TATA KELOLA PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TATA KELOLA PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 TATA KELOLA PERUSAHAAN Analisis Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Program Diploma IV Akuntansi Alih Jenjang Oleh : Nama : ANDRE SYUKRI PUTRANTO No. BO : DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN AKUNTANSI PADANG 2015

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 merupakan sesuatu hal yang buruk bagi sejarah perekonomian Indonesia, terutama pada sektor perbankan. Krisis tersebut berdampak sangat besar bagi sendi-sendi perekonomian yang nyaris melumpuhkan perekonomian nasional. Sebagaimana dikemukakan oleh Baird (2000) bahwa salah satu akar penyebab timbulnya krisis ekonomi di Indonesia dan juga di berbagai negara Asia lainnya adalah buruknya pelaksanaan corporate governance (tata kelola perusahaan) dihampir semua perusahaan yang ada, baik perusahaan yang dimiliki pemerintah maupun dimiliki oleh pihak swasta. Persoalan utama yang dihadapi oleh sektor perbankan pada masa itu adalah semakin banyaknya bank yang terlikuidasi yang dinilai pemerintah sebagai bank yang bermasalah atau tidak sehat. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada sektor perbankan harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, responsibilitas, yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat, independensi, yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh dari pihak manapun. Kelima, kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya prinsip-prinsip GCG diharapkan dapat memperbaiki citra dan keberlangsungan hidup perbankan yang sempat terpuruk pada masa itu. Penerapan GCG menjadi demikian penting, artinya semakin dekat suatu perusahaan menjalankan GCG, maka akan mudah perusahaan tersebut dalam akses dana. Pelaksanaan GCG harus didukung oleh unsur-unsur internal perusahaan, diantaranya pemegang saham, dewan direksi, dewan komisaris, manajer, komite audit, satuan pengawas internal, auditor internal, dan karyawan atau serikat kerja. GCG juga menegaskan filosofi bahwa pengelolaan perusahaan merupakan amanah dari berdirinya perusahaan dan oleh karena itu semua pihak yang terlibat harus berpikir dan bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Pada titik

3 inilah pertanyaan reflektif tentang integritas, tanggung jawab dan independensi patut ditujukan kepada semua pimpinan perusahaan di Indonesia, termasuk sektor perbankan yang sejak semula memang bertopang kepada kepercayaan dan amanah masyarakat. Tata kelola perbankan nasional memerlukan sistem manajemen perbankan dalam memberikan acuan dan motivasi kepada bankir dalam mengelola usaha perbankan. Untuk itu diperlukan pula pengaturan dan pengawasan bank untuk memastikan bahwa bank dijalankan dengan hati-hati dan penuh integritas. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang lebih dikenal dengan Bank BNI/BNI 46 berdiri sejak tahun 1946, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Mendapatkan amanah untuk mengatur pengeluaran dan peredaran mata uang rupiah. Pada tahun 1955 Bank BNI diubah statusnya menjadi Bank Umum. Saat ini BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah dan didukung oleh perusahaan anak. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, laporan penulisan ini akan membahas berbagai analisis terkait GCG yang ada di Bank BNI, yang meliputi: 1. Penerapan prinsip good corporate governance pada Bank BNI? 2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank BNI dalam penerapan good corporate governance?. 1.3 Tujuan Penulisan 1. Analisis terhadap penerapan prinsip good corporate governance pada Bank BNI. 2. Analisis kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan good corporate governance pada Bank BNI. 1.4 Manfaat Penulisan Penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat: 1. Sebagai masukan kepada Bank BNI dalam mengevaluasi pelaksanaan kebijakan perusahaan terkait dengan good corporate governance. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Bank BNI dalam penyusunan rencana, strategi, dan kebijakan yang lebih efisien dan efektif pada masa datang.

4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Good Corporate Governance Corporate governance adalah rangkaian proses terstruktur yang digunakan untuk mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta komunitas usaha. Terdapat beberapa pemahaman tentang pengertian corporate governance. A. Menurut Suprayitno., et al. (2009) IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance), pengertian Good Corporate Governance (GCG) dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organisasi perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. B. Menurut OECD (The Organization for Economic Cooperation and Development) (2003), Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) merupakan struktur yang oleh stakeholders, pemegang saham, komisaris dan manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja. C. Menurut Indra Surya (2006:25), good corporate governance terkait dengan pengambilan keputusan yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem. Berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, yang bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisiensi dan efektif dalam mengelola resiko dan bertanggungjawab dengan memerhatikan kepentingan stakeholder. Dari definisi maka penulis menyimpulkan bahwa GCG adalah peraturan yang mengelola, dan mengawasi lainnya, mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan (mistakes) signifikan dalam strategi korporasi dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki segera.

