MAKALAH MEKANIKA TANAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH MEKANIKA TANAH"

Transkripsi

1 MAKALAH MEKANIKA TANAH Disusun Oleh: FADILAH RAHMADHANI ( ) YAYASAN SWADIRI BHAKTI AKADEMI TEKNIK PEMBANGUNAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN BANJARBARU 2014 I-1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat yang diberikan kepada kita semua sehingga penuisan makalah ini dapat kami susun sesuai dengan kemampuan dan dapat kami selesaikan sesuai waktu yang diberikan. Makalah ini memuat beberapa hasil pemikiran dan penyajian atas beberapa permasalahan dalam kerangka ilmu tentang klasifikasi tanah yang akan dijelaskan sebagai salah satu kelompok ilmu yang pada intinya membahas dan mempelajari hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan budayanya. Inilah sekilas tentang gambaran makalah ini. Semoga semua yang terhimpun disini dapat memperoleh tanggapan untuk penyempurnaanya, dan semoga berguna untuk mengisi kebutuhan akan beragam bagi mahasiswa yang terkait dengan pengembangan berbagai mata kuliah yang ada. I-2

3 TANAH DAN BATUAN 1. Pendahuluan Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Dalam ilmu mekanika tanah yang disebut tanah ialah semua endapan alam yang berhubungan dengan teknik sipil, kecuali batuan tetap. Batuan tetap menjadi ilmu tersendiri yaitu mekanika batuan (rock mechanics). Endapan alam tersebut mencakup semua bahan, dari tanah lempung (clay) sampai berangkal (boulder). Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang ahli teknik sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya, penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani (compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban dan lain-lain. Jadi Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah tersebut bila menerima bermacam-macam gaya. Sedangkan ilmu Rekayasa Tanah (Soil Engineering) merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip mekanika tanah dalam problema-problema praktisnya. Pada tahun 1948 Karl Von Terzaghi seorang sarjana teknik sipil Jerman/Austria berpendapat bahwa : Mekanika tanah adalah pengetahuan yang menerapkan kaidah mekanika dan hidrolika untuk memecahkan persoalanpersoalan teknik sipil yang berhubungan dengan endapan dan kumpulan butirbutir padat yang terurai/tidak terpadu (unconsolidated) yang dihasilkan oleh proses penghancuran (disintegration) secara alami dan kimiawi batu-batuan. Oleh karena itu, Terzaghi disebut sebagai Bapak mekanika tanah, karena jasanya memelopori pengembangan ilmu mekanika tanah. Beliau lahir di Praha I-3

4 pada tanggal 2 Oktober 1883 dan meninggal dunia pada tanggal 25 Oktober 1963 di Winchester, Massachusets USA. Rekayasa Geoteknik (geotechnical engineering), didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan pelaksanaan dari bagian teknik sipil yang menyangkut material-material alam yang terdapat pada (dan dekat dengan) permukaan bumi. Arti secara umum rekayasa geoteknik juga mengikutsertakan aplikasi dari prinsip-prinsip dasar mekanika tanah dan mekanika batuan dalam masalah-masalah perancangan pondasi. 2. Sejarah Perkembangan Mekanika Tanah Pengetahuan tentang penggunaan tanah sudah ada sejak zaman prasejarah. Manusia pada zaman itu mulai membangun dinding-dinding rumah tempat tinggal dan jalan untuk transportasi yang memakai tanah. Kemudian pada zaman primitif orang menggunakan tanah sebagai bahan untuk fondasi dan konstruksi lainnya yang tidak dibakar. Pengetahuan tentang tanah sebagai fondasi dan jalan diperoleh dengan cara coba-coba (trial and error). Baru pada permulaan abab ke-17 sarjana teknik militer Perancis turut menyumbangkan ilmunya dalam mekanika tanah secara empiris dan analitis perihal tekanan tanah pada dinding penahan untuk perencanaan bentengbenteng/kubu-kubu pertahanan. Pada tahun 1715 Perancis mendirikan Departemen Jalan dan Jembatan, dan pada tahun 1747 mulai membuka sekolah jalan dan jembatan yang terkenal di seluruh dunia saat itu, ( Ecole desponts et chaussees). Yang terbesar andilnya ialah Charles Augustin Coulomb 1776 yang telah memancangkan tonggak teori tekanan tanah pada zamannya. Selanjutnya ilmu mekanika tanah mulai berkembang dan berkembang hingga kini. 3. Siklus Batuan dan Asal Usul Tanah Kerak bumi pada umumnya dibagi dalam dua kategori, yaitu : Batuan dan Tanah. Kata tanah pada umumnya digunakan oleh para ahli geologi untuk mendekripsikan gumpalan atau komposisi butiran-butiran mineral-mineral dan materi organik yang relatif lemah ikatan antar butirnya yang terdapat dari permukaan bumi hingga ke lapisan batuan padat. Ikatan antar butir yang lemah ini pada umumnya dapat dipisahkan hanya dengan sedikit gangguan mekanis, I-4

5 misalnya dengan mengaduknya di dalam air. Butiran-butiran mineral yang membentuk bagian padat dari tanah merupakan hasil pelapukan dari batuan. Ukuran setiap butiran padat tersebut sangat bervariasi dan sifat-sifat fisik dari tanah banyak tergantung dari faktor-faktor ukuran, bentuk dan komposisi kimia dari butiran. Untuk lebih jelasnya tentang faktor-faktor tersebut, harus lebih dikenal dahulu tipe-tipe dasar dari batuan yang membentuk kerak bumi, mineral-mineral yang membentuk batuan dan proses pelapukan. Berdasarkan asal-usulnya, batuan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tipe dasar, yaitu : Batuan beku (Igneous rocks). Batuan sedimen (Sedimentary rock). Batuan metamorf (Metamorphic rocks). Pada Gambar 1.1 ditunjukkan diagram dari siklus kejadian beberapa jenis batuan tersebut berikut proses kejadiannya. Diagram tersebut disebut siklus batuan, juga diberikan beberapa keterangan singkat untuk tiap-tiap elemen dari siklus batuan tersebut. Batuan Sedimen Pemadatan Sementasi Kristalisasi Sedimentasi Peristiwa Metamorf Pengangkutan (transportasi) Erosi, pelapukan Batuan Metamorf Batuan Beku Mencair Magma Gambar 1.1 Siklus Batuan I-5

6 3.1. Batuan Beku (Igneous rocks) Batuan beku terbentuk dari membekunya magma cair yang terdesak ke permukaan (dari bagian yang dalam sekali pada mantel bumi). Sesudah tersembul ke permukaan melewati rekahan-rekahan pada kulit bumi (fissure eruption) atau melalui gunung berapi (volcanic eruption), sebagian dari magma cair tersebut mendingin di permukaan bumi dan membatu. Kadang-kadang magma tersebut berhenti bergerak sebelum sampai ke permukaan bumi dan mendingin di dalam kulit bumi dan membentuk batuan beku dalam plutonic rocks (disebut juga intrusive rocks). Batuan beku dalam yang telah terbentuk tersebut pada suatu saat dapat timbul ke permukaan bumi karena adanya proses erosi yang terus menerus terhadap lapisan batuan dan tanah yang terletak di atas batuan beku dalam tersebut. Proses pelapukan batuan menjadi tanah dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu : proses penghancuran fisik (disintegration) dan proses pelapukan kimiawi (decomposition). Proses penghancuran fisik adalah proses pelapukan tanah akibat dari factor-faktor fisika, misalnya : perubahan temperature secara berkala, pembekuan dan pencairan (air dalam batuan), proses perusakan oleh tanaman, binatang dan/atau es di dalam celah batuan. Proses pelapukan kimiawi terjadi akibat reaksi kimiawi, misalnya : oksidasi, hidrasi, karbonasi, dan efek kimia dari tanaman. Proses pelapukan kimiawi ini dapat dipercepat bila dipengaruhi oleh temperature yang tinggi dan keberadaan zat-zat asam organic. Beberapa factor yang sangat berpengaruh dalam proses pelapukan tanah ini diantaranya adalah : cuaca, topografi, waktu, sejarah geologi dan tipe batuan. Jenis batuan beku yang terbentuk karena mendinginnya magma tergantung pada beberapa faktor seperti komposisi dari magma dan kecepatan mendinginnya magma tersebut. Setelah melakukan beberapa penyelidikan di laboratorium pada tahun 1922, Bowen berhasil menerangkan hubungan antara kecepatan mendingin dari magma dengan pembentukan bermacam-macam jenis/tipe batuan dan dikenal dengan prinsip Reaksi Bowen, menggambarkan urutan-urutan terbentuknya mineral batuan akibat mendinginnya magma. Pada cairan magma yang mendingin tersebut, ukuran kristal mineral berangsur-angsur membesar dan sebagian mengendap (pada suhu tinggi). Kristal batuan yang tetap tinggal dalam I-6

7 larutan magma cair kemudian bereaksi dengan kristal-kristal terlarut yang lain dan membentuk mineral baru pada temperatur yang lebih rendah, proses ini berlangsung terus sampai seluruh massa batuan cair tersebut membeku menjadi padat. Daya tahan yang lebih rendah terhadap pelapukan Olivine Kristalisasi pd temperatur yg lebih tinggi Kalsium feldspar Augite Natrium feldspar Hornblende Daya tahan yang lebih tinggi terhadap pelapukan Biotite (mika hitam) Orthoclase (kalsium feldspar) Kristalisasi pd temperatur yg lebih rendah Muscovite (mika putih) Quartz (kwarsa) Gambar 1.2 Rangkaian Reaksi Bowen Tabel 1.1 Komposisi mineral-mineral Batuan pada rangkaian Reaksi Bowen. M I N E R A L KOMPOSISI Olivine (Mg, Fe) 2 SiO 4 Augite Ca, Na (Mg, Fe, Al)(Al, Si 2 O 6 ) Hornblende Silikat ferromagnesium kompleks dari Ca, Na, Mg, Ti dan Al Biotite (mika hitam) K(Mg, Fe) 3 AlSi 3 O 10 (OH) 2 Kalsium feldspar Ca(Al 2 Si 2 O 8 ) Plagioclase Natrium feldspar Na(AlSi 3 O 8 ) Orthoclase (kalsium feldspar) K(Alsi 3 O 8 ) Muscovite (mika putih) Kal 3 Si 3 O 10 (OH) 2 Quartz (kwarsa) SiO Batuan Sedimen (Sedimentary Rock) Hasil lapukan yang berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung dapat menjadi padat karena adanya tekanan lapisan tanah di atasnya dan adanya I-7

8 proses sementasi antar butiran oleh unsure-unsur sementasi seperti besi, kalsit, dolomite dan quartz. Unsur-unsur sementasi tersebut biasanya terbawa dalam larutan air tanah. Unsur-unsur tersebut mengisi ruang-ruang di antara butiran dan kemudian membentuk batuan sediment. Batuan yang terbentuk dengan cara ini disebut batuan sediment detrital. Contoh dari tipe/jenis batuan sedimen detrital adalah : conglomerate, breccia mudstone, shale (claystone). Sedimentary rock ada juga yang dibentuk oleh reaksi kimia, misalnya : limestone, chalk, dolomite, gypsum, dan sebagainya. Batuan sedimen mungkin juga mengalami pelapukan dan membentuk tanah-tanah sedimen (endapan), atau terkena proses peristiwa metamorf dan berubah menjadi batuan metamorf Batuan Metamorf (Metamorphic Rock) Peristiwa metamorf adalah proses perubahan komposisi dan tekstur dari batuan akibat panas dan tekanan tanpa pernah menjadi cair. Dalam peristiwa metamorf, mineral-mineral baru terbentuk dan butir-butir mineralnya terkena geseran yang kemudian membentuk tekstur batu metamorf yang berlapis-lapis. Granit, diorite dan gabbro berubah menjadi slates dan phyllites pada peristiwa metamorf tingkat rendah. Schist adalah sejenis batuan metamorf yang mempunyai tekstur berlapis-lapis dan dapat dilihat pula pada teksturnya ada bentuk-bentuk kepingan atau lempengan-lempengan dari mineral mika. Batu pualam (marmer) terbentuk dari batuan calcite dan dolomite yang mengalami proses kristalisasi ulang. Butiran mineral pada marmer umumnya lebih besar dari pada yang terdapat pada batuan induknya. Quartzite adalah sejenis batuan metamorf yang terbentuk dari sandstone yang kaya akan mineral quatz. Bahan silika kemudian memasuki pori-pori batuan dan ruang-ruang diantara butiran pasir dan quartz, dan menjadi unsur-unsur sementasi antar butiran. Quartzite merupakan salah satu dari batuan yang sangat keras. Pada tekanan dan panas yang besar sekali, batuan metamorf mungkin mencair menjadi magma dan siklus batuan berulang kembali. 4. Partikel Tanah (Soil Particles) I-8

9 Sebagaimana telah dibahas di bagian depan, ukuran dari partikel tanah adalah sangat beragam dengan variasi yang cukup besar. Tanah umunya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt) atau lempung (clay), tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut. Beberapa organisasi telah mengembangkan batasan-batasan ukuran golongan jenis tanah (soil separate size limits) berdasarkan ukuran-ukuran partikelnya. Pada Tabel 1.2 ditunjukkan batasan-batasan ukuran golongan jenis tanah yang telah dikembangkan oleh beberapa organisasi yang ahli di bidangnya. Tabel 1.2 Batasan-Batasan Ukuran Golongan Tanah. Nama Kelompok Organisasi Massachusetts Institute of Ukuran Butiran (mm) Kerikil Pasir Lanau Lempung Technology (MIT) > 2 2 0,06 0,06 0,002 < 0,002 U.S. Departement of Agriculture (USDA) > 2 2 0,05 0,05 0,002 < 0,002 American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) Unified Soil Classification System (U.S. Army Corps of Engineers, U.S. Bureau of Reclamation) 76, ,075 0,075 0,002 < 0,002 76,2-4,75 4,75-0,075 Halus (yaitu lanau dan lempung) < 0,0075 Kerikil (gravels) adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadangkadang juga mengandung partikel-partikel mineral quartz, feldspar dan mineral-mineral lain, Diameter butiran > 5 mm. Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan feldspar. Butiran dari mineral yang lain mungkin juga masih ada pada golongan ini, Diameter butiran 0,0075 5,0 mm. Lanau (silt) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran sangat kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran-butiran quartz yang sangat halus, dan sejumlah partikel-partikel berbentuk lempenganlempengan pipih yang merupakan pecahan dari mineral-mineral mika, Diameter butiran 0,002 0,0075 mm. I-9

10 Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan mikroskopis biasa) yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikel-partikel dari mika. Lempung didefinisikan sebagai golongan partikel yang berukuran kurang dari 0,002 mm (= 2 mikron) Mineral Lempung (Clay Minerals) Mineral lempung adalah kristal yang sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop elektron) yang berasal dari pelapukan kimiawi dari mineral batuan tertentu adalah kristal alumunium silikat dengan ion-ion logam yang kompleks yang merupakan komposisi 2 lembar kristal dasar yaitu : 1. Silica Tetrahedron. 2. Alumina Octahedron. Tiap unit tetrahedron terdiri dari 4 atom oksigen mengelilingi sebuah atom silicon. Kombinasi beberapa unit tetrahedron membentuk lembar silica (silica sheet), tiga atom oksigen yang di dasar dipakai bersama oleh tetrahedron yang berdekatan. Tiap unit octahedron terdiri dari 6 hidroxil yang mengelilingi satu atom aluminium. Kombinasi beberapa unit octahedron aluminium hidroxil membentuk lembar octahedron yang disebut gibbsite, kadang-kadang atomatom magnesium mengganti aluminium, hal ini disebut lembar brucite. Mineral Kaolinit e, satu lembar kaolinite terdiri dari berlapis-lapis lembar silica dan gibbsite yang tiap lapis silica-gibbsite tebalnya 7,2. Lembar-lembar tersebut diikat oleh hidrogen. Kaolinite berada dalam bentuk lempengan, yang dimensi lateralnya , tebal Luas permukaannya = 15 m 2 /gr. (luas permukaan perunit massa disebut specific surface). Illite, satu lembar illite terdiri dari sebuah lembar gibbsite yang menyatu dan diapit oleh 2 lembar silica. Kadang-kadang disebut mica lempung (clay mica), tebal 1 lembar 10, lembar satu dengan yang lainnya diikat oleh ion potasium (natrium). Ada substitusi aluminium untuk silicon pada lembar tetrahedral. Substitusi elemen tanpa mengubah bentuk kristal I-10

11 disebut substitusi isomorphous. Lembar-lembar illite menyatu menyerupai lembar yang mempunyai dimensi lateral dan tebal Specific surface = 80 m 2 /gr. Mineral-mineral Montmorillonite, Strukturnya mirip illite, yaitu 1 lembar gibbsite diapit oleh 2 lembar silica, tetapi substitusi isomorphousnya ialah magnesium dan besi untuk aluminium dari lembar octahedral. Di sini tidak ada potasium untuk mengikat lembar satu dengan yang lainnya, tetapi air. Dimensi lateralnya dan tebalnya dengan specific surface = 800 m 2 /gr. Partikel lempung mempunyai muatan listrik negatif pada permukaannya yang disebabkan oleh adanya substitusi isomorphous dan putusnya kontinyuitas di ujung. Muatan negatifnya lebih besar kalau specific surfacenya lebih besar. Pada lempung kering, muatan listrik negatif diimbangi oleh cation yang bisa berpindah-pindah seperti Ca + +, Mg ++, Na ++, dan K + diseputar partikel. Kalau air ditambahkan pada lempung, cation tadi beserta sedikit anion mengambang di sekitar partikel lempung. Yang ini disebut diffuse double layer. Konsentrasi cation berkurang kalau jarak dengan partikel bertambah Jenis-Jenis Tanah Berdasarkan Proses Pembentukannya. Lapisan tanah yang terbentuk dapat tetap berada ditempatnya, atau terbawa oleh gletser/sungai es, angina, dan/atau air ke tempat lain untuk kemudian terendapkan ditempat yang lain. Berdasarkan proses yang disebut diatas ini, lapisan tanah dapat dibagi ke dalam empat bagian utama, yaitu : tanah residual (residual soil), tanah endapan air (water transported soil), tanah endapan angin (wind transported soil), tanah endapan sungai es (soil of glacial origin). Tanah Residual (residual soil) Tanah yang terbentuk dari proses penghancuran dan pelapukan batuan dasar dan masih berada ditempat asalnya. Di daerah tropis, ketebalan tanah residual yang terbentuk dari batuan beku dapat mencapai ketebalan lebih dari 20 m. Tekstur tanah residual tergantung kepada kondisi lingkungan dimana tanah tersebut terbentuk dan kepada tipe batuan I-11

12 induknya. Granite menghasilkan lanau kepasiran dan pasir kelanauan dengan komposisi mineral mica dan lempung kaolin yang bervariasi Basalt menghasilkan lempung dengan kadar montmorillonite yang tinggi dan bersifat plastis. Tanah Endapan Air (water transported soil) Tergantung dari macam air yang mengangkut dan mengendapkannya, tanah endapan air dapat dibagi lagi menjadi tiga golongan, yaitu : tanah alluvium (oleh air sungai), tanah lacustrine (di danau) dan tanah marina (di pantai/air laut). Tanah alluvium terbentuk ketika air sungai dari pegunungan mencapai dataran rendah. Partikel-partikel kecil yang terapung didalam air sungai terbawa ke daerah hilir relative tanpa mengalami perubahan secara fisik. Partikel-partikel yang lebih besar, seperti pasir, kerikil dan kerakal, diangkut dan berguling di dasar sungai, akibatnya partikel tersebut akan terkikis dan berbentuk bulat. Tanah lacustrine terbentuk ketika danau berfungsi sebagai tempat pengendapan dari partikel-partikel tanah yang terbawa oleh air sungai yang bermuara di danau tersebut. Di daerah yang lembab, ketika danau terisi sediment dan menjadi dangkal, tumbuh-tumbuhan di sekitar tepian danau meningkat. Pembusukan material tumbuh-tumbuhan ini menghasilkan bahan organic yang mengendap bersama dengan lanau dan lempung hingga terbentuk tanah organic. Di tingkat akhir dari proses sedimentasi ini danau dapat dipenuhi dengan tumbuh-tumbuhan dan hanya terjadi pembusukan sebagian dari sisa-sisa tanaman. Akhirnya terbentuklah tanah gambut ( peat). Pada tahap ini danau berubah menjadi tanah rawa (marshland). Tanah Endapan Angin (wind transported soil) Pergerakan angin melalui daerah bertanah pasir atau lanau yang luas akan membawa partikel-partikel berukuran pasir dan lanau. Partikel-partikel yang lebih besar dari 0,05 mm (pasir) akan berguling atau terangkat ke udara untuk jarak yang relative pendek dan akan tertumpuk membentuk bukit-bukit pasir (sand dunes). Partikel-partikel lanau yang lebih halus akan terbawa ke daerah yang lebih jauh. Angin mensortir butiran-butiran pasir I-12

13 dan mengendapkannya dengan ukuran butir yang relative seragam dan umumnya dalam keadaan lepas (loose condition). Tanah Endapan Sungai Es (soil of glacial origin) Penyebaran dari massa es ini mengerosi, mencampur baur, mengangkut dan mengendapkan batuan-batuan lepas dan tanah dengan berbagai cara. Material yang diendapkan langsung oleh es disebut dengan TILL. Tanah jenis ini sangat beragam dalam teksturnya, partikelnya bervariasi dari kerakal (boulder) hingga lempung. Air yang mencair dari lempengan-lempengan es membawa pasir dan kerikil dan mengendapkannya didepan sungai es dan disebut OUTWASH. Bila iar yang mencair itu bermuara diantara dataran tinggi dan sungai es, tercipta suatu danau dimana endapan danau es akan terbentuk. Ketika air mengalir ke dalam danau tersebut, material yang kasar diendapkan dipinggir danau dan membentuk delta-delta pasir dan kerikil Tanah-Tanah Khusus Perilaku tanah sering tergantung dari keberadaan material tanah yang khusus. Tanah Expansive, adalah tanah yang berpotensi mengalami pengembangan (peningkatan volume) bila tereskpos terhadap air. Clay shales dan tanah lempung dengan kadar montmorillonite yang tinggi merupakan tanah expansive. Tanah Collapsible, adalah merupakan tanah dengan potensi pengurangan volume yang besar ketika mengalami peningkatan kadar air. Perubahan volume terjadi tanpa adanya perubahan beban eksternal. Contoh : tanah loess, pasir dan lanau bersementasi lemah yang ikatan semennya biasanya gypsum atau halite, mudah larut dalam air. Tanah collapsible ini umumya dijumpai di daerah-daerah yang gersang. Quick Clay, adalah merupakan lempung yang sangat peka (high sensitivity) terhadap gangguan. Kekuatan geser tanah ini akan berkurang drastis ketika mengalami gangguan. Semua quick clay merupakan lempung marina dengan kadar kepekaan lebih besar dari 15. Kadar kepekaan adalah I-13

14 perbandingan antara kuat geser tanah asli dengan kuat geser tanah terganggu. Tanah Organik, adalah merupakan tanah yang mengandung banyak komponen organik, ketebalannya dari beberapa meter hingga puluhan meter di bawah tanah. Tanah jenis ini umumnya berkuat geser rendah dan mudah mengalami penurunan yang besar. DAFTAR PUSTAKA rahmadsigit.files.wordpress.com/2012/07/materi-tanah-dan-batuan2.doc I-14

Buku Ajar : Mekanika Tanah I BAB I PENDAHULUAN

Buku Ajar : Mekanika Tanah I BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN KOMPETENSI DASAR : 1. Mahasiswa dapat menyebutkan definisi tanah. 2. Mahasiswa dapat menyebutkan proses pemberatan tanah 3. Mahasiswa dapat menyebutkan sifat fisik tanah 4. Mahasiswa

Lebih terperinci

Tanah dan Batuan. Definisi. TKS 4406 Material Technology I

Tanah dan Batuan. Definisi. TKS 4406 Material Technology I TKS 4406 Material Technology I Tanah dan Batuan Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya Definisi Dalam pengertian teknik, secara umum

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH ASAL USUL TERBENTUKNYA TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENGERTIAN TANAH Apa itu tanah? Material yang terdiri dari

Lebih terperinci

Proses Pembentukan Tanah

Proses Pembentukan Tanah KLASIFIKASI TANAH 1 Proses Pembentukan Tanah BATUAN: bagian dari kerak bumi yang mengandung satu macam atau lebih mineral yang terikat sangat kuat.berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat dikategorikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan material, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).

Lebih terperinci

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu tahapan paling awal dalam perencanaan pondasi pada bangunan adalah penyelidikan tanah. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang

Lebih terperinci

Modul (MEKANIKA TANAH I)

Modul (MEKANIKA TANAH I) 1dari 16 Materi I Karakteristik Tanah 1. Proses pembentukan Tanah Tanah dalam Mekanika Tanah mencakup semua endapan alam yang berhubungan dengan teknik sipil kecuali batuan. Tanah dibentuk oleh pelapukan

Lebih terperinci

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN ACARA IX MINERALOGI OPTIK I. Pendahuluan Ilmu geologi adalah studi tentang bumi dan terbuat dari apa itu bumi, termasuk sejarah pembentukannya. Sejarah ini dicatat dalam batuan dan menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN

RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN A. Pengertian Tanah Sejarah terjadinya tanah, pada mulanya bumi ini berupa bola magma cair yang sangat panas. Karena adanya proses pendinginan permukannya

Lebih terperinci

KUAT GESER TANAH, oleh Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak

Lebih terperinci

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung

Lebih terperinci

DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA

DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah mineralogi Dosen pengampu : Dra. Sri Wardhani Disusun oleh Vanisa Syahra 115090700111001

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pembangunan jalan dimana tanah dasar merupakan tanah ekspansif yang terdiri dari tanah kelempungan dengan mempunyai kembang susut yang sangat besar, maka ilmu

Lebih terperinci

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Heru Dwi Jatmoko Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAKSI Tanah merupakan material

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis

Lebih terperinci

BAB VI AGREGAT. Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun

BAB VI AGREGAT. Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun BAB VI AGREGAT Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun komposisi lainnya, baik hasil alam (natural aggregate), hasil pengolahan (manufactured aggregate) maupun

Lebih terperinci

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi IV. BATUAN METAMRF Faktor lingkungan yang mempengaruhi Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan dari bentuk asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, sedimen maupun sebagian

Lebih terperinci

Struktur Penyusun Bumi

Struktur Penyusun Bumi Struktur Penyusun Bumi Lithosphere -> Lapisan terluar kulit bumi SiAl yaitu lapisankulit bumi yang tersusun dari logam Silisium dan Alumunium (dalam bentuk senyawa SiO2 dan Al2O3) SiMa yaitu lapisan kulit

Lebih terperinci

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth 3. Batuan Sedimen 3.1 Kejadian Batuan Sedimen Batuan sedimen terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada sebelumnya, dari cangkang

Lebih terperinci

Geologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi,

Geologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi, Geologi Teknik Mineral, Batuan Norma Puspita, ST. MT. Ilmu Geologi, Teknik Geologi, Geologi Teknik Ilmu Geologi Ilmu yang mempelajari tentang sejarah pembentukan bumi dan batuan, sifat sifat fisik dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas hasil percobaan serta beberapa parameter yang mempengaruhi hasil percobaan. Parameter-parameter yang berpengaruh pada penelitian ini antara lain

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO

KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO Sifat Umum Lumpur Sidoarjo merupakan lumpur yang keluar dari perut bumi, berasal dari bagian sedimentasi formasi Kujung, formasi Kalibeng dan formasi Pucangan. Sedimen formasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Tanah secara umum didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan

Gambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan Lampiran TA19. Contoh penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kontruksi perkerasan lentur (flexible pavement) merupakan jenis perkerasan dengan aspal sebagai bahan pengikat yang telah banyak digunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil : IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah Asli Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil : 1. Hasil Pengujian Kadar Air (ω) Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting

Lebih terperinci

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 36

Universitas Gadjah Mada 36 5) Pelapukan 5.1) Pelapukan Fisik Pelapukan secara umum mengacu pada sekelompok proses dengan mana batuan permukaan terpecah belah menjadi partikel-partikel halus atau terlarutkan ke dalam air karena pengaruh

Lebih terperinci

GEOLOGY PROCESS (ProsesGeologi) Dr. Runi Asmaranto, ST., MT

GEOLOGY PROCESS (ProsesGeologi) Dr. Runi Asmaranto, ST., MT GEOLOGY PROCESS (ProsesGeologi) Dr. Runi Asmaranto, ST., MT runiasmaranto71@yahoo.com BACKGROUND: Indonesia adalah negara yang terletak pada jalur Gunungapi Lingkar Pacific dan Lintas Asia serta Lempeng

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I 1 Pembagian Kelompok Tanah Tanah Khusus: Quick Clay: Tanah yang sangat peka terhadap gangguan. Apabila terganggu kekuatannya berkurang drastis. Kadar kepekaan

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah Tanah Profil tanah Tanah yang kita ambil terasa mengandung partikel pasir, debu dan liat dan bahan organik terdekomposisi

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur BAB III DASAR TEORI 3.1. Semen Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur dengan air. Semen dihasilkan dari pembakaran kapur dan bahan campuran lainnya seperti pasir silika dan tanah

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat (semen). Beton mempunyai karakteristik tegangan hancur tekan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di

I. PENDAHULUAN. bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pandangan teknik sipil, tanah merupakan akumulasi partikel mineral, bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar

Lebih terperinci

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK Ella Prastika Erlanda 1), Stefanus Barlian Soeryamassoeka 2), Erni Yuniarti 3) Abstrak Peristiwa sedimentasi atau pengendapan partikel-partikel

