BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bakteri tanah merupakan kelompok mikroorganisme dalam tanah yang paling

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bakteri tanah merupakan kelompok mikroorganisme dalam tanah yang paling"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Tanah Bakteri tanah merupakan kelompok mikroorganisme dalam tanah yang paling dominan dan mungkin meliputi separuh dari biomassa mikroba dalam tanah. Setiap satu gram tanah dapat mengandung beberapa ribu sampai beberapa juta bakteri. Di dalam tanah subur yang normal, terdapat juta bakteri di dalam setiap gram tanah (Rao, 1994:227). Aktivitas hidup bakteri di tanah berperan penting dalam perombakan bahan organik yang sudah mati dan mengembalikan mineral-mineral untuk pertumbuhan tumbuhan tingkat tinggi (Abercrombie, dkk, 1993:58). Aktivitas hidup bakteri tanah selain sebagai perombak bahan organik dan pengembali mineral-mineral adalah sebagai produsen zat-zat aditif. Menurut Hanafiah, dkk (2010:47-65) mikrobia tanah dapat menghasilkan zat-zat aditif, antara lain zat pengatur tumbuh (ZPT), antibiotik, toksin mikrobial, biopestisida, dan enzim. Bakteri dari daerah rizosfer dan daerah nonrizosfer mampu menyintesis hingga 9 jenis vitamin yang berfungsi sebagai perangsang dan pemacu pertumbuhan tanaman. Beberapa zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dihasilkan oleh bakteri tanah antara lain asam indol asetat, giberelin, dan auksin. Diketahui sekitar 90 jenis bakteri tanah mampu menghasilkan biopestisida, yang kini dimanfaatkan sebagai insektisida mikrobial. 7

2 8 Bakteri yang hidup dalam tanah berupa bakteri kokus (bulat) berukuran 0,5µ, basil (batang) berukuran 0,5µm sampai 3,0µm, dan spirilum (spiral). Masing-masing dari jutaan bakteri tersebut berdiameter 1µm, dengan total biomassa (bahan organik) lebih dari 2 ton/ha (Hanafiah, dkk, 2010:25). Bakteri yang paling umum dijumpai dalam tanah adalah bakteri berbentuk basil, sedangkan bakteri berbentuk spiral paling jarang ditemukan di dalam tanah (Rao, 1994:34-35). Penyebaran bakteri dalam tanah lebih beragam dibanding organisme tanah lainnya. Diperkirakan terdapat lebih dari 200 genus. Terdapat dua divisi utama bakteri ditinjau dari habitatnya, yaitu indigenus (Autochthonous) dan Allochthonous. Autochthonous merupakan bakteri penghuni sebenarnya yang permanen, sedangkan Allochthonous merupakan bakteri pendatang, penyerang, atau penjelajah. Bakteri kelompok Allochthonous dapat tinggal dan berkembang biak tetapi tidak jelas kontribusinya pada transformasi biologi (Handayanto dan Hairiah, 2007:22). Bakteri dari ordo Pseudomonales, Eubacteriales, dan Actinomycetes berisi spesies yang sering dijumpai di dalam tanah. Jenis-jenis bakteri yang paling umum dijumpai dalam tanah tergolong dalam genus Pseudomonas, Aerobacter, Arthrobacter, Clostridium, Achromobacter, Bacillus, Micrococcus, Flavobacterium, Corynibacterium, Sarcina, dan Mycobacteria. Kelompok bakteri lain yang juga umum dijumpai dalam tanah, diantaranya genus Myxococcus, Chodrococcus, Archangium, Polyangium, Cyptophaga, dan Sporocytophaga. Genus Aerobacter merupakan genus yang paling sering dijumpai dalam tanah karena bakteri dari genus Aerobacter adalah penghuni normal tanah (Rao, 1994:37).

3 9 2.2 Bakteri yang Berperan Penting dalam Tanah Azotobacter Genus Azotobacter adalah bakteri heterotrof gram negatif yang berbentuk batang dengan panjang bervariasi dan diameter sekitar 2µm. Bakteri heterotrof menghasilkan energi dari oksidasi hidrogen dengan membentuk metan dan CO 2 (Pelczar dan Chan, 2008:174). Temperatur optimum untuk pertumbuhannya adalah o C dengan ph 5,5-8,5. Jadi Azotobacter dapat dijumpai pada tanah netral hingga basa, pada lingkungan perairan, dan pada rizosfer tanaman. (Buchanan dan Gibbons dalam Handayanto dan Hairiah, 2007:24-25). Azotobacter dapat mengikat nitrogen (N 2 ) dari udara secara bebas. Berbeda dengan Rhizobium yang membutuhkan tanaman inang agar dapat mengikat nitrogen (N 2 ) dari udara, Azotobacter dapat menambat nitrogen tanpa simbiosis (Anas,1989:37). Adapun klasifikasi bakteri genus Azotobacter menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom Division Class Order Family Genus : Bacteria : Proteobacteria : Alphaproteobacteria : Pseudomonadales : Pseudomonadaceae : Azotobacter Pseudomonas Genus Pseudomonas berasal dari famili Pseudomonadaceae, orde Pseudomonales, dari kelompok bakteri batang dan kokus gram negattif aerobik

4 10 (Bergey dkk, 1974:217 dan Euzéby, 2015:1). Pseudomonas merupakan bakteri yang dapat ditemukan hampir dalam semua media alami seperti air dan tanah. Bakteri ini bersifat parasit pada manusia. Namun beberapa spesies Pseudomonas dapat membantu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman. Pseudomonas mendenitrifikasi NO :112) atau NO 3 + menjadi gas N 2 di atmosfer (Campbell, dkk, Pseudomonas bersel tunggal, berbentuk basil, motil, bakteri gram negatif, berukuran antara 1 sampai 3 µm, sebagian spesies memproduksi pigmen kuning sampai hijau dan kadang-kadang pigmen biru. Sifat lain dari Pseudomonas pada umumnya mendominasi daerah rizosfer hampir semua tanaman, berkembang sangat cepat, memperoleh energi dari eksudat akar (Anas, 1989:41). Adapun klasifikasi bakteri genus Pseudomonas menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom Division Class Order Family Genus : Bacteria : Proteobacteria : Gammaproteobacteria : Pseudomonadales : Pseudomonadaceae : Pseudomonas Rhizobium Genus Rhizobium berasal dari famili Rhizobiaceae, orde Rhizobiales, dari kelompok bakteri batang dan kokus gram negatif aerobik (Bergey dkk, 1974:261 dan Euzéby, 2015:1). Rhizobium adalah bakteri aerob berbentuk batang dengan ukuran

5 11 0,5-0,9 µm x 1,2-3,0 µm, tidak membentuk spora dan tumbuh cepat. Koloni berwarna putih berbentuk sirkular. Rhizobium adalah bakteri penambat nitrogen yang hidup dalam tanah dan membentuk asosiasi simbiotik dengan sel akar tanaman legum. Spesies Rhizobium dapat menambat nitrogen sebanyak 110 kg N 2 /ha lahan pertanian per tahun. Rhizobium dengan tanaman inangnya membentuk simbiosis mutualisme. Rhizobium cenderung bersifat host specific, yakni satu spesies Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legum saja (Handayanto dan Hairiah, 2007:23-24). Adapun klasifikasi bakteri genus Rhizobium menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom Division Class Order Family Genus : Bacteria : Proteobacteria : Alphaproteobacteria : Rhizobiales : Rhizobiaceae : Rhizobium Nitrosomonas Genus Nitrosomonas berasal dari famili Nitrosomonadaceae, orde Nitrosomonadales, dari kelompok bakteri kemolitotrofik gram negatif (Bergey dkk, 1974:450 dan Euzéby, 2015:1). Nitrosomonas adalah bakteri aerob kemolitotrof obligat berbentuk batang panjang, namun kadang-kadang juga berbentuk coccus. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 5-30 o C dan ph optimum 8-9,5. Ciri khas bakteri ini adalah mengoksidasi amonia menjadi nitrit. Nitrosomonas mengubah NH 3

6 12 menjadi NO + 2. Spesies ini termasuk famili Nitrobacteraceae. Spesies Nitrosomonas banyak dijumpai di tanah dan air terutama jika tersedia sejumlah besar amonia. Kebanyakan dijumpai pada lingkungan dengan ph netral sampai basa, karena lingkungan asam dapat menghambat proses nitrifikasi (Campbell, dkk, 2002:112; Handayanto dan Hairiah, 2007:25). Adapun klasifikasi bakteri genus Nitrosomonas menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom Division Class Order Family Genus : Bacteria : Proteobacteria : Betaproteobacteria : Nitrosomonadales : Nitrosomonadaceae : Nitrosomonas Nitrobacter Genus Nitrobacter berasal dari famili Bradyrhizobiaceae, orde Rhizobiales, dari kelompok bakteri kemolitotrofik gram negatif (Bergey dkk, 1974:450 dan Euzéby, 2015:1). Nitrobacter termasuk bakteri gram negatif kemolitrotof fakultatif berbentuk batang dengan ukuran 0,5-0,8 µm x 1,0-2,0 µm. Bakteri kemilitotrof mampu menghasilkan energi dari oksidasi zat-zat kimia anorganik (Pelczar dan Chan, 2008:173). Bakteri ini menggunakan nitrit sebagai donor elektron, sehingga mereduksi senyawa nitrit menjadi amonia. Melalui proses tersebut kebutuhan energi Nitrobacter terpenuhi (Handayanto dan Hairiah, 2007:25).

7 13 berikut: Adapun klasifikasi bakteri genus Nitrobacter menurut Euzéby (2015) sebagai Kingdom Division Class Order Family Genus : Bacteria : Proteobacteria : Alphaproteobacteria : Rhizobiales : Bradyrhizobiaceae : Nitrobacter Azospirillum Genus Azospirillum berasal dari famili Rhodospirillaceae, orde Rhodospirillales (Euzéby, 2015:1). Azospirillum bersimbiosis dengan tanaman jagung, padi, kapas, dan rumput-rumputan untuk menambat nitrogen bebas dari udara. Azospirillum berasal dari kata azote yang berarti nitrogen dan spirillum yang berarti spiral. Jadi Azospirilum berarti spiral nitrogen kecil. Beberapa fungsi dari Azospirillum berkaitan dengan tumbuhan, yakni merupakan pengikat N 2 bebas dari udara, melindungi tanaman dari patogen, dan menstimulir pertumbuhan tanaman melalui produksi auksin, homon, vitamin, dan zat pengatur tumbuh (Anas, 1989:44). Adapun klasifikasi bakteri genus Azospirillum menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom Division Class Order Family Genus : Bacteria : Proteobacteria : Alphaproteobacteria : Rhodospirillales : Rhodospirillaceae : Azospirillum

8 Tanah sebagai Media Pertumbuhan Tanaman Secara ekologis tanah tersusun oleh material hidup (faktor biotik) berupa biota (jasad-jasad hayati) dan faktor abiotik berupa pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay). Sekitar 5% penyusun tanah merupakan biomassa (Hanafiah, dkk, 2010:1). Populasi dan biodiversitas biota tanah tergantung pada aktivitas masing-masing golongan biota tanah tersebut. Menurut Hanafiah, dkk (2010:26) Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruh aktivitas biota tanah, yaitu: a. Cuaca, terutama curah hujan dan kelembaban. b. Kondisi atau sifat tanah, terutama tingkat keasaman, kelembaban, suhu, dan ketersediaan hara. c. Tipe vegetasi penutup lahan, misalnya hutan, belukar, dan padang rumput. Tanah tersusun dari berbagai lapisan yang masing-masing mempunyai ciri berbeda, yang disebut horizon tanah. Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (2005:54-55) horizon tanah terdiri dari 3 lapisan, yakni horizon A, horizon B, dan horizon C. Horizon A merupakan bagian atas yang berpenghuni mikroflora dan makroflora. Horizon A inilah bagian tanah yang sebenarnya, yang dapat dimanfaatkan bagi tanaman pangan. Horizon B berada di bawah lapisan horizon A, dan tebalnya sekitar 1-2 meter. Lapisan ini tidak mengandung bahan organik, banyak menyerap air, dan mengandung banyak zat mineral. Horizon C merupakan lapisan pelapukan batuan induk, terdiri dari batu-batuan yang permukaanya sedang melapuk, banyak zat mineral, dan tidak mengandung bahan organik.

9 15 Lahan yang baru dibuka umumnya merupakan tanah yang remah, yakni tanah yang tersusun oleh butiran-butiran tanah yang tidak mempunyai bentuk khas. Butiran-butiran tanah terbentuk akibat sekresi dari jasad renik dan tanaman berdaun hijau dan dari air yang mengandung banyak zat kapur atau magnesium. Bahan organik seperti pupuk kandang, kompos, dan serasah tanaman berkontribusi dalam penyusunan tanah. Struktur tanah yang ideal adalah tanah yang mengandung 45% zat mineral, 25% air, 25% udara, dan 5% bahan organik (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2005:69). 2.4 Peranan Bakteri dalam Kesuburan Tanah Kesuburan tanah merupakan pengaruh kombinasi tiga komponen utama yang saling berinteraksi, yaitu sifat kimia, fisika, dan biologi tanah (Handayanto dan Hairiah, 2007:171). Tingkat kesuburan tanah tidak hanya dipengaruhi oleh komposisi kimiawi penyusunnya melainkan juga dipengaruhi oleh mikroorganisme yang terkandung di dalam tanah. Bakteri sebagai salah satu mikroorganisme di dalam tanah yang paling banyak jumlahnya mempunyai peran paling besar dalam kesuburan tanah (Rao, 1994:22). Contohnya, bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas yang memanfaatkan nitrit dan amonium untuk pertumbuhannya. Kedua kelompok bakteri tersebut berkontribusi dalam reaksi perubahan bentuk atau pengikatan nitrogen dalam tanah dari udara bebas. Nitrogen merupakan salah satu kebutuhan penting bagi pertumbuhan tanaman (Rao, 1994:38).

10 16 Proses yang dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas disebut proses nitrifikasi. Nitrifikasi adalah proses pembentukan nitrat dalam tanah melalui proses perubahan amonia-nitrogen menjadi bentuk nitrat-nitrogen. Terdapat 2 tahap dalam nitrifikasi, yakni nitritasi dan nitratasi. Nitrosomonas memperoleh energi dengan mengoksidasi amonia menjadi nitrit, kemudian Nitrobacter mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Berikut proses nitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas (Sutedjo dkk, 1991: ). a. Nitritasi, merupakan proses perubahan amonia menjadi nitrit yang melibatkan bakteri Nitrosomonas atau bakteri Nitrosococcus. Reaksi nitratasi sebagai berikut. Nitrosomonas 2 NH O 2 2 NO H 2 O + 4 H + + energi ammonia ion nitrit b. Nitratasi, merupakan proses perubahan nitrit menjadi nitrat yang melibatkan bakteri Nitrobacter. Reaksi nitritasi sebagai berikut. Nitrobacter 2 NO O 2 2 NO energi ion nitrit ion nitrat Bakteri terdapat dalam segala jenis tipe tanah namun populasinya menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah (Rao, 1994:34). Menurut Fitter (1992:131) populasi mikroba aktif dapat mempengaruhi pengambilan hara oleh akar melalui empat jalan, yaitu: (i) Merubah suplai pada permukaan akar. (ii) Merubah pertumbuhan akar atau tajuk dengan merusak akar secara langsung.

11 17 (iii) Mempengaruhi pengambilan hara sebagai penghambat atau perangsang. (iv) Dengan mineralisasi organik atau pelarutan ion-ion yang tidak mudah larut. Menurut Handayanto dan Hairiah (2007: ) terdapat sepuluh prinsip kunci kesuburan biologi tanah, yakni 1) organisme tanah banyak dijumpai di tanah lapisan atas; 2) bahan organik tanah diperlukan untuk siklus unsur hara dan agregasi tanah; 3) diversitas biologi tanah maksimum tergantung pada diversitas bahan organik dan habitatnya; 4) bakteri penambat nitrogen membentuk asosiasi spesifik dengan legum pada kondisi tertentu; 5) nitrogen dilepaskan selama pelapukan bahan organik, baik di dalam tanah atau dalam biomassa mikroba tanah; 6) jamur mikoriza arbuskular dapat meningkatkan serapan fosfor ke dalam tanaman pada tanah-tanah yang kekurangan fosfor; 7) bahan pembenah tanah mempengaruhi lingkungan fisik dan kimia organisme tanah; 8) beberapa rotasi tanaman dan tindakan pengolahan tanah menurunkan kesesuaian tanah untuk patogen tanaman; 9) sistem produksi berbasis kesuburan biologi tanah dapat memberikan keuntungan; dan 10) prosesproses biologi tanah berkembang lambat, dan waktu yang diperlukan akan berbeda pada tanah, lingkungan dan tindakan pengolahan lahan yang berbeda. Bagian dari tumbuhan yang berinteraksi langsung dengan tanah dan mikroorganisme tanah adalah bagian akar. Akar tanaman menjadi habitat bagi banyak mikroorganisme. Dibandingkan dengan area lain di dalam tanah, tanah yang berada disekitar akar tanaman menjadi habitat favorit banyak jenis mikroorganisme. Interaksi pertukaran nutrisi yang tejadi antara mikroorganisme tersebut dan akar tanaman menjadi penyebabnya (Atlas dan Bartha, 1998:99). Zona tanah yang tepat

12 18 berada disekitar akar termodifikasi oleh akar tersebut, dengan ciri berupa aktivitas mikroba yang meningkat dan terjadi perubahan rasio organisme dibandingkan dengan tanah disekitarnya (Abercrombie, dkk, 1993:556). 2.5 Kebun Botani Kebun botani merupakan salah satu bentuk konservasi alam atau cagar alam. Cagar alam adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora dan fauna di dalamnya (Soemarwoto, 2008:112). Usaha konservasi alam atau pelestarian sumber daya hayati berdasarkan tempat dilakukannya terdapat 2 jenis, yaitu secara in-situ dan ex-situ. Pelestarian in-situ merupakan usaha pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya. Pelestarian ex-situ merupakan strategi pelestarian keanekaragaman hayati dengan memelihara individu-individu alami dalam kondisi terkendali di bawah pengawasan manusia atau berada di luar habitatnya Pelestarian tumbuhan secara exsitu dapat berupa kebun raya, arboretum, dan bank benih (Supriatna, 2008:248). Di Indonesia, kebun botani biasa disebut sebagai kebun raya. Terdapat beberapa kebun botani di Indonesia, misalnya Kebun Raya Bogor di Cibodas, Jawa Barat. Kebun botani atau kebun raya umumnya memiliki tujuan utama di bidang ilmiah, misalnya Kebun Raya Bogor. Kebun botani juga ada yang bernilai ekonomi. Akan tetapi, kebun botani yang bernilai ekonomi jarang ditemukan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah kebun botani yang berada di ujung Jalan Merdeka, Jakarta (Soemarwoto, 2008: ).

13 19 Kebun botani berfungsi menyimpan koleksi berbagai jenis tumbuhan hidup dan sebagai sumber penting untuk upaya pelestarian tumbuhan. Koleksi tumbuhan dalam kebun raya atau kebun botani merupakan sumber informasi terbaik mengenai sebaran tumbuhan dan kebutuhan habitatnya. Oleh karena itu, kebun raya memberikan sumbangan berharga bagi usaha konservasi (Indrawan, dkk, 2007:254; Soemarwoto, 2008:149) Profil Kebun Botani Biologi FKIP Universitas Jambi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jambi memiliki sebidang lahan yang digunakan sebagai kebun botani. Kebun botani biologi FKIP Universitas Jambi dibuat dengan tujuan sebagai lahan pelestarian beberapa jenis tanaman, sebagai laboratorium terbuka, sebagai pusat penelitian rumah kaca, dan sebagai lokasi pembelajaran di ruang terbuka. Selain di bidang akademis, Kebun botani biologi FKIP Universitas Jambi juga digunakan sebagai sarana sosialisasi oleh mahasiswa dan dosen program studi pendidikan biologi karena dalam proses pembuatan dan perawatannya melibatkan mahasiswa dan dosen program studi pendidikan biologi (Komunikasi pribadi, 2015). Lokasi kebun botani biologi berada tepat di sebelah gedung L Pertamina FKIP Universitas Jambi (UNJA) Mendalo, tepatnya di sebelah selatan gedung L Pertamina FKIP. Kebun botani biologi mulai dibuka lahannya pada tahun 2013 dengan lahan seluas 924 m 2 berukuran 24 m x 38,5 m. Pada bulan Oktober 2014 lahan kebun botani diperluas ke arah barat daya dengan luas 1121,5 m 2, sehingga lahan sekarang mempunyai luas 2045,5 m 2 (Komunikasi pribadi, 2015).

14 20 Lahan untuk pembuatan kebun botani biologi sebelumnya ditumbuhi oleh tanaman semak, beberapa jenis ilalang, pohon akasia (Acasia mangium), dan pohon pulai (Alstonia scholaris). Jenis tanah pada lahan secara umum sejenis atau homogen, yakni tanah yang berwarna kekuningan. Lahan yang pertama kali dibuka pada tahun 2013 tekstur tanahnya lebih kering daripada bagian lahan yang baru dibuka pada bulan oktober Disekitar lahan yang telah dibuka masih ditumbuhi oleh pohon akasia (Acasia mangium) dan pohon pulai (Alstonia scholaris). Hingga saat ini, masih berlangsung kegiatan pembersihan lahan yang dilakukan secara bergantian oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi (Komunikasi pribadi, 2015). Gambar 2.1 Lokasi Pembuatan Kebun Botani Biologi FKIP UNJA (dokumentasi pribadi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Populasi Bakteri Penambat N 2 Populasi Azotobacter pada perakaran tebu transgenik IPB 1 menunjukkan jumlah populasi tertinggi pada perakaran IPB1-51 sebesar 87,8 x 10 4 CFU/gram

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari bahan-bahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, cocok ditanam di wilayah bersuhu tinggi. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami II. TINJAUAN PUSTAKA Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami (organik) maupun kimia (anorganik) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman pangan. Pengolahan tanah adalah tindakan mekanis untuk menciptakan lingkungan yang baik

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Umum Tanaman Cabai Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1400

Lebih terperinci

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian digunakan sebagai data untuk mengidentifikasi genus isolat bakteri tanah yang ditemukan, yakni dengan mencocokkan data dengan data genus

Lebih terperinci

Mikrobia dan Tanah KULIAH 1 PENDAHULUAN 9/5/2013 BIOLOGI TANAH BIOLOGI TANAH TANAH. Tanah merupakan habitat yang sangat heterogen. Penghuninya beragam

Mikrobia dan Tanah KULIAH 1 PENDAHULUAN 9/5/2013 BIOLOGI TANAH BIOLOGI TANAH TANAH. Tanah merupakan habitat yang sangat heterogen. Penghuninya beragam BIOLOGI TANAH BIOLOGI TANAH Ilmu yang mempelajari : KULIAH 1 PENDAHULUAN Organisme yang hidup dalam tanah, klasifikasi dan aktivitas metabolismenya,serta peranannya dalam siklus nutrisi dan perombakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Endofit Bakteri endofit adalah mikroba yang hidup di dalam jaringan membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah. Bentuk bakteri beragam antara lain bulat (cocci), batang (bacilli),

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah. Bentuk bakteri beragam antara lain bulat (cocci), batang (bacilli), TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Tanah Bakteri merupakan organisme tanah yang paling banyak populasinya di dalam tanah. Bentuk bakteri beragam antara lain bulat (cocci), batang (bacilli), dan spiral. Bakteri juga

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI PRINSIP DAN KONSEP ENERGI DALAM SISTEM EKOLOGI 1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI ENERGI DALAM EKOSISTEM Hukum thermodinamika I energi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml

Lebih terperinci

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82 Lampiran 1. Tabel rataan pengukuran tinggi bibit sengon, bibit akasia mangium, dan bibit suren pada aplikasi aktivator EM 4, MOD 71, dan Puja 168. Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ 1 2 3 A0 T1 20,75 27,46

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kubis (Brasica oleraceae L.) adalah salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman kubis (Brasica oleraceae L.) adalah salah satu tanaman sayuran yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kubis (Brasica oleraceae L.) adalah salah satu tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi ditinjau dari segi nilai gizinya dan potensinya sebagai sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan habitat kompleks untuk organisme. Di dalam tanah hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan habitat kompleks untuk organisme. Di dalam tanah hidup 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisme Tanah dan Bahan Organik Tanah merupakan habitat kompleks untuk organisme. Di dalam tanah hidup berbagai jenis organisme yang dapat dibedakan menjadi jenis hewan (fauna)

Lebih terperinci

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Siklus Biogeokimia 33 BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Kompetensi Dasar: Menjelaskan siklus karbon, nitrogen, oksigen, belerang dan fosfor A. Definisi Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting di Indonesia. Selain memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, cabai juga memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan bagian penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan kondisi

Lebih terperinci

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Biologi Tanah Jurusan Agroteknologi Fak. Pertanian UPN Veteran Yogyakarta. Keuntungan Adanya Mikroba di Rhizosfer Bagi Tanaman:

Bahan Kuliah Biologi Tanah Jurusan Agroteknologi Fak. Pertanian UPN Veteran Yogyakarta. Keuntungan Adanya Mikroba di Rhizosfer Bagi Tanaman: Bahan Kuliah Biologi Tanah Jurusan Agroteknologi Fak. Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Tanah sebagai habitat organisme Dosen Ir. Sri Sumarsih,MP. E-mail: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com

Lebih terperinci

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara megabiodiversitas, karena sumber daya alam yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi keanekaragaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( )

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( ) PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH Oleh: Arif Nugroho (10712004) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi kepentingan manusia (Purnobasuki, 2005).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi kepentingan manusia (Purnobasuki, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memiliki diversitas mikroorganisme dengan potensi yang tinggi namun belum semua potensi tersebut terungkap. Baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat dunia mulai memperhatikan persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan melaksanakan usaha-usaha yang

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk dalam jenis

II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk dalam jenis II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk dalam jenis rumputan (graminae) yang mempunyai batang tunggal dan kemungkinan dapat memunculkan cabang anakan

Lebih terperinci

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA Interaksi Biotik Antar individu Antar populasi Contoh: Interaksi antar individu Induk mengasuh anak Kerjasama mencari mangsa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus dan Neraca Nitrogen (N) Menurut Hanafiah (2005 :275) menjelaskan bahwa siklus N dimulai dari fiksasi N 2 -atmosfir secara fisik/kimiawi yang meyuplai tanah bersama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi Sumber isolat yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel tanah yang berada di sekitar kandang ternak dengan jenis ternak berupa sapi,

Lebih terperinci

Fiksasi Nitrogen tanah : proses pertukaran nitrogen udara menjadi nitrogen dalam tanah oleh mikroba tanah yang simbiotik maupun nonsimbiotik.

Fiksasi Nitrogen tanah : proses pertukaran nitrogen udara menjadi nitrogen dalam tanah oleh mikroba tanah yang simbiotik maupun nonsimbiotik. PERTEMUAN III BAKTERI FIKSASI NITROGEN Kandungan Nitrogen di udara sekitar 76,5% s.d 78%, adapun supply nitrogen ke dalam tanah sekitar 0,1 0,2%. Masuknya nitrogen dari udara ke dalam tanah melalui curah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Vegetasi Hutan Hutan merupakan ekosistem alamiah yang sangat kompleks mengandung berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh rapat mulai dari jenis tumbuhan yang kecil hingga berukuran

Lebih terperinci

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM 1. Interaksi antar Organisme Komponen Biotik Untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan, setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain. Pola-pola

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover Crop) merupakan jenis tanaman kacang-kacangan yang biasanya digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Pinus Hutan pinus (Pinus merkusii L.) merupakan hutan yang terdiri atas kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Kingdom Divisio Classis Ordo

Lebih terperinci

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si Faktor abiotik (meliputi sifat fisik dan kimia tanah Faktor biotik (adanya mikrobia lain & tanaman tingkat tinggi) ikut berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Sawah Perubahan kimia tanah sawah berkaitan erat dengan proses oksidasi reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat ketersediaan hara dan

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani

1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Salah satu dari program intensifikasi pertanian adalah pemupukan. Pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk kimia. Dalam memproduksi pupuk kimia dibutuhkan

Lebih terperinci

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH 5 II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH 2.1. Karakteristik tanah tropika basah Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas di kawasan tropika basah, tetapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat penting setelah padi, karena jagung merupakan salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dengan cara bercocok tanam. Salah satu proses terpenting dalam bercocok tanam adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Ultisol dan Permasalahan Kesuburannya Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami kesuburan tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat

Lebih terperinci

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik Tahap I BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik Hasil pengukuran sampel tanah yang digunakan pada percobaan 1 meliputi ph tanah, kadar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pupuk kimia merupakan bahan kimia yang sengaja diberikan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada umumnya mengandung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. karena itu mikroorganisme merupakan salah satu aspek penting yang berperan

TINJAUAN PUSTAKA. karena itu mikroorganisme merupakan salah satu aspek penting yang berperan 3 TINJAUAN PUSTAKA A. Mikroorganisme Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme, mikroorganisme tanah seperti bakteri dan jamur sangat mempengaruhi kesuburan tanah, oleh karena itu mikroorganisme

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian dan Pemanasan Global Pemanasan global yang kini terjadi adalah akibat dari makin meningkatnya gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, baik secara alami maupun secara buatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. 3 TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. Tanaman M. bracteata merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang pertama kali ditemukan di areal hutan Negara bagian Tripura, India Utara, dan telah ditanam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman yang banyak mengonsumsi pupuk, terutama pupuk nitrogen (N) adalah tanaman padi sawah, yaitu sebanyak 72 % dan 13 % untuk palawija (Agency for Agricultural Research

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Kedelai Tanaman kedelai dapat mengikat Nitrogen di atmosfer melalui aktivitas bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman yang diberi nama

Lebih terperinci

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN TUJUAN 1. Mendemonstrasikan peran mikroba dalam proses pengubahan senyawa nitrogen organik menjadi ammonia (amonifikasi). 2. Mendemonstrasikan peran mikroba dalam biokonversi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan tanaman pangan kacang-kacangan yang menempati urutan terpenting kedua setelah kedelai. Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan pangan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme Endofit Endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme dengan jaringan tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman inang bervariasi mulai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME PERTUMBUHAN MIKROORGANISME 2 pertumbuhan Diartikan sebagai penambahan jumlah sel Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif karena memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi.

Lebih terperinci

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya 17 Hasil Analisis Tanah HASIL PERCOBAAN Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tekstur tanah di Kubu Raya didominasi oleh debu dan liat dengan sedikit kandungan pasir. Tanah di Sui Kakap, Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pupuk Hayati (Biofertilizer) Bahan organik adalah fraksi organik yang berasal dari biomassa tanah dan biomassa dari luar tanah. Biomassa tanah adalah massa total flora dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah. Kelompok fungsional mikroba

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah. Kelompok fungsional mikroba 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Hayati (Biofertilizer) Pupuk hayati dapat diartikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambatan nitrogen secara hayati yang non simbiotik dilakukan oleh jasad mikro

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambatan nitrogen secara hayati yang non simbiotik dilakukan oleh jasad mikro II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikroba Penambat Nitrogen Penambatan nitrogen secara hayati yang non simbiotik dilakukan oleh jasad mikro yang hidup bebas. Enterobacteriaceae, Bacillus, Azotobacter, Azospirillum,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Bedding kuda didapat dan dibawa langsung dari peternakan kuda Nusantara Polo Club Cibinong lalu dilakukan pembuatan kompos di Labolatorium Pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi

Lebih terperinci

2) Komponen Penyusun Ekosistem

2) Komponen Penyusun Ekosistem EKOSISTEM 1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi berasal

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAKTERI TANAH DI KEBUN BOTANI BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS JAMBI

IDENTIFIKASI BAKTERI TANAH DI KEBUN BOTANI BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS JAMBI Bio-site. Vol. 02 No. 1, Mei 2016 : 1-51 ISSN: 2502-6178 IDENTIFIKASI BAKTERI TANAH DI KEBUN BOTANI BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS JAMBI IDENTIFICATION OF SOIL BACTERIA AT BIOLOGY BOTANICAL GARDEN AT EDUCATION

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan simbiosis yang saling menguntungkan antara akar tanaman dengan fungi tertentu. Melalui

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan bagian dari fraksi organik yang telah mengalami degradasi dan dekomposisi, baik sebagian atau keseluruhan menjadi satu dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh Penambahan pupuk hayati ke dalam pembuatan kompos mempunyai peran penting dalam meningkatkan kandungan hara dalam kompos, terutama

Lebih terperinci

KAJIAN PARTIAL BAKTERI PENAMBAT NITROGEN NON SIMBIOTIK ASAL RHIZOSFER TANAMAN GAMAL SEBAGAI PLANT GROWTH PROMOTING

KAJIAN PARTIAL BAKTERI PENAMBAT NITROGEN NON SIMBIOTIK ASAL RHIZOSFER TANAMAN GAMAL SEBAGAI PLANT GROWTH PROMOTING KAJIAN PARTIAL BAKTERI PENAMBAT NITROGEN NON SIMBIOTIK ASAL RHIZOSFER TANAMAN GAMAL SEBAGAI PLANT GROWTH PROMOTING PADA LAHAN SISTEM TIGA STRATA PECATU N.G.K. Roni dan S.A. Lindawati Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing

I. PENDAHULUAN. air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah umumya tersusun oleh senyawa anorganik, senyawa organik, udara, air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing ekosistem mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembibitan Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit, yang sangat menentukan keberhasilan budidaya pertanaman. Melalui tahap

Lebih terperinci

B I O T I K Interaksi Antar Komponen Ekosistem

B I O T I K Interaksi Antar Komponen Ekosistem B I O T I K Interaksi Antar Komponen Ekosistem Interaksi antarkomponen ekosistem dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar komunitas. A. Interaksi antar organisme Semua makhluk

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian

Lebih terperinci

VI. KELAYAKAN TANAH UNTUK APLIKASI PUPUK HAYATI

VI. KELAYAKAN TANAH UNTUK APLIKASI PUPUK HAYATI 39 VI. KELAYAKAN TANAH UNTUK APLIKASI PUPUK HAYATI dahulu kesesuaian kondisi tanah yang akan digunakan terhadap komoditas yang akan dikembangkan. Populasi organisme tanah native fungsional positif penyakit)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk kelangsungan hidupnya fungi berasosiasi dengan akar tanaman. Spora berkecambah dengan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas. Cabai jenis ini dibudidayakan

Lebih terperinci

Penggunaan Rhizobium pada Tanaman Kedelai i

Penggunaan Rhizobium pada Tanaman Kedelai i Penggunaan Rhizobium pada Tanaman Kedelai i PENGGUNAAN RHIZOBIUM PADA TANAMAN KEDELAI Penyusun: Harnati Rafiastuti Sundari Dalmadi Layout: Agung Susakti Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L) Tanaman kacang panjang termasuk dalam famili papilionaceae yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan yang lebih berorientasi pada penyediaan

Lebih terperinci