5 2.2 Konsep Dasar Good Corporate Governance Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance menurut Chinn (2000) dan Shaw (2003) adalah stewardship theory dan agency theori. Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder. Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham. Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respon lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada agency theory dimana pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. 2.3 Prinsip Good Corporate Governance Sistem yang mengatur keseimbangan dalam pengelolaan perusahaan perlu dituangkan dalam bentuk prinsip-prinsip yang harus dipatuhi untuk menuju tata kelola perusahaan yang baik. Berdasarkan Keputusan Menteri nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu: transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. Prinsip-prinsip tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Keterbukaan Informasi (Transparency) Transparency bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Menurut peraturan pasar modal di Indonesia, yang dimaksud informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut, atau yang mempengaruhi secara signifikan risiko secara prospek usaha perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan harus dapat menyediakan informasi yang cukup lengkap, akurat dan tepat waktu kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau berkaitan dengan perusahaan sehingga mengetahui resiko yang mungkin terjadi dan keuntungan yang dapat diperoleh dalam melaksanakan transaksi dengan perusahaan sekaligus ikut serta dalam mekanisme pengawasan dalam perusahaan.

6 2. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas dapat dicapai dengan baik melalui pengawasan yang efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara pemegang saham, komisaris, direksi dan auditor termasuk di dalamnya pembatasan kekuasaan antara direksi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan perusahaan dan komisaris sebagai wakil pemegang saham yang bertugas mengawasi direksi. Satu bentuk implementasi prinsip akuntabilitas adalah: a. Praktik audit internal yang efektif. b. Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab dalam anggaran dasar perusahaan dan target pencapaian perusahaan di masa depan. 3. Pertanggungjawaban (Responsibilities) Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian dan kepatuhan didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan atau keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat. Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam kegiatan operasional seringkali menghasilkan dampak luar kegiatan perusahaan negatif yang harus ditanggung oleh masyarakat. 4. Kemandirian (Independency) Independensi adalah suatu keadaan ketika perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat. Pelaksana utama dalam perusahaan seperti direksi dan dewan komisaris harus mampu menolak intervensi dari luar yang dapat membelokkan arah, kebijakan dan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu kemakmuran pemegang saham (shareholders) dan kesejahteraan stakeholders. 5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness) Kesetaraan dan kewajaran dapat didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairness juga mencakup adanya

7 kejelasan hak-hak pemodal, sistem hukum dan penegakkan peraturan yang melindungi hak-hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan. Fairness diharapkan membuat seluruh asset perusahaan dikelola secara baik dan hati-hati, sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara jujur dan adil. Juga diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada perusahaan terhadap praktik korporasi yang merugikan serta keadilan juga harus dirasakan oleh para karyawan dan masyarakat lingkungannya. Fairness memerlukan syarat agar bisa diberlakukan secara efektif, yaitu adanya peraturan perundang-undangan yang jelas, tegas dan konsisten dan dapat ditegakkan secara efektif. 2.4 Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance Penerapan GCG di lingkungan BUMN dan BUMD mempunyai tujuan sesuai KEPMEN BUMN No. PER 01/MBU/2011 tahun 2011 pada pasal 4, yaitu: a. Mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan BUMN. b. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Persero. c. Mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarian BUMN dalam perekonomian nasional. d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional. e. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional. Sedangkan menurut Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge (2005:5-6), Good corporate governance mempunyai lima macam tujuan utama, kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham. 2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non-pemegang saham

8 3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham. 4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan 5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan. Menurut H.J Wierman Pamuntjak seperti ditulis dalam buletin audit internal edisi No. 020/2003, manfaat dari penerapan GCG antara lain: a. Meningkatkan kinerja perusahaan Praktik GCG sangat menentukan kinerja perusahaan, proses pengambilan keputusan yang lebih baik akan lebih meningkatkan efisiensi operasional serta akan meningkatkan pelayanan kepada pemegang saham. b. Memudahkan perolehan dana yang lebih murah GCG memungkinkan diperolehnya kepercayaan pada pemodal, baik investor dalam negeri maupun investor asing, sehingga kebutuhan perusahaan akan sumber-sumber investasi yang murah akan lebih mudah didapat dari pasar modal. c. Menciptakan kesejahteraan masyarakat Praktik GCG akan meningkatkan efisiensi dan evektifitas sehingga dengan demikian juga akan mendorong terciptanya dinamika ekonomi. Sejalan dengan meningkatnya kepercayaan para investor, maka praktik GCG akhirnya akan mendorong terjadinya arus investasi serta menciptakan investasi baru, sehingga akan meningkatkan lapangan kerja serta pendapatan masyarakat. d. Peningkatan pendapatan bagi pemegang saham. e. Menjadi katalisator bagi perubahan atau pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. f. Meningkatkan peran shareholders dalam kemajuan perusahaan, karena masingmasing shareholders menjadi semakin aktif mengamati serta memberi masukanmasukan bagi kemajuan operasional. Secara umum manfaat GCG dapat dilihat dari 2 cara pandang, yaitu secara mikro dan secara makro. Manfaat secara mikro tersebut antara lain: 1. Menurunkan risiko. 2. Meningkatkan nilai saham. 3. Menjamin kepatuhan. 4. Memiliki daya tahan (sustainability). 5. Memacu kinerja.

9 6. Membantu penerimaan negara. Sedangkan manfaat secara makro yaitu terjadinya pemulihan ekonomi yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat secara nasional antara lain: 1. Pertumbuhan ekonomi meningkat secara wajar. 2. Kesempatan kerja semakin besar dan daya saing lokal maupun internasional meningkat. 2.5 Tahap Implementasi Good Corporate Governance Dalam pelaksanaan penerapan GCG di perusahaan adalah penting bagi perusahaan untuk melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas situasi dan kondisi perusahaan, dan tingkat kesiapannya, sehingga penerapan GCG dapat berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam perusahaan. Pada umumnya perusahaanperusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan GCG menggunakan pentahapan berikut: 1. Tahap Persiapan Tahap ini terdiri atas 3 langkah utama: 1) awareness building, 2) GCG assessment, dan 3) GCG manual building. Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting GCG dan komitmen bersama dalam penerapannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan diskusi kelompok. GCG Assessment merupakan upaya untuk mengukur atau lebih tepatnya memetakan kondisi perusahaan dalam penetapan GCG saat ini. Langkah ini perlu guna memastikan titik awal level penerapan GCG dan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat guna mempersiapkan infrastruktur dan struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan GCG secara efektif. Dengan kata lain, GCG assessment dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspekaspek apa yang perlu mendapatkan perhatian terlebih dahulu, dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mewujudkannya. GCG manual building, adalah langkah berikut setelah GCG assessment dilakukan. Berdasarkan hasil pemetaan tingkat kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi prioritas penerapannya, penyusunan manual atau pedoman implementasi GCG dapat disusun. Penyusunan manual dapat dilakukan dengan bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Manual ini dapat dibedakan antara manual untuk organ-organ perusahaan dan manual untuk keseluruhan anggota perusahaan, mencakup berbagai aspek seperti: Kebijakan GCG perusahaan.

10 Pedoman GCG bagi organ-organ perusahaan. Pedoman perilaku. Audit commitee charter. Kebijakan disclosure dan transparansi. Kebijakan dan kerangka manajemen resiko. Roadmap implementasi. 2. Tahap Implementasi Setelah perusahaan memiliki GCG manual, langkah selanjutnya adalah memulai implementasi di perusahaan. Tahap ini terdiri atas 3 langkah utama yakni: 1. Sosialisasi, diperlukan untuk memperkenalkan kepada seluruh perusahaan berbagai aspek yang terkait dengan implementasi GCG khususnya mengenai pedoman penerapan GCG. Upaya sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu, langsung berada dibawah pengawasan direktur utama atau salah satu direktur yang ditunjuk sebagai GCG champion di perusahaan. 2. Implementasi, yaitu kegiatan yang dilakukan sejalan dengan pedoman GCG yang ada, berdasar roadmap yang telah disusun. Implementasi harus bersifat top down approach yang melibatkan dewan komisaris dan direksi perusahaan. Implementasi hendaknya mencakup pula upaya manajemen perubahan (change management) guna mengawal proses perubahan yang ditimbulkan oleh implementasi GCG. 3. Internalisasi, yaitu tahap jangka panjang dalam implementasi. Internalisasi mencakup upayaupaya untuk memperkenalkan GCG di dalam seluruh proses bisnis perusahaan kerja, dan berbagai peraturan perusahaan. Dengan upaya ini dapat dipastikan bahwa penerapan GCG bukan sekedar dipermukaan atau sekedar suatu kepatuhan yang bersifat superficial, tetapi benarbenar tercermin dalam seluruh aktivitas perusahaan. 3. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG telah dilakukan dengan meminta pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG yang ada. Terdapat banyak perusahaan konsultan yang dapat memberikan jasa audit yang demikian, dan di Indonesia ada beberapa perusahaan yang melakukan scoring. Evaluasi dalam bentuk assessment, audit atau scoring juga dapat dilakukan secara mandatory misalnya seperti yang diterapkan di lingkungan BUMN. Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali

11 kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi GCG sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang diberikan. 2.6 Good Corporate Governance pada Perbankan Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, maupun risko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masingmasing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang highly regulated (KNKG, 2004:1). Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum dilaksanakannya GCG dan etika yang melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lainnya, yaitu: a. Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian. b. Pelaksanaan good corporate governance. c. Pengawasan yang efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pelaksanaan GCG sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Oleh karena itu Bank for International Sattlement (BIS) sebagai lembaga yang mengkaji terus menerus prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh perbankan, telah pula mengeluarkan pedoman pelaksanaan GCG bagi dunia perbankan secara internasional.pedoman serupa dikeluarkan pula oleh lembaga internasional lainnya.

12 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Ringkasan Kasus (Penelitian Terdahulu) Penulis menganalisis penelitian yang telah dilakukan oleh Peneliti, Rian Ikmal Darmawan, yaitu salah seorang mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Brawijaya pada tahun Penulis meneliti tentang Analisis Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Peneliti akan pratinjau sejauh mana penerapan prinsip good corporate governance dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Bank BNI tersebut. Bank BNI dipilih oleh peneliti karena peneliti mempunyai pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan besar yang keberadaannya bisa berdampak positif maupun negatif terhadap masyarakat sekitar. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Objek penelitian menggunakan laporan tahunan (Annual Report) perusahaan PT Bank Negara Indonesia. Sumber data penelitian ialah sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui kajian beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat, dari rujukan teoritis yang relevan dengan membaca beberapa buku, majalah, buletin, surat kabar, dan internet. Data-data yang digunakan pada penelitian tersebut merupakan data sekunder yang berasal dari website PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., terutama untuk data tahunan atau annual report perusahaan pada tahun Selain itu, uraian artikel, jurnal, dokumen mengenai penerapan GCG juga dilibatkan pada penelitian tersebut. Batasan penelitian yang dilakukan oleh Darmawan tersebut ialah mengkaji ruang lingkup dari prinsip GCG, yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Serta peneliti juga mengkaji kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank BNI dalam penerapan GCG. Teknik pengumpulan data dilakukan oleh Darmawan dengan teknik studi pustaka dengan cara pengumpulann data dari beberapa buku ilmiah, literatur, dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang diteliti. Selain teknik studi pustaka, Darmawan juga menggunakan teknik content analysis, yaitu metode pengumpulan data melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuan dari content analysis ini adalah agar bisa melakukan identifikasi

13 terhadap karakteristik atau informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang obyektif dan sistematis. Data yang dikumpulkan oleh Darmawan melalui beberapa tahap dan akan dianalisis dengan deskriptif, yaitu mengetahui begaimanakan pelaksanaan good corporate governance dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam analisis kasus, yaitu: 1. Mengumpulkan data mengenai pelaksanaan good corporate governance dan dianalisis dengan cara diklasifikasikan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. 2. Memproses data yang didapat melalui pencatatan, pengetikan, dan pengklasifikasian. 3. Membandingkan data yang diperoleh dengan landasan teori. 4. Menyimpulkan bagaimana pelaksanaan good corporate governance pada Bank BNI. 3.2 Analisis Kasus (Penelitian Terdahulu) Analisis Penerapan Prinsip Transparansi pada Bank BNI Ditinjau dari pedoman pokok pelaksanaan transparansi perusahaan, perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan, maka Bank BNI telah melaksanakannya setiap tahunnya dengan menyediakan akses kepada stakeholders untuk mengakses laporan keuangannya. Stakeholders dapat mengakses pada situs resmi BNI, yaitu Semua informasi terkait Bank BNI dapat dengan mudah ditelusuri oleh para stakeholders. Bank BNI juga sudah punya sekretaris perusahaan yang berperan sebagai penghubung Bank dengan para investor, pelaku pasar modal, regulator, dan pengamanat. Sekretaris perusahaan memfasilitasi komunikasi yang efektif dan memastikan tersedianya informasi untuk berbagai pihak serta berperan sebagai penghubung utama antara Bank BNI dengan BAPEPAM LK, OJK, dan publik. Bank BNI mempunyai code of conduct, yang isinya sudah cukup jelas dan sesuai dengan pedoman prinsip transparansi, yaitu prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

14 Analisis Penerapan Prinsip Akuntabilitas pada Bank BNI Berdasarkan pada pedoman mengenai akuntabilitas Bank BNI, konsep akuntabilitas relah diwujudkan oleh Bank BNI. Setiap organ organisasi memiliki kejelasan tanggung jawab yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha, dan strategi perusahaan. Semua tugas dan wewenang para pekerja dipaparkan dan dilaksanakan setiap tahunnya oleh semua insan Bank BNI sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank BNI yang berpedoman pada prinsip GCG. Bank BNI mendorong agar terciptanya GCG. Pada setiap awal tahun seluruh anggota dewan komisaris, direksi, dan pegawai BNI wajib menandatangani komitmen pelaksanaan GCG. BNI juga senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan praktik GCG yang ada, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Sehingga pada tahun 2014 Bank BNI memperoleh lima anugerah dari hasil jajak pendapat independen tentang Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Poll) tahun 2013 yang dilaksanakan majalah Asiamoney diraih oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Ini merupakan tahun kedua BNI memborong anugerah di bagian Corporate Governance Poll yang diberikan Asiamoney. Bank BNI meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan. Bank BNI mengadakan rutinitas pembinaan keahlian dan keterampilan pada semua insan BNI melalui perencanaan SDM yang secara terencana tertuang dalam Human Capital Transformation Roadmap. Roadmap ini bertujuan untuk menciptakan sumber daya yang unggul dan memiliki global capacity. Untuk mendukung pengelolaan sumber daya manusia, Bank BNI melakukan penyempurnaan organisasi pada divisi human capital yang terbagi menjadi empat fungsi besaran, yaitu strategy, business partnering, expertise, dan services. Bank BNI setiap tahunnya mengadakan rapat direksi yang membahas tentang pengembangan pengendalian internal perusahaan. Sistem pengendalian internal BNI dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan model three lines defense. Model tersebut dirancang agar pengendalian internal saling melengkapi, terkoordinasi, dan terjalin komunikasi yang baik. Untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal telah dilakukan di unit operasional, satuan pengawasan internal melakukan audit secara berkala dan compliance officer melaksanakan pengawasan secara harian. Bank BNI juga menerapkan sistem reward and punishment sesuai dengan prinsip GCG. Bank BNI memiliki komite khusus terkait akan hal itu, seperti adanya komite remunerasi dan nominasi, komite sumber daya manusia dan komite anti fraud.

15 Analisis Penerapan Prinsip Tanggung Jawab pada Bank BNI Prinsip pertanggungjawaban Bank BNI ditunjukkan oleh insan BNI dengan selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip GCG. Laporan keuangan Bank BNI sudah dipaparkan dan disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Setiap tahunnya Bank BNI melakukan rapat dewan direksi yang membahas berbagai persoalan dan strategi pengelolaan perusahaan. Dalam rangka memenuhi kepatuhan terhadap pelaksanaan GCG, Bank BNI menerapkan fungsi kepatuhan yang dijalankan oleh divisi kepatuhan. Bank BNI juga telah menerapkan aktivitas CSR (Corporate Social Responsibility) secara terencana, terarah, dan berkesinambungan agar mampu meberi manfaat jangka panjang pada kesejahteraan masyarakat. Kegiatan CSR Bank BNI meliputi program kemitraan dan bina lingkungan, pelestarian dan lingkungan hidup, ketenagakerjaan, tanggung jawab produk, dan kegiatan CSR oleh Bank BNI Syariah. Analisis Penerapan Prinsip Independensi pada Bank BNI Dalam penerapan GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing insan perusahaan tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antar satu dan yang lainnya. BNI terapkan prinsip independensi yaitu mewajibkan karyawan untuk tidak terikat dengan aktivitas politik. Kewajiban itu dimuat dalam code of conduct tentang aktivitas politik yang dibuat oleh BNI. Bank BNI tidak memperkenankan seluruh karyawannya untuk menerima pemberian dalam bentuk apapaun dari nasabah. Analisis Penerapan Prinsip Kewajaran pada Bank BNI Bank BNI berusaha agar tetap memperhatikan kepentingan stakeholders dengan penyajian yang wajar tentang bagi hasil, pendapatan bank. Upaya peningkatan kewajaran pada Bank BNI telah disusun oleh Bank BNI. Dengan demikian jika terjadi suatu permasalahan, mekanisme tersebut digunakan untuk memperjelas apa langkah yang dilakukan apabila ada suatu masalah terhadap karyawan. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Bank BNI dalam Penerapan GCG Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dari Darmawan,kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank BNI dalam penerapan GCG ialah: 1. Peraturan kredit perbankan akibat dari kondisi perekonomian global yang sedang menurun.

16 2. Produktivitas produk bank yang belum sepenuhnya efisien dan efektif. 3. Standar SDM yang semakin lama semakin tinggi akibat dari era globalisasi. 4. Masalah kasus penyimpangan internal, walau semakin turun tiap tahunnya, tetapi menjadi perhatian khusus dalam praktik GCG.

17 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Prinsip-prinsip GCG menjadi landasan bagi pelaksanaan operasional Bank BNI. Para organ organisasi Bank BNI harus bisa menerapkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Hal itu bermanfaat bagi Bank BNI untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan, memudahkan perolehan dana yang lebih murah, menciptakan kesejahteraan masyarakat, meningkatan pendapatan bagi pemegang saham, menjadi katalisator bagi perubahan atau pertumbuhan kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan peran shareholders dalam kemajuan perusahaan. Bank BNI telah menerapkan konsep GCG dengan benar jika ditinjau dari hasil penelitian Darmawan. Penulis juga mendapatkan beberapa wacana yang menegaskan bahwa Bank BNI telah menerapkan GCG pada entitasnya. Bank BNI pernah meraih lima anugerah dari hasil jajak pendapat independen tentang tata kelola perusahaan (corporate governance poll) 2013 yang dilaksanakan majalah Asiamoney. Ini merupakan tahun kedua BNI memborong anugerah di bagian Corporate Governance Poll yang diberikan Asiamoney. Hasil survei tersebut merupakan pengakuan pihak eksternal atas kualitas tata kelola BNI yang unggul pada seluruh prinsip tata kelola bank yang baik (GCG), yaitu Transparansi & Keterbukaan Informasi; Hubungan Investor; Pertanggungjawaban dan Sikap Etis Manajemen serta Dewan Direksi; dan Perlakuan Adil dan Wajar terhadap Hak Pemegang Saham. BNI menjadi bank terbaik di Indonesia oleh survei Asiamoney di sepanjang tahun 2013 yang ditentukan oleh 134 responden dari 86 lembaga secara worldwide yang terdiri atas para fund manager, riset analis, CEO dan CIO serta senior eksekutif perusahaan fund management dan fund hedging. Kelima anugerah yang diberikan kepada BNI ini adalah Indonesia Best Overall Corporate Governance, Indonesia Best for Disclosure & Transparency, Indonesia Best for Investor Relations, Indonesia Best for Shareholder's Right and Equitable Treatment, serta Indonesia Best for Responsibilities and Ethical Behaviour of Management and The Board of Director. Dengan begitu dapat disumpulkan bahwa Bank BNI telah menerapkan prinsip GCG yang baik pada entitasnya, guna menjadi bank yang dipercaya oleh masyarakat, walaupun

18 masih terdapat beberapa kendala dalam pengimplementasiannya, seperti kendala internal fraud, produktivitas, dsb. 4.2 Saran Dunia perbankan sebaiknya sudah bisa menerapkan prinsip GCG pada operasional entitasnya. Dengan merujuk pada prinsip GCG, keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran. Bank BNI sudah menerapkan prinsip GCG dengan baik menurut penelitian Darmawan, tetapi Bank BNI masih mempunyai kendala-kendala dalam penerapannya. Kendala-kendala tersebut seharusnya bisa diantisipasi oleh pihak Bank agar Bank BNI bisa menjadi lebih baik lagi dalam melayani masyarakat.

19 DAFTAR REFERENSI Baird, M The Proper Governance of Companies Will Become as Crucial to the World Economy as the Proper Governing of Countries. Paper Darmawan, Rian Ikmal Analisa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Paper Universitas Brawijaya Kaihatu, S. Thomas Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Journal Ekonomi Manajemen, volume 8, Nomor 1, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Surabaya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/2006 sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Website Bank Negara Indonesia Berita BNI. ( Id/254/language/id-ID/BNI-Borong-Anugerah-Tata-Kelola-Bank-Terbaik.aspx. [online]. diakses tanggal 28 April 2015) Wijaya, Leo Sukma Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia.( [online]. diakses tanggal 28 April 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Good Corporate Governance (GCG) II.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Corporate governance adalah rangkaian proses terstruktur yang digunakan untuk mengelola serta mengarahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan telah dilakukan dan menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun 2011-2013 Diana Alfrita (dianaalfrita1204@gmail.com) Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Good Corporate Governance Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate Governance in IndonesialFCGl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis ekonomi global menyebabkan banyak perusahaan (korporasi) di Indonesia diambang kehancuran. Krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance BAB 5 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Penerapan Good Corporate

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG A. Pemahaman karyawan terhadap system manajemen syari ah KJKS BMT Walisongo Semarang adalah sebuah Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders 1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: T Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pupuk sangat penting dalam upaya pencapaian ketahanan pangan nasional. Segala cara dilakukan oleh Pemerintah sebagai regulator untuk dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di dunia yang ditandai dengan era globalisasi dan perdagangan bebas ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia. Banyak dampak positif dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP)

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP) IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP) Astri Furqani dan Isnani Yuli Andini (As3oke_dech@yahoo.com)

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE PENGERTIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan industri keuangan salah satu industri yang berkembang secara pesat dan memiliki kompleksitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Corporate Governance II.1.1 Pengertian Corporate Governance Kata governance berasal dari bahasa Perancis gubernance yang berarti pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu faktor dalam mendukung perekonomian di Indonesia. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik Good Corporate Governance (GCG), sedangakan di luar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik Good Corporate Governance (GCG), sedangakan di luar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menyeimbangkan kepentingan, baik kepentingan di dalam perusahaan maupun kepentingan di luar perusahaan. Kepentingan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan ekonomi Indonesia yang belum stabil akibat krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dana pensiun merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh para pekerja dan keluarganya sebagai jaminan di masa pensiun nanti. Setiap dana pensiun secara

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi Perekonomian yang saat ini masih belum pulih akibat terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, dimana perusahaan-perusahaan yang mendominasi dunia

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Yth. 1. Direksi Bank; 2. Direksi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Efek; dan 4. Direksi Perusahaan Pembiayaan; di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 DEFINISI TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Sistem Proses Struktur ORGAN BPJS Ketenagakerjaan Mewujudkan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah iaccountax Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Prinsipprinsip Keterbukaan (transparency) Akuntabilitas (accountability) Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) No Ref. SK. 007/DEKOM/V/13 PT Bank Mega, Tbk Mei 2013 PERNYATAAN Pedoman ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris PT. Bank Mega, Tbk untuk dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pembangunan yang meningkat dalam segala bidang menyebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik itu cara hidup, pola pikir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good corporate governance merupakan sebuah konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu. Selain

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Stewardship Theory Teori stewardship adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekstern (modal ekuiti serta pinjaman) untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan mereka,

BAB II LANDASAN TEORI. ekstern (modal ekuiti serta pinjaman) untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan mereka, BAB II LANDASAN TEORI II.1. Latar Belakang Corporate Governance Dewasa ini, perusahaan-perusahaan semakin banyak bergantung pada modal ekstern (modal ekuiti serta pinjaman) untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

Analisa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Analisa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Analisa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rian Ikmal Darmawan. Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, 2013 ABSTRAK Penerapan good corporate governance

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis

Lebih terperinci