengertian ayatayat tersebut yang mempunyai kaitan dengan tema atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penafsiran dalam satu kesatuan pembahasan sampai ditemukan jawaban-jawaban Al-qur an menyangkut tema (persoalan) yang dibahas. Dalam menghimpun ayat-ayat yang berhubungan dengan tema yang diajukan, beberapa ulama menekankan bahwa tidak harus mengumpulkan seluruh ayat Al-qur an yang berkaitan dengan tema tersebut. Mereka berpendapat, ketika

34 69 ayat-ayat yang terkumpul disinyalir keras bias mewakili maksud dari satu tema, maka tidak perlu/harur mengumpulkan ayat-ayat yang lain untuk menjelaskannya.

35 70 BAB III PROFIL MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA UTARA A. Gambaran Umum Masjid Islamic Centre Jakarta Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) mulai dibangun pada akhir tahun 2001, dan digunakan pertama kali dalam pelaksanaan Shalat Jum at perdana pada tanggal 6 September 2002 yang dihadiri oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, H. Sutiyoso yang waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun peresmian Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) dilakukan pada tanggal 4 Maret 2003 oleh Mantan Gubernur H. Sutiyoso yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menempati area seluas 2,2 Ha, Masjid ini memiliki fasilitas berupa ruang Shalat utama, Koridor, mezanin, selasar tertutup dan plasa. Kapasitas Jama ah Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) berjumlah orang. Ruang utama Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) memiliki bentengan 68 meter tanpa tiang yang merupakan bentengan terbesar se-asia Tenggara 37. Bentuk bangunan Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) merupakan manifestasi dari sifat-sifat keperkasaan (Al-Jabbaru), kemegahan (Al-Mutabbiru) sekaligus kelembutan dan keindahan (Al-Lathief) yang diharapkan dapat menghapus stigma lama lokalisasi dengan filosofi bangunan bersifat monumental yang kontras dengan lingkungan sekitar, berbobot syiar yang tinggi serta ramah dan mengundang umat untuk beribadah. Secara arsitektur kaya dengan nuansa Betawi 37 Islamic-center.or.id, Sejarah Masjid Islamic Center Jakarta

36 71 yang identik juga dengan nuansa Islam dan memeliki menara setinggi 114 meter yang mengandung makna surat dalam Al-Qur an. Jakarta Islamic Centre (JIC) atau yang dikenal juga dengan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta adalah organisasi Non Struktural di bawah Pemda Prov. DKI Jakarta yang berdiri di eks lokasi resosialisasi (Lokres) Kramat Tunggak, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Lokres Kramat Tunggak adalah nama sebuah Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, yang terletak di jalan Kramat Jaya RW.019, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara. Areal tersebut tepatnya menempati lahan seluas m2 yang terdiri dari sembilan rukun Tetangga (RT) 38. Kramat Tunggak (Kramtung), kemashurannya tidak saja terkenal di Indonesia, namun juga terkenal hingga ke seluruh Asia Tenggara sebagai pusat jajan terbesar bagi kaum hidung belang. Pada awal pembukaannya tahun 1970-an, terdapat 300 orang WTS dengan 76 orang germo jumlah ini terus bertambah seiring bertambah bulan dan tahun. Menjelang akhir ditutupnya Lokres Kramtung tahun 1999, jumlahnya mencapai orang WTS di bawah asuhan 258 orang germo/mucikari. Mereka tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki kamar 39. Artinya, lokalisasi ini tumbuh dan berkembang dengan pesat yang akhirnya menimbulkan masalah baru pada masyarakat di lingkungan sekitarnya dan sekaligus citra Jakarta yang tidak bias dipisahkan dari sejarahnya sebagai sebuah kultur Betawi yang sangat identik sebagai komunitas Islam yang terbuka, bersemangat 38 Koran Harian Republika, 10 juli Ibid

