IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN WONOSOBO THE IMPLEMENTATION OF TOURISM DEVELOPMENT POLICY IN WONOSOBO REGENCY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN WONOSOBO THE IMPLEMENTATION OF TOURISM DEVELOPMENT POLICY IN WONOSOBO REGENCY"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN WONOSOBO THE IMPLEMENTATION OF TOURISM DEVELOPMENT POLICY IN WONOSOBO REGENCY Oleh: Ika Nur Afni dan Drs. Argo Pambudi, M. Si. Abstrak Implementasi Kebijakan Pengembangan (Ika Nur Afni dan Drs. Argo Pambudi, M.Si) Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonosobo serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan untuk rekomendasi bagi pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi permasalahan terkait pengembangan pariwisata. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Wonosobo, dengan menggunakan teori implementasi kebijakan menurut Edward III. Informan penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala dan staff Bidang Pengembangan Destisansi Obyek Wisata, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Kepala Karang Taruna Desa Maron, Pengelola Obyek Wisata, Pengunjung Obyek Wisata. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber dipilih untuk pemeriksaan keabsahan data.teknik analisis data menggunakan model interaktif dari Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses implementasi kebijakan pengembangan pariwisata yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan belum tercapainya ke empat kelompok variabel keberhasilan implementasi kebijakan menurut Edward III yaitu: (1) Sumber daya anggaran dan prasarana yang belum memadahi, (2) Belum adanya peraturan khusus yang mengatur Wonosobo, (3) Belum adanya komitmen yang kuat dari keseluruhan pelaksana kebijakan pengembangan pariwisata. Meskipun beberapa indikator belum terpenuhi, masih terdapat satu indikator yang sudah dilaksanakan dengan baik yaitu: Komunikasi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik dalam upaya pengembambangan Kata Kunci : Kebijakan pemerintah, Implementasi kebijakan, Pariwisata Abstract This study aimed to describe and analyze the implementation of tourism development policy in Wonosobo Regency along with the supporting and impeding factors in the implementation of the policy. In addition, this research can also be used as recommendations for the central and local governments to making out issues related to the tourism development. This research used descriptive research design with a qualitative approach. This research was conducted in Wonosobo, by using the theory of policy implementation according to Edward III. The informants of this study are Head and staff of tourism object development division of the Tourism and Culture Department of Wonosobo Regency, the Head of Technical Implementation Unit of Tourism and Culture Department of Wonosobo Regency, Head of the Youth Community of Maron Village, the Tourism Object Manager, and the Visitors of the Tourism Object. The technique of collecting data was using interviews, observation and documentation. Triangulation source was chosen for examining validity of the data. Data were analyzed by using an interactive model by Miles and Huberman. The results of this study showed that the implementation process of the tourism development policy has not been going well. It is caused by the achievement of the four groups of successful variables of policy implementation by Edward III that has not been achieved, which are: (1) the insufficient of budget and infrastructure resources, (2) the absence of special regulations governing the tourism development in Wonosobo Regency, (3) the absence of a strong commitment from the overall implementation of tourism development policy. Although some indicators have not been achieved, there was still one indicator that has been well implemented. The indicator was that the communication has been done well in the effort of tourism development in Wonosobo Regency. Keywords: Government policy, Policy implementation, Tourism 393

2 PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu pilar utama yang digalakkan oleh pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan. Pariwisata menjadi penyumbang produk domestik bruto, devisa bagi suatu negara. Jumlah kunjungan wisata dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan surat keterangan pers dari Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementrian Pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada September 2016 mencapai atau mengalami peningkatan sebesar 9,40% dibandingkan September 2015 yang berjumlah wisman. Selama tiga bulan berturut-turut, yakni dari Juli, Agustus, dan September 2016 jumlah kunjungan wisman menembus angka di atas 1 juta wisman (Data Kementrian Pariwisata tahun, 2016) Pariwisata di Indonesia tersebar diberbagai daerah dari Sabang sampai Merauke, sehingga untuk memudahkan pengembangannya maka masing-masing daerah mempunyai wewenang sendiri dalam mengembangkan paiwisata yang ada. Hal ini juga berdasarkan pada pelaksanaan UU No 23 Tahun 2014 mengenai pemberlakuan Otonomi Daerah, dengan ini Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola segala potensi yang ada didaerahnya masing- masing. Hal tersebut juga berlaku untuk pariwisata, karena pariwisata merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu daerah yang kaya akan potensi pariwisata dan menjadi destinasi unggulan di Jawa Tengah karena kondisi geografis dan topografisnya. Adapun potensi daya tarik wisata yang dimiliki Kabupaten Wonosobo yaitu kesenian tradisional, tari, wisata kuliner, wisata alam, wisata pengunungan, wisata sejarah, wisata geologi, wisata pendidikan, wisata tradisi, hingga wisata buatan. Potensi pariwisata di Kabupaten Wonosobo sangat prospektif untuk terus dikembangkan dimasa depan, khususnya wisata alam yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo pengunjung pada tahun 2014 mencapai wisatawan atau mengalami peningkatan sebesar 24,3% dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah wisatawan. Adapun data pengunjung obyek wisata di Kabupaten Wonosobo sebagai berikut: Tabel. 1. Jumlah Pengunjung di Beberapa Obyek Wisata Wonosobo No Tahun Jumlah (orang) Sumber:Disparbud Kabupaten Wonosobo

3 Kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonosobo tertuang pada Logframe Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Logframe RPJM Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berisi tentang program fisik maupun non fisik yang ditujukan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonosobo yang mengacu pada Rencana Jangka Panjang Kabupaten Wonosobo serta Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah. Selain itu Logframe juga ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait pengembangan pariwisata. Dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Wonosobo, Pemkab Wonosobo dihadapkan pada dua masalah utama. Adapun masalah tersebut meliputi: (1) sarana dan prasarana yang masih minim diberbagai kawasan obyek wisata. Sarana penunjang seperti Kamar Mandi umum, tempat sampah, akses jalan, serta tempat parkir belum maksimal, (2) selama ini pemerintah hanya terpaku pada pengelolaan pariwisata di kawasan Dataran Tinggi Dieng saja. Kawasan lain seperti Taman Rekreasi Kalianget, Gardu Pandang serta Gelanggang Renang Mangli belum dikembangkan secara optimal. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan implementasi kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonosobo dan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam mengatasi permasalahan terkait pengembangan pariwisata yang ada. Penelitian ini menggunakan teori dari Edward III untuk menganalisis keberhasilan implementasi kebijakan pariwisata di Kabupaten Wonosobo. Edward mengajukan empat faktor yang berperan penting dalam pencapaian keberhasilan implementasi. Faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan yaitu faktor komunikasi (communication), sumber daya (resources), disposisi (disposition), dan struktur birokrasi (bureucratic structure) (Edward dalam Widodo 2007:97). Penelitian ini juga mengacu pada konsep kepariwisataan Indonesia terdapat empat misi menurut Muljadi (2012:26). Empat misi tersebut berangkat dari sebuah konsep bahwa kepariwisataan memiliki tuntutan untuk mengendalikan diri yang mengutamaka manusia sebagai subjek sentral. Kepariwisataan berorientasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat sehingga kekuatan inti pariwisata Indonesia berada ditangan rakyat atau disebut kepariwisataan berbasis masyarakat (Community Based Tourism Development). Dibawah ini adalah empat misi Kepariwisataan Indonesia meliputi: (1) pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam mengembangkan kepariwisataan, (2) pemanfaatan kebudayaan untuk kepariwisataan guna kepentingan agama, pendidikanm ilmu pengetahuan, ekonomi, persatuan dan kesatuan 395

4 serta persahabatan antar bangsa, (3) pengembangan produk kepariwisataan yang berwawasan lingkungan bertumpu pada budaya daerah, pesona alam, pelayanan prima dan berdaya saing global, (4) pengembangan sumber daya manusia Kepariwisataan yang sehat, berakhlak mulia dan profesional. Teori dipilih karena ke empat variabel saling berkaitan dengan konsep kepariwisataan Indonesia serta dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda dalam menganalisis keberhasilan implementasi kebijakan Wonosobo. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan desain penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran lengkap tentang implementasi kebijakan pengembangan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Kantor UPT Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, beberapa obyek wisata. Obyek wisata yang diilih adalah Telaga Warna, Telaga Menjer, Taman Rekreasi Kalianget, Dieng Plateau Theater. Hal ini disebabkan ke tiga obyek wisata merupakan destinasi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini adalah Bapak Asrmoro selaku Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Obyek Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Bapak Oni Kepala UPT Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo bagian Garung, Bapak Budiroch Kepala UPT Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo bagian Kota, Bapak Arif Kepala UPT Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo bagian Wadaslintang Bapak Joko selaku Kepala Karang Taruna Desa Maron, Pengelola Obyek Wisata Telaga Warna, Telaga Menjer, Pengunjung Obyek Wisata. Data, Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan adalah data primer yang didapat secara langsung pada lokasi penelitian melalui proses wawancara dengan narasumber mengenai Impelementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Wonosobo. Sedangkan data sekunder adalah: data jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata di Wonosobo, Perda No 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Wonosobo, Logframe Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Tupoksi 396

5 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo serta Jurnal terkait Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri menggunakan alat bantu penelitian pedoman observasi dan wawancara dalam menggali informasi terkait implementasi Wonosobo. Selain itu peneliti juga menggunakan pedoman analisis data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi serta dokumentasi. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dan mengklarifikasi data yang diperoleh dari informan penelitian yang diperoleh dari data primer, sehingga peneliti dapat memperoleh data informasi yang valid untuk membantu dalam menganalisis Implementasi kebijakan pariwisata di Kabupaten Wonosobo. Teknis Analisis Data 1. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam proses penelitian ini yaitu hasil wawancara dengan informan penelitian mengenai indikator keberhasilan dalam implementasi kebijakan Wonosobo. 2. Reduksi Data Dalam penelitian ini peneliti mengumpullkan data dengan secara tertulis melalui hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti memilah mana data yang perlu dan yang tidak diperlukan agar sesuai dengan fokus penelitian yaitu tentang implementasi kebijakan pengembangan 3. Penyajian Data Dalam pembahasan, peneliti menganalisis dan mengkaji data untuk disesuaikan maupun dibandingkan dengan teori yang dipilih. Teori yang digunakan adalah teori keberhasilan implementasi kebijakan menurut Edward III. Analisis data yang digunakan mengarah pada fokus penelitian yaitu Implementasi kebijakan Wonosobo. 4. Penarikan Kesimpulan Dalam pengolahan data, peneliti mulai mencari makna dari data-data yang sudah terkumpul, sehingga ditarik kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Wonosobo 1. Komunikasi Komunikasi merupakan variabel yang sangat mempegaruhi keberhasilan dalam implementasi kebijakan. Menurut Edward dalam Widodo (2007:97) 397

6 komunikasi diartikan sebagai proses penyampain informasi komunikator kepada komunikan. Informasi mengenai kebijakanperlu disampaikan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditrasnmisikan kepada kelompok sasaran. Dalam penelitian ini terdapat dua komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaa yaitu komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal yaitu komunikasi antar pelaksana kebijakan. Komunikasi ini dilakukan dengan cara rapat koordinasi rutin yang dilakukan dua bulan sekali. Rapat koordinasi ini betujuan untuk menyampaikan program- program pengembangan serta monitoring pada program yang telah dilakukan. Apabila terdapat beberapa masalah teknis dilapangan maka biasanya akan ada rapat insidental untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Sedangkan untuk komunikasi ekternal dilakukan melalui sosialisasi langsung kepada masyarakat melalui seminar dan berbagai macam event. Selain itu juga melalui brosur yang dibuat oleh Disparbud dalam mempromosikan obyek wisata yang ada di Kabupaten Wonosobo. Selain itu promosi obyek wisata juga terbantu oleh masyarakat yang saat ini aktif menggunakan sosial media. Semakin banyak masyarakat yang mengunggah foto ke media sosial menjadikan pariwisata di Kabupaten Wonosobo juga ikut berkembang. Berdasarkan penjelasan diatas dari segi komunikasi yang dilakukan untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Wonosobo sudah berjalan dengan baik. Namun juga perlu peningkatan dalam penggunaan teknologi seperti website dan beberapa media sosial lainnya agar penyampain kepada masyarakat dapat optimal. 2. Sumber Daya Sumber daya terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya anggaran serta sumber daya peralatan/ sarana. Pertama, sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Parwisiata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo berjumlah 44 orang pegawai. Jumlah tersebut sudah termasuk petugas Unit Pelaksanaan Teknis. Namun untuk menambah sumber daya manusia Disparbud Kabupaten Wonosobo juga menjalin kerjasama dengan masyarakat yang tergabung dalam Karang Taruna, Kelompok Sadar Wisata, Pedagang, hingga biro/ agen perjalanan wisata. sehingga hal ini menjadikan sumber daya yang manusia dimiliki sudah cukup untuk pengembangan pariwisata yang ada. Kedua adalah sumber daya anggaran, anggaran ini merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan. 398

7 apabila dana yang dialokasikan besar maka implementasi kebijakan akan berjalan dengan lancar dan mencapai tujunnya. Namun apabila anggaran yang dialokasikan minim maka kebijakan tidak akan berhasil. Dalam penelitian ini anggaran yang diberikan oleh Pemerintah Pusat untuk pengembangan pariwisata sangat terbatas. Jumlah dana yang tersedia untuk pengembangan pariwisata kira- kira Rp 2 Milyar. Jumlah tersebut tentu tidak cukup untuk pengembangan pariwisata yang ada di Kabupaten Wonosobo karena Disparbud tidak hanya mengembangkan daerah tujuan wisata yang seudah tercantum dalam kebijakan saja tetapi juga harus mengembangkan Obyek Daya Tarik Wisata lainnya. Ketiga adalah sumber daya sarana prasarana. Sarana merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata, serta biasanya berupa sarana fisik seperti akses jalan, tempat parkir, kamar mandi umum serta sarana pendukung lainnya. Dalam penelitian ini sarana yang terdapat dibeberapa obyek wisata di Kabupaten Wonosobo masih harus ditingkatkan lagi. Sarana yang perlu ditingkatkan salah satunya dikawasan Taman Rekreasi Kalianget, kamar ganti kotor dan tidak terawat. Hal ini tentu akan mengganggu kenyamanan wisatawan yang berkunjung. Lahan parkir yang ada di kawasan Telaga Menjer yang masih tanah belum diaspal, apabila musim hujan sangat mengganggu pengunjung. Selain itu akses jalan di depan obyek Gelanggang Renang Mangli yang rusak dan belum diiperbaiki, hal ini selain mengganggu juga membahayakan para wisatawan yang berkunjung. 3. Disposisi Pada penilitian ini disposisi ataupun sikap yang ditunjukan oleh beberapa staff terlihat posistif. Hal ini terlihat dari kedisiplinan para implementor terutama pada Unit Pelaksanaan Teknis yang setiap pagi selalu berkeliling memantau diberbagai obyek wisata yang sudah menjadi tanggung jawab mereka. Namun disisi lain dari pihak pemerintah pusat sendiri belum memiliki komitmen yang kuat terkait pengembangan pariwisata yang ada di Kabupaten Wonosobo. Hal ini terlihat dari anggaran dana yang dialokasikan masih minim, sehingga pengembangan pariwisata tidak bisa berjalan dengan maksimal. 4. Struktur Birokrasi Struktur birokrasi mencangkup Standart Operating Procedures (SOP) dan penyebaran tanggung jawab. Pada implementasi kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonosobo belum mempunyi Standart Operating Procedures (SOP) khusus terkait pengembangan pariwisata, sehingga dalam membuat 399

8 program masih mangacu pada Undang Undang Kepariwisataan dan juga RPJM Daerah Kabupaten Wonosobo. selain itu dalam menjalankan programnya masih menggunakan Logframe RPJM Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan Peraturan Bupati No 51 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo. Sedangkan untuk penyebaran tanggung jawab pada bidang lain sudah disesuaikan dengan kemampuan dan tugasnya masing-masing. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Wonosobo Pengembangan pariwiwsata di Kabupaten Wonosobo menghadapi beberapa permasalahan yang berpotensi sebagai faktor peghambat. Adapun faktor penghambat tersebut meliputi: 1. Alokasi anggaran untuk pengembangan masih terlalu minim sehingga akan menghambat program pengembangan pariwisata yang telah dibuat. 2. Sarana/ fasilitas pendukung diberbagai kawasan obyek wisata yang belum maksimal seperti lahan parkir, kebersihan serta akses jalan yang sulit. 3. Disposisi/ kemauan dari pemerintah pusat yang belum serius untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Wonosobo. Padahal apabila potensi yang ada dikembangkan secara maksimal maka akan menciptakan daya saing yang tinggi dengan daerah lain serta dapat menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah. 4. Minimnya kesadaran untuk merawat obyek wisata juga belum dimiliki oleh para wisatawan, hal ini terlihat ada beberapa sampah yang dan coretan yang ada diberbagai kawasan wisata. 5. Belum adanya Standart Operating Procedures (SOP) khusus yang mengatur kebijakan pengembangn pariwisata di Kabupaten Wonosobo. Seperti yang kita tahu pedoman kebijakan masih mengacu pada Logframe RPJM Disparbud serta pelaksanaanya dengan menggunakan Peraturan Bupati tentang Tugas Pokok dan Fungsi. Pemerintah belum membuat peraturan khusus terkait pengembangan PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis keempat variabel dapat dikatakan implementasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo belum optimal. Hal ini disebabkan masih terdapat beberapa variabel yang belum terpenuhi seperti minimnya anggaran, sarana dan prasaran pendukung yang belum maksimal, belum adanya Standart Operating Procedure (SOP) terkait pengembangan pariwista. Dalam implementasi kebijakan ke empat variabel memiliki kaitan satu sama lain sehingga apabila salah satu variabel 400

9 belum terpenuhi maka akan menghambat implementasi kebijakan yang ada. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa kebijakan pengembangan pariwisata merupakan suatu kebijakan yang harus dilakukan oleh setiap daerah yang memiliki potensi wisata. Dengan adanya kebijakan pengembangan pariwsiata ini setiap potensi wisata yang ada diberbagai daerah dapat dioptimalkan sebagi salah satu daya tarik dan menyumbang pendapatan daerah. Berdasarkan analisis diatas, implementasi kebijakan harus mempunyai indikator keberhasilan yang harus dicapai dalam pelaksanaan kebijakan. Beberapa indikator seperti komunikasi, sumber daya, disposisi serta struktur birokrasi harus tercapai agar suatu kebijakan dapat dikatakan berhasil. Walupun sudah ada terdapat sumber daya manusia yang cukup serta upaya perbaikan sarana dan prasana pendukung namun apabila indikator lain belum tercukupi maka kebijakan tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu perlunya peraturan yang kuat juga dapat mendukung pelaksanaan kebijakan. Oleh karena itu semua indikator harus terpenuhi agar pelaksanaan kebijakan berjalan dengan maksimal. Saran Penelitian tentang Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Wonosobo masih terdapat beberapa permasalah. Oleh karenanya dibutuhkan beberapa saran untuk mengatasi permasalahan yang ada sebagai berikut: 1. Meningkatan jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan 2. Membuat peraturan khusus terkait Wonosobo. 3. Meningkatkan intensitas sosialisasi kepada masyarakat terkait pengembangan pariwisata untuk ikut serta dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonosobo. 4. Meningkatkan promosi wisata di melalui beberapa media masa. 5. Meningkatkan kompetensi para pelaksana pengembangan melalui Diklat, agar kompetensi yang dimiliki oleh para pelaksana semakin baik. 6. Melakukan peningkatan sarana dan prasarana di beberapa obyek wisata agar menarik wisatawan untuk berkunjung. 7. Memperluas kerjasama dengan berbagai pihak baik dari pemerintah, swasta serta masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Joko, Widodo Analisa Kebijakan Publik. Malang:Bayu Media Publishing Muljadi Pariwisata dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja Gravindo Pustaka. Logframe RPJMD Dinas Pariwisata an Kebudayaan Kabupaten Wonosobo. LKPJ AMJ Kabupaten Wonosobo Tahun

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Muh. Rifai Sahempa irahmidar@yahoo.com (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Sektor pariwisata sebagai salah satu kegiatan ekonomi yang cukup penting mempunyai peran dalam memacu pembangunan. Pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Wonosobo dengan kondisi geografis pegunungan dan panorama alam yang memukau merupakan kekayaan alam yang tak ternilai bagi potensi pariwisata. Selain itu budaya dan keseniannya

Lebih terperinci

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015) KESIAPAN PEMERINTAH DESA LANDUNGSARI MENGHADAPI IMPLEMENTASI ALOKASI DANA DESA SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 Akasius Akang Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU (Studi Tentang Kontribusi Pajak Atas Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah Terhadap PAD Pada Dinas

Lebih terperinci

Implementasi Program Tahun Kunjungan Wisata Jawa Tengah 2013 di Jawa Tengah Oleh: Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Implementasi Program Tahun Kunjungan Wisata Jawa Tengah 2013 di Jawa Tengah Oleh: Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Implementasi Program Tahun 2013 di Jawa Tengah Oleh: Yashinta Novia Mayasari, Aloysius Rengga, R. Slamet Santoso Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Otniel Handityasa P 1), Hartuti Purnaweni 1,2) Universitas Diponegoro

Otniel Handityasa P 1), Hartuti Purnaweni 1,2) Universitas Diponegoro Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Peraturan Izin Usaha Toko Modern Minimarket Waralaba/Cabang di Kecamatan Depok terkait Perda Kab.Sleman No.18 tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan

Lebih terperinci

KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG

KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN 2.036 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 21 Tahun ke-5 2016 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN THE PARTICIPATION OF SCHOOL COMMITTE TO IMPROVE

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Keraton Surakarta sebagai simbol obyek dan daya tarik wisata memiliki simbol fisik dan non fisik yang menarik bagi wisatawan. Simbol-simbol ini berupa arsitektur bangunan keraton,

Lebih terperinci

POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR

POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR oleh Dewa Gde Ari Surya Wibawa Cok Istri Anom Pemayun Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas HukumUniversitas Udayana ABSTRACT Gianyar

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Sektor pariwisata dipandang sebagai sektor andalan yang mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa dampak terhadap perkembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe deskriptif

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe deskriptif III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Moleong (201 0:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

Pelaksanaan Public Relations... (Tusri Suharyadi)

Pelaksanaan Public Relations... (Tusri Suharyadi) 174 PELAKSANAAN PUBLIC RELATIONS DALAM RANGKA MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA DI BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Penulis 1: Tusri Suharyadi Penulis 2: Muhyadi Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F. IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.Mandagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

Rinmawan (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako)

Rinmawan (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako) IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKSI PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH Rinmawan (Mahasiswa Program Studi Magister

Lebih terperinci

PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG

PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen

Lebih terperinci

PENERAPAN TUGAS PENGAWASAN SUPERVISOR DI DEPARTEMEN HOUSEKEEPING HOTEL PANGERAN BEACH PADANG RICKY BAYUANDRY FERNANDO

PENERAPAN TUGAS PENGAWASAN SUPERVISOR DI DEPARTEMEN HOUSEKEEPING HOTEL PANGERAN BEACH PADANG RICKY BAYUANDRY FERNANDO PENERAPAN TUGAS PENGAWASAN SUPERVISOR DI DEPARTEMEN HOUSEKEEPING HOTEL PANGERAN BEACH PADANG RICKY BAYUANDRY FERNANDO PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi DIBIAYAI PROYEK PENGKAJIAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN TERAPAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Lexy, 2002:9) mendefinisikan: Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

PROGO. Oleh AN PENDIDIKAN

PROGO. Oleh AN PENDIDIKAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA JENJANG SMA NEGERI DI KABUPATEN KULON PROGO ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK Oleh Risnawati Fitri Program Studi Pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Barat fitririsnawati@gmail.com Abstract This study aims to describe

Lebih terperinci

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Presentasi SAKIP Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RENCANA STRATEGIS TRANSISI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MAGETAN TAHUN 017-018

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN APBD PEMKAB SUKOHARJO TERHADAP KETAATAN MATA ANGGARAN BIAYA PENDIDIKAN DI SMA N 1 TAWANGSARI TAHUN 2011

PENGARUH KEBIJAKAN APBD PEMKAB SUKOHARJO TERHADAP KETAATAN MATA ANGGARAN BIAYA PENDIDIKAN DI SMA N 1 TAWANGSARI TAHUN 2011 i PENGARUH KEBIJAKAN APBD PEMKAB SUKOHARJO TERHADAP KETAATAN MATA ANGGARAN BIAYA PENDIDIKAN DI SMA N 1 TAWANGSARI TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: LITA NURHAYATI NIM K7408114 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG DESA DENGAN MODEL EDWARD III DI DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG DESA DENGAN MODEL EDWARD III DI DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG DESA DENGAN MODEL EDWARD III DI DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG Dody Setyawan dan Nanang Bagus Srihardjono Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas

Lebih terperinci

1 Available online at website: Copyright 2017 IJPA E-ISSN:

1 Available online at website:  Copyright 2017 IJPA E-ISSN: IMPLEMENTASI STRATEGI PADA PENGEMBANGAN WISATA DIENG KABUPATEN BANJARNEGARA NURLAILI RESTIANA, DENOK KURNIASIH, MUSLIH FAOZANUDIN Program Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Jenderal Soedirman lelyrestiana@gmail.com

Lebih terperinci

Pengembangan Pariwisata Berbasis CBT (Elina Elfianita) 1

Pengembangan Pariwisata Berbasis CBT (Elina Elfianita) 1 Pengembangan Pariwisata Berbasis CBT (Elina Elfianita) 1 PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DI DESA WISATA LIMBASARI KECAMATAN BOBOTSARI, KABUPATEN PURBALINGGA THE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat

perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang 1.1. Pengertian Pariwisata Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat sementara dilakukan perorangan ataupun kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI PROSEDUR PELAYANAN KOORDINASI MANFAAT DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH

ANALISIS IMPLEMENTASI PROSEDUR PELAYANAN KOORDINASI MANFAAT DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH ANALISIS IMPLEMENTASI PROSEDUR PELAYANAN KOORDINASI MANFAAT DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH Anggiyara Dayu Rizal, Putri Asmita Wigati, Anneke Suparwati Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia. Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia

Lebih terperinci

Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing

Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi RPJMD Perumusan tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud)

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1.Perencanaan Kinerja Kota Padang menempati posisi strategis terutama di bidang kepariwisataan. Kekayaaan akan sumber daya alam dan sumber daya lainnya telah memberikan daya

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIGA PROGRAM POKOK USAHA KESEHATAN SEKOLAH/ MADRASAH (TRIAS UKS/M) DI SMP KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIGA PROGRAM POKOK USAHA KESEHATAN SEKOLAH/ MADRASAH (TRIAS UKS/M) DI SMP KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIGA PROGRAM POKOK USAHA KESEHATAN SEKOLAH/ MADRASAH (TRIAS UKS/M) DI SMP KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL Mei Tika Isdarini, Antono Suryoputro, Septo Pawelas Arso

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK Veronika Erlin Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas

Lebih terperinci

SINERGITAS STAKEHOLDER DALAM PEMASARAN PARIWISATA DI KABUPATEN BANTUL

SINERGITAS STAKEHOLDER DALAM PEMASARAN PARIWISATA DI KABUPATEN BANTUL SINERGITAS STAKEHOLDER DALAM PEMASARAN PARIWISATA DI KABUPATEN BANTUL (Studi Kasus pada Objek Wisata Pantai Parangtritis) Disusun Oleh: Riska Wijaya D0111073 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... i ii iii iv v ix x xi DAFTAR

Lebih terperinci

ABSTRACT. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research was conducted at the Department of Local Revenue Cimahi which is an element in the field of implementation of the Local Government fund raising to finance regional development whose

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

Idham: Kajian kritis pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan dalam perspektif otonomi..., USU e-repository 2008

Idham: Kajian kritis pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan dalam perspektif otonomi..., USU e-repository 2008 INTI SARI Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap proses dan hasil pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan di Provinsi Sumatera Utara, apakah telah sesuai dengan aspirasi bagi peserta

Lebih terperinci

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh Oka Deva Yunianto NIM 07110241029 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS Sirajuddin Saleh, & Hariati Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN DINAS UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA KABUPATEN MAGETAN

ANALISIS KUALITATIF HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN DINAS UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA KABUPATEN MAGETAN ANALISIS KUALITATIF HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN DINAS UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN OLEH DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA (DISPARBUDPOR)

PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN OLEH DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA (DISPARBUDPOR) PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN OLEH DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA (DISPARBUDPOR) Oleh : GALIH ADI ATMOJO D0111041 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat DISPARBUD Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA PALU (STUDI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA PALU (STUDI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT) IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA PALU (STUDI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT) Deisi J Rawung Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA, PERSYARATAN, SERTA TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN UNSUR PENENTU KEBIJAKAN BADAN PROMOSI PARIWISATA DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH TAHUN 2013-2023 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi pemasaran terpadu Dinas Kebudayaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB,

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA Skripsi Disusun Oleh: EXTA ANIZA FITRIYANTI D0109030

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DI SDN KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2016/2017 TESIS

PENGELOLAAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DI SDN KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2016/2017 TESIS PENGELOLAAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DI SDN KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2016/2017 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KARTU INSENTIF ANAK (KIA) OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KARTU INSENTIF ANAK (KIA) OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KARTU INSENTIF ANAK (KIA) OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA Disusun Oleh: SEPTIAN CAHYO SUSILO D0109078 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat

Lebih terperinci

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan Bab i PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewewenangan (urusan) dari

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. : Kinerja Komunikasi Pemasaran Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang : Indra Pratama : D0C009047

ABSTRAKSI. : Kinerja Komunikasi Pemasaran Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang : Indra Pratama : D0C009047 ABSTRAKSI Judul Penelitian Nama NIM : Kinerja Komunikasi Pemasaran Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang : Indra Pratama : D0C009047 Kinerja komunikasi pemasaran Dinas Pemuda,

Lebih terperinci

RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN

RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN The Relationship of Actors in Agricultural Insurance Program Implemented in Minggir District of Sleman. Oleh : Diana

Lebih terperinci

PERSEPSI STAKEHOLDERS

PERSEPSI STAKEHOLDERS PERSEPSI STAKEHOLDERS TENTANG PELAKSANAAN KEMITRAAN PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA DATAR KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 S K R I P S I OLEH: ANNIE AGUSTINA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KAMPUNG WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat 1 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Dilihat dari aspek potensi, pengembangan wilayah Desa Pelaga

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PLN DALAM MENYOSIALISASIKAN PROGRAM LISTRIK PRA BAYAR. (Study Diskriptif PLN Area Pelayanan Jaringan Sidoarjo) SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI PLN DALAM MENYOSIALISASIKAN PROGRAM LISTRIK PRA BAYAR. (Study Diskriptif PLN Area Pelayanan Jaringan Sidoarjo) SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PLN DALAM MENYOSIALISASIKAN PROGRAM LISTRIK PRA BAYAR (Study Diskriptif PLN Area Pelayanan Jaringan Sidoarjo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR OLEH ACKORY NATALIA MALAU

SKRIPSI ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR OLEH ACKORY NATALIA MALAU SKRIPSI ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR OLEH ACKORY NATALIA MALAU 120501148 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH ALOKASI DANA DESA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA TAMBANG KECAMATAN PUDAK KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015

PENGARUH ALOKASI DANA DESA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA TAMBANG KECAMATAN PUDAK KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015 PENGARUH ALOKASI DANA DESA TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA TAMBANG KECAMATAN PUDAK KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA Maryeta Ernesta Ndiki Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Email: ernesta.melo@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 13 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI

Lebih terperinci

PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota

PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota SKRIPSI Oleh REZKY AGUS RYANTO BP.1210813005 Dosen Pembimbing Dr.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EDUKATIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANG ABSTRAK Oleh: Brigitta Indriani

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN Yulita Atik Marchita, Asih Widi Lestari Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Lebih terperinci

Disusun Oleh: YOSSY WIDYASTO NIM. D SKRIPSI

Disusun Oleh: YOSSY WIDYASTO NIM. D SKRIPSI Implementasi Program Percontohan Pertanian Modern oleh Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Tani Mandiri di Desa Dalangan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Disusun Oleh: YOSSY WIDYASTO NIM. D0109088

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Jepara

Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Jepara Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Jepara Oleh: Septiana Novitasari, R. Slamet Santoso, Rihandoyo Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jl. Profesor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesiapan sangat penting dalam memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terkenalnya pariwisata di Indonesia tidak luput dari pesona wisata kepulauan yang dimiliki oleh kekayaan alam Indonesia. Pesona keindahan alam yang elok dari destinasi

Lebih terperinci

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL Pencapaian Standar Kualifikasi... (Septantya Budi Saputra) 53 PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL TEACHER QUALICATION STANDARD

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GREEN CAMPUS PROGRAM DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

IMPLEMENTASI GREEN CAMPUS PROGRAM DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET IMPLEMENTASI GREEN CAMPUS PROGRAM DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Magister Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

Eksplorasi Karakteristik Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Unsur-Unsur Budaya Universal di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Eksplorasi Karakteristik Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Unsur-Unsur Budaya Universal di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Eksplorasi Karakteristik Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Unsur-Unsur Budaya Universal di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Endro Pebi Trilaksono Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki banyak potensi wisata. Kepariwisataan di Nusa Tenggara Timur sudah ditetapkan sebagai destinasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KONSEP GREEN CITY

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KONSEP GREEN CITY IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KONSEP GREEN CITY Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD B A B PROGRAM.1. Program SKPD Berdasarkan tugas dan fungsi yang melekat pada Satuan Kerja Pelaksana Daerah (SKPD) bidang Kebudayaan dan Pariwisata, maka telah disusun program prioritas unggulan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (DISPARBUD JABAR) merupakan salah

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ERIANA PRINCE AGUSTIN

Disusun Oleh: ERIANA PRINCE AGUSTIN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PARIWISATA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SLEMAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA DI DESA WISATA KABUPATEN SLEMAN (PERIODE 2005-2010) SKRIPSI

Lebih terperinci

Implementasi Perwali Kota Surakarta Nomor 28D tahun 2014 tentang Sekolah Ramah Anak

Implementasi Perwali Kota Surakarta Nomor 28D tahun 2014 tentang Sekolah Ramah Anak Implementasi Perwali Kota Surakarta Nomor 28D tahun 2014 tentang Sekolah Ramah Anak (Studi di SD Muhammadiyah 16 Karangasem dan SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kota Barat) Disusun Oleh : WAHYU INTAN

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) RANTI KHAILINDA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi terhadap

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU. Oleh : Reni Sabrina

IMPLEMENTASI PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU. Oleh : Reni Sabrina IMPLEMENTASI PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU Oleh : Reni Sabrina Email : risa_sabrina@yahoo.co.id Pembimbing : Zulkarnaini, S. Sos, M. Si Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malioboro adalah jantung Kota Yogyakarta yang tak pernah sepi dari pengunjung. Membentang di atas sumbu imajiner yang menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai berbagai ragam kebudayaan dan sumber daya alam yang merupakan modal utama untuk meningkatkan taraf hidup bangsa melalui

Lebih terperinci

Diajukan oleh: ALFIAN CHANDRA PUSPITA A

Diajukan oleh: ALFIAN CHANDRA PUSPITA A IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 42 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 42 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 42 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 185 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PROGRAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PROGRAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PROGRAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA OLEH: BARBARA WONA NUBA LEDJEPEN 3203011325 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL BERDASARKAN PP NO

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL BERDASARKAN PP NO ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL BERDASARKAN PP NO. 71 TAHUN 2010 DITINJAU DARI ASPEK SDM, SARANA PRASARANA DAN TEKNOLOGI INFORMASI Tesis RINDA RAHAYU 1520532010 Pembimbing

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR www.jim.unsyiah.ac.id/ PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Almunadia 1 Drs. Amsal Amri, M.Pd 2 Program Studi Ilmu Sosiologi, Fakultas ISIP, Universitas Syiah

Lebih terperinci