Lebih terperinci

Kriteria Agregat Berdasarkan PUBI Construction s Materials Technology

Kriteria Agregat Berdasarkan PUBI Construction s Materials Technology Kriteria Agregat Berdasarkan PUBI 1987 Construction s Materials Technology Pasir Beton Pengertian Pasir beton adalah butiranbutiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dan ukuran butirnya sebagian

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tanah Lempung Menurut Terzaghi ( 1987 ) Lempung adalah agregat partikel-partikel berukuran mikroskopik dan submikroskopik yang berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun

Lebih terperinci

Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf

Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf Definisi Batuan Batuan adaiah kompleks/kumpulan dari mineral sejenis atau tak sejenis yang terikat secara gembur ataupun padat. Bedanya dengan mineral, batuan tidak memiliki susunan kimiawi yang tetap,

Lebih terperinci

hiasan rumah). Batuan beku korok

hiasan rumah). Batuan beku korok Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latingranum. (yang sering dijadikan Granit

Lebih terperinci

PERILAKU GEOTEKNIK TANAH RESIDU TROPIK DAN VULKANIK

PERILAKU GEOTEKNIK TANAH RESIDU TROPIK DAN VULKANIK Dr.Eng. Agus S. Muntohar PENYELIDIKAN GEOTEKNIK PERILAKU GEOTEKNIK TANAH RESIDU TROPIK DAN VULKANIK Pertemuan ke-5 23-27 Maret 2015 Diadaptasi dari Wesley, L. (2009). Behaviour and geotechnical properties

Lebih terperinci

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Di sekitar kita terdapat berbagai

Lebih terperinci

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF Tanah ekspansif atau tanah kembang susut adalah tanah yang mempunyai potensi swelling yang tinggi, sehingga sering menimbulkan masalah pada struktur bangunan di atasnya. Hasil

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dasar Tanah dasar merupakan pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang berkaitan dengan pembangunan jalan, jembatan, landasan, gedung, dan lainlain. Tanah yang akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Parameter Tanah 3.1.1 Berat Jenis Berat jenis tanah merupakan nilai yang tidak bersatuan (Muntohar 29). Untuk menentukan tipikal tanah dapat dilihat dari Tabel 3.1. Tabel 3.1

Lebih terperinci

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada. DESKRIPSI BATUAN Deskripsi batuan yang lengkap biasanya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Deskripsi material batuan (atau batuan secara utuh); 2. Deskripsi diskontinuitas; dan 3. Deskripsi massa batuan.

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P STUDI KESTABILAN TANAH PERMUKAAN AKIBAT PROSES PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN ( STUDI KASUS KELONGSORAN TANAH PERMUKAAN LERENG, LOKASI DESA KEMUNING JEMBER ) DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO 3105 100 100

Lebih terperinci

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT 5.1. Genesa Lateritisasi Proses lateritisasi mineral nikel disebabkan karena adanya proses pelapukan. Pengertian pelapukan menurut Geological Society Engineering Group Working

Lebih terperinci

Terbentuknya Batuan Sedimen

Terbentuknya Batuan Sedimen Partikel Sedimen Terbentuknya Batuan Sedimen Proses terbentuknya batuan sedimen dari batuan yang telah ada sebelumnya. Material yang berasal dari proses pelapukan kimiawi dan mekanis, ditransportasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The petroleum geologist. Geologi fisika Geologi sejarah Geologi struktur Paleontologi Stratigrafi

BAB I PENDAHULUAN. The petroleum geologist. Geologi fisika Geologi sejarah Geologi struktur Paleontologi Stratigrafi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan terutama tentang kulit bumi baik mengenai komposisi struktur dan sejarahnya. Geologi atau perolehan geologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu konstruksi bangunan gedung, konstruksi jalan, maupun konstruksi yang lainnya. Dalam pengertian teknik,

Lebih terperinci

Identifikasi Kekuatan Batu Kumbung (Batu Putih) Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Bangunan ABSTRAK

Identifikasi Kekuatan Batu Kumbung (Batu Putih) Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Bangunan ABSTRAK Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007 Jurnal APLIKASI Identifikasi Kekuatan Batu Kumbung (Batu Putih) Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Bangunan Moh Muntaha Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS email: mohamad_m74@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH.

HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH. HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH DENGAN AIR TANAH (runi_asmaranto@ub.ac.id) AIR TANAH SIFAT FISIK TANAH Beberapa hal yang penting tentang tanah yang terkait aliran air tanah adalah: 1. Klasifikasi tanah 2. Kerapatan

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa 1.1 Umum Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik dapat didefenisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 43

Universitas Gadjah Mada 43 6) Silikat Sekunder 6.1) Struktur Struktur lempung silikat serupa dengan struktur silikat primer eg. silikat lembaran (sheet silicate). Mineral sekunder terdiri atas lembaran silikon tetrahedral, lembaran

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

sangat dipengaruhi oleh besarnya janngan muatan negatif pada mineral, tipe,

sangat dipengaruhi oleh besarnya janngan muatan negatif pada mineral, tipe, BABV ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Lempung Asli (remolded) Sifat fisik dari lempung asli (remolded) sebagaimana yang dapat dilihat dari hasil pengujian pada bab sebelumnya yakni indeks kompresi (Cc) sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari

Lebih terperinci

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara. TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI 1. : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? : butiran tanah, air, dan udara. : Apa yang dimaksud dengan kadar air? : Apa yang dimaksud dengan kadar

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 2.1 Penggolongan Batuan Menurut Lingkungan Pembentukan : 1. Batuan Beku (Batuan Magmatik) 2. Batuan

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan

Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Agregat By Leo Sentosa Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA

BABII TINJAUAN PUSTAKA BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tanah didefinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan. Diantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batako 2.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

BATUAN BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN, DAN BATUAN MALIHAN/METAMORF

BATUAN BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN, DAN BATUAN MALIHAN/METAMORF BAB 3 LITOSFER PENGERTIAN LITOSFER Litosfer adalah lapisan kerak bumi, berasal dari bahasa latin litho yang berarti batuan dan sphaira yang berarti lingkungan atau bola. Lapisan ini terdiri atas zat padat

Lebih terperinci

TINJAUAN SIFAT-SIFAT AGREGAT UNTUK CAMPURAN ASPAL PANAS

TINJAUAN SIFAT-SIFAT AGREGAT UNTUK CAMPURAN ASPAL PANAS Saintek Vol 5, No 1 Tahun 2010 TINJAUAN SIFAT-SIFAT AGREGAT UNTUK CAMPURAN ASPAL PANAS ABSTRAK (STUDI KASUS BEBERAPA QUARRY DI GORONTALO) Fadly Achmad Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Dengan semakin banyaknya pemakaian bahan alternatif untuk beton, maka penelitian yang bertujuan untuk membuka wawasan tentang hal tersebut sangat dibutuhkan, terutama penggunaan

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 07 SUMBERDAYA MINERAL Sumberdaya Mineral Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan p batuan (tanah). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara partikelnya, yang terbentuk kerena pelapukan dari batuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara partikelnya, yang terbentuk kerena pelapukan dari batuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan antara partikelnya, yang terbentuk kerena pelapukan dari batuan. Tanah merupakan bahan bangunan

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO... DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii PERNYATAAN... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PEMBENTUKAN TANAH 2.1 Penggolongan Batuan Menurut Lingkungan Pembentukan : 1. Batuan Beku (Batuan Magmatik)

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH MODUL 3. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH MODUL 3. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH MODUL 3 KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KLASIFIKASI TANAH Pada awalnya, metode klasifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan suatu bahan bangunan yang bahan penyusunnya terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), air, agregar kasar, agregat halus, dan bahan tambah.

Lebih terperinci

Dosen: Erza Rismantojo PENGANTAR MEKANIKA TANAH SI

Dosen: Erza Rismantojo PENGANTAR MEKANIKA TANAH SI Dosen: Erza Rismantojo PENGANTAR MEKANIKA TANAH SI - 2222 1 Jadwal Perkuliahan Kamis atau Jumat? Ujian Tengah Semester 9 13 Maret 2015 Akhir Perkuliahan Jumat 30 April 2015 Ujian Akhir Semester 4 20 Mei

Lebih terperinci

Laboratorium Bahan Galian Sie Petrologi

Laboratorium Bahan Galian Sie Petrologi Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya material itu sendiri. Batuan terdiri dari material-material

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya material itu sendiri. Batuan terdiri dari material-material 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah geoteknik tidak bisa dipisahkan dari kondisi geologinya karena sifat dan karakteristik tanah maupun batuan sangat dipengaruhi oleh sejarah pembentukannya material

Lebih terperinci

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah baik di dalam maupun permukaan bumi ataupun diluar permukaan bumi karena tanahnya yang subur dan fenomena struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Beton merupakan material struktur yang sudah sangat dikenal dan telah digunakan secara luas oleh manusia dalam membuat struktur bangunan. Dalam ilmu geologi,

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PENGERINGAN SAMPEL TANAH TERHADAP PENENTUAN NILAI ATTERBERG LIMITS

PENGARUH TEMPERATUR PADA PENGERINGAN SAMPEL TANAH TERHADAP PENENTUAN NILAI ATTERBERG LIMITS PENGARUH TEMPERATUR PADA PENGERINGAN SAMPEL TANAH TERHADAP PENENTUAN NILAI ATTERBERG LIMITS Lia Fitria 1), R.M. Rustamaji 2), Eka Priadi 2) Email: iniliafitria@gmail.com Abstrak Tanah adalah bagian terpenting

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK

KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK Batuan merupakan syarat yang penting untuk memperkuat bangunan teknik, karena dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung : bangunan tanah, penutup dari dinding bangunan, dasar

Lebih terperinci

TANAH dan KOMPOSISINYA

TANAH dan KOMPOSISINYA TANAH dan KOMPOSISINYA 1. PENGANTAR GEOTEKNIK adalah bidang ilmu yang mempelajari dan mengembangkan aplikasi teknologi rekayasa sipil yang bersifat kebumian. geo bumi, technical teknologi teknik sipil.

Lebih terperinci