PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA- I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA- I"

Transkripsi

1 PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA- I NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: Heni Sri Wijayanti NIM: G NIRM: 10/X/02.2.1/T/4391 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2

3 ABSTRAK Pengaruh Pendidikan Akhlak terhadap Perilaku Eks Pekerja Seks Komersial di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta I Tahun 2014 Oleh: Heni Sri Wijayanti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan akhlak terhadap pembentukan perilaku eks pekerja seks komersial. dan faktor pendukung dan penghambat perubahan perilaku eks pekerja seks komersial. Metode penelitian ini menggunakan metode penulisan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap para informan yang dipilih secara purposive. Analisis deduktif dipilih untuk menguji teori dengan pendapat, pengamatan dan dokumentasi di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak yang diajarkan pada Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta merupakan pendidikan non-formal yang dibimbing langsung oleh para fasilitator dan beberapa lembaga lainya. Pendidikan akhlak di Balai Rehabilitasi Sosial diajarkan kepada para penerima manfaat untuk memahami pendidikan akhlak Islam secara sebenarbenarnya, yaitu dengan menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya yang di dalamnya termasuk meninggalkan perzinaan. Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap perilaku penerima manfaat antara lain (1) Dukungan dari Pemerintah dan masyarakat, (2) Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan lingkungan yang mendukung, (3) Kinerja yang baik dari pihak Balai dalam setiap pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pembinaan khususnya pembinaan pendidikan akhlak, (4) Sarana dan prasarana yang mendukung, (5) Suasana yang senantiasa ditumbuhkan dan dijaga oleh pihak balai untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi penerima manfaat. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain (1) Kurang maksimalnya penggunaan sarana multimedia di dalam kegiatan kegiatan pembinaan, (2) Ketidakcocokan yang dirasakan oleh beberapa penerima manfaat terhadap penerima manfaat yang lain dan pembina, (3) Rasa bosan para penerima manfaat dikarenakan terjadinya pengulangan di dalam metode yang disampaikan, (4) Tidak dibedakannya pemberian materi kepada penerima manfaat yang baru datang. Kata Kunci: Pendidikan Akhlak, Perilaku, Eks Pekerja Seks Komersial

4 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan bagi semua manusia yang sangat penting untuk kelangsungan hidupnya. Tanpa pendidikan, manusia sulit dari mana, untuk apa, dan hendak ke mana manusia pergi. Pentingnya pendidikan menjadikan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi pembangunan bangsa dan negara. Salah satu tujuanya adalah pembentukan akhlak mulia. Akhlak adalah gambaran jiwa yang muncul saat manusia akan mengerjakan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika manusia akan sehat, jika didukung oleh akhlak yang baik, oleh demikian akhlak merupakan faktor yang sangat penting di dalam pemunculan