PERENCANAAN STRATEGIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRATEGIS"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PERENCANAAN STRATEGIS Dr. YUSRIAL BACHTIAR, Ak., MM., CA Jakarta, 22 Feb 2018 INTEGRITAS, PROFESIONAL, SEJAHTERA

2 Agenda Pembahasan 01 Pengawasan Intern Evaluasi SAKIP Kemenristekdikti Perencanaan Kinerja 04 Praktik Evaluasi Perencanaan Kinerja 2

3 Agenda Pembahasan 01 Pengawasan Intern 3

4 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (PP No. 60/2008) SPIP memberikan keyakinan yang memadai bagi: 1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, 2. Keandalan laporan keuangan, 3. Pengamanan aset negara, dan 4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Menristekdikti wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP Dilakukan Pengawasan Intern Oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Definisi Pengawasan Intern: Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 4

5 Pengawasan Intern Penjelasan Pasal 48 Huruf a. PP 60/08 : Audit Yang dimaksud dengan audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaantugasdan fungsi InstansiPemerintah. Jenis Audit (UU No. 15 Tahun 2004 dan UU No. 15 Tahun 2006) 1. Audit LaporanKeuangan 2. Audit Kinerja 3. Audit Dengan Tujuan Tertentu PI Penjelasan Pasal 48 Huruf c PP 60/08: Evaluasi Yang dimaksud dengan evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasisuatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhikeberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapaitujuan. Penjelasan Pasal 48 Huruf d PP 60/08: Pemantauan Yang dimaksud dengan pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penjelasan Pasal 48 Huruf b PP 60/08: Reviu Yang dimaksud dengan reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Penjelasan Pasal 48 Huruf e PP 60/08: Was Lain Kegiatan pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan. 5

6 Agenda Pembahasan 02 Evaluasi SAKIP Kemenristekdikti 6

7 Ruang lingkup evaluasi AKIP Implementasi SAKIP pada lingkup Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Penjabaran kinerja dari level lembaga sampai individu Pengumpulan dan pengukuran data kinerja Capaian kinerja RB Perkembangan implementasi RB pada lingkup Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Survey integritas organisasi, persepsi anti korupsi dan persepsi kepuasan pelayanan Hasil pelaksanaan RB 7

8 PRINSIP EVALUASI Coevaluation/partisipatif; Mempertimbangkan upaya atau kemajuan yang telah dicapai sampai dengan pembahasan hasil evaluasi; Memberikan saran perbaikan pelaksanaan SAKIP dan RB. 8

9 ISU PENTING YANG DIUNGKAP DALAM EVALUASI AKIP Ø Ø Ø Ø Ø Ø Ø Kesungguhan instansi pemerintah dalam menyusun perencanaan kinerja benar-benar telah berfokus pada hasil. Pembangunan sistem pengukuran dan pengumpulan data kinerja. Pengungkapan informasi pencapaian kinerja instansi dalam Laporan Kinerja. Monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan program, khususnya program strategis instansi. Keterkaitan diantara seluruh komponen-komponen perencanaan kinerja dengan penganggaran, kebijakan pelaksanaan dan pengendalian serta pelaporannya. Capaian kinerja utama dari masing-masing instansi pemerintah. Tingkat akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 9

10 Skenario Evaluasi (2) Tahapan-tahapan Evaluasi direncanakan sebagai berikut: 1) Pra evaluasi; 2) Entry Meeting; 3) Verifikasi bukti dan observasi lapangan; 4) Survey Eksternal atas hasil RB dan Zona Integritas menuju WBK/WBBM; 5) Perbaikan/penyempurnaan oleh instansi yang dievaluasi; 6) Exit Meeting; 7) Panel/Pleno Evaluator; 8) Finalisasi Hasil Evaluasi. 10

11 MINIMUM REQUIREMENT PADA PEMBERIAN KATEGORI HASIL EVALUASI SAKIP No. ITEM AA A BB B CC C D 1 Jumlah Sampling unit kerja 100% 100% 75% 50% Hanya yang wajib Hanya yang wajib Hanya yang wajib 2 Indikator Kinerja Utama: Instansi Pemerintah Ada dan Baik Ada dan Baik Ada dan Baik Ada Ada Ada Ada Unit Kerja/SKPD Ada dan Baik Ada dan Baik Ada dan Baik Ada Ada Ada Ada 3 Persentase Unit Kerja yang sudah baik implementasi SAKIP nya (pemenuhan, kualitas, dan pemanfaatannya) 4 Cascade IKU 100% hingga ke level individu dan sudah baik 5 Pemanfaatan IKU (contoh: digunakan sebagai dasar pemberian reward and punishment, penilaian kinerja) 100% 100% 50% 25% Sudah Sangat Baik 6 Budaya Kinerja Sudah sangat terasa di seluruh unit kerja 100% hingga ke level Struktural terendah dan sudah baik Sudah Sangat Baik Sudah sangat terasa 50% hingga level struktural terendah dan sudah baik Sudah dimulai Sudah mulai terasa Hanya yang wajib Hanya yang wajib X X X X X X X X X X X X X 11

