BAB I PENDAHULUAN. emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia pasti melalui proses perkembangan dalam hidupnya. Pada suatu masa individu akan berada pada fase kehidupan remaja. Remaja merupakan individu yang mengalami pengalihan dari satu tahap ketahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah. Salah satu periode yang dialami adalah masa remaja, masa remaja disebut juga adolescens, dalam bahasa latin berasal dari kata adolescere yang berarti to grow into adulthood. Adolesen merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang terjadi perubahan dalam aspek biologis, psikologis dan sosial. Menurut Piaget istilah adolescence secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa mempunyai aspek efektif kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelegtual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinnya untuk mencapai integrasi dalam hubungan 1

2 2 sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari perkembangan ini. 1 Menurut Mappiere yang dikutip oleh Mohammad Ali, dkk, Masa remaja, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bari pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 13/14 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. 2 Pada masa ini biasanya dirasakan sebagai masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungan. Seiring dengan perubahan yang dialami remaja mereka cendrung menonjolkan prilaku yang tidak stabil. Interaksi yang mereka lakukan bisa berdampak terhadap pemunculan tingkah laku yang negatif seperti suka melawan, gelisah, tidak stabil dan berbagai label buruk lainnya. Tingkah laku negatif yang diperlihatkan oleh remaja tersebut disebabkan oleh lingkungan yang tidak memperlakukan mereka sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan mereka. Tingkah laku negatif bukan merupakan ciri perkembangan yang normal, remaja yang berkembang akan memperlihatkan prilaku yang positif. Sekarang ini sebagian remaja menunjukan prilaku yang negatif, salah satunya adalah perilaku agresif. 1 Hurlock.Psikologi Perkembangan:Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan Edisi kelima.(jakarta:erlangga.1996) h Mohammad ali, dkk, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:Bumi Aksara, 2004), h. 9

3 3 Perilaku adalah merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau ransangan dari luar dan juga merupakan suatu formulasi mengenai perilaku dan sekaligus dapat memberikan informasi bagaimana peran perilaku terhadap lingkungan dan terhadap individu atau organisme yang bersangkutan. 3 Menurut Berkowitz, mendefinisikan agresif adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun secara mental. Berkowitz menekankan bahwa perilaku agresif merupakan suatu bentak menyakiti orang lain yang dapat meyebabkan kerusakan fisik maupun mental. Perilaku agresif dapat dilakukan karena adanya tujuan tertentu ataupun tidak adanya tujuan tertentu hanya untuk pelampiasan semata. 4 Menurut Strickland yang dikutip oleh Fattah Hanurawan mengemukakan bahwa perilaku agresif adalah setiap tindakan yang diniatkan untuk melukai, menyebabkan penderitaan, dan untuk merusak orang lain. 5 Menurut Alex Sobur, kepribadian peserta didik yang ditolak dalam kelompok disebabkan karena penampilan yang kurang menyenangkan seperti fisik yang kurang menarik, tidak sportif, ingin membenarkan diri dan tidak mau mengakui kehebatan orang lain, suka menonjolkan diri sendiri, tidak dapat bekerja sama dan suka memerintah serta mengatur semau diri sendiri dan kurang bijaksana. 6 Perilaku agresif yang muncul berasal dari individu yang bersangkutan maupun dari luar dirinya, dan perilaku agresi yang terjadi pada peserta didik 3 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta : Ani, 2003), h Alex Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung: Pustaka Setia, 2003), h Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2015), h Alex Sobur, Op.Cit., h

4 4 ini ada perilaku agresif dalam bentuk fisik dan perilaku agresif dalam bentuk psikis yang dilakukan oleh perserta didik dalam bertindak atau berbuat. Pada masa usia menjelang dewasa, sifat agresif menjadi meningkat, namun anak-anak muda yang berpendidikan dapat mencarikan jalan penyalurannya yang baik melalui beberapa kegiatan-kegiatan yang positif, misalnya olah raga. Unsur terpenting dari tingkah laku agresif adalah motivasi serta memberikan dorongan yang baik kepada anak agar dapat terhindar dan bisa mengendalikan perilaku agresif itu. Peserta didik yang bertingkah laku agresif dihasilkan dari lingkungan yang salah memberikan stimulus. Lingkungan keluarga pada khususnya mengalami kerusakan sehingga anak akan melihat orang tua tidak lagi memperhatikan dan menyayangi individu sehingga individu akan membalas perilaku yang kurang sesuai dengan norma yang ada pada masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku agresif dipelajari dari model yang dilihat dalam keluarga, dalam lingkungan kebudayaan setempat melalui media masa. 7 Dilingkungan sekolah perilaku agresif juga dapat terjadi seperti adanya peserta didik yang suka berkata kasar kepada teman dan guru nya di sekolah, peserta didik yang suka berkelahi dan mengganggu temannya dalam belajar, peserta didik yang suka merusak fasilitas sekolah, peserta didik yang sering mengucilkan teman sebayanya, serta peserta didik yang suka memfitnah temannya. Dalam alquran perilaku berkata kasar ini sangat dicela oleh Allah SWT, firman Allah SWT dalam (Q.S. Al Hujurat : 159) : 7 Ibid, h. 441

5 5 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. 8 Dari obsevasi awal yang dilakukan maka ditemukan ada tiga orang peserta didik yang memiliki perilaku agresif, perilaku agresif yang penulis lihat seperti saat proses pembelajaran sedang berlangsung, peserta didik tersebut membentak, berkata kasar, mencemooh, dan apabila ada temannya yang tidak sependapat dengannya dia secara spontan memukul temannya tersebut, suka mengganggu teman disaat belajar. Peserta didik membentak dan berkata kasar kepada temannya apabila ada yang tidak sependapat dengan perkataannya, selain itu juga saat ada temannya yang bertanya kepadanya dia menjawab dengan perkataan yang kasar. Perserta didik mencemooh temannya saat ada temannya yang bertanya maupun mengemukakan pendapat saat pembelajaran sedang berlangsung. Peserta didik sering menjawab perkataan guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu ketika ada orang yang menyanggah perkataannya dia langsung meluapkan kekesalannya 2010), h Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Fokusmedia,

6 6 dengan memumukul orang tersebut dan juga mencubitnya. Peserta didik tersebut memiliki latarbelakang keluarga yang yang berbeda dan dengan kondisi keluarga yang berbeda pula seperti anak yatim dan anak yang berasal dari keluarga lengkap dengan kehidupan keluarga yang seperti ini maka berpengaruh terhadap perilaku anak tersebut. B. Rumusan Masalah Menurut Baron dan Byrne perilaku agresif dipengaruhi oleh beberapa faktor : pertama, Faktor Psikologis yaitu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yang berupa perasaan ketakuatan. Kedua faktor lingkungan sosial merupakan faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku agresif dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat peserta didik saling berinteraksi dengan orang lain. Ketiga Faktor Biologis, yaitu disebabkan karena adanya hubungan antara tubuh dan perilaku sehingga dapat beralasan untuk mencari penyebab biologis dari gangguan perilaku atau emosional. dan keempat Faktor Genetik yaitu perilaku agresif muncul disebabkan karena adanya perbedaan kepribadian, kelainan genetik dan jenis kelamin. 9 Dalam konteks psikologis perilaku agresif dipengaruhi oleh: pertama, Perilaku naluriah Freud, Mcdougell, Lorenz mengemukakan bahwa manusia mempunyai dorongan bawaan atau naluri untuk berkelahi sebagaimana pengalaman fisiologis rasa lapar, haus atau bangkitnya dorongan seksual, maka dibuktikan bahwa manusia mempunyai naluri bawaan untuk berperilaku 9 Robert A. Baron, Donn Byrne. Psikologi Sosial (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 137

7 7 agresif. 10 kedua perilaku yang dipelajari yaitu perilaku yang didapatkan dari hasil pengamatan dari media sosial atau perilaku yang berasal dari reward dan punnishment prilaku agresif merupakan hasil dari interaksi dari banyak faktor, seperti pengalaman masa lalu individu berkenaan dengan prilaku agresif, jenis-jenis prilaku agresif yang mendapat ganjaran dan hukuman, dan variabel lingkungan dan kognitif sosial yang dapat menjadi penghambat atau fasilitator bagi timbulnya prilaku agresif. 11 ketiga Frustrasi yaitu Frustrasi adalah situasi dimana individu terhambat dan gagal dalam usaha dalam mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan. 12 Dari uraian di atas, maka penelitian ini memfokuskan pada faktor psikologis sebagai pendorong terjadinya perilaku agresif, pertanyaan yang dapat diajukan dalam konteks ini adalah; apa situasi sekolah yang membuat insting agresif bertahan; apa pengalaman belajar sosial yang membuat peserta didik berperilaku agresif; dan apa penyebab frustasi peserta didik sehingga berperilaku agresif di SMA 01 Muhammadiyah Padang. Beberapa pertanyaan ini menarik untuk dikaji ketika mencoba untuk membahas perilaku agresif. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: pertama untuk mengetahui situasi sekolah yang membuat insting agresif bertahan terhadap peserta didik di SMA 01 Muhammadiyah Padang, kedua untuk Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2015), h Agus Abdul Rahman, psikologi Sosial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 12 Fattah Hanurawan, Op Cit, h. 83

8 8 mengetahui pengalaman belajar sosial yang membuat peserta didik berperilaku agresif di SMA 01 Muhammadiyah Padang. Ketiga untuk mengetahui penyebab frustasi peserta didik sehingga berperilaku agresif di SMA 01 Muhammadiyah Padang. Dengan adanya tujuan ini akan membantu dalam melakukan penelitian tentang perilaku agresif sehingga permasalahan yang akan diteliti dapat ditemukan jawabannya. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait utamanya bagi pihak berikut: secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran atau dapat memberikan kontribusi yang berharga terhadap pendidikan berkaitan dengan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik agar guru BK lebih bisa memahami karakter peserta didik yang terkait dengan perilaku agresif sebagai acuan untuk memberikan layanan dan bimbingan yang tepat untuk masa yang akan datang. Untuk guru bidang studi agar dapat menjadi pedoman dalam menghadapi peserta didik terutama yang berhubungan dengan perilaku agresif. Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak, khususnya bagi penulis sendiri dan badan atau lembaga pendidikan serta perorangan yang terlibat dalam pengelolaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

9 9 E. Defenisi Operasional Sebagai acuan istilah yang terkandung pada masalah penelitian ini, didefenisikan sebagai berikut: Perilaku Agresif : Perilaku yaitu respon (reaksi, tanggapan, jawaban, dan balasan), yang dilakukan oleh suatu organisme. 13 Sedangkan prilaku Agresif menurut Berkowitz, adalah bentuk prilaku yang bertujuan untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun mental. 14 Maka penelitian ini adalah kajian tentang perilaku agresif yang dilakukan oleh peserta didik yang melakukan tindakan tidak menyenangkan dalam bentuk verbal seperti berkata kasar, memaki, menghina, dan mencemooh. Pesert didik : Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu C.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Rajawali Pers, 1989), h Alex sobur., op.cit., h Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 1093

10 10 F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yaitu turun langsung ke lapangan untuk meneliti dan mengambil data. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dalam bentuk studi kasus. Penelitian kualitatif yaitu menjelaskan fenomena secara akurat yang ditemukan di lapangan yang selanjutnya dianalisa dan dideskripsikan secara naratif. 16 Menurut Burhan Bungin, studi kasus merupakan penelitian yang merincikan tentang seseorang (individu) atau suatu unit sosial selama kurun waktu tertentu 17. Studi kasus ini akan melibatkan seorang peneliti dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan yang menyeluruh terhadap perilaku individu. Individu yang dimaksud adalah tiga orang siswa SMA 01 Muhammadiyah Padang yang memiliki perilaku agresif. Selanjutnya data yang diperoleh dari berbagai sumber akan dianalisis dan dideskripsikan secara naratif. 2. Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini yaitu di SMA 01 Muhammadiyah padang JL. DR. Moh. Hatta (Ketaping) Kec. Kuranji Padang. 16 Moleong Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h.3 17 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h.19

11 11 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. 18 Yang saya amati ini adalah 3 orang peserta didik yang berperilaku agresif, ketiganya sama-sama berada dikelas XI, kenapa diambil kelas tersebut karena kelas XII sekarang sedang fokus untuk mengikuti UN sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti. Dan kenapa berjumlah 3 orang karena tiga orang ini adalah mereka yang sering melakukan perilaku agresif. Objek penelitian merupakan ruang lingkup atau hal-hal yang menjadi pokok persoalan dalam suatu penelitian. 19 Pada penelitian ini yang menjadi objek yaitu perilaku agresif berkata kasar, memaki, menghina, memukul dan mencemooh. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data dalam penulisan ini, maka penulis menggunakan teknik : a. Observasi Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung dan terarah untuk memperoleh informasi. 20 Berbeda dengan Margono dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan bahwa Metode observasi adalah metode ilmiah 18 Ibid h Suharsimi Arikunto Prosedur suatu penelitian. (Jakarta:Rineka Cipta), h.5 20 Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002) h.106

12 12 yang bisa diartikan sebagai pengamatan melalui pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan sebuah alat indera. 21 Observasi merupakan suatu metode penelitian yang dijalankan secara sistematis dan disengaja diadakan dengan menggunakan alat indera sebagai alat untuk menangkap secara lansung kejadian-kejadian pada waktu kejadian itu terjadi. Observasi dilakukan untuk melihat situasi sekolah yang membuat insting tersebut bertahan, pengalaman belajar sosial yang membuat peserta didik berperilaku agresif, penyebab frustasi peserta didik sehingga berperilaku agresif di SMA 01 Muhammadiyah Padang. b. Wawancara Dalam buku Moleong metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan tanya jawab. 22 Wawancara ini dilakukan kepada 3 orang peserta didik yang berinisial SG, RM dan RD dan guru untuk mendapatkan informasi tentang penyebab peserta didik berperilaku agresif. Teknik wawancara yang digunakan dalam wawancara ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa 21 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. 2, h Moleong J.Lex. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1994) h.135

13 13 menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama Teknik Analisis Data a. Teknik Pengolahan Data 1) Setelah data yang diperoleh dari observasi dan wawancara terkumpul, kemudian disajikan secara verbal dengan menggunakan kalimat sederhana. 2) lalu data dianalisis, yaitu proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau thema untuk memahami maknanya. 24 b. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, diolah dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara pengolahan data yang dirumuskan dalam bentuk kata-kata, bukan angka. 25 menurut Miles dan Hubermen, dilakukan dengan tiga alur kegiatan, yaitu: 1) Reduksi data Reduksi data adalah proses penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi (pemindahan) data mentah yang diperoleh dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Data-data yansg diperoleh selama proses pengumpulan data diklarifikasikan sesuai dengan Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: UNS Press, 2006), h S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Trasindo, 2003), h. 25 Sanapiash faisal. Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali, 1992). h.134

14 14 kegunaannya, untuk memudahkan peneliti nantinya dalam menyajikan data. 2) Penyajian data Setelah dilakukan reduksi data, tahap selanjutnya adalah melakukan penyajian data dengan menampilkan informasi yang di dapatkan melalui kegiatan reduksi. Data atau informasi yang diperoleh dari hasil observasi maupun wawancara, kemudian diklasifikasikan berdasarkan fokus permasalahan. Dari tiap fokus dikelompokkan juga data atau informasi yang mencakupnya. Setelah ini baru disusun dan diuraikan. 3) Menarik Kesimpulan dan vertifikasi Langkah terakhir dalam menganalisa data, yaitu setelah data dianalisis sebaik mungkin, kemudian dapatlah diambil kesimpulan, artinya kesimpulan yang telah diambil perlu kemudian dilakukan vertifikasi atau dipertanyakan kembali sambil meninjau secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat. 26 G. Kajian Kepustakaan Hasil penelitian yang relavan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah pertama; penelitian yang dilakukan oleh Noprianto (2014) tentang analisis perilaku agresif peserta didik di SMPN 3 Palangka 26 Farouk Muhammad dan Djaali, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PTIK Press dan Restu Agung, 2005), disarikan dari h

15 15 Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku agresif peserta didik dan upaya guru bk dalam menanggulangi perilaku agresif, sehingga diharapkan perilaku agresif tersebut dapat berkurang. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa prilaku agresif negatif sering dilakukan peserta didik seperti berkata kasar, berkelahi, merusak sarana dan prasarana, membuat keributan dan upaya guru bimbingan dan konseling dalam menangani peserta didik yang berprilaku agresif yaitu dengan memberikan teguran, arahan dan bimbingan serta tetap mengontrol dan juga mengawasi peserta didik yang berperilaku agresif. Kedua; penelitian yang dilakukan oleh Yoshi Restu (2013) tentang studi perilaku agresif siswa disekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku agresif yang terkait dengan jenis perilaku agresif, faktor penyebab perilaku agresif dan upaya yang dilakukan guru bk untuk mengatasi perilaku agresif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari ketiga subjek yang diteliti ketiganya memiliki prilaku agresif fisik,verbal dan terhadap benda. Dari enam faktor yang diteliti hanya ada empat faktor yang lebih berpengaruh dan layanan yang diberikan yaitu berupa layanan informasi, penguasaan konten, konseling individual dan bimbingan kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu akan mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi,

BAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi, 54 BAB III METODE PENELITIAN Istilah metodologi penelitian (research metodology) berasal dari kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi, metode artinya suatu cara untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku masa remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

yang menjelaskan data-data secara verbal atau pendekatan deskriptif kualitatif

yang menjelaskan data-data secara verbal atau pendekatan deskriptif kualitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang menjelaskan data-data secara verbal atau pendekatan deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah: prosedur penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah: prosedur penelitian yang 62 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang di dasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi

MODUL PERKULIAHAN. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi MODUL PERKULIAHAN AGRESI Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Psikologi Psikologi 61119

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan angka-angka, akan tetapi berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam 44 BAB III METODE PENELITIAN Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam penelitian ilmiah, sebab dengan menggunakan metode akan mempengaruhi proses pengumpulan data, juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya tingkah laku seseorang terjadi akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya, yang berarti bahwa baik faktor individu maupun lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai memasuki masa dewasa. Oleh karena itu, periode remaja dapat

BAB I PENDAHULUAN. mulai memasuki masa dewasa. Oleh karena itu, periode remaja dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dalam rentangan kehidupan manusia, dimana individu meninggalkan masa anak-anaknya dan mulai memasuki masa dewasa. Oleh karena

Lebih terperinci

JURNAL STUDI KASUS PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII DI MTS NEGERI NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016/2017

JURNAL STUDI KASUS PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII DI MTS NEGERI NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016/2017 JURNAL STUDI KASUS PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII DI MTS NEGERI NGRONGGOT, KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016/2017 CASE STUDIES OF AGGRESSIVE BEHAVIOR GRADE EIGHT STUDENS IN MTS NEGERI NGRONGGOT, NGANJUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Adolescence (remaja) merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, karena masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan Indonesia saat ini kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para siswanya, khususnya siswa Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dikemudian hari. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan waktu kecil

BAB I PENDAHULUAN. anak dikemudian hari. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan waktu kecil BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan secara umum diawali dalam suatu keluarga, orang tua yang bertanggung jawab dengan kelanjutan kehidupan pendidikan anak-anaknya, karena pengaruh yang diterima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran. secara seksama untuk mencpai suatu tujuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran. secara seksama untuk mencpai suatu tujuan. 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Dan Subyek Penelitian Meotodologi penelitian berasal dari kata metode yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos yang berarti ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERILAKU AGRESIF SISWA DI SEKOLAH

STUDI TENTANG PERILAKU AGRESIF SISWA DI SEKOLAH Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 243-249 Info Artikel: Diterima14/02/2013 Direvisi20/01/2013 Dipublikasikan 25/02/2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPN 17 Kota Bandar Lampung Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang unik dan berkembang menjadi organisme yang segar dan siap untuk belajar mengenal dirinya sendiri. Mengenal diri yang di maksud adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan usaha dalam merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 1 Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 1 Metode BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 1 Metode penelitian atau metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang tidak menggunakan perhitungan, akan tetapi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Remaja dipandang sebagai periode perubahan, baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitaif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada siswa Sekolah Menengah Pertama berusia 12 tahun sampai 15 tahun, mereka membutuhkan bimbingan dan arahan dari pihak keluarga dan sekolah agar mereka dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog

BAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya masa remaja dianggap sebagai masa yang paling sulit dalam tahap perkembangan individu. Para psikolog selama ini memberi label masa remaja sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata lain, metodologi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan sesuatu, dan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan sesuatu, dan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata metod yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Metodologi adalah cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya mereka dapat menggantikan generasi terdahulu dengan sumber daya manusia, kinerja dan moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa dimana usianya berkisar antara 12-21 tahun. Pada masa ini individu mengalami berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Dalam perkembangan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH. Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH. Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan Jurnal Psikologi September 2014, Vol. II, No. 2, hal 80-88 PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1.Latar Belakang Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat dari sekolah bagi siswa ialah melatih kemampuan akademis siswa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam.

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP 17 1 Pagelaran Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa tingkat intensitas

Lebih terperinci

AGRESI. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom.

AGRESI. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. AGRESI Modul ke: Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi. Fakultas Psikologi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari perumusan masalah hingga penulisan laporan akhir penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan berupa kata-kata, narasi atau gambaran. Data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi adalah respon yang dirasakan setiap individu dikarenakan rangsangan baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang sering

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu dari kata adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Secara psikologis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilaksanakan di lapangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang ditandai dengan perubahan-perubahan didalam diri individu baik perubahan secara fisik, kognitif,

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kematangan emosi siswa di SMP Negeri 23 Banjarmasin ini termasuk jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kematangan emosi siswa di SMP Negeri 23 Banjarmasin ini termasuk jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian dengan judul dampak perceraian orang tua terhadap tingkat kematangan emosi siswa di SMP Negeri 23 Banjarmasin ini termasuk jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan, salah satunya adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari Komnas Perlindungan anak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam buku penelitian, metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam buku penelitian, metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode 53 BAB III METODE PENELITIAN Dalam buku penelitian, metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 82 Tidak semua metode

Lebih terperinci

PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL Oleh: ANNISA CITRA FADILLAH NIM. 09060082 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang akan dikaji maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Ardhitya Dwi Yulianto 1 ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian lapangan) yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejalagejala.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai 243,8 juta jiwa dan sekitar 33,9 persen diantaranya adalah anakanak usia 0-17 tahun (Badan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang memakai metode yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukuan. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang manajemen pengembangan program kecakapan hidup bagi siswa di MAN Kendal yang meliputi perencanaan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami obyek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah : A. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. individu, maupun kelompok tertentu. 1. bahasannya dan dalam peristilahannya. 2. kata-kata, gambar, bukan angka-angka.

BAB III METODE PENELITIAN. individu, maupun kelompok tertentu. 1. bahasannya dan dalam peristilahannya. 2. kata-kata, gambar, bukan angka-angka. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sripsi ini ditulis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang mencoba memaparkan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang

BAB III METODE PENELITIAN. sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan penulis gunakan pada skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono yang dikutip Imam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. simpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi

BAB V PENUTUP. simpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat peneliti simpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun. Pada usia ini anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, dan mengabungkan diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian. 58 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat dan tidaknya metode yang digunakan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menggalangkan berbagai usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya dan hal ini ditempuh dengan secara bertahap dengan berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Instrumennya adalah manusia, baik

BAB III METODE PENELITIAN. pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Instrumennya adalah manusia, baik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis gunakan termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan latar alamiah atau pada konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar terhadap kehidupan remaja baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan telah mengawali masuknya konseling untuk pertama kalinya ke Indonesia. Adaptasi konseling dengan ilmu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau objek-objek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau objek-objek BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agresi 2.1.1 Definisi Agresivitas adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental (Aziz & Mangestuti, 2006). Perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis, metode berarti suatu cara kerja yang sistematik. Metode disini diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola, maka globalisasi yang paling sukses disepanjang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung DAFTAR PUSTAKA Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta 987) Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (CV Rajawali, Jakarta, 989) Sardiaman A.M,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Metode Penelitian Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi metode penelitian adalah Cara melakukan sesuatu dengan menggunakan sesuatu dengan fikiran seksama untuk mencapai

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mengenal masyarakat di sekitarnya. Remaja mulai memahami

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berarti suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. 42

BAB III METODE PENELITIAN. berarti suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. 42 76 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berasal dari dua kata, yaitu metode dan penelitian. Kata metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Menurut Mardalis metode berarti suatu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah usia seseorang yang sedang dalam masa transisi yang sudah tidak lagi menjadi anak-anak, dan tidak bisa juga dinilai dewasa, saat usia remaja ini anak ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi memiliki karakteristik yang berbeda dengan SMA ataupun SMK, tentunya juga memiliki tuntutan yang berbeda. Perguruan tinggi melibatkan struktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen pribadi,

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen pribadi, BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif, maksudnya yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, dan tidak dapat ditinggalkan dalam setiap kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan bahwa dengan pendidikanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis daya tarik konsumen melalui sistem member produk Sophie Paris pada masyarakat desa Jurang

Lebih terperinci

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh PEMILIHAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK

Lebih terperinci