METODE PENELITIAN EX-POST FACTO 2.1 PENGERTIAN PENELITIAN EX-POST FACTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN EX-POST FACTO 2.1 PENGERTIAN PENELITIAN EX-POST FACTO"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN EX-POST FACTO 2.1 PENGERTIAN PENELITIAN EX-POST FACTO Penelitian Ex-post facto merupakan penelitian dimana variabelvariabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi factor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X, maka Y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel bebas (independent). Penelitian ex-post facto dapat dikatakan demikian karena sesuai dengan arti ex-post facto, yaitu dari apa yang dikerjakan setelah kenyataan, maka penelitian ini disebut sebagai sesudah kejadian. Penelitian ini juga sering dikatakan after the fact atau sesudah fakta dan ada pula yang mengatakan sebagai retrospective study atau studi penelusuran kembali. Kerlinger (1986) memberikan definisi penelitian secara lebih formal. Ex-post facto research more formaly as that in which the independent variable have already occurred in which the researcher starts with the observation of independent variable. Metode ex-post facto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin bahwa perlakuan variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat diteliti dengan metode eksperimen.dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitaian penelitian ex post facto adalah metode penelitian yang mencari hubungan antara suatu akibat sebagai variabel terikat dengan variabel bebas dimana variabel bebasnya tidak dapat dimanipulasi karena telah terjadi atau karena tidak mungkin di manipulasi melalui penelusuran kembali. Dasar penelitian ex-post facto adalah: Menilai dengan subjek yang berbeda pada variabel bebas dan mencoba untuk menentukan konsekuensi yang berbeda. Contoh: 1

2 pengaruh orang tua tunggal dan orang tua lengkap(variabel terikat) terhadap pembolosan(variabel bebas). Dimulai dari subjek yang berbeda sebagai variabel terikat dan berusaha menentukan penyebabnya dari perbedaan itu. Contoh: perbandingan siswa yang latarnya dari sekolah tinggi dengan orangorang yang drop out(variabel terikat) pada variabel bebas seperti motivasi atau kedisiplinan. 2.2 JENIS-JENIS PENELITIAN EX-POST FACTO Penelitian ex-post facto dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu correlational study dan criterion group study. Jenis pertama, correlational study juga popular disebut causal research dan yang kedua disebut causal comparative research yaitu penelitian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat PENELITIAN KORELASI Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan, social, maupun ekonomi banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan anjuran (Gay, 1982) yang menyatakan bahwa : Correlational research is a research study that involves collecting data in order to determine wheter and to what degree a relationship exist between two or more quantifiable variables Penelitian korelasi adalah suatu penelitan yang melibatkan tindakan pengumpula data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi, seperti yang dikatakan Gay, merupakan salah satu bagian penelitian ex-post facto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan 2

3 tingkat hubungan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian, ada peneliti lain seperti diantaranya Nazir yang mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi. Pada sisi lain, menurut Nazir (1999), sering diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, karena pada penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi yang sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Perbedaan pandangan tentang posisi penelitian korelasi, tidak perlu diperdebatkan karena keduanya berpijak pada dari sisi yang sedikit berbeda. Yang penting dalam hal ini adalah pilih metode ini secara tepat agar dapat memecahkan permasalahan penelitian. Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, diantaranya adalah : 1) Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen. 2) Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata. 3) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan. Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan adakah variabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk diteliti. Jika ada beberapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi symbol matematika (r). Hubungan variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif atau (-) menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama. 3

4 Jika ada hubungan antara dua variabel, berarti skor dalam dua variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r=-1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurna diantara dua variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa dua variabel dapat berubah dengan tidak memiliki konsistensi antara variabel satu dengan yang lainnya. Dalam diagram Venn, asosiasi antara dua variabel tersebut dapat ditunjukkan seperti berikut V2 V1 Gambar 1. Derajat Asosiasi Dua Variabel Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai beberapa tujuan, di antaranya seperti yang disebutkan oleh Gay. Correlational research is to investigate the extent to which variation in one factor corresponde with variations in one or more other factors based on correlation coefficients. Disamping itu, penelitian korelasi juga dilakukan, untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu: 1) Adakah hubungan antara dua variabel? 2) Bagaimanakah arah hubungan tersebut? 3) Berapa besar hubungan kedua variabel tersebut dapat diterangkan? Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, 4

5 peneliti hendaknya mempunyai cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan. Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antarvariabel. Sehingga, peneliti juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, dimana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agara dpat dilihat hubungan dua variabel yang dianggap penting. Dibidang pendidikan, studi kasus korelasi biasanya digunakan untuk melakukan penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan signifikan dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Sebagai contoh, tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar strategi, identitas kehadiran mengikuti kuliah, dan sebagainya. Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk dilanjutkan, tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r > 0,80, peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab-akibat (causal comparative study) atau bahkan ke studi eksperimen untuk mendapatkan kepastian apakah hubungan terebut memiliki sifat sebab-akibat. A. Beberapa Kemungkinan Harga r Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti sering menyelidiki beberapa variabel yang saling terkait. Dengan teknik statistic yang ada, mereka dapat menganalisis hubungan tersebut dengan menggunakan korelasi ganda atau korelasi sebagian (partial correlation). Korelasi ganda menunjukkan asosiasi antara tiga variabel atau lebih yang bekerja bersama-sama secara simultan. Misalnya, peneliti ingin mengetahui derajat asosiasi fenomena social antara kenakalan remaja, status social, dan fasilitas rekreasi. 5

6 Bidang pendidikan, IPK akademik, intelegensi dan ketegangan pada anak didik, ketika mereka menghadapi ujian. Gambar 2. Korelasi Ganda B. Derajat Asosiasi Korelasi Ganda Seringkali ditemui bahwa peneliti juga tertarik guna mencari derajat asosiasi antara dua variabel setelah variabel lainnya dikontrol atau di eleminasi pengaruhnya. Model korelasi untuk mendapatkan derajat asosiasi variabel diatas disebut korelasi terpisah atau partial correlation. Yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam mengetahui asosiasi dua variabel atau lebih adalah bahwa seorang peneliti tidak perlu menunjukkan hubungan sebab-akibat antara dua variabel (Cohen dan Manion, 1984). C. Menginterpretasi Koefisien Korelasi Setelah koefisien korelasi dihitung, tiga pertanyaan korelasi yang muncul seperti disebutkan di atas dapat di lakukan. Dengan pengamatan numeric, seorang peneliti akan dapat melakukan interpretasi terhadap nilai koefisien. Pada studi hubungan eksploratori interpretasi menekan signifikansi statistic, sedangkan studi prediksi pada umumnya tergantung pada keterangan peneliti pada kuat/lemahnya koefisien korelasi. Keterangan predikan secra 6

7 teoritis dikatakan lebih tinggi, bila dibandingkan dengan eksploratori, dan kurang memperhatikan konsep signifikansi. Pada butir ketiga, interpretasi memperhatikan nilai kuadrat koefisien korelasi. Ini menunjukan proporsi varian dalam satu variabel yang dapat diatributkan secara linier pada variabel lainnya. Dengan kata lain, nilai tersebut menunjukan jumlah atau determinan dua variabel mempunyai kesamaan. Sebagai contoh, jika nilai r = 0,5 maka jika di gambarkan dalam diagram Venn, r²= 0,25. Ini berarti faktor determinan variabel A dan B adalah 25%, sedangkan sisanya 75% ditentukan variabel lain yang mungkin kurang diperhitungkan. Ada tiga butir penting bagi seorang peneliti dalam menginterpretasikan koefisien korelasi yaitu sebagai berikut. 1. Koefisien merupakan angka simple dan tidak perlu diinterpretasi dari harga koefisien = +1, 0, Korelasi tidak perlu diartikan menunjukan hubungan sebab akibat antara dua faktor, seperti yang telah diterangkan di atas. 3. Koefisien korelasi tidak perlu diinterpretasikan secara absolute. 75 % 25 % 75 % Gambar 3.r 2 = 0,25 (Cohen dan Manion, 1981:128) menunjukan harga r (hubungan ) seperti berikut. 7