37 72 multikultur, toleran dan sangat mencintai Islam sebagai identitas utama kebudayaan mereka. Kondisi demikian ini menimbulkan desakan yang tidak henyi-hentinya dari ulama dan masyarakat agar Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak ditutup. Adanya desakan yang demikian menguat tersebut pada akhirnya dilakukan penelitian oleh Dinas Sosial bersama Universitas Indonesia untuk tentang sejauh mana penolakan masyarakat terhadap PKSW Teratai Harapan Kramat Tunggak. Dari hasil penelitian tersebut, pada tahun 1997 direkomendasikan agar lokres tersebut ditutup. Pada tahun 1998 dikeluarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 495/1998 tentang penutupan panti social tersebut selambat-lambatnya akhir Desember pada 31 Desember 1999, Lokres Kramat Tunggak secara resmi ditutup melalui SK Gubernur KDKI Jakarta No.6485/1998. selanjutnya Pemda Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan eks lokres Kramat Tunggak 40. Setelah dibebaskan banyak muncul gagasan terhadap lokasi bekas Kramat Tunggak tersebut, ada yang mengusulkan pembangunan pusat perdagangan (mal), perkantoran dan lain sebagainya. Namun mantan Gubernur H. Sutiyoso, waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur memiliki ide lain yaitu membangun Islamic Centre. Sebuah ide yang cemerlang yang menyatukan kelompok-kelompok lain yang awalnya berbeda-beda. Pada tahun 2001 mantan Gubernur H. Sutiyoso, pada waktu masih menjabat sebagai Gubernur melakukan sebuah Forum Curah Gagasan dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengetahui sejauh mana dukungan masyarakat terhadap sebuah 40 Ibid

38 73 perubahan yang telah dicanangkan. Ternyata 24 Mei 2001 dukungan itu semakin menguat. Gagasan untuk membangun Jakarta Islamic Centre (JIC), dikemukakan Mantan Gubernur H. Sutiyoso yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur kepada Prof. Azzumardi Azra (Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah), yang waktu itu masih menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di New York di sela-sela kunjungannya ke PBB pada tanggal April 2001 dan mendapatkan respon yang sangat positif 41. Setelah adanya konsultasi terus menerus antara masyarakat, ulama, praktisi baik skala local maupun regional bahkan internasional akhirnya diwujudkan dalam sebuah master plan pembangunan JIC pada tahun kemudian dalam rangka memperkuat ide dan gagasan pembangunan JIC, pada Agustus 2002 dilakukan studi komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris, dan Prancis. Pada tahun yang sama, dilakukan perumusan Organisasi dan Manajemen JIC. Kehadiran JIC ternyata Sesutu yang sangat fenomenal sebagai produk zaman yang strategis dan monumental. Dalam rangka menyongsong cita-cita besar umat Islam yang digantungkan kepada Jakarta Islamic Centre, dikeluarkan SK Gubernur KDKI No. 99/2003 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre). Selanjutnya pada April tahun 2004, Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) diangkat/dilantik melalui SK Gubernur KDKI Jakarta No.651/ Jakarta Islamic Centre : Dulunya Lokalisasi berskala Asia Tenggara. Republika.10 juli center.or.id

39 74 Kehadiran Jakarta Islamic Centre (JIC) yang merubah tanah hitam menjadi tanah putih, Min al-dzulumaat ila an-nuur, diharapkan mampu menampilkan citra baru yang memancarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang menyejukkan nurani. Citra yang baik dan profesional tersebut tercermin dalam sebuah Visi dan Misi: Visi: Mewujudkan Pusat Pengembangan Islam Jakarta sebagai landmark dengan sosok fisik yang monumental, bernuansa Islam dimana Masjid sebagai sentrumnya. Misi: Mewujudkan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Muslim, Pengkajian, Data dan Informasi serta Budaya Islam di Jakarta yang bertaraf Internasional 43. B. Program Kegiatan Masjid Islamic Centre Dalam rangka pengembangan dakwah Islam, Masjid Islamic Centre Jakarta Utara mengadakan berbagai kegiatan yang keseluruhan mengarah kepada dakwah Islam. Pada saat penelitian dilakukan pengamatan dan informasi yang diperoleh ada berbagai kegiatan dakwah yang dilaksanakan di Masjid Islamic Centre Jakarta Utara. Adapun Program kegiatan yang menjadi perhatian Masjid Islamic Centre meliputi: 1. Program Kegiatan Takmir a. Pelaksanaan Ibadah Mahdhoh: Shalat lima waktu berjama ah, yang dipimpin oleh imam rawatib Masjid Islamic Centre dan Shalat Jum at yang di ikuti 43 Ibid

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan sejarah, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana

Lebih terperinci

Gambar 7 : Interpretasi Tema Sumber : Kbbi.web.id

Gambar 7 : Interpretasi Tema Sumber : Kbbi.web.id 3.1 Pengertian Tema BAB III ELABORASI TEMA Tema yang diangkat dari proyek yang sedang dikerjakan yaitu Arsitektur yang Berpendidikan adalah Terbuka dalam konteks islam yaitu dalam Ayat Al Quran yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong umatnya untuk berbuat kebaikan dan mengajak orang lain agar menjadi insan yang baik. Implikasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan hidup material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat agar mau menerima sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang universal yang memuat banyak nilai-nilai kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk dan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak dan tangis yang pertama saat dia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia merupakan agama penutup, sekaligus sebagai penyempurna agama samawi terdahulu. Sebagai

Lebih terperinci

0 SELAYANG PANDANG Jakarta Islamic Centre

0 SELAYANG PANDANG Jakarta Islamic Centre 0 SELAYANG PANDANG Jakarta Islamic Centre Jakarta Islamic Centre 1 SELAYANG PANDANG JAKARTA Islamic Centre PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA (JAKARTA ISLAMIC CENTRE) TAHUN 2016 2 SELAYANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami perkembangan. Mulanya jama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun alokasi waktu pengumpulan data penelitian ini telah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun alokasi waktu pengumpulan data penelitian ini telah BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Adapun alokasi waktu pengumpulan data penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 (dua) bulan (terhitung sejak tanggal 9 April

Lebih terperinci

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONAL BERCIRIKAN ISLAMI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk mengislamkan umat Islam dan umat lain yang bersentuhan langsung dengan kehidupan dan tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu harapan bangsa dimana nantinya remaja diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat bagi seluruh

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HASAN AL HAMID L2B 097

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar sistematis, dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

Lebih terperinci

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat Saya melihat Prof.Dr.Hj. Tutty Alawiyah adalah sosok pejuang dan sekaligus pendidik sepanjang hayat. Sebagai seorang putri ulama besar, beliau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN KEBUTUHAN

BAB III ANALISIS DAN KEBUTUHAN 25 BAB III ANALISIS DAN KEBUTUHAN 3.1 Sejarah Singkat 3.1.1 Sejarah Singkat Radio Jakarta Islamic Center Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) adalah sebuah lembaga yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mencurahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. mencurahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan ABSTRAK Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi dua arah secara timbal balik di antara dua orang atau lebih. Dalam kegiatan dakwah, komunikasi interpersonal sangat tepat dilakukan, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada akhir tahun belakangan ini salah satu organisasi Transnasional (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pasalnya hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya sebagai tempat untuk ibadah mahdhah semata. Tapi fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya sebagai tempat untuk ibadah mahdhah semata. Tapi fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid merupakan tempat yang multi fungsi bagi umat Islam. Masjid bukan hanya sebagai tempat untuk ibadah mahdhah semata. Tapi fungsi masjid jauh lebih luas dari pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara dengan jumlah penganut agama Islam terbesar didunia. Dengan perkiraan 90% dari jumlah total penduduk Indonesia. Islam telah lama mewarnai perjalanan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan

ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG Pasal 1 N a m a Organisasi ini bernama Majelis Ta lim Telkomsel disingkat MTT. Pasal 2 Waktu Diresmikan MTT diresmikan

Lebih terperinci

KORELASI MENGIKUTI PENGAJIAN MAJLIS DZIKIR AL KHIDMAH DENGAN UKHUWAH ISLAMIYAH JAMA AH DI KEC. WELERI, KAB. KENDAL

KORELASI MENGIKUTI PENGAJIAN MAJLIS DZIKIR AL KHIDMAH DENGAN UKHUWAH ISLAMIYAH JAMA AH DI KEC. WELERI, KAB. KENDAL KORELASI MENGIKUTI PENGAJIAN MAJLIS DZIKIR AL KHIDMAH DENGAN UKHUWAH ISLAMIYAH JAMA AH DI KEC. WELERI, KAB. KENDAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1(S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bertahap, organisasi Muhammadiyah di Purwokerto tumbuh dan berkembang, terutama skala amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah di daerah Banyumas meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya dalam upaya mempengaruhi orang lain. Seperti kata Werner

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya dalam upaya mempengaruhi orang lain. Seperti kata Werner 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan media saat ini, memang sangatlah cepat, oleh karena itu, peranannya menjadi sangat strategis dalam memberikan pengaruh serta membentuk opini bagi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Dakwah OLEH RISMAWATI, AKL

SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Dakwah OLEH RISMAWATI, AKL PERAN REMAJA MASJID AL-FALAH DALAM MEMBAGUN SYI AR ISLAM DI KOTA LANGSA (Studi Tentang Memperingati Hari Besar Islam PHBI, Di Gampong Gedubang Aceh Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di Masjid At-Taqwa Ngares, Kadireso, Teras, Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dakwah adalah suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan tujuan agar orang lain

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu seni mengunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di peperangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan yang diberikan kepada anak sebagaimana yang dikonsepkan melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat sebuah metode yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama seharusnya memang sejak dini sudah mulai diberikan kepada anak karena perkembangan jiwa anak telah mulai tumbuh sejak kecil, sesuai dengan fitrahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN PANTI ASUHAN PUTRA DAN MASJID AL-MA UN BANYUBIRU

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN PANTI ASUHAN PUTRA DAN MASJID AL-MA UN BANYUBIRU 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN PANTI ASUHAN PUTRA DAN MASJID AL-MA UN BANYUBIRU TANGGAL 13 JULI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib.

BAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah Islam dapat diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: Ellys Wahyu Ningsih NIM. 084 121 004 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia. Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia. Waktu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia. Waktu kedatangannya pada awal abad ke - 7 Masehi. Menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia pada awal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan mudah dan cepat. Dan mahasiswa pun merespon tulisan-tulisan

BAB V PENUTUP. dengan mudah dan cepat. Dan mahasiswa pun merespon tulisan-tulisan 105 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dakwah jurnalisme online adalah salah satu cara berdakwah melalui tulisan yang di share lewat internet, melalui media sosial, yang memudahkan pendakwah maupun yang didakwahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai rakhmat bagi seluruh alam, Islam

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1436 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1436 H PENERAPAN REMEDIAL TEACHING SEBAGAI UPAYA KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 9 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh: NURAINI RAHAYU Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga berfungsi sebagai tempat sosial (pusat kebudayaan dan perkembangan umat Islam). Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan aktifitas mengajak, memanggil dan menyeru orang lain agar mengikuti perintah dan petunjuk Allah agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Lebih terperinci

PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI

PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI Disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media auditif (hanya bisa di dengar). Cukup berada di rumah, di jalan atau dimana saja kita bisa mendengarkan radio, sebagai contoh misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara kontiniu dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang perlu diemban

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat

I. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat dewasa ini, tak lain sebagai bukti nyata dan keberhasilan para kaum terpelajar yang selalu

Lebih terperinci

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula

Lebih terperinci

PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL. (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011

PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL. (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011 PERAN MASJID DALAM PEMBINAAN UMAT SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL (Studi Kasus di Masjid Al-Huda Weleri, Kendal) Tahun 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia mempunyai beberapa tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. 2 Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. 2 Sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan zaman dan era globalisasi yang semakin berkembang seperti sekarang ini membawa pengaruh tersendiri bagi kehidupan bermasyarakat. Baik secara individu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum Persepsi 2.1.1. Pengertian Persepsi Dalam Kamus Psikologi dijelaskan bahwa perception berarti persepsi, penglihatan, tanggapan, yaitu proses dimana seseorang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 Bab ketentuan umum pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog BAB IV ANALISIS Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog terhadap Praktik Ruqyah Syar iyyah Di Kalimantan Selatan, berikut peneliti memberikan analisis terhadap apa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Program Pembelajaran BTQ di SMP Negeri 12 Pekalongan Alquran merupakan kitab

Lebih terperinci

Sesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2

Sesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi sebagian masyarakat Desa Morodemak mengalami krisis jiwa (mental) timbul sebagai akibat dari terhalangnya seseorang dari segala sesuatu yang diinginkannya,

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhiTugasdanMelengkapiSyarat GunaMemperolehGelarSarjana Program Strata 1 (S1) Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 34 Penelitian deskriptif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Drajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) SABIQ ATTAQY

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Drajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) SABIQ ATTAQY OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI MASJID DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM (STUDI KASUS DI MASJID BESAR BAITUL MUTTAQIN KAUMAN KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TENTANG PEMBERIAN HADIAH KEPADA PEJABAT MENURUT IMAM ASY-SAFI I SKRIPSI. Dalam Ilmu Muamalah

STUDI ANALISIS TENTANG PEMBERIAN HADIAH KEPADA PEJABAT MENURUT IMAM ASY-SAFI I SKRIPSI. Dalam Ilmu Muamalah STUDI ANALISIS TENTANG PEMBERIAN HADIAH KEPADA PEJABAT MENURUT IMAM ASY-SAFI I SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran mempunyai arti yang sangat penting, sebab kemungkinan terjadi ketidak-jelasan bagi siswa atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman

Lebih terperinci

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah bangunan bisa memiliki posisi sentral dalam mempengaruhi suatu peristiwa penting. Dalam skala individu hal itu bisa jadi karena bangunan tersebut menyimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dimasa pembangunan saat ini, manusia dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku yang

Lebih terperinci

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H WALIKOTA BLITAR SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H SENIN, 11 JUNI 2012 Assalamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem BAB I PENDAHULUAN A. Alasan pemilihan judul Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem pengajaran tradisional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Islam sebagai simbol persatuan dan kesatuan. 2 Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Islam sebagai simbol persatuan dan kesatuan. 2 Perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama para prajurit penakluk dunia, sebuah ordo ksatria Sabil penuh disiplin. Orang-orang Islam, pada tahap berikutnya, berkembang jauh lebih universal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk perkembangan tersebut. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SIARAN MIMBAR AGAMA ISLAM TVRI STASIUN PUSAT JAKARTA. A. Analisis Materi Siaran Mimbar Agama Islam TVRI Stasiun Pusat

BAB IV ANALISIS SIARAN MIMBAR AGAMA ISLAM TVRI STASIUN PUSAT JAKARTA. A. Analisis Materi Siaran Mimbar Agama Islam TVRI Stasiun Pusat BAB IV ANALISIS SIARAN MIMBAR AGAMA ISLAM TVRI STASIUN PUSAT JAKARTA A. Analisis Materi Siaran Mimbar Agama Islam TVRI Stasiun Pusat Jakarta Dakwah merupakan suatu kegiatan untuk melaksanakan transformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam ensiklopedia islam diartikan sebagai ajakan kepada islam. Jadi

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam ensiklopedia islam diartikan sebagai ajakan kepada islam. Jadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bahasa dakwah berasal dari bahasa arab yakni da

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI OLEH: ATIK NUSROTIN NIM. 3211103005 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI EVALUASI DALAM KEGIATAN DAKWAH DI MASJID AGUNG KENDAL

PENERAPAN FUNGSI EVALUASI DALAM KEGIATAN DAKWAH DI MASJID AGUNG KENDAL PENERAPAN FUNGSI EVALUASI DALAM KEGIATAN DAKWAH DI MASJID AGUNG KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Oleh : Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat muslim, shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat fundamental dan esensial. Shalat merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (Kpi)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (Kpi) KORELASI ANTARA PERSEPSI TENTANG FILM KATA MAAF TERAKHIR DENGAN SIKAP TERHADAP PESAN DAKWAH DALAM FILM KATA MAAF TERAKHIR MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN WALISONGO SEMARANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci