MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR. Penyakit Chikungunya
|
|
- Yenny Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Penyakit Chikungunya OLEH KELOMPOK 3 1. Mira Istiana ( ) 2. Titi Permatasari Utami ( ) 3. Astria Ulfa ( ) 4. Enny Rospitasari ( ) 5. Agustina Nurayutami ( ) 6. Disnia Paramitha Ronasyari ( ) 7. Erni Yusnita ( ) PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Indralaya, Nopember 2016 Penyusun ii
3 DAFTAR ISI Halaman Judul... I Kata Pengantar... Ii Daftar Isi... Iii BAB I Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan... 3 BAB II ISI Pengertian Chikungunya Sejarah dan Penyebaran Chikungunya Chikungunya di Indonesia Penyebab Chikungunya Mekanisme Penularan Chikungunya Faktor Resiko Chikungunya Gejala Penyakit Chikungunya Pengobatan Penyakit Chikungunya Pencegahan PenyakitChikungunya Studi Kasus Penyakit Chikungunya... 9 BAB III Penutup iii
4 3.1 Kesimpulan Penutup Daftar Pustaka iv
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara berkembang seperti Indonesia, angka kematian penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena banyak dipengaruhi faktor lingkungan dan perilaku hidup masyarakat. Terlebih lagi dalam kondisi sosial ekonomi yang memburuk, tentunya kejadian kasus penyakit menular memerlukan penanganan yang lebih serius, profesional, dan bermutu. Indonesia juga menghadapi beban ganda dalam pembangunan kesehatan atau yang dikenal dengan double burden. Dewasa ini masih dihadapkan dengan meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging diseases), sementara penyakit tidak menular atau degeneratif mulai meningkat. Di samping itu telah timbul pula berbagai penyakit baru (new-emerging diseases). Salah satu masalah yang menjadi perhatian dan tercantum dalam PERPRES No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti upaya penyehatan lingkungan. Salah satu penyakit menular yang masih menjadi perhatian dan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dewasa ini yaitu Demam Chikungunya yang penyebarannya semakin luas. Di Indonesia, infeksi virus Chikungunya telah ada sejak abad ke-18 seperti yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus ini menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam 5 hari (vijfdaagse koorts) yang kadangkala disebut juga sebagai demam sendi (knokkel koorts). Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan pada tahun 1973 di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan di Jakarta. Tahun 1982 di Kuala Tungkal Provinsi Jambi dan tahun 1983 di Yogyakarta. Sejak tahun 1985 seluruh provinsi di Indonesia pernah melaporkan adanya KLB Chikungunya. KLB Chikungunya mulai banyak dilaporkan sejak tahun 1999 yaitu di Muara Enim, tahun 2000 di Aceh, tahun 2001 di Jawa Barat ( Bogor, Bekasi, Depok ), tahun 2002 di Palembang, Semarang, Indramayu, Manado, DKI, Banten, tahun 2003 terjadi di beberapa wilayah 1
6 pulau Jawa, NTB, Kalimantan Tengah. Secara epidemiologis, saat ini hampir seluruh wilayah di Indonesia berpotensial untuk timbulnya KLB Chikungunya. Penyakit Chikungunya ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus seperti halnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang cara penanggulangannya telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Penanggulangan secara lintas program dan lintas sektor telah dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, sehingga cara penanggulangan penyakit Chikungunya bukan merupakan sesuatu hal yang sangat khusus, namun dapat dilakukan secara bersamaan dengan upaya pengendalian penyakit DBD. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah dalam hal ini penulis menyusun makalah ini sebagai penambah pengetahuan dan wawasan tentang Penyakit Menular Chikungunya tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penyakit chikungnya itu? 2. Bagaimana sejarah dan penyebaran penyakit chikungunya? 3. Bagaimana kondisi penyakit chikungunya di Indonesia? 4. Apakah penyebab penyakit chikungunya? 5. Bagaimana mekanisme penularan penyakit chikungunya? 6. Apa saja faktor resiko penyakit chikungunya? 7. Apa saja gejala penyakit chikungunya? 8. Bagaimana pengobatan penyakit chikungunya? 9. Bagaimana pencegahan penyakit chikungunya? 10. Bagaimana hasil studi kasus penyakit chikungunya? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penyakit chikungnya 2. Untuk mengetahui sejarah dan penyebaran penyakit chikungunya 3. Untuk mengetahui penyakit chikungunya di Indonesia 4. Untuk mengetahui penyebab penyakit chikungunya 5. Untuk mengetahui mekanisme penularan penyakit chikungunya 2
7 6. Untuk mengetahui faktor resiko penyakit chikungunya 7. Untuk mengetahui gejala penyakit chikungunya 8. Untuk mengetahui pengobatan penyakit chikungunya 9. Untuk mengetahui pencegahan penyakit chikungunya 10. Untuk mengetahui hasil studi kasus penyakit chikungunya 1.4 Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan serta wawasan tentang pemyakit menular Chikungunya 2. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Memberi informasi bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsri tentang penyakit menular Chikungunya 3
8 BAB II ISI 2.1 Pengertian Chikungunya Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease atau penyakit lama yang merebak kembali. Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya yang dikenal dengan nama Alphavirus dari famili Togaviridae dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Penyakit ini termasuk Self Limiting Disease atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini memiliki asal bahasa dari Swahili yang memiliki arti yaitu gejala penderita yang memiliki posisi melengkung atau meliuk dan juga penyebab postur tubuh yang demikian karena nyeri yang sangat hebat pada bagian sendi. Nyeri yang dirasakan menurut penelitian dari Kantor Keamanan Laboratorium Kanada (MSDS) terjadi pada lutut, persendian kaki dan tangan. 2.2 Sejarah dan Pernyebaran Chikungunya Dari sejarah diduga KLB Chikungunya pernah terjadi pada tahun 1779 di Batavia dan Kairo; 1823 di Zanzibar; 1824 di India; 1870 di Zanzibar; 1871 di India; 1901 di Hongkong, Burma, dan Madras; 1923 di Calcuta. Pada tahun 1928 di Cuba pertama kali digunakan istilah dengue, ini dapat diartikan bahwa infeksi Chikungunya sangat mirip dengan Dengue. Dari tahun 1952 sampai kini virus telah tersebar luas di daerah Afrika dan menyebar ke Amerika dan Asia. Virus Chikungunya menjadi endemis di wilayah Asia Tenggara sejak tahun Pada akhir tahun 1950 dan 1960 virus berkembang di Thailand, Kamboja, Vietnam, Manila dan Burma. Tahun 1965 terjadi KLB di Srilanka. 2.3 Chikungunya Di Indonesia Di Indonesia, KLB penyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan dan tercatat pada tahun 1973 terjadi di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan di DKI Jakarta, Tahun 1982 di Kuala Tungkal Provinsi Jambi dan tahun 1983 di Daerah Istimewa 4
9 Yogyakarta. KLB Chikungunya mulai banyak dilaporkan sejak tahun 1999 yaitu di Muara Enim (1999), Aceh (2000), Jawa Barat ( Bogor, Bekasi, Depok ) pada tahun 2001, yang menyerang secara bersamaan pada penduduk di satu kesatuan wilayah (RW/Desa ). Pada tahun 2002 banyak daerah melaporkan terjadinya KLB Chikungunya seperti Palembang, Semarang, Indramayu, Manado, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur dan lain-lain. Pada tahun 2003 KLB Chikungunya terjadi di beberapa wilayah di pulau Jawa, NTB, Kalimantan Tengah. Tahun 2006 dan 2007 terjadi KLB di Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 di Indonesia terjadi KLB Chikungunya pada beberapa provinsi dengan kasus tanpa kematian. Penyebaran penyakit Chikungunya biasanya terjadi pada daerah endemis Demam Berdarah Dengue. Banyaknya tempat perindukan nyamuk sering berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit Chikungunya. Saat ini hampir seluruh provinsi di Indonesia potensial untuk terjadinya KLB Chikungunya. KLB sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan. Penyakit Chikungunya sering terjadi di daerah sub urban. 2.4 Penyebab Chikungunya Penyakit Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) yang termasuk keluarga Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Cara transmisi bagi chikungunya ini adalah vector-borne yaitu melalui gigitan nyamuk Aedes sp yang terinfeksi. Transmisi melalui darah berkemungkinan bisa terjadi dengan satu kasus pernah dilaporkan. CHIKV dikatakan tidak bisa ditularkan malalui ASI. 2.5 Mekanisme Penularan Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes SPP Nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu penelitian lebih lanjut. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur 5
10 berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. 2.6 Faktor Resiko Penyakit Chikungunya Terdapat tiga faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit Chikungunya, yaitu: manusia, virus dan vektor perantara. Beberapa faktor penyebab timbulnya KLB demam Chikungunya adalah: 1. Perpindahan penduduk dari daerah terinfeksi 2. Sanitasi lingkungan yang buruk. \ 3. Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk (sanitasi lingkungan yang buruk) Ada gelombang epidemi 20 tahunan mungkin terkait perubahan iklim dan cuaca. Anti bodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap serangan virus selanjutnya. Oleh karena itu perlu waktu panjang bagi penyakit ini untuk merebak kembali. 2.7 Gejala Penyakit Chikungunya Gejala-gejala penyakit chikungunya dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Demam Gejala utama penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam disertai menggigil selama 2-5 hari. Gejala demam biasanya timbul mendadak secara tibatiba dengan derajat tinggi ( >40ºC). Demam kemudian menurun setelah 2-3 hari dan bisa kambuh kembali 1 hari berikutnya diikuti dengan nyeri pada persendian. Demam ini membentuk kurva Sadle back fever (Bifasik). 6
11 b) Sakit Persendian Salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang. Gejalanya mirip dengan virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. Misalnya saja mengalami sakit pada persendian, tidak menyebabkan kematian dan masih banyak lainnya. c) Nyeri Otot Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki. d) Ruam Pada Kulit Biasanya penyakit ini menyerang pada jaringan sel epidermis atau jaringan terluar dari kulit. Sehingga gejala yang dirasakan antara lain berupa ruam atau bintik kemerahan pada kulit. Ruam pada kulit ini akan disertai dengan adanya demam yang dirasakan selama tiga hingga lima hari. Lokasi ruam biasanya terdaat disekitar muka, badan, tangan, dan kaki. Kadang juga ditemukan pendarahan pada gusi. e) Mual dan Muntah Biasanya yang akan dirasakan oleh penderita penyakit Chikungunya yang berakibat pada mual dan muntah. Mual dan muntah yang dilakukan tak jarang akan disertai dengan bercak darah yang ada didalamnya. Namun berbeda dengan pendarahan yang didapatkan pada penyakit demam berdarah pendarahan berupa muntah darah yang dirasakan hanya sedikit. f) Sakit Kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui conjungtival infection dan sedikit fotophobia. g) Kejang dan penurunan kesadaran Kejang biasanya pada anak karena demam yang terlalu tinggi, jadi kemungkinan bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-kadang kejang disertai penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal (cerebro spinal) tidak ditemukan kelainan biokimia atau jumlah sel. h) Gejala lain Kadang dijumpai pembesaran kelenjar getah bening dibagian leher dan kolaps pemnuluh darah kapiler 7
12 2.8 Pengobatan Penyakit Chikungunya Sehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang berguna sebagai tindakan preventif juga belum ditemukan. Pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik, antiinflamasi.. Pemberian aspirin kepada penderita demam chikungunya ini tidak dianjurkan karena dikuatiri efek aspirin terhadap platelet. Pemberian chloroquine phosphate sangat efektif untuk arthritis chikungunya kronis. Penularan wabah chikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti berminat mengembangkan agen antivirus baru, RNAi. Ianya bertindak mencegah infeksi yang ditimbulkan virus dengan mengganggu post transcriptional expression mrna. Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi cukup karbohidrat dan protein serta minum sebanyak munkin untuk meminum jus buah segar. Pemberian vitamin dan istirahat yang cukup juga berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. 2.9 Pencegahan Penyakit Chikungunya a) Untuk menghindari gigitan nyamuk 1. Secara rutin menjaga kebersihan bak mandi, vas bunga yang ada airnya, kaleng atau pun botol bekas yang menanmpung air. 2. Bersihkan serangga yang bercorak hitam putih yang biasanya bersarang di bendabenda menggantung, lukisan dan berbagai benda lainnya. 3. Selalu buka pintu dan jendela pada pagi hari hingga semua udara yang segar masuk ke dalam rumah. 4. Jaga kebersihan halaman dan daerah rumah serta hindari pakaian yang banyak menggantung. 5. Menggunakan kelambu atau obat nyamuk jika tidur pada siang hari. Efektifitas kelambu dapat ditingkatkan dengan memakai permetrin (Pyrethroid insektisida). 6. Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah 7. Menggunakan pakaian elngan panjang dan celana panjang untuk menutupi tubuh. b) Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). 8
13 PSN ini bertujuan mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sehingga penularan Chikungunya dapat dicegah atau dibatasi. Cara memberantas nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang tepat melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah kegiatan memberantas jentik ditempat berkembang biaknya dengan cara : a. Kimiawi (Larvasidasi). Larvasidasi adalah pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida.. Kegiatan ini tepat digunakan apabila surveilans epidemiologi penyakit penyakit dan vektor menunjukkan adanya periode berisiko tinggi dan di lokasi dimana KLB mungkin timbul. b. Biologi Penerapan pengendalian biologis yang ditujukan langsung terhadap jentik hanya terbatas pada sasaran berskala kecil. Pengendalian dengan cara ini misalnya dengan memelihara ikan pemakan jentik atau dengan bakteri. c. Fisik Pengendalian secara fisik ini dikenal dengan kegiatan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur) yaitu : a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum dan lain-lain seminggu sekali (M1). b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air, tempayan dan lain-lain (M2). c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3) 2.10 Studi Kasus Penyakit Chikungunya Pada Oktober 2006, bertepatan dengan Ramadhan, di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok muncul suatu penyakit dengan tanda-tanda klinis penyakit tersebut menunjukkan chikungunya. Sebelumnya, belum pernah ada laporan kejadian penyakit chikungunya. Wabah yang untuk pertama kalinya terjadi di kecamatan itu dimasukan dalam kategori KLB karena frekuensi penyebarannya cepat dan termasuk besar. Dilaporkan pada KLB tersebut, jumlah penderita sebanyak 200 kasus dengan tidak ada yang meninggal. Jumlah penduduk laki-laki sebagai kelompok yang berisiko lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan yaitu sebesar jiwa. Sedangkan kepadatan 9
14 penduduk di wilayah tersebut tergolong tidak padat yaitu sebesar 53 jiwa/ha namun kasus banyak terjadi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor sosiodemografi dan lingkungan yang mempengaruhi Kejadian Luar Biasa chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok 2006 Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Diketahuinya distribusi kasus berdasarkan pendidikan, pengetahuan, kepadatan hunian, umur, jenis kelamin, pekerjaan, mobilisasi penduduk serta perilaku penggunaan obat anti nyamuk pada KLB chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok Diketahuinya distribusi kasus berdasarkan keberadaan jentik nyamuk, ketersediaan tempat penampungan air, dan ketersediaan kasa nyamuk pada KLB chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok Diketahuinya hubungan antara faktor sosiodemografi yaitu pendidikan, pengetahuan, kepadatan hunian, umur, jenis kelamin, pekerjaan, mobilisasi penduduk, serta perilaku penggunaan obat anti nyamuk dengan KLB chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok Diketahuinya hubungan antara faktor lingkungan yaitu kepadatan jentik nyamuk, ketersediaan tempat penampungan air, dan ketersediaan kasa nyamuk. dengan KLB chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok Diketahuinya faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya KLB chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok Desain penelitian ini menggunakan kasus kontrol. Kasus adalah penderita yang telah didiagnosis petugas kesehatan sesuai dengan petunjuk teknik yang menegakkan diagnosis sebagai penderita chikungunya. Kontrol adalah tetangga penderita yang tidak diagnosis petugas kesehatan sesuai dengan petunjuk teknis yang menegakkan diagnosis sebagai penderita chikungunya dan tidak mengalami gejala chikungunya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berumur 15 tahun di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok. Jumlah kasus dan jumlah kontrol masing-masing sebanyak 118 orang. 10
15 Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti. Sedangkan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dependen (Kejadian Chikungunya) dengan variabel independen yaitu faktor sosiodemografi (pendidikan, pengetahuan, kepadatan hunian, umur, pekerjaan, jenis kelamin, mobilitas, dan pemakaian obat anti nyamuk) serta faktor lingkungan (ketersediaan Tempat Penampungan Air (TPA), dan ketersediaan kasa nyamuk). Analisis univariat menggambarkan bahwa sebanyak 142 responden (60,3%) memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (tamat SMP sampai perguruan tinggi). Sebanyak 125 responden (53%) memiliki tingkat pengetahuan tentang penyakit chikungunya yang rendah (di bawah atau sama dengan median hasil). Tingkat kepadatan hunian responden sebagian besar tidak padat (lebih dari 9 m2/orang) yaitu sebanyak 158 responden (66,9%). Responden yang berumur lebih dari atau sama dengan median (lebih dari atau sama dengan 37 tahun) sebanyak 125 responden (53%) dan tidak bekerja (IRT, pelajar, pengangguran) sebanyak 143 responden (60,6%). Selain itu, sebanyak 177 responden (75%) berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 191 responden (80,9%) menjawab tidak pergi ke daerah yang pernah terjadi chikungunya. Selanjutnya berdasarkan penggunaan obat anti nyamuk, sebanyak 134 responden (56,8%) menggunakan obat anti nyamuk. Sedangkan melalui observasi di lapangan, didapatkan gambaran mengenai faktor lingkungan yaitu sebanyak 206 responden (87,3%) tidak ditemukan jentik di seluruh kontainer (tempat penampungan air) rumahnya. Sebanyak 215 responden (91,1%) memiliki tempat penampungan air dan 149 responden (63,1%) rumahnya dilengkapi kasa nyamuk. Pengetahuan tentang penyakit chikungunya ternyata tidak sesuai dengan teori bahwa pengetahuan tentang chikungunya yang rendah seyogyanya memiliki risiko yang lebih tinggi dari pengetahuan yang lebih baik. Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah: 1. Penyebaran informasi mengenai chikungunya melalui penyuluhan atau kegiatan lain sebaiknya disampaikan melalui petugas kesehatan dengan dukungan penuh dari tokoh masyarakat serta disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat. 11
16 2. Penyebaran informasi ini sebaiknya tidak hanya dilakukan melalui ceramah (penyuluhan) atau pembagian leaflet/ pamplet/ media lain tetapi juga dengan tindakan nyata/ praktek seperti kerja bakti bersama agar masyarakat semakin memahami informasi yang di dapat. 3. Pengelolaan lingkungan dan perlindungan diri seperti melakukan PSN, memodifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk buatan manusia, pemakaian obat anti nyamuk, dan sebagainya harus terus dilakukan sebagai tindakan pencegahan penyakit chikungunya. 4. Pemetaan mengenai distribusi pengetahuan maupun vektor sebaiknya dilakukan agar tindakan yang tepat untuk mencegah suatu penyakit terutama chikungunya dan DBD dapat segera dilaksanakan. 5. Penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor lain terhadap kejadian chikungunya yang tidak diteliti dalam penelitian ini perlu dilakukan. 6. Selain itu, perlu juga diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktorfaktor (lingkungan) yang membedakan vektor Aedes sp. terhadap virus chikungunya dan dengue serta kemungkinan vektor lain yang dapat menyebarkan penyakit ini. 12
17 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Mekanisme penularan chikungunya adalah dari nyamuk yang menggigit penderita kemudian menggigit manusia lain. Gejala-gejala penyakit chikungunya berupa demam, sakit persendian, nyeri otot, ruam dikulit, sakit kepala, kejang dan penurunan kesadaran. Pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan supportif. Pencegahan penyakit chikungunya dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dan mencegah perkembangbiakan nyamuk. 3.2 Penutup Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak dan baik lagi dari sebelumnya. 13
18 DAFTAR PUSTAKA Depkes RI Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Mangguang, Masrizal DT Penyakit Menular Cikungunya. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.5,No.1:41-46 Panigoro, Verawati et.al Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Dan Kepadatan Penduduk Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Sipatana. Artikel Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. Wuryanto, M.Arie Aspek Sosial Dan Lingkungan Pada Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya (Studi Kasus KLB Chikungunya di Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang Kota Semarang). Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Vol.4, No.1:
BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Chikungunya merupakan suatu penyakit dimana keberadaannya sudah ada sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut sejarah, diduga penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit yang keberadaannya sudah ada sejak lama, tetapi kemudian merebak kembali. Chikungunya berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit bermunculan. Selain Demam Berdarah (DB) juga muncul penyakit. bagian persendian (arthralgia) (Arini, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cuaca atau iklim yang tidak menentu menyebabkan berbagai penyakit bermunculan. Selain Demam Berdarah (DB) juga muncul penyakit chikungunya yang juga ditandai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut siklusnya bila faktor pendukungnya ada (Depkes RI, 2007).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi yang serba cepat seperti sekarang ini, seseorang hari ini dapat berada di Eropa atau Afrika, dan esok harinya sudah berada di tempat lainnya seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Chikungunya sampai saat ini masih tetap menjadi salah satu penyakit menular yang berisiko menyebabkan tingginya angka kesakitan serta masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.terlebih lagi dalam kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan dipengaruhi beberapa faktor yakni lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.terlebih lagi dalam kondisi sosial ekonomi yang memburuk,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Indonesia masih dihadapkan dengan meningkatnya beberapa penyakit menular (Re-Emerging Diseases), sementara penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, dengan angka kematian penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta
Lebih terperinciPenularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif
Definisi DBD Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Chikungunya adalah penyakit yang mirip dengan Demam Berdarah Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang optimal dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut Hendrik L. Blum dalam Kusnoputranto (1986), derajat kesehatan masyarakat yang optimal dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akut bersifat endemik yang di sebabkan oleh virus dengue yang masuk ke peredaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
Lebih terperinciPENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015
PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 2015 Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1 BAB VI PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap individu masyarakat yang harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk memproteksi masyarakatnya
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang menempati posisi penting dalam deretan penyakit infeksi yang masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.
BAB I PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus aedes
Lebih terperinciBAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang
Lebih terperinciafricanus, Aeluteocephalus, Ae opok, Ae. furciper, Ae taylori, Ae cordelierri).
Virus dan penyakit Chikungunya sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Chikungunya. Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae yang mempunyai empat serotipe,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk yang terkena DBD telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Insiden DBD terjadi baik di daerah tropik
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue menjadi masalah kesehatan yang sangat serius di Indonesia. Kejadian demam berdarah tidak kunjung berhenti walaupun telah banyak program dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Demam Berdarah Dengue a. Definisi Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vector borne disease merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan pada manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda yang dapat menularkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung mengacu pada postur penderita yang membungkuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau
Lebih terperinciFOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009
FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009 Oleh : Yulian Taviv, SKM, M.Si* PENDAHULUAN Chikungunya merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Nyamuk Aedes Sp Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya relatif optimum, yakni senantiasa lembab sehingga sangat memungkinkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dengan kasus 58 orang anak, 24 diantaranya meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini ditemukan nyaris di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditularkan lewat gigitan nyamuk. Penyakit Chikungunya disebakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Chikungunya adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan lewat gigitan nyamuk. Penyakit Chikungunya disebakan oleh virus Chikungunya (CHIKV). Virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan hidup dapat mempengaruhi perubahan pola penyakit yang dapat menimbulkan epidemik dan membahayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes aegypti yang mengakibatkan banyaknya jumlah penderita demam berdarah dengue setiap tahunnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang tinggi dan dalam waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan oleh alphavirus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan oleh alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies nyamuk Aedes Aigepty. Chikungunya berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak
Lebih terperinciINFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE
INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE I. Kondisi Umum Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh vektor masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam Berdarah Dengue
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat rohani juga
Lebih terperinciBAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui
1 BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) atau lazimnya disebut dengan DBD / DHF merupakan suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditransmisikan melalui cucukan nyamuk dari genus Aedes,
Lebih terperinciSKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG
SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama hampir dua abad, penyakit Demam Berdarah Dengue dianggap sebagai penyakit penyesuaian diri seseorang terhadap iklim tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya
Lebih terperinciJurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 1 Nomor 03 November 2010 Artikel Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTARAYA KABUPATEN OGAN KOMERING
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN I PENGARUH KARAKTERISTIK IBU TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA KELUARGA DI KELURAHAN SEMULA JADI KECAMATAN DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dari genus Flavivirus ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH
Lampiran 1 50 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Nama Alamat Umur Status dalam keluarga Pekerjaan Pendidikan terakhir :.. :..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh organisme atau makhluk hidup. Perilaku dapat diartikan suatu respon/reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi yang dilakukan dalam penelitian serta sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sampai saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya,
Lebih terperinciSTUDI KEBERADAAN JENTIK DAN PERILAKU PENDERITA CHIKUNGUNYA DI DESA TALUMELITO KECAMATAN TELAGA BIRU
STUDI KEBERADAAN JENTIK DAN PERILAKU PENDERITA CHIKUNGUNYA DI DESA TALUMELITO KECAMATAN TELAGA BIRU Firi Mokoagow 1), Lintje Boekoesoe 2), Sri Manovita Pateda 3). 1 Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari tiga dasawarsa, derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan angka kematian bayi
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu penyakitnya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular disebabkab oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciLampiran 1 : SURAT PERMINTAAN DARI KEPALA SEKOLAH SDN KALISAT 01
Lampiran 1 : SURAT PERMINTAAN DARI KEPALA SEKOLAH SDN KALISAT 01 Lampiran 2 : SURAT TUGAS DARI KETUA LPM UNIVERSITAS JEMBER Lampiran 3 : DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELAKSANA 1. Nama : Latifa Aini S., M.Kep.,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA RANTAU RASAU II KECAMATAN RANTAU RASAU TAHUN 2015 Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk penyakit utama pada negara tropis dan subtropis. DBD terjadi akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring bertambahnya waktu maka semakin meningkat juga jumlah penduduk di Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia telah mencapai sekitar 200 juta lebih. Hal
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan singkatan DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan merupakan vector borne disease
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Jumlah penderita DBD cenderung meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Diantara kota di
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bertujuan untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sumber daya manusia yang disebutkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, dan menjangkit
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Probo Adi Saputro NIM : 20130320119 Alamat : Pangukan Tridadi Sleman RT/RW 003/010 Adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan dampak sosial dan ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung
Lebih terperinciLAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN
93 LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar 1. Keadaan Rumah Responden Gambar 2. Keaadaan Rumah Responden Dekat Daerah Pantai 94 Gambar 3. Parit/selokan Rumah Responden Gambar 4. Keadaan Rawa-rawa Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) dan dapat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DHF ( Dengue Haemoragic Fever)
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DHF ( Dengue Haemoragic Fever) Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Topik : Penyakit DHF (Dengue haemoragic Fever) Sasaran : Desa Tala-tala, Kelurahan Bontokio, Kec. Minasatene,
Lebih terperinciSITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009
SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009 I. Jumlah kasus seluruhnya SUSPEK DBD - Laki - laki - Perempuan DBD - Laki laki - Perempuan 488 orang 132 orang 147 orang 103 orang
Lebih terperinciPromotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN PALU TIMUR KOTA PALU 1) DaraSuci 2) NurAfni Bagian Epidemiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering muncul pada musim hujan ini antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan sebagai vektor penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD),
Lebih terperinciBERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin
BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin Datangnya hujan setelah lama kemarau, tentu menjadi anugerah tersendiri bagi berbagai lapisan masyarakat. Udara yang sebelumnya panas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musim penghujan yang terjadi di negara-negara tropis menyebabkan perkembangan beberapa organisme penyebab penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Udara
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBERADAAN BREEDING PLACES, CONTAINER INDEX DAN PRAKTIK 3M DENGAN KEJADIAN DBD (STUDI DI KOTA SEMARANG WILAYAH BAWAH)
HUBUNGAN KEBERADAAN BREEDING PLACES, CONTAINER INDEX DAN PRAKTIK 3M DENGAN KEJADIAN DBD (STUDI DI KOTA SEMARANG WILAYAH BAWAH) Widya Gian Argintha *), Nur Endah Wahyuningsih **), Dharminto ***) *)Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat
129 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Lebih terperinciSIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES
SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH PERKENALAN NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES NAMA SINGKAT DR MANIK DOKTER UMUM PNS DI PUSKESMAS BANJARANGKAN I ORGANISASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 45 tahun terakhir, sejak tahun 1968 sampai saat ini dan telah menyebar di 33 provinsi dan di
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE Cabang Ilmu : Kuliah Kerja Nyata Topik : Pengenalan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Hari/Tanggal : Jumat, 17 Januari 2014
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vektor Aedes aegypti merupakan vektor utama Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sedangkan Aedes albopictus adalah vektor sekunder. Aedes sp. berwarna hitam dan belang-belang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Jumlah penderita maupun luas daerah penyebarannya semakin bertambah
Lebih terperinciI. IDENTITAS RESPONDEN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPADATAN JENTIK PENGETAHUAN DAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu kejadian luar biasa
Lebih terperinci