8 - Nilai r = 0,20-0,35 menunjukan hubungan dua variabel lemah walaupun segnifikan. - Nilai r = 0,35-0,65 menunjukan hubungan sedang, umumnya signifikan pada lebih dari 1%, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi. - Nilai r = 0,65-0,85 menunjukan hubungan cukup tinggi yang memungkinkan peneliti melakukan prediksi dengan tepat. - Nilai r = >-0,85 menunjukan hubungan antarvariabel tinggi dan peneliti dianjurkan melekukan prediksi grup secara tepat. Disamping itu, prediksi individual juga dapat dilakukan dengan cermat. Penelitian korelasi dapat diaplikasikan jika peneliti dalam keadaan : 1. Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel dimana koefisien korelasi dapat mencapainya. 2. Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang muncul itu kompleks dan penelitian tidak mungkin dapat melakukan control dan memanipulasi variabel-variabel tersebut. 3. Dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain adalah bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan, jika salah satu tujuan penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan yang menunjukan adanya asumsi hubungan antarvariabel. D. Kelebihan Dan Kelemahan Penelitian Korelasi Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan seperti berikut. 1. Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan,ekonomi, dan sosial, karena dengan 8

9 penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara silmutan. 2. Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai kontribusi pada suatu veriabel tertentu dapat diselidiki secara intensif. 3. Penelitian korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis. 4. Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar. Sedangkan kelemahan penelitian korelasi yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel. Di samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF Metode penelitian yang erat dengan penelitian korelasi adalah penelitian causal comparative atau hubungan sebab akibat. Di dalam mengelompokkan jenis penelitian ini, ada para ahli yang memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitian deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa penelitian tersebut berusaha menggambarkan keadaan yang telah terjadi. Sementara itu, ada pula peneliti yang memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitian ex-postfacto (Ary dkk., 1985), dengan alasan bahwa dalam penelitian itu, variabel juga telah terjadi dan peneliti tidak berusaha memanipulasi atau mengontrolnya. Pada penelitian kausal komparatif, variabel penyebab dan variabel yang dipengaruhi telah terjadi dan diselidiki lagi dengan cara mengurut kembali. 9

10 Sebenarnya dalam penelitian kausal komparatif, peneliti dapat juga berusaha menentukan alasan atau penyebab status objek yang di teliti. Hal demikian seperti dinyatakan (Gay, 1982: 197) yang mengatakan, Causal comparative is that research in which the research attempts to determine the cause or reason for existing differences in the behavior or status or groups of individuals. Pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang di awali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian dia berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Atau dengan kata lain dalam penelitian kausal komparatif peneliti mencermati pertanyaan peneliti what is effect of X? Sebagai contoh, apa pengaruh yang terjadi, jika seorang anak tanpa mengikuti sekolah taman kanak-kanak, kemudian langsung masuk kelas satu sekolah dasar? Dalam kasus pendidikan apa yang terjadi bila mahasiswa baru yang berasal dari SMU, tanpa melalui kuliah matrikulasi langsung mengambil mata kuliah teknik, sebagai halnya mahasiswa dari SMK? Penelitian korelasi dengan penelitian kausal komparatif kadangkadang membingungkan bagi sebagian peneliti muda. Karena dalam beberapa hal penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif samasama memeiliki kesamaan, seperti di antaranya termasuk: a. Mereka tidak memanipulasi variabel, karena variabel telah terjadi; b. Mereka juga tidak melakukan control; c. Bila peneliti menggunakan paket program statistic dalam computer, penelitian regresi otomatis juga menganalisis hasil korelasi. Walaupun demikian, penelitian korelasi dan penelitian kausal komparatif mempunyai perbedaan ringan, seperti berikut. a. Dalam penelitian korelasi, peneliti tidak mengidentifikasi atau membedakan antara veriabel bebas dan variabel terikat. 10

11 b. Dalam penelitian kausal komparatif, peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat, dan dalam hubungan vaariabel yang kompleks mereka membedakan antar variabel bebas dan variabel terikat. Pada kondisi tertentu, penelitian kausal komparatif juga sering dibandingkan dengan penelitian eksperimen. Antara penelitian kausal komparatif dan penelitian eksperimen, memiliki perbedaan dan kesamaan. Persamaan itu di antaranya adalah bahwa penelitian eksperimen dan penelitian kausal komparatif juga berusaha membangun hubungan hubungan sebab akibat. Di saamping itu, mereka juga melibatkan kegiatan perbandingan. Pada penelitian eksperimen, para peneliti lebih dahulu memfokuskan kepada variabel penyebab, dan kemudian mengobservasi pengaruh atau akibatnya terhadap satu atau beberapa variabel terikat. Pada penelitian eksperimen, variabel penyebab adalah merupakan variabel yang dimanipulasi, sedangakan pada penelitian kausal komparatif, variabel penyebab tidak dimanipulasi, karena mereka telah terjadi dengan sendirinya. Contoh variabel bebas yang sering muncul dalam penelitian pendidikan misalnya status keluarga, sosial ekonomi, suku, dan sebagainya.bila digambarkan maka penelitian kausal komparatif dapat dilihat seperti berikut. Variabel penyebab tidak dimanipulasi, karena telah terjadi VARIABEL TERIKAT VARIABEL BEBAS Gambar 4. Penelitian Kausal Komparatif 11

12 VARIABEL BEBAS VARIABEL BEBAS VARIABEL BEBAS Variabel penyebab dimanipulasi, proses diobservasi dan dikontrol. Gambar 5. Penelitian Eksperimen Pada penelitian kausal komparatif, pertama kali peneliti melihat pengaruh pada suatu variabel atau variabel terikat, baru kemudian melihat variabel penyebab, sedangkan pada penelitian eksperimen, peneliti secara random membuat dua grup, yaitu grup netral dan grup eksperimen yang akan memperoleh perlakuan dengan cara memanipulasi variabel bebas. Dengan penelitian kausal komparatif, dimungkinkan peneliti melakukan studi karena apabila digunakan penelitian eksperimen mungkin tidak dapat dilakukan karena beberapa alasan, misalnya tidak etis, menyalahi aturan sekolah, dan sebagainya.di samping kelebihan seperti yang disebutkan di atas, penelitian kausal komparatif juga memiliki kelemahan penting, yaitu : a. Karena variabel bebas telah terjadi, maka control variabel tidak dapat dilakukan; b. Oleh karena tidak ada manipulasi dan control, maka interpretasi hasil penelitian pada umumnya hanya menekan pada hubungan dan prediksi variabel dengan tidak terlalu berorientasi pada hubungan sebab akibat. Penelitian kausal komparatif juga diawali dari adanya permasalahan penelitian, dilanjukan dengan menentukan tujuan dan manfaat 12

13 penelitian, melakukan kajian pustaka, mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat, dan menentukan metode penelitian dengan teknik statistic yang relevan. Sub desain penelitianex-post facto ada dua yaitu : a. Studi Lapangan Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian literature (literature study), survei berdasarkan pengalaman atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasivariabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam. b. Survei Desain Survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin sampenya besar, survei semakin meberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengungkapkan masalahyang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat populer karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudahmelaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat. Dalam kaitannnya dengan desain penelitian, peneliti dapat memilih dua variasi desain yang dapat dilihat dari uraian dibawah ini. Tabel 1. Desain Penelitian Kausal Komparatif Kasus Grup Variabel Bebas Variabel Terikat A (Eks) (X) O (control) - O B (Eks) O (control) O 13

14 Keterangan: (Eks) = grup eksperimen (X) = variabel bebas O = variabel terikat Pada kasus A, grup eksperimen menerima perlakuan, sedangkan grup control tidak. Pada akhir penelitian, kedua grup variabel terikat di ukur. Dan kemudian peneliti menguji apakah ada perbedaan atau ada hubungan yang signifikan pada kedua grup tersebut. Pada kasus B, kedua grup telah dibedakan sejak awal, misalnya anak cerdas dan anak lambat, semuanya diberikan perlakuan. Dan pada akhir penelitian kedua grup di ukur untuk mendapatkan hasil akhir yang kemudian akan di uji beda atau dihubungkan apakah ada perbedaan signifikan. 2.3 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN EX-POST FACTO Penelitian dengan metode Ex-post facto mempunyai langkah penting seperti berikut. 1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode ex-post facto. 2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3) Menentukaan tujuan dan manfaat penelitian. 4) Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 5) Menentukan kerangka berfikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian. 6) Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrument pengumpulan data, dan menganalisis data. 7) Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan. 8) Membuat laporan penelitian. 14

15 2.4 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN EX-POST FACTO A. Kelebihan Metode Ex Post Facto Metode ini baik untuk berbagai keadaan Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex-post facto lebih bertahan. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna menegenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yanng bagaimana dan sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan Kurnia (2009). B. Kekurangan Metode Ex Post Facto Pendekatan ex-post facto memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut: Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktorfaktor yang sedang diselidiki. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebabsebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain. Apabila saling hubungan antar variabel telah ditemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. 15

16 Kenyataan bahwa dua atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat. Menggolong-golongkan subjek kedalam kategori dikotomi, misalnya golongan pandai dan golongan bodoh untuk tujuan perbandingan. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah sangat sukar. 2.5 PERBANDINGAN PENELITIAN EX-POST FACTO DENGAN EKSPERIMEN Dalam beberapa hal, penelitian ex-post facto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex-post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex-post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang sebagai akibat yang terjadi sebelumny, kemudian mencoba menyelidiki kebelakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya. Sama halnya dengan penelitian korelasional, penelitian ini sama-sama berusaha menemukan dan mengungkapkan atau menentukan hubungan antar variabel-variabel dalam data hasil penelitian. Oleh sebab itu ada persamaan logika dasar dari kedua penelitian tersebut terutama dalam menetapkan masalah dan variabel serta kaitan antara variabel satu dengan variabel lainnya seperti variabel bebas dengan variabel terikat. Logika lain adalah kesamaan dalam pendekatan penelitian, yakni membandingkan dua kelompok yang serupa dalam semua karakteristik kecuali satu, agar dapat mengukur efek dan karakteristik tersebut. Dengan demikian banyak informasi yang ditemukan dalam eksperimen terdapat atau juga dalam expost facto. 16

17 Penelitian ex-post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen, logika dasar pendekatan dalam ex-post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada diantara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex-post facto. Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan fungsional diantara variabel yang jauh lebih meyakinkan dari pada yang dapat diperoleh menggunakan studi ex-post facto. Peneliti dalam penelitian ex-post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabelvariabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabelvariabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut. Beberapa perbadaan dari kedua penelitian tersebut nampak dalam hal teknik perolehan data atau informasi dan kesahihan temuan penelitiaan. Dengan eksperimen, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih meyakinkan dan akurat untuk hubungan kausal atau fungsional antara variabel-variabel dari pada penelitiann ex-post facto.pengaruh variabel ekstra dalam eksperimen dikontrol oleh kondisi eksperimen dan variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti secara langsung untuk meyakinkan atau menentukan pengaruhnya pada variabel terikat. Jika variabel terikat y bervariasi bersama dengan variasi dalam variabel bebas x dalam situasi yang terkontrol, maka peneliti memperoleh data mengenai kesahihan hubungan antara sebab akibat yang diduga/hipotesis-kan antara variabel bebas x dengan variabel terikat y. 17

PENELITIAN EX POST FACTO

PENELITIAN EX POST FACTO PENELITIAN EX POST FACTO Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TANGGAL 27 S.D. 28 JUNI 2013. 1 PENELITIAN

Lebih terperinci

BAGIAN 3. TENTANG RISET/PENELITIAN

BAGIAN 3. TENTANG RISET/PENELITIAN BAGIAN 3. TENTANG RISET/PENELITIAN Teguh Wahyono Kuliah Penulisan Karya Ilmiah Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Tentang Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan

Lebih terperinci

PENELITIAN DESKRIPTIF

PENELITIAN DESKRIPTIF PENELITIAN DESKRIPTIF Menurut Best (Sukardi, 2012) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan ialah dalam kategori penelitian kuantitatif lapangan yang menggunakan metode ex-post facto. Metode ex-post

Lebih terperinci

METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF. Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF. Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF A Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENGANTAR Pertanyaan yang perlu dikemukakan dalam mengungkap kebenaran empirik, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, maka dari itu penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, maka dari itu penggunaan 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, maka dari itu penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah akan menentukan tercapainya

Lebih terperinci

JENIS-JENIS PENELITIAN

JENIS-JENIS PENELITIAN Andriani Kusumawati JENIS-JENIS PENELITIAN Berdasarkan: 1. Tujuan 2. Kedalaman analisisnya 3. Pendekatan analisis atau Proses 4. Logika Penelitian 5. Kategori fungsionalnya 6. Hasil yang diharapkan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni suatu pendekatan penelitian yang dilakukan dengan cara pengolahan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research. 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), explanatory research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN - Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data Donald R. Copper dan C. William Emory (2002, p122).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 80 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Untuk penyusunan laporan tugas akhir atau skripsi ini, pendekatan metodologi yang digunakan adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah Pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

DEFINISI PENELITIAN Soerjono Soekanto Sanapiah Faisal Soetrisno Hadi Donald Ary John Woody

DEFINISI PENELITIAN Soerjono Soekanto Sanapiah Faisal Soetrisno Hadi Donald Ary John Woody DEFINISI PENELITIAN Pengertian mengenai penelitian secara teoritis menurut para ahli, ialah sebagai berikut: Soerjono Soekanto Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada suatu analisis

Lebih terperinci

Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk men

Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk men Metodologi Penelitian Psikologi Rahayu Ginintasasi Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitiian Berdasarkan pendapat Sugiyono (2007,p10), jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya ada 3 yaitu penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2014:6) metode penelitian adalah Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid yang bertujuan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanasi, dan analisis data. Berdasarkan tujuannya, penelitian terbagi menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanasi, dan analisis data. Berdasarkan tujuannya, penelitian terbagi menjadi 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis data. Berdasarkan tujuannya, penelitian terbagi menjadi

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Juliansyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode eksperimen. Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus dikarenakan jumlah elemen populasi yang akan diteliti sulit dihitung. Populasi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan, dan hal tersebut biasanya diselidiki sifat hubungannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

Safitri Juanita. Metodologi Riset. Pertemuan 8

Safitri Juanita. Metodologi Riset. Pertemuan 8 Safitri Juanita Metodologi Riset Pertemuan 8 DESAIN PENELITIAN Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian diantaranya dalam menentukan instrumen pengambilan data, penentuan sampel,

Lebih terperinci

10Ilmu. Penelitian Korelasi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Pengertian Penelitian korelasional, Jenis Penelitian Korelasional dan Uji Hipotesis.

10Ilmu. Penelitian Korelasi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Pengertian Penelitian korelasional, Jenis Penelitian Korelasional dan Uji Hipotesis. Modul ke: Penelitian Korelasi Pengertian Penelitian korelasional, Jenis Penelitian Korelasional dan Uji Hipotesis. Fakultas 10Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran distribusi terhadap pendapatan pengusaha tahu cibuntu di kecamatan Bandung kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang menggambarkan pendekatan dan metode yang akan dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

Pertemuan 4 METODE PENELITIAN

Pertemuan 4 METODE PENELITIAN Pertemuan 4 METODE PENELITIAN Metode Eksperimental Adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian dan adanya kontrol. Tujuan : Untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PEELITIA A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian terbatas dilakukan di SMK Negeri 6 Garut, yang beralamat di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian terbatas dilakukan di SMK Negeri 6 Garut, yang beralamat di Jl. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian terbatas dilakukan di SMK Negeri 6 Garut, yang beralamat di Jl. Raya Limbangan Km.01 Telp.(0262) 438962, Limbangan Garut 44186, Provinsi

Lebih terperinci

Desain Model Penelitian Kuantitatif Oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd.

Desain Model Penelitian Kuantitatif Oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. Desain Model Penelitian Kuantitatif Oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. 1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi asumsi-asumsi hingga metode-metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership dan pemberian tugas terstruktur

Lebih terperinci

Setidaknya ada 12 Perbedaan Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif 4/7/2016 DESAIN PENELITIAN. Tipe Desain Penelitian. 06.

Setidaknya ada 12 Perbedaan Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif 4/7/2016 DESAIN PENELITIAN. Tipe Desain Penelitian. 06. 06. DESAIN PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan-06 SISTEM INFORMASI FASILKOM UNIVERSITAS IGM Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian diantaranya dalam menentukan : instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis komparatif. Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2003:54) adalah suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Regresi Liniear Sederhana Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan

Lebih terperinci

Oikonomia Volume 2 Nomor 1

Oikonomia Volume 2 Nomor 1 PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN PEMASARAN PADA MATA DIKLAT MELAKSANAKAN PROSES ADMINISTRASI TRANSAKSI DI SMK TAMAN SISWA SUMPIUH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Yuli Hidayati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan suatu masalah yang diselidiki. Berdasarkan metode pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan suatu masalah yang diselidiki. Berdasarkan metode pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode pendekatan dalam suatu penelitian diperlukan guna memecahkan suatu masalah yang diselidiki. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah aktiva tetap dan marjin

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah aktiva tetap dan marjin BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah aktiva tetap dan marjin laba pada pengambalian investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sukmadinata (2011:52) merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik III. METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat korelasional karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena akan 70 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena akan memberikan petujuk bagaimana penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian terdapat tata cara prosedur bertahap yang merupakan acuan peneliti dalam melakukan penelitian di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).

Lebih terperinci

l. Latar belakang masalah \

l. Latar belakang masalah \ DEPARTEMEN PENDIDIKAhI NASIONAL UNIYERSITAS BENGKULU FKIP - PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN Il. Raya Kandang Limun Telp/Fax (0736) 341022 Benglolu 38371A 810 Nomor Lampiran

Lebih terperinci

METODE & DESAIN PENELITIAN. Rijal Fadilah

METODE & DESAIN PENELITIAN. Rijal Fadilah METODE & DESAIN PENELITIAN Rijal Fadilah Definisi Penelitian (Research) Penelitian (Research) : usaha utk menemukan, mengembangkan, & menguji kebenaran suatu pengetahuan yg dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO

MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO ISSN 2087-3581 MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO Louisa Nicolina Kandoli 1 ABSTRACT This study

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama -

BAB III METODE PENELITIAN. dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama - 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaan konsep dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama - sama

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi Terdapat banyak macam metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

A. Penelitian Dasar atau Murni

A. Penelitian Dasar atau Murni Drajat Armono A. Penelitian Dasar atau Murni Jenis penelitian ini bertujuan sebagai pengujian atau membentuk teori baru yang bukan ditujukan untuk menerapkan hasil-hasil temuannya. Penelitian ini diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Dalam suatu penelitian, secara garis besar pendekatan penelitian dibedakan menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Adapun dari metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan

Lebih terperinci

11Ilmu. Penelitian Kausal. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Pengertian Penelitian kausal, jenis data dan analisis data penelitian kausal

11Ilmu. Penelitian Kausal. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Pengertian Penelitian kausal, jenis data dan analisis data penelitian kausal Modul ke: Penelitian Kausal Pengertian Penelitian kausal, jenis data dan analisis data penelitian kausal Fakultas 11Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting Pengertian

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN STATISTIK

PENELITIAN DAN STATISTIK PENELITIAN DAN STATISTIK Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Ciri-ciri : 1. Rasional : dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal 2. Empiris : teramati

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini pokok bahasan atau variabel independen yang diteliti adalah penerapan sistem pengelolaan persediaan oleh pemasok yang diukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah Cooper dan Emory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN [ BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2013:01).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 32 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2009:2).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan yaitu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena peneliti ingin mengetahui hubungan antara kontribusi Bakat Numerik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian dan rancangan penelitian 3.1.1 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.penelitian eksperimen (Experimental Research) kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Obyek Penelitian Obyek yang akan diteliti adalah pegawai PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. Adapun pegawai yang menjadi responden memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif korelasional

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xi MODUL 1: HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA 1.1 Tujuan Penelitian Pendidikan... 1.3 Latihan... 1.15 Rangkuman... 1.16 Tes Formatif 1..... 1.17 Metode Ilmiah... 1.18

Lebih terperinci

mengungkap kebenaran empirik, yaitu dipakai? Selanjutnya, untuk menentukan yang efektif? Hal ini sangat tergantung diteliti, dan berbagai alternatif

mengungkap kebenaran empirik, yaitu dipakai? Selanjutnya, untuk menentukan yang efektif? Hal ini sangat tergantung diteliti, dan berbagai alternatif PENGANTAR Pertanyaan yang perlu dikemukakan dalam mengungkap kebenaran empirik, yaitu pendekatan dan metode penelitian apa yang dipakai? Selanjutnya, untuk menentukan pendekatan dan metode penelitian mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. No Unit Kerja Jumlah Karyawan. 1 Haurpugur 8. 2 Cipaku Cicalengka Cibereum 7.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. No Unit Kerja Jumlah Karyawan. 1 Haurpugur 8. 2 Cipaku Cicalengka Cibereum 7. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan BRI Cabang Majalaya dengan jumlah populasi 196 orang

Lebih terperinci

a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik b. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk

a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik b. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1 Jenis data a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah prosedur-prosedur yang digunakan oleh Peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data secara keseluruhan (Indriantoro, Supomo.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah Mahasiswa, Dosen, dan Operator SIAT Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut Kerlinger dalam Emzir (2010: 119) penelitian ini disebut dengan penelitian ex post facto,

Lebih terperinci