BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan internasional menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi indikasi tingkat kemakmuran rakyatnya dan sebagai tolak ukur perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional muncul di Indonesia pada sebelum masehi, dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan negara di tengah banyaknya terjadi penjajahan di Indonesia. Banyaknya penduduk negara lain berdatangan ke Indonesia untuk melakukan transaksi perdagangan, seperti negara Irak, Iran, Arab Saudi, India dan China. Salah satunya adalah pedagang asal Irak yang bernama Syeikh Sadzali. Syeikh Sadzali adalah seorang pedagang kaya raya yang memiliki sifat sederhana. Bersama dengan dua orang pengikutnya, Syeikh Sadzali melakukan perjalanan perdagangan hingga akhirnya sampai di kota Kudus, tepatnya Gunung Muria. Seiring berkembangnya jaman, ditemukan sebuah makam yang diyakini sebagai makam dari Syeikh Sadzali dan sumber mata air tiga rasa yang berasal dari sumur yang dibuat Syeikh Sadzali dulu. Keberadaan Syeikh Sadzali menjadi sejarah terciptanya Desa Japan, yang dulunya hanya hutan belantara. Sebagian masyarakat sekitar tidak mengetahui keberadaan makam tersebut dan tidak tahu akan keberadaan Syeikh Sadzali yang menciptakan keberadaan Desa Japan. Untuk menghormati Syeikh Sadzali, masyarakat desa membangun dan memperbaiki makam Syeikh Sadzali dan pengikutnya untuk dijadikan tempat ziarah dan masjid untuk beribadah. Keberadan sumber mata air tiga rasa juga dijadikan sebagai tempat pariwisata di Desa Japan. Sampai 1

2 saat ini, makam Syeikh Sadzali tidak hanya dijadikan tempat ziarah, tetapi masyarakat sekitar juga melakukan tradisi atau ritual di sekitar makam, seperti upacara suronan dengan mengganti kain penutup makam Syeikh Sadzali dan melakukan arak-arakan sebagai bentuk penghormatan. Berdasarkan sejarah di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sejarah Desa Japan, Kudus yang kaya akan tradisi dan kebudayaan. Sejarah ditempatkan sebagai fakta, kejadian dan kenyataan yang terjadi di masa lampau. Kejadian di masa lalu yang diungkapkan kembali berdasarkan penafsiran dan intrepretasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebagian besar masyarakat Indonesia, tidak mengetahui tokoh Syeikh Sadzali yang merupakan tokoh penting di Desa Japan, Kudus. Dengan mengangkat sejarah kisah Syeikh Sadzali, masyarakat dapat mengetahui kejadian-kejadian penting yang terjadi pada masa lampau, seperti bagaimana ditemukannya makam dari Syeikh Sadzali dan sejarah dari air tiga rasa Desa Japan. Penulis memilih tema sejarah kisah dan membuat karya menjadi suatu komponen yang menarik, mudah dipahami dan menghibur. Salah satu cara untuk mengenalkan sejarah kisah tokoh di Indonesia dapat dilakukan melalui media televisi. Dengan mengangkat sejarah dari tokoh Syeikh Sadzali, penulis akan membuat karya dalam format dokumenter-drama (dokudrama). Tidak hanya memindahkan sejarah ke dalam wujud film, tetapi fungsi sebenarnya adalah untuk mengenalkan lebih dalam mengenai tokoh Syeikh Sadzali yang di dalamnya terdapat fakta yang dapat menjadi suatu arsip pembelajaran masyarakat. Seperti sejarah perdagangan internasional yang membawa Syeikh Sadzali ke kota Kudus dan bagaimana terciptanya mata air tiga rasa. Penulis membuat karya proyek akhir dengan format dokudrama agar tokoh Syeikh Sadzali dapat digali akan makna yang terkandung di dalamnya, terlebih belum adanya media penyiaran yang mengangkat tokoh tersebut menjadi nilai tambah dari karya penulis. Penulis memfokuskan kepada teknik-teknik pengambilan gambar yang penulis pakai dalam membuat karya tugas akhir dengan tetap mengikuti aturan pengambilan gambar. 2

3 Dengan fokus terhadap teknik kamera, penulis akan mencari angle camera yang menarik agar gambar lebih hidup dan adegan menjadi realistik di mata penonton. Sehingga penulis membuat karya sebagai tugas akhir yang berjudul TEKNIK KAMERA DALAM FILM DOKUDRAMA JEJAK SYEIKH SADZALI DI TANAH REJENU. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Banyak masyarakat yang tidak mengetahui siapakah tokoh Syeikh Sadzali. Alasan terbesarnya adalah sejarah kisah Syeikh Sadzali selalu berbeda-beda dari setiap sumbernya sehingga belum adanya media yang mengangkat tokoh tersebut, kenyataannya tokoh Syeikh Sadzali sangat dihormati di Kota Kudus, khususnya Desa Japan. Keberadaan makam Syeikh Sadzali juga dijadikan sebagai objek wisata karena terdapat sumber mata air tiga rasa yang diyakini memiliki khasiat tersendiri. Penulis merasa perlu untuk menyajikan film dokumenter-drama (dokudrama) yang berkaitan dengan sejarah kisah tersebut untuk mengenalkan kepada masyarakat luas. Penulis menemukan berbagai permasalahan untuk dibahas secara mendalam, yaitu : 1. Bagaimana memperkenalkan dan mengulas lebih dalam mengenai tokoh Syeikh Sadzali ke dalam format dokudrama? 2. Bagaimana teknik camera person dalam memproduksi sebuah dokudrama dengan mengangkat sejarah tokoh, agar informasi dapat tersampaikan dengan baik? 1.3 TUJUAN Pemecahan dari semua masalah yang penulis temui, bertujuan : 1. Untuk menciptakan sebuah karya dokudrama dan memberikan informasi sejarah kisah Syeikh Sadzali kepada masyarakat dengan lebih menekankan kepada unsur teknik pengambilan gambar kamera. 3

4 2. Untuk membuat variasi teknik pengambilan gambar yang sesuai dengan komposisi kamera, frame kamera dan angle kamera. Hal ini dikarenakan, dalam sebuah film terbentuk melalui rangkaian shot yang dihasilkan oleh peralatan kamera. Pesan yang ada dalam sebuah film dapat disampaikan melalui teknik pengambilan gambar yang benar. 1.4 BATASAN MASALAH Untuk mempermudah dalam memahami Laporan Tugas Akhir, maka penulis akan menitikberatkan kepada peran camera person dalam produksi karya dokudrama. Suksesnya sebuah karya film tidak lepas dari peran camera person yang bertugas mengambil gambar dengan perintah dari seorang sutradara. Dengan tetap memperhatikan komposisi gambar dan angle yang mampu menginterpretasikan seorang sutradara agar gambar yang dihasilkan dapat bernilai artistik dan memberikan unsur dramatik. 1.5 MANFAAT Manfaat Akademis : 1. Menambah dokumen dan arsip dalam bentuk karya audio visual sebagai pembelajaran mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. 2. Sebagai referensi untuk pembelajaran mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro mengenai film dokudrama yang terkait dengan sejarah kisah. 3. Mengimplementasikan hasil karya suatu format dokudrama sebagai salah satu keilmuan di dunia penyiaran Manfaat Praktis : 1. Mengetahui tentang teknik kamera yang diterapkan ke dalam sebuah dokudrama. 4

5 2. Mengetahui bagaimana kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh seorang camera person. 3. Menambah pengalaman penulis dalam mengoperasikan kamera serta mengembangkan teknik kamera. 4. Membuka pikiran penulis untuk menjiwai sebuah naskah film sejarah kisah yang dituangkan kedalam rangkaian shot. 5. Mampu mengembangkan sebuah ide menjadi sebuah karya dokudrama. 6. Memberi semangat penulis untuk terus berkarya di dunia penyiaran. 7. Menambah wawasan bagi penulis untuk pedoman kedepan Manfaat Sosial : 1. Menambah pengetahuan dan informasi penonton mengenai sejarah kisah dari tokoh Syeikh Sadzali. 2. Memperkenalkan tokoh Syeikh Sadlzali sebagai pencipta keberadaan Desa Japan, Kudus. 3. Memberikan sebuah karya dokudrama yang menarik dan diminati bagi masyarakat luas. 1.6 METODE PENGUMPULAN DATA Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1) Observasi Penulis melakukan studi lapangan secara langsung dengan mengamati lokasi yang akan dijadikan lokasi pembuatan dokudrama dan dengan warga sekitar. Penulis juga melakukan observasi untuk mempelajari kondisi lokasi produksi dan mengumpulkan data-data seputar tokoh Syeikh Sadzali. 5

6 2) Wawancara Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber yang berkompeten dan mengetahui sejarah Syeikh Sadzali. Wawancara dilakukan dengan : a. Didik Setyanto : Juru kunci makam Syeikh Sadzali dan Ketua Yayasan Rejenu. b. Krisna Firman : Anggota dari Yayasan Rejenu. 3) Study Pustaka Study pustaka yaitu suatu penelitian data dengan cara mempelajari dan membaca buku serta literatur-literatur yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Study pustaka yang penulis lakukan yaitu mencari bahan-bahan dari buku di perpustakaan terkait dengan kebudayaan, sejarah dan teknik camera person maupun buku dari bangku perkuliahan. Penulis juga mencari informasi melalui internet dan referensi dengan film dokudrama lain. 4) Dokumentasi Dalam proses pencarian data (riset) penulis menggunakan alat perekam (Tescamp) dan camera DSLR sebagai sumber data yang nantinya dapat memudahkan penulis untuk mentranskrip hasil-hasil dari wawancara Target Audience Pembuatan tugas akhir berformat dokudrama yang berjudul Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu, memilih target audience remaja dan dewasa, karena dalam format ini banyak terdapat nilainilai sejarah dan makna yang terkandung didalamnya. 6

7 1.6.3 Pemilihan Lokasi Dalam karya film ini, penulis memilih lokasi di Desa Japan, Kudus. Alasan penulis memilih lokasi ini dikarenakan lokasi tersebut merupakan tempat makam dari Syeikh Sadzali dan akan mempermudah penulis mendapatkan informasi untuk membuat karya film tersebut. Lokasi yang akan digunakan untuk pembuatan karya film adalah rejenu dan hutan. 7

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROGRAM TELEVISI Definisi Televisi Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu Tele (jauh) dan Vision (melihat), jadi secara harfiah berarti melihat jauh, karena pemirsa berada jauh dari studio tv. Menurut Adi Badjuri, dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Televisi, televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. Pengertian televisi dapat disimpulkan, merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas. Televisi sebagai media massa elektronik dimaksudkan dengan televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa yaitu: berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiarannya (broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving images). Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan. Sebagai subsistem dari sistem negara dan pemerintah, di mana suatu televisi beroperasi, maka sifat penerangan, 8

9 pendidikan dan hiburan yang disiarkan kepada masyarakat tergantung pada sistem negara dan pemerintah yang bersangkutan (Prof. DRS. Onong Uchjana Effendy, 1993). Seiring dengan perkembangannya, televisi bukan lagi merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat melainkan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari. Setidaknya sekitar dua jam per hari, setiap orang menyempatkan waktunya untuk menonton acara televisi. Kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan yang mudah dan murah, bisa diperoleh hanya dengan menonton televisi. Dengan berbagai alasan tersebut, televisi memang sangat cocok dijadikan tujuan utama bagi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan akan informasi Karakteristik Televisi Dalam buku Elvinaro, yang berjudul Komunikasi Massa Suatu Pengantar, terdapat tiga karakteristik televisi, yaitu : 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) 9

10 yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoprasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orangorang yang terampil dan terlatih Kekuatan dan Kelemahan Televisi Kekuatan televisi salah satunya adalah memberikan gambaran bila dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya. Televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa yaitu gabungan dari media dengan gambar. Televisi bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan bahkan gabungan antara ketiga unsur tersebut. Kekuatan dan kelemahan televisi menurut Syahputra dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Infotainment, yaitu : 1. Kekuatan Televisi a. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit. b. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat. c. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). d. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis. 10

11 2. Kelemahan Televisi a. Media televisi terikat waktu tontonan. b. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. c. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat transitory karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping Format Program Televisi Dalam bukunya yang berjudul Teknik Produksi Program Televisi, Wibowo mengatakan bahwa format acara televisi dapat dibagi menjadi bebrapa bagian sebagai berikut : 1. Program Seni Budaya Program seni budaya termasuk produksi karya artistik dalam produksi program televisi. Ada berbagai macam materi produksi seni budaya. Secara garis besar materi produksi seni budaya dibagi menjadi dua, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran. Yang termasuk dalam seni pertunjukkan, antara lain seni musik, tari dan pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya. 2. Program Talk Show Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain, kuis, wawancara (interview) baik di dalam studio maupun di luar studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut Program Wicara The Talk Program. 3. Program Berita Dalam pengertian sederhana, program berita (news) berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki 11

12 nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif. Liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat kaget. Namun, objektivitas semacam ini masih tergantung subjektivitas peliput. 4. Program Dokumenter Arti dokumenter, yaitu sesuatu artikel yang nyata, faktual dan esensial, bernilai atau memiliki makna. Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkasberkas tertulis (ijazah, diktat dan rontal catatan). 5. Program Feature Merupakan suatu program yang membahas suatu pokok bahasan satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai format. 6. Program Magazine Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit, mingguan atau bulanan tergantung dari kemauan produser. Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaannya, untuk program feature, satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine, bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan dan musik yang ditampilkan dalam rubrikrubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format. 7. Program Spot Spot adalah suatu program yang ingin mempengaruhi dan mendorong penonton televisi atau pendengar radio untuk 12

13 tujuan-tujuan tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek. Durasi suatu program spot berkisar antara 10 detik sampai 1,5 menit. 8. Program Sinetron Di masa lalu, ketika stasiun televisi hanya ada satu, yaitu TVRI, nama program sinetron belum dikenal masyarakat luas. Program semacam itu di jaman TVRI disebut dengan drama televisi, teleplay atau sandiwara televisi. Program drama televisi biasanya diproduksi sepenuhnya menggunakan setting indoor, di dalam studio televisi Program Dokumenter Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya Dokumenter : Dari Ide Sampai Produksi, menjelaskan bahwa dokumenter secara umum memiliki definisi, yakni film non fiksi yang dibedakan dengan cerita fiksi. Karena film dokumenter bercerita atau naratif, selain itu juga memiliki aspek dramatik, hanya saja bukan fiktif berdasarkan fakta. Empat kriteria dokumenter sebagai film non fiksi, adalah : a. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif. Bila dalam film fiksi latar belakang (setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus spontan dengan situasi dan kondisi asli apa adanya. b. Yang diurutkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata, sedangkan isi cerita film fiksi berdasarkan karangan (imajinatif). Dokumenter memiliki interpretasi kreatif, sedangkan film fiksi memiliki interpretasi imajinatif. c. Sebagai film non fiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu kemudian perekaman gambar sesuai apa adanya. 13

14 d. Struktur cerita dokumenter lebih kepada isi dan pemaparan, sedangkan film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Film dokumenter berdurasi panjang dan diputar di bioskop atau pada festival tertentu, dengan menggunakan semua shot. Namun harus diakui, film dokumenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi seseorang atau kelompok tertentu. Film dokumenter dibuat dengan tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Banyaknya film dokumenter yang bisa disaksikan melalui saluran televisi seperti program National Geographic dan Animal Planet. Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh televisi pertama, TVRI. Beragam film dokumenter tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia telah banyak dihasilkan TVRI. Memasuki era televisis swasta, pembuatan film dokumenter untuk televisi tidak lagi dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menanyangkan program film dokumenter, baik yang diproduksi sendiri maupun yang dibeli dari sejumlah rumah produksi. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter, salah satunya adalah dokudrama. Dokudrama adalah peristiwa yang pernah terjadi direkontruksi kembali dengan kemasan baru. Dalam dokudrama terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tidak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap menjadi pakem pegangan (Heru Effendy, 2009). Penulis memilih membuat sebuah karya tugas akhir dengan menggunakan format dokumenter-drama (dokudrama) dalam 14

15 pembuatan film sejarah kisah Syeikh Sadzali. Format ini dipilih karena dapat menggambarkan kejadian di masa lalu seperti kenyataannya. Film dokudrama tidak hanya berisikan fakta yang sesuai dengan sejarah, tetapi juga ditambahkan konflik dengan dibangun unsur dramatik oleh pemain (talent) Dokumenter-Drama (Dokudrama) Dokudrama merupakan salah satu jenis film dokumentasi. Doku berarti dokumenter dan drama berarti cerita. Drama merupakan inti dari sebuah program video dan televisi berbentuk drama adalah adanya konflik dari orang-orang yang terlibat (pelaku) didalamnya. Program berbentuk drama biasanya dimulai dengan mengenalkan karakter dari orang-orang yang terlibat didalamnya yang kemudian diikuti dengan konflik yang dibangun secara dramatik dan melibatkan para pelaku tersebut. Konflik ini biasanya diselesaikan pada akhir cerita. Penyelesaian konflik pada akhir cerita dapat berupa happy ending atau sebaliknya. Dokumenter adalah program yang bercerita tentang suatu peristiwa yang telah berlangsung sebelumnya. Dokumenter merupakan perwujudan karya cipta yang tersusun dari berbagai realitas dengan jelas memperlihatkan ruang penciptaan yang luas dan mengintepretasikan kenyataan, sehingga lebih mengarah pada keberagaman film yang dianggap sebagai bagian dari dunia fiksi. Film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal yang nyata dan sesuai dengan fakta sejarah. Contoh film dokumenter yang kita kenal adalah Pengkhianatan G-30S PKI yang digarap oleh sutradara Arifin C. Noer. Brad Lee Duren mengatakan, bahwa film dokumenter yang dikemas secara drama, dokudrama tidak meninggalkan benang merah dari fakta yang difilmkan. Film dokudrama adalah setengah dokumenter, namun antara kenyataan dan hasil yang dibuat tidak jauh berbeda karena realita tetap menjadi pedoman. Peristiwa sejarah tetap 15

16 menjadi alur utama film, kedudukan drama hanya sebagai kemasan yang menarik. Nilai-nilai sejarah di dalamnya menjadi unsur pendidikan yang dapat disuarakan kepada khalayak film. Dokudrama dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan pendidikan dan melestarikan kebudayaan. Dokudrama dapat menjadi film yang sarat makna yang di dalamnya terdapat nilai-nilai sejarah dan pendidikan. Pembuatan dokumenter / feature bersifat luwes dan tidak terlalu terikat dengan skenario karena para pembuat akan berusaha menangkap sisi spontanitas dan keapa-adaan (candid) dalam proses perekaman. Skenario atau storyboard digunakan sebagai pedoman agar tidak melenceng terlalu jauh dari ide cerita awal. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 23 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Serah Simpan dan Pengelolaan Rekam Film Cerita atau Film Dokumenter, menjelaskan bahwa film cerita atau film dokumenter pada dasarnya merupakan salah satu karya budaya bangsa sebagai perwujudan cipta, rasa dan karsa manusia serta mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan umumnya, khususnya pembangunan pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan serta penyebaran informasi. Film dokumenter biasanya di-shoot di sebuah lokasi nyata dan berfokus pada subyek-subyek seperti sejarah, ilmu pengetahuan, sosial atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi pencerahan, informasi, pendidikan, melakukan persuasi dan memberikan wawasan tentang dunia yang ditinggali suatu bangsa. Sedangkan film dokudrama berusaha untuk mematuhi fakta historis yang telah diketahui, sementara juga memberikan lisensi artistik dalam tingkatan besar atau kecil disekelilingnya dan di mana ada kesenjangan dalam catatan sejarah. Dokudrama difilmkan setelah peristiwa tersebut terjadi dan memilih lokasi yang menjadi tempat peristiwa sejarah terjadi. Walaupun dikemas ke dalam drama, fakta yang ingin diungkapkan 16

17 dalam film tetap menjadi pegangan. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum terjadi. Film dokudrama menyajikan realita melalui alur cerita dan terdapat penokohan didalamnya agar gambar dan alur cerita menjadi lebih menarik. Film dokudrama tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang-orang atau kelompok tertentu. Keunggulan film dokudrama, diantaranya : 1. Terdapat alur cerita yang telah dibuat terlebih dulu demi tujuan estetis. 2. Terdapat penokohan pada alur cerita. 3. Realita tetap menjadi pedoman yang objektif. 4. Penggarapannya dapat di dramtisir dengan dukungan dari bukti-bukti nyata (Vincent Bayu Tapa Brata, 2007). 2.2 SEJARAH SYEIKH SADZALI Sejarah adalah studi tentang masa lalu yang berkaitan dengan manusia. Sejarah menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting. Catatan itu meliputi tindakan dan pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga menjadi sebuah cerita yang berarti. Secara bahasa, istilah sejarah berasal dari bahasa Arab syajaratun yang berarti pohon. Sedangkan dalam bahasa Inggris, history yang berarti masa lampau umat manusia. Menurut sejarawan Indonesia, Kuntowijoyo, dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah, menjelaskan bahwa sejarah merupakan fakta secara diakronis, ideografis, unik dan empiris. Sejarah menggambarkan, memaparkan dan menceritakan sesuatu. Sejarah bersifat unik karena berisi hasil penelitian tentang hal-hal yang unik dan secara khas hanya berlaku pada sesuatu. Sejarah juga bersifat empiris, yaitu bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh terjadi. Sejarah sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa karena sejarah merupakan gambaran masyarakat di masa lampau dan masyarakat di suatu 17

18 negara dapat mengetahuinya. Peristiwa di masa lampau tersebut dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di masa kini dan yang akan datang. Dengan sejarah, masyarakat tidak hanya mengingat data dan fakta, tetapi dapat mengetahui makna di balik sejarah tersebut. Sejarah dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu : 1. Sejarah sebagai Peristiwa Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sehingga sejarah sebagai peristiwa yaitu peristiwa yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu lampau. Sejarah melihat sebagaimana dan seperti apa seharusnya peristiwa itu terjadi. Sejarah sebagai peristiwa merupakan suatu kejadian di masa lampau yang hanya sekali serta tidak bisa diulang. Ciri utama dari sejarah sebagai peristiwa adalah abadi karena peristiwa tidak berubah-ubah, unik karena peristiwa hanya terjadi satu kali dan penting karena peristiwa yang terjadi mempunyai arti bagi seseorang dan menentukan kehidupan orang banyak. 2. Sejarah sebagai Kisah Merupakan rekontruksi dari suatu peristiwa yang dituliskan maupun diceritakan oleh seseorang. Sejarah sebagai kisah dapat berbentuk penuturan lisan baik yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok tentang peristiwa yang telah terjadi dan berbentu tulisan yang dapat berupa kisah yang ditulis dalam buku-buku sejarah. Sejarah sebagai kisah berupa narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai kisah dapat diulang, ditulis oleh siapapun dan kapan saja. Dalam mewujudkan sejarah sebagai kisah diperlukan fakta-fakta yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber sejarah. 18

19 3. Sejarah sebagai Ilmu Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari masa lampau manusia. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan ilmiah yang memiliki seperangkat metode dan teori yang dipergunakan untuk meneliti dan menganalisa serta menjelaskan kerangka masa lampau yang dipermasalahkan. Sejarah sebagai ilmu memiliki obyek, tujuan dan metode. Sebagai ilmu sejarah bersifat empiris dan tetap berupaya menjaga obyetivitasnya sekalipun tidak sepenuhnya menghilangkan subjektivitasnya. 4. Sejarah sebagai Seni Merupakan suatu kemampuan menulis yang baik dan menarik mengenai suatu kisah atau peristiwa di masa lalu. Ciri sejarah sebagai seni, yaitu terdapat instuisi yang merupakan kemampuan mengetahui dan memahami sesuatu secara langsung mengenai suatu topik yang sedang diteliti, emosi atau luapan perasaan yang berkembang diperlukan guna mewariskan nilai-nilai tertentu, gaya bahasa dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan dan imajinasi yang diperlukan seorang sejarawan untuk membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi. Kota Kudus adalah salah satu kota di Indonesia yang kaya akan sejarah. Karena masyarakat kota Kudus masih kental dengan adat-istiadat yang dipegang kokoh oleh masyarakatnya. Banyaknya tempat wisata juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke kota Kudus. Salah satunya adalah Syeikh Abu Hasan Az Sadzali atau dikenal dengan Syeikh Sadzali. Seorang pedagang kaya asal Irak yang melakukan perdagangan internasional di berbagai negara hingga akhirnya menetap di Desa Japan, Kudus. Sekitar tahun 1267, saat sedang melakukan perdagangan, Syeikh Sadzali bersama dengan 2 orang pengikutnya datang ke Indonesia untuk melakukan transaksi perdagangan. Walaupun memiliki harta yang berlimpah sebagai seorang pedagang, Syeikh Sadzali memiliki hati yang baik dan 19

20 sederhana. Bersama dengan kedua pengikutnya, terkadang Syeikh Sadzali suka meracik ramuan-ramuan jamu untuk kesehatan badannya. Dalam melakukan perjalanan perdagangan Syeikh Sadzali merasa dirinya semakin jauh dengan Tuhannya mulai mendekatkan diri dengan Allah. Saat berada di Indonesia, tepatnya di Desa Japan, Kudus yang dahulu adalah hutan belantara, Syeikh Sadzali dan pengikutnya mulai menetap di hutan tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan semedi atau menyendiri di hutan. Dengan menjauh dari keduniawian dan keramaian warga sekitar, Syeikh Sadzali mendirikan sebuah gubuk di hutan sebagai tempat tinggal dirinya dan pengikutnya. Syeikh Sadzali membuat sebuah sumur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan dan minuman. Warga sekitar yang masih minim pengetahuan tentang agama, melihat sumur tersebut sebagai sumur keramat yang akan mendatangkan berkah. Warga pun menggunakan sumur tersebut dengan maksud dan tujuan tertentu. Kedua pengikut Syeikh Sadzali yang melihat hal tersebut segera menutup sumur yang dibuat Syeikh Sadzali agar tidak digunakan warga untuk kemusyrikan. Beberapa tahun kemudian, atau sekitar tahun 1920, 2 orang tamu asal Irak mencari kerabat mereka yang sudah lama hilang yaitu Syeikh Sadzali dan pengikutnya. Dalam melakukan pencarian, kedua tamu tersebut bertemu dengan salah satu warga desa, Kyai Ahmad Razi. Lalu Kyai Ahmad Razi mengajak kedua tamu tersebut menuju ke sebuah makam di hutan yang baru ditemui oleh warga sekitar. 2 tamu asal Irak pun meneliti makam tersebut dan merasa yakin bahwa makam tersebut adalah makam kerabatnya, yakni Syeikh Sadzali. Setelah ditemukannya makam tersebut, warga sekitar membangun dan memperbaiki makam Syeikh Sadzali dan 2 orang pengikutnya dengan dibuatkan pondok bangunan dan sebuah masjid. Makam tersebut hingga saat ini dijadikan sebagai tempat ziarah oleh warga sekitar ataupun wisatawan lain. Untuk menghormati keberadaan Syeikh Sadzali, setiap tanggal 1 suro, warga Desa Japan mengadakan ritual suronan sebagai rasa terima kasih karena dengan adanya Syeikh Sadzali terciptalah Desa Japan. Warga biasanya 20

21 melakukan ritual arak-arakan yang dilakukan dari rumah warga yang berada di daerah bawah menuju makam Syeikh Sadzali yang berada di daerah atas. Tidak hanya itu, masyarakat desa juga melakukan tradisi pemotongan kerbau dan Buka Lumur, yaitu penggantian kain penutup makam. Sumur yang dibuat oleh Syeikh Sadzali menciptakan sumber mata air tiga rasa yang dijadikan sebagai tempat berwudlu masyarakat ataupun untuk melakukan ritual cuci pusaka. Para wisatawan yang datang diperbolehkan untuk mencicipi sumber mata air tiga rasa secara langsung. Hingga saat ini, keberadaan makam Syeikh Sadzali, pengikutnya dan sumber mata air tiga rasa dijadikan sebagai tempat wisata di Kudus yang diberi nama, Rejenu (Didik Setyanto. Ketua Yayasan Rejenu). 2.3 AIR TIGA RASA REJENU Gambar 2.1 Gerbang Utama Rejenu Air Tiga Rasa Rejenu adalah obyek wisata alam yang berada di Kabupaten Kudus. Air tiga rasa Rejenu terdapat di Desa Japan, Kecamatan Dawe, tepatnya di atas Air Terjun Monthel. Nama Rejenu diambil dari bahasa Jawa, yaitu Rejo yang artinya ramai, diharapkan daerah Rejenu bisa ramai dikunjungi oleh wisatawan. Rejenu dikelilingi oleh hutan dan terdapat sumber mata air tiga rasa. Konon, tiga mata air ini muncul karena kedatangan Syeikh Sadzali dan pengikutnya. Untuk memenuhi kehidupannya dan kedua 21

22 pengikutnya selama menetap di hutan, Syeikh Sadzali membuat sebuah sumur yang lama-kelamaan menjadi mata air tiga rasa. Masyarakat yang menemukan mata air tersebut biasanya menggunakan air untuk berwudhu, mencuci pusaka dan meminumnya. Tiga sumber mata air yang memiliki rasa yang berbedabeda setiap sumbernya dan setiap orang yang merasakan juga akan merasakan rasa air yang berbeda-beda pula sesuai dengan suasana hati. Mata air tiga rasa ini dipercaya masyarakat setempat dapat dipakai untuk pengobatan dan kesehatan (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus, 2011). Gambar 2.2 Sumber Mata Air 3 Rasa 1. Sumber Air Pertama Mata air yang pertama diberi nama oleh warga desa, dengan sebutan Maul Hayat, yang dipercaya dapat memberikan kesehatan hidup seseorang. Mempunyai rasa tawar-tawar masam yang berkhasiat dapat mengobati berbagai penyakit. 22

23 Gambar 2.3 Mata Air 1 2. Sumber Air Kedua Yang diberi nama Maul Dunia, dipercaya akan memberikan keselamatan di dunia bagi yang meminumnya. Mempunyai rasa seperti minuman ringan bersoda yang memiliki khasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Gambar 2.4 Mata Air 2 23

24 3. Sumber Air Ketiga Atau lebih dikenal dengan Maul Ilmi, diyakini akan menambah ilmu seseorang dan mempunyai rasa seperti minuman keras yang berkhasiat dapat memperlancar rezeki jika bekerja keras untuk mendapatkannya. Ketiga sumber mata air tiga rasa ini akan lebih baik jika diminum secara bersamaan dan dengan maksud yang baik. Walaupun dipercaya memiliki manfaat setiap sumbernya, tetapi jika diminum bersama-sama akan terasa lebih baik. Tetapi dalam meminum air tiga rasa ini, kita tetap harus berserah diri kepada Tuhan YME (Didik Setyanto. Ketua Yayasan Rejenu). Gambar 2.5 Mata Air CAMERA PERSON Camera person atau juru kamera secara teknis melakukan perekaman visual dengan kamera mekanik ataupun elektronik dalam produksi film di bawah arahan pengarah sutradara dan bertanggung jawab kepadanya. Sutradara juga bekerja sama dengan operator kamera untuk memastikan bahwa pandangan sutradara ditangkap oleh film sebagaimana yang diinginkan. Camera person adalah kru dari yang terpilih dalam produksi film yang secara langsung bertanggung jawab dari apa yang terlihat di layar. Tanggung jawab pribadi adalah menjalankan kamera dan menghentikannya sesuai petunjuk/isyarat dari sutradara. Mengoperasikan kamera sesuai mood 24

25 cerita dan efisien selama produksi dan menjaga komposisi frame yang pantas. Dalam produksi menggunakan video, juru kamera menggunakan headset yang dihubungkan dengan sutradara. Juru kamera bertanggungjawab kepada pengarah fotografi atas panning dan tilting dari kamera dan menjaga shot frame serta komposisi yang sudah diisyaratkan oleh sutradara dan mempunyai kekuasaan untuk membatalkan shot karena kesalahan gerak kamera, fokus, komposisi, atau berbagai gangguan yang tidak diinginkan dalam frame oleh orang, benda dan lainnya. Menurut Askurifai Baksin dalam bukunya yang berjudul Videografi : Operasi Kamera & Teknik Pengambilan Gambar, teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat menonton suatu film tampak bermacam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angel) a. Bird Eye View Adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil dan berserakan tanpa punya makna. Sudut pengambilan ini misalnya dilakukan dari helikopter atau dari gedung bertingkat tinggi. Tujuan dari sudut pengambilan gambar ini untuk memperlihatkan objek-objek yang lemah, sesuatu yang kurang bermakna dengan maksud menghinakan. Dengan gambaran bird eye view penonton akan merasa iba, tergerak hatinya untuk ikut merasakan penderitaan objek. 25

26 b. High Angel Sudut pengambilan gambar ini lebih rendah dari yang pertama. High angle merupakan pengambilan gambar dari atas objek. Selama kamera di atas objek maka sudah dianggap high angle. Dengan high angle, maka objek tampak lebih kecil. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah kesan lemah, tak berdaya, kesendirian, dan kesan lain yang mengandung konotasi dilemahkan atau dikerdilkan. c. Low Angle Pengambilan gambar diambil dari bawah objek. Sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Sudut ini membangun kesan berkuasa, baik dalam soal ekonomi, politik, sosial dan lainnya. Seseorang yang ditampilkan dengan sudut pengambilan gambar ini akan mempunyai kesan dominan. d. Eye Angle Pengambilan gambar teknik ini adalah posisi kamera dan objek lurus sejajar sehingga gambar yang diperoleh tidak ke atas atau ke bawah. Sudut pengambilan gambar semacam ini standar dilakukan oleh juru kamera. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan objek. Sudut seperti ini tidak mengandung kesan tertentu, karena memang tidak mengharapkan kesan tertentu. Meskipun demikian, dalam sudut ini tetap harus diperhatikan aspek komposisi. Jangan sampai objek dalam frame tidak nyaman untuk ditonton. e. Frog Eye Merupakan teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek. Dengan teknik ini dihasilkan satu pemandangan objek yang besar, terkadang mengerikan dan bisa juga penuh 26

27 misteri. Sudut pengambilan gambar ini mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan suatu pemandangan yang aneh, ganjil, kebesaran, atau sesuatu yang menarik tapi diambil dengan variasi tidak biasa Ukuran Gambar (Frame size) a. Extreme close up (ECU) Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek, misalnya mata, hidung atau telinga saja. Fungsinya untuk menunjukkan detail suatu objek. b. Big close up (BCU) Pengambilan shot gambar dari batas kepala hingga dagu objek. Fungsinya untuk menonjolkan detail atau ekspresi, misalnya gambar mata yang sedang berkedip-kedip. c. Close up (CU) Pengambilan gambar dari batas kepala sampai leher bagian bawah. Fungsinya untuk memberikan gambaran objek secara jelas. d. Medium close up (MCU) Objek orang yang diambil akan tampak dari batas kepala hingga dada atas. MCU dimaksudkan untuk menonjolkan mimik atau raut muka pemain secara utuh agar tampak rambut dan aksesorisnya juga menegaskan profil seseorang. e. Mid shot (MS) Pengambilan gambar dari batas kepala sampai pinggang (perut bagian bawah). Fungsinya adalah memperlihatkan seseorang dengan tampangnya. f. Knee shot (KS) Gambar yang diambil dengan ukuran dari lutut objek orang ke atas, dimaksudkan untuk menampilkan seseorang yang sedang berjalan lambat dengan tetap menampilkan ekspresi wajah pemain. 27

28 g. Full shot (FU) Pengambilan gambar penuh objek dari batas kepala hingga kaki. Fungsinya untuk memperlihatkan objek dengan lingkungannya. h. Long shot (LS) Pengambilan gambar lebih luas dari Full Shot. Shot dengan ukuran pemandangan alam terbatas yang dimaksudkan untuk menggambarkan pergerakan objek baik orang, binatang atau benda bergerak lainnya dan menunjukkan objek dengan latar belakangnya. i. Ekstrem long shot (ELS) Shot jarak jauh untuk menunjukkan pemandangan alam secara luas atau untuk memperlihatkan objek yang bergerak cepat di alam atau tempat yang dilaluinya. j. One shot (1S) Pengambilan gambar satu objek untuk memperlihatkan seorang/ benda dalam frame. k. Two shot (2S) Pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berbincang. l. Three shot (3S) Pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya untuk menunjukkan tiga orang sedang berinteraksi. m. Group shot (GS) Pengambilan gambar dengan banyak objek difungsikan untuk memperlihatkan banyak objek saling berinteraksi. n. Estabkishing shot (ES) Pengambilan gambar yang dimaksudkan sebagai pengenalan lokasi dengan maksud penonton mengetahui jelas lokasi pemain atau situasi tempat dilakukannya shooting. 28

29 o. Cover shot Pengambilan gambar yang dimaksudkan sebagai stock shot atau shot cadangan jika setelah proses pengambilan gambar, ada beberapa shot yang gagal atau tidak memenuhi harapan. Diperlukan shot cadangan agar alur cerita tetap terbentuk dengan baik Gerakan Objek (Moving Object) Umumnya seorang juru kamera membidik objek yang tidak bergerak dinamis. Jika objeknya benda tidak bergerak tentu akan lebih mudah, tinggal mengatur komposisinya. Namun jika objeknya orang maka dia bergerak dinamis. Dalam situasi seperti ini, ada beberapa kemungkinan, yaitu : a. Objek sejajar dengan kamera, baik ke depan atau ke belakang, ke kiri atau ke kanan. Dalam posisi seperti ini, maka kamera tetap harus mengikuti gerakan objek. b. Objek menjauh atau mendekat ke kamera. Jika objeknya menjauhi kamera maka disebut walk - out atau walk away. Jika objek mendekati kamera maka disebut walk in. Framing (Bingkai Gambar) Dalam sebuah film sering tampak scene yang frame-nya kosong. Kemudian muncul aba-aba: in frame, disusul seorang aktor masuk ke frame (bingkai tampilan). Atau sebaliknya, terkadang aktor harus keluar dari frame dengan aba-aba: out frame. Framing yang dimaksud adalah masuknya objek dalam sebuah frame film yang awalnya kosong. Istilah framing atau pembingkaian adalah penempatan unsur-unsur gambar kedalam frame, dengan tujuan menempatkan objek pada komposisi yang baik, serta mengarahkan perhatian penonton ke suatu pusat perhatian. Disamping itu untuk 29

30 terpenuhinya unsur keseimbangan frame kiri dan kanan, atas dan bawah dalam pengelompokannya. 1) Framing berdasarkan ruang : a. Headroom Penempatan ruang kosong di atas kepala atau ruang kosong di atas obyek sehingga antara obyek dan batas frame atas menjadi serasi dan seimbang. b. Nose room atau Looking room Bila akan menggambarkan seseorang melihat ke lawan bicara atau keluar frame maka harus ditunjukkan ruang arah pandang dari orang tersebut. Ruang arah pandang ini merupakan ruang kosong antara wajah atau hidung orang/pemain dengan pinggir kiri atau kanan frame tergantung arah orang melihat. Ruang arah pandang orang/pemain disebut dengan Nose Room atau Looking Room. c. Walking room atau Lead room Apabila akan menggambarkan seorang pemain atau kelompok orang sedang berjalan menuju satu arah, maka haruslah ditunjukkan ruang arah berjalan. Ruang arah berjalan merupakan ruang kosong antara orang/pemain atau kelompok orang dengan pinggir kiri atau kanan frame tergantung arah orang berjalan. Ruang arah berjalan orang/pemain yang disebut dengan Walking Room atau Lead Room. 2) Object in Frame/ Menempatkan Orang dalam Frame : Diantara unsur-unsur gambar yang ada dalam frame/bingkai, maka orang/pemain merupakan unsur gambar utama, mulia dan selalu menjadi pusat perhatian penonton (Point of Viewer Attention). Oleh karena itu 30

31 pengaturan dan penempatan orang dalam frame/bingkai harus mendapatkan perhatian khusus oleh sutradara dan juru kamera Gerakan Kamera (Moving Camera) Pergerakan gambar di layar dihasilkan oleh pergerakan kamera dan pergerakan objek, serta pergerakan bersama antara kamera dan objek. Kamera sebagai alat untuk merekam gambar bisa kita gerakkan sedemikian rupa sehingga objek yang diam bisa terlihat bergerak atau move. Pergerakan kamera dibagi menjadi berikut : 1. Zoom Pergerakan elemen-elemen lensa sehingga mempengaruhi adanya perubahan sudut pandang dan ukuran gambar. Zoom dibagi menjadi dua, yaitu : a. Zoom in : teknik pengambilan gambar dengan pergerakan lensa gambar yang luas menuju gambar yang lebih sempit kesatu objek. b. Zoom out : teknik pengambilan gambar dengan pergerakan lensa gambar yang sempit menuju gambar yang lebih luas kesatu objek. 2. Panorama (PAN) Pergerakan kamera pada bidang horizontal atau kamera menoleh (dari kiri ke kanan, atau sebaliknya) sesuai kecepatan yang diinginkan, kamera tetap pada porosnya. Terdapan dua PAN, yaitu : a. Pan kanan : kamera bergerak ke kanan dari objek utama. b. Pan kiri : kamera bergerak ke kiri dari objek utama. 31

32 3. Tilt Pergerakan kamera dari bidang vertikal (dari atas ke bawah, atau sebaliknya). Terdapat dua tilt, yaitu : a. Tilt up : kamera bergerak naik atau mendongak. b. Tilt down : kamera bergerak menurun. 4. Dolly (In / Out) Dolly atau kereta dorong adalah gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan zooming, namun pada Dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur. 5. Follow Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah. 6. Framing (In / Out) Adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framing shot. 7. Fading (In / Out) Merupakan pergantian gambar secara perlahanlahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut dengan fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out. 8. Crane Shot Merupakan gerakan kamera yng dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersamaan dengan camera person, baik mendekati maupun menjauhi objek. 9. Track Adalah gerakan kamera pada landasan yang bergerak, mendekati atau menjauhi objek. Kamera dapat 32

33 dipegang oleh camera person dan ikut bergerak maju mundur, dan dapat juga diletakkan pada tripod di atas kereta dorong (dolly). a. Track-In berarti kamera bergerak mendekati objek atau talent. b. Track-Out berarti kamera bergerak menjauhi obyek atau talent. Motivasi Pergerakan Kamera Menurut Bambang Semedhi dalam bukunya yang berjudul Sinematografi Videografi, menjelaskan bahwa setiap pergerakan kamera mempunyai maksud atau bisa meninggalkan kesan tertentu bagi penontonnya. Tujuan pergerakan kamera atau motovasi gerak (move motivations), adalah : 1) Zoom Out/ In a. Menunjukkan sesuatu di luar gambar yang sudah ada. b. Menunjukkan posisi objek. c. Menonjolkan sesuatu. 2) Pan Right/ Left a. Menunjukkan panjang/ pendek. b. Menunjukkan hubungan dua objek. c. Mengikuti gerakan objek (follow shot). d. Menunjukkan suatu reaksi. e. Untuk memperbaiki komposisi gambar. f. Untuk membuat transisi (flash-pan). 3) Tilt Up/ Down a. Untuk menunjukkan tinggi atau rendah. b. Untuk mengambil gambar yang tidak bisa ter-cover oleh kamera karena tinggi. c. Untuk menunjukkan reaksi. d. Untuk memperbaiki komposisi gambar. 33

34 e. Untuk mengikuti pergerakan gambar. f. Untuk membuat transisi (flash to sky). 4) Dolly a. Untuk menunjukkan kesan tinggi. b. Untuk memperlihatkan detail objek. c. Untuk menciptakan efek dramatik. 5) Track Right/ Left a. Untuk menciptakan variasi gerak. b. Untuk menciptakan variasi latar belakang. c. Untuk menciptakan efek dramatik. d. Untuk memperbaiki komposisi gambar. 6) Jib/ Crane a. Untuk menciptakan efek dramatik. b. Untuk menciptakan efek kolosal Tugas dan Kewajiban Camera Person (Juru Kamera) 1) Tahap persiapan produksi : a. Menganalisa mood dari skenario dan konsep sutradara. Dengan melakukan pengarahan, melakukan persiapan dan pemeliharaan peralatan kamera serta sarana penunjangnya. b. Melakukan uji coba secara teknis atas peralatan dan bahan baku yang akan dipergunakan dalam produksi. b. Melakukan koordinasi dengan key grip sehingga secara teknis dan efisien mampu melaksanakan konsep visual dan gerakannya. 2) Tahap produksi : a. Melakukan perekaman visual secara teknis sesuai arahan pengarah fotografi, baik dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak kamera dengan segala perubahannya. b. Mengkoordinasikan awak/kru kamera dalam melaksanakan tugasnya. 34

35 c. Menjaga dan memelihara peralatan kamera dalam kondisi baik dan siap pakai Hak-hak dari Camera Person (Juru Kamera) 1) Memberikan usulan yang bersifat teknis agar tercapai hasil rekaman yang baik. 2) Meminta pengambilan ulang bila secara teknis hasil rekaman sebelumnya kurang baik. 3) Operator kamera berhak untuk mengingatkan setelah pengambilan gambar, seperti menegur pengatur boom atau microphone apabila masuk ke dalam shot, refleksi equipment atau kru pada kaca, fokus yang tidak tajam atau kesalahan fokus lainnya, flare pada lensa, gerak kamera yang kurang halus atau kurang baik dan hal-hal lain yang dapat mengurangi keindahan shot yang diinginkan. Pada produksi film yang memiliki bujet besar, operator kamera dapat melaporkan segala hal yang menjadi kekurangan setelah selesai melakukan pengambilan gambar. 2.5 PERALATAN SHOOTING Semua perlengkapan yang dibutuhkan tim dari camera person berikut perlengkapan penunjangnya seperti kabel dan scaffholding, semacam steger untuk meletakkan lampu atau kamera. Penataan frame menentukan komposisi alat yang dibutuhkan berdasarkan storyboard. Secara umum, peralatan shooting terdiri dari : 1) Kamera Shooting format menentukan jenis kamera yang dipakai, setiap jenis kamera memerlukan perlengkapan pendukung seperti lensa dan filter kamera. Salah satu peralatan pendukung kamera adalah grip. Grip merupakan peralatan pendukung gerakan kamera (camera movement) agar hasil shooting sesuai dengan konsep yang akan dibuat. 35

36 Grip bisa berupa dolly, yaitu semacam kereta tempat kamera berikut operator kameranya digerakkan lewat gerakan mendorong dan menarik. Grip juga bisa berupa dolly crane, yakni lengan raksasa tempat kamera diletakkan yang bisa digerakkan ke atas dan bawah serta samping kanan dan kiri. 2) Lampu Pemilihan jenis dan jumlah lampu dan perlengkapan pendukungnya seperti filter lampu sangat tergantung pada diskusi antara juru kamera dengan sutradara dan penata fotografi, juga pada kunjungan ke lokasi shooting. 3) Kabel Kabel tidak bisa dipisahkan dengan lampu dan kamera. Di lokasi dhooting kan banyak kabel yang melintang sesuai dengan komposisi lampu atau kamera. Hal ini, bisa mengganggu kelancaran shooting karenanya selalu koordinasikan masalah ini dengan sutradara dan penata cahaya. 4) Perlengkapan Pendukung Lainnya Catat semua kebutuhan perlengkapan pendukung lain untuk film yang akan dibuat, seperti tangga, karton hitam, gunting dan sebagainya. Jika masih ada yang belum lengkap, segera hubungi perusahaan penyewaan alat atau melengkapinya sendiri. Jangan sampai shooting terhambat karena hal-hal yang sepele. Sebelum membuat film, harus mempersiapkan apa saja kemungkinan kendala yang akan terjadi di lokasi. Sehingga tim dapat mempersiapkan apa saja untuk meminimalisir kesalahan (Heru Effendy, 2009). 36

37 BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA 3.1 DESKRIPSI KARYA Penulis memilih format dokudrama dan isi dalam produksi ini yaitu tentang sejarah kisah dari tokoh Syeikh Sadzali. 1. Judul Film : Jejak Syeikh Sadzali Di Tanah Rejenu 2. Media : TV 3. Kategori Program : Dokumenter - Drama 4. Format Program : Dokumenter 5. Format Produksi : outdoor 6. Sifat Produksi : Tapping 7. Segmentasi : Remaja dan Dewasa / SES ABC 8. Durasi : ± 20 menit 3.2 OBYEK KARYA DAN ANALISA OBYEK Ide merupakan pondasi pertama sebelum beranjak pada tahapan berikutnya. Dalam membuat sebuah film dengan format dokudrama, ide cerita berasal dari keadan sekitar yang dahulu pernah terjadi dan terdapat fakta mengenai hal-hal yang bersangkutan. Dalam karya Tugas Akhir ini, penulis mengangkat tema sejarah kisah dari tokoh Syeikh Sadzali yang dihormati oleh masyarakat Desa Japan. Keberadaan Syeikh Sadzali menjadi salah satu alasan terciptanya Desa Japan, Kudus. Sebagai bentuk penghormatan terhadap keberadaan makam Syeikh Sadzali, masyarakat desa membangun dan memperbaiki makam Syeikh Sadzali dan digunakan untuk berziarah, baik warga desa Japan ataupun wisatawan dari daerah lain. Setiap tanggal 1 suro, masyarakat melakukan tradisi sorunan dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan sebagai peringatan akan wafatnya tokoh Syeikh Sadzali. 37

38 Keberadaan Syeikh Sadzali juga menciptakan sumber mata air tiga rasa yang memiliki rasa dan manfaat yang berbeda-beda di setiap mata airnya. Ketiga mata air tersebut dijadikan sebagai tempat wisata di Desa Japan dan diberi nama Rejenu. Warga desa biasanya menggunakan mata air untuk melakukan tradisi suronan, seperti melakukan cuci pusaka dan berwudhu. Para wisatawan yang datang diperbolehkan untuk mencicipi mata air tiga rasa tersebut. Dibangun juga sebuah masjid dan kepengurusan untuk yayasan Rejenu. Tokoh Syeikh Sadzali yang begitu dihormati oleh masyarakat Kudus, kurang diketahui oleh masyarakat luas. Kenyataannya, Syeikh Sadzali merupakan tokoh yang juga sama pentingnya seperti Sunan Muria yang menyebarkan agama Islam di Kudus. Hal ini menjadi alasan penulis untuk membuat sebuah film dengan mengangkat sejarah tokoh Syeikh Sadzali. 3.3 KOMPARASI PROGRAM Setiap film yang dibuat pasti mempunyai daya tarik tersendiri untuk menarik minat penontonnya, baik dari segi ide cerita, pengambilan gambar dan akting para pemain film. Selain itu, film juga harus memiliki ciri khas agar mudah diingat oleh penontonnya. Ide cerita pembuatan film, harus memiliki keaslian dan bukan hasil jiplakan atau contekan. Penulis membuat sebuah karya film dengan format dokudrama dikarenakan minimnya perfilman di Indonesia yang mengangkat sejarah kisah menjadi film dokudrama. Hal ini dikarenakan bahwa masyarakat Indonesia lebih menggemari film-film fiksi dan film luar negeri. Kenyataannya, baik sejarah, kebudayaan dan tradisi Indonesia sangatlah kaya dan merupakan harta berharga bagi bangsa Indonesia. Dalam karya proyek akhir, penulis mengangkat sejarah tokoh Syeikh Sadzali ke dalam film dokudrama yang dikemas dengan ide cerita yang menarik. Belum ada media, instansi ataupun perusahaan perfilman yang mengangkat tema ini menjadi keunggulan dari karya yang penulis miliki. Dokudrama ini memfokuskan kepada ide cerita dan komposisi gambar yang 38

39 baik. Karya film dokudrama terinspirasi dari beberapa film di Indonesia, diantaranya : a) GIE 2005 Film berformat dokudrama yang disutradarai oleh Riri Riza, mengisahkan seorang tokoh bernama Seo Hok Gie, seorang aktivis muda dalam gerakan mahasiswa di tahun 60-an dan juga pecinta alam. Film ini diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya Gie sendiri, namun ditambahkan beberapa tokoh fiktif agar cerita lebih dramatisir. Dalam filmnya, semboyan Soe Hok Gie yang mengesankan berbunyi, Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan, yang menjadikan film Gie menjadi film yang paling banyak dibicarakan masyarakat saat itu. Film ini mendapatkan banyak penghargaan, seperti pada Festival Film Indonesia 2005, film Gie mendapatkan tiga penghargaan salah satunya adalah Penata Sinematografi Terbaik. b) SOEKARNO 2013 Film yang menceritakan tentang Presiden pertama negara Indonesia, Ir. Soekarno yang dapat memerdekakan Indonesia di tengah banyaknya penjajahan. Film garapan sutradara Hanung Bramantyo membuktikan prestasinya dengan masuk ke dalam salah satu nominasi penghargaan luar negeri Piala Oscar Film tersebut menceritakan sejarah dari tokoh Soekarno dan bagaimana perjuangannya untuk memerdekakan Indonesia. Dengan pidatonya yang mengguncang podium, berteriak Kita Harus Merdeka Sekarang!!, mengantarkan film Soekarno menjadi salah satu film yang terbaik di Indonesia. 3.4 PERENCANAAN KONSEP KREATIF DAN KONSEP TEKNIS Konsep Kreatif Dalam membuat karya Tugas Akhir, penulis akan membuat karya berformat dokudrama agar sejarah tokoh Syeikh Sadzali tetap memiliki nilai realistik. Penulis memfokuskan kepada teknik-teknik 39

40 pengambilan gambar camera person. Tujuannya adalah agar penonton merasakan seakan-akan berada di lokasi adegan dan adegan menjadi realistik di mata penonton. Penulis fokus kepada teknik-teknik pengambilan gambar seorang camera person karena akan memberikan pengambilan gambar yang menarik, banyak variasi dan tentu tidak menjenuhkan atau membosankan. Penulis akan menggunakan teknik-teknik paning, tilting dan follow agar gambar bisa lebih menarik dan tidak monoton. Penulis akan menggunakan alat-alat perlengkapan shooting untuk memaksimalkan pengambilan gambar. Penulis juga menggunakan multicam (menggunakan lebih dari satu kamera) untuk mempermudah proses produksi berlangsung juga agar camera person bisa memilih variasi gambar yang baik dan lebih banyak variasi gambar. Untuk konflikkonflik di dalam film, penulis akan fokus untuk mencari angle dan komposisi gambar yang tepat agar gambar menjadi lebih hidup dan dramatik. Teknik-teknik yang penulis terapkan bertujuan agar pesan dalam film dapat tersampaikan dengan baik dan gambar yang dihasilkan bisa sempurna SINOPSIS Pada tahun 1267, seorang pedagang asal Irak yang bernama Syeikh Sadzali melakukan perdagangan di Indonesia bersama dengan kedua pengikutnya. Mereka melakukan perjalanan perdagangan hingga sampai di Kudus, Gunung Muria. Syeikh Sadzali yang merasa umurnya sudah semakin lanjut akhirnya sadar dan ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan menjauhkan diri dari keduniawian. Ditengah perjalanan Syeikh Sadzali dan pengikutnya, sesekali singgah di sebuah gubuk untuk beristirahat. Syeikh Sadzali dan pengikutnya sudah berjalan jauh dari pemukiman warga, kemudian menetap di sebuah hutan. Untuk 40

41 memenuhi kehidupan sehari-hari, Syeikh Sadzali membuat sebuah sumur. Namun, sumur tersebut dianggap mustajab oleh para warga dan pengikut Syeikh Sadzali merasa khawatir para warga akan menyalahgunakan sumur tersebut. sehingga kedua pengikut Syeikh Sadzali menutup sumur yang telah dibuat oleh Syeikh Sadzali. Selang beberapa waktu setelah sumur ditutup, muncul tiga mata air yang dipakai oleh Syeikh Sadzali dan kedua pengikutnya untuk berwudhu dan memenuhi kehidupannya selama berada di hutan tersebut. Tahun 1920, datang dua orang tamu dari Irak yang datang ke Gunung Muria untuk mencari kerabatnya yang sudah lama hilang. Kedua tamu tersebut bertemu dengan salah satu warga bernama Kyai Ahmad Razi. Oleh Kyai Ahmad Razi, dua orag tamu dibawa ke suatu makam yang terletak di tengah hutan. Dua orang tamu melihat makam dan langsung yakin kalau makam itu adalah makam kerabat mereka yang bernama Syeikh Sadzali. Semenjak ditemukannya makam Syeikh Sadzali, warga setempat sepakat untuk membangun dan memperbaiki makam tersebut guna menghormati Syeikh Sadzali sebagai sesepuh. Dan melakukan haul dalam rangka memperingati hari wafatnya Syeikh Sadzali yang jatuh pada tanggal 3 syawal. Karena jasa akan keberadaannya Syeikh Sadzali, menciptakan keberadaan Desa Japan dan melahirkan mata air tiga rasa yang kini dijadikan sebagai tempat wisata dan dikenal dengan nama, Rejenu. 41

42 TREATMENT Adegan 1 Narasi perdagangan internasional. Adegan 2 Siang hari, Kaki Gunung Muria Perjalanan Syeikh Sadzali dengan kedua pengikutnya. Adegan 3 Malam hari, gubuk, sawah Syeikh Sadzali dan pengikutnya singgah di sebuah gubuk. Adegan 4 Pagi hari, sawah Syeikh Sadzali dan pengikutnya melanjutkan perjalanannya. Adegan 5 Siang hari, hutan, warung Syeikh Sadzali dan pengikutnya menetap di hutan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Adegan 6 Siang hari, hutan, warung Syeikh Sadzali dan pengikutnya meracik jamu. Adegan 7 Sore hari, hutan Syeikh Sadzali membuat sebuah sumur. Adegan 8 Pagi hari, hutan 3 orang warga melihat sumur dan menganggap sumur tersebut berisi air yang mustajab. Adegan 9 Siang hari, pemukiman warga 2 orang warga menceritakan keberadaan sumur keramat tersebut kepada warga desa lain. 42

43 Adegan 10 Siang hari, hutan Warga desa mengunjungi sumur tersebut dan mengambil air di sumur untuk tujuan tertentu. Adegan 11 Siang hari, hutan Pengikut Syeikh Sadzali melihat warga mengambil air di sumur lalu berinisiatif untuk menutup sumur tersebut. Adegan 12 Sore hari, hutan Syeikh Sadzali menyendiri di hutan. Adegan 13 Sore hari, hutan Kedua pengikut Syeikh Sadzali menutup sumur yang dibuat oleh Syeikh Sadzali. Adegan 14 Pagi hari, hutan Syeikh Sadzali dan pengikutnya menyendiri di hutan. Adegan 15 Siang hari, hutan Sepulang dari menyendiri, Syeikh Sadzali mengajak pengikutnya kembali ke gubuk. Adegan 16 Sore hari, hutan 2 orang warga pergi ke hutan dan menemukan sebuah makam. Adegan 17 Sore hari, pemukiman warga 2 orang warga yang melihat makam, menceritakan ke Kyai Ahmad Razi. 43

44 Adegan 18 Sore hari, hutan Kyai Ahmad Razi dan 2 warga menuju hutan untuk melihat makam. Adegan 19 Pagi hari, pemukiman warga 2 orang tamu dari Irak melakukan perjalanan. Adegan 20 Siang hari, pemukiman warga 2 orang tamu bertemu dengan Kyai Ahmad Razi, bertanya maksud dan tujuan mereka datang ke Gunung Muria. Adegan 21 Sore hari, hutan Kyai Ahmad Razi menunjukkan makam ke 2 orang tamu. 2 orang tamu meneliti makam tersebut dan yakin bahwa itu adalah makam kerabat yang dicarinya selama ini, yaitu Syeikh Sadzali. Adegan 22 Malam hari, rumah Kyai Ahmad razi dan 2 orang tamu berbincang mengenai makam yang diyakini sebagai makan Syeh Sadzaly. Adegan 23 Ending Dokumentasi-dokumentasi Rejenu dan keadannya saat ini. Adegan 25 Credit Title 44

45 SHOOTING SCRIPT NO. CAM SHOOT LIST PICTURE AUDIO 1. OPENING JUDUL...SFX MUSIC INSTRUMENTAL JAWA INSERT PERDAGANGAN INTERNASIONAL NARASI : LETAK GEOGRAFIS NEGARA INDONESIA YANG STRATEGIS MEMBUAT PEDAGANG - PEDAGANG LUAR NEGERI BANYAK SINGGAH DI INDONESIA GUNA MELAKUKAN AKTIFITAS PERDAGANGAN. SEKITAR KURANG LEBIH TAHUN 1267 SEORANG PEDAGANG KAYA RAYA DARI TIMUR TENGAH JUGA MELAKUKAN AKTIFITAS PERDAGANGAN DI INDONESIA. SYEIKH HASAN SADZALI BERSAMA DUA ORANG PENGIKUTNYA SAMPAI 45

46 DI SEBUAH PEGUNUNGAN YANG SAAT INI DIKENAL DENGAN NAMA GUNUNG MURIA LS; MS; CU; PAN; TILT; SYEIKH SADZALI DAN 2 ORANG PENGIKUTNYA. NASKAH : SALIM: (TER ENGAH- ENGAH) CAPEK JUGA YA. HASAN: PERJALANAN NAIK KERBAU MUNGKIN TIDAK CAPEK. SALIM: KERBAUMU ITU. HASAN: SYEH, KITA AKAN KEMANA SEBENARNYA? SYEIKH SADZALI: SUDAH IKUTLAH SAJA. SALIM: KAMU TERLALU BNYK TANYA SAN. HASAN: APAKAH SEBAIKNYA KITA ISTIRAHAT SEBENTAR? SALIM: AKU JUGA BERPIKIR BEGITU SAN. SYEIKH SADZALI: BAIKLAH- BAIKLAH 46

47 NANTI KITA AKAN ISTIRAHAT. (MEREKA MELANJUTKAN PERJALANAN) LS; MS; CU; PAN; SYEIKH SADZALI DAN 2 ORANG PENGIKUTNYA. NASKAH : SYEIKH SADZALI: KITA ISTIRAHAT DISINI. SALIM: BAIKLAH SYEH. (SYEIKH SADZALI PERGI MENINGGALKAN ANAK BUAHNYA). HASAN: SEBENARNYA PERJALANAN KITA INI AKAN BERAKHR DIMANA YA LIM? SALIM: SAYA JUGA BELUM TAU SAN. SUDAH LAH, KITA IKUTI SAJA SYEH KITA KMNAPUN DI BERJALAN. KITA KAN PENGIKUTNYA YANG SETIA. HASAN: YA JELAS, KITA KAN PENGIKUT YANG PALING SETIA. SALIM: YASUDAH, SAYA MAU ISTIRAHAT SEBENTAR. DIAM KAMU SAN. 47

48 HASAN: HEMM. (SALIM DAN HASAN TIDUR DI LUAR GUBUK) (SYEIKH SADZALI MENDATANGI SALIM DAN HASAN) SYEIKH SADZALI: EHEEMM. SALIM: SYEH, APA YANG ANDA LAKUKAN? ANDA TIDAK ISTIRAHAT? SYEIKH SADZALI: SUDAH CUKUP SAYA BERISTIRAHAT, APA KALIAN SIAP UNTUK MELANJUTKAN PERJALANAN? SALIM: OH, MARI SYEH KITA LANJUTKAN SAJA. HASAN: MAAF SYEH SEBELUMNYA, SEBENARNYA KEMANA TUJUAN PERJALANAN KITA INI? SALIM: BANYAK TANYA KAMU ITU SAN, IKUT SAJALAH. SYEIKH SADZALI: TERNYATA DARI TADI 48

49 KAMU MASIH PENASARAN? HASAN: MAAF SYEH. (MENUNDUK) SALIM: MAAFKAN HASAN SYEH. (MENUNDUK) SYEIKH SADZALI: TIDAK APA-APA, BAIKLAH AKAN SAYA JELASKAN. SAYA MERASA UMUR SAYA INI SUDAH LANJUT, SAYA INGIN LEBIH MENDEKATKAN DIRI DENGAN ALLAH, JADI APAKAH SEBAIKNYA SAYA MULAI MENJAUHKAN DIRI DARI KEDUANIAWIAN INI? HASAN: OOOO, APAPUN KEPUTUSAN SYEH KAMI AKAN SELALU ADA DIBELAKAN SYEH. SALIM: BENAR ITU SYEH. SYEIKH SADZALI: TERIMA KASIH, KALIAN PENGIKUT KU YANG PALING SETIA. 49

50 5. 2 LS; MS; CU; PAN; TILT; SYEIKH SADZALI, PENGIKUTNYA DAN WARGA. NASKAH : SYEIKH SADZALI: MARI KITA LANJUTKAN SAJA PERJALANAN KITA. HASAN: MARI SYEH. SYEIKH SADZALI: BAPAK, TERIMAKASIH TELAH DIPERBOLEHKAN MENGINAP. WARGA 1: MONGGO MONGOO. -Silahkan - silahkan- (MEMBUNGKUK) WARGA 2: (MENGHAMPIRI WARGA 1) IKU SOPO NO? Itu siapa?- WARGA 1: IKU SYEH LHO, OJO MACEM- MACEM KUE, WES ANGGER BOHNO. -Itu seorang syeh, jangan macam-macam, sudah biarkan saja- WARGA 2: OALAH. (SAMBIL BERJALAN KEMBALI MELAKUKAN AKTIFITASNYA) 50

51 6. 2 LS; MS; CU; PAN; TILT; FOLLOW; SYEIKH SADZALI DAN 2 ORANG PENGIKUTNYA. NASKAH : SYEIKH SADZALI: KITA BERHENTI SAJA DISINI, HUTAN INI AKAN MENJADI TEMPAT TINGGAL KITA SEKARANG. SALIM: WAAHH BENAR-BENAR JAUH DARI DESA. HASAN: NAMANYA JUGA MENJAUHKAN DIRI DARI KEDUNIAWIAN LIM, KAMU JUGA HARUS MENDEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN. SYEH SADZALI: (TERSENYUM SAMBIL DUDUK BERISTIRAHAT) 7. 2 LS; MS; CU; ECU; OSS; PAN; TILT; FOLLOW; SYEIKH SADZALI DAN 2 ORANG PENGIKUTNYA. SYEIKH SADZALI: BISAKAH KALIAN MENGAMBILKAN DEDAUNAN DI HUTAN? SALIM: UNTUK APA SYEH? SYEIKH SADZALI: SAYA INGIN MERACIK JAMU. HASAN: SEPERTI 51

52 BIASANYA, DIMANAPUN SYEH BERADA PASTI INGIN MERACIK JAMU. BAIKLAH AKAN KITA AMBILKAN SYEH. SALIM: MARI SYEH ASSALAMUALAIKUM. (SAMBIL MEMBUNGKUK DAN MULAI BERJALAN MENINGGALKAN SYEIKH SADZALI) SYEH SADZALI: WAALAIKUMSALAM (BEBERAPA SAAT KEMUDIAN, SYEH SADZALI SEDANG MENYIAPKAN TUMBUKAN UNTUK MENUMBUK JAMU HASAN DAN SALIM DATANG) SALIM: ASSALAMUALAIKUM. SYEIKH SADZALI: WAALAIKUMSALAM, CEPAT SEKALI KALIAN. HASAN: IYA SYEH, INI KAN DIHUTAN JADI MUDAH KAMI 52

53 MENDAPATKANNYA. (SALIM MEMBERIKAN BEBERAPA DAUN- DAUNAN KEPADA SYEIKH SADZALI.) (SYEIKH SADZALI MULAI MENUMBUK-NUMBUK JAMU DAN KEDUA PENGIKTNYA MENYAKSIKAN KEAHLIAN TUANNYA ITU) LS; MS; CU; ECU; TILT; 9. 2 LS; MS; CU; PAN; SYEIKH SADZALI. (SYEIKH SADZALI MEMBUAT SEBUAH SUMUR) 3 ORANG NASKAH : WARGA. WARGA 2: HEH, IKU KAN WONG SING WINGI KAE A. -Eh itu kan orang yang kemarin ya- WARGA 1: IYO SYEH IKUU. Iya syeh itu- WARGA 3: SOPO NO, AKU KOK LAGI ROH SI. 53

54 Siapa? Saya baru melihatnya- WARGA 1: IKU SYEH SEKO ADOH KONO LHO, WONG PINTER IKU. Itu seorang syeh dari jauh sana, orang pintar itu- WARGA 2: LHA LAHOPO WONG E? KETONE KOK NDUDUK SUMUR. -Terus ngapain itu dia? Sepertinya bikin sumur ya- WARGA 3: WAHH SUMUR BERKAH IKU MESTI KAN SING NGGAWE SYEH, HE E RA. Waahh sumur berkah itu pasti, kan bikinan syeh, iya kan?- WARGA 1: AYO DO MULEH NDESO. IKI KUDU DIWORO-WORO, ONO SUMUR BERKAH NONG ALAS. Ayo kita pulang saja, ini harus di umumkan kepada warga, bahwa ada sumur berkah di hutan- (3 WARGA TERSEBUT 54

55 LALU KEMBALI TURUN KE DESA DAN MENYEBAR LUASKAN BERITA SUMUR ITU) LS; MS; CU; ECU; PAN; FOLLOW; LS; MS; CU; OSS; TILT; PAN; 4 ORANG WARGA. 2 PENGIKUT SYEIKH SADZALI (HASAN DAN SALIM). (WARGA MENGGUNAKAN SUMUR UNTUK MAKSUD DAN TUJUAN YANG LAIN) NASKAH : SALIM: ITU PADA NGAPAIN MEREKA SAN? MENGAMBIL AIR SAMPAI REBUTAN SEPERTI ITU. HASAN: SAYA CURIGA, MEREKA AKAN MEGANGGAP SUMUR TERSEBUT MUSTAJAB DAN MENYALAH GUNAKANNYA. SALIM: SAYA JUGA BERFIKIR DEMIKIAN. LALU APA YANG HARUS KITA LAKUKAN, SEDANG SYEH SEDANG MENYENDIRI DISANA. HASAN: NANTI 55

56 SETELAH WARGA TURUN KITA TUTUP SAJA SUMUR ITU, BIAR WARGA TIDAK BERBUAT YANG MACAM-MACAM LEBIH JAUH LAGI. SALIM: IDE BAGUS SAYA SETUJU LS; MS CU; PAN; TILT; SYEIKH SADZALI...SFX MUSIC SUASANA HUTAN DAN INSTRUMENTAL JAWA... (SYEIKH SADZALY MEMBACA TASBIH DI HUTAN) LS; MS CU; PAN; TILT; 2 PENGIKUT SYEIKH SADZALI (HASAN DAN SALIM)....SFX MUSIC SUASANA HUTAN... (KEDUA PENGIKUT SYEIKH SADZALI MENUTUP SUMUR) LS; MS CU; PAN; FOLLOW; 2 PENGIKUT SYEIKH SADZALI (HASAN DAN SALIM). NASKAH : SALIM: JANGAN BICARA APA-APA DULU YA. HASAN: IYA SAYA TAHU. (BERJALAN 56

57 MENUJU SYEIKH SADZALI) LS; MS; CU; OSS; PAN; TILT; SYEIKH SADZALI DAN 2 ORANG PENGIKUTNYA. NASKAH : SYEIKH SADZALI: KENAPA WAJAH KALIAN TAKUT SEPERTI ITU? HASAN: TIDAK SYEH. (SALIM DIAM DAN TIDAK BERANI MELIHAT SYEH SADZALI) SYEIKH SADZALI: SAYA PAHAM SIFAT KALIAN, AYO KATAKAN SAJA ADA APA. HASAN: MMMMM, SEBELUMNYA KAMI MINTA MAAF SYEH. SYEIKH SADZALI: IYA IYA SALIM: KAMI TELAH MENUTUP SUMUR YANG TELAH ANDA BUAT. SYEIKH SADZALI: MENGAPA? SALIM: KARENA KAMI MELIHAT WARGA DESA BERDATANGAN UNTUK 57

58 MENGAMBIL AIR DI SUMUR TERSEBUT. KAMI KHAWATIR PARA WARGA AGAR BERPIKIR BAHWA AIR DARI SUMUR ITU MUSTAJAB DAN MALAH MENYALAHGUNAKANN YA. HASAN: BENAR SYEH, KAMI MOHON MAAF. SYEIKH SADZALI: OHH, SUDAH SAYA DUGA. TIDAK APA-APA, KALIAN SUDAH MELAKUKAN HAL YANG BENAR. MARI KITA KEMBALI SAJA HARI SUDAH SEMAKIN SORE. SALIM: TERIMAKASIH SYEH LS; MS; CU; PAN; TILT; FOLLOW; 2 ORANG WARGA. (DUA ORANG WARGA SEDANG BERJALAN DIHUTAN MENGAMBIL RUMPUT, MEREKA MELIHAT ADA MAKAM). 58

59 NASKAH : WARGA 5: KANG ONO KUBURAN. Mas ada kuburan- WARGA 6: HI IYO. KUBURANE SOPO IKU, TEK DEWEAN. Hiii iya, makam siapa sendirian seperti itu- WARGA 5: NDAK NDENGER NO AKU KE MBOK TAKOK I, IKU LHO ONO SUMBER BARANG NING SANDINGAN. -Mana saya tau, itu sebelahnya ada mata air juga- WARGA 6: WES ANGGER BOHNO, NGKO DO KANDAKNO KYAI NING NDESO. -Sudahlah biarkan saja, nanti kita bicarakan kepada para kyai di desa LS; MS; CU; PAN; TILT; 2 ORANG WARGA DAN KYAI AHMAD RAZI. (2 WARGA BERTEMU DENGAN KYAI AHMAD RAZI). 59

60 18. 2 LS; MS; CU; PAN; 2 ORANG WARGA DAN KYAI AHMAD RAZI. NASKAH : WARGA 6: ASSLAMUALAIKUM KYAI. KYAI AHMAD RAZI: WAALAIKUMSALAM. WARGA 5: TING ALAS KYAI, WONTEN MAKOM. -Di hutan, ada makam- WARGA 6: ENGGIH KYAI MAKAM MPUN DANGU KADOS E. Iya, sepertinya makam itu sudah lama- KYAI AHMAD RAZI: MAKAM E SOPO YO IKU KIRO-KIRO? Makam siapa kira-kira ya- WARGA 5: DUKO KYAI, MONGGO TAH DO TINGALI. Tidak tau, mari kita lihat saja- KYAI AMAD RAZI: AYO RA. -Ayo ayo- NASKAH : WARGA 5: NIKU LHO KYAI. Itu kyai- 60

61 TILT; FOLLOW; KYAI AHMAD RAZI: WAH IYO ONO MAKAM, WES SPUH KOYO YE MAKAM IKI. Wah iya ada makam, sepertinya makam ini sudah tua ya- WARGA 6: ENGGIH KYAI, DUKO MAKAM E SINTEN IKI. -Iya, entah makam siapa ini- KYAI AHMAD RAZI: WES NGKO TAK TAKOK-TAKOK RING PORO KYAI. AYO DO MEDUN AE. -Nanti biar saya tanyakan kepara para kyai yang lain Kita turun saja dulu- WARGA 5: MONGGO KYAI. -Mari kyai LS; MS; CU; PAN; TILT; 2 ORANG TAMU....SFX MUSIC SUASANA HUTAN... (2 ORANG TAMU ASAL IRAK MELAKUKAN PERJALANAN MENCARI MAKAM KERABATNYA). 61

62 20. 2 LS; MS; CU; PAN; TILT; KYAI AHMAD RAZI DAN 2 ORANG TAMU. (KYAI AHMAD RAZI SEDANG MENCANGKUL DI SAWAH). NASKAH : TAMU 1: ASSALAMUALAIKUM KYAI AHMAD RAZI: WAALAIKUMSALAM, WONTEN NOPO NGGEH. Ada apa ya?- TAMU 1: KITA SEDANG MELAKUKAN PERJALANAN UNTUK MENCARI MAKAM DAN KAMI SAMPAI DI PEGUNUNGAN INI. KYAI AHMAD RAZI: MAKAM? SEPERTINYA KEMARIN WARGA DESA MELIHAT ADA MAKAM DI HUTAN SANA. MARI-MARI SAYA ANTAR KESANA SAJA. TAMU 1: MARI. (KYAI AHMAD RAZI DAN TAMU MENUJU HUTAN) LS; MS; CU; KYAI AHMAD RAZI DAN 2 ORANG TAMU. NASKAH : KYAI AHMAD RAZI: INI MAKAM YANG 62

63 OSS; PAN; TILT; FOLLOW; KEMARIN SAYA LIHAT. TAMU 1: SEPERTINYA USIA MAKAM INI SUDAH TUA. KYAI AHMAD RAZI : MEMANG BENAR, WARGA BARU KEMARIN MENEMUKANNYA. TAMU 1: (MENGAMBIL TANAH TERSEBUT LALU MENCIUMNYA) SEPERTINYA INI MAKAM KERABAT KAMI. TAMU 2: (MELAKUKAN HAL YANG SAMA SEPERTI TAMU 1) SEPERTINYA MEMANG IYA, SAYA YAKIN. TAMU 1: INI MEMANG MAKAM KERABAT KITA. KYAI AHMAD RAZI: ALHAMDULILLAH KALAU MAKAM INI ADALAH KERABAT ANDA. SEBAIKNYA MARI KITA BICARAKAN DIRUMAH SAYA SAJA. TAMU 1: IYA BENAR, 63

64 MARI LS; MS; CU; OSS; PAN; KYAI AHMAD RAZI DAN 2 ORANG TAMU. NASKAH : KYAI AHMAD RAZI: ANDA YAKIN ITU KERABAT ANDA? TAMU 1: IYA SAYA YAKIN. KYAI AHMAD RAZI: MEMANGNYA MAKAM SIAPA ITU? TAMU 1: ITU ADALAH MAKAM KERABAT KAMI. BELIAU BERNAMA SYEIKH SADZALI. SEORANG PEDAGANG KAYA RAYA DARI TIMUR TENGAH. BELIAU SEORANG SYEH YANG SANGAT DIHORMATI BANYAK ORANG. TAMU 2: BELIAU ADALAH SESEPUH YANG SANGAT KAMI HORMATI KYAI AHMAD RAZI: BAIKLAH KALAU BEGITU, KARENA BELIAU WAFAT DI TANAH INI MAKA KAMI 64

65 WARGA DESA AKAN MEMBANGUN MAKAM TERSEBUT MENJADI LEBIH BAIK. JIKA PARA KERABATNYA DAN SIAPAPUN INGIN BERZIARAH KESANA, SILAHKAN LS; MS; CU; ECU; PAN; TILT; INSERT KONDISI REJENU SAAT INI NARASI : SYEIKH SADZALI WAFAT, KURANG LEBIH TANGGAL 3 SYAWAL DI SALAH SATU PUNCAK GUNUNG DI WILAYAH PEGUNUNGAN MURIA YANG SAAT INI DIKENAL SEBAGAI REJENU. UNTUK MENGHORMATI BELIAU, WARGA SETEMPAT MEMBANGUN MAKAM SYEIKH SADZALI MENJADI LEBIIH BAGUS, SEIRING BERKEMBANGNYA ZAMAN, MAKAM TERSEBUT MENJADI SALAH SATU TEMPAT 65

66 WISATA RELIGI DI KOTA KUDUS. BANYAK WISATAWAN YANG DATANG UNTUK ZIARAH KE MAKAM SYEIKH SADZALI DAN BANYAK PULA WISATAWAN YANG BERKUNJUNG UNTUK MELIHAT BUKTI-BUKTI SEJARAHNYA, YAITU AIR 3 RASA DAN GAPURA MASUK YANG UNIK. Tabel 3.1 Shooting Script Konsep Teknis Pemilihan Alat dan Bahan (Software) Untuk memproduksi sebuah film harus memperhatikan alat-alat apa saja yang akan digunakan dan bahan-bahan apa saja yang diperlukan. Semua alat yang diperlukan harus di-list terlebih dahulu agar nantinya produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sama halnya dengan memproduksi sebuah film dalam membuat Tugas Akhir yang sangat penting untuk membuat listlist peralatan yang diperlukan. Alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat Tugas Akhir adalah, sebagai berikut : 66

67 Peralatan Produksi No. Peralatan Jumlah 1. Camera Canon 60D 1 2. Camera Canon 600D 1 3. Camera Sony A Camera Nikon 1 5. Tripod 2 6. Unit Audio 1 7. Lighting Portable 1 Tabel 3.2 Peralatan Produksi Peralatan Paska Produksi No. Peralatan Jumlah 1. Unit Computer 1 2. Hardisk 1 3. Flashdisk 1 4. DVD 3 5. Adobe Premiere Application 1 Tabel 3.3 Peralatan Paska Produksi Sistem Kerja atau Produksi Pelaksanaan produksi Tugas Akhir, penulis menggunakan sistem kerja sebagai berikut : a. Membuat sinopsis untuk mempermudah saat proses produksi berlangsung, karena jalannya cerita sudah tersusun dengan rapi. 67

68 b. Membuat treatment, karena dalam pengambilan gambar akan berpegang pada treatment cerita, walaupun pada akhirnya saat proses produksi pengambilan gambar ada pengembangan gambar dari camera person. c. Membuat shooting list akan mempermudah saat pengambilan gambar, karena sudah ada bayangan gambar apa saja yang akan di ambil. d. Merangkai naskah untuk mempermudah proses produksi, pemain dan proses dubbing nantinya. e. Menggunakan sistem multi cam (menggunakan lebih dari satu kamera) yaitu kamera DSLR Canon 60D sebagai kamera master, kamera DSLR Canon 600D untuk mengambil insert-insert gambar, kamera Sony A3000 untuk mengambil insert-insert gambar dan kamera DSLR Nikon untuk foto-foto dokumentasi. f. Mencari talent-talent yang dapat memerankan seorang tokoh utama, dan tokoh-tokoh pendamping lainnya. Talent yang dipilih adalah yang mampu mengembangkan naskah menjadi dialog yang menarik dan dapat berekspresi di depan kamera Proses Produksi Pra Produksi Untuk memproduksi sebuah film diperlukan tahapan pelaksanaan atau proses produksi yang tersusun rapi. Penulis memulai dengan mencari ide dan informasi-informasi yang akurat terkait ide yang penulis miliki. Ide tersebut dikembangkan menjadi sebuah cerita yang menarik dan di dalamnya terdapat konflik untuk membuat cerita lebih realistik. Proses yang dilakukan penulis sebelum melakukan produksi, diantaranya : 68

69 a. Riset Riset dilakukan penulis pada tahap awal setelah muncul sebuah ide. Riset dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan narasumber yang berkompeten dan mencari dari buku-buku perpustakaan. Hal ini di lakukan agar data-data yang diperoleh sesuai dengan fakta dan akurat. b. Survey Lokasi Penulis melakukan survey lokasi yng akan dijadikan sebagai tempat untuk shooting yang sesuai dengan ide cerita yang penulis angkat. Penulis memilih format dokudrama yang memiliki keutamaan yakni sesuai dengan fakta, maka penulis memilih tempat sesuai dengan keberadaan dari makam Syeikh Sadzali, yaitu di Rejenu, Kudus. c. Penulisan Treatment Penulis membuat alur cerita untuk mempermudah proses produksi dan proses pengambilan gambar. d. Pemilihan Crew Crew merupakan salah satu hal yang terpenting dalam membuat sebuah film. Crew yang nantinya akan bertugas membuat film sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Penulis menyusun team work beserta job desk-nya agar setiap kru dapat fokus pada masing-masing tugasnya. 69

70 Berikut Job desk yang sudah tersusun : No. Nama Job Description 1. Lorencia Tirtasari Sutradara 2. Titen Hanggarani Penulis Naskah 3. Tessara Adellia Camera Person 4. Daya Surya Samodra Ass. Camera & Editor 5. Sekar Reta Estu Dokumentasi Tabel 3.4 Job Desk e. Pembuatan Naskah Naskah dibuat oleh seorang script writer atau penulis naskah yang didampingi seorang sutradara. Naskah di buat untuk mempermudah pemain dalam melakukan proses shooting. Naskah diberikan kepada para pemain agar dapat memperdalam tokoh dengan mimik wajah (ekspresi). f. Check List Alat Sebelum melakukan pemberangkatan ke lokasi tempat shooting, sebaiknya di cek terlebih dahulu peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa. Apakah semua alat sudah siap dan sudah lengkap. Ini dilakukan untuk meminimalisir kendala-kendala yang akan muncul, seperti kerusakan alat atau kekurangan alat. Memproduksi sebuah film, hal yang perlu diperhatikan adalah merencanakan biaya produksi (budget), agar dapat menghasilkan karya yang maksimal walaupun dengan biaya yang minimal. 70

71 No. Kebutuhan/ Jumlah Dana Perlengkapan 1. Pemain 8 orang x 2 Rp ,- hari 2. Transportasi 2 hari Rp ,- 3. Konsumsi 2 hari Rp ,- 4. Crew 2 hari Rp ,- 5. Biaya Lain-lain Rp ,- (Pembelian Make up dan Perlengkapan tambahan) Total Pengeluaran Rp ,- Tabel 3.5 Biaya pengeluaran Produksi Proses produksi merupakan proses pengambilan gambar atau shooting yang dilakukan setelah melalui tahapan-tahapan di pra-produksi. Proses produksi pembuatan film dokudrama yang berjudul Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu berlangsung selama 2 hari, tepatnya di Desa Japan, Gunung Muria, Kudus. Hari pertama, penulis bersama dengan crew melakukan shooting pengambilan gambar di hutan Kuncen. Lokasi ini dipilih karena sesuai untuk background gambar hutan yang rindang. Kendala yang penulis hadapi di hari pertama adalah 71

72 medan yang sulit karena harus mendaki ke tempat yang dituju. Ditambah juga, terkadang ada beberapa warga yang lewat saat sedang shooting sehingga peralatan harus segera disingkirkan. Hari kedua, penulis bersama dengan crew berpindah lokasi di Rejenu, tempat makam dari Syeikh Sadzali dan juga tempat mata air tiga rasa. Shooting dimulai pada siang hari hingga sore hari. Proses produksi di hari kedua, cukup lancar baik dari pemain ataupun teknis. Kendala yang penulis hadapi adalah baterai kamera yang sudah habis, namun sudah di back up dengan kamera lain. Proses produksi yang penulis lakukan bersama dengan crew, antara lain : a. Pembuatan Work Schedule Work Schedule adalah penjadwalan yang dilakukan untuk melakukan proses produksi. Hal ini dilakukan agar proses produksi dapat berjalan teratur dan sesuai dengan deadline, mengingat sebuah produksi film tidak hanya melibatkan crew saja tetapi juga melibatkan banyak orang, seperti pemain/ talent. b. Pengecekan Alat Sutradara, Camera Person dan Asisten Kamera melakukan pengecekan alat sebelum memulai shooting. Baik dari kamera, tripot, audio dan lighting. Hal ini terus dilakukan untuk meminimalisir kendala-kendala yang akan terjadi selama proses produksi. Dengan begitu, proses produksi menjadi lebih terkoordinir dan berjalan lancar. c. Shooting Proses shooting merupakan tahapan yang paling penting, karena proses pengambilan gambar ini akan menjadi hasil akhir dari suatu proses pembuatan film. 72

73 Dalam proses shooting, setiap crew sudah bekerja dengan fokus pada tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Proses shooting dilakukan secara outdoor atau di luar ruangan, baik pagi, siang atau sore hari dengan tetap melakukan pengaturan cahaya dengan menggunakan lighting portable dan sterofoam. Lighting portable digunakan untuk mengatur pencahayaan di lokasi, bagaimana setting waktu yang dibutuhkan, apa sore atau malam hari. Sedangkan sterofoam digunakan untuk membantu penerangan pada pemain/ talent agar tidak terlihat gelap (skin tone) Paska Produksi Tahapan paska produksi merupakan proses yang penting untuk finishing suatu karya film. Tahap ini sangat bergantung pada kualitas kerja di tahap sebelumnya. Jika proses perekaman dilakukan dengan baik, maka proses penyuntingan atau editing akan dapat dilakukan dengan mudah. Hal-hal yangdilakukan pada proses paska produksi adalah : a. Sortir Gambar Saat produksi selesai dilakukan, penulis bersama dengan kru memilih dan memilah video yang sudah ada ke dalam folder scene per adegan agar dapat mempermudah editor untuk melakukan proses editing. b. Pemilihan Gambar Pemilihan gambar juga diperlukan untuk mempermudah proses editing. Penulis bersama crew, memilih video-video dengan kualitas gambar, angle, variari yang baik yang akan dipilih editor untuk disusun menjadi sebuah film. 73

74 c. Editing Proses editing dilakukan oleh seorang editor, yaitu proses pemotongan dan penyambungan gambar-gambar yang sudah dipilih. Ditambah dengan diberikan efek musik atau transisi pada gambar. d. Musik dan Sound Effect Pemberian musik dan sound effect diperlukan dalam sebuah video untuk menambah efek dramatisir suatu adegan agar terkesan lebih nyata. e. Desain Grafis Desain yang dimaksudkan tahap ini digunakan untuk penampilan gambar opening dan closing. f. Mixing Proses memadukan gambar dan suara menjadi satu kesatuan yang nantinya dapat saling mendukung. g. Titling Proses membuat tulisan atau text yang digunakan untuk judul, nama pemain, naskah yang menggunakan bahasa Jawa dan credit title. h. Preview Proses pemutaran ulang dan evaluasi hasil editing yang dibuat oleh editor sebelum dinyatakan layak tayang. i. Mastering Proses transfer hasil editing kedalam pita kaset, keeping VCD, DVD atau ke dalam media lain. 74

75 BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 IMPLEMENTASI KARYA Dalam produksi Tugas Akhir Film dokudrama Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu, penulis bertindak sebagai Camera Person. Dimana seorang camera person atau juru kamera berperan penting dalam membuat rangkaian shot dan memilih angle dalam melakukan proses produksi. Berikut print out karya : No. Audio Video 1. Colour Bar 2. Gambar 4.1 Colour Bar ID Gambar 4.2 ID 75

76 3. Countdown 4. Gambar 4.3 : Countdown Narasi Perdagangan Internasional 5. Gambar 4.4 Narasi Produksi Gambar 4.5 Produksi 76

77 6. Judul Film 7. Gambar 4.6 Judul Film Transisi Tahun 8. Gambar 4.7 Tahun (1) Perjalanan Syeikh Sadzali. Gambar 4.8 Adegan 1 77

78 9. Syeikh Sadzali dan pengikutnya singgah di gubuk. 10. Gambar 4.9 Adegan 2 Syeikh Sadzali melanjutkan perjalanan. 11. Gambar 4.10 Adegan 3 Syeikh Sadzali menetap di hutan. Gambar 4.11 Adegan 4 78

79 12. Syeikh Sadzali meracik jamu. 13. Gambar 4.12 Adegan 5 Syeikh Sadlzali membuat sumur. 14. Gambar 4.13 Adegan 6 3 warga melihat Syeikh Sadzali membuat sumur. Gambar 4.14 Adegan 7 79

80 15. Warga menceritakan sumur tersebut. 16. Gambar 4.15 Adegan 8 Warga desa memakai sumur untuk keperluan lain. 17. Gambar 4.16 Adegan 9 Pengikut Syeikh Sadzali melihat warga yang menggunakan sumur. Gambar 4.17 Adegan 10 80

81 18. Syeikh Sadzali menyendiri di hutan. 19. Gambar Adegan 11 Pengikut Syeikh Sadzali menutup sumur. 20. Gambar 4.19 Adegan 12 Syeikh Sadzali dan pengikutnya menyendiri di hutan. Gambar 4.20 Adegan 13 81

82 21. Syeikh Sadzali kembali ke hutan. 22. Gambar 4.21 Adegan 14 Transisi tahun 23. Gambar 4.22 Tahun (2) 2 warga melihat makam. Gambar 4.23 Adegan 15 82

83 24. Warga menceritakan ke Kyai Ahmad Razi. 25. Gambar 4.24 Adegan 16 Kyai Ahmad Razi dan warga melihat makam. 26. Gambar 4.25 Adegan 17 Tamu dari Irak melakukan perjalanan. Gambar 4.26 Adegan 18 83

84 27. Tamu dari Irak bertemu Kyai Ahmad Razi. 28. Gambar 4.27 Adegan 19 Kyai Ahmad Razi dan tamu melihat makam. 29. Gambar 4.28 Adegan 20 Kyai Ahmad Razi dan Tamu berbicara mengenai makam. Gambar 4.29 Adegan 21 84

85 30. Keadaan makam saat ini. 31. Gambar 4.30 Adegan 22 Credit Title 31. Gambar 4.31 Credit Title Logo Broadcasting Gambar 4.32 Logo Tabel 4.1 Print Out Karya 85

86 4.2 ANALISA KARYA Dalam proses membuat karya dengan format dokudrama memerlukan persiapan, perencanaan, kelengkapan dan konsep yang matang. Sebagai seorang camera person, dimana yang penting adalah untuk lebih memahami proses pembuatan karya film dokudrama, penulis akan dengan mudah, jelas dan jujur dalam memberikan penilaian terhadap karya yang telah dibuat. Dengan menjabarkan melalui SWOT (Strength, Weakness, Opportunities and Threat : Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) dari karya film Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu, yaitu : Kekuatan Karya Karya film dokudrama Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu ini mengangkat sejarah kisah dari tokoh yang bernama Syeikh Sadzali. Pedagang asal Irak yang karena keberadaannya munculah Desa Japan dan sumber mata air tiga rasa yang kini dijadikan sebagai salah satu tempat pariwisata di kota Kudus. Film ini mengenalkan tokoh Syeikh Sadzali yang begitu dihormati oleh masyarakat luas dan dikemas ke dalam sebuah bentuk film dengan format dokudrama agar dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif tontonan yang bersifat informatif, menarik dan menambah pengetahuan serta wawasan. Melalui proses produksi atau shooting dalam film ini, penonton dapat melihat bagaimana sejarah awal mula Syeikh Sadzali, bagaimana bisa sampai di Kudus dan bagaimana sumber mata air tiga rasa tercipta Kekurangan Karya Meskipun memiliki kekuatan atau kelebihan, film Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu, tidak luput dan masih memiliki banyak kekurangan, seperti : 86

87 a. Pengaturan komposisi gambar yang disesuaikan dengan lokasi dan audio yang tak terduga. b. Kekurangan insert-insert gambar di lokasi, baik hutan ataupun rejenu untuk tambahan shot. c. Tidak bisa mengeksplorasi lokasi shooting secara maksimal. d. Noise-noise dalam produksi, pengambilan gambar secara outdoor berupa audio serta gambar Kesempatan/ Peluang Karya Dengan film dokudrama Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu, dapat disukai oleh masyarakat. Selain memberikan sajian tontonan yang menarik, film ini juga memberikan informasi, edukasi, menambah pengetahuan serta wawasan kepada generasi penerus untuk lebih memahami sejarah yang ada di Indonesia. Terlebih, belum adanya media baik cetak ataupun elektronik yang memberitakan tokoh Syeikh Sadzali, sehingga masyarakat luas bisa mengenal tokoh tersebut. sebagai contoh film kedepan, penulis memberi gambaran seperti : a. Ahmad Hasan: Rujukan Kajian Islam b. Sejarah Tradisi Suronan di Indonesia c. Sejarah Meron di kota Sukolilo d. Tradisi Buka Luwur di Makam Syeikh Sadzali Ancaman Karya Penulis selaku Camera Person yakin bahwa film ini tidak memberikan dampak yang buruk (negative) bagi penonton. Namun, film ini memberikan pengetahuan dan wawasan serta memiliki informasi yang dapat menambah pengetahuan akan sejarah kota Kudus. Tidak hanya sebagai tontonan, film ini juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah. 87

88 4.3 LAPORAN PENCIPTAAN Dalam pelaksanaan suatu proses pembuatan karya, terjadi beberapa perubahan dari perencanaan yang sudah ada, begitu pula dalam pengeluaran biaya produksi (budget), diantaranya : No. Perubahan Konsep Awal Proses Kendala Produksi 1. Jadwal Produksi 5 hari 2 hari Dikarenakan pemain/ talent hanya bisa melakukan produksi selama 2 hari dan juga karena sudah deadline untuk pengumpulan karya Tugas Akhir. 2. Lokasi Rejenu, hutan Rejenu dan Adanya penemuan dan permukiman hutan beberapa rumah warga warga di lokasi rejenu, sehingga penulis dan crew tidak perlu mencari permukiman warga di lokasi lain. 3. Naskah Adanya perubahan naskah dikarenakan ada satu orang pemain yang berhalangan hadir, namun tidak merubah konsep 88

89 4. Biaya Produksi yang telah dibuat. 5 hari 3 hari Biaya awal sudah dipersiapkan selama 5 hari, namun karena adanya perubahan waktu produksi menjadi lebih singkat sehingga biaya produksi baik konsumsi, wardrobe mengikuti waktu produksi berlangsung. Tabel 4.2 Laporan Penciptaan 4.4 PENDUKUNG DAN STRATEGI PROMO Di setiap program acara televisi yang akan disiarkan sangat membutuhkan suatu promo program. Promo program yang ada digunakan sebagai salah satu cara agar masyarakat mengetahui program yang baru dan akan disiarkan. Untuk mempromosikan program ini kepada masyarakat, penulis mempromosikan dengan mengunggah melalui media internet, seperti youtube, facebook, twitter dan instagram dan penulis mengunggah beberapa foto sebagai media pendukung yang memberikan gambaran mengenai film Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu. a. Youtube Media internet saat ini sedang banyak digunakan oleh masyarakat luas, baik anak-anak, remaja dan dewasa. Media Youtube adalah media yang paling sesuai untuk digunakan sebagai media promosi dalam bentuk video. Dan untuk jangka panjang, ketika masyarakat ingin manambah pengetahuan dan wawasan mereka akan sejarah Indonesia, 89

90 maka masyarakat dapat melihat dan mengunduh film ini melalui youtube tanpa harus memantau di televisi. b. Social Media Social media adalah alat promosi yang tepat untuk mempromosikan film Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu. Beberapa social media yang akan penulis gunakan untuk mempromosikan karya ini, yaitu : 1. Facebook Karya, poster dan beberapa foto dari film Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu akan diunggah di akun Facebook pribadi penulis, yaitu Tessara Adellia. 2. Twitter Karya dan poster dari film Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu akan diunggah di akun Twitter pribadi 3. Instagram Instagram adalah media sosial yang tidak bisa mengunggah karya dengan durasi panjang dan difokuskan untuk media foto, sehingga media ini cocok untuk promosi poster dan foto-foto dari film Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu dan akan diunggah diakun Instagram pribadi Beberapa foto yang nantinya akan saya unggah, diantaranya : 90

91 Gambar 4.29 Foto 1 Gambar 4.30 Foto 2 c. Poster Poster merupkan salah satu karya pendukung yang penulis ciptakan untuk menunjang karya dalam film ini. Poster akan di tempel di beberapa tempat yang strategis dan di tempat pengajaran. 91

92 Gambar 4.31 Poster 92

93 BAB V PENUTUP 5.1 REKOMENDASI Program film format dokudrama dengan judul Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu ini diharapkan mampu menarik hati penonton untuk menyaksikan serta memberikan hiburan dan informasi mengenai sejarah tokoh dan sejarah di Indonesia. Informasi ini diharapkan mampu membuat masyarakat untuk lebih mengapresiasikan sejarah yang menjadi bagian dari peradaban dan perkembangan dunia hingga kini. Selain itu, melalui film dokudrama ini masyarakat mengenal tokoh penting di Kudus, tidak hanya Sunan Muria, tetapi juga Syeikh Sadzali dan mampu mempengaruhi masyarakat untuk menonton film yang tidak hanya menyajikan hiburan, namun juga memiliki nilai informasi yang positif. Dengan adanya film Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu, penulis memiliki beberapa masukan yang bisa menjadi referensi konsep pembuatan film dokudrama di kemudian hari, khususnya mengangkat sejarah seorang tokoh. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengamatan terhadap kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Pengamatan dapat membantu kita untuk menemikan ide atau tema dan permasalahan yang bisa diangkat menjadi sebuah film. 2. Lakukan riset terhadap ide atau tema yang ingin kita angkat sehingga informasi yang kita sajikan berdasarkan pada fakta. Terlebih untuk film dengan format dokumenter yang harus pada fakta dan kenyataan. 3. Menentukan dan merancang konsep dengan jelas, sehingga informasi cerita yang dikemas dapat tersampaikan dengan baik. 93

94 4. Buatlah alur cerita yang menarik karena di dalam film, cerita yang memiliki konflik akan sangat berpengaruh terhadap minat penonton untuk menyaksikan film kita. 5. Sajikan informasi dengan visualisasi yang menarik agar penonton tidak merasa jenuh ketika menontonnya. Pilihlah angle camera yang baik agar membuat cerita terkesan dramatik. 6. Mengambil stok gambar sebanyak-banyaknya dengan angle camera yang variatif. Hal ini sangat membantu pada saat proses editing, ketika ada gambar yang tidak menarik atau tidak bagus maka bisa digantikan dengan gambar lainnya. 7. Berikan keunikan sikap, sifat dan penampilan pada masing-masing karakter talent agar masyarakat dapat mengenali dan mengetahui karakter setiap pemain/talent. 8. Pilih pemain/talent yang dapat memerankan karakter dengan baik karena hal ini sangat berpengaruh terhadap informasi yang akan disampaikan, apakah akan tersampaikan dengan baik atau tidak. 9. Membuat working schedule agar selama proses produksi dapat berjalan lancar dan mencapai hasil yang maksimal. 10. Menyiapkan beberapa rencana/planning cadangan. Hal ini berguna jika rencana awal tidak dapat dilakukan atau terjadi kendala dalam proses produksi, sehingga mempermudah saat tahap-tahap produksi dilakukan. 11. Selalu menjaga kekompakan antar sesama tim produksi maupun pemain/talent dan ciptakan suasana ceria namun tetap kondusif untuk menjaga semangat ketika produksi. Ingatlah bahwa dalam melakukan sebuah produksi kita membutuhkan satu sama lain dan saling berkesinambungan, seperti mata rantai. 94

95 5.2 EVALUASI Dalam produksi film dengan format dokudrama, penulis mengalami beberapa kendala diantaranya perijinan dengan pihak Rejenu, sehingga penulis dan kru tidak bisa memaksimalkan pengambilan gambar. Ditambah dengan lokasi yang sulit untuk melakukan shooting karena jalannya yang terjal atau menaik dan waktu yang dirasa terlalu singkat untuk produksi. Beberapa perubahan juga harus dilakukan selama produksi berlangsung, namun karena adanya rencana/planning cadangan dan bantuan masukan dari tim produksi maka proses produksi tetap berlangsung dengan baik. Melalui kendala-kendala yang penulis hadapi saat pembuatan karya Tugas Akhir, akan sangat bijak jika dalam produksi selanjutnya dilakukan persiapan yang matang untuk mengurangi kesulitan saat proses produksi berlangsung. Selalu pastikan segala aspek teknis maupun nonteknis siap dan tidak mengalami kendala. Selain itu, penulis menyadari bahwa kondisi mood pemain maupun kru saat proses produksi berlangsung sangat berpengaruh sehingga penting untuk selalu menjaga suasana produksi tetap hangat. Film dokumenter di Indonesia saat ini masih minim dan kurang begitu diminati masyarakat, produksi-produksi film lebih memilih membuat film dengan tema-tema percintaan atau horor yang lebih diminati masyarakat, padahal Indonesia kaya akan adat istiadat, tradisi dan kebudayaaan yang wajib kita lestarikan dan publikasikan. Oleh karena itu, film dokudrama ini harus mempunyai rancangan konsep yang matang dan berbeda dari film dokumenter yang sudah ada dengan memberikan inovasi yang lebih baik. Dengan begitu seakan-akan penonton tidak hanya merasa terhibur, tetapi juga mendapatkan makna cerita yang terkandung di dalam film. Film dokudrama yang berjudul Jejak Syeikh Sadzali di Tanah Rejenu ini memiliki keunikan yang layak untuk diekploitasi lebih dalam di kemudian hari. Penulis mengharapkan setelah menyaksikan karya film ini, penonton dapat menerima informasi dengan baik mengenai sejarah dari tokoh Syeikh Sadzali, sejarah sumber mata air tiga rasa Rejenu dan menikmati film yang sudah penulis buat. 95

96 DAFTAR PUSTAKA Ayawaila, Gerzon R Dokumenter : Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press. Baksin, Askurifai Videografi : Operasi Kamera & Teknik Pengambilan Gambar. Bandung: Widya Padjadjaran. Badjuri, Adi Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Brata, Vincent Bayu Tapa Videografi dan Sinematografi Praktis. Jakarta: Elex Media Komputindo. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus Welcome to Kudus Regency. Kudus: Central Java. Efendi, Heru Mari Membuat Film. Jakarta: Panduan dan Pustaka Konfiden. Elvinaro Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Onong Uchjana Effendy, M.A., DRS., Prof Televisi Siaran Teori & Praktek. Bandung: Mandar Maju. Semedhi, Bambang Sinematografi-Videografi. Malang: Ghalia Indonesia. Syahputra Jurnalistik Infotainment. Yogyakarta: Pilar Media. Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus. SUMBER WEB : diakses pada 10 Juni

97 LAMPIRAN 97

98 98

99 99

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala. JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas

Lebih terperinci

Pengertian Videografy

Pengertian Videografy Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah

Lebih terperinci

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar Macam Macam Angle Pengambilan Gambar 1. Bird eye. Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC PHOTOGRAFI Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN

Lebih terperinci

Produksi AUDIO VISUAL

Produksi AUDIO VISUAL Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard

Lebih terperinci

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS Referensi DOKUMENTER dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS DOKUMENTER PERTEMUAN 1 Dokumentaris Umumnya sineas dokumenter merangkap beberapa posisi : produser, sutradara, penulis

Lebih terperinci

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM FILM DOKUDRAMA JEJAK SYEIKH SADZALI DI TANAH REJENU

TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM FILM DOKUDRAMA JEJAK SYEIKH SADZALI DI TANAH REJENU TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM FILM DOKUDRAMA JEJAK SYEIKH SADZALI DI TANAH REJENU Titen hanggarani, Agus Triyono Program Studi Penyiaran-D3, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula1

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera 3D Graphic Architecture - 1 05 POKOK BAHASAN Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera ASPECT RATIO Definisi AspectRatio adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye Definisi kampanye memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST 3.1 Tujuan Komunikasi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota yang baik adalah kota yang menghargai budayanya dan tetap menjaga tradisi leluhurnya. Seiring dengan perkembangan zaman yang ada, terjadi perubahan sosial kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga saat ini ada 11 stasiun televisi nasional dan 230 lebih televisi lokal memancarkan siaran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Guna mendukung pembuatan karya video yang berjudul Sampah Visual maka karya video akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka, antara lain: sejarah film, film pendek, mekanisme produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Foto

Teknik Pengambilan Foto Pertemuan 9 Fotografi Teknik Pengambilan Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Teknik Pengambilan Foto Camera Shot Dalam produksi video maupun film, jenis-jenis shot dalam pengambilan

Lebih terperinci

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting ) Pengambilan Gambar (Video Shooting ) Siswa dapat mendefenisikan Video Shooting Siswa dapat mendefenisikan df iik Kamera Video Siswa dapat mengklassifikasikan macam macam Kamera Video Siswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Menurut Rakhmat (2004:189), komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik Televisi merupakan perkembangan dari berbagai penemuan di dunia sebelumnya, yang mulai di awali dari penemuan teleskop, telegraf, telefon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Camera merupakan suatu Alat yang digunakan untuk Merekam suatu kejadian atau mengabadikan suatu kejadian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komunikasi massa yaitu komunikasi yang penyebarannya menggunakan media massa, dengan khalayak yang bersifat heterogen (meluas dan menyeluruh) dan isi pesan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA 3.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat menggunakan kamera dengan pergerakan yang variatif. 3.2 Pergerakan Kamera Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari sutu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : KI 2 : KI 3 : KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1 Swara Liyan (TVRI) Menyajikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan juga kalangan menengah kebawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi mempunyai peranan bagi kehidupan masyarakat, sebagai sarana mendapatkan informasi, hiburan, pendidikan dan referensi. Daya tarik utama televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: 11Fakultas FIKOM Dasar- dasar Jurnalistik TV TIM LIPUTAN BERITA Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan TIM LIPUTAN BERITA Kegiatan peliputan berita di lapangan,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya film akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain film, macam-macam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memahami pengertian manajemen komunikasi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian komunikasi secara umum. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perfilman Indonesia pada saat ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa trandisional, dan masa penjajahan sampai masa kemerdekaan.film adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera KODE UNIT : TIK.MM02.006.01 JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk menginterpretasikan uraian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi disekitarnya. Media massa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sejarah Istilah sejarah berasal dari bahasa arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Menurut bahasa arab sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Modul ke: Produksi Media PR AVI Teknik Dasar Penggunaaan Kamera Audiovisual untuk proses produksi media PR non printed Fakultas Ilmu Komunikasi Novida Irawan, M.Si Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh penulis secara langsung dan data yang diperoleh adalah

Lebih terperinci

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Program Dokumenter Drama Fakultas 12FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dari Perancangan Program Features Televisi Lokal Surabaya Bertema Bike Adventure dengan Lingkup Jawa Timur untuk Dewasa ini dapat diambil

Lebih terperinci

merupakan suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.

Lebih terperinci

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) DASAR VIDEO GRAFI KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) TAHAPAN PEMBUATAN KARYA VIDEO / STANDARD OPERATIONAL PROCEDUR: Pra Produksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci