PENGARUH PENERAPAN METODE SUGGESTOPEDIA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN METODE SUGGESTOPEDIA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN METODE SUGGESTOPEDIA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI Astri Firmanti, Dian Indihadi, Syarip Hidayat Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh metode suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi berpeluang dalam pembelajaran membaca bahasa Inggris di SD. Metode suggestopedia memiliki kelebihan dalam meningkatkan keterampilan menyebutkan tokoh pada teks deskriptif bergambar, menyebutkan latar pada teks deskriptif bergambar, menyebutkan pelaku pada teks deskriptif bergambar, menyebutkan penyebab kejadian pada teks deskriptif bergambar, dan memahami teks deskriptif bergambar. Hal tersebut sejalan dengan tuntutan pembelajaran membaca bahasa Inggris di kelas V yang belum optimal, sehingga metode suggestopedia berpeluang diimplementasikan. Melalui penelitian pre-eksperimen yang dilaksanakan di SD negeri 5 Rajapolah diharapkan bukti empiris. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas VB SDN 5 Rajapolah kabupaten Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan metode suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas VB SDN 5 Rajapolah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman literasi sebelum dan setelah menggunakan metode suggestopedia mengalami perbedaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai N-gain > 0,4 yaitu sebesar 0,63 dengan kategori cukup efektif dan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh penerapan metode suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas VB SDN 5 Rajapolah. Maka dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris dapat menggunakan metode suggestopedia. Kata kunci: Metode Suggestopedia, Pembelajaran Membaca Pemahaman Literasi, Pembelajaran Bahasa Inggris Pembelajaran membaca bahasa Inggris khususnya membaca pemahaman di Sekolah Dasar merupakan bagian keterampilan yang dianggap paling sulit bagi sebagian siswa. Hal tersebut berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada beberapa sekolah. Menurut hasil wawancara dengan beberapa guru dari beberapa sekolah menjelaskan bahwa jenis kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca bahasa Inggris khususnya membaca pemahaman, diantaranya yaitu siswa tidak bisa memahami isi suatu teks yang terdiri dari bagian pembuka, isi, dan penutup dan siswa tidak dapat mengetahui pesan dari suatu teks sehingga ketika menjawab pertanyaan siswa juga tidak dapat memahami maksud dari pertanyaan berdasarkan teks bahasa Inggris. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa tersebut disebabkan oleh minimnya kosakata yang dimiliki siswa, kurangnya kesadaran membaca siswa khususnya bahasa Inggris, dan kurangnya rasa percaya diri siswa. Namun penyebab hal tersebut tidak hanya timbul dari siswa saja melainkan dari guru yaitu dari segi penggunaan metode yang kurang bervariasi sehingga menjadikan siswa merasa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran membaca pemahaman. Ini terbukti dengan kebiasaan guru yang langsung menterjemahkan suatu teks bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, serta penyediaan media yang kurang kreatif pun ikut menjadi penyebab sulitnya siswa untuk memahami suatu teks dalam bahasa Inggris. Untuk itu agar dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa termotivasi sehingga timbul rasa nyaman dan potensi siswa berkembang salah satunya dengan menerapkan metode Sugestopedia.

2 Berdasarkan KTSP untuk sekolah dasar kelas V (2006, hlm. 50) pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) sesuai dengan situasi dan kondisi. Kemampuan tersebut diantaranya meliputi empat aspek yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Dan keterampilanketerampilan tersebut dikembangkan serta diarahkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris dengan tujuan agar lulusan dapat berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap sulit atau kompleks karena keterampilan berbahasa tergantung dari tingkat penalaran pembaca. (Izzan, 2010, hlm. 80). Ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2011, hlm. 2) menyatakan bahwa Membaca pada hakikatnya adalah salah satu kegiatan rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan saja, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolingusitik, dan metakognitif. Namun meskipun rumit, dengan membaca pembaca dapat memperoleh informasi dan pengetahuan sekaligus, yaitu diantaranya pertama, pembaca dapat memperoleh informasi baru dari bacaan tersebut dan kedua, pembaca dapat membina dan meningkatkan pengalaman yang ada dalam diri pembacanya. Membaca merupakan proses kognitif meskipun pada taraf penerimaan lambang-lambang tulisan diperlukan kemampuan motoris berupa gerakan-gerakan mata, proses kognitif yang dimaksud adalah kegiatan berpikir atau penalaran termasuk ingatan untuk menemukan atau memahami pesan maupun informasi yang dikomunikasikan penulis melalui teks tertulis (Tampubolon, 1993, hlm. 41). Dalman (2011, hlm. 2 dan 11) menjelaskan bahwa tujuan utama membaca yaitu: (1) membaca untuk studi, (2) membaca untuk usaha, (3) membaca untuk kesenangan. Namun pada dasarnya kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan memperoleh pesan atau memahami makna melalui bacaan. Membaca terdiri dari enam jenis menurut Resmini & Juanda (2007, hlm ) yaitu 1) membaca pemahaman, 2) membaca memindai, 3) membaca layap, 4) membaca intensif, 5) membaca nyaring, dan 6) membaca dalam hati. Dari beberapa jenis yang ada pada membaca memiliki tujuan yang sama yaitu memahami setiap isi bacaan. Pemahaman isi pada bacaan terdiri dari beberapa tingkatan dan Dalman (2013, hlm. 92) menjelaskan bahwa pemahaman literasi adalah pemahaman terendah dalam membaca karena pemahaman literasi merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat. Dalam membaca pemahaman literasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu diantaranya (1) potensi skemata pembaca, (2) potensi mengingat, (3) perspektif pembaca, (4) kemampuan berpikir, dan (5) aspek afektif. Standar kompetensi yang tercantum pada KTSP 2006 mata pelajaran bahasa Inggris yaitu Memahami tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam konteks sekolah. Sedangkan kompetensi dasarnya yaitu membaca nyaring dengan ucapan, tekanan, dan intonasi secara tepat dan berterima yang melibatkan: kata, frasa, kalimat sangat sederhana, dan teks sangat sederhana dan memahami kalimat, pesan tertulis dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana secara tepat dan berterima. Siahaan & Shinoda (2008, hlm. 1) mengemukakan bahwa A text is both a spoken text and a written text. A spoken text is any meaning spoken text. It can be a word or phrase or a sentence or a discourse. And a written text is any meaningful written text. It can be a notice or a direction or an advertisement or a paragraph or an essay or an article or a book etc. maksud dari pernyataan ini adalah sebuah teks termasuk kedalam teks lisan dan teks tulis. Teks lisan bisa berupa kalimat, sedangkan teks tulis berupa artikel atau esay. Dalam pembelajaran bahasa Inggris teks terdiri dari beberapa jenis dan salah

3 satunya yaitu teks desktiptif yang merupakan wacana tertulis bahasa Inggris dengan menggambarkan suatu objek. Objek yang diceritakan dapat berupa benda-benda, hewan, orang, tumbuhan, dan topik lain. Dalam pembelajaran membaca khususnya membaca pemahaman literasi di Sekolah Dasar dapat dikembangkan dengan acuan Taksonomi Barret.Cara mengembanngkannya yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai hal-hal yang tersurat pada bacaan. Suggestopedia adalah metode pembelajaran dengan berlandasan dasar dari Suggestology yang dikembangkan oleh Georgi Lozanov (1978) seorang pendidik, psikoterapis, dan ahli fisika berasal dari Bulgaria. Lozanov menggambarkan sugestopedia sebagai "science... concerned with the systematic study of the nonrational and/or nonconscious influences." Stevick (dalam Richards and Rogers, 1986, hlm. 142). Ini dimaksudkan bahwa metode suggestopedia merupakan suatu metode yang menggunakan sistem pengaruh-pengaruh bawah sadar. Sugesti merupakan jantung dari suggestopedia. Aplikasi atau penerapan sugesti yang dikembangkan pada metode suggestopedia bertujuan untuk menolong para siswa menghilangkan perasaan-perasaan dan anggapan-anggapan negatif mengenai pembelajaran serta memberikan kemudahan, kenyamanan dan solusi untuk menanggulangi berbagai hambatan yang dihadapi para siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Penerapan sugesti dilakukan diantara pengaruh-pengaruh bawah sadar dengan tujuan untuk mengalihkan dan mengarahkan pembelajaran, karena dalam keadaan tidak sadarlah pembelajaran akan terserap (Tarigan, 1991, hlm. 93). Dalam metode ini terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu lingkungan santai serta menyenangkan, lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber belajar, informasi dapat diingat dengan baik apabila siswa mengehargai wibawa guru, pengakuan guru terhadap kemampuan siswa sangat penting, pemberian sugesti merupakan jantung pada metode ini, penanaman kepercayaan diri pada siswa sangat dibutuhkan pada metode ini, perubahan jati diri baru merupakan salah satu ciri pada metode ini, dialog yang digunakan para siswa yaitu berisi bahasa inggris sederhana, apabila perhatian para siswa terlepas dari bentuk bahasa dan terarah pada proses komunikasi, maka siswa akan belajar dengan lebih baik, pengintegrasian sugesti-sugesti positif tak langsung dilakukan guru dalam situasi pembelajaran, pada metode ini penjelasan mengenai tata bahasa dan kosakata dilakukan guru hanya sekilas, teks disajikan dalam dua bahasa yaitu bahasa sasaran dan bahasa ibu, komunikasi berlangsung pada dua sisi yaitu pesan linguistik disampaikan pada siswa dalam posisi sadar dan faktor-faktor yang mempengaruhi pesan linguistik disampaikan pada siswa dalam posisi tidak sadar, suasana pseudo pasif diciptakan untuk menanggulangi kendala-kendala psikologis dan untuk memperoleh keuntungan potensial pembelajaran, pembelajaran yang optimal terjadi ketika siswa berada pada posisi sadar dan setengah sadar, dramatisasi merupakan cara penting untuk memanfaatkan materi secara hidup dan terarah, pada proses pengajaran terdapat pengintegrasian dengan seni murni yaitu antara seni musik dengan seni drama, pemberian bimbingan pada siswa dilakukan guru dan disesuaikan dengan bahan ajar, musik dan gerakan memperkuat pemahaman materi linguistik, dalam suasana bermain, perhatian sadar siswa tidak terpusat pada bentukbentuk linguistik tetapi lebih cenderung pada pemakaian bahasa, dan kesalahan dalam pemakaian bahasa yang digunakan siswa ditoleransi oleh guru (Freeman (dalam Tarigan, 1991, hlm. 124). Dalam pembelajaran membaca dengan metode suggestopedia peran utama guru adalah menciptakan situasi suggestible pada siswa. Metode suggestopedia memiliki perbedaan yang mencolok dengan metode pembelajaran pada umumnya dan ciri-ciri yang membedakannya yaitu dari segi (1) dekorasi kelas, (2) perabot/mebel kelas, (3) susunan/pengaturan kelas, (4) penggunaan musik, dan (5) perilaku guru yang otoratif (Scovel (dalam Tarigan, 1991, hlm. 90)).

4 Adapun pada pelaksanaannya berbeda dengan pembelajaran pada umumnya. Langkahnya dijabarkan Richards dan Rodgers 1993; Dardjowidjojo, 1996; Tarigan, 1988 (dalam Cahyono, 2011, hlm. 8-9) yaitu meliputi (1) peninjauan kembali mengenai materi sebelumnya, (2) mendiskusikan materi baru yang akan dipelajari, dan (3) konser dan semedi (concert and séance). Konser dalam metode ini adalah penayangan musik yang disesuaikan dengan materi dan ditayangkan selama pembelajaran berlangsung sedangkan semedi dalam metode ini adalah kegiatan pemberian sugesti-sugesti positif mengenai materi yang dipelajari. Sehingga langkah pembelajaran metode suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi yaitu guru pertama melakukan pengulasan mengenai materi sebelumnya. Kedua, guru menyajikan materi baru dan mendiskusikannya dengan siswa. Ketiga, konser dan semedi. Pada tahap semedi, guru memberikan sugestisugesti positif pada siswa mengenai materi yang akan dipelajari sedangkan konser adalah tahap penayangan musik yang ditayangkan dari awal pembelajaran dan berlangsung selama proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tingkat lanjut dengan menugaskan siswa untuk membaca materi yang telah dipelajari saat menjelang tidur dan ketika bangun tidur. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi di kelas VB SDN 5 Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode eksperimen untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap sesuatu hal dalam kondisi yang terkendalikan sehingga mendapatkan hasil dari hal tersebut. Desain penelitian ini adalah desain pre-experimental dengan jenis desain yaitu one-group pretest-posttest design. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi dan sampelnya adalah seluruh siswasiswi kelas VB SDN 5 Rajapolah, karena teknik penelitian yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh. Untuk memperoleh data pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes tertulis (isian singkat) berupa pertanyaan yang dibuat dan disesuaikan dengan SK dan KD yang terdapat pada KTSP mata pelajaran bahasa Inggris mengenai membaca dengan tujuan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman literasi siswa. Selain tes tertulis, adapun lembar observasi untuk mengetahui keterlaksanaan mengenai metode suggestopedia. Data keseluruhan diolah dan dianalisis berdasarkan hasil tes siswa dan siswi yang dijadikan sampel dengan pemberian skor pada setiap butir soal. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Literasi Bahasa Inggris Sebelum Menggunakan Metode Suggestopedia Berdasarkan Pre-test Kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi berdasarkan hasil pre-test diperoleh rata-rata nilai 53,6. Ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi dalam memahami isi teks deskriptif bergambar sebelum menggunakan metode suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah masih kurang dan masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM), karena KKM pembelajaran ini ditetapkan yaitu 60. Data statistik berdasarkan pre-test diperoleh nilai median atau nilai rata-rata pertengahan yaitu 52,5, nilai minimum atau nilai terendah yaitu 30, dan nilai maximum atau nilai tertinggi yaitu 85. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai tertinggi sebanyak 1 orang dan siswa yang mendapatkan nilai terendah sebanyak 6 orang.

5 Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Literasi Bahasa Inggris Setelah Menggunakan Metode Suggestopedia Berdasarkan Post-test Berdasarkan hasil penelitian, setelah siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode suggestopedia. mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata hasil post-test yaitu 81,5. Maka, kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi terhadap isi teks deskriptif bergambar setelah menggunakan metode suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah meningkat dan sudah memenuhi KKM. Berdasarkan data statistik pada post-test diperoleh median atau nilai ratarata pertengahan yaitu 82,50, nilai minimum atau terendah yaitu 60, dan nilai maximum atau tertinggi yaitu 100. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu sebanyak 2 orang dan siswa yang mendapatkan nilai terendah yaitu sebanyak 2 orang. Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Literasi Bahasa Inggris Sebelum Menggunakan Metode Suggestopedia Berdasarkan hasil perolehan nilai pre-test, siswa masih kesulitan dalam memahami isi teks khususnya pemahaman literasi. Padahal pemahaman literasi merupakan pemahaman dasar yang harus diasah untuk dapat melanjutkan pada tingkatan membaca yang lebih tinggi. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa yaitu sulit dalam memahami isi suatu teks. Namun, selain sulit dalam memahami isi, siswa pun sulit untuk memahami pertanyaan yang terdapat pada teks tersebut terlebih pada pertanyaan yang membutuhkan jawaban yes or no. Banyak yang beranggapan jika misalkan kalimat pertama dijadikan pertanyaan maka kalimat kedua adalah jawabannya. Ini terbukti pada pertanyaan tersebut sebagian siswa menjawab dengan suatu kalimat lanjutan yang dijadikan pertanyaan tersebut dan banyak siswa yang terbalik menjawab pertanyaan yang berisi pertanyaan mengenai tokoh dan mengenai judul. Siswa kerap kali menjawab pertanyaan mengenai tokoh diisi dengan jawaban judul teks atau sebaliknya menjawab pertanyaan mengenai judul diisi dengan jawaban tokoh yang ada pada teks. Bahkan ada sebagian siswa yang menjawab pertanyaan mengenai tokoh dan judul diisi dengan jawaban yang sama baik itu diisi dengan tokoh dua duanya atau dengan nama judul dua duanya. Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Literasi Bahasa Inggris Setelah Menggunakan Metode Suggestopedia Berdasarkan data hasil post-test di peroleh data yang menunjukkan bahwa hasil posttest jauh lebih besar dari hasil pre-test. Pembelajaran membaca pemahaman literasi siswa setelah menggunakan metode Suggestopedia mengalami peningkatan. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pun berkurang setelah menggunakan metode Suggestopedia. Kenyamanan pun muncul setelah menggunakan metode ini. Selain itu, kesulitan siswa dalam memahami pertanyaan pada teks berkurang. Ini terbukti dalam menjawab pertanyaan yang membutuhkan jawaban yes or no, siswa tidak menjawab dengan kalimat lanjutan kalimat yang dijadikan pertanyaan tersebut, dan siswa sudah tepat dalam menjawab pertanyaan mengenai tokoh tidak terbalik dengan jawaban dari pertanyaan mengenai judul. Perbedaan Pembelajaran Membaca Pemahaman Literasi Sebelum dan Setelah Menggunakan Metode Suggestopedia Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran membaca pemahaman literasi siswa, berdasarkan hasil pre-test dan post-test mengalami perbedaan yang signifikan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil pre-test adalah 53,6 sedangkan nilai rata-rata hasil post-test adalah 81,5 sehingga nilai N-gain diperoleh selisih antara nilai hasil pre-test dengan nilai hasil post-test adalah 0,63 dengan kategori cukup efektif. Selain itu, berdasarkan tingkat pemahaman literasi siswa nilai ratarata pre-test yaitu 53,6 dengan kategori sedang sedangkan pada post-test nilai rata-rata

6 tingkat pemahaman literasi siswa yaitu 81,5 dengan kategori sangat tinggi. Nilai perolehan siswa pada pre-test berdasarkan tingkat pemahaman literasi terbanyak terdapat pada kategori sedang yaitu 10 orang, kategori sangat tinggi 2 orang, kategori tinggi 5 orang, dan kategori rendah 5 orang. Sedangkan nilai perolehan siswa pada post-test terbanyak terdapat pada kategori sangat tinggi yaitu 12 orang dan kategori tinggi 10 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa perolehan nilai pada post-test jauh lebih bagus daripada perolehan nilai pada pre-test sehingga kemampuan siswa sebelum dengan setelah menggunakan metode Suggestopedia mengalami peningkatan. Dengan demikian penerapan metode suggestopedia cukup efektif diterapkan dan dapat meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman literasi dalam pembelajaran bahasa Inggris Pengaruh Penerapan Metode Suggestopedia pada Pembelajaran Membaca Pemahaman Literasi Bahasa Inggris Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan diolah, pembelajaran membaca pemahaman literasi dengan menggunakan metode suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah mengalami perubahan. Meskipun kelas yang dijadikan penelitian ini tidak sesuai dengan kelas ideal berdasarkan tuntutan teori Suggestopedia namun pada kenyataannya tetap metode ini memiliki pengaruh dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi, siswa menunjukkan peningkatan dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi. Perubahan ini terbukti dengan perbandingan antara nilai hasil rata-rata pre-test dengan nilai hasil rata-rata post-test. Dari nilai rata-rata 53,6 meningkat menjadi 81,5. Berdasarkan kategori, selisih peningkatan hasil pre-test dengan post-test mengalami peningkatan dari kategori sedang menjadi sangat tinggi. Adapun peningkatan tersebut terjadi sebesar 0,63. Dengan demikian metode Suggestopedia memiliki pengaruh dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas VB SDN 5 Rajapolah Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya disimpulkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman literasi antara sebelum dengan setelah menggunakan metode Suggestopedia mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dilihat dari perbandingan hasil pre-test dan post-test siswa. Nilai hasil pre-test siswa menunjukkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman literasi siswa masih rendah dan ini ditunjukkan dengan kategori tingkat pemahaman literasi yaitu terbanyak adalah berada pada kategori sedang. Setelah siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode Suggestopedia nilai hasil posttest menunjukkan bahwa kategori tingkat pemahaman literasi siswa terbanyak berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 12 orang siswa. Ini ditunjukkan pula dengan nilai N- gain yaitu 0,63 dengan kategori cukup efektif. Maka, penerapan metode Suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas VB SDN 5 Rajapolah memiliki pengaruh yang positif. DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar proses. Jakarta: BSNP. C Richards, J. dan S Rodgers, T. (1986). Approachs and methods in language teaching. United states of America: Cambridge University Press. Dalman. (2013). Keterampilan membaca. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk sekolah dasar kelas V. Tasikmalaya: Dispend Kabupaten Tasikmalaya. Guntur, Tarigan. H. (1991) Metodologi pengajaran bahasa. Edisi kesatu. Bandung: Angkasa.

7 Hari Cahyono Eko, B. (2011). Suggestopedia: pendekatan pengajaran bahasa kedua yang bersifat humanistik. 17 (b), (hlm. 8-9). Izzan, A. (2010). Metodologi pembelajaran bahasa inggris. Bandung: Humaniora. Rahim, F. (2011) Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Resmini, N dan Dadan, J. (2007) Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi. Edisi kesatu. Bandung: UPI Press. Siahaan, S. & Shinoda, K. (2008). Generic text structure. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supriyono. (2008). Membimbing siswa membaca cerdas dengan taksonomi barret. [dokumen]. Tampubolon. (1993). Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak. Bandung: Angkasa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional sehingga bahasa Inggris tidak hanya diajarkan di SMP dan SMA saja melainkan diajarkan pula di jenjang sekolah

Lebih terperinci

PENGARUH METODE SUGGESTOPEDIA TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENGARUH METODE SUGGESTOPEDIA TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR PENGARUH METODE SUGGESTOPEDIA TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR THE INFLUENCE OF SUGGESTOPEDIA METHOD ON VOCABULARY MASTERY STUDENTS CLASS III ELEMENTARY SCHOOL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Inggris di Sekolah Dasar termasuk ke dalam muatan lokal sebagaimana tercantum di dalam kurikulum KTSP 2006. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan di sekolah dasar sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, merupakan bahasa asing pertama yang harus diajarkan di sekolah mulai dari tingkat dasar. Hal ini ditegaskan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI BAHASA INGGRIS

PENERAPAN TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI BAHASA INGGRIS PENERAPAN TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI BAHASA INGGRIS Putri Ayu Mentari, Cece Rakhmat, Dian Indihadi Program S1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua jenis kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, tidak terlepas dari bahasa. Manusia menyadari pentingnya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Ayu Wandira Juita 1, Diyan Permata Yanda²,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan.

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Elah Nurlaelah Sari, Reni Bakhraeni, Ade Rokhayati Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya 2014 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PUZZLE KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD. Mia Silma Ulfah 1 Dian Indihadi 2 H.

PENGARUH MEDIA PUZZLE KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD. Mia Silma Ulfah 1 Dian Indihadi 2 H. PENGARUH MEDIA PUZZLE KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD Mia Silma Ulfah 1 Dian Indihadi 2 H. Nana Ganda 3 2016 Silmaulfah2@gmail.com Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh. Nunung Susilowaty. Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum., Ph.D. ABSTRAK

Oleh. Nunung Susilowaty. Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum., Ph.D. ABSTRAK 1 Pengaruh Model Pembelaran Scaffolded Reading Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pandan Nauli Kab. Tapanuli Tengah Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Nunung Susilowaty Mara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PUZZLE GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENGARUH MEDIA PUZZLE GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR PENGARUH MEDIA PUZZLE GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR Intan Famela; Dian Indihadi; Seni Apriliya Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMA PRAYATNA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH Vera Puspita Liangsari NIM 209311084 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM 10080166 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA YASPENDA PULAU RAKYAT TAHUN PEMBELAJARAN 2012/ 2013 OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK Murni Harahap. NIM 208311084.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru sebagai pengajar, yang dalam kegiatan ini berlangsung interaksi hubungan antara guru

Lebih terperinci

Nurmiati 1 dan Mantasiah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

Nurmiati 1 dan Mantasiah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER-TEACHING) DALAM KEMAMPUAN MEMBACA MEMAHAMI BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BONTONOMPO KABUPATEN GOWA Nurmiati 1 dan Mantasiah

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING DI SDN 02 AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: WILYA

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada. Pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa bertujuan agar seseorang dapat terampil berbahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa bertujuan agar seseorang dapat terampil berbahasa. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa bertujuan agar seseorang dapat terampil berbahasa. Ada empat komponen kemampuan keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Ilham Zamzam Nurjaman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran bahasa di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran bahasa, siswa memperoleh keahlian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya pikir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi dimanapun di dunia ini. Seperti yang telah

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D. ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Ida Rahmawati Pendidikan Guru

Lebih terperinci

JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung)

JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung) JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung) ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran akurat tentang proses

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK 200 PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK Azmi R. Salim 1, Kamin Sumardi 2, Maman Rakhman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK. NEGERI PEMBINA KI HADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO ERTIWI MAMONTO Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Inggris sangat penting diberikan di sekolah dasar untuk mengenalkan bahasa asing kepada siswa. Secara umum pembelajaran bahasa Inggris

Lebih terperinci

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd. 1 Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua di Indonesia setelah Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACAKAN BERITA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Aulia Adilla 1, Yulia Pebriani²,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE REORGANISASI BARRETT TAXONOMY PADA SISWA KELAS VIII A MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSURE-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Try Annisa Lestari 2103111075 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, selain keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai media interaksi penulis dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Lara Susilawati 1, Upit Yulianti²,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DADU AKSARA JAWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA KELAS IV

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DADU AKSARA JAWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA KELAS IV 3.342 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 35 Tahun ke-5 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DADU AKSARA JAWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA KELAS IV ALPHABET DICE S EFFECT TOWARDS

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan pasar bebas. Masalah-masalah yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa Indonesia meliputi empat jenis keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas penggunanya, keterampilan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 11 KURAO PAGANG PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 11 KURAO PAGANG PADANG ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 11 KURAO PAGANG PADANG Oleh RAHMA MAYANG SARI 1310013411175 PROGRAN STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia adalah dengan cara penguasaan segala aspek keterampilan berbahasa oleh peserta didik. Keterampilan

Lebih terperinci

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul Penerapan Strategi DRTA... (Rizky Lia Dintasari) 1.959 Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul Implementation of DRTA Strategy to Improve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Muslich,2009:115).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, sehingga sangat penting untuk dipelajari di masa sekarang ini yang merupakan era globalisasi. Menguasai bahasa

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016. 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Sri Gustina Limbong Drs. Malan Lubis, M.Hum. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 4 Kertasari yang berlokasi di Jalan Kartanagara No. 50 Kelurahan Kertasari, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat komponen keterampilan berbahasa yang harus dikuasai seseorang untuk dapat menggunakan bahasa dengan baik. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN 2.580 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016 PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN THE INFLUENCE OF THE USE OF HAND PUPPETS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam kehidupan sehari hari pada peserta didik dan. Madrasah Ibtidaiyah sudah terpetakan menjadi empat SK yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam kehidupan sehari hari pada peserta didik dan. Madrasah Ibtidaiyah sudah terpetakan menjadi empat SK yaitu : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah karena bahasa indonesia sangat berguna dalam kehidupan sehari

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) 2014. Universitas Bengkulu Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK

PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014) Supraini Rezkita Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN PANJATAN Oleh: Woro Rukmi Estiningtyas 1, Imam

Lebih terperinci

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan 1 2 pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan secara terpisah dari keterampilan berbahasa jenis lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini haruslah kita sadari benar-benar karena bahasa adalah alat komunikasi manusia. Suatu

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan topik yang tidak akan pernah habis dibahas dalam pendidikan di sekolah. Ini disebabkan oleh pentingnya peran prestasi belajar itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan. Mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA/SMK/MA mulai tahun ajaran 2013/2014 telah menggunakan sistem kurikulum 2013. Yang dimana bahasa Jepang bukan lagi merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN Rima Yulia Erman 1, Yetty Morelent 2, Erwinsyah Satria 2 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, walaupun pada saat itu hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mempelajarinya.

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU Oleh : BUNGA FITRIANI 05671/2008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, di samping keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, di samping keterampilan menyimak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, di samping keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan itu merupakan kesatu-an yang tidak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Mmemenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UNP Kediri OLEH:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Mmemenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UNP Kediri OLEH: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN STRATEGI EXPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SDN BULU 3 KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Meta Melisa Br. Ginting

Lebih terperinci

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI ISI DONGENG DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL BAGI SISWA KELAS III SDN 2 MRANTI KABUPATEN PURWOREJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 Khoirum Radityawati 1, Suripto

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ATM (AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI

PENERAPAN METODE ATM (AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE ATM (AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI Rinrin Herlina 1, Prana Dwija Iswara

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Oleh: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang e-mail:

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Menurut Santoso (2008:17)

BAB I PENDAHULUAN. dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Menurut Santoso (2008:17) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar,

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 1 2 Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Florenta Winda Herlina Pardede 2103111025 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL Nofita Rahayu 1, Upit Yulianti DN 2, Ricci Gemarni Tatalia 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 0 PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Monica Putri Manurung (monicaputri0595@gmail.com)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG DI KELAS 1 SD INPRES PANRENGE KABUPATEN BARRU

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG DI KELAS 1 SD INPRES PANRENGE KABUPATEN BARRU Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN 2088-2092 EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG DI KELAS 1 SD

Lebih terperinci

OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA

OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA. Review Oleh : Arif Hidayat JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KEMASAN MAKANAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI KELAS IV SD

PENGARUH MEDIA KEMASAN MAKANAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI KELAS IV SD PENGARUH MEDIA KEMASAN MAKANAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI KELAS IV SD Resa Rahmatunnisa, Dra. Yasbiati, M.Pd., Dr. Dian Indihadi, M.Pd. Program Study PGSD Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI SDN 04 MAEK KABUPATEN 50 KOTA Yulia Pike

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penguasaan akan bahasa Inggris sangatlah penting. Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris mendominasi segala aspek kehidupan baik itu politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci