Hasil Penelitian dan Pembahasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hasil Penelitian dan Pembahasan"

Transkripsi

1

2 risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012). Salah satu bagian dari SMK3 adalah program keselamatan kerja. Pelaksanaan program keselamatan kerja dapat meningkatkan pengetahuan karyawan tentang keselamatan yang tinggi dan pengalaman kerja yang menghindarkan pekerja dari bahaya-bahaya ditempat kerja oleh karena adanya faktor lingkungan kerja yang tidak mendukung keselamatan dan kesehatan pekerja pada saat bekerja dan pada saat berada di lingkungan kerja. Pelaksanaan program pemantauan lingkungan kerja juga penting untuk membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga mereka menyadari arti penting dari pelaksanaan program keselamatan kerja bagi dirinya maupun perusahaan. PT. Taka Turbomachinery Indonesia merupakan Perusahaan Swasta Nasional yang bergerak dibidang proses produksi/ Fabrikasi, Inspeksi dan perbaikan dalam bidang mekanikal untuk Industri chemical, Migas, Energi, Pupuk, Semen dan Kertas. PT. Taka Turbomachinery Indonesia berpusat di Kota Bandung Propinsi Jawa Barat. PT. Taka Turbomachinery Indonesia memiliki kantor cabang di berbagai daerah, salah satunya berada di Kota Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Saat ini PT. Taka Turbomachinery Indonesia telah tumbuh besar menjadi salah satu perusahaan yang mampu memperbaiki Turbin, Pompa, Kompressor skala raksasa yang ada di Indonesia yaitu salah satunya dengan mengadakan kerja sama dalam bidang perbaikan mekanikal mesin Steam dan Gas Turbine untuk PT. Chevron Pacific Indonesia selaku pemilik Power & Steam Generation PG&T Central Duri yaitu perusahaan yang menghasilkan listrik bertenaga gas sekaligus memproduksi steam atau uap. Secara umum lingkup pekerjaan PT. Taka Turbomachinery Indonesia adalah dibidang Steam & Gas Turbine, Centrifugal Pump, Turbo Compressor, Mfg Sleeve Bearing dan Other Rotating Equipment. Dalam setiap kegiatan proses kerja PT. Taka Turbomachinery Indonesia memerlukan pemantauan lingkungan kerja dalam rangka upaya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Didalam pelaksanaan kerjanya terutama di bagian perbaikan mekanikal PT. Taka Turbomachinery Indonesia tidak terlepas dari faktor bahaya yang ada di lingkungan kerja di Central Gas Turbine Area Duri seperti adanya bahaya fisik yaitu adanya bahaya kebisingan yang memiliki tingkat kebisingan yang bervariasi, suhu panas yang dihasilkan dari panas mesin turbin dan panas sinar matahari, dan radiasi yang dihasilkan dari pengelasan dan pancaran sinar matahari, yang mana bahaya fisik tersebut tentunya akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan para pekerja. Begitu juga dengan faktor kimia seperti penggunaan bahan pelarut Acetilin (C2H2) untuk pengelasan dan pemotongan logam, lube oil sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat, solar untuk memproduksi uap dan mencairkan hasil perindustrian, yang dapat mempengaruhi keselamatan dan terutama kesehatan para pekerja. Dari uraian latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana tinjauan pelaksanaan program pemantauan lingkungan kerja fisik dan kimia di PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau tahun 2014? Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan PT. Taka Turbomachinery Indonesia mengenai pentingnya di perhatikan program pemantauan lingkungan kerja fisik dan kimia di Central Gas Turbine Area. 2. Sebagai bahan masukan bagi pegawai K3 PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau mengenai program pemantauan lingkungan kerja di perusahaan. 3. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis khususnya mengenai pelaksanaan program keselamatan kerja pada suatu perusahaan

3 terutama pada perusahaan bergerak dibidang proses produksi/ Fabrikasi, Inspeksi dan perbaikan dalam bidang mekanikal untuk Industri chemical, Migas, Energi, Pupuk, Semen dan Kertas. 4. Sebagai referensi dan sumber informasi bagi pihak lain yang membutuhkan. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dapat didefinisikan sebagai salah satu pendekatan yang menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pandangan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri tentang tinjauan pelaksanaan program pemantauan lingkungan kerja fisik dan kimia di PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau dengan teknik pengumpulan data in depth interview. (Emzir, 2009). Penelitian dilakukan di unit Central Gas Turbine Area milik PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei Informan dalam penelitian ini sebanyak 4 orang. Diambil dari 1 orang Site Manager, 1 orang Supervisor Maintenance, 1 orang Supervisor Operation, dan 1 orang tenaga K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari 2 (Dua) sumber yaitu: 1. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview). 2. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi, sumber datanya adalah dokumen-dokumen yang ada terkait pemantauan lingkungan kerja di PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau. Teknik analisa data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara secara mendalam (indepth interview) dan tidak berstruktur terhadap informan kemudian dibandingkan dengan teori pada tinjauan pustaka. Tahap analisis data yang digunakan pada pendekatan kualitatif ini menggunakan analisis domain yaitu upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang objek penelitian. Selanjutnya data yang terkumpul akan diolah dan disajikan secara narasi dalam bentuk matriks menurut variabel yang diteliti. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pemantauan Lingkungan Kerja Fisik dan Kimia 1. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Kerja. Dari hasil penelitian tentang pelaksanaan pemantauan lingkungan kerja dapat diketahui bahwa pelaksanaan pemantauan lingkungan kerja di Central Gas Turbin Area telah berjalan dan untuk pelaksanaannya dilaksanakan setiap hari dan untuk pelaksanaannya sendiri seluruh karyawan terlibat didalam melestarikan lingkungan kerja yang aman, untuk pemantauannya dilakukan dengan menyediakan alat-alat terkait pemantauan lingkungan kerja seperti tersedianya Ambient, Gas Detector, Sound Level Meter untuk pengukuran seperti kebisingan, suhu dan juga pengambilan sampel sekali sebulan, seperti sampel bahan kimia nalcool, sampel air, sampel uap dan lain-lain yang akan diperiksakan lebih dalam ke laboratorium milik Chevron. Serta juga melakukan observasi dengan memperhatikan cara pekerja bekerja dalam aspek cara bekerja yang aman dan selamat dan juga memperhatikan segi kebersihan dan kesehatan lingkungan kerja. Dan hal ini juga sesuai dengan teori Suma mur (2013) koreksi cara, tempat dan lingkungan kerja terutama dimaksudkan agar intensitas atau kadar faktor penyebab penyakit dalam hubungan ini penyebab fisis dan kimiawi dalam udara tempat kerja diupayakan senantiasa berada dibawah NAB-nya. Tindakan korektif terhadap cara kerja tempat dan lingkungan kerja diselenggarakan atas dasar hasil pengukuran dan evaluasinya sehingga segala tindakan higiene industri benar-benar obyektif. Koreksi tersebut mungkin atas dasar telah terjadi peristiwa

4 keracunan, gangguan kesehatan, penyakit akibat kerja, atau kecelakaan. Tapi mungkin pula atas dasar preventif agar faktor fisis dan kimiawi di tempat kerja tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Alat Bantu Dalam Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Kerja. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa alat bantu didalam pelaksanaan pemantauan lingkungan kerja di Central Gas Turbine Area sudah ada seperti tersedianya SOP Standart Operating Procedure, JHA Job Hazard Analysis dan juga tersedianya form-form terkait dengan pemantauan lingkungan kerja, seperti tersedianya form JSA Job Safety Analysis, JSI Job Site Inspection, kemudian BBS Behaviour Based Safety dan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai. Hal ini sesuai berdasarkan teori Ramli (2010) untuk membantu pelaksanaan manajemen risiko khususnya untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendaliannya diperlukan metoda atau perangkat. Khusus untuk risiko K3, ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing salah satunya adalah Job safety analysis yaitu salah satu teknik analisa bahaya yang sangat popular dan banyak digunakan di lingkungan kerja. Adapun JSA teknik ini manfaatnya adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan. Hal ini sejalan dengan pendekatan sebab kecelakaan yang bermula dari adanya kondisi atau tindakan tidak aman saat melakukan aktivitas. Karena itu dengan melakukan identifikasi bahaya pada setiap jenis pekerjaan dapat dilakukan langkah pencegahan yang tepat dan efektif. 3. Upaya Keselamatan Pengendalian Bahaya. Dalam hal upaya keselamatan dalam rangka pengendalian bahaya di Central Gas Turbine Area, PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau melakukan serangkaian tahapan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yaitu melakukan pelatihan tentang pekerjaan yang akan dilakukan pekerja serta melakukan induction atau pengenalan tentang bahayabahaya apa saja yang ada di Central Gas Turbine Area, menyediakan alat pelindung diri yang sesuai atau spesifik berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan bagi pekerja, mengikuti atau mematuhi regulasi yang ada terkait dengan prosedur kerja seperti bekerja dengan SOP Standart Operating Procedure dan mematuhi JHA Job Hazard Analysis. Hal ini sesuai dengan teori Ramli (2010) ada lima pendekatan dalam upaya pencegahan kecelakaan, salah satunya adalah pendekatan energi sebagai contoh untuk mengatasi bahaya bising, manusia sebagai penerima energi suara tersebut dilindungi dengan alat pelindung telinga sehingga dampak bising yang timbul dapat dikurangi. Kemudian dengan pendekatan manusia yaitu dengan memberikan pembinaan dan pelatihan, promosi dan kampanye K3, pembinaan perilaku aman, pengawasan dan inspeksi K3, audit K3, komunikasi K3, dan pengembangan prosedur kerja aman. Pendekatan administratif yaitu dengan cara penyediaan alat keselamatan kerja, mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan tentang K3 dan lain-lain. 4. Upaya Kesehatan Pekerja PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau dalam rangka melaksanakan upaya kesehatan bagi pekerjanya, telah memberikan jaminan kesehatan berupa BPJS, serta asuransi kesehatan dari perusahaan yang bernama in health yang mana asuransi ini dapat digunakan pekerja ketika mengalami sakit yang diakibatkan oleh pekerjaan dan juga upaya pemeriksaan kesehatan tahunan atau general check up melalui rumah sakit yang telah ditunjuk oleh PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja pasal 3 ayat (1) yang menyatakan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja diselenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja yang pengelolaanya dapat dilaksanakan dengan mekanisme asuransi. Kemudian ayat (2) yang menyatakan setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja. Selain itu pasal 4 ayat (1) menyatakan

5 program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan undang-undang ini. 5. Kondisi Suhu Central Gas Turbine Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa suhu di Central Gas Turbine Area sangat panas, hal ini disebabkan oleh adanya proses pembakaran gas turbin untuk menghasilkan listrik dan juga panas yang dihasilkan oleh HRSG yang memproduksi uap untuk melelehkan minyak bumi dan juga panas yang dihasilkan dari Exhaust yaitu buangan gas yang dibuang ke udara, juga dari pancaran sinar matahari yang panas. Hal ini sesuai dengan teori Suma mur (2013) faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan sekitarnya adalah konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi (penguapan keringat). Konduksi ialah pertukaran panas antara tubuh dengan benda-benda sekitar melalui mekanisme sentuhan atau kontak langsung. Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. 6. Dampak Suhu Panas Terhadap Pekerja dampak kondisi suhu panas bagi pekerja yang bekerja di Central Gas Turbine Area yaitu lelah, dehidrasi, perasaan gerah, stress, konsentrasi berkurang. Namun dalam hal ini para informan melakukan antisipasi untuk meminimalisir agar dampak tersebut tidak mempengaruhi kinerja pekerja dengan caracara yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Siregar (2008) yang menyatakan selama bekerja di tempat panas terjadi pengeluaran keringat yang banyak pada pekerja, dimana keringat merupakan cairan hiponotik yang terdiri dari air, natrium, dan klorida. Penguapan dan pengeluaran keringat dari kulit yang bertujuan untuk mengatur temperatur tubuh menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah, sehingga menyebabkan kekurangan volume cairan. 7. Upaya Keselamatan Suhu Panas upaya keselamatan dalam pengendalian suhu panas di Central Gas Turbine Area yang dilakukan oleh PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau yaitu dengan memberikan bantuan blower agar meredakan panas, dan sumber-sumber panas tertentu di isolasi agar panas tersebut tidak berdampak buruk terhadap pekerja, melakukan sistem bekerja secara bergantian pada saat waktu tertentu agar pekerja tidak terpapar lama di titik atau spot yang memiliki potensi bahaya panas, serta menyediakan air minum di Central Gas Turbine Area untuk para pekerja sebagai antisipasi agar tidak dehidrasi. Hal ini sesuai dengan teori Harrianto (2010) pengendalian pajanan lingkungan panas di tempat kerja dapat dikurangi dengan cara Pengendalian Administratif yaitu mempersingkat pajanan dibutuhkan jadwal istirahat yang pendek tetapi sering dan rotasi pekerja yang memadai, penyediaan air minum yang cukup. Pengendalian Teknik, mengurangi penyebaran panas radiasi dari permukaan benda-benda yang panas dengan cara isolasi/penyekat yaitu melapisi permukaan benda-benda yang panas dengan bahan yang memiliki emisi yang rendah seperti aluminium atau cat, mengurangi kelembaban seperti penggunaan AC, peralatan penarik kelembaban, dan upaya lain untuk mengeliminasi uap panas sehingga dapat mengurangi kelembaban di lingkungan tempat kerja. 8. Kebisingan di Central Gas Turbine tingkat kebisingan di Central Gas Turbine bervariasi ini dikarenakan terdapat lima unit mesin turbin mulai dari yang terkecil yaitu di turbin satu 89 dba hingga diatas 95 dba di turbin lima, ini dikarenakan oleh adanya aktifitas dari aktifitas mesin turbin tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Tambunan (2005) sumber kebisingan berasal dari aktivitas-aktivitas yang ikut menciptakan dan menambah tingkat kebisingan di tempat kerja, seperti mengoperasikan mesin-mesin produksi yang sudah cukup tua, terlalu sering

6 mengoperasikan mesin-mesin kerja pada kapasitas kerja cukup tinggi dalam operasi cukup panjang. 9. Dampak Kebisingan Pada Pekerja dampak kondisi kebisingan bagi pekerja yang bekerja di Central Gas Turbine Area yaitu proses komunikasi yang tidak berjalan seperti keadaan normal. Untuk segi kesehatan hal yang berpengaruh adalah bisa mengakibatkan gangguan pendengaran seperti tuli, namun untuk mengantisipasi hal tersebut PT. Taka di dalam bekerja menggunakan alat pelindung telinga seperti Ear plug dan Ear muff. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Pradana (2013) yang menyatakan tingkat kebisingan yang melebihi 85 dba dalam kondisi tersebut dapat menimbulkan rasa kurang nyaman yang dialami pekerja dalam hal komunikasi pada saat menjalankan pekerjaannya sehingga memungkinkan pekerja mengalami gangguan pada saat bekerja. 10. Upaya Keselamatan Pada Kebisingan untuk upaya keselamatan pada kondisi kebisingan di Central Gas Turbine Area dapat diketahui PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau menyediakan Personal Protective Equipment atau PPE yang sesuai berdasarkan tingkat kebisingannya yaitu dengan menyediakan ear plug atau penutup telinga yang terbuat dari bahan karet dan juga ear muff pada saat bekerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Saputra (2007) yang menyatakan peralatan alat pelindung diri yang dipergunakan untuk melindungi pekerja pabrik mempunyai jenis dan spesifikasi tertentu berdasarkan tingkat kebisingan di lingkungan pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur, karyawan di lindungi dengan alat pelindung telinga ear plug untuk tingkat kebisingan antara dba dan ear muff untuk tingkat kebisingan lebih dari 95 dba. 11. Bahaya Radiasi di Central Gas Turbin bahaya radiasi yang terdapat di Central Gas Turbine Area, sumbernya berasal dari proses pekerjaan pengelasan, dan melalui terik sinar matahari. Hal ini sesuai dengan teori Subaris dan Haryono (2008) sumber radiasi berasal dari radiasi alam dan non alami. Radiasi yang berasal dari alam disebut radiasi alam seperti sinar matahari (ultra violet, infra red). Dan radiasi buatan berasal dari penggunaan alat elektronik dan radiasi yang dihasilkan dari pengelasan atau las listrik. 12. Dampak Radiasi Terhadap Pekerja dampak bahaya fisik radiasi bagi pekerja yang bekerja di Central Gas Turbine Area yaitu dampak tersebut sangat berpengaruh terhadap pekerja hal tersebut diketahui berdasarkan pernyataan informan yang mengatakan ada sebagian pekerja yang terkena dari dampak radiasi tersebut pada saat sehabis melakukan pengelasan yaitu penglihatan mata pekerja tersebut agak kabur dan merasakan iritasi pada mata. Hal ini sesuai dengan teori Suma mur (2013) sinar laser adalah emisi energi tinggi, sinar ini digunakan untuk banyak keperluan dan pemakaiannya luas seperti pada pengelasan, pemotongan, dan pelapisan logam. Efek utama paparan sinar laser kepada tenaga kerja adalah terhadap mata dan kulit. Kerusakan mata merupakan akibat efek termis sinar laser kepada retina, sehingga terjadi kerusakan retina dan kebutaan. Sinar ultra ungu dihasilkan oleh pengelasan yang menggunakan suhu tinggi, benda pijar yang suhunya tinggi, lampu pijar dan lainnya. Sinar matahari mengandung pula sinar ultra ungu. Pada mata sinar tersebut dapat mengakibatkan konjungtivitis foto elektrika. 13. Upaya Keselamatan Terhadap Radiasi upaya keselamatan dalam pengendalian bahaya radiasi di Central Gas Turbine Area, PT. Taka Turbomachinery Duri Riau melakukan upaya, seperti menyediakan alat pelindung diri untuk kegiatan kerja pengelasan dengan menyediakan face shield, kaca mata hitam, sarung tangan karet dan untuk bahaya radiasi yang berasal dari matahari seluruh pekerja diwajibkan mengenakan baju lengan

7 panjang, sarung tangan, helm keselamatan, kaca mata dan safety shoes. Hal ini sesuai dengan penelitian Mulya (2008) yang menyatakan untuk pengendalian risiko terkena percikan api las pekerja harus berhati-hati dengan mengatur jarak aman seperti melawan arah mata angin dan sebaiknya pekerja pengelasan menggunakan alat pelindung diri seperti wear pack yang terbuat dari bahan katun, pada saat pengelasan juga leher baju harus dikancingkan, selalu menggunakan safety googles, sarung tangan, face shield (kedok las), dan apron kulit. 14. Penggunaan Bahan Kimia PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau di dalam proses produksi menggunakan bahan kimia, adapun bahan kimia yang sering digunakan adalah asetilin yang digunakan untuk proses pengelasan dan pemotongan logam, lube oil atau oli yang digunakan untuk sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat, dan solar yang digunakan untuk sebagai bahan bakar mesin turbin dan sebagai bahan untuk servis reparasi pada bidang mekanikal. Hal ini sesuai dengan teori Susanto (2009) penggunaan bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja terutama bagi industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengilahan logam, obat-obatan dan lain-lain. 15. Dampak Penggunaan Bahan Kimia setiap para karyawan telah mengetahui dampak dari penggunaan bahan kimia terhadap keselamatan dan kesehatannya yaitu melalui pengarahan langsung dari pihak manajemen PT. Taka sendiri yang diadakan pada saat tail gate meeting berlangsung mengenai tentang bagaimana cara penggunaan bahan kimia yang benar sesuai dengan MSDS dan SOP yang ada dan memeriksa kelengkapan karyawan sebelum memulai pekerjaan dari segi keselamatan yaitu telah menggunakan APD dan adanya surat izin bekerja. Setiap pekerja yang menggunakan bahan kimia harus mentaati cara bekerja berdasarkan prosedur yang ada. Dan dilakukan pemantaun langsung oleh pihak HSE PT. Taka dan juga dari pihak Chevron. Hal ini sesuai dengan teori Harrianto (2008) efek toksik zat kimia yang berbahaya, bila masuk kedalam tubuh, bergantung pada sifat fisik zat kimia tersebut dan sifat dasar patofisiologis organ tubuh terhadap pajanan tersebut. 16. Ketersediaan MSDS Untuk Penggunaaan Bahan Kimia Dari hasil penelitian diketahui, bahwa PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau di dalam penggunaan bahan kimia untuk proses produksi di Central Gas Turbine Area turut serta menggunakan bahan kimia yang memiliki MSDS dalam upaya keselamatan dan kesehatan pekerja di dalam penggunaan bahan kimia. Berdasarkan data MSDS yang peneliti dapat selama di penelitian, MSDS tersebut berisi konten tentang produk dan identitas perusahaan, pengenalan bahaya, tipikal komposisi, informasi kesehatan dan psikologi, langkah-langkah pertolongan pertama dan keadaan darurat, tata cara penanggulangan tumpahan dan kebocoran, penanganan dan penyimpanan, pertimbangan-pertimbangan pembuangan, informasi peraturan, informasi perlindungan khusus, informasi perlindungan terhadap kebakaran, data reaktifitas, perlindungan terhadap lingkungan, peringatan khusus, dan ciri-ciri fisik. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, pasal 12 yang berbunyi setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3 wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet). 17. Upaya Keselamatan Penggunaan Bahan Kimia upaya keselamatan dalam rangka melindungi pekerja dari penggunaan bahan kimia di Central Gas Turbine Area yaitu dengan memberikan sosialisasi tentang bahan kimia

8 yang akan digunakan agar pekerja paham dengan potensi bahaya apa yang bisa membahayakan pekerja, memastikan MSDS tersedia di lapangan ketika mengoperasikan bahan kimia tersebut, menggunakan alat pelindung diri yang sesuai yang telah disediakan oleh PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau, tersedianya fasilitas untuk personal hygiene seperti eye wash untuk membersihkan mata apabila terkena bahan kimia dan juga emergency shower. Hal ini sesuai dengan teori Cahyono (2010) penggunaan bahan kimia yang jumlahnya sudah sedemikian banyak tentu saja mengharuskan personil yang berhubungan dengan bahan kimia untuk bekerja dengan cara yang aman agar terhindar dari kecelakaan kerja akibat bahan kimia, dan pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan Pengendalian Secara Teknis seperti pemasangan LEV (Local Exhaust Ventilation). Pengendalian Secara Administrasi seperti pengaturan jam kerja pada tempat kerja tertentu, rotasi shift, dan lama waktu yang diperbolehkan pada tempat berbahaya. Walaupun pengendalian secara teknis dan administrasi telah dijalankan, tetapi dalam upaya lebih menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan, maka personil yang bekerja dengan bahan kimia harus dilengkapi dengan alat pelindung diri. 18. Tempat Penyimpanan Bahan Kimia untuk tempat penyimpanan bahan kimia di PG&T Central Duri sudah disesuaikan dengan kondisi tingkat kelembapan, dan letak bahan kimia disesuaikan berdasarkan jenis bahan kimia yang sama dan membedakan antara bahan kimia yang kosong dengan yang berisi dan berisi setengah. Untuk tempat penyimpanan bahan kimi di PG&T sendiri telah dipasang rambu-rambu peringatan bahaya bahan kimia serta alat pelindung diri apa yang dipergunakan ketika hendak memasuki area penyimpanan bahan kimia. Untuk tempat penyimpan bahan kimia diletakkan di satu tempat yaitu di chemical storage dan untuk penyimpanannya dibedabedakan susunan penyimpanannya berdasarkan jenis bahan kimia. Hal ini sesuai dengan teori Cahyono (2010) Cara penyimpanan paket atau kontainer harus ditentukan. Penentuan ini tidak boleh terbatas hanya beberapa maslah seperti metode palet, drum di stack terakhir dan lainlain, tetapi harus termasuk batas aman untuk setiap stack. Drum besar dan kecil mungkin disimpan vertikal, horizontal, di palet, di rak, stack, atau tumpukan. Tetapi, apapun metode yang digunakan bahan kimia tidak boleh terletak di lantai, terutama di lapangan terbuka. Dan bila dilapangan terbuka jaga wadah tetap bersih dan bebas dari benda asing yang dapat membawa ke proses. Penyimpanan bahan kimia berbahaya harus mengantisipasi terjadinya kebocoran, sehingga diperlukan peralatan yang memadai untuk mencegah limbah bahan kimia berbahaya masuk ke tanah atau perairan. Bahan kimia harus ditempatkan sesuai dengan jenisnya. Suatu bahan kimia mudah terbakar dapat ditempatkan dengan bahan kimia yang lain yang juga mudah terbakar pada satu area tetapi satu jenis bahan kimia. Untuk memudahkan mengetahui jenis bahan-bahan kimia yang ditempatkan di gudang, maka di area tempat bahan kimia ditempatkan harus ditandai dengan papan nama yang jelas yang menyebutkan nama bahan kimia yang berada di area. 19. Proses Pembuangan Bahan Kimia untuk pembuangan limbah kimia, PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau didalam hal pembuangan limbah bahan kimia akan melakukan pengemasan ulang yang nantinya akan dikumpulkan ke bagian junk yard yaitu tempat penampungan limbah kimia sementara yang kemudian nantinya bahan kimia yang didalam penampungan sementara tersebut diambil dan akan dikirim atau dibawa ke tempat penanganan limbah kimia B3 dan untuk pelaksanaan tersebut akan dilakukan oleh pihak PT. Chevron Pacific Indonesia selaku pihak yang lebih berhak. Hal ini sesuai dengan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan

9 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun menyatakan, bahwa lingkungan hidup perlu dijaga kelestariannya sehingga tetap mampu menunjang pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan dengan meningkatnya pembangunan di segala bidang, khususnya pembangunan di bidang industri, semakin meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan termasuk yang berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Pasal 3 mengenai Ketentuan Umum menyatakan bahwa, setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dilarang membuang limbah B3 yang dihasilkannya itu secara langsung ke dalam media lingkungan hidup, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Kesimpulan 1. Program pemantauan lingkungan kerja telah dilaksanakan setiap hari oleh PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau di Central Gas Turbine Area. 2. Perangkat di dalam menunjang proses pelaksanaan pemantauan lingkungan kerja di Central Gas Turbine Area yaitu JSA Job Safety Analysis. 3. Upaya keselamatan dalam rangka pengendalian bahaya di Central Gas Turbine Area dengan menyediakan alat pelindung diri yang sesuai berdasarkan spesifikasi pekerjaan. 4. Upaya kesehatan untuk menjamin kesehatan pekerja dengan memberikan jaminan kesehatan BPJS dan asuransi kesehatan in health serta mengadakan pemeriksaan kesehatan berkala setahun sekali. 5. Upaya keselamatan pada kondisi suhu panas di Central Gas Turbine Area yaitu dengan memberikan bantuan blower, mengisolasi sumber panas tertentu, melakukan pergantian pekerja pada waktu tertentu, dan menyediakan air minum untuk mencegah dehidrasi. 6. Upaya keselamatan pada kondisi kebisingan di Central Gas Turbine Area dengan menyediakan alat pelindung diri telinga yaitu ear plug dan ear muff. 7. Upaya keselamatan pada bahaya radiasi di Central Gas Turbine Area dengan menyediakan alat pelindung diri mata yaitu kaca mata hitam, sarung tangan karet, dan face shield. 8. Menyediakan MSDS sebagai pedoman keselamatan didalam penggunaan bahan kimia untuk proses produksi di Central Gas Turbine Area dalam bentuk soft copy, dan dokumen tertulis. 9. Upaya keselamatan dalam rangka melindungi pekerja terhadap penggunaan bahan kimia dengan menyediakan MSDS, APD yang sesuai dengan bahan kimia yang digunakan, tersedianya Eye Wash dan Emergency Shower di Central Gas Turbine Area. 10. Penyimpanan bahan kimia diletakkan di chemical storage. Saran 1. Kepada PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau agar mempertahankan kualitas pelaksanaan pemantauan lingkungan kerja fisik dan kimia di Central Gas Turbine Area Duri seperti mengukur tingkat kebisingan dengan sound level meter, mengukur tingkat suhu dengan ambient dan gas tester untuk exhaust turbine, mengambil sample bahan kimia untuk di uji di laboratorium sebulan sekali, membuang bahan kimia yang sudah tidak dipakai lagi di junk yard. Memastikan setiap pekerjaan yang memiliki potensi bahaya sudah ada izin kerja nya dari pihak user atau Chevron dan bekerja berdasarkan SOP. 2. Kepada pekerja PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau khusus nya pekerja yang melakukan kegiatan pengelasan maupun pemotongan besi agar lebih meningkatkan kesadarannya mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan di dalam proses pengelasan dengan menggunakan APD yang lengkap seperti wear pack yang terbuat dari bahan katun, pada saat pengelasan juga leher baju harus

10 dikancingkan, selalu menggunakan safety gogles, sarung tangan, face shield (kedok las), dan apron kulit agar kecelakaan yang tidak diinginkan dapat di hindari. Daftar Pustaka Aditama, Tjandra Yoga Kumpulan Makalah Seminar K3 RS Persahabatan Tahun 2000 & 2001 (Dr.Slamet Ichsan, M.S tahun 2001) Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Penerbit Universitas Indonesia (UI- Press). Cahyono, Achadi Budi Keselamatan Kerja Bahan Kimia Di Industri, Gadjah Mada University Press. Dewan K3 Nasional Program K3, 13/06/ program-keselamatan-dankesehatan-kerja.html. Diakses pada tanggal 10 desember Harrianto, Ridwan Buku Ajar Kesehatan Kerja, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. Malaka, Tan Biomonitoring Proceeding Simposium Pemantauan Biologik dalam Proteksi Kesehatan Tenaga Kerja, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. M, Soeripto Higiene Industri, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Mulya, Adi, Analisis dan Pengendalian Risiko Keselamatan Kerja Dengan Metode Semi Kuantitatif Pada pekerja Pengelasan di Bengkel Pabrik PT. Antam Tbk UBP Emas Pongkor Bogor Tahun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Neldi, Mellysa P, Analisis Pelaksanaan JSA Pada Pekerjaan Well Work Dan Initial Completion Yang Dilakukan Kontraktor Migas Berdasarkan Teknik Management Berdasarkan Oversight And Risk Tree Di Lokasi Kerja PT. X Tahun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Pradana, Aripta, Hubungan Antara Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Gravity PT. Dua Kelinci. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Ramli, Soehatman Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk Management, PT. Dian Rakyat, Jakarta. Saputra, Agus J, Analisis Kebisingan Peralatan Pabrik Dalam Upaya Peningkatan Penaatan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Pupuk Kaltim. Program Studi Ilmu Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang. Siregar, Hikmah R, Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang Kecamatan Binjai Utara Tahun Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera. Medan. Subaris, Heru dan Haryono Hygiene Lingkungan Kerja, Mitra Cendikia, Jogjakarta. Suma mur HIGIENE Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES), CV Sagung Seto, Jakarta. Susanto, Ibnu Bahan Kimia Berbahaya dan Keselamatan Kesehatan Kerja Bidang Kimia. 9/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dankeselamatan-kesehatan-kerja-bidangkimia/. Di akses pada tanggal 20 Mei Tambunan, Sihar Tigor Benjamin Kebisingan di Tempat Kerja, C.V. Andi Offset, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dari kerja, menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan merehabilitasi pekerja

BAB I PENDAHULUAN. dari kerja, menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan merehabilitasi pekerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yaitu bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan,

Lebih terperinci

FOTO PENELITIAN. Kegiatan Pengelasan. Central Gas Turbine Area. Universitas Sumatera Utara

FOTO PENELITIAN. Kegiatan Pengelasan. Central Gas Turbine Area. Universitas Sumatera Utara FOTO PENELITIAN Kegiatan Pengelasan Central Gas Turbine Area Inlet House Waste Tank (Tempat pembuangan limbah bahan kimia) Peneliti observasi di lapangan Rambu peringatan bahaya di Central Gas Turbine

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN KIMIA DI PT. TAKA TURBOMACHINERY INDONESIA DURI RIAU TAHUN 2014 SKRIPSI.

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN KIMIA DI PT. TAKA TURBOMACHINERY INDONESIA DURI RIAU TAHUN 2014 SKRIPSI. TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN KIMIA DI PT. TAKA TURBOMACHINERY INDONESIA DURI RIAU TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : FENTRA WELKISAM AIDIL FITRAH NIM: 101000347 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan

Lebih terperinci

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya Brian Hadi W 1, Ade Sri Mariawati 2 12 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI Penerapan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko tinggi dan yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hak asasi karyawan dan salah satu syarat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan

Lebih terperinci

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI PAKAIAN KERJA 1. Pemilihan pakaian harus diperhitungkan kerja kemungkinan bahaya yang akan dialami pekerja. 2. Pakaian harus sesuai dengan ukuran dan tidak menghalangi kerja 3. Pakaian yang longgar/dasi

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

Peralatan Perlindungan Pekerja

Peralatan Perlindungan Pekerja Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York

Lebih terperinci

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik Ducting Standard : 67. Duct harus diatur sehingga uap tidak berkondensasi dan mengendap di dasar duct. Dalam kebanyakan kasus sebaiknya saluran ventilasi diakhiri dengan : Setidaknya 3 meter di atas level

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya perubahan proses produksi. Sebelum kemajuan teknologi, pekerjaan di bidang industri hanya menggunakan alat

Lebih terperinci

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration i i Personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis RUST PREVENTIVE OIL 05 Januari 2015 1. Pengantar RUST PREVENTIVE OIL adalah bahan kimia yang diformulasikan khusus sebagai anti karat yang bersifat mudah

Lebih terperinci

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi semakin banyak dan beragam termasuk bahaya yang timbul akibat buatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 164 mengenai kesehatan kerja dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja

Lebih terperinci

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 A. Badan

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap perubahan/kondisi lingkungan yang dengan sifatnya tersebut dapat

Lebih terperinci

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style MEMPELAJARI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. INDOLAKTO JAKARTA Created by: Esa Rahmanda H 32410439 Click to edit Master title style Latar Belakang Kebutuhan Manusia Meningkat Perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KWM adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur aksesoris garmen yang terbuat dari timah dan menerima pesanan pewarnaan metal. Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan yang paling

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya Pengertian 1. Bahan Beracun dan Berbahaya Adalah semua bahan kimia yang mempunyai efek mengakibatkan kerugian terhadap orang dan lingkungan sekitarnya seperti: korosif, oksidasi, bersifat racun, meledak

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam

Lebih terperinci

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB) MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB) Material safety data sheet (MSDS) atau dalam SK Menteri Perindustrian No 87/M-IND/PER/9/2009 dinamakan Lembar Data Keselamatan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1. TUJUAN & PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini antara lain menguraikan tanggung jawab, evaluasi bahaya, jenis alat pelindung diri dan pemilihannya, kualifikasi fisik,

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh BAB VII PEMBAHASAN 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh Prosedur kerja yang diterapkan oleh pekerja las asetilin di bagian Rangka Bawah PT. Kereta Api belum sesuai dengan

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS PRAKUALIFIKASI CSMS 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :... Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat 70% penduduk bekerja di sektor informal dan 30% bekerja

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU 1 a. Tujuan Pelatihan Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja Kesadaran tentang keselamatan dan kesehatan di tempat kerja Pemahaman tentang kesehatan dan keselamatan di

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Denny Dermawan 1, Mochamad Luqman Ashari 2, Wiediartini 3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax. Jl. Raya Merak Km. 7 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Telp. (0254) 570-42, Fax. (0254) 57-458 0 April 2007 7 November 204 PAGE OF 6 BAGIAN- : IDENTIFIKASI PERUSAHAAN DAN PRODUK KIMIA Nama produk Kimia :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan kerja yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH TAHUN ANGGARAN 2015 TIM K3 RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH RENCANA PROGRAM KERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis NEUTRALIZER 25 05 Januari 2015 1. Pengantar NEUTRALIZER 25 adalah produk yang berbentuk bubuk (powder), produk ini secara khusus diformulasikan sebagai

Lebih terperinci

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang ISSN (Cetak) 2527-6042 eissn (Online) 2527-6050 IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN RISIKO DI BAGIAN PRODUKSI 1 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO ACCIDENT MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan

Lebih terperinci

PRAKUALIFIKASI UMUM CSMS (Contractor Safety Management System)

PRAKUALIFIKASI UMUM CSMS (Contractor Safety Management System) UMUM CSMS (Contractor Safety Management System) Lampiran 2 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :.. Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, kemajuan dari industri tersebut antara lain ditandai pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi

Lebih terperinci

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax. Jl. Raya Merak Km. 7 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Telp. (0254) 570-42, Fax. (0254) 57-458 0 April 2007 7 November 204 PAGE OF 6 BAGIAN- : IDENTIFIKASI PERUSAHAAN DAN PRODUK KIMIA Nama produk Kimia :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3 1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

ALAT / MATERIAL / PROSES / LINGKUNGAN Halaman 2 Rp. PENJELASAN CEDERA / KERUSAKAN NAMA KORBAN / KOMPONEN (JIKA ADA) CEDERA / KERUSAKAN....... SKETSA KEJADIAN / DENAH / GAMBAR / FOTO SKETSA / DENAH / GAMBAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi di bidang industri. Salah satu bidang industri itu adalah industri manufaktur.

Lebih terperinci

Kesehatan Lingkungan Kerja

Kesehatan Lingkungan Kerja Kesehatan Lingkungan Kerja 1. Pelarut dan kesehatan di lingk. kerja 2. Debu penyebab Pneumoconiosis (wordversion) 3. Dermatitis industri 4. Kebisingan industri 5. Konsep dasar keamanan radiasi pengion

Lebih terperinci

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

#10 MANAJEMEN RISIKO K3 #10 MANAJEMEN RISIKO K3 Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Selain itu Risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Laboratorium Terpadu. Pedoman ini juga disediakan untuk menjaga

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI PT MITSUBISHI JAYA ELEVATOR AND ESCALATOR. Nama : Fatchul Mizan NPM : Kelas : 4ID01

MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI PT MITSUBISHI JAYA ELEVATOR AND ESCALATOR. Nama : Fatchul Mizan NPM : Kelas : 4ID01 MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI PT MITSUBISHI JAYA ELEVATOR AND ESCALATOR Nama : Fatchul Mizan NPM : 38411798 Kelas : 4ID01 LATAR BELAKANG PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator Proses

Lebih terperinci

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control 148 BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control Questionnaires (ICQ), observasi, inspeksi dokumen, dan reperforming terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

Universitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control

Universitas Diponegoro   2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 13, Volume, Nomor 1, Tahun 13 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEKERJA DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor hal ini Berdasarkan Undang-undang No 1

BAB V PEMBAHASAN. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor hal ini Berdasarkan Undang-undang No 1 BAB V PEMBAHASAN A. Tempat Kerja dan Faktor Bahaya Kantor atas, kantor bawah atau kantor tambang, laboratorium, dan tambang underground merupakan tempat kerja yang berada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis PAINT REMOVER 40 05 Januari 2015 1. Pengantar PAINT REMOVER 40 adalah bahan kimia yang bersifat asam yang sangat efektif untuk menghilangkan cat 2. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, terbuka, tertutup, bergerak ataupun tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat

Lebih terperinci

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara-negara industri di kota-kota besar seluruh dunia, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Sudah sejak dulu diketahui bahwa bising industri dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara dinamis seiring dengan kebutuhan manusia yang selalu berubah dan bertambah pula. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah BAB V PEMBAHASAN 1. Define Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah memenuhi OHSAS 18001 : 2007 klausul 4.3.3 yaitu objektif dan program K3. Ada kemungkinan didapatkan temuan-temuan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa dalam satu hari terdapat 6300 orang pekerja yang meninggal akibat kecelakaan kerja ataupun sakit akibat kerja,

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dunia industri, dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dunia industri, dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alamnya terutama pada sumber daya minyak dan gas bumi. Pada masa sekarang ini permintaan akan minyak bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK 46 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK Didin Komarudin 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program Oryza Rachmahati 1*, Tanti Utami Dewi 2, dan Farizi Rachman 3 1 Program

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS 18001 Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) 1) Miftahul Barokah Farid, 2) Nur Rahman

Lebih terperinci

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakulyas Kedokteran dan

Lebih terperinci

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011 ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga

Lebih terperinci

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V PRAHASTA ADIGUNA Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal,

Lebih terperinci