ARTIKEL TENTANG PENDEKATAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
|
|
- Ida Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARTIKEL TENTANG PENDEKATAN ILMIAH DAN NON ILMIAH Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodelogi Penelitian Dosen Pengampu : Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd Disusun Oleh : 1. Dewi Saraswati K Dwi Widiani Astuti K Fajar Wibowo K KELAS A PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 METODE ILMIAH DAN METODE NON-ILMIAH
2 A. Pengertian metode Ilmiah dan non ilmiah. 1. Metode Ilmiah Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Metode ilmiah merupakan rangkaian struktur kerja yang tidak dapat dipisahkan. Metode Ilmiah adalah cara untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan kebenaran suatu teori dan atau pernyataan terkait dengan yang akan dikemukakan. Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabila dilakukan dengan struktur metode ilmiah, seperti : Perumusan masalah, Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori, Penarikan Hipotesis, Eksperimen/Percobaan, Analisis Data, Penarikan Kesimpulan. 2. Metode Non Ilmiah Metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya. Bagan 1. metode ilmiah dan non ilmiah B. Perbedaan metode ilmiah dan non ilmiah. 1. Pendekatan Ilmiah : Perumusan masalah jelas dan spesifik Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara empiris Jawaban permasalahan didasarkan pada data Proses pengumpulan dan analisis
3 data, serta pengambilan keputusan berdasarkan logika yang benar Kesimpulan yang didapat siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain 2. Pendekatan Non Ilmiah : Perumusan masalah yang kabur atau abstrak Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatis Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan data dan analisis data secara logis Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain Contoh : Taka sakit perut selama seminggu Pendekatan Ilmiah : Cari data di lapangan Taka makan apa? Periksa ke dokter Tes laboratorium Pengobatan Kesimpulan : Taka Keracunan Pendekatan Non Ilmiah : Pergi ke dukun Penyembuhan Kesimpulan : Taka terkena gunaguna dari teman/musuhnya Tabel 1.1 Perbedaan Pendekatan Penelitian Ilmiah dan Non-Ilmiah No. Metode Ilmiah Metode Non-Ilmiah 1. Permasalahan harus dirumuskan secara Permasalahan yang dipertanyaakan sering jelas, spesifik dan Nampak variable yang diteliti 2. Jawaban yang diberikan terhadap permasalahan harus didukung dengan logis dan benar 3. Proses pengumpulan data, analisis data, dan penyimpulan harus dilakukan dengan logis dan benar 4. Kesimpulan siap diuji oleh siapapun yang meragukan validitasnya 5. Hanya digunakan untuk mengkaji hal-hal yang diamati, dapat dikur, empiris tidak jelas, tetapi bersifat umum dan sumir Jawaban apapun tidak perlu didukung data Tidak ada proses pengumpulan data atau analisis data, meskipun mungkin ditutup dengan kesimpulan Pengujian terhadap kesimpulan boleh dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti bagi kesimpulan pertama Boleh saja digunakan untuk mengkaji hal apapun termasuk yang paling misterius, supranatural, dan dogmatis 1. Metode Ilmiah Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabisa dilakukan dengan struktur metode ilmiah. Struktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah sebagai berikut:
4 a. Perumusan masalah Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatuobjek secara tertulis, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersbut. b. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori Penyusunan Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Keterangan keterangan dalam menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh dari bukubuku laporan hasil penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan. Dasar teori berguna sebagai dasar menarik hipotesis. c. Penarikan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat empiris,, karena belum terbukti melalui eksperimen. d. Eksperimen/Percobaan Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan percobaan atau eksperimen. Dari eksperimen atau percobaan tersebut akan diperoleh data. Data inilah yang akan dianalisa untuk memudahkan penarikan kesimpulan. Dalam melakukan eksperimen diperlukan beberapa variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu eksperimen. Variabel penelitian tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dengan adanya variabel penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan. Jenis-jenis penelitian sebagai berikut: a) Variabel Bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama dalam eksperimen. b) Variabel Terikat adalah variabel yang muncul akibat perlakuan dari variabel bebas. c) Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. e. Analisis Data
5 Data diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dapat dibedakan menjadi 2 jenis sebagai berikut: 1) Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk deskripsi. Contoh data ciri morfologi. 2) Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasil pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Dta kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang lain. f. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan permasalahna dan hipotesis. Ada 2 kemungkinan yang ada dalam pengmbilan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima dan hipotesis ditolak. 2. Metode Non Ilmiah Ada beberapa pendekatan metode non ilmiah yang banyak digunakan, yaitu; pendapat otoritas, pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba (Trial and Error), metode a priori dan sebagainya. a. Pendapat Otoritas Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang/ilmu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandang benar. Kadang-kadang ada pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yang mempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau kebenaran. Sejarah membuktikan bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang percaya bahwa matahari adalah satelit dari bumi. Bumi adalah pusat dari alam semesta. Copernicus dan kawan-kawanya dengan gigih membuktikan teori baru yang sekarang dipercaya kebenarannya bahwa sebenarnya bumi dan satelit-satelit yang lainya berbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri teori salah yang telah sekian lama selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yang memiliki wewenang. b. Pengalaman
6 Untuk memperoleh sesuatu yang mereka inginkan manusia seringkali menggunakan pengalaman-pengalamannya. Contoh misalnya anak kecil kerapkali menggunakan pengalaman-pengalamannya untuk mendapatkan sesuatu yang dikehendaki dari orang tuanya. Misalnya; anak kecil menggunakan pengalamanya bahwa kalau ia selalu patuh terhadap orang tua dan berprestasi selalu mendapat ganjaran dari orang tuanya. Sebaliknya, kalau ia tidak patuh dan tidak berprestasi ia kena marah. Dengan pengalaman-pengalaman seperti itu, anak-anak cenderung patuh dan ingin mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh pujian dan ganjaran dari orang tuanya. Pengalaman memang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan secara kritis bisa merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus kalau di rumah ; Selalu memilih kue-kue yang besar waktu ibunya membagi kue-kue kemungkinan anak itu akan memilih hadiah yang dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar meskipun mungkin isinya barang yang tak berharga. c. Penemuan Coba-coba ( Trial and Error ) Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak diantaranya sangat berguna, Misalnya, Newton menemukan hukum grafitasi bumi waktu ia secara kebetulan melihat buah apel yang jatuh. Archimedes, menemukan dalil Archimedes yang sangat terkenal itu sewaktu ia mandi berendam dalam suatu bak yang penuh air. Ada seorang penderita malaria yang secara kebetulan menemukan obat penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuanpenemuan seperti itu di peroleh tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimati dan terkendali. Penemuan coba-coba ( trial and error ) di peroleh tanpa kepastian untuk memperoleh suatu kondisi tertentu untuk pemecahan suatu masalah. Usaha seperti ini umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuk suatu pemecahan masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha coba-coba. Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol. d. Metode A Priori Metoda a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung ( didapat dengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang). Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut
7 metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman. C. Memahami Metode Ilmiah. Perkembangan pola pikir manusia dimualai dari zaman Babilonia (kurang lebih 650SM) dimana orang percaya pada mitos, ramalan asib berdasarkan perbintangan. Bahkan percaya adanya banyak dewa. Pengetahuan itu mereka peroleh dengan berbagai cara, antara lain: 1. Prasangaka Yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadangkadang malah tidak mungkin benar. Contoh, pada zaman Babilonia, orang percaya bahwa hujan dapat turun dari surge sampai kebumi melalui jendela-jendela yang ada di langit. Dengan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Prasangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran. 2. Intuisi Yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari erbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tidak disadari. Jadi, seolah-olah begitu saja muncul pendapat itu tanpa difikir. Pengetahuan yang dicapai denngan cara demikian sukar dipercaya, ungkapan-ungkapan sering juga masuk akal namun belum tentu cocok dengan kenyataan. Contoh, seorang astrolog disamping rumusannya sering menggunakan intuisinya dalam memberikan ramalan nasib seseorang. 3. Trial and error Yaitu metode coba-coba atau untung-untunngan. Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam sebuah kerangken dari percobaab Kohler, seorang psikolog Jerman. Kera itu dengan cara coba-coba akhirnya dapat juga meraih pisang dengan menggunakan tongkat. Banyak penemuan hasil real and error sangat berguna bagi manusia, misalnya, ditemukannya rendaman kulit kina untuk obat malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak efisien sebagai suatu cara untuk mencari kebenaran. Pada zaman Yunani orang cenderung untuk mengikuti ajaran dari para ahli piker atau para penguasa. Namun, ajaran-ajaran ini ternyata banyak yang keliru karena ahli-ahli piker itu terlalu mengandalkan atas pemikiran atau akal sehat, dan kebenaran yang dianut itu adalah yang masuk akalnya. Contohnya, setiap hari kita melihat matahari terbit dari timur lalu
8 terbenam dari barat. Maka masuk akallah bila dikatakan bahwa matahari beredar mengelilingi bumi. Pengetahuan yang didapat dengan cara tersebut diatas termasuk pada golongan pengetahuan yang tidak ilmiah. Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat yaitu: 1. Objektif Artinya pengetahuan itu sesuai objeknya, maksudnya adalah bahwa kesesuaian atau dibuktikan denga hasil pengindraan. Contoh, Galileo dapat dianggap tokoh perintis ilmu pengetahuan khususnya IPA karena ia berani menentang kepercayaan yang ada pada masa itu yang berlawanan dari hasil pengamatannya. Ia mengajarkan pada murid0muridnya untuk tidak begitu saja mempercayai ajaran Aristoteles dan hendaknya melakukan eksperimen serta membuat kesimpulan atas obserfasinya itu. Singkatnya, Galileo mendambakan kebenaran yang objektif atas dasar empiri. 2. Metodik terkontrol. Artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu dan 3. Sitematik Artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri (satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh). 4. Berlaku umum Artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Contoh : melalui teropongnya Galileo menemukan adanya gunung-gunung di bulan. Pengetahuan ini tak hanya berlaku bagi Galileo tetapi setiap orang bila menggunakan teropong yang sama dengan cara yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama, yaitu bahwa di bulan ada gunung-gunung. D. Memahami Metode Non Ilmiah. Kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan dengan berbagai cara, di
9 antaranya adalah penemuan ilmu pengetahuan secara kebetulan, penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan akal sehat (common sense), penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan intuisi, penemuan ilmu pengetahuan melalui wahyu, penemuan kebenaran melalui usaha coba-coba (trial and error), dan lain sebagainya. Dalam sejarah kehidupan manusia, tercatat adanya beberapa penemuan besar yang terjadi secara kebetulan, yakni tanpa menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian ilmiah. Salah satu contoh penemuan ilmu pengetahuan yang ter jadi secara kebetulan adalah penemuan Kina sebagai obat penyakit malaria. Menurut cerita, terdapat seorang penderita penyakit malaria yang secara kebetulan menemukan parit yang berisi air pahit yang disebabkan oleh kulit-kulit pohon Kina yang ditumbangkan oleh angin. Karena rasa haus, penderita penyakit malaria tersebut meminum air pahit yang terdapat di dalam parit tersebut. Rupanya telah menjadi keberuntungannya karena air pahit tersebut telah mengandung kinine dan kinolin (jenis alkaloid) yang merupakan obat penawar bagi penyakit malaria. Akal sehat (common sense) merupakan konsep atau pandangan umum yang digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada satu sisi akal sehat memang merupakan suatu kebenaran, namun pada sisi yang lain akal sehat dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu keputusan. Seperti pandangan akal sehat yang mengatakan bahwa air akan selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Pandangan tersebut ternyata tidak tepat karena dalam peristiwa kapilaritas air yang menggenang dapat diserap oleh kain, spon, kertas isap, dan benda-benda sejenisnya. Wahyu merupakan suatu pengetahuan yang datang secara langsung dari Tuhan, sama sekali bukan merupakan usaha aktif manusia melalui kegiatan penalaran. Oleh karena itu pengetahuan diperoleh melalui wahyu merupakan suatu kebenaran yang bersifat mutlak. Namun demikian, tidak semua manusia mampu memperoleh wahyu dari Tuhan, hanya manusia-manusia yang dekat dengan Tuhan serta bersih jiwa dan hatinya saja yang berkemungkinan untuk mendapatkan wahyu. Intuisi juga dapat digunakan sebagai cara untuk menemukan pengetahuan. Intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati. Usaha nonilmiah lainnya yang dapat ditempuh dalam upaya mencari pengetahuan adalah usaha coba-coba yang dikenal dengan istilah (trial and error), yakni serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda. Usaha coba-coba (trial and error) dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Dengan demikian, usaha coba-coba kurang efisien dan kurang
10 efektif dalam mencari pengetahuan. Meskipun usaha coba-coba seringkali mendapatkan hasil berupa pengetahuan tertentu, namun penemuan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai penemuan ilmiah mengingat tidak ditempuh melalui prosedur ilmiah. E. Memahami metode ilmiah sebagai dasar IPA H.W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes didalam bukunya Science in Education menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Kedua perbedaan diatas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan atau alam diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan (eksperimen), kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya atau teorinya. Teori pun tidak berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan. Contoh : 1. Maxwell tidak akan sampai menyusun teori gelombang elektromagnetik, kalau seandainya Faraday tidak berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksi elektromagnetik. 2. Planet Neptunus tidak akan diketemukan secara teoritis seandainya sebelumnya tidak ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planet lainnya. Jadi dapatlah disetujui bahwa ipa adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh atau disususn dengan cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikiana seterusnya kaitmengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu yang demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA.
11 Sejak abad ke 16 para ilmuan mulai menggunakan metode itu ddalam mempelajari alam semesta ini. Mereka menyadari adanya suatu masalah. Pemecahan masalah itu dilakukan tahap demi tahap dengan urutan langkah-langkah yang logis, dikumpulkannya fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut, mengujinya berulang-ulang melalui eksperimen tersebut yang diyakini kebenarannya. Pendekatan yang digunakan kadang-kadang bersifat induktif dan kadang-kadang bersifat deduktif. Pendekatan induktif iaalah mengambil kesimpulan umum berdasar dari sekumpulan oengetahuan, sedangkan yang bersifat deduktif ialah berdasarkan hal-hal yang sudah dianggap benar diambil suatu kesimpulan dengan menggunakan hal-hal yang dianggap benar itu. Sejak digunakannya metode ilmiah didalam penelitian ilmiah, dimulailah ipa modern yang kemudian berkembang sangat pesat. Perintis-perinyis ipa modern ialah Galililoe Galililei ( ), Isaac Newton ( ) dan Robert Boyle ( ), sedangkan yang khusus dalam ilmu kimia ialah Antoine Lurente Lavoiser ( ). Lavoiser melalui eksperimen-eksperimen yang dilakukannya berulang-ulang telah dapat membuktikan bahwa pada proses pembakaran terjadi reaksi antara bahan yang dibakan denngan oksigen yang terdapat di hawa udara jadi bukan karena bahan yang dibakar tersebut mengandung flogiston seperti anggapan orang-orang sebelumnya. Berdasarkan penemuanya itu lavoiser telah membukatikan bahwa teori flogiston itu salah dan sebagai gantinya dikemukakan teori oksigen yang masih berlaku sampai saat ini. Sukses lavoiser ini diperoleh karena dia menggunakan metode ilmiah dalam penelitiannya. Adapun langkah-langkah didalam metode ilmiah adalah: 1. Perumusan masalah 2. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori 3. Penarikan Hipotesis 4. Eksperimen/Percobaan 5. Analisis Data 6. Penarikan Kesimpulan menjadi hasil teori ilmiah
12 Daftar Pustaka Ahmadi, Abu, dkk Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Anonim. [2009]. Penelitian Ilmiah Dan Dan Non Ilmiah. Tersedia : [20 Maret 2015]. Ashari, Septiani. [2014]. Perbedaan Metode Ilmiah dan Non-Ilmiah. Tersedia : [20 Maret 2016]. Purnama, Heri Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. Ristianisa, Lutfianan, dkk. (2015). Metode Ilmiah Dan Metode Non-Ilmiah. Tersedia : [20 Maret 2016]. (di akses pada 22 maret 2016 pukul wib)
Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah. Sulistyani, M.Si.
Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Berlatar belakang Penalaran deduktif (rasionalisme) dan induktif (empirisme) memiliki kelemahan dalam mengungkap
Lebih terperinciBAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN
I - 1 BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN I - 2 masalah When, why and how do... we do the research...? hasrat ingin tahu Metode Non Ilmiah Mencari Jawaban Pendekatan Non Ilmiah Pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Hasrat Ingin Tahu Manusia
Menjelaskan pengertian Sains Bangunan BAB I PENDAHULUAN A. Hasrat Ingin Tahu Manusia Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro-cosmos). Manusia
Lebih terperinciBAB 6 ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH & PENELITIAN. Agung Suharyanto,M.Si PSIKOLOGI - UMA 2017
BAB 6 ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH & PENELITIAN Agung Suharyanto,M.Si PSIKOLOGI - UMA 2017 When, why and how do... we do the research...? masalah hasrat ingin tahu Mencari Jawaban Metode Non Ilmiah
Lebih terperinciMETODE DAN PENDEKATAN ILMIAH
Kuliah ke 2 METODE DAN PENDEKATAN ILMIAH A. TAMALENE Perbedaan Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah : Pendekatan Ilmiah : Perumusan masalah jelas dan spesifik Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur
Lebih terperinciPENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01. Arief Soeleman, M.Kom
PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01 Arief Soeleman, M.Kom arief22208@gmail.com ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN Research (Inggris) dan recherche (Prancis) re (kembali) to search (mencari)
Lebih terperinciMETODE ILMIAH. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
METODE ILMIAH Isti Yunita, M. Sc Isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 DASAR-DASAR PENGETAHUAN Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai
Lebih terperinciTKS Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
TKS 4209 Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya FILSAFAT METODE PENELITIAN PRAPOSITIVISME PERKEMBANGAN FILSAFAT PENELITIAN POSITIVISME POSTPOSITIVISME PERBANDINGAN TIGA FILSAFAT
Lebih terperinciILMU ALAMIAH DASAR. Pendekatan Ilmiah Dini Rohmawati
ILMU ALAMIAH DASAR Pendekatan Ilmiah Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id FLASH BACK Mitos, Penalaran dan Pendekatan Ilmiah sebagai pangkal kelahiran IPA Ilmiah Penalaran Mitos FLASH BACK Pernyataan
Lebih terperinciFILSAFAT METODE PENELITIAN
PAT S2 2017 Minat : Rekayasa Struktur Website: www.zacoeb.lecture.ub.ac.id e-mail : zacoebc93@gmail.com FILSAFAT METODE PENELITIAN PRAPOSITIVISME PERKEMBANGAN FILSAFAT PENELITIAN POSITIVISME POSTPOSITIVISME
Lebih terperinciMATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN SILABUS ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, PENELITIAN DASAR-DASAR PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Historis Penelitian Deskriptif Penelitian Perkembangan Penelitian
Lebih terperinci1.1 Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah Ilmu Pengetahuan Pendekatan Ilmiah
1.1 Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah 1.1.1 Ilmu Pengetahuan Pengetahuan merupakan pendekatan persepsi subjek (manusia) atas objek (riil atau maya) atau fakta. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
M.MA., MA. M.MA., MA. 09/01/2016 1 Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 1)
Lebih terperinciILMU ALAMIAH DASAR 3 DINI ROHMAWATI IPA dan PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIA
ILMU ALAMIAH DASAR 3 DINI ROHMAWATI dini_rohmawati@uny.ac.id IPA dan PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIA Flash Back Flash Back Induktif IPA Rasionalisme Empirisme Deduktif Flash Back IPA IPA klasik (700-200
Lebih terperinciILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) 821585 ; 081556431053 Email : nanikdn@uns.ac.id Blog =nanikdn.staff.uns.ac.id SISTEM PENILAIAN QUIS : 30% TUGAS : 20 % UJIAN (UAS):
Lebih terperinciEPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR
EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR Slamet Heri Winarno JARUM SEJARAH PENGETAHUAN Kriteria kesamaan dan bukan perbedaan yang menjadi konsep dasar Berlaku metode ngelmu yang tidak membedakan
Lebih terperinciILMU ALAMIAH DASAR. Oleh. Albert Barus
ILMU ALAMIAH DASAR Oleh Albert Barus ILMU ALAMIAH DASAR A. Manusia Selalu Ingin Tahu Issac Asimov (1920), mengatakan bahwa binatang sebagai Idle Curiosity (keingintahuan yang terbatas). Manusia justru
Lebih terperinciUNIVERSITAS PADJADJARAN
BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu
Lebih terperinciPENGANTAR METODE PENELITIAN. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
PENGANTAR METODE PENELITIAN Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia KEINGINTAHUAN MANUSIA Mempelajari Dunia SIFAT DASAR MANUSIA Ingin tahu tentang keadaan dari suatu hal Ingin tahu tentang
Lebih terperinci1. Secara inherent, pengetahuan yang benar atau kebenaran dapat dicapai manusia, baik melalui pendekatan non ilmiah maupun pendekatan
PENDEKATAN MENCARI KEBENARAN 1. Secara inherent, pengetahuan yang benar atau kebenaran dapat dicapai manusia, baik melalui pendekatan non ilmiah maupun pendekatan ilmiah. 2. Pendekatan non ilmiah, berupa
Lebih terperinciIlmu pengetahuan. himpunan pengetahuan yang diperoleh secara terorganisisr melalui prosedur dan metode tertentu yang kemudian disistema-tisasi
Ilmu pengetahuan himpunan pengetahuan yang diperoleh secara terorganisisr melalui prosedur dan metode tertentu yang kemudian disistema-tisasi Struktur Ilmu Pengetahuan dimulai dengan konsep awal berupa
Lebih terperinciBAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi
BAB I HAKEKAT IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada Gejala-gejala alam fisika biologi kimia Rasa ingin tahu manusia merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN
KONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN A. Upaya-upaya Manusia Untuk Memperoleh Kebenaran Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya, setiap pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui
Lebih terperinciHubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr.
Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr. Seorang peneliti jauh lebih baik berbuat kesalahan, ketimbang berkata yang tidak benar. Ilmu Pengetahuan (Science) Awal
Lebih terperinciKONSEP PENELITIAN ILMIAH. Imam Gunawan
KONSEP PENELITIAN ILMIAH Imam Gunawan FOKUS KAJIAN 1. Makna kebenaran ilmiah. 2. Berbagai pendekatan untuk memperoleh kebenaran ilmiah. 3. Konsep dasar penelitian. 4. Kriteria penelitian yang baik 5. Fungsi
Lebih terperinciJALAN MANUSIA DALAM MENCARI KEBENARAN
JALAN MANUSIA DALAM MENCARI KEBENARAN SAMI UDIN * Abstrak Kemampuan berpikir manusia, merupakan suatu anugerah yang diberikan Tuhan yang tidak ternilai harganya. Kemampuan itu merupakan fitrah yang tidak
Lebih terperinciKONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN
KONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh karena itu, sebelum
Lebih terperinciSIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1
SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1 Setiap orang pada saat dan tempat tertentu akan berada dalam suatu situasi. Jika orang tersebut merasa sebagai bagian dari situasi itu, maka orang itu disebut mengalaminya.
Lebih terperinciMETODE RISET (TMK602)
METODE RISET (TMK602) MATERI MINGGU I ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN 1 MANUSIA MENCARI KEBENARAN Aspek Statis Pertanyaan Gejala Alam Ingin Tahu Penelitian Kebenaran Ilmiah Aspek Dinamis Jawaban 2 DASAR-DASAR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,
Lebih terperinciLANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor
LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN Oleh Agus Hasbi Noor Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial yang berlaku umum dan sistematik.
Lebih terperinciPERSEPSI TERHADAP ALAM (3)
PERSEPSI TERHADAP ALAM (3) Suyoso suyoso@uny.ac.id UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Persepsi terhadap Alam Orang Babylonia Puncak pemikiran Mitos adalah Zaman Babylonia (700 600 SM). Mereka menyatakan bahwa
Lebih terperinciPeriode Renaissance. awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama.
Periode Renaissance awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama. RENAISSANCE Tidak ada demarkasi tunggal yg memisahkan periode Pertengahan dan masa sesudahnya. Renaissance boleh jadi
Lebih terperinciPengertian Metodologi Penelitian. Hubungan Ilmu dan Penelitian
Pengertian Metodologi Penelitian Metodologi Metode + Logi (/ logy dari kata logos = ilmu ) Ilmu : Suatu pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi Penelitian : Suatu penyelidikan yang hati-hati serta
Lebih terperinciP E N G ETA H U A N & I L M U P E N G ETA H U A N L I A A U L I A F A C H R I A L, M. S I
P E N G ETA H U A N & I L M U P E N G ETA H U A N L I A A U L I A F A C H R I A L, M. S I CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN (HELMSTADTER DALAM CHRISTENSEN, 2001) Kekukuhan Pendapat (Tenacity) Metode ini berdasarkan
Lebih terperinciILMU ALAMIAH DASAR (IAD) ( RINGKASAN BAHAN KULIAH )
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) ( RINGKASAN BAHAN KULIAH ) Oleh : Sumarna E-mail : sumarna@uny.ac.id Mata kuliah IAD disampaikan kepada mahasiswa non-mipa untuk memberikan wawasan/pandangan mengenai perkembangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN AKAL DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PERKEMBANGAN AKAL DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Oleh: Suharyanto Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu MATERI ILMU ALAMIAH DASAR (Kompilasi dari berbagai sumber) PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
Lebih terperinciBAB V METODE-METODE KEILMUAN
BAB V METODE-METODE KEILMUAN Untuk hidupnya, binatang hanya mempunyai satu tujuan yang terlintas dalam otaknya yaitu pemenuhan kebutuhan untuk makan. Manusia dalam sejarah perkembangannya yang paling primitifpun
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 2.1 Menjelaskan
Lebih terperinciBasic Natural Sciences
Basic Natural Sciences Basic natural science Alam PIkiran Manusia adalah : 1. Hakikat manusia dan sifat dan keingintahuannya 2. Perkembangan alam pikiran manusia 3. Sejarah, penalaran dan cara memperoleh
Lebih terperinciIL I MU A LAMIA I H H DA D SA S R Dewi Yuanita
ILMU ALAMIAH DASAR Dewi Yuanita Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya A. Hakikat Manusia dan Sifat Keingintahuannya ciptaan Tuhan yang paling sempurna manusia Apakah hanya manusia yang berhak memanfaatkan
Lebih terperinciMaind map rangkuamn ke 2
Sejarah ilmu pegetahuan Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan
Lebih terperinciPENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN. Disusun oleh: Saptawati Bardosono
PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Disusun oleh: Saptawati Bardosono Research is? Herald De Forest Arnold: Research is of the mind, not of the hands, a concentration of thoughts and not a process of experimentation
Lebih terperinciFISIKA HAKIKAT FISIKA
K-13 Kelas X FISIKA HAKIKAT FISIKA TuJuAN PEmBElAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami pengertian fisika. 2. Memahami hakikat fisika sebagai produk, fisika
Lebih terperinciIII. PERKEMBANGAN DAN PENEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. DANNER SAGALA, S.P., M.Si.
III. PERKEMBANGAN DAN PENEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DANNER SAGALA, S.P., M.Si. Contents Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya Metode
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Wuryansari Muharini Kusumawinahyu
METODE PENELITIAN Wuryansari Muharini Kusumawinahyu Disarikan dari tulisan M. Laksono Tri Rochmawan, SE, MSi, Akt. Di http://www.sonilaksono.blogspot.com http://www.laksonotri.zoomshare.com Outline O Ilmu
Lebih terperinciKompetensi dasar: Memahami kontribusi karya ilmiah
Kontribusi Kompetensi dasar: Memahami kontribusi karya ilmiah Indikator: Karakteristik tulisan dan wawasan ilmiah Tujuan penulisan karya ilmiah Perbedaan karya ilmiah dengan non ilmiah. Penulisan Karya
Lebih terperinciBentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati
Bentuk Dasar Pengetahuan Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia 2. Bentuk pengetahuan untuk
Lebih terperinciTUGAS PAPER FILSAFAT SAINS MEMAHAMI PARADIGMA SAINS DALAM IPA SEBAGAI KESEPAKATAN KOLEKTIF DIANTARA PARA ILMUAN
TUGAS PAPER FILSAFAT SAINS MEMAHAMI PARADIGMA SAINS DALAM IPA SEBAGAI KESEPAKATAN KOLEKTIF DIANTARA PARA ILMUAN Oleh RAHMAWATI M / NIM : 30215005 RIRI JONUARTI / NIM : 30215004 PROGRAM STUDI DOKTOR FISIKA
Lebih terperinciMEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Diresume dari presentasi Rahmanita Syahdan, Misnasanti, dan Rospala Hanisah Yukti Sari pada mata kuliah Metode Penelitian Penelitian pada Rabu 26 Oktober
Lebih terperinciKLASIFIKASI PENELITIAN KUANTITATIF
KLASIFIKASI PENELITIAN KUANTITATIF Penelitian yang akan dilakukan Deskriptif Korelasional Tidak Apakah berhubungan dengan sebab-akibat ya Kausal Komparatif Eksperimen Kuasi Eksperimen Apakah akan melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik jasmani maupun rohani,
Lebih terperinciPENILAIAN KETERAMPILAN PROSES.
PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES readonee@yahoo.com IPA terbentuk & berkembang melalui suatu proses ilmiah, yang juga harus dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman bermakna yang dapat digunakan
Lebih terperinciRESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR
RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut Sardiman (1994), aktivitas adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah serangkaian belajar yang dilakukan oleh siswa yang memiliki potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut Sardiman (1994), aktivitas adalah
Lebih terperinciSOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1
SOSIOLOGI POLITIK oleh : Yesi Marince, M.Si 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1 PROSES TERBENTUKNYA PEMIKIRAN SOSIOLOGI Auguste Comte, ahli filsafat bangsa Perancis adalah bapak sosiologi dunia. Sosiologi
Lebih terperinciKONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN
KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc.
METODE PENELITIAN Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini bertujuan
Lebih terperinciILMU KEALAMAN DASAR (IAD) Oleh: : Ahmad Kholid Alghofari, ST, MT. Kontrak Belajar. : 2 (dua) SKS. Semester/jurusan.
ILMU KEALAMAN DASAR (IAD) Oleh: Ahmad Kholid Alghofari, ST, MT. Kontrak Belajar Mata Kuliah/kode Bobot Semester/jurusan Fakultas Jurusan Hari Ruang Dosen : Ilmu Kealaman Dasar : 2 (dua) SKS : VI : Teknik
Lebih terperinciALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA. Sulistyani, M.Si.
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Ciri-Ciri Manusia Organ tubuhnyakompleks dan sangat khusus terutama otaknya Mengadakan metabolisme Tanggap terhadap rangsang
Lebih terperinciSemua bahan ambil di =è announcement!!!
TIK 215 METODOLOGI PENELITIAN Semester 5 : 2 SKS TIU : Setelah mengikuti kuliah diharapkan mahasiswa memiliki dasar prinsip- prinsip, tatacara, dan analisa serta penyimpulan penelitian SILABUS : Filosofi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi
METODE PENELITIAN Penelitian dan Ilmu Pengetahuan MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi 2 Metode Metode adalah setiap prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Cara yang teratur dan terpikir baik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)
BAHAN AJAR METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI) Dosen Pengampu : TASRIF, MPD Disusun oleh SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciPOLA BERFIKIR DALAM METODE ILMIAH SECARA SISTEMATIS DAN PRAGMATIS
POL BERFIKIR DLM METODE ILMIH SECR SISTEMTIS DN PRGMTIS ILLI SELDON MGFIROH KULIH X METODE ILMIH PROGRM STUDI GRIBISNIS, UNIVERSITS JEMBER 2017 1. da unsur logis di dalamnya Tiap bentuk berpikir mempunyai
Lebih terperinciGalileo and the Science of Mechanics
Galileo and the Science of Mechanics Galileo and the Science of Mechanics http://www.google.co.id/imgres?q=galileo+and+the+science+of+mechanic/ ILMU astronomi dikaitkan dengan imamat dan tradisi ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan topik-topik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Bidang fisika biasanya dibagi menjadi gerak, fluida,
Lebih terperinciProses Penuangan ide dan Implementasi Penelitian Bidang Keairan
Proses Penuangan ide dan Implementasi Penelitian Bidang Keairan Pendahuluan. Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya. Manusia sebagai anaimal rational dibekali hasarat
Lebih terperinciKISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar)
KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN JENJANG : IPA : SMP Kompetensi Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Pedagogik 1. Menguasai karakteristik
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MATEMATIKA
KARAKTERISTIK MATEMATIKA Makalah disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Nurkholis, S.Pd.I., M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 1 TMT II E 1. Lailatul Mufidah
Lebih terperinciINDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN
INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN A. Pengertian Indikator Penelitian 1. Menurut KBBI, indikator adalah sesuatu yang dapat menjadi petunjuk atau keterangan. 2. Indikator sebagai alat atau petunjuk untuk
Lebih terperinciPengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si
Pengantar Sosiologi Yesi Marince.S.IP., M.Si PROSES TERBENTUKNYA PEMIKIRAN SOSIOLOGI Dahulu semua ilmu pernah menjadi bagian dari filsafat yang dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan. Sosiologi
Lebih terperinciMETODE ILMIAH UNIVERSITAS GUNADARMA : SRI SETIAWATY NPM : DEFINISI METODE ILMIAH
UNIVERSITAS GUNADARMA NAMA : SRI SETIAWATY NPM : 18211261 KELAS : 3EA27 METODE ILMIAH DEFINISI METODE ILMIAH Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan
Lebih terperinciMinggu ketiga. Newton : Hukum-hukum Gerak Dr.Arief Hermanto, Msc
Minggu ketiga Newton : Hukum-hukum Gerak Dr.Arief Hermanto, Msc Kita ulang dulu perbandingan antara Aristoteles (A) dan Galileo (G). K = Komentar.. ----------------------------------------------------------------
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ( PTK Pembelajaran Matematika kelas VII C SMP Muhammadiyah 2
Lebih terperinciBAB I KONTEK PENELITIAN
BAB I KONTEK PENELITIAN Pembahasan bagian ini menempatkan kegiatan penelitian ke dalam beberapa aspek penelitian. Aspek pertama akan membahas penelitian yang bersifat positif dan ilmiah dan diproses untuk
Lebih terperinciBy Gotri Ruswani, S.Pd.
By Gotri Ruswani, S.Pd. Ilmu bertujuan untuk meramalkan & memahami gejala-gejala alam. Pengetahuan adalah sesuatu yg diketahui langsung dr pengalaman, berdasarkan panca indera & diolah oleh akal budi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran fisika pada umumnya dikenal sebagai mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah laku bahkan pola pikir seseorang untuk lebih maju dari sebelum mendapatkan pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif
Lebih terperincimateri yang ada dalam suatu pengajaran.
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yang harus kita mengerti yaitu pemahaman dan konsep, dua kata tersebut yang harus kita pahami terlebih
Lebih terperinciPertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
Pertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA A. Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna Tetapi, apakah manusia adalah makhluk terkuat
Lebih terperinciBab 2 Ilmu Pengetahuan. Agung Suharyanto,M.Si Psikologi UMA 2017
Bab 2 Ilmu Pengetahuan Agung Suharyanto,M.Si Psikologi UMA 2017 Apakah Ilmu Itu? (1) Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu, yang membedakan ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan
Lebih terperinciII._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses
6 II._TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan
Lebih terperinciWeek 2 Metode Ilmiah
Week 2 Metode Ilmiah You, you, and you. Wake up!!! 1. Sebutkan dan jelaskan beberapa ciri lingkungan media baru! 2. Apa yang dimaksud dengan agen? Bagaimanakah cara kerja agen yang dapat membantu manusia?
Lebih terperinciDiajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A
-USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)
Lebih terperinciMODUL METODE PENELITIAN KOMUNIKASI (3 SKS) METODOLOGI PENELITIAN ; SUATU PENGANTAR Oleh : Nurprapti Wahyu Widyastuti
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 1 MODUL (3 SKS) POKOK BAHASAN : METODOLOGI PENELITIAN ; SUATU PENGANTAR Oleh : Nurprapti Wahyu Widyastuti Deskripsi : Semakin maju suatu masyarakat,
Lebih terperinciIlmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati
Ilmu Alamiah Dasar Oleh : Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Ciri makhluk hidup (manusia) Rasa ingin tahu Sejarah perkembangan pola pikir manusia Perkembangan Pola Pikir Manusia Ciri Makhluk Hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk. untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran biologi di SMA mempelajari segala sesuatu tentang kehidupan berupa benda yang dapat ditangkap oleh alat indra manusia dan oleh alat bantu (mikroskop)
Lebih terperinciPENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id 1 Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme, yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA
METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA Lutfatul Latifah 1 Guru mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Imogiri Kab. Bantul ABSTRAK Fisika sebagai bagian dari
Lebih terperinciBIDANG STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI
BIDANG STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI KETERAMPILAN PROSES SAINS (IPA) Anggapan: IPA terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah, yang juga harus dikembangkan pada peserta didik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Mei Fita Asri Untari mei_fita@ymail.com Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang ABSTRAK Pendekatan saintifik/ilmiah merupakan
Lebih terperinciSERBA SERBI PETIR. Batu Petir
SERBA SERBI PETIR Batu Petir Beberapa tahun ini kita dikejutkan oleh beberapa penemuan batu petir oleh masyarakat awam yang kemudian dikait-kaitkan dengan peristiwa gaib. Sampai pada penggunaan pengobatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan
Lebih terperinciKERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Berikut adalah bagan dalam memformulasikan kerangka pikir dan hipotesis dalam suatu penelitian. Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila
Lebih terperinci