12 Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Kemenristekdikti No Aspek yang Dievaluasi Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja 20,77 23,40 24,84 24,54 25,10 22, ,67 13,45 13,57 13,66 14,97 15, ,81 9,00 9,15 9,04 11,64 10, Evaluasi Kinerja 5,67 6,16 5,46 5,78 6,86 6, Capaian Kinerja 11,32 11,94 13,00 16,21 12,50 12, Total 56,24 63,95 66,02 69,23 71,07 68,

13 Simpulan Hasil Evaluasi Sakip Unit Utama Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pada Unit Utama Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

14 Simpulan Hasil Evaluasi Sakip Unit Utama Unit Kerja Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Kinerja Pencapaian Kinerja Nilai Total Kategori INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL DITJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI DITJEN PENGUATAN INOVASI DITJEN PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN DITJEN SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI DITJEN PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai BB/Sangat Baik BB/Sangat Baik BB/Sangat Baik BB/Sangat Baik BB/Sangat Baik B/Baik B/Baik 14

15 Simpulan Hasil Evaluasi Sakip Kemenristekdikti 2016 Surat No. B/578/M.AA.05/ Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah mampu menyusun dokumen Perencanaan Kinerja yang berisi tujuan dan sasaran yang berorientasi hasil dengan indikator kinerja yang baik. Target kinerja yang ditetapkan cukup realistis selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah digunakan sebagai acuan dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan maupun rencana kinerja eselon Satu (Unit Kerja) dibawahnya; 2. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menggunakan lndikator Kinerja Utama (IKU) sebagai ukuran kinerja. lndikator tersebut telah memenuhi kriteria indikator yang baik. IKU telah menggambarkan tugas, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; 3. Laporan Kinerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah memuat informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian kinerja. Serta telah dilengkapi dengan pernyataan telah reviu oleh APIP; 4. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah memiliki pedoman evaluasi yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi kinerja unit kerja. Hasil evaluasi cukup menggambarkan akuntabilitas kinerja unit kerja, namun masih belum mampu mendorong perubahan unit kerja ke arah yang lebih baik; 5. Dalam rangka pemantauan kinerja secara berkelanjutan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi juga telah mengembangkan aplikasi yang dapat memantau perkembangan capaian kinerja baik pada tataran unit kerja maupun Kementerian. Aplikasi ini juga akan mendorong mekanisme pengumpulan data kinerja yang semakin dapat diandalkan serta meningkatkan kualitas laporan kinerja. 15

16 Rekomendasi Hasil Evaluasi Sakip Kemenristekdikti 2016 Surat No. B/578/M.AA.05/ Mereviu lndikator Kinerja Utama Eselon sehingga lebih mencerminkan penjabaran (cascade down) IKU Kementerian; 2. Melakukan monitoring secara berkala Rencana Aksi atas Kinerja yang telah ditetapkan sebagai bahan pertimbangan dalam mengarahkan dan mengorganisir kegiatan agar target kinerja dapat dicapai serta menggunakan Perjanjian Kinerja untuk penyusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat eselon Ill dan IV; 3. Meningkatkan kualitas indikator kinerja eselon Ill dan IV sehingga selaras dengan indikator kenerja atasannya dan melakukan pengukuran kinerja tersebut secara berjenjang dan berkala (semester/triwulanan/bulanan); 4. Memanfaatkan IKU dalam menyusun dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran, juga untuk melakukan penilaian kinerja. Melakukan monitoring capaian kinerja eselon Ill dan IV sebagai dasar pemberian reward & punishment; 5. Memanfaatkan informasi kinerja dalam pelaksanaan evaluasi akuntabilitas, dalam perbaikan perencanaan serta dalam menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi dan untuk peningkatan kinerja; 6. Melaksanakan evaluasi program dan memanfaatkan hasil evaluasi tersebut untuk perbaikan perencanaan program yang akan datang, serta memanfaatkan hasil evaluasi atas Rencana Aksi Pencapaian Kinerja dalam menetapkan langkah-langkah nyata di masa yang akan datang. 16

17 Perencanaan Kinerja Renstra Kementerian Ristekdikti (termasuk Renstra unit kerja) sedang dalam tahap revisi untuk menyesuaikan dengan Indikator Kinerja Utama yang terbaru. Sampai dengan saat evaluasi lapangan berakhir, draft revisi Renstra dimaksud belum selesai; Apabila revisi Renstra dimaksud belum dapat diselesaikan sampai dengan evaluasi berakhir, maka penilaian perencanaan didasarkan pada Renstra yang ada saat ini. 17

18 Perencanaan Kinerja...(lanjutan) Perjanjian Kinerja yang dibuat hanya sampai eselon II saja, belum diturunkan sampai ke Eselon III dan IV; Rencana aksi pencapaian kinerja (sebagai penjabaran target2 PK dan cara mencapainya per triwulan) belum disusun. 18

19 Pengukuran Kinerja Kementerian Ristekdikti telah melakukan revisi Indikator Kinerja Utama (IKU), tetapi IKU dimaksud baru akan digunakan dalam perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja Tahun 2017; IKU pada salah satu unit kerja belum memuat Indikator Kinerja yang seharusnya ada pada unit kerja tersebut; Peta kinerja/pola hubungan antara kinerja dengan program dan kegiatan belum disusun. 19

20 Pelaporan Kinerja Akuntabilitas Kinerja masih banyak yang menginformasikan indikator2 output, karena dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015 banyak sekali menggunakan indikator kinerja output; Laporan kinerja belum banyak mengungkapkan faktor2 penyebab tidak tercapainya sasaran/target kinerja, sehingga laporan kinerja belum dapat digunakan secara optimal untuk memperbaiki kualitas perencanaan kinerja dan meningkatkan capaian kinerja; Hanya sedikit saja sasaran yang telah membandingkan capaian kinerja dengan capaian tahun2 sebelumnya dan target akhir Renstra; Penjelasan akuntabilitas kinerja lebih pada kegiatan2 pendukung suatu sasaran, tetapi analisis keberhasilan dan kegagalan atas pencapaian kinerja belum banyak diungkapkan. Pada bagian realisasi anggaran, belum menginformasikan anggaran dan realisasi untuk setiap sasaran strategis; 20

21 Evaluasi internal Laporan Hasil Evaluasi SAKIP terhadap Unit Kerja di lingkungan Kementerian Ristekdikti belum diterima, sehingga belum dapat disimpulkan apakah Evaluasi SAKIP telah dilakukan atau belum; Evaluasi Program strategis Kementerian Ristekdikti belum dilakukan. 21

22 Agenda Pembahasan 03 Perencanaan Kinerja 22

23 Definisi Rencana Strategis Proses yg berorientasi pada hasil yg ingin dicapai selama kurun waktu 1 s/d 5 tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul Rencana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMN Renstra K/L merupakan penjabaran visi kementerian/lembaga yang bersangkutan dan dilengkapi dengan rencana sasaran nasional yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran program prioritas presiden. (Psl. 4 ayat (2) Permen PPN/Kepala Bappenas No. 5 Tahun 2014) 23

24 RERANGKA RENSTRA VISI (VISION) MISI (MISSION) VALUE (NILAI) LINGKUNGAN CSF TUJUAN STRATEGIS (GOAL) LAKIN SASARAN STRATEGIS (OBJECTIVES) ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, REGULASI, DAN KELEMBAGAAN Rencana operasi aktivitas PERFORMANCE (KINERJA) 24 24

25 BAGAN RENSTRA K/L VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN (OUTCOME/IMPACT ) ORGANISASI KEMENTERIAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM: PROGRAM GENERIK DAN PROGRAM TEKNIS SASARAN PROGRAM (OUTCOME) ESELON I KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) ESELON II 25

26 Keterkaitan Renstra Dengan RPJMN: Renstra K/L memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan K/L yang merupakan penjabaran RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Dengan Visi dan Misi Presiden: Renstra K/L harus memperhatikan kesesuaian dengan Visi dan misi (platform) presiden terpilih. Dengan RenjaK/L: Renja K/L harus disusun dengan berpedoman pada Renstra K/L dan mengacu pada prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif. 26

27 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) KELOMPOK KELOMPOK PEMBULATAN KELOMPOK KELOMPOK SIDANG PLENO 27

28 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) Hal Inti dalam Penyusunan Renstra þ þ þ þ 1. Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal. 2. Klarifikasi Tupoksi/ Mandat. 3. Perumusan visi, misi, CSF. 4. Perumusan tujuan, sasaran (Goal Setting) 5. Perumusan cara mencapai tujuan sasaran (Strategi). 28

29 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) Visi (Definisi) Cara pandang jauh ke depan kemana Instansi Pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipasif, dan inovatif Suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berupa cita dan citra yang diinginkan oleh Instansi Pemerintah Mendorong/memaksa untukmenghormati VISION : A compelling conceptual image of desired future 29

30 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) CAKUPAN VISI Tujuan terluas dan terumum Gambaran aspirasi masa depan Inspirasi untuk mendapatkan yang terbaik Pencapaian pada hasil Komunikasi pernyataan misi dan persuasif pimpinan 30

31 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) TUJUAN PENETAPAN VISI Mencerminkan apa yang ingin dicapai organisasi Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik. Memiliki orientasi terhadap masa depan Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam organisasi Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi 31

32 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) PROSES PENETAPAN VISI VISI ORGANISASI ANALISIS LINGKUNGAN VISI KELOMPOK DISKUSI NILAI LUHUR VISI INDIVIDU 32

33 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) Tips Perumusan Visi Visi hendaknya dirumuskan bersama antara pimpinan dan anggota organisasi yang akan menjalankan visi tersebut. Perumusan visi dapat berasal dari pimpinan dan disesuaikan dengan aspirasi dari bawah atau berasal dari bawah dan memperoleh komitmen dari pimpinan Gunakan informasi hasil penilaian lingkungan internal dan ekternal organisasi. Visi hendaknya mengandung nilai-nilai luhur organisasi yang tumbuh dari aspirasi seluruh anggota organisasi. Dapatkan komitmen dari seluruh organisasi. 33

34 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) Karakteristik Visi Singkat dan mudah diingat. Inspiratif dan menantang. Sesuatu yang ideal. Sesuatu yang ingin dicapai dimasa datang. Menarik bagi organisasi, pelanggan dan pihak-pihak yang terkait. 34

35 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) Misi VISI (VISION) MISI (MISSION) TUJUAN (GOAL) Pengertian : Suatu yang harus dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah sesuai Visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. MISSION : A broad, comprehensive statement of purpose 35

36 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) TUJUAN PERUMUSAN MISI AGAR : SELURUH ANGGOTA ORGANISASI INSTANSI. PIHAK YANG BERKEPENTINGAN. Ø DAPAT MENGENAL PERAN INSTANSI PEMERINTAH LEBIH BAIK. Ø DAPAT BERPARTISIPASI DALAM MENDORONG KEBERHASILANNYA. 36

37 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) PROSES PERUMUSAN MISI MISI ORGANISASI V I S I MISI KELOMPOK DISKUSI KELOMPOK TUPOKSI MISI INDIVIDU 37

38 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) KARAKTERISTIK MISI Berisikan maksud didirikannya organisasi dan bukan proses untuk mencapai maksud tersebut. Berorientasi pada kebutuhan pelanggan atau pengguna produk dan jasa organisasi. Jelas dan dapat dilaksanakan 38

39 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) PROSES PERUMUSAN MISI Indentifikasi maksud keberadaan organisasi. Indentifikasi pelanggan dan pengguna jasa/produk serta pihak-pihak terkait lainnya. Review dan tinjau kembali Misi lama (jika ada) dan rumuskan kembali Misi baru bila diperlukan. Peryataan Misi hendaknya dapat menjawab pertanyaanpertanyaan berikut : Who are we? What do we do? For whom do we do it? Why are public resources devoted to this effort? Periksa kesesuaian Misi dengan Visi yang ditetapkan sebelumnya serta Misi unit yang berada diatasnya bila ada. Rumuskan Misi yang merupakan aspirasi bersama dan dapatkan komitmen. 39

40 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) PROSES PENYUSUNAN TUJUAN V I S I M I S I TUJUAN CRITICAL SUCCESS FACTORS (CSFs) 40

41 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) PROSES PENETAPAN FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN CSF ANALISIS (SWOT) INDENTIFIKASI POTENSI, PELUANG, KEKUATAN, TANTANGAN, KENDALA, DAN KELEMAHAN Berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan misi organisasi secara efektif dan efesien. Faktor-faktor kunci ini dapat diindentifikasikan dari : Keuatan dan kelemahan, Tantangan dan kendala, Yang dilengkapi, sumber daya, sarana prasarana, peraturan perundangan dan Kebijakan, serta dana. 41

42 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN (CSFs) Aspek-aspek yang berkaitan secara luas dengan misi, dimana kinerja sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi atau pelanggan menerima sukses atau kegagalan dari suatu misi organisasi Berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka pencapaian misi, tujuan dan sasaran organisasi Merupakan prasyarat untuk keberhasilan 42

43 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) PROSES PENYUSUNAN TUJUAN TUJUAN Sesuatu yang ingin dicapai/dihasilkan Gambaran kondisi yang ingin dicapai dimasa datang Waktu pencapaianya dalam jangka menengah ANALISIS KESENJANGAN DAN PERUMUSAN INPUT STAKEHOLDERS ANALISIS LINGK, INTERNAL DAN EKSTERNAL 43

44 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) KRITERIA TUJUAN Searah Dengan Visi,misi Peraturan Perundangan (Kebijakan Pemerintah) Merupakan Jawaban Dari Prioritas Atau Isu Strategis Tidak Mengalami Perubahan Mencakup Jangka Waktu Relatif Panjang Menjawab Kesenjangan Saat Ini Dan Yang Akan Datang Menggambarkan Hasil-hasil Yang Ingin Dicapai Menunjukan Secara Jelas Arah Program Menantang Tetapi Realistik 44

45 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) TIPS PERUMUSAN TUJUAN Gunakan informasi hasil penilaian lingkungan internal dan eksternal organisasi. Yakinkan bahwa tujuan yang akan dirumuskan masih dalam otoritas organisasi. Jangan menetapkan tujuan terlalu banyak. Tujuan yang dirumuskan dapat bersifat internal ataupun ekternal. Tujuan disusun dengan skala prioritas Dokumentasikan catatan dalam setiap tahapan proses perumusan tujuan. 45

46 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) SASARAN Merupakan Jabaran dari tujuan secara terukur; Berorientasi pada hasil (outcome), yaitu yang akan dicapai / dihasilkan secara nyata. Jangka waktu pencapaiannya jelas (1 tahun, 2 tahun, dst) Mengandung core business dan isu stratejik. 46

47 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) CORE BUSINESS Sumber daya potensial/dominan yang perlu/layak dikembangkan atau diexploitir untuk kemaslahatan masyarakat banyak ISU STRATEJIK Masalah yang timbul karena terjadi perubahan lingkungan (Internal/Eksternal) 47

48 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) Kriteria Penetapan Sasaran yang Efektif: 1. Spesific Menggambarkan hasil secifik, bukan cara pencapaiannya 2. Measurable 3. Aggressive but Attainable 4. Result Oriented 5. Time Bound. Terukur dan dapat dipastikan waktu tingkat pencapaiannya Menantang tapi masih dalam jangkauan tingkat keberhasilan Spesifikasi hasil yang ingin dicapai dalam periode 1 (satu) tahun Dapat direalisasikan dalam waktu yang pendek 48

49 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) Keterkaitan Visi s/d Sasaran VISI MISI MISI MISI MISI TUJUAN MISI TUJUAN MISI TUJUAN MISI TUJUAN MISI SASARAN MISI SASARAN MISI SASARAN MISI SASARAN MISI 49

50 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) KEBIJAKAN Ketentuan ketentuan yang telah disepakati pihakpihak terkait, dan Ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang, untuk Menjadi pedoman, pegangan/petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah atau masyarakat. agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Planned or agreed course of action based on particular principles 50

51 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) TINDAK KEBIJAKAN REGULATIF ATURAN SISTEM PROSEDUR KEBIJAKAN ALOKATIF SUMBER DAYA DANA WAKTU PROGRAM 51

52 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) BERBAGAI KEBIJAKAN ORGANISASI Kebijakan Publik Kebijakan Teknis Kebijakan Alokasi Sumber Daya Organisasi (sarana dan prasarana) Kebijakan Personalia Kebijakan Keuangan Kebijakan Pelayanan Masyarakat Dll 52

53 BAGAIMANA MELAKUKAN PERENCANAAN STRATEGIK? (MERUMUSKAN KOMPONEN RENCANA STRATEGIK) Fungsi Kebijakan MEMBERIKAN PETUNJUK PRINSIP-PRINSIP, RAMBU- RAMBU DAN SIGNAL-SIGNAL PENTING DALAM MENYUSUN PROGRAM DAN KEGIATAN. MEMBERIKAN INFORMASI MENGENAI BAGAIMANA STRATEGI AKAN DILAKSANAKAN. MEMBERIKAN KEYAKINAN BAGI PELAKSANA (Baik aparatur pemerintah maupun masyarakat) UNTUK KELANCARAN DAN KETERPADUAN UPAYA MENCAPAI SASARAN, TUJUAN, MISI DAN VISI 53

54 Agenda Pembahasan 04 Praktik Evaluasi Perencanaan Kinerja 54

55 RPJMN (YANG TERKAIT DENGAN KEMENRISTEKDIKTI) TUJUAN RPJMN KE 3 ( ) INDIKATOR KINERJA UTAMA TANDA Lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keuanggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Kualitas sumberdaya manusia terus membaik Daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetetif Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen pelayanan pendidikan yang efisien dan efektif Meningkatnya kesetaraan gender Meningkatnya tumbuh kembang optimal Mantapnya budaya dan karakter bangsa Makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri Ketersediaan infra struktur yang sesuai dengan rencana dan tata ruang Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern guna menciptakan masyarakat informasi Indonesia 55

56 RPJMN (YANG TERKAIT DENGAN KEMENRISTEKDIKTI) VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG MISI: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

57 RPJMN (YANG TERKAIT DENGAN KEMENRISTEKDIKTI) 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. 2. Membuat pemerintah selalu hadir dengan pembangunan dab tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 57

58 VISI MISI - TUJUAN KEMRISTEKDIKTI TAHUN Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa NO TAHUN Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas; Meningkatkan kemampuan Iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi TAHUN Meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia berpendidikan tinggi, serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk keunggulan daya saing bangsa 58 58

59 SASARAN STRATEGIS KEMRISTEKDIKTI Kode SS1 SS2 SS3 SS4 SS5 Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan pendidikan tinggi Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan pendidikan tinggi Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan pendidikan tinggi Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan Menguatnya kapasitas inovasi 59

60 PROGRAM DAN SASARAN PROGRAM No NAMA PROGRAM SASARAN PROGRAM 1 Program Pembelajaran dan Kemahasiswaan; Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan pendidikan tinggi PENANGGUNG JAWAB Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan 2 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Iptekdan Dikti; 3 Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti; 4 Program Penguatan Riset dan Pengembangan; Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan Dikti Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Ditjen SDM Iptek dan Dikti Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan 5 Program Penguatan Inovasi; Menguatnya kapasitas inovasi Ditjen Penguatan Inovasi 6 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya; Meningkatnya kinerja dan akuntabilitas keuangan Negara pada unit-unit organisasi di Kemenristek Setjen 7 Program Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Akuntabilitas. Terwujudnya tata kelola yang baik serta kualitas layanan dan dukungan yang tinggi pada semua unit eselon I dan Satker di Kemenristekdikti Itjen 60

61 POLA PIKIR RENSTRA KEMENRISTEKDIKTI SS1 DITJEN BELMAWA SS2 DITJEN LEM IPTEKDIKTI MISI I SS3 DITJEN SDM IPTEK VISI MISI II TS1 SS4 DITJEN RISBANG DITJEN INOVASI SS5 SETJEN ITJEN 61

62 PERUBAHAN RENSTRA KEMENRISTEKDIKTI Elemen Semula Menjadi Visi Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa Misi 1. Meningkatkan relevansi, kuantitas dan kualitas pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas 2. Meningkatkan kemampuan iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi Tujuan Strategis Meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia berpendidikan tinggi, serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk keunggulan daya saing bangsa Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa 1. Meningkatkan relevansi, kuantitas dan kualitas pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas 2. Meningkatkan kemampuan iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi 1. Meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas pendidikan tinggi untuk keunggulan daya saing bangsa 2. Meningkatnya inovasi untuk keunggulan daya saing bangsa 3. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien dan berintegritas dalam rangka reformasi birokrasi Sasaran Strategis 1. Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan pendidikan tinggi 2. Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan pendidikan tinggi 3. Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan pendidikan tinggi 4. Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan 5. Menguatnya kapasitas inovasi 1. Meningkatnya relevansi, kuantitas, dan kualitas pendidikan tinggi 2. Meningkatnya kemampuan iptek dan inovasi 3. Terlaksananya reformasi birokrasi 62

63 Perubahan IKSS IKSS RENSTRA SEMULA Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul) Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang dibangun Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature Jumlah Pusat Unggulan Iptek Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi Jumlah mahasiswa yang berwirausaha Prosentase lulusan bersertifikat kompetensi Jumlah Prodi terakreditasi Unggul Jumlah mahasiswa peraih medali emas tingkat nasional dan internasional Prosentase lulusan yang langsung bekerja Jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaran pendidikan akademik Jumlah calon pendidik mengikuti Pendidikan Profesi Guru Jumlah dosen berkualifikasi S3 Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya Jumlah pendidik mengikuti sertifikasi dosen Jumlah SDM litbang berkualifikasi Master dan Doktor Jumlah SDM litbang yang meningkat kompetensinya Jumlah revitalisasi sarpras lemlitbang dan PTN Jumlah publikasi internasional Jumlah HKI yang didaftarkan Jumlah prototipe R & D --> TRL 6 Jumlah prototipe industri --> TRL 7 Jumlah produk inovasi --> produk hasil litbang yang telah diproduksi dan dimanfaatkan oleh pengguna IKSS HASIL RAPIM Indeks Inovasi Indeks Pendidikan Tinggi Indeks Reformasi Birokrasi 13

64 PROGRAM IKP RENSTRA SEMULA IKP HASIL RAPIM Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Akuntabilitas Peningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti X1 Prosentase efisiensi perencanaan penganggaran X1 Persentase Efisiensi Perencanaan Penganggaran X2 Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK X2 Opini Penilaian laporan keuangan oleh BPK X3 Penilaian terhadap AKIP X3 Penilaian terhadap AKIP X4 Indeks kepuasan pelayanan X4 Indeks Kepuasan Pelayanan X5 X6 Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kemenristekdikti Prosentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) X5 Persentase Kasus Hukum yang diselesaikan X6 Tingkat kesesuaian kompetensi Pejabat X7 Ratio Data dan Knowledge Iptek dan Dikti yang dimanfaatkan X1 Jumlah unit organisasi dan satker yang bersih dari penyimpangan yang material X1 Jumlah unit organisasi dan Satker yang bersih dari penyimpangan yang material X2 Jumlah unit organisasi yang nilai akuntabilitasnya kategori B (baik) X1 Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia X1 Jumlah Perguruan Tinggi masuk Top 500 dunia X2 Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul) X2 Jumlah PT berakreditasi A (Unggul) X3 Perubahan IKP (1) Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang dibangun X3 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang Mature X4 Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature X4 Jumlah Pusat Unggulan Iptek X5 Jumlah Pusat Unggulan Iptek 64

65 PROGRAM IKP RENSTRA SEMULA IKP HASIL RAPIM Penguatan Pembelajaran dan Kemahasiswaan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti X1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi X2 Jumlah mahasiswa yang berwirausaha X3 Prosentase lulusan bersertifikat kompetensi X4 Jumlah Prodi terakreditasi Unggul Perubahan IKP (2) X5 Jumlah mahasiswa peraih medali emas tingkat nasional X6 Jumlah mahasiswa peraih medali emas tingkat internasional X7 Prosentase lulusan yang langsung bekerja X8 Jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaran pendidikan akademik X9 Jumlah calon pendidik mengikuti Pendidikan Profesi Guru X1 Jumlah dosen berkualifikasi minimal S2 X2 Jumlah dosen berkualifikasi S3 X3 Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya X1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi X2 Jumlah mahasiswa yang berwirausaha X3 Persentase Lulusan bersertifikasi kompetensi dan profesi X4 Persentase prodi terakreditasi minimal B X5 Persentase lulusan pendidikan tinggi yang langsung bekerja X6 Persentase Perguruan Tinggi yang Menerapkan SNDIKTI X7 Jumlah Mahasiswa Berprestasi X8 Jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaran pendidikan akademik X1 Persentase Dosen Berkualifikasi S3 X2 Persentase SDM Litbang Berkualifikasi S3 X3 Jumlah SDM yang meningkat karir dan kompetensinya X4 Jumlah pendidik mengikuti sertifikasi dosen X5 Jumlah SDM litbang berkualifikasi Master dan Doktor X6 Jumlah SDM litbang yang meningkat kompetensinya X7 Jumlah revitalisasi sarpras lemlitbang dan PTN X4 Jumlah revitalisasi sarpras PTN dan Litbang 65

66 Perubahan IKP (2) PROGRAM IKP RENSTRA SEMULA IKP HASIL RAPIM Penguatan Riset dan X1 Jumlah publikasi internasional X1 Jumlah publikasi internasional Pengembangan X2 Jumlah HKI yang didaftarkan X2 Jumlah HKI yang didaftarkan X3 Jumlah prototipe R & D X3 Jumlah prototipe R & D X4 Jumlah prototipe industri X4 Jumlah prototipe industri Penguatan Inovasi X1 Jumlah Produk Inovasi X1 Jumlah Produk Inovasi 16

67 Perubahan Sasaran Strategis dan Indikator Sasaran 1. Meningkatnyarelevansi, kuantitas, dan kualitas pendidikantinggi Indikator Indeks PendidikanTinggi 2. Meningkatnya kemampuan iptek dan inovasi Indeks Inovasi 3. Terlaksananya reformasi birokrasi Indeks ReformasiBirokrasi 67

68 TERIMA KASIH INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI 68

69 Menjadi politeknik yang bermutu inovatif dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi terapan 1. menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi yang berorientasi pada akhlak mulia, terampil, disiplin, mandiri, dan kompetitif; 2. melaksanakan kajian keilmuan dan penelitian terapan untuk menopang pendidikan dan pengajaran; 3. melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi terapan; 4. menguatkan budaya akademik, organisasi, dan kerja yang berkarakter dan beretika; dan 5. menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan pihak lain.

70 1. menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, terampil, disiplin, mandiri, dan memiliki keahlian di bidang iptek terapan; 2. mengembangkan pengetahuan terapan bidang teknologi terapan yang memajukan penerapan teknologi di industri dan masyarakat; 3. meningkatkan budaya akademik, organisasi, dan kerja yang sehat dan dinamis sebagai basis kerja sama dengan pemangku kepentingan guna mengembangkan penerapan teknologi dan memajukan kemandirian masyarakat; 4. menerapkan manajemen perguruan tinggi modern dalam pengelolaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; dan 5. mewujudkan kepakaran bidang teknologi dan bisnis yang bermanfaat dan diakui secara nasional dan internasional.

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Kemristekdikti Tahun Anggaran 2019

Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Kemristekdikti Tahun Anggaran 2019 Bandung, 27 April 2018 Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Kemristekdikti Tahun Anggaran 2019 Oleh : Akhmad Mahmudin Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR)

RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) Dalam RAPBN 2018, anggaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp41,28 triliun

Lebih terperinci

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 29 Juli 2016 ROADMAP RB 2015-2019

Lebih terperinci

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9 AGENDA NAWACITA 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

Pengawalan dan Pengawasan Isu Strategis Inspektorat Jenderal Kemristekdikti

Pengawalan dan Pengawasan Isu Strategis Inspektorat Jenderal Kemristekdikti Pengawalan dan Pengawasan Isu Strategis Inspektorat Jenderal Kemristekdikti MATERI DISKUSI KOMISI VI RAKERNAS KEMRISTEKDIKTI 1 Februari 2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi pemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDB oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum Inspektur Jenderal Kementerian Riset,

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH Melalui PENINGKATAN KAPABILITAS APIP dan MATURITAS SPIP Dr. Ardan Adiperdana, Ak., MBA., CA, CFrA, QIA Kepala BPKP Rakorwas Kementerian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-02.PW.02.03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017 di lingkungan Kemenristekdikti Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Lebih terperinci

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015 2019 Perencanaan merupakan sebuah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas Bahan Asistensi RB Daerah Hendro Witjaksono, AK, Macc. Outline Paparan Penguatan Pengawasan Penerapan SPIP. Peningkatan kapasitas APIP. Pembangunan Zona

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017 di lingkungan Kemenristekdikti Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR : 900/ /SK/III.08/TB/I/2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan

Lebih terperinci

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Untuk mencapai terselenggaranya manajemen pemerintahan yang efisien dan efektif menuju terwujudnya kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1232, 2012 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA. Penyelenggaraan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI INTEGRITAS, PROFESIONAL, SEJAHTERA

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Kebijakan Inspektorat Jenderal 1. Membangun komitmen seluruh jajaran Kemristekdikti, mulai dari pimpinan sampai staf terbawah. 2. Membangun sinergitas dengan pihak-pihak terkait (BPKP, Auditi, dan pihak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1047, 2012 OMBUDSMAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan BAB 1. PENDAHULUAN Dalam Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan dokumen

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I Pemerintah Provinsi Banten PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan masa depan secara tepat dari sejumlah pilihan, dengan

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya tatakelola kinerja yang baik, oleh karenanya, RKT menjadi suatu hal yang cukup kritikal yang harus

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama DISAMPAIKAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAYANAN PUBLIK PPVT DAN PERIZINAN PERTANIAN Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 700/2129/1.1/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PETUNJUK TEKNIS EVALUASI

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang visi, misi dan tujuan yang pencapaiannya diukur dari pencapaian sasaran strategis, sasaran program

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS

Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS EFEKTIFITAS PENGAWASAN INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI MELALUI PEMBERDAYAAN SPI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik

Lebih terperinci

BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA

BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SDM KEMENRISTEKDIKTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1 oaching SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2 Pemerintah belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah Pemerintah belum efektif dan efisien

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi PELATIHAN REVIEWER PENELITIAN NASIONAL Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bandung, 21 Nopember 2017 1. Pendahuluan Visi Misi Pembangunan

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci