BAB I PENDAHULUAN. demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan pendidikan nilai
|
|
- Teguh Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PKn merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan pendidikan nilai demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Namun, yang paling menonjol adalah sebagai pendidikan nilai dan pendidikan moral. Oleh karena itu, secara singkat PKn dinilai sebagai mata pelajaran yang mengusung misi pendidikan nilai dan moral. 1 Allah SWT berfirman yang berbunyi:... Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang lakilaki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.(q.s al-hujaraat:11) Dari ayat di atas diketahui bahwa mengolok-olokkan, mengejek, dan memandang rendah orang lain adalah sesuatu yang dilarang. Mengolokolokkan, mengejek, dan memandang rendah orang lain terjadi karena merasa bahwa dirinya serba lengkap, serba cukup, dan serba tinggi padahal merekalah yang serba kekurangan. Segala manusia pun harus mengerti bahwa 1 Udin S. Winataputra, Pembelajaran PKn di SD, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h
2 2 dalam dirinya sendiri terdapat segala macam kekurangan, kealpaan, dan kesalahan. 2 Olokan, ejekan, dan memandang orang rendah dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki akhlak dan moral yang kurang baik dan orang yang kurang memahami tentang berbagai keberagaman yang ada di dalam suatu masyarakat. Maka dari itu diperlukan suatu pendidikan yang bisa memberikan pengetahuan akan hal tersebut. Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusian Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enam tahun. 3 Dalam hal ini pembelajaran PKn sangatlah dibutuhkan karena pembelajaran PKn tidak hanya memberikan pengetahuan yang bersifat kognitif saja tetapi juga afektif maupun psikomotor kepada siswa. Sehingga dengan pembelajaran Pkn dapat terciptanya suatu masyarakat yang paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan juga membekali siswa untuk bisa bersaing secara global serta dapat membekali peserta didik dengan 2 Hamka, Tafsir al-azhar, (Jakarta: Gema Insani, 2015), Cet. ke-1, h Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 227
3 3 berbagai keterampilan. Maka dari itu pembelajaran PKn perlu diajarkan sedini mungkin. Pasal 7 ayat (2) yang menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SLDB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. 4 Berdasarkan hasil observasi selama masa praktek pengalaman lapangan, pembelajaran PKn yang berlangsung di MIN Gadur Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Pariaman masih monoton, hal ini terlihat dari kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Selain itu siswa berisik dan kurang bisa mengerjakan soal apabila sendiri. Siswa juga menganggap pembelajaran PKn adalah pelajaran yang membosankan karena bersifat hafalan. Sarana dan prasarana yang digunakan juga masih kurang lengkap, seperti kurang tersedianya buku pembelajaran yang menunjang siswa untuk belajar. Selanjutnya, berdasarkan wawancara dengan wali kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yaitu ibu Herawati, S.Pd.SD di kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman didapat informasi bahwa dalam pembelajaran PKn siswa kurang termotivasi untuk memahami 4 Udin S. Winataputra, Pembelajaran PKn di SD, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h. 1.7
4 4 materi yang diajarkan sehingga siswa kurang menguasai materi yang diberikan dan menjadikan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa kurang memuaskan, ini terlihat dari hasil ujian tengah semester (MID) semester satu, dari sebanyak 14 jumlah siswa yang ada di kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 4 orang dan 10 orang lagi masih mendapatkan nilai di bawah KKM dimana KKM yang ditentukan adalah 75. Dari 14 siswa nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai terendah yaitu 60. Tabel 1.1 Presentase Ketuntasann Ujian MID Semester I Kelas V Pada Mata Pelajaran PKn Pada Tahun Ajaran 2016/2017 Kelas Jumlah Siswa (Orang) Tuntas Tidak Tuntas Jumlah % Jumlah % V , ,4 Sumber: Wali kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Kec. Enam Lingkung Kab. Padang Pariaman Berdasarkan tabel di atas, maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran yang bisa membuat siswa termotivasi dalam belajarnya sehingga bisa meningkatkan pemahamannya dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru dan pembelajaran yang bisa membuat siswa lebih aktif serta dapat memberikan pengaruh yang positif kepada siswa. Maka dari itu, untuk mengatasi hal ini dapat digunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) yang diharapkan dapat
5 5 menjadikan pembelajaran lebih aktif, menyenangkan, kreatif, dan memberikan pengalaman bermakna bagi siswa sehingga pembelajaran tidak hanya berlangsung pada saat itu saja tetapi dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa, dimana siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya secara pribadi maupun kelompok, dengan cara mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Model pembelajaran AIR merupakan singkatan dari Auditory, Intellectually, Repetition. Auditory bermakna juga bahwa belajar haruslah melalui mendengar, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Sedangkan Intellectually bermakna belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menemukan, mencipta, mengontruksi, memecahkan masalah dan menerapkan. Repetition merupakan pengulangan, dengan tujuan memperdalam dan memperluas pemahaman siswa yang perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, atau kuis. 5 Model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) merupakan gaya pembelajaran yang mirip dengan Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) dan pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic (VAK). Perbedaannya hanya terletak pada repetisi yaitu 5 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2013), h. 29
6 6 pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, dan pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. 6 Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan model AIR ini dapat mengaktifkan siswa dan dapat memberikan penngalaman bermakna karena model AIR adalah model yang memberikan siswa peluang untuk belajar di dalam kelompoknya, membahas suatu persoalan kemudian diprestasikan dan diakhri dengan sebuah kuis atau pemberian latihan. Model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar PKn sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Kabupaten Padang Pariaman. B. Identifikasi Masalah Dari latar masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Dalam belajar siswa berisik. 2. Siswa kurang bisa mengerjakan soal kalau sendiri. 3. Monoton yang ditandai kurangnya interaksi antara guru dan siswa. 4. Siswa mengagap PKn adalah mata pelajaran yang membosankan karena bersifat hafalan Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), h.
7 7 5. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn di dalam kelas sehingga siswa kurang menguasai materi yang diberikan. 6. Sarana dan prasarana yang ada masih kurang menunjang kegiatan belajar siswa. 7. Hasil belajar yang diperoleh siswa masih kurang memuaskan. C. Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan serta kemampuan peneliti yang terbatas. Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Bentuk perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model Auditory Intellectually Repetition (AIR). 2. Bentuk pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Auditory Intellectually Repetition (AIR). 3. Hasil belajar siswa menggunakan model Auditory Intellectually Repetition (AIR). D. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yang perlu diteliti yaitu: 1. Bagaimana bentuk perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model Auditory Intellectually Repetition (AIR). 2. Bagaimana bentuk pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Auditory Intellectually Repetition (AIR).
8 8 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan penerapan model Auditory Intellectually Repetition (AIR) di kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Kabupaten Padang Pariaman? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk: 1. Mengetahui bentuk perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model Auditory Intellectually Repetition (AIR). 2. Mengetahui bentuk pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Auditory Intellectually Repetition (AIR). 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan penerapkan model Auditory Intellectually Repetition (AIR) di kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. F. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Menambah pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dalam proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model Auditory Intellectually Repetition dan untuk meningkatkan motivasi siswa sehingga berpengaruh terhadap aktifitas belajar yang lebih aktif dan hasil belajar yang lebih tinggi. 2. Sebagai pedoman atau acuan bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran dan sebagai masukkan bagi guru untuk memberikan
9 9 bantuan kepada kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi (referensi) yang dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan penelitian ini peneliti lakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada fakultas tarbiyah dan seterusnya sebagai bukti bahwasannya peneliti telah melakukan perkuliahan dengan waktu tertentu. G. Penjelasan Judul Untuk memperoleh gambaran umum yang lebih jelas tentang apa yang dimaksud pada judul, agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dalam mengartikan kata-kata yang terdapat di dalamnnya, maka peneliti akan menjelaskan satu persatu dari kata-kata tersebut, yaitu: 1. Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa, dimana siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya secara pribadi maupun kelompok, dengan cara mengintegrasikan ketiga aspek tersebut Pembelajaran PKn PKn merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan 7 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2013), h. 29
10 10 pendidikan nilai demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Namun, yang paling menonjol adalah sebagai pendidikan nilai dan pendidikan moral. Oleh karena itu, secara singkat PKn dinilai sebagai mata pelajaran yang mengusung misi pendidikan nilai dan moral Kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Merupakan salah satu kelas di MIN Gadur yang menjadi objek penelitian. MIN Gadur sendiri adalah madrasah ibtidaiyah Negeri yang terletak di Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yang menjadi tempat penelitian. Berdasarkan penjelasan masing-masing istilah di atas, maka maksud dari judul skripsi adalah bagaimana bentuk perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada mata pelajaran PKn di kelas V MIN Gadur Koto Tinggi Kabupaten Padang Pariaman. 8 Udin S. Winataputra, Pembelajaran PKn di SD, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h. 1.38
BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2009, hlm Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Media Tama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun dan membentuk potensi-potensi alamiah yang ada dibenak setiap individu. Pendidikan juga merupakan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem pendidikan Indonesia, bidang studi yang dipelajari secara implisit dan eksplisit mulai dari taman kanakkanak hingga perguruan tinggi adalah matematika.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran, pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam mempelajari serta memahami suatu materi yang disajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di kelas pada hakikatnya adalah proses komunikasi, baik komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan kepribadian seorang anak khususnya peserta didik di sekolah, demikian halnya dengan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika sehingga berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedisiplinan mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran matematika. Oleh karena itu kurangnya kedisiplinan siswa menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui pendidikan, setiap individu dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuan yaitu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKn atau Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi diriya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian tindakan kelas. Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian PTK (penelitian tindakan kelas) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan peran aktif tersebut manusia menjadi dinamis. Demikian juga tentang prestasi belajar, semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina. Peribahasa yang sering terdengar ini menjelaskan bahwa pendidikan adalah hal yang penting hingga dituntut untuk mencari
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE MAKE A MATCH DALAM PENDEKATAN SAINTIFIKMATA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS IV SDN KEBONSARI 01 JEMBER
IMPLEMENTASI METODE MAKE A MATCH DALAM PENDEKATAN SAINTIFIKMATA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS IV SDN KEBONSARI 01 JEMBER Imam Muchtar 5, Chumi Zahroul 6, Serli Ayu S 7 Abstrak. Pembelajaran dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan. sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Arends (dalam Trianto,
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah teladan penting dan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan setiap bangsa. Seluruh komponen dalam dunia pendidikan harus didukung dan digerakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah kunci pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab dengan pendidikan, manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
Lebih terperinciOLEH: ULFIANA AZIZI NPM :
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNGG KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG SISWA KELAS III SDN KRAS 1 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan proses belajar mengajar diperlukan usaha untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu, juga diperlukan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP Mariyanti Elvi 1, Arini Viola Burhan 2, Suherman 3 dan Mirna 4 1 Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui pendidikan, seseorang akan belajar untuk mengetahui, memahami dan akan berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam atau biasa yang disebut dengan IPA membutuhkan sebuah pengalaman langsung, agar tujuan dari pembelajaran IPA tersebut dapat tercapai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sadar atau sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengembangkan sikap atau perilaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baru yaitu kurikulum 2013 secara bertahap. SMP Bhakti Praja Pangkah adalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam. siswa secara umum belum sesuai dengan harapan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan suatu negara sangat erat hubungannya dengan perkembangan pendidikan. Untuk bisa menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas diperlukan pola berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia sampai sekarang peranan matematika dianggap penting, baik bagi perkembangan peradapan manusia, misalnya perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah yang ada di sekitar kita sesuai dengan pernyataan Susanto (2014: 6) IPS merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya proses transfer informasi guru kepada siswa, tetapi juga melibatkan berbagai tindakan dan kegiatan
Lebih terperincipembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang
721 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang besar dalam mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks setiap orang dituntut untuk ikut ambil bagian di dalamnya. Untuk itu harus memiliki pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang penting diajarkan sejak dini. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional di Indonesia termasuk di dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Nomor 20 Pasal 3. Berdasarkan Undang-Undang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th. 2003 Bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Salah satu indikator tingginya kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari apa yang perlu diketahui agar dapat berpikir cerdas dan bertindak
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA JURNAL. Oleh ISNAINI FITRAH SARI SULISTIASIH A. SUDIRMAN
PENERAPAN MODEL SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA JURNAL Oleh ISNAINI FITRAH SARI SULISTIASIH A. SUDIRMAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan langkah perbaikan mutu kehidupan bangsa yang dibangun sebagai usaha sadar guna menciptakan manusia yang manusiawi yang memiliki karakter dan pola
Lebih terperinci3) Hasil pembelajaran yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran
PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETHIC DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 4 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Muhammad Sukron 1, Suripto 2,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang selalu muncul pada setiap jenjang pendidikan. Permasalahan pendidikan akan membuat manusia mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan Negara sebagaimana tercantum di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekang Masalah Kemajuan yang semakin pesat akan berdampak negative bagi kalangan masyarakat kalau tidak ada pengawasan yang tepat, kita sebagai pendidik harus bersiap dari dini
Lebih terperinciarti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pendidikan merupakan usaha sadar bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaan berada dalam
Lebih terperinciglobalisasi telah mengakibatkan dekadensi moral yang demikian hebat (Aziz. terlarang semakin dekat dengan kehidupan manusia dewasa ini.
2 sendiri. Mereka disibukkan oleh hadirnya teknologi baru, gaya hidup baru dan hal-hal lain yang membuat mereka terkungkung dalam dunianya sendiri yang menjadikan manusia teralienasi dari lingkungannya.
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA, GERAK DAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TOYS DAN TRICK SISWA KELAS V SDN BANGKLE 05 KEC. BLORA KAB. BLORA TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pondasi penting dalam peningkatan mutu hidup manusia yang tidak dapat lepas dari kehidupan. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Purwanto (2009:10)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah bagian paling penting bagi manusia untuk masa mendatang. Dengan pendidikan setiap manusia dapat melakukan kegiatan dan aktivitas yang ada di lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena pengetahuan, wawasan dan pengalaman didapatkan dari pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha agar individu dapat mengembangkan kepribadian dan potensinya baik dalam segi fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Apabila suatu bangsa ingin semakin maju, maka pendidikan yang ada juga harus semakin maju. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciFembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan untuk menyiapkan seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya sendiri. Sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian siswa serta menyeluruh
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah
18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
Lebih terperinciOleh: Ali Banowo SMP Negeri 3 Panggul Kabupaten Tranggalek
244 Ali Banowo, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Materi Menumbuhkan... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI MENUMBUHKAN KESADARAN DAN KETERIKATAN TERHADAP NORMA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL
JURNAL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SDN KETAWANG 1 KECAMATAN PURWOASRI TAHUN AJARAN 2016-2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan di Indonesia. Tujuan mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan setiap individu. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperincimengembangkan pengetahuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan, dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pendidikan dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Merujuk dari tujuan Sisdiknas tersebut maka tujuan pendidikan sekolah dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciom KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Implementasinya berkait erat dengan lembaga, pendidik,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)
PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GADUNGREJO TAHUN AJARAN 2015/2016 Nisa Mahmudah 1, Ngatman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan mendidik adalah sifat khas yang dimiliki manusia. Kant
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan mendidik adalah sifat khas yang dimiliki manusia. Kant (dalam Syamsudin, 2007:2.18) mengemukakan bahwa manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, AND REPETITION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DI SMP PUSTEK SERPONG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, AND REPETITION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DI SMP PUSTEK SERPONG Selviani Fitri 1), Rukmono Budi Utomo 2) 1) Mahasiswa Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa, yang melibatkan banyak komponen untuk mencapai
Lebih terperinci