MEMAHAMI CARA PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMAHAMI CARA PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA"

Transkripsi

1 SMK SATRIA - Kelompok Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Keahlian : Tehnik Komputer dan Informatika Kompetensi Keahlian : Multimedia Mata Pelajaran : Memahami Cara Penggunaan Peralatan Tata Cahaya Kelas / Semester : XII MM / 7 Guru Pengajar : Aji Gunawan, SE, MM MEMAHAMI CARA PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA A. TATA CAHAYA PEMENTASAN (LIGHTING) 1. Mengenal Pencahayaan (Lighting) Salah satu unsur penting dalam pementasan teater adalah tata cahaya atau lighting. Pencahayaan (Lighting) adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk menerangi suatu obyek / panggung untuk mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat. Secara umum itulah fungsi dari tata cahaya. Dalam teater, lighting terbagi menjadi dua yaitu : 1. Lighting sebagai Penerangan, yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi tempat beserta unsur-unsurnya serta agar pementasan dapat terlihat dengan jelas. 2. Lighting sebagai Pencahayaan, yaitu fungsi lighting sebagai unsur artisitik pementasan. Yang satu ini bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan tuntutan naskah. Bisa menentukan peran dan suasana, wajah tokoh-tokoh yang sedang berperan. 2. Unsur-Unsur Dalam Lighting : Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain : 1. Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah yang akan dipentaskan. 2. Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu) tata cahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah. 3. Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna. 4. Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman mengenai sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya. 5. Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara sebagai penguasa tertinggi dalam pementasan. Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama pentingnya antara satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka akan mengganggu jalannya proses produksi secara keseluruhan. Begitu pula dengan tukang tata cahaya. Dia juga menjadi bagian penting selain sutradara dan aktor, disamping make up, stage manager, dan unsur lainnya. Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama dengan semua pendukung pementasan. Dari paparan di atas, semuanya dapat dicapai dengan belajar mengenai tata cahaya dan unsur pendukung lainnya.

2 3. Filter Cahaya Perlu diperhatikan bahwa warna benda transparan (misalnya filter cahaya), sangat bergantung pada warna cahaya yang diteruskan. Sedangkan pada warna benda tidak transparan (seperti batu, daun dan lainnya) tergantung pada warna yang dipantulkan. Jadi filter cahaya juga berfungsi sebagai penerus warna-warna tertentu. 4. Teknik Pencahayaan a. Fungsi Pencahayaan Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh indra penglihatan / mata. Di bidang sinematografi pencahayaan memiliki fungsi-fungsi berikut : - menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera, - menciptakan gambar yang artistik, - membuat efek khusus, - menghilangkan bayangan yang tidak perlu / mengganggu. b. Jenis Cahaya Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi didasarkan pada fungsi pencahayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya jenis cahaya terdiri atas (1) cahaya kunci / cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi (fill light), dan (3) cahaya belakang (back light). Key light adalah cahaya yang lengsung mengenai objek dan bersifat dominan. Kebanyakan key light searah dengan kamera. Untuk tujuan menciptakan efek tertentu key light dapat ditempatkan di samping kamera sehingga cahaya mengenai sebagian objek. Fill light adalah cahaya yang berfungsi mengisi. Key light yang mengenai salah satu sisi menimbulkan bayangan di sisi lain. Fill light berfungsi menimpa/menghilangkan bayangan key light. Fill Light juga berfungsi meratakan intensitas sinar pada ruangan. Jumlah fill light biasanya lebih dari satu disesuaikan dengan kebutuhan penghilangan bayangan. Back Light adalah cahaya yang berasal dari belakang obyek, dan biasanya digunakan sebagai pembentuk gambar artistik dan memperkuat kesan (siluet, angker, misterius). c. Jenis Pencahayaan Ada 4 model pencahayaan yaitu : 1. Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu bagian dari ambient lighting. Tetapi bila ada sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting. Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai situasi / peristiwa yang mungkin terjadi diruangan. Tidak mungkin ruang makan selalu romatis. 2. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak, berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah. 3. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain contoh di atas, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang tertentu menjadi menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing pengunjung untuk melihat suatu barang atau koleksi tertentu. 4. Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain sejak awal, pemanfaatan cahay matahari juga dapat membuat ruangan menjadi terang. 5. Asas-Asas Penataan Cahaya Kursus ini meninjau cahaya dari segi teori dan manfaat mencahayakan suatu pementasan. Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut: - Fungsi dan kualitas cahaya - Aspek rekabentuk dalam cahaya - Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan undang-undang Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan dan tenaga. - Aspek optik yaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai permukaan jenis reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya. - Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teater - Kegunaan warna di dalam pementasan teori warna dan pengawalan warna - Sistem pemalap [dimmer system] manual dan memory - Mencipta light plot dan membentuk lighting cues

3 B. MENGENAL PERALATAN TATA CAHAYA Berikut ini macam - macam peralatan tata cahaya untuk studio foto, maupun panggung : 1. PAR 64 (Parabolic Aluminized Reflector 64) Berisi bohlam PAR 64 dengan kapasitas 1000 Watt Bohlam PAR sendiri terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu CP 60 (very narrow spot), CP 61 (medium/narrow spot), dan CP 62 (flood) Penggunaan macam bohlam PAR ini biasanya ditentukan dari posisi peletakan dan keperluan dari acara tersebut Terbuat dari aluminium Terdiri dari 2 warna, yaitu hitam dan silver Dilengkapi dengan filter frame Biasanya disertakan juga warna dari filter tersebut 2. Flood Halogen / CYC Berisi bohlam halogen dengan kapasitas 1000 Watt Biasanya digunakan untuk menerangi area panggung atau area audience 3. Fresnel Berisi bohlam fresnel dengan kapasitas 1000 Watt atau 2000 Watt Penggunaan lampu jenis ini sebagai lampu netral dan biasanya dipakai untuk keperluan studio TV, yang membutuhkan kejernihan hasil gambar yang dihasilkan oleh kamera video 4. Effect Lights Salah satu komponen dari peralatan tata cahaya yang akhir-akhir ini sering dipergunakan adalah lampu efek yang terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu scanner dan moving light. Sama seperti peralatan tata cahaya yang lain, berbagai merek lampu efek dapat kita jumpai di pasaran. Kapasitas bohlam biasanya lebih bervariasi, seperti mulai dari kapasitas 250 Watt, 575 Watt, 1200 Watt, bahkan yang terbaru ada yang berkapasitas 1500 Watt dan 2000 Watt. Peralatan ini dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console

4 5. Scanners Gerakan vertikal : ± 230 Gerakan horisontal : ± 75 Alat ini mempunyai gerakan yang cepat karena reflektor berupa cermin dan sekaligus memiliki kelemahan yaitu jangkauan area yang terbatas 6. Moving Lights Gerakan vertikal : ± 540 Gerakan horisontal : ± 267 Lampu jenis ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu moving light wash dan moving light profile / spot. Perbedaan kedua jenis ini terletak pada gobo Memiliki beberapa fasilitas yang lebih lengkap daripada scanner, misal pada fungsi iris, zoom atau frost. Gerakan alat ini relatif lebih lambat daripada scanner tetapi memiliki jangkauan area yang lebih luas 7. Follow spot Alat ini dipergunakan untuk menyorot penampil yang ada dipanggung yang menjadi sorotan utama, seperti MC, bintang tamu atau seseorang yang spesial dalam acara tersebut Kapasitas bohlam beragam, mulai dari 575 Watt hingga 5000 Watt. Demikian juga dengan jenis bohlam. Dikendalikan secara manual. 8. City Light Color / Wash Salah satu peralatan yang cukup sering dipergunakan adalah city light color / wash. Dipakai untuk membuat nuansa warna pada suatu area acara. Sering difungsikan sebagai alternatif pengganti lampu PAR. Kapasitas bohlam 2500 Watt. Dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console.

5 9. Mirror ball Berupa bulatan bola yang ditempeli dengan ratusan kaca Tidak menghasilkan sinar tetapi bisa merefleksikan sinar. Nama keren yang sering diucapkan adalah bola disko. 10. Smoke Machine Efek asap yang dipergunakan untuk memperjelas garisgaris sinar yang dipancarkan oleh lampu PAR dan lampu efek. Dapat dikendalikan secara otomatis melalui program komputer atau lighting console, ataupun manual. C. ISTILAH-ISTILAH DALAM TATA CAHAYA Beberapa istilah yang sering digunakan dalam tata cahaya : a. Lampu : sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen, spot, follow light, focus light, dll. b. Holder : dudukan lampu. c. Kabel : penghantar listrik. d. Dimmer : piranti untuk mengatur intensitas cahaya. e. Main Light : cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan. f. Foot Light : lampu untuk menerangi bagian bawah panggung. g. Wing Light : lampu untuk menerangi bagian sisi panggung. h. Front Light : lampu untuk menerangi panggung dari arah depan. i. Back Light : lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya ditempatkan di panggung bagian belakang. j. Silouet Light : lampu untuk membentuk siluet pada backdrop. k. Upper Light : lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan tepat di atas panggung. l. Tools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang, gunting, isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper, dll. m. Seri Light : lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu) n. Paralel Light : lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu). Secara sederhana hal-hal tersebut adalah yang pada umumnya harus diketahui oleh lightingman, selanjutnya baik tidaknya tatacahaya bergantung pada pemahaman, pengalaman dan kreatifitas dari lightingman. Intinya, jika ingin menjadi lightingman sejati, Anda harus banyak belajar dan mencoba (trial and error).

6 D. FUNGSI TATA CAHAYA Secara umum, tata cahaya berfungsi untuk membentuk situasi, menyinari gerak pelaku, dan mempertajam ekspresi demi penciptaan karakter pelaku. Dengan demikian, imajinasi publik ke situasi tertentu, yang tragis, yang sublim, yang lepas dari dunia keseharian atau spesifik iluminasi. Secara khusus, tata cahaya dapat berfungsi untuk : 1. Mengadakan Pilihan Bagi Segala Hal Yang Diperlihatkan Hal yang sangat penting bagi cahaya lampu adalah dapat berperan di atas panggung untuk membiarkan penonton dapat melihat dengan enak dan jelas. Apa yang terlihat akan bergantung pada sejumlah penerangan, ukuran objek yang tersorot cahaya, sejumlah cahaya pantulan objek, kontrasnya dengan latar belakang, dan jarak objek dan pengamatnya. 2. Mengungkapkan Bentuk Jika sebuah pementasan lakon disoroti dengan cahaya lampu biasa, maka para pemeran, dan peralatan (properti), dan semua bagian dari skeneri akan nampak datar atau flat, tidak menarik. Di sini tidak nampak sinar tajam (high-light), tidak ada bayangan, dan monoton. Agar objek yang terkena cahaya nampak dengan bentuk yang wajar, maka penyebaran sinar harus memiliki tinggi-rendah derajat pencahayaan yang memberikan keanekaragaman hasil perbedaan tinggi-rendahnya derajat pencahayaan itu. Pengungkapan bentuk pada hakikatnya disempurnakan oleh pencahayaan. Sudut datang cahaya dan arah cahaya lampu khusus, harus diramu bersama dengan hati-hati sehingga menghasilkan pencahayaan yang seimbang hingga ada pembeda antara keremangan dan bayangan. Kontras dan keanekaragaman warna juga merupakan bagian-bagian yang harus dapat dibedakan sehingga dapat memikiat perhatian penonton. 3. Membuat Gambar Wajar Di dalam fungsi ini, juga termasuk cahaya lampu tiruan yang menciptakan gambaran cahaya wajar yang memberi petunjuk terhadap waktu sehari-hari, waktu setempat, dan musim. 4. Membuat Komposisi Membuat komposisi dengan cahaya adalah sama dengan menggunakan cahaya sebagai elemen rancangan. Hal ini terkait dengan kebutuhan skeneri, objek mana yang harus disorot dengan intensitas yang rendah/tinggi hingga berkomposisi bagus, pola-pola bayangan juga harus diperhatikan. 5. Menciptakan Suasana (Hati/Jiwa) Dengan pengaturan cahaya diharapkan dapat menciptakan suasana termasuk adanya perasaan atau efek kejiwaan yang diciptakan oleh pemeran dengan didukung oleh cahaya. E. PERALATAN TATA CAHAYA UNTUK FOTO DAN VIDEO Di bawah ini beberapa peralatan dan perlengkapan studio foto atau video, diantaranya : 1. Ruang Studio Luas ukuran minimal dari studio foto tergantung dari jenis foto apa yang akan dihasilkan, jika hanya Pas foto tentu saja tidak memerlukan ruang studio yang luas seperti pada foo keluarga aau grup yang memerlukan ruangan yang besar. Jadi tidak ada ukuran maksimal atau minimal dari studio tersebut. Pada tahap awal studio dapat berukuran 3 x 4 m atau 4 x 6 m pertimbangannya menyangkut perlengkapan yang harus disimpan seperti kamera, lampu background dan lain-lain.

7 2. Kamera dan Lensa Ada tiga jenis kamera saat melakukan pemotretan di studio, yaitu kamera format kecil yg biasa disebut kamera 35mm, kamera medium format dan kamera format besar. Setiap kamera memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk pemotretan portrait, biasanya digunakan kamera format medium, sedangkan pemotretan still life memakai kamera format besar. Akan tetapi bukan berarti kamera format kecil atau kamera 35mm tidak dapat digunakan untuk pemotretan studio. Saat ini sudah banyak studio foto yang memakai kamera dengan format 35mm untuk pemotretan portrait di studio. 3. Cable Release Fungsi dari alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana. Alat ini akan memudahkan fotografer ketika menekan tombol pelepas rana sehingga mengurangi risiko bergoyangnya kamera (shake) terutama pade pemotretan dengan kecepatan rana rendah atau bulb. 4. Electronic Flash Head Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang menyalurkan gas seketika dan memproduksi cahaya berdurasi singkat. 5. Kabel Sinkronisasi Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala yang mana kabel ini menghubungkan kamera dengan lampu studio. 6. Triger dan Receiver Alat ini dipasang di kamera dan lampu studio agar lampu studio bias menyala saat tombol rana kamera ditekan, pemasangan alat ini dimaksudkan agar fotografer dapat leluasa bergerak tanpa direpotkan oleh kabel sinkronisasi yang terpasang dikamera. 7. Alat Pengukur Cahaya / Flash Meter / Light Meter Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan digunakan untuk menentukan bukaan diafragma yang seharusnya di pakai dikamera, Sebelum menggunakan alat ini dilakukan penyetelan kecepatan rana dan iso yang digunakan 8. Alat Pengukur Suhu Warna / Color Meter Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya yang digunakan pada saat pemotretan berlangsung digunakan alat pengukur suhu warna atau color meter. Alat ini menginformasikan mengenai tinggi rendahnya suhu warna sehingga bias didapat nilai dari white balance yang akan disetting di kamera atau penggunaan filter warna yang tepat untuk kamera. Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya berkisar 5500 Kelvin atau lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebiru-biruan dan seiring dengan pemakaian dari lampu flash studio tersebut suhu warna berangsur-angsur turun hingga bisa mencapai 4300 Kelvin dan menjadi kekuning-kuningan. Dengan alat pengukur suhu warna tersebut maka akan bisa didapat suhu warna yang tepat. 9. Standar Reflektor Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dillengkapi dengan standar reflector yang menghasilkan cahaya yang langsung dan keras. 10. Reflektor Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan pantulan dari cahaya utama, reflector dipasaran terdiri dari 3 warna yaitu putih, perak dan emas dimana masing-masing warna mempunyai karakter dari pentulannya tersebut. 11. Payung Studio Payung Studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta pancaran cahaya yang lebih luas di bandingkan dengan standar reflector. Alat ini sangat efektif digunakan pada pemotretan yang membutuhkan cakupan area cahaya yang luas, namun dibanding dengan standar reflector pancaran cahaya dari payung ini lebih sulit di arahkan.

8 12. Softbox Softbox digunakan untuk menghasilkan efek cahaya yang lebih halus lagi dibandingkan dengan payung, cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang dihasilkan softbox lebih terbatas, ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang didapat, semakin besar ukuran softbox akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan. Softbox dapat menghasilkan efek bayangan persegi pada mata model. 13. Octo Dome Octo Dome sama seperti Softbox menghasilkan efek cahaya yang lebih halus dan cahaya yang terarah, selain itu octodome menghasilkan efek bayangan segi delapan pada pupil mata model. 14. Snoot Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja agar mendapatkan efek spot. Alat ini biasanya digunakan diatas dan dibelakang objek untuk menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan latar belakang, misalnya untuk Hairlight. F. MACAM-MACAM LAMPU Lampu tidak dapat berdiri sendiri dalam tata cahaya, melainkan wajib hukumnya untuk berpadu dengan listrik, kabel sebagai penghantar listrik, holder sebagai rumah lampu, dan dimmer sebagai pengontrol lampu. Secara umum, terdapat tiga macam lampu, yaitu : 1. Lampu cahaya umum: jenis-jenis lampu biasa, lampu kerja, dan lampu flood. 2. Lampu cahaya khusus: jenis-jenis lampu spot, seperti ellipsoidal, lekolites, spherical, dan mirror. 3. Lampu cahaya campuran: jenis-jenis lampu strip, seperti lampu border, lampu kaki, lampu backing, lampu siklorama Tiga macam lampu itu memiliki sifatnya masing-masing. Lampu cahaya memiliki sifat cahaya yang memencar, disebabkan oleh cahaya yang keluar dari lampu hanya dipantulkan melalui reflektor menembus cahaya pada kaca lampu. Sedangkan pada jenis lampu khusus, cahaya yang keluar dari lampu setelah dipantulkan melalui reflektor kemudian dibiaskan melalui lensa. Pembiasan melalui lensa tersebut menyebabkan sorotan cahayanya terpadu dan keluar dengan tajam. Pada lampu campuran sifatnya seperti lampu umum, hanya setelah cahaya terpantul melalui reflektor kemudian dibiaskan melalui kaca lampu yang berwarna-warni, satu lampu satu warna, biasanya merah, hijau, putih atau amber. Beberapa jenis-jenis lampu secara khusus dijelaskan di bawah ini. 1. Lampu cahaya umum 2. Lampu cahaya campuran (strip) 3. Lampu cahaya khusus(fresnellites) 4. Lampu cahaya khusus (lekolites) (lihat lampiran 1) Tipe-tipe lampu menurut petunjuk ukurannya, terdapat tiga tipe lensa yang berbeda seperti : a. Lampu spot lensa konveks 1. lensa 20 cm watt 2. lensa 9 cm watt 3. lensa 7,5 cm watt b. Lampu spot lensa step (fresnell) 1. lensa 21/24 cm 5000 watt 2. lensa 12,5/18 cm 2000 watt 3. lensa 12 cm watt 4. lensa 9 cm watt 5. 4,5 cm 100 watt c cm watt beam cm watt beam cm watt beam cm watt beam cm watt beam (lihat lampiran)

9 Sarana Pengendali Lampu Sarana pengendali lampu pada dasarnya terdapat empat hal penting, yaitu : 1. Intensitas Untuk mengendalikan cahaya lampu dari terang ke gelap atau gelap ke terang biasanya dipergunakan alat yang disebut dimmer. Dengan alat ini, masing-masing satuan lampu yang diapsang di atas pentas dapat dikendalikan mulai dari pencahayaan penuh, perlahan-lahan surut, sampai mati sama sekali, dan sebaliknya. Yang menentukan intensitas cahaya lampu pentas selain dimmmer juga kekuatan lampunya (watt-nya) dan dimensi dari perumahan lampu itu. Seorang penata cahaya dapat mengatur intensitas paling tinggi yang diperlukan bagi masing-masing daerah panggung yang dikehendaki pencahayaannya. Tiap-tipa saluran dimmer dapat digunakan untuk memberi keseimbangan intensitas cahay tersebut dari setiap sumbernya. Secara ideal diharapkan bahwa skeneri (suasana gerak-gerik di atas pentas) setiap adegan dapat dihasilkan dari pencahayaan masing-masing sumbernya. Adegan berikutnya mungkin akan terdiri dari hasil pencahayaan yang berbeda susunan intensitasnya meskipun sering dipergunakan dalam asluran dimmer yang sama. 2. Warna Warna juga penting peranannya sebagai alat pengendali intensitas cahaya. Di negara teklnologi maju yang telah lama menggunakan intensitas cahaya listrik sebagai alat utama cahaya panggung, pada abad XV tidak saja membedakan intensitas cahaya lampu antara komedi dan tragedi, akan tetapi juga membedakan tata wana cahayanya. Warna-warna hangat dipergunakan untuk cahaya komdei, sedangkan warna dingin dipergunakan untuk cahaya tragedi. Konsepsi warna demikian itu masih secara umum dan masih banyak dipergunakan hingga pada saat ini, namun juga banyak sekali kejutan-kejutan warna cahaya yang diciptakan secara cerdik yang menjadi tantangan. Penggunaan warna cahaya di panggung sangat menarik oleh karena sifat-sifatnya yang unik. Di satu pihak ia memiliki sifat objektif oleh karena takarannya sudah pasti, misalnya, sumber cahayanya, kekuatan lampunya, perumahan lampunya, media atau filter (saringan) warnanya, semuanya sudah pasti. Namun, sorotan warna cahaya lampu itu ketika memantul dari benda atau pemeran yang kena sorot, pantulan warnanya yang sampai mata penonton bisa berubah. Di lain pihak, warna memiliki sifat subjektif atau memiliki faktor psikologis karena kemauan sang sutradara yang lebih tertarik kepada pantulan warna-warna para pemeran di mata penonton. Dengan demikian, diperlukan kemahiran tersendiri bagi seorang penata cahaya untuk mengolah faktor-faktor objketif dan subjektif. Tidak saja diperlukan pengetahuan yang mendalam, akan tetapi juga pengalaman yang matang untuk mendapatkan hasil yang sebaikbaiknya. 3. Distribusi Distribusi adalah kepekatan, penyebaran, dan arah cahaya lampu. Hal ini akan berhubungan pula dengan banyak sedikitnya jumlah lampu, banyak sedikitnya jummla tipe-tipe peralatan lampu, dan penempatan kedudukan lampu itu. Kualitas distribusi cahaya lampu teristimewa diberikan oleh masing-masing tipe peralatannya (lampu cahaya khusus atau lampu cahaya umum), besar kecilnya cahaya ditentukan oleh penggunaan dimmer, tajam atau lembutnya garis cahaya tergantung dari sudut datangnya cahaya ke sasaran, dan lain sebagainya. Masing-masing peralatan bergantung dari tipenya membentuk berbagai efek pencahayaan. Tempat kedudukan lampu-lampu itu terarah menurut kemamuan penata cahaya berdasarkan atas plot cahaya (light plot). Cahaya cerah diarahkan ke sana, cahaya redup di arahkan kemari, dan seterusnya yang semuanya diarahkan dan disusun menuju sasaran platis dan komposisi yang berefek visual. Ada tiga perangkat pengendali distribusi cahaya lampu yang saling berhubungan, yaitu 1. perangkat pengendali lampu umum yang menghasilkan cahaya yang memencar 2. perangkat pengendali lampu khusus yang memiliki cahaya mengempal, dan 3. perangkat pengendali yang berada pada berbagai warna cahaya yang tersorot ke permukaan objek yang sama. Fakta membuktikan bahwa skenerio, kostum, peralatan, dan bahkan tata rias para pemeran memiliki berbagai kemampuan menyerap danm memantulkan cahaya lampu yang perlu dipertimbangkan. Hal ini sangat penting untuk diperhitungkan dalam distribusi cahaya dalam sebuah peemntasan. Bahkan seorang pemeran yang bergerak di atas pentas dapat merubahj

10 distribusi cahaya apabila tidak diperhitungkan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh segenap tubuh, kostum, dan peralatan yang dibawanya aadalah pemantul cahaya seperti halnya bagian set yang lain. 4. Gerakan Sarana pengendali lampu yang terakhir adalah gerakan, yaitu perubahan satu atau lebih kualitas cahaya. Gerakan cahaya lampu ini bisa terjadi oleh karena beberapa hal. Gerakan cahaya lampu ini bisa terjadi oleh karena beberapa hal. Gerakan cahaya lampu yang sengaja digerakkan oleh awak panggung (manual) untuk mengikuti gerakan pemeran (biasanya disebut follow spot). Kemudian ada gerakan cahaya lampu yang diatur secara mekanis (banyak digunakan lampu disko). Di samping itu, ada pula gerakan cahaya lampu meremang (dim turun) dan emnerang (dim naik), yaitu kecenderungan pengaturan gerakan cahaya lampu melalui alat dimmer yang penanganannya hanya dapat dimungkinkan melalui induk mekanis atau alat elektris. Hanya dengan alat elektronis modern, hal ini bisa dilaksanakan dengan baik. Satu orang operator pengendali lampu (manual) dapat menangani tidak lebih dari tiga atau empat bilah tahanan (resistensi) atau autotransformer yang terdapat pada tangan-tangan (handle) dimmer dan itupun terletak dalam kelompok yang berdekatan. Gerakan cahaya pada saat pertunjukan sedang berjalan harus dikerjakan dengan cermat. Apabila tidak, dikhawatirkan akan menyesatkan dan luput dari nilai-nilai dramatik yang akan dicapai. Selain itu, ruang operator lampu dengan orang yang mengendalikan lampu harus memiliki pandnagan penuh ke atas panggung. Dengan demikia, ia dapat mengoordinasikan gerakangerakan cahaya atau perubahan cahaya dengan gerak-geriknya. Gerakan cahaya lampu akan memberikan kualitas dinamis cahaya berbagai lakon apabila ia mengikuti pola-pola komposisi yang bagus yang dibuat berdasarkan nilai rasa puisi, musik, visual, serta kadar pertunjukkan (rasa teater). Langkah-langkah Pemasangan Lampu 1. Sebelum memasang lampu, harus memahami dulu skenario dari drama yang akan dipentaskan. Setelah paham, maka akan diperoleh gerakan-gerakan panggung. Dengan demikian dapat diketahui daerah-daerah yang dipakai dalam pementasan tersebut. 2. Buatlah sketsa pergerakan para aktor dari skenario yang akan dipentaskan! 3. Tentukan plot cahaya dari fokus daerah-daerah yang dipakai. 4. Pilihlah warna-warna dari lampu sesuai dengan kebutuhan skenario. 5. Setelah itu, buatlah desain tata letak lampu berikut aliran listrik melalui kabel, termasuk paralel atau serinya. 6. Cek lampu yang akan digunakan berikut holder dan kabelnya. Pastikan semuanya dalam kondisi yang bagus. Jangan mengecek lampu dalam keadaan terpasang di atas panggung. Sebaiknya cek di bawah panggung. 7. Setelah semuanya dalam kondisi yang pasti, naikkan lampu dan fokuskan. 8. Perhitungkan juga skenerinya sehingga dalam penajaman atau peremangan cahaya dapat menghasilkan sesuai dengan kondisi dramatis yang diinginkan sutradara. 9. Cobalah dengan bayangan para pemeran berikut propertinya sehingga dapat diketahui suasana dramatisnya sesuai dengan arahan sutradara. 10. Lakukan gladi sebelum pementasan dimulai. Evaluasi dan perbaikilah. 10 TRIK APLIKASI WARNA 1. Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna merah bata pada pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah. 2. Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana cerah, aplikasikan hanya pada satu bidang. 3. Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang menjadi lebih tenang. 4. Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam ruangan. 5. Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar ruangan lebih hidup. 6. Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan kehangatan dan keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur. 7. Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas. 8. Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan suasana yang berbeda pula untuk masing-masing ruang tersebut.

11 9. Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan membuat tampilan rumah lebih dinamis. 10. Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna krem pada dinding dan putih pada lantai. Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk membantu suasana tertentu. Misalnya, cahaya terang menyiratkan siang hari, atau cahaya berwarna biru menyiratkan suasana malam hari. Cahaya berwarna juga digunakan untuk memberi aksentuasi pada adegan atau tokoh tertentu. Teknik Pencahayaan dalam Fotografi(lighting) High Key Lighting High Key Lighting adalah pencahayaan yang terang, merata dan menghindari adanya bayangan pada sebuah obyek.biasanya lighting high key ini diterapkan pada pemotretan yang menginginkan agar detail pada sebuah obyek dapat terekam dengan jelas, memberikan mood yang cerah dan atmosfir yang gembira. Teknik pencahayaan yang menghasilkan warna sangat kontras yang di dominasi oleh warna terang, biasanya warna putih. Kesan yang dihasilkan adalah bersih, putih, suci, lembut. Paling sesuai biasanya untuk fotografi produk, kosmetik, dan jenis foto yang memerlukan penguatan pada produk Diantaranya pada pemotretan foto produk, fashion, baby atau anak-anak.set up penerapan lighting high key ini bisa bermacam-macam, diantaranya : Lighting satu lampu.satu lampu sebagai mainlight menggunakan softbox minimal berukuran , agar cahaya dapat jatuh lebih merata dan mengeliminir adanya bayangan. Disetel overexpose antara 1/2 sampai 1 stop tergantung efek yang dikehendaki. Lighting dua lampu.dua lampu sebagai mainlight menggunakan softbox minimal serta diposisikan equivalen terhadap obyek sebagai sumbu. Jadi tidak ada lampu yang berfungsi sebagai fill-in. Jika masih timbul bayangan atau gradasi terang gelap pada obyek, bisa dihindari dengan memaksimalkan fungsi dari reflektor.

12 Low Key Lighting Low Key lighting sebenarnya mirip dengan teknik hi-key, sama-sama menonjolkan kontras dari sebuah objek foto. Bedanya terletak pada eksekusi serta hasil akhir. Pada foto low key pencahayaan sangat minim, hanya ditekankan pada bagian-bagian tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok untuk menampilkan kesan sedih, dalam, eksotis, mistis, dan sebagainya. Setting lampu biasanya sangat minim. Bisa menggunakan satu jenis lampu atau dua untuk menghasilkan detail dan kedalaman foto. Candle Light Hasil dari teknik pencahayaan ini mirip dengan Low Key. Bedanya terletak pada sumber cahaya yang digunakan, biasanya dari lilin atau sumber cahaya lain yang mirip lilin. Foto yang dihasilkan memberi kesan dalam, kuat, damai, dan teduh.teknik ini kebanyakan digunakan untuk foto-foto religius, produk, dan jenis foto lain yang ingin memberikan kesan damai dan teduh seperti karakter lilin. Karena sumber cahaya terbatas, teknik foto dengan kecepatan rendah. Split Lighting

13 Split lightingteknik pencahayaan dengan menggunakan lighting dari salah satu sisi objek foto. Hasilnya objek terlihat separo dari keseluruhan objek foto. Banyak diimplementasikan pada jenis foto portrait atau objek simetris. Kesan yang ditimbulkan bermacam-macam, tergantung dari keperluan foto dibuat. Bisa misterius, penekanan karakter objek dan sebagainya. Horror Lighting Teknik foto horor hampir mirip dengan teknik low light dan split lighting, perbedaannya hanya pada angle pengambilan objek foto dan sudut penempatan lampu serta ekspresi model. Kebanyakan posisi lampu diletakkan di bawah model. biar kesannya mengerikan hehehehe. Butterfly Lighting

14 Teknik lighting ini menempatkan lampu utama di atas objek foto. Sehingga dihasilkan foto dengan bayangan di bawah hidung menyerupai atau mirip bentuk kupu-kupu. Lighting jenis ini sangat cocok untuk foto kosmetik yang menonjolkan kecantikan objek foto seperti gambar di samping sangat cantik. Rembrandt Lighting Teknik ini menggunakan satu atau dua lampu dan ditambah reflektor. Jenis pencahayaan ini banyak digemari karena menghasilkan foto yang lebih berdimensi bahkan dengan peralatan lampu yang terbatas. Bentuk pencahayaan Rembrandt menghasilkan bentuk segitiga agak kontras disamping hidung atau di bawah mata.sedangkan Rembrandt sendiri diambil dari nama pelukis yang sering melukis dengan menggunakan teknik pencahayaan seperti ini. Foto yang dihasilkan dengan teknik pencahayaan ini memberi kesan yang lebih berkarakter pada objek foto. Teknik Pencahayaan Dalam Fotografi (lighting) berikut contoh lighting posisition

15 gimana sekarang sudah mudeng tentang teknik pencahayaan dalam fotografi? semoga cepat jika masih binggung tanyakan pada yang ahli fotografi TUGAS : Tugas : Sebutkan macam-macam peralatan tata cahaya (lighting),yang digunakan dalam pementasan,min5 Memahami cara penggunaan peralatan tata cahaya SOAL : 1. Sebut dan jelaskan contoh-contoh peralatan tata cahaya! 2. Apa yang dimaksud dengan effect light, dan berikan contohnya! 3. Sebut dan jelaskan minimal 10 istilah dalam tata cahaya? 4. Apa fungsi dari tata cahaya? TUGAS : 1. Cari dan temukan gambar-gambar berikut a. Cable Release b. Lampu Flash Studio c. Kabel Syncro d. Triger dan Receiver e. Flash Meter f. Color Meter g. Standar Reflector h. Reflektor i. Payung Studio j. Softbox k. Octodome l. Snoot 2. Kumpulkan dalam bentuk soft copy (fomat dokumen, contoh doc, docx, rtf, pdf dll). Kirim ke alamat aji_jmc@yahoo.co.id 3. Print out tugas tersebut dan jadikan sebagai bagian dari materi semester ini.

LIGHTING 1. Dasar Pencahayaan 2. Unsur-Unsur Lighting

LIGHTING 1. Dasar Pencahayaan 2. Unsur-Unsur Lighting LIGHTING 1. Dasar Pencahayaan Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut.

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX. Rudi Heri Marwan, S.Sn., M.Ds DESAIN KOMUNIKASI VISUAL & FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF

PERTEMUAN IX. Rudi Heri Marwan, S.Sn., M.Ds DESAIN KOMUNIKASI VISUAL & FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF PERTEMUAN IX Rudi Heri Marwan, S.Sn., M.Ds DESAIN KOMUNIKASI VISUAL & FAKULTAS DESAIN DAN INDUSTRI KREATIF KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu memahami dan menjelaskan tentang Pencahayaan / Lighting

Lebih terperinci

BASIC LIGHTING. Anita Iskhayati, S.Kom

BASIC LIGHTING. Anita Iskhayati, S.Kom BASIC LIGHTING Anita Iskhayati, S.Kom I. Pengertian Salah satu unsur penting dalam pementasan teater adalah tata cahaya atau lighting. Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO Saat ini banyak peralatan baru studio foto dengan beragam jenis dan kualitas yang merupakn dampak dari perkembangan teknologi fotografi. Hal ini di samping akan memudahkan pekerjaan,

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman media-media studio foto. 2. Memberikan pemahaman cara kerja media-media studio foto. 3. Memberikan pemahaman efek bayangan dari media-media studio foto.

Lebih terperinci

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi cahaya. 2. Memberikan pemahaman karakter cahaya. 3. Memberikan pemahaman arah cahaya. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA SMKN 1 KUTA SELATAN 2014 BAHAN AJAR TIK SMK

MEMAHAMI PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA SMKN 1 KUTA SELATAN 2014 BAHAN AJAR TIK SMK BAHAN AJAR TIK SMK A. IDENTITAS Mata Pelajaran : Multimedia Kelas / Semester : XII / 1 Jumlah Pertemuan : 2 Alokasi Waktu : 16 x 45 menit B. STANDAR KOMPETENSI: Memahami Penggunaan Peralatan Tata Cahaya

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman pencahayaan dengan peralatan studio. 2. Memberikan pemahaman pengukuran pencahayaan pada model. 3. Memberikan pemahaman pencahyaan dengan satu sumber

Lebih terperinci

Produksi Media PR Audio-Visual

Produksi Media PR Audio-Visual Modul ke: Produksi Media PR Audio-Visual Pencahayaan Kamera Fakultas FIKOM Eppstian Syah As ari Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id PENCAHAYAAN KAMERA SIFAT DASAR CAHAYA 1. Cahaya dapat

Lebih terperinci

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 9. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 9. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul PRODUCT PHOTOGRAPHY Pertemuan ke 9 Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul Basic Lighting for Beauty Product 2 Foto beauty memiliki pendekatan

Lebih terperinci

Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia

Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia Lighting Outdoor Photography: Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia Kita semua paham, bahwa cahaya (light) adalah sahabat yang harus

Lebih terperinci

TATA CAHAYA PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 BANTUL

TATA CAHAYA PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 BANTUL TATA CAHAYA PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 BANTUL Oleh : Wisnu SN (disarikan dari berbagai sumber) Cahaya dan Pencahayaan Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting

Lebih terperinci

lighting with one light

lighting with one light lighting with one light Buku Lighting with One Light ditujukan bagi fotografer yang ingin mengoptimalkan satu lampu untuk menghasilkan foto-foto yang baik. Banyak orang yang belum menyadari bahwa sebenarnya

Lebih terperinci

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY Fotografi 2 Lighting Pendidikan Seni Rupa UNY Lighting Pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi. Tanpa cahaya maka fotografi tidak akan pernah ada. Cahaya dapat membentuk karakter pada sebuah

Lebih terperinci

TATA CAHAYA. Arah Cahaya ( Direction of Light ) 1. Frontlight

TATA CAHAYA. Arah Cahaya ( Direction of Light ) 1. Frontlight TATA CAHAYA Arah Cahaya ( Direction of Light ) Cahaya yang datang sangat mempengaruhi penampilan subjek secara keseluruhan. Dengan mengetahui arah datangnya cahaya, fotografer dapat membuat foto yang lebih

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) JENIS CAHAYA INDOOR OUTDOOR Hal.: 2 Arah cahaya Jenis Pencahayaan Cahaya Langsung (Direct Light) Cahaya yang langsung dari matahari yang paling mudah dikenali. Cahaya

Lebih terperinci

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Foto Still Life dengan cahaya matahari. menginginkan efek pencahayaan. matahari (Natural Light). Namun. pada pemotretan Still Life yang

LAMPIRAN. Foto Still Life dengan cahaya matahari. menginginkan efek pencahayaan. matahari (Natural Light). Namun. pada pemotretan Still Life yang DUA Persiapan Pemotretan Still Life pada pemotretan Still Life yang menginginkan efek pencahayaan yang berbeda beda, kita bisa menggunakan cahaya buatan (Artificial Light). Keuntungan dari cahaya buatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN

Lebih terperinci

BAB V TATA LAMPU. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami hakikat tata lampu (Lighting) pertunjukan

BAB V TATA LAMPU. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami hakikat tata lampu (Lighting) pertunjukan BAB V TATA LAMPU STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami hakikat tata lampu (Lighting) pertunjukan KOMPETENSI DASAR : Menyebutkan sistem pencahayaan seni pertunjukan Menyebutkan pengertian, tujuan,

Lebih terperinci

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 2. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 2. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul PRODUCT PHOTOGRAPHY Pertemuan ke 2 Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul BASIC LIGHTING TECHNIQUES Introduction Lighting Direction Lighting

Lebih terperinci

Tata Cahaya/Lampu a. Fungsi Tata Cahaya/Lampu Penerangan Dimensi. Pemilihan. Atmosfir.

Tata Cahaya/Lampu a. Fungsi Tata Cahaya/Lampu Penerangan Dimensi. Pemilihan. Atmosfir. Tata Cahaya/Lampu Tata cahaya/lampu adalah unsur tata artistik yang cukup penting dalam pertunjukan teater. Sejak ditemukannya lampu sebagai penerangan, manusia menciptakan modifikasi dan menemukan hal-hal

Lebih terperinci

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet 1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin

Lebih terperinci

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) [2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI Pada bab ini membahas tentang proses produksi dan post produksi CD Interaktif Company Profile yang meliputi pemotretan background, penataan cahaya, pemotretan karakter dan

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Pertemuan 13 Fotografi Konsep Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Konsep Foto Konsep foto adalah sebuah ide dasar yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya foto dan dapat menceritakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terhadap pentas drama Drakula intelek

Lebih terperinci

Pertemuan 10. White Balance ACHMAD BASUKI

Pertemuan 10. White Balance ACHMAD BASUKI Pertemuan 10 White Balance ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Apa perbedaan tiga foto ini? Pernahkah anda mengalami masalah warna seperti ini? Pernahkah anda mengalami masalah warna seperti

Lebih terperinci

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 8. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 8. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul PRODUCT PHOTOGRAPHY Pertemuan ke 8 Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul Basic Lighting for Beauty Product 1 Foto beauty memiliki pendekatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Wahyuningtyas (2011) jenis tanah di Kebun Percobaan Cikabayan merupakan Latosol. Tanah ini memiliki ciri ciri batas horizon yang samar, warna 7.5YR,4/4 (brown), remah

Lebih terperinci

Pemanfaatan Cahaya Pada Fotografi

Pemanfaatan Cahaya Pada Fotografi Pemanfaatan Cahaya Pada Fotografi Fotografi 01 By: b@yu widiantoro Tidak ada CAHAYA Tidak ada FOTOGRAFI apa tanggapan anda dengan foto2 berikut ini??? Seorang fotografer tidak selalu Membuat Cahaya

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba. ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK

Lebih terperinci

lighting for strobist

lighting for strobist lighting for strobist beauty Foto beauty adalah foto yang menonjolkan tata rias dan kecantikan. Untuk menghasilkan foto beauty yang baik, pencahayaan haruslah diatur dengan sempurna. Biasanya pencahayaan

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat menginstalasi lampu pijar dengan hubungan seri-paralel (DIM). 2. Agar praktikan dapat menginstalasi penerangan satu

Lebih terperinci

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery)

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery) BAB III TATA DEKORASI STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery) KOMPETENSI DASAR : Menyebutkan pengertian Dekorasi Menyebutkan Tujuan dan Fungsi Dekorasi Menyebutkan

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

Camera. Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, :41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial

Camera. Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, :41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial Teknik dasar photography untuk jewelry Posted At : August 1, 2009 9:41 AM Posted By : name Related Categories: Artikel Umum, Tutorial Terus terang saya bukan seorang photographer professional, jadi yang

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses pelaksanaan umum BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN Dalam operasional studio setiap bagian pekerjaan haruslah saling mendukung. Dalam studio ini pembagian divisi dilakukan secara mutlak atau harus

Lebih terperinci

Konsep Artistik Pementasan Internasional The Great Sundanese Culture In Malaysia, 2004 Oleh: Drs. Tri Karyono, M.Sn.

Konsep Artistik Pementasan Internasional The Great Sundanese Culture In Malaysia, 2004 Oleh: Drs. Tri Karyono, M.Sn. 1 Konsep Artistik Pementasan Internasional The Great Sundanese Culture In Malaysia, 2004 Oleh: Drs. Tri Karyono, M.Sn. Pendahuluan Memperkenalkan Budaya Sunda ke Tanah Melayu Mempersiapkan sebuah pertunjukkan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera. Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body

Lebih terperinci

INFOFOTOGRAFI.COM. Rukan Sentra Niaga Blok N-05 Green Lake City Jakarta Barat.

INFOFOTOGRAFI.COM. Rukan Sentra Niaga Blok N-05 Green Lake City Jakarta Barat. INFOFOTOGRAFI.COM Rukan Sentra Niaga Blok N-05 Green Lake City Jakarta Barat infofotografi@gmail.com Kupas Tuntas Kamera Digital Dengan mengikuti kelas ini, pemakai kamera DSLR maupun mirrorless bisa lebih

Lebih terperinci

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film Anatomi KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film KAMERA Kotak kedap cahaya yang mempunyai lobang untuk meloloskan cahaya dan tempat untuk memasang film Cahaya yang masuk melalui lobang akan

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015.

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN Festival Fotografi Surabaya Ciputra, Surabaya 2015. Karya Seni Judul karya : Ngéntung Pajéng PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015. ABSTRAK Dance photography merupakan pemotretan terhadap

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR )

11/15/2013 JENIS KAMERA FOTOGRAFI KAMERA TWIN LENS REFLEX ( TLR ) JENIS KAMERA Kamera sederhana FOTOGRAFI JENIS KAMERA Rangefinder (RF) Camera RANGEFINDER (RF) CAMERA Menggunakan dua buah alat untuk menyatukan gambar yang kita lihat. Gambar dilihat melalui viewfinder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita dan kosmetik adalah sahabat sejati, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik bagaikan sayur

Lebih terperinci

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn OLAHAN DINDING Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn PENGERTIAN DINDING Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu RUANG. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit? Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit 1. Apa itu pencahayaan/penerangan? penataan peralatan cahaya dalam suatu tujuan untuk menerangi suatu objek (eskiyanthi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pencahayaan.html)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

Siapa Saja Bisa Motret! FB:

Siapa Saja Bisa Motret! FB: 081522640424 Siapa Saja Bisa Motret! 085298002228 budiekoharto@gmail.com ppekalimantan@gmail.com FB: budihartoeko76@yahoo.com Materi sudah lengkap (aspek legal, teknis website dan penulisan, fotografi)

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN

BAB III PROSES PENCIPTAAN BAB III PROSES PENCIPTAAN 1. Metode Penciptaan Sebuah proses penggarapan fotografi diawali dari pemahaman atas persoalan atau permasalahan, dan dilanjutkan dengan menggali tentang seluk beluk yang ada

Lebih terperinci

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb ERGONOMI - PENCAHAYAAN - Ajeng Yeni Setianingrum Universitas Mercu Buana 2011 Sistem Penglihatan Manusia KORNEA IRIS PUPIL LENSA RETINA SARAF OPTIK dsb http://www.google.co.id/imgres?q=mata&hl=id&biw=1024&bih=437&gb

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

Metamerisme dan Iluminan Isi

Metamerisme dan Iluminan Isi S O L U S I J A H I T C O AT S Metamerisme dan Iluminan Isi Pengantar Apa itu metamerisme? Jenis-Jenis Metarisme Pentingnya Cahaya dalam Metarisme Apa itu iluminan? Apa perbedaan antara sumber cahaya dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

Foto landscape natural lebih menampakkan tempat apa adanya tanpa adanya perubahan maupun imajinasi yang aneh bagi mata manusia.

Foto landscape natural lebih menampakkan tempat apa adanya tanpa adanya perubahan maupun imajinasi yang aneh bagi mata manusia. Landscape(Bahasa Indonesia : Lansekap) adalah salah satu jenis fotografi yang pada umumnya banyak disukai karena mengabadikan keindahan suatu tempat yang dituju. Di dalam fotografi landscape sendiri terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan Oleh: Eko Santosa Salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam proses penciptaan teater adalah manajemen. Dalam teater bahasan manajemen

Lebih terperinci

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 1. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul

PRODUCT PHOTOGRAPHY. Pertemuan ke 1. Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul PRODUCT PHOTOGRAPHY Pertemuan ke 1 Dosen Pembimbing : Muhammad Fauzi S.Des., M.Ds Program Studi : Desain Produk Universitas Esa Unggul INTRODUCTION PRODUCT PHOTOGRAPHY Foto Produk adalah bagian dari advertising.

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading 4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading yang dilakukan mengambil bagian atas kening dan daerah

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

Panduan Ikan Louhan. anekaikanhias.com. 2. Ikan Louhan Kamfa

Panduan Ikan Louhan. anekaikanhias.com. 2. Ikan Louhan Kamfa Panduan Ikan Louhan A. Jenis-jenis ikan louhan yang pernah populer di Indonesia. Mungkin, dari beberapa jenis ikan ini, ada jenis ikan louhan yang pernah kamu pelihara : 1. Ikan Louhan Cencu Ikan louhan

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

Mengapa belajar fotografi bersama Infofotografi.com?

Mengapa belajar fotografi bersama Infofotografi.com? Mengapa belajar fotografi bersama Infofotografi.com? Kelas intensif dan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta Instruktur berpengalaman di bidang fotografi dan juga memiliki kemampuan untuk mengajarkan

Lebih terperinci

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis 8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Menggunakan layout yang disesuaikan dengan teknologi dan kamera masa kini, didukung dengan penggunaan garis bantu dan elemen desain yang

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan

Lebih terperinci

Basic Photography. Setting & Composition PART II

Basic Photography. Setting & Composition PART II Basic Photography Setting & Composition PART II Bagaimana Melakukan Setting Pada Kamera Komposisi dan penempatan subyek dalam foto 2 Anatomi Kamera DSLR Anatomi Kamera DSLR Creative Mode CREATIVE MODE

Lebih terperinci

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION Canisius College Sport Hall Jakarta OUTLINE Pendahuluan Teori Hasil Pengukuran Hipotesa dan Solusi Design Kesimpulan PENDAHULUAN Fungsi Ruang Kegiatan Waktu Kegiatan

Lebih terperinci

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA Oleh : Suparno Pembinaan Tenaga Pendaftaran Cagar Budaya Makasar, Juli 2013 PENGERTIAN PEMOTRETAN Pemotetan adalah seni dan pengetahuan yang dalam praktek kegiatannya menghasilkan

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilih

Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilih Fotografi I FILM Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film, sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilihat dan dinikmati. Sbg alat rekam,

Lebih terperinci

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBELIAN LAMPU DAPUR TERPADU

PANDUAN PEMBELIAN LAMPU DAPUR TERPADU PANDUAN PEMBELIAN LAMPU DAPUR TERPADU Pencahayaan yang baik dan fungsional Pencahayaan adalah hal yang paling penting di semua dapur, yang berfungsi untuk keselamatan dan memperindah tampilan. Lampu di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi bagian tubuh kamera dengan perhitungan kombinasi angka angka. 2. Memberikan pemahaman mengenai bagian - bagian tubuh kamera. 3. Memberikan pemahaman

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN International exhibition ISACFA International Studio For Arts and Culture FSRD ALVA ISI Denpasar,

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan

Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan What is Composition in Photography? Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan oleh Erwin Rizaldi Professional Photographer Indonesia erizaldi.multiply.com

Lebih terperinci