EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KEMAMPUAN MATEMATIS: KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KEMAMPUAN MATEMATIS: KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI"

Transkripsi

1 KEMAMPUAN MATEMATIS: KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI A. Penalaran Penalaran adalah kemampuan utama lain yang ingin dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Struktur matematika yang terdiri dari definisi-definisai, aksiomaaksioma, serta teorema-teorema, serta sifat deduktif yang ketat dari matematika, membutuhkan kemampuan penalaran yang baik untuk memahaminya. Mengingat pentingnya peran penalaran dalam pembelajaran matematika, NCTM (lihat menganjurkan agar penalaran siswa dikembangkan secara terus menerus, mulai sejak mereka di usia dini. Hal ini terlihat dari pernyataan NCTM bahwa reasoning mathematically is a habit of mind, and like all habit, it must be developed through consistent use in many contexts and from the earliest grades. Through the use of reasoning, students learn that mathematics makes sense. Kemampuan penalaran dalam matematika adalah suatu kemampuan menggunakan aturan-aturan, sifat-sifat atau logika matematika untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang benar.penalaran tidak terlepas dari realitas, sebab yang difikirkan adalah realitas, yaitu hukum realitas yang sejalan dengan aturan berfikir dan dengan dasar realitas yang jelas serta menggunakan hukum-hukum berfikir.menurut Shurter dan Pierce (dalam Sumarmo, 1987) memberikan pengertian penalaran adalah sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Secara garis besar terdapat 2 jenis penalaran yaitu penalaran deduktif yang disebut pula deduksi dan penalaran induktif yang disebut pula induksi.daya nalar siswa dalam mata pelajaran matematika perlu ditumbuhkembangkan.telah dijelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/200 (Depdiknas, 200), penalaran dan komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan matematika. Menurut dokumen diatas indikator yang menunjukkan adanya penalaran (TIM PPPG Matematika, 2005) antara lain adalah: a. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dandiagram. b. Mengajukan dugaan (conjegtures). c. Melakukan manipulasi matematika.

2 d. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi. e. Menarik kesimpulan dari pernyataan. f. Memeriksa kesahihan suatu argumen. g. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. B. Penalaran Induktif dan Deduktif Secara garis besar penalaran dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. 1. Penalaran Induktif Penalaran induktif diartikan sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat umum atau khusus berdasarkan data yang teramati. Nilai kebenaran dalam penalaran induktif dapat bersifat benar atau salah. Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran induktif di antaranya adalah: a) Transduktif: menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang satu diterapkan pada yang kasus khusus lainnya. b) Analogi: penarikan kesimpulan berdasarkan keseruapaan data atau proses c) Generalisasi: penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramati d) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan: interpolasi dan ekstrapolasi e) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada f) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan menyusunkonjektur Pada umumnya penalaran transduktif tergolong pada kemampuan berfikir matematik tingkat rendah sedang yang lainnya tergolong berfikir matematik tingkat tinggi. 2. Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama.penalaran deduktif dapat tergolong tingkat rendah atau tingkat tinggi. Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif di antaranya adalah:

3 a) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu b) Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa validitas argumen, membuktikan, dan menyusun argumen yang valid c) Menyusun pembukltian langsung, pembukltian tak langsung dan pembuktiandengan induksi matematika. Kemampuan pada butir a) pada umumnya tergolong berfikir matematik tingkat rendah, dan kemampuan lainnya tergolong berfikir matematik tingkat tinggi. Contoh Soal Penalaran Matematis 1. Dari data 100 orang warga yang akan membuat KTP di suatu Kecamatan, dicatat jenis kelamin dan pendidikannya. Hasil yang diperoleh: dari 58 laki-laki, 10 orang berpendidikan SD (Sekolah Dasar), 20 orang berpendidikan SM (Sekolah Menengah), dan sisanya berpendidikan PT (perguruan tinggi). Sedangkan 20 orang wanita berpendidikan SM, 10 orang berpendidikan PT, dan sisanya berpendidikan SD. a. Nyatakan situasi tersebut dalam suatu tabel yang sesuai. b. Dari 100 orang warga, diambil secara acak seorang warga. Hitunglah peluang warga tersebut adalah wanita, bila diketahui pendidikannya PT. 2. Buktikan bahwa 0 adalah bilangan ganjil! Jawab: Jika 0 adalah ganjil, maka 0 dan 1 adalah dua bilangan ganjil yang berurutan. Tapi bilangan genap dan ganjil harus selang seling. Jadi, 0 haruslah genap 3. Diketahui garis l sejajar dengan garis g. Pada garis g terdapat titik A. a). Jika ada garis lain, misalnya garis m yang melalui titik A, bagaimanakah kedudukan garis m terhadap garis l? b). Apakah garis m memotong garis g? Mengapa?

4 C. Mengases Kemampuan Penalaran Contoh 1 Diketahui titik O adalah titik potong diagonal-diagonal persegi panjang ABCD yang berukuran 8 cm x cm 5 cm. Gambarlah diagonal BD dan garis PQ yang memotong sama panjang AB di P dan CD di Q. Arsirlah Δ OPB dan Δ OQD. Jika luas seluruh daerah yang diarsir sama dengan seperlima luas seluruh daerah persegi panjang, hitunglah luas daerah APOD. Mengapa? Pekerjaan siswa akan dinilai berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1. Memahami masalah 2. Memperkirakan jawaban dan proses solusi 3. Menganalisis situasi matematis. Menyusun pembuktian tak langsung 5. Penjelasan hasil yang diperoleh RUBRIK PENILAIAN TINGKATAN (LEVEL) Superior 3 Memuaskan dengan sedikit kekurangan KRITERIA KHUSUS Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep keliling segiempat Menggunakan solusi yang sesuai dan lebih terperinci Dapat menganalisis situasi matematis dengan tepat Menyusun pembuktian tak langsung secara sempurna dan menyeluruh Menggunakan strategi yang sesuai Sistematis dan terorganisir Diagram/tabel/grafik/gambar tepat Komputasi yang benar Melebihi permintaan yang diinginkan Menunjukkan pemahaman terhadap konsep keliling segiempat Menggunakan solusi yang sesuai Dapat menganalisis sebagian besar situasi matematis Menyusun pembuktian tak langsung sebagian besar benar CATATAN

5 2 Cukup memuaskan dengan banyak kekurangan 1 Tidak memuaskan Menggunakan strategi yang sesuai Sebagian sistematis dan terorganisir Diagram/tabel/grafik/gambar sebagian besar tepat Komputasi sebagian besar benar Memenuhi permintaan yang diinginkan Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep keliling segiempat Menggunakan solusi yang kurang tepat Dapat menganalisis sebagian kecil situasi matematis Menyusun pembuktian tak langsung sebagian besar salah Menggunakan strategi yang kurang sesuai Kurang sistematis dan terorganisir Diagram/tabel/grafik/gambar sebagian tepat Komputasi kurang benar Memenuhi sebagian permintaan yang diinginkan Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman terhadap konsep keliling segiempat Tidak menggunakan solusi yang sesuai Tidak dapat menganalisis situasi matematis Menyusun pembuktian tak langsung salah Menggunakan strategi yang tidak sesuai Tidak sistematis dan terorganisir Diagram/tabel/grafik/gambar tidak tepat Komputasi tidak benar Tidak memenuhi permintaan yang diinginkan Perhatikan gambar di bawah ini! Persegi panjang di atas berukuran 9 cm x 5 cm. Daerah yang diarsir adalah satu satunya bangun dalam persegi panjang tersebut. Berapakah luas daerah yang diarsir?

6 Penyelesaian : D G F 5 cm C H HHHH J H H cm M 5 cm A cm E 5 cm B Karena ukuran bangun di samping 9 cm x 5 cm maka panjang = 9 cm dan lebar = 5 cm Karena daerah yang diarsir adalah satu-satunya persegi panjang maka bangun yang lain merupakan persegi. Perhatikan perrsegi EBCF Karena BC = EB dan BC = 5 cm maka Sisi EB = BC = CF = FE = 5 cm Perhatikan persegi AEIJ Karena AB = 9 cm dan EB = 5 cm maka AE = AB EB = 9 cm - 5 cm = cm Sehingga AE = EI = IJ = JA = cm Perhatikan persegi GFIH Karena EF = 5 cm dan EI = cm maka FI = EF EI = 5 cm cm = 1 cm Perhatikan persegi panjang DGHJ : Karena JI = AE = cm maka JH = JI HI = $ cm 1 cm = 3 cm Karena DJ = FI = 1 cm sehingga diperoleh ukuran persegi panjang DGHJ dengan panjang = JH = 3 cm dan lebar = FI = 1 cm sehingga luas persegi panjang yang diarsir Luas = p x l = JH x FI = 3 cm x 1 cm = 3 cm 2

7 Jawaban soal di atas dapat dinilai dengan menggunakan rubrik penalaran yaitu level Kategori 0 Bukan jawaban yang sesuai Tidak menggunakan istilah-istilah dalam bahasan pengukuran, data dan peluang, geometrid n bilangan 1 Jawaban salah Beberapa alasan dicoba dikemukakan 2 Jawaban benar Penalaran tidak lengkap atau tidak jelas 3 Jawaban benar Penalaran baik Penjelasan lebih lengkap dari level 2 tetapi mengandalkan pengetahuan konkret atau visual daripada pengetahuan abstrak Jawaban sempurna Menggunakan pengetahuan dari bahasa pengukuran, aljabar, geometri dan bilangan Berdasarkan rubrik penalaran di atas maka dapat diberi level (nilai) jawaban siswa tersebut yaitu LEVEL =, karena Jawaban di atas sempurna, siswa sudah mengetahui bahwa untuk bangun persegi semua sisinya sama panjang dan untuk bangun persegi panjang mempunyai 2 sisi yang sama panjang berupa ukuran panjang dan 2 sisi yang sama panjang lagi berupa ukuran lebar. Dengan menggunakan pengetahuan ini (pengukuran, aljabar dan geometri dan bilangan ) siswa dapat menyelesaikan soal di atas. Siswa sudah bisa menggunakan penalarannya dengan baik dengan menerapkan konsep persegi dan persegi panjang. Dalam hal ini siswa sudah bisa menggunakan pengetahuan dari bahasa pengukuran, aljabar, geometri dan bilangan

8 Contoh 3 Sebuah keluarga mempunyai 5 orang anak. Anak yang bungsu berumur x tahun, dan yang sulung berumur2x tahun. Tiga anak yang lain masing-masing berumur (x+2) tahun, (x+) tahun dan (2x-1) tahun. Rataan umur dari kelima anak itu sama dengan 11,5 tahun. a. Berapa umur anak yang bungsu dan yang sulung? Jelaskan jawabanmu b. Apakah kumpulan data umur kelima anak itu mempunyai modus? Jika ada, tentukan modus itu. Tugas: Tulislah jawaban dari soal di atas, kemudian gunakan rubrik penskoran berikut untuk mengases jawaban yang diberikan. Kriteria Skor Kemampuan Penalaran Skala Kriteria/Sub Kriteria 1. Melaksanakan perhitungan sesuai aturan Mampu melakukan perhitungan dengan strategi yang benar Hasil perhitungan benar sesuai aturan 2. Menarik kesimpulan logis berdasarkan inferensi, memeriksa validitas argumen, membuktikan dan menyusun argumen yang valid Mampu menjelaskan secara logis alasan dari jawaban yang diberikan Mampu memberikan jawaban yang memiliki bukti yang valid 2. Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi dan menyusun dugaan 3. Memberikan penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan atau pola yang ada Skor Jumlah Skor Skor Maksimum Nilai

9 Rubrik Skala Penilaian Tingkat Kemampuan Penalaran Respon Siswa Jawaban benar, melakukan perhitungan yang benar, menarik kesimpulan logis, menggunakan pola hubungan dan memberikan penjelasan terhadap Skala model dan pola hubungan yang ada Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah 3 Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria 2 Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria 1 Jawaban tidak ada 0 Catatan: Diadaptasi dari Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika (PTK) Yogyakarta, 200. D. Komunikasi Pada saat sebuah konsep informasi matematika diberikan oleh seorang guru kepada siswa ataupun siswa mendapatkannya sendiri melalui bacaan, maka saat itu sedang terjadi transformasi informasi matematika dari komunikator kepada komunikan. Respon yang diberikan komunikan merupakan interpretasi komunikan tentang informasi tadi. Dalam matematika, kualitas interpretasi dan respon itu seringkali menjadi masalah istimewa. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika itu sendiri yang sarat dengan istilah dan symbol. Karena itu, kemampuan komunikasi dalam matematika menjadi tuntutan khusus. Kemampuan berkomunikasi dalam matematika merupakan kemampuan yang menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk : merefleksikan bendabenda nyata, gambar, ide, atau grafik; membuat model situasi atau persoalan menggunakan oral, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar; menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika; merespon suatu pernyataan/persoalan dalam bentuk argument yang meyakinkan. Secara umum, matematika dalam ruang lingkup komunikasi mencakup keterampilan/kemampuan menulis, membaca, disussing and assessing, dan wacana (discourse). Tanpa komunikasi dalam matematika kita akan memiliki sedikit keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika.

10 Komunikasi matematika adalah kemampuan menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, table, atau grafik (Depag,200). Komunikasi matematika merupakan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol-simbol, grafik ataupun diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah. Pada penilaian komunikasi matematika aspek yang dinilai adalah kemampuan siswa menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau demonstrasi (Suyitno, 2005). Menurut National Center Teaching Mathematics (NCTM, 1996; Broody, 1993; Miriam, dkk, 2000) komunikasi matematika merupakan : 1. Komunikasi dimana ide matematika diekspoitasi dalam berbagai perspektif, membantu mempertajam cara berpikir siswa dan mempertajam kemampuan siswa dalam melihat berbagai keterkaitan materi matematika; 2. Komunikasi merupakan alat bantu mengukur pertumbuhan pemahaman; dan merefleksikan pemahaman matematika para siswa; 3. Melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan pemikiran matematika mereka;. Komunikasi antar siswa dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk: pengkonstruksian pengetahuan matematika, pengembangan pemecahan masalah, dan peningkatan penalaran, menumbuhkan rasa percaya diri, serta peningkatan keterampilan social. 5. Writing and talking dapat menjadi alat yang sangat bermakna (powerful) untuk membentuk komunitas matematika yang inklusif. Komunikasi matematika merupakan bagian yang penting dari pendidikan matematika. Menurut Baroody (1993) sedikitnya ada 2 alasan penting yang menjadikan komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu menjadi fokus perhatian yaitu : 1. Mathematics as language; matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, atau menyelesaikan masalah namun matematika juga an invaluable tool for communicating a variety of ideas clearly, precisely, and succinctly, dan

11 2. Mathematics learning as social activity ; sebagai aktivitas social, dalam pembelajaran matematika, interaksi antar siswa seperti juga komuniksi guru-siswa merupakan bagian penting untuk nurturing children s mathematical potential Matematika umumnya identik dengan perhitungan angka-angka dan rumus, sehingga muncullah anggapan bahwa skill komunikasi matematika tidak dapat dibangun pada pembelajaran matematika. Anggapan ini menurut Greenes dan Schulman tidaklah tepat karena komunikasi matematika memiliki peran : 1. Kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi matematika; 2. Modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investasi matematika; 3. Wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan yang lain. Kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syarat yang memegang peranan penting karena membantu dalam proses penyusunan pikiran, menghubungkan gagasan dengan gagasan lain sehingga dapat mengisi hal-hal yang kurang dalam seluruh jaringan gagasan siswa. Sejalan dengan itu, Lindquist menyatakan bahwa kita memerlukan komunikasi dalam matematika jika hendak meraih secara penuh tujuan sosial, seperti melek matematika, belajar seumur hidup, dan matematika untuk semua orang. Membangun komunikasi matematika menurut National Center Teaching Mahtematics (NCTM) memberikan manfaat pada siswa berupa : 1. Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik, dan secara aljabar. 2. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan matematik adalam berbagai situasi 3. Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan matematika termasuk peranan definisi-definisi dalam matematika. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika 5. Mengkaji gagasan matematika melalui konjektur dan alasan yang meyakinkan

12 6. Memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam pengembangan gagasan matematika Aktivitas guru yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan komunikasi siswa antara lain : 1. Mendengarkan dan melihat dengan penuh perhatian ide-ide siswa 2. Menyelidiki pertanyaan dan tugas-tugas yang diberikan, menarik hati, dan menantang siswa untuk berpikir 3. Meminta siswa untuk merespon dan menilai ide mereka secara lisan dan tertulis. Menilai kedalaman pemahaman atau ide yang dikemukakan siswa dalam berdiskusi 5. Memutuskan kapan dan bagaimana menyajikan notasi matematika dalam bahasa matematika pada siswa 6. Memonitor partisipasi siswa dalam diskusi, memutuskan kapan dan bagaimana untuk memotivasi masing-masing siswa untuk berpartisipasi Salah satu model yang pernah berkembang untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi matematika siswa adalah model Open-Ended Tasks. Di dalam model tersebut terdapat pertanyaan open-ended, yaitu suatu pertanyaan yang memberikan keleluasaan pada siswa untuk menjawab secara benar dengan kemungkinan alasan atau cara menjawab yang beragam. Caranya, siswa diberi pertanyaan open-ended dan siswa harus menjelaskan jawabannya. Menurut Suherman, penerapan problem open-ended dalam kegiatan pembelajaran bukan berorientasi pada jawaban (hasil akhir) tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Contoh soal bentuk open-ended: Grafik dan tabel di bawah ini menunjukkan bagaimana perubahan nilai terjadi terhadap suatu fungsi, sedangkan di bagian bawah terdapat bentuk-bentuk aljabar dari beberapa fungsi:

13 Y 2 X Dari grafik di atas disajikan tabel berikut : x y 2 6 y = x + 2 y = 2x + 1 y = x 2 y = 1/2 x+2 y = 1/x y = -x Pilih fungsi-fungsi dalam bentuk aljabar manakah yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan salah satu atau kedua fungsi yang diilustrasikan di bagian atas. Sifat-sifat apa saja yang dapat kamu kemukakan dalam soal ini? Contoh respon yang diharapkan dari siswa: Sudut Pandang Perubahan rasio Pernyataan Respon Siswa 1. Bila x naik maka y pun juga naik 2. Kemiringan sama 3. Tingkat perubahannya tetap. Grafik naik ke kanan atas 5. Gradiennya positif 6. Terdapat perbandingan tetap antara y dan x 7. Fungsi tersebut berbentuk y = ax

14 Grafik Range 8. Y merupakan fungsi linier terhadap x 9. Grafik berupa garis lurus 10. Grafik melalui titik asal 11. Grafik simetris terhadap titik pusat 12. Grafik melalui kuadran pertama dan ketiga 13. Grafik melalui titi (2,) 1. Rangenya tak hingga E. Mengases Kemampuan Komunikasi Contoh 1 Satu Kelas terdiri dari 2 orang. Dari 2 orang siswa dipilih 10 siswa untuk dijadikan penelitian. Keterangan-keterangan yang diperoleh dari 10 murid tersebut disajikan pada tabel berikut : No Banyak Saudara Tinggi Badan Berat Badan Warna Kulit Urut dalam keluarga (dalam cm) (dalam Kg) Kuning Hitam Sawo Matang Hitam Kuning Langsat Sawo Matang Kuning Sawo Matang Hitam Kuning Langsat Dari data di atas, jelaskan manakah yang disebut sampel dan populasi? Sebutkan mana yang data kuantitatif dan data kualitatif! Tugas: Tulislah jawaban dari soal di atas, kemudian gunakan rubrik penskoran berikut untuk mengases jawaban yang diberikan.

15 Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Skala Kriteria/Sub Kriteria 1. Menghubungkan benda nyata, gambar, diagram dan tabel ke dalam ide matematika 2. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika dengan benda nyata, gambar, grafik, tabel dan aljabar 3. Menyatakan peristiwa yang dikemukakan dalam bahasa atau symbol matematika Skor Jumlah Skor Skor Maksimum Nilai Rubrik Skala Penilaian Tingkat Kemampuan Komunikasi Respon Siswa Jawaban benar, mampu menghubungkan benda nyata, gambar, diagram dan tabel ke dalam ide matematika serta mampu menjelaskan ide, situasi Skala dan relasi matematika, dan menggunakan symbol matematika yang tepat. Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah 3 Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria 2 Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria 1 Jawaban tidak ada 0 Catatan: Diadaptasi dari Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika (PTK) Yogyakarta, 200. Contoh 2 Di sebuah taman rumput yang berbentuk lingkaran berjari-jari 20 meter terdapat kolam berbentuk persegi panjang. Panjang kolam 16 m dan lebarnya 12 meter. Harga rumput per m2 Rp32.500,00 dan biaya penanamannya Rp ,00. Berapa biaya yang dikeluarkan seluruhnya?

16 Penyelesaian: Diketahui : Ditanya : sebuah persegi panjang terletak di dalam sebuah lingkaran Panjang = 16 m, Lebar = 12 m, Jari-jari = 20 m, Harga rumput = Rp ,00 / m 2, Biaya penanaman = Rp ,00 biaya yang dikeluarkan seluruhnya =? Jawab : luas tanah yang akan ditanami rumput = L. lingkaran L. persegi panjang L.lingkaran = = m 2 L. kolam = p x l = 16 x 12 = 192 m 2 Jadi, luas rumput = = m 2 Harga pembelian rumput = 1.06 x Rp ,00 = Rp ,00 Dan biaya seluruhnya = Rp ,00 + Rp ,00 = Rp , cm 20 cm

17 Rubrik Penilaian Skala Kriteria/Sub Kriteria Pemahaman konsep (bobot 1) Memahami apa yang diketahui Memahami apa yang ditanya Memahami konsep luas lingkaran dan luas persegi panjang 2. Komputasi / perhitungan (bobot 2) Membuat gambar 2 Menentukan luas taman dan luas kolam Menentukan luas tanah yang akan ditanami rumput Menentukan biaya seluruhnya 3. Komunikasi (bobot 1) Kebenaran jawaban Kejelasan dalam menjawab soal 2 Jumlah skor 6 Skor maksimum 52 Nilai 88 Contoh 3 Keliling suatu persegi panjang adalah 72 cm dan lebarnya 8 cm kurang dari panjangnya. Hitunglah panjang dan lebarnya. Pekerjaan siswa akan dinilai berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Menyatakan soal kedalam kalimat matematika 2. Menyajikan ide-ide dengan menggunakan hubungan-hubungan yang diketahui 3. Menggunakan operasi pada bentuk aljabar untuk menentukan nilai variabel. Menyelesaikan perhitungan generalisasi

18 TINGKATAN (LEVEL) Superior 3 Memuaskan dengan sedikit kekurangan 2 Cukup memuaskan dengan banyak kekurangan 1 Tidak memuaskan RUBRIK PENILAIAN KRITERIA KHUSUS Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep keliling segiempat Menyatakan/mengekspresikan soal kedalam kalimat matematika dengan sempurna Menunjukkan pemahaman lebih terhadap hubungan antar ide yang telah dibuat Menggunakan strategi yang sesuai Sistematis dan terorganisir Diagram/tabel/grafik/gambar tepat Komputasi yang benar Melebihi permintaan yang diinginkan Menunjukkan pemahaman terhadap konsep keliling segiempat Menyatakan/mengekspresikan soal kedalam kalimat matematika dengan baik Menunjukkan pemahaman terhadap hubungan antar ide yang telah dibuat Menggunakan strategi yang sesuai Sebagian sistematis dan terorganisir Diagram/tabel/grafik/gambar sebagian besar tepat Komputasi sebagian besar benar Memenuhi permintaan yang diinginkan Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep keliling segiempat Menyatakan/mengekspresikan soal kedalam kalimat matematika dengan kurang baik Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian besar hubungan antar ide yang telah dibuat Menggunakan strategi yang kurang sesuai Kurang sistematis dan terorganisir Diagram/tabel/grafik/gambar sebagian tepat Komputasi kurang benar Memenuhi sebagian permintaan yang diinginkan Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman terhadap konsep keliling segiempat Tidak dapat menyatakan/mengekspresikan soal kedalam kalimat matematika Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman terhadap hubungan antar ide yang telah dibuat Menggunakan strategi yang tidak sesuai CATATAN

19 Tidak sistematis dan terorganisir Diagram/tabel/grafik/gambar tidak tepat Komputasi tidak benar Tidak memenuhi permintaan yang diinginkan ASPEK PENIALAIAN: KRITERIA/SUB KRITERIA BOBOT 1 SKOR 1. Menyatakan/mengekspresikan soal kedalam kalimat matematika 2. Memahami hubungan antar ide mengkaitkan unsur yang diketahui dengan panjang dan lebar persegi panjang Identifikasi operasi hitung yang digunakan Memilih strategi untuk penyelesaian Menggunakan ide-ide dalam perhitungan 2 matematika Melakukan operasi hitung bentuk aljabar 2 Menyelesaikan masalah Sistematis dan terorganisir 2 Komputasi yang benar 2 Memenuhi permintaan Penjelasan tentang penyelesaian 2 Hasil akhir 2 Jumlah skor Skor maksimum Nilai Skala nilai Nilai = (total skor : skor maksimum) x 100

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, prinsip serta teorinya banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya penting untuk mencerdaskan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya itu adalah dengan adanya pendidikan formal maupun informal yang di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mendidik seseorang agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan kini mengalami banyak perkembangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat membuat setiap orang dapat mengakses segala bentuk informasi yang positif maupun negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan pelajaran yang penting, banyak aktivitas yang dilakukan manusia berhubungan dengan matematika, sebagaimana pendapat Niss (dalam Risna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan

Lebih terperinci

STRATEGI PENALARAN DAN KOMUNIKASI. Barisan dan Deret bilangan

STRATEGI PENALARAN DAN KOMUNIKASI. Barisan dan Deret bilangan Strategi Penalaran dan Komunikasi 0 STRATEGI PENALARAN DAN KOMUNIKASI Topik: Barisan dan Deret Bilangan SOAL. Perhatikan bujur sangkar seperti gambar di samping, jika panjang sisi pada persegi terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Matematika (dari bahasa Yunani: mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. .id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. .id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi internasional tentang literasi membaca, matematika dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dapat dirasakan melalui inovasi-inovasi

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008

PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008 PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008 PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA Bukti menurut Educational Development Center (2003) adalah suatu argumentasi logis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, 7 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Kemampuan Komunikasi Matematika Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan Sains (IPTEKS) sangat pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari kemajuan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang cenderung bersifat terbuka memberi kemungkinan munculnya berbagai pilihan bagi seseorang dalam menata dan merancang kehidupan masa

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP Mardiana Abstraksi Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Model pembelajaran ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran matematika merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dari berbagai belahan dunia manapun. Untuk mempelajari informasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dari berbagai belahan dunia manapun. Untuk mempelajari informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkembang sangat pesat, sangat memudahkan dalam berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari

Lebih terperinci

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIONS PADA SISWA SMP DI KOTA BANDUNG Siti Chotimah chotie_pis@yahoo.com Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri karena persaingan dalam dunia pendidikan semakin ketat. Salah satu upaya yang dapat

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika: BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada BAB IV, maka pada bab ini akan dikemukakan pembahasan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis deskriptif. Berikut pembahasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau atau berita antara

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah negara. Semakin baik kualitas pendidikan di sebuah negara maka semakin baik pula kualitas negara tersebut.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Laili Fauziah Sufi Magister Pendidikan Matematika Universitas Lampung Email: laili_zia@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan kemajuan sains dan teknologi, sehingga matematika dipandang sebagai suatu ilmu yang terstruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penalaran logis, sistematis, kritis, cermat, kreatif dan inovatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. penalaran logis, sistematis, kritis, cermat, kreatif dan inovatif dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peran yang sangat penting tidak saja dalam pertumbuhan perhadapan manusia tetapi juga mempunyai peran penting pada bidang industri dan perdagangan.hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Matematika 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dalam situasi baru, mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA Ingko Humonggio, Nurhayati Abbas, Yamin Ismail Jurusan Matematika, Program Studi S1. Pend.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sejak lama dan sudah dilalui beberapa pembuat kebijakan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sejak lama dan sudah dilalui beberapa pembuat kebijakan di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluhan masyarakat tentang hasil pendidikan yang belum memuaskan sudah berlangsung sejak lama dan sudah dilalui beberapa pembuat kebijakan di bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Komunikasi Matematis 1. Pengertian Komunikasi Matematis Komunikasi secara umum diartikan sebagai suatu cara untuk meyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 (BSNP, 2006:140), salah satu tujuan umum mempelajari matematika pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu bangsa. Penduduk yang banyak tidak akan menjadi beban suatu negara apabila berkualitas, terlebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan 5 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Komunikasi Matematis NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan suatu cara dalam berbagi ide-ide dan memperjelas suatu pemahaman. Within (Umar, 2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena matematika sebagai ilmu, memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan

BAB I PENDAHULUAN. karena matematika sebagai ilmu, memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat memungkinkan setiap orang dapat mengakses informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih, dan di dalamnya terdapat pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu tujuan pembelajaran matematika pada sekolah menengah atas adalah siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dalam menghadapi masalah-masalah dalam berbagai kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dalam menghadapi masalah-masalah dalam berbagai kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika sebagai ilmu dasar atau pengetahuan dasar yang menopang perkembangan teknologi sangat penting dalam kehidupan. Adapula yang menyebutkan bahwa matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan Nasional, dijadikan andalan utama yang berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasional yang harus dibina sejak pendidikan dasar. (Hasratuddin, 2010 : 19).

BAB I PENDAHULUAN. rasional yang harus dibina sejak pendidikan dasar. (Hasratuddin, 2010 : 19). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu bantu yang sangat penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan sarana berfikir untuk menumbuhkembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pernyataan yang telah dibuktikan kebenarannya (Tim PPG matematika:2006).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pernyataan yang telah dibuktikan kebenarannya (Tim PPG matematika:2006). 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Penalaran adalah suatu proses atau aktifitas berpikir untuk menarik kesimpulan membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan pada pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Matematika Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama, secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi merupakan salah satu kemampuan penting dalam pendidikan matematika sebab komunikasi merupakan cara berbagi ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi belajar mengajar yang baik adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berpikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Balitbang Depdiknas (2003) menyatakan bahwa Mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Balitbang Depdiknas (2003) menyatakan bahwa Mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang diperlukan dalam kehidupan manusia, karena melalui pembelajaran matematika siswa dilatih agar dapat berpikir kritis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Matematika sebagai ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Erlinawaty Simanjuntak 1, Ruri Yana Yolanda 2, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan serta suatu alat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP, 2006: 388), dijelaskan bahwa tujuan diberikannya mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Matematika telah

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Matematika telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai ilmu dasar, matematika dipelajari pada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Matematika telah memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Penalaran adalah suatu proses atau aktifitas berpikir untuk menarik kesimpulan membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan pada pernyataan yang telah dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat maju menempatkan pendidikan sebagai lembaga yang. memiliki peran dinamis. Pendidikan diarahkan untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat maju menempatkan pendidikan sebagai lembaga yang. memiliki peran dinamis. Pendidikan diarahkan untuk mengembangkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat maju menempatkan pendidikan sebagai lembaga yang memiliki peran dinamis. Pendidikan diarahkan untuk mengembangkan dan mengubah pengetahuan, budaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut NCTM (2000) dalam Principles and Standards for School Mathematics, yang menyatakan bahwa standar proses dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan

Lebih terperinci

Contoh Soal Kemampuan Matematika Siswa

Contoh Soal Kemampuan Matematika Siswa Contoh Soal Kemampuan Matematika Siswa 1. Problem Solving º Soal Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah : Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sangat membantu mempermudah kegiatan dan keperluan kehidupan manusia. Namun manusia tidak bisa menipu diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting dan sangat berperan dalam perkembangan dunia. Pada zaman modern sekarang ini matematika menjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setting Penelitian menjelaskan tentang lokasi berlangsungnya penelitian, pada

Lebih terperinci

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika Makalah Termuat pada Jurnal MIPMIPA UNHALU Volume 8, Nomor 1, Februari 2009, ISSN 1412-2318) Oleh Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Terbukti bahwa hampir di setiap negara, pendidikan menjadi prioritas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI Eka Senjayawati STKIP SILIWANGI BANDUNG senja_eka@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing 1. Pengertian Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya pendidik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana dan alat yang tepat dalam membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana dan alat yang tepat dalam membentuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana dan alat yang tepat dalam membentuk masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Penalaran Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Penalaran Matematis BAB II KAJIAN TEORI A. Diskrip Konseptual 1. Kemampuan Penalaran Matematis Penalaran merupakan komponen utama dalam matematika khususnya dalam pemecahan masalah (Bergqvist dkk, 2006). Senada dengan Bergqvist,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin cepat dewasa ini, menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menyebar ke setiap aspek kehidupan. Hampir sebagian besar dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi kemajuan IPTEK dan persaingan global maka peningkatan mutu pendidikan matematika di semua jenis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu negara ditentukan oleh masyarakatnya karena produk dari pendidikan itu sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Setiap negara berusaha mempersiapkan diri untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat matematika Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir pada semua bidang ilmu pengetahuan. Matematika sebagai alat bagi ilmu yang lain sudah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Yeni Yuniarti 1 ABSTRAK Rumusan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dipergunakan dalam kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi matematis 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dan hubungan manusiawi guru dengan siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak pakar matematika, baik pendidik maupun peneliti yang. (1997) yang menyatakan bahwa much discucion and concern have been

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak pakar matematika, baik pendidik maupun peneliti yang. (1997) yang menyatakan bahwa much discucion and concern have been BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu harapan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah pertama adalah terlatihnya kemampuan berpikir matematik. Oleh sebab itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah hanya jika seseorang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. Suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah hanya jika seseorang tidak BAB II KAJIAN TEORI A. Masalah Dalam pembelajaran matematika masalah disajikan dalam bentuk pertanyaan. Suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah hanya jika seseorang tidak mempunyai aturan/ hukum

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Secara umum, komunikasi merupakan suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahukan pendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadiannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar mengerti materi yang dipelajari saat itu, tapi juga belajar dengan pemahaman dan aktif membangun

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November http://jurnal.fkip.uns.ac.

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November http://jurnal.fkip.uns.ac. ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGEMPLAK BOYOLALI Sayekti Dwiningrum 1, Mardiyana 2, Ikrar Pramudya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai ke tingkat pendidikan tinggi. Matematika mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dalam bidang matematika. Menurut Abdurrahman (2012:204)

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dalam bidang matematika. Menurut Abdurrahman (2012:204) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bagian dalam ilmu pengetahuan dengan berbagai peranan menjadikannya sebagai ilmu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini berkembang sangat pesat. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Salah satu cara mengaktifkan belajar siswa adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam setiap kurikulum pendidikan nasional, mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam setiap kurikulum pendidikan nasional, mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap kurikulum pendidikan nasional, mata pelajaran matematika selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan, dari Sekolah Dasar sampai pada Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika berkedudukan sebagai ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah penalaran Nurbaiti Widyasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah penalaran Nurbaiti Widyasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengambilan keputusan terhadap masalah yang dihadapi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak terlepas dari aspek-aspek yang mempengaruhinya. Keputusan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL A. Analisis Pengertian analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan

Lebih terperinci