Prevalensi Soil Transmitted Helminth di 10 sekolah dasar Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah
|
|
- Ida Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JHECDs, 2 (2), 2016, hal Penelitian Prevalensi Soil Transmitted Helminth di 10 sekolah dasar Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah Soil Transmitted Helminth at 10 elementry school in Labuan Sub District Donggala District Central Sulawesi Samarang*, Made Agus Nurjana, Phetisya Pamela Frederika Sumolang Balai Litbang P2B2 Donggala, Kementerian Kesehatan RI Jl. Masitudju No. 58 Desa Labuan Panimba, Kec. Labuan, Kab. Donggala *Korespondensi: samarangp@gmail.com DOI : /jhecds.v2i Tanggal masuk 24 Oktober 2016, Revisi pertama 06 Desember 2016, Revisi terakhir 28 Desember 2016, Diterima 04 Januari 2017, Terbit daring 23 Maret 2017 Abstract. Intestinal worm infections in children of primary school age is the highest prevalence in the case of worm infestation, especially in group Soil Transmitted helminths (STH) infections that lumbricoides Ascaris (roundworm), Hook worms (hookworms) and Trichiuris trichiura (whipworm). As a result of this worm infection can affect child growth and development, among others, the nutritional status, memory, and anemia. The research looked at the rate of intestinal worm infections in children in ten primary schools in the Labuan district Donggala regency, Central Sulawesi. The research was conducted in the month of January 2012, 241 samples were obtained using cluster sampling method is simple: the entire elementry school in the Labuan district randomized to then selected 10 primary and elementary school children throughout the class IV, V and VI were sampled. The activity was a survey stool, stool samples were collected checked by using the direct method. Results of the study are of 241 stool samples examined elementry school children 9,13% of girls infected with intestinal worms and 7.88% boys, with the highest incidence at SDN 1 Labuan is 44.44% with the highest worm species was Ascaris lumricoides (roundworm) 6.22%. It was concluded that the intestinal worm infections in children grade IV, V, and VI in Labuan district occurs more frequently in girls, with the highest infection at SDN 3 Labuan was almost half of the total sample. Keywords : Intestinal worm, Children of primary school, Soil transmitted helminth. Abstrak. Infeksi cacing usus pada anak usia sekolah dasar merupakan prevalensi tertinggi dalam kasus kecacingan terutama pada golongan Soil Transmitted Helminth (STH) yaitu infeksi Ascaris lumricoides (cacing gelang), Hook worm (cacing tambang) dan Trichiuris trichiura (cacing cambuk). Akibat dari infeksi kecacingan ini dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain pada status gizi, daya ingat, dan anemia. Penelitian ini melihat prevalensi cacing usus pada anak di sepuluh sekolah dasar di Kecamatan labuan kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Penelitian dilaksanakan di bulan Januari 2012, sebanyak 241 sampel diperoleh dengan menggunakan metode cluster sampling sederhana yaitu seluruh Sekolah Dasar di kecamatan labuan diacak untuk kemudian dipilih 10 SD dan seluruh anak SD kelas IV, V dan VI diambil sebagai sampel. Kegiatan yang dilakukan adalah survei tinja, sampel tinja yang terkumpul diperiksa dengan menggunakan metode langsung (direct). Hasil penelitian yaitu dari 241 sampel tinja anak sekolah dasar yang diperiksa ditemukan sebanyak 17% terinfeksi kecacingan, prevalensi kecacingan pada anak perempuan sebanyak 9,13% dan 7,88% pada anak laki-laki. Prevalensi tertinggi ditemukan pada SDN 1 Labuan yaitu 44,44%, sedangkan spesies cacing terbanyak yaitu pada jenis cacing Ascaris lumricoides (cacing gelang) 6,22%. Disimpulkan bahwa infeksi cacing usus pada anak SD kelas IV, V, dan VI di Kecamatan labuan lebih banyak terjadi pada anak perempuan, dengan infeksi tertinggi di SDN 3 Labuan yaitu hampir setengah dari jumlah sampel. Kata kunci : Kecacingan, Anak Sekolah Dasar, Soil Transmitted Helminth. DOI Cara sitasi (How to cite) : : /jhecds.v2i Samarang, Nurjana MA, Sumolang PPF. Prevalensi Soil Transmitted Helminth di 10 sekolah dasar Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. J.Health.Epidemiol. Commun.Dis. 2016;2(2):
2 Samarang, M A Nurjana, P P F Sumolang Prevalensi STH di 10 sekolah dasar di... Pendahuluan Infeksi kecacingan masih merupakan problem kesehatan yang terabaikan di kalangan masyarakat pekerja maupun individu, karena infeksi kecacingan kurang diperhatikan dan penyakitnya bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis yang jelas serta dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka panjang seperti kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif pada anak. 1 Sebanyak 300 juta kasus kecacingan diperkirakan masih terjadi di dunia, baik infestasi tunggal maupun infestasi campuran dengan 150 ribu kematian pertahun. 2 Infeksi cacing terdapat luas di daerah yang beriklim tropis, terutama di pedesaan, daerah kumuh, dan daerah yang padat penduduknya. 3 Upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit kecacingan di Indonesia secara nasional dimulai tahun 1975, dengan perioritas peningkatan perkembangan kualitas hidup anak. Upaya ini berhasil menurunkan prevalensi kecacingan dari 78,6% tahun 1978 menjadi 8,9% tahun Diketahui infeksi kecacingan dengan prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak usia sekolah dasar yang merupakan modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya, dimana sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. 5 Pada beberapa penelitian dekade terakhir tahun 2003 menunjukkan adanya kasus kecacingan dibandingkan dengan prevalensi nasional 8,9% seperti survei yang dilakukan oleh Loka Litbang P2B2 Donggala pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi A. lumbricoides 19,7% dan T. trichiura 1,5% pada anak di lima sekolah dasar. 6 Data lain dari penelitian studi penyakit cacing usus di Sulawesi Tengah tahun 2009 diperoleh proporsi jenis cacing di Kota Palu adalah T. trichiura sebanyak 43,01 %, A. lumbricoides 27,96%, oxiurus vermicularis sebanyak 9,68%, dan untuk infeksi campuran 1,08%. Proporsi jenis cacing di Kabupaten Donggala ditemukan Hookworm 11,95%, A. lumbricoides 7,55%, T. trichiura 2,52%, dan infeksi campuran 0,63%. 7 Kecacingan merupakan penyakit yang berhubungan erat dengan lingkungan karena dapat ditularkan melalui tanah atau disebut Soil Transmitted Helminths (STH), dengan spesies cacing penyebabnya adalah cacing gelang (Ascaris lumricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trchiura). 8 Akibat dari infeksi kecacingan yang terjadi pada balita atau anak usia sekolah dapat menyebabkan kekurangan gizi sehingga tumbuh kembang anak terganggu akibat berkurangnya energi protein, karbohidrat dan dapat menyebabkan anemia. 9 Berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari infeksi kecacingan pada usia anak sekolah diatas maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian kecacingan di Sekolah Dasar Kecamatan Labuan. Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi soil transmitted helminth pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar pada kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang bekerjasama dengan Puskesmas Labuan dalam pengendalian infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar. Metode Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Metode penentuan sampel Sekolah Dasar menggunakan metode cluster sampling sederhana. 10 sedangkan pemilihan responden menggunakan total sampling yaitu untuk seluruh anak SD kelas IV, V dan VI diambil sebagai sampel, pada anak umur 8-14 tahun pada 10 SD di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Anak SD kelas I, II, III tidak diikutkan dalam penelitian karena kemungkinan sulit bagi siswa tersebut untuk mengerti dan melakukan pengambilan sampel tinja secara mandiri, sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan dalam proses pengumpulan tinja. Penelitian dilakukan pada bulan Januari Pengumpulan Tinja Teknik pengumpulan sampel tinja dilakukan dengan membagikan pot tinja pada seluruh anak kelas IV, V, dan VI yang telah dilabel sesuai dengan nama murid dibantu oleh guru wali kelas, cara pengambilan sampel tinja dijelaskan oleh peneliti. Sampel tinja diambil menggunakan stik es cream sekitar 3 gram atau setengah ruas jari kelingking, dimasukkan dalam pot tinja. Sampel tinja yang terkumpul keesokan harinya dikumpulkan per kelas melalui guru wali kelas. Pemeriksaan Tinja Sampel tinja yang telah terkumpul diperiksa menggunakan metode langsung untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing dalam sampel tinja. Metode ini merupakan metode murah, sederhana dan cepat karena hanya menggunakan larutan lugol 2% sekitar setetes yang dicampurkan dengan sampel tinja diatas permukaan kaca benda yang sebelumnya telah disiapkan sekitar 1-2 mm sampel tinja. Sampel tinja dalam pot sebelum diletakkan diatas permukaan kaca benda sebelumnya dihomogenkan dengan mengaduk sampel tinja dalam pot tinja dan yang diambil dengan batang lidi. Pemeriksaan sampel tinja dilakukan secara 34
3 JHECDs Vol. 2, No. 2, Desember 2016 mikroskopik menggunakan mikroskop compound dengan pembesaran 10 x 10 untuk pencarian telur cacing dan pencarian lapang pandang, dan untuk identifikasi telur cacing menggunakan pembesaran 10 x 40. Hasil Infeksi kecacingan berdasarkan hasil pemeriksaan tinja dari 10 SD, dengan jumlah sampel 241 adalah sebesar 17%. Responden terdiri dari 120 anak lakilaki dan 121 anak perempuan. Prevalensi menurut jenis kelamin disajikan pada Gambar 1 infeksi kecacingan pada anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Gambar 1. Infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar berdasarkan jenis kelamin di 10 SD Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala tahun 2012 Infeksi kecacingan pada usia anak SD berdasarkan jenis kelamin pada gambar 1 menunjukkan bahwa tingkat kecacingan pada anak perempuan lebih 2% dibandingkan dengan tingkat kecacingan pada anak laki-laki. Jumlah anak SD yang terinfeksi cacing secara rinci berdasarkan SD yang disurvei disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Infeksi kecacingan pada 10 SD Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel tinja di 10 SD Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala, ditemukan kasus siswa terinfeksi cacing terbanyak di SDN Salumbone. Spesies cacing yang menginfeksi anak SD di Kecamatan Labuan Kab. Donggala yaitu dapat dilihat pada Gambar 3. 35
4 Samarang, M A Nurjana, P P F Sumolang Prevalensi STH di 10 sekolah dasar di... Gambar 3. Spesies cacing yang menginfeksi anak usia SD di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Gambar 3 menunjukkan bahwa spesies cacing yang menginfeksi anak SD adalah spesies dari golongan soil transmitted helminth (STH) yaitu Ascaris lumricoides, Hook worm, dan Trichiuris trichiura, dengan infeksi tertinggi pada spesies Ascaris lumricoides (6,22%) untuk infeksi tunggal sedangkan pada infeksi ganda yaitu pada spesies Ascaris lumricoides dan Hook worm (2,9%). Pembahasan Pada penelitian ini ditemukan prevalensi kecacingan pada anak SD kelas IV, V, dan VI di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala adalah sebesar 17%. Diketahui bahwa anak usia sekolah merupakan kelompok rentan terinfeksi cacing. Tanah halaman sekolah merupakan tempat bermain paling disukai bagi anak yang mungkin mengandung larva infektif cacing, sehingga peluang anak untuk terinfeksi cacing akan semakin besar. Kondisi sanitasi sekolah yang kurang baik ini sangat mendukung terjadinya infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar. 11 Kenyataan yang kita temui pada hampir sebagian besar Sekolah Dasar di pedesaan adalah kondisi sanitasi kamar mandi yang cukup memprihatinkan. Hampir dapat dipastikan perawatan kamar mandi ini kurang baik sehingga area tanah di sekitarnya memiliki sanitasi yang kurang baik. Menurut Depkes tahun 2005 bahwa di 10 provinsi di Sulawesi karena kondisi air yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar tercemar oleh tinja masyarakat. 12 Hal ini akan berpengaruh pada status gizi masyarakat itu sendiri dan sangat berkaitan dengan kejadian penyakit menular terutama diare dan kecacingan. Berdasarkan hasil penelitian ini pada anak perempuan yang terinfeksi cacing lebih tinggi 2% dibandingkan dengan anak laki-laki. Dari fakta yang ada sebagian besar dari anak perempuan memilih untuk memanjangkan kukunya dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada kenyataannya anak perempuan di usia Sekolah Dasar belum sepenuhnya dapat menjaga kebersihan diri atau melakukan personal hygiene, 7 hal ini merupakan salah satu faktor yang mendukung tingginya prevalensi kecacingan pada anak perempuan. Berdasarkan hasil riskesdas 2010 diperoleh hasil yang berbeda yaitu anak laki-laki usia sekolah kurus lebih tinggi (13,2%) dibandingkan dengan anak perempuan (11,2%). 13 Hal yang sama disajikan dalam data Depkes RI 2008, prevalensi usia 6-14 tahun anak laki-laki kurus lebih besar 1% dibandingkan anak perempuan kurus (8,0%). 8 Infeksi kecacingan dari 10 sekolah dasar yang disurvei, tiga SD memiliki tingkat kecacingannya yang lebih besar yaitu SDN 3 Labuan dengan tingkat kecacingannya hampir separuh dari siswanya terinfeksi kecacingan, SDN 1 Salumbone yaitu sepertiga dari siswanya menderita kecacingan dan SDN 1 Labuan yaitu seperempat dari siswanya menderita kecacingan. Berdasarkan lokasi dari ketiga SD diatas yang memiliki kasus lebih tinggi dari 7 SD yang telah disurvei yaitu, SDN 3 Labuan terletak di daerah pinggiran sungai yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk mandi cuci kakus (MCK), dengan kebiasaan anak-anak berangkat ke sekolah tanpa menggunakan alas kaki. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa lingkungan yang telah terkontaminasi (tanah, debu, dan lain-lain), maka akan semakin tinggi derajat infeksi kecacingan di suatu daerah, Jumlah telur yang dapat berkembang, menjadi semakin banyak pada masyarakat dengan infeksi yang semakin berat, karena berdefekasi di sembarang tempat, khususnya di tanah, merupakan suatu kebiasaan sehari-hari. Oleh sebab itu pentingnya sanitasi dan kebersihan perorangan tentang penularan penyakit ini
5 JHECDs Vol. 2, No. 2, Desember 2016 Infeksi kecacingan pada siswa SDN 1 Salumbone dan siswa SDN 1 Labuan, lebih dipicu oleh kebiasaan sehari-hari seperti bermain di halaman sekolah tanpa alas kaki, jajan dan makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Kurangnya personal hygine dari siswa tersebut merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi kecacingan pada anak usia sekolah. Hal tersebut didukung oleh lokasi sekolah yang berada di dekat pasar. Berdasarkan kebiasaan dan personal hygiene sangat erat kaitannya dengan kejadian infeksi pada usia anak sekolah terutama pada mereka yang memiliki kuku panjang dan kotor. 7 Di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah dari 10 SD yang disurvei spesies cacing yang menginfeksi siswa usia sekolah adalah spesies Ascaris lumbricoides, Hook worm, Tricuris triciura, Enterobius vermicularis, dengan proporsi terbanyak adalah spesies Ascaris lumricoides. Spesies yang diperoleh ini adalah termasuk dalam golongan STH, yang akan mempengaruhi pemasukan (intake) pencernaan, penyerapan dan metabolisme makanan. Hal ini dapat menyebabkan kurang gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah yang berakibat pada menurunnya daya tahan tubuh dan menimbulkan gangguan tumbuh kembang anak. 14 Pada anak-anak sekolah dasar kecacingan akan menghambat dalam mengikuti pelajaran dikarenakan anak akan merasa cepat lelah, menurunnya daya konsentrasi, malas belajar dan pusing. 15 Upaya pemberantasan kecacingan di Sekolah Dasar masih kurang diperhatikan kegiatan yang banyak ditemukan hanyalah penyuluhan dengan sedikit intervensi termasuk pemberian obat cacing pada anak Sekolah Dasar. Menurut penelitian tahun 2012 tentang upaya pemberantasan kecacingan di Sekolah Dasar Paseban Jakarta Pusat setelah enam bulan diberikan edukasi mengenai kecacingan baru terlihat penurunan angka infeksi setelah enam bulan kegiatan yaitu dari 11,5% menjadi 0,9%. 16 Kesimpulan dan Saran 1. Prevalensi kecacingan pada anak Sekolah Dasar kelas IV, V, dan VI di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala sebesar 17%. 2. Infeksi cacing usus Soil transmitted Helminth (STH) yang terjadi pada 10 SD di kecamatan Labuan Kabupaten Donggala lebih banyak terjadi pada anak perempuan. 3. Tingkat kecacingan tertinggi terjadi pada anak SDN 3 Labuan yaitu hampir setengah dari jumlah murid yang disurvei menderita kecacingan. Perlu dilakukan pengobatan kecacingan berkala secara rutin dari pihak Puskesmas Labuan atau Puskesmas Pembantu setempat. Ucapan Terima Kasih Kami mengucapkan terima kasih kepada para Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Labuan, Guru kelas Sekolah Dasar yang telah terlibat dalam penelitian ini. Kami juga berterima kasih kepada Dinas Pendidikan Kecamatan Labuan yang telah bekerjasama dalam pemberian data sekolah dasar sekecamatan Labuan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh siswa kelas IV, V dan VI yang dengan suka rela ikut terlibat dalam penelitian. Daftar Pustaka 1. Kurniawan A. Infeksi Parasit: Dulu dan Masa Kini. Maj Kedokt Indon. 2010;60(11): Montresor, A. DWT, Crompton TW, Gyorkos, Savioli L. Helminth Control in School-Age Children: A Guide for Managers of Control Programmes. Genewa: World Health Organization; World Bank. School Deworming at a Glance. Public Heal a Glance Ser. Accessed January 1, Menteri Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan, No Pedoman Pengendalian Kecacingan. kes/kmk Pedoman Pengendalian Cacingan.pdf. Accessed January 1, Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pengendalian Kecacingan. Jakarta: Direktorat Jenderal PP dan PL; Samarang, Leonardo, Nurwidayati A. Tingkat kecacingan pada anak Sekolah Dasar Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. J Vektor Penyakit. 2009;III(1): Chadijah S, Anastasia H, Widjaja J, Nurjana MA. Kejadian penyakit cacing usus di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. J Buski. 2013;4(4): Departemen Kesehatan R.I. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; Akhsin Z. Parasitologi. Cetakan I. Yogyakarta: Nuha Medica; Tutorial Penelitian: Jenis-Jenis Teknik Sampling Accessed October 20, Wintoko R. Relations aspects of personal hygiene and behavior aspects with worm eggs nail contamination risk at 4th, 5th and 6th grade of state elementary school 2 raja basa districts bandar lampung academic year 2012/2013. JUKE. 2014;4(7). 12. Depkes R.I. Laporan Pengendalian Penyakit Menular. Jakarta: Direktorat Jenderal P2M dan PL;
6 Samarang, M A Nurjana, P P F Sumolang Prevalensi STH di 10 sekolah dasar di Departemen Kesehatan R.I. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; Gandahusada S. Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta: FKUI; Wibowo J. Hubungan antara Infeksi Soil Transmitted Helminths dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar 03 Pringapus, Kabupaten Semarang JawaTengah Winita R, Mulyati, Astuty H. Upaya Pemberantasan Kecacingan di Sekolah Dasar. Makara. 2012;16(2):
Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau
Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau Lilly Haslinda, Esy Maryanti, Suri Dwi Lesmana, Mislindawati Abstrak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak Sekolah Dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan anak sekolah untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Soil Transmitted Helminths (STH) adalah cacing golongan nematoda usus yang penularannya melalui tanah. Dalam siklus hidupnya, cacing ini membutuhkan tanah untuk proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih dari satu miliar orang terinfeksi oleh Soil Transmitted Helminth (STH) (Freeman et al, 2015).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil- Transmitted Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health Oganization
Lebih terperinciPencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Reni Zuraida, Efrida Warganegara, Dyah Wulan Sumekar, Ety Aprilliana Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah penyakit infeksikecacingan yang ditularkan melalui tanah(soil transmitted
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 lebih dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan masih menghadapi berbagai masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah.
Lebih terperinciFREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN
FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN Fitria Nelda Zulita, Gustina Indriati dan Armein Lusi Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit parasit baik yang disebabkan oleh cacing, protozoa, maupun serangga parasitik pada manusia banyak terdapat di negara berkembang dan beriklim tropis,
Lebih terperinciFaktor risiko terjadinya kecacingan di SDN Tebing Tinggi di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Abstrak
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 4, No., Juni 20 Hal : 50-54 Penulis :. Nita Rahayu 2. Muttaqien Ramdani Korespondensi : Balai Litbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor meningkatnya kejadian infeksi adalah kebiasaan hidup yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang higinis adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi masalah tingginya prevalensi penyakit infeksi, terutama yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi cacing usus terutama yang ditularkan melalui tanah atau disebut soil-transmitted helmint infections merupakan salah satu infeksi paling umum di seluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing kelas nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing yang termasuk STH antara lain cacing
Lebih terperinciFactors correlated with helminthiasis incidence on students of Cempaka 1 Elementary School Banjarbaru
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 4, No. 3, Juni 03 Hal : - 7 Penulis :. Kharis Faridan*. Lenie Marlinae 3. Nelly Al Audhah Korespondensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan, yaitu memelihara kesehatan yang bermutu (promotif), menjaga kesehatan (preventif),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya parasit berupa cacing kedalam tubuh manusia karena menelan telur cacing. Penyakit ini paling umum tersebar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara tropis yang sedang berkembang seperti Indonesia, masih banyak penyakit yang masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan, salah satunya adalah infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Soil Transmitted Helminth (STH) atau penyakit kecacingan yang penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan masyarakat khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kecacingan merupakan salah satu diantara banyak penyakit yang menjadi masalah masyarakat di Indonesia. Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO Brian R. Lengkong*, Woodford B. S. Joseph,. Victor D. Pijoh Bidang Minat Kesling Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prevalensi parasit usus di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 3,5 miliar orang dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang bersifat kronis yang ditularkan melalui tanah dan menyerang sekitar 2 milyar penduduk di dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi
Lebih terperinciKebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting
Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid Direktur P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes SITUASI CACINGAN Lebih dari 1.5 milyar orang atau 24% penduduk
Lebih terperinciThe prevalence of helminthiasis prevalence in Palu, Sulawesi Tengah. Prevalensi kecacingan usus di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 5, No. 2, Desember 204 Hal : 75-80 Penulis :. Phetisya PF Sumolang 2. Hayani Anastasia 3. Junus Widjaja
Lebih terperinciPREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008 PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG Jansen Loudwik Lalandos 1, Dyah Gita Rambu Kareri 2 Abstract: Kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helmithiasis) disebut juga penyakit infeksi kecacingan STH, masih merupakan problema kesehatan
Lebih terperinciJURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
PREVALENSI INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTH PADA MURID MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH DI DESA SIMBANG WETAN KECAMATAN BUARAN KOTA PEKALONGAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai syarat kelulusan program
Lebih terperinciEka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT KECACINGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SD NEGERI 47 KOTA MANADO ABSTRACT Eka Muriani
Lebih terperinciDerajat Infestasi Soil Transmitted Helminthes
Derajat Infestasi Soil Transmitted Helminthes Menggunakan Metode Kato Katz pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau Esy Maryanti, Suri Dwi Lesmana, Lilly Haslinda,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR KELAS VI MENGENAI PENYAKIT KECACINGAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PULASAREN KOTA CIREBON TAHUN 2013 Mentari Inggit Anggraini,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan permasalahan yang banyak ditemukan di masyarakat namun kurang mendapat perhatian. Di dunia lebih dari 2 milyar orang terinfeksi berbagai jenis
Lebih terperinciLampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK
Lampiran I HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE DENGAN KANDUNGAN TELUR CACING PADA KOTORAN KUKU PEKERJA BIOGAS DI DESA TANJUNG HARAPAN KECEMATAN WONOSARI KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2013 Oktaviani Ririn Lamara 811 409
Lebih terperinciInfection risk of intestinal helminth on elementary school student in different ecosystem of Tanah Bumbu district in 2009
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol., No., Juni Hal : 9 - Penulis :. Budi Hairani. Dicky Andiarsa. Deni Fakhrizal Korespondensi : Balai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi cacing usus masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Hal ini dapat dimengerti mengingat bahwa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kebijakan pembangunan kesehatan telah ditetapkan beberapa program dan salah satu program yang mendukung bidang kesehatan ialah program upaya kesehatan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang prevalensinya sangat tinggi di Indonesia, terutama cacing usus yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminth
Lebih terperinciRisal Wintoko. Community Medicine Departement, Faculty of Medicine Lampung University. Abstract
Risal Wintoko Relations Aspects of Personal Hygiene And Behavior Aspects with Worm Eggs Nail Contamination Risk At 4 th, 5 th And 6 th Grade of State Elementary School 2 Raja Basa Districts Bandar Lampung
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005
HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO.174593 HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005 Oleh: Rahmat A. Dachi,S.K.M., M.Kes. PENDAHULUAN Penyakit cacingan
Lebih terperinciINFEKSI CACING USUS PADA ANAK SEKOLAH SDN I MANURUNG KECAMATAN KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
INFEKSI CACING USUS PADA ANAK SEKOLAH SDN I MANURUNG KECAMATAN KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 Budi Hairani* 1, Juhairiyah 1 1 Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan cacing usus. Penyakit yang disebabkan oleh cacing usus termasuk kedalam kelompok penyakit
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. ABSTRACT
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 2, Ed. September 2014, Hal. 77-137 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN DENGAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS () PADA MURID KELAS 1, 2 DAN 3 SDN PERTIWI
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
GAMBARAN HIGIENE PERORANGAN DAN KEJADIAN KECACINGAN PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR ALKHAIRAAT 01 KOMO LUAR, KECAMATAN WENANG, KOTA MANADO Ardiyanto V. Pua *, Budi T. Ratag *, Ricky C. Sondakh * *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciMAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI
MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI Oleh: Muhammad Fawwaz (101211132016) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 DAFTAR ISI COVER... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I... 3 A. LATAR BELAKANG...
Lebih terperinciGambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014
Al-Sihah : Public Health Science Journal 12-18 Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014 Azriful 1, Tri Hardiyanti Rahmawan 2 1
Lebih terperinciSUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO
SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO Zainudin Lakodi NIM 811409110 Program study Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh. Yoga Wicaksana NIM
FAKTOR-FAKTOR RISIKO TERJADINYA INFEKSI KECACINGAN (ASCARIS LUMBRICOIDES DAN TRICHURIS TRICHIURA) PADA MURID SDN III SEPUTIH KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Yoga Wicaksana NIM 032010101062
Lebih terperinciThe prevalence and types of soil-transmitted helmint eggs (STH) in basil vegetable of grilled fish traders in Palu
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 5, No. 2, Desember 2014 Hal : 61-66 Penulis : 1. Junus Widjaja 2. Leonardo Taruk Lobo 3. Oktaviani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa membuat negara Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat mendukung terjadinya masalah infeksi. Salah satu kejadian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global, khususnya di negara-negara berkembang pada daerah tropis dan
Lebih terperinciPREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI
PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: KHOIRUN NISA NIM. 031610101084 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciPEMERIKSAAN NEMATODA USUS PADA FAECES ANAK TK (TAMAN KANAK- KANAK) DESA GEDONGAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
PEMERIKSAAN NEMATODA USUS PADA FAECES ANAK TK (TAMAN KANAK- KANAK) DESA GEDONGAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO DETECTION OF INTESTINAL NEMATODE IN KINDERGARTEN STUDENTS FAECES AT GEDONGAN VILLAGE
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA. GAMBARAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STHs) PADA PEKERJA INDUSTRI KERAJINAN GENTENG TRADISIONAL
UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STHs) PADA PEKERJA INDUSTRI KERAJINAN GENTENG TRADISIONAL DI DESA PEJATEN KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015 INDAR RATU ARDILLAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang, agar dapat mewujudkan derajad kesehatan yang optimal.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak pra sekolah merupakan kelompok yang mempunyai resiko besar terkena gizi kurang. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut tumbuh kembang anak dalam masa yang
Lebih terperinciKejadian penyakit cacing usus di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol., No., Desember 0 Hal :8-8 Penulis :. Sitti Chadijah. Hayani Anastasia. Junus Widjaja. Made Agus Nurjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. belum mendapatkan perhatian serius, sehingga digolongkan dalam penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit akibat infeksi kecacingan masih dipandang sebelah mata dan belum mendapatkan perhatian serius, sehingga digolongkan dalam penyakit infeksi yang terabaikan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA PALU
Media Litbangkes Vol. 24 No., Mar 204, 50-5 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA PALU THE ASSOCIATION OF KNOWLEDGE, PRACTICE AND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (neglected diseases). Cacing yang tergolong jenis STH adalah Ascaris
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah infeksi cacing usus yang penularannya membutuhkan perantara tanah. Infeksi STH masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia,
Lebih terperinciHELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN. Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir
HELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir 1 Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta Jl.Ringroad Utara
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecacingan merupakan penyakit infeksi disebabkan oleh parasit cacing yang dapat membahayakan kesehatan. Penyakit kecacingan yang sering menginfeksi dan memiliki
Lebih terperinciDiterima: 27 Januari 2014; Direvisi: 3 Juli 2014; Disetujui: 27 Maret 2015 ABSTRACT
KO-INFEKSI SCHISTOSOMA JAPONICUM DAN SOIL TRANSMITTED HELMINTH DI DAERAH ENDEMIS SCHISTOSOMIASIS KECAMATAN LORE UTARA DAN LORE TIMUR, KAB. POSO, SULAWESI TENGAH Co-infection of Schistosoma japonicum and
Lebih terperinciJurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal)
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 4, No., Desember 01 Hal : 10-108 Penulis : 1. Budi Hairani. Annida Korespondensi: Balai Litbang PB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi masih banyak terjadi pada negara berkembang. Salah satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Kecacingan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah asupan nutrisi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak adalah masa depan bangsa dan untuk menjadi bangsa yang besar diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas
Lebih terperinciHUBUNGAN HIGIENITAS PERSONAL SISWA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN NEMATODE USUS
HUBUNGAN HIGIENITAS PERSONAL SISWA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN NEMATODE USUS Diah Lestari Poltekkes Kemenkes Jakarta III Email : diahtari1411@gmail.com ABSTRACT Intestinal worm infection by nematode worms
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN PREVALENSI INFEKSI CACING TULARAN TANAH DAN PERILAKU SISWA SD DI DATARAN TINGGI DAN SISWA SD DI DATARAN RENDAH
ABSTRAK PERBANDINGAN PREVALENSI INFEKSI CACING TULARAN TANAH DAN PERILAKU SISWA SD DI DATARAN TINGGI DAN SISWA SD DI DATARAN RENDAH Vita Victoria Sinarya, 2011 Pembimbing I: Dr. Meilinah Hidayat, dr.,
Lebih terperinciPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 4, 5 dan 6 dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat
[ARTIKEL PENELITIAN] Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 4, 5 dan 6 dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Niluh Ita Pasyanti 1), Fitria Saftarina 2), Evi Kurniawaty 2) 1) MahasiswaFakultasKedokteran,
Lebih terperinciHubungan Anemia Gizi dengan Infeksi Kecacingan pada Remaja Putri di Beberapa SLTA di Kota Palu
Hubungan Anemia Gizi dengan Infeksi Kecacingan pada Remaja... (Muchlis Syahnuddin, et al.) Hubungan Anemia Gizi dengan Infeksi Kecacingan pada Remaja Putri di Beberapa SLTA di Kota Palu Relationship of
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS HIGIENE INDIVIDU DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS DI SDN 03 PRINGAPUS, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH
HUBUNGAN ANTARA STATUS HIGIENE INDIVIDU DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS DI SDN 03 PRINGAPUS, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian kecacingan di Indonesia yang dilaporkan di Kepulauan Seribu ( Agustus 1999 ), jumlah prevalensi total untuk kelompok murid Sekolah Dasar (SD) (95,1 %),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh dunia, terutama didaerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Asia, Amerika
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI ASKARIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2011
ABSTRAK PREVALENSI ASKARIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2007- SEPTEMBER 2011 Buntoro Indra Dharmadi, 2011, Pembimbing I : dr, Freddy Tumewu A., M.S., Pembimbing II : Budi Widyarto
Lebih terperinciInfeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar di desa program dan non program PAMSIMAS Karang Intan Kabupaten Banjar
JHECDs, I (1), 2015, hal. 20-26 Penelitian Infeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar di desa program dan non program PAMSIMAS Karang Intan Kabupaten Banjar Prevalences of worm infection at elementary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cacing tularan tanah merupakan cacing yang paling sering menginfeksi manusia, biasanya hidup di dalam saluran pencernaan manusia (WHO, 2011). Spesies cacing tularan
Lebih terperincixvii Universitas Sumatera Utara
xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Soil Transmitted Helminths Manusia merupakan hospes yang utama untuk beberapa nematoda usus. Sebagian besar dari nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan yang penting
Lebih terperinciABSTRAK. Antonius Wibowo, Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto Lana, dr
ABSTRAK HUBUNGAN PERILAKU SISWA KELAS III DAN IV DENGAN HASIL PEMERIKSAAN FESES DAN KEADAAN TANAH TERHADAP INFEKSI SOIL TRANSMITED HELMINTHS DI SDN BUDI MULYA 3 CIPAGERAN-CIMAHI Antonius Wibowo, 2007.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006, yaitu sebesar 32,6 %. Kejadian kecacingan STH yang tertinggi terlihat pada anak-anak, khususnya
Lebih terperinciHubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth dengan Status Gizi pada Murid SDN 29 Purus Padang
353 ks Artikel Penelitian Hubungan Soil Transmitted Helminth dengan Status Gizi pada Murid SDN 29 Purus Padang Reshka Renanti M 1, Selfi Renita Rusjdi 2, Elmatris SY 3 Abstrak Anak usia sekolah merupakan
Lebih terperinciEfektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur
Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur Julia Suwandi, Susy Tjahjani, Meilinah Hidayat Bagian Parasitologi
Lebih terperinciABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN
ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2007-2011 Eggi Erlangga, 2013. Pembimbing I : July Ivone, dr., M.KK., MPd.Ked. Pembimbing
Lebih terperinciCONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER
PENGAMATAN EPIDEMIOLOGI HASIL PEMERIKSAAN KECACINGAN di SD MUH. KEDUNGGONG, SD DUKUH NGESTIHARJO,SDN I BENDUNGAN dan SD CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER
Lebih terperinciRIAMA SANTRI SIANTURI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFEKSI KECACINGAN YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA MURID KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI NO 173327 BAHALIMBALO KECAMATAN PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN
Lebih terperinciINSIDENSI INFESTASI SOIL TRANSMITTED HELMINTHES
NASKAH PUBLIKASI INSIDENSI INFESTASI SOIL TRANSMITTED HELMINTHES PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 13 SIANTAN HILIR KECAMATAN PONTIANAK UTARA PONTIANAK 2010 SALMAN ALFATH I11107026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciRisk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 4, No. 4, Desember 2013 Hal : 175-180 Penulis : 1. Junus Widjaja 2. Hayani Anastasia 3. Samarang
Lebih terperinciPREVALENSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI DI DESA CIHANJUANG RAHAYU PARONGPONG BANDUNG BARAT
PREVALENSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI DI DESA CIHANJUANG RAHAYU PARONGPONG BANDUNG BARAT Mettison M. Silitonga, Untung Sudharmono, Masta Hutasoit Jurusan Biologi Fakultas Matematika & Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesepakatan internasional untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan tertuang dalam Millemium Development Goal s (MDG S). Terdapat 8 sasaran yang akan dicapai dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Soil transmitted helminth (STH) merupakan cacing usus yang dapat. menginfeksi manusia dengan empat spesies utama yaitu Ascaris
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Soil transmitted helminth (STH) merupakan cacing usus yang dapat menginfeksi manusia dengan empat spesies utama yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang),
Lebih terperinciRina Nitalessy*, Woodford B.S. Joseph*, Joice R.S.T.L. Rimper**
KEBERADAAN CEMARAN TELUR CACING USUS PADA SAYURAN KEMANGI (Ocimum basilicum) DAN KOL (Brassica oleracea) SEBAGAI MENU PADA AYAM LALAPAN DI WARUNG MAKAN JALAN PIERE TENDEAN KOTA MANADO TAHUN 2015 Rina Nitalessy*,
Lebih terperinciSOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH
ARTIKEL PENGABDIAN SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH Rezqi Handayani 1, Susi Novaryatiin 1, Syahrida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja. Tenaga kerja yang terpapar dengan potensi bahaya lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sebuah industri sangat penting untuk dilakukan tanpa memandang industri tersebut berskala besar ataupun kecil dan
Lebih terperinciPrevalensi Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ittihadiyah Kecamatan Gandus Kota Palembang
Prevalensi Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ittihadiyah Kecamatan Gandus Kota Palembang Indri Ramayanti Staf Departemen Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciKontaminasi Telur Cacing Soil-transmitted Helmints (STH) pada Sayuran Kemangi Pedagang Ikan Bakar di Kota Palu Sulawesi Tengah
Kontaminasi Telur Cacing... (Leonardo Taruk Lobo, et.al.) Kontaminasi Telur Cacing Soil-transmitted Helmints (STH) pada Sayuran Kemangi Pedagang Ikan Bakar di Kota Palu Sulawesi Tengah Contamination of
Lebih terperinciPada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan
sehingga parasit tertelan, kemudian sampai di usus halus bagian atas dan menjadi dewasa. Cacing betina yang dapat bertelur kira-kira 28 hari sesudah infeksi. 2. Siklus Tidak Langsung Pada siklus tidak
Lebih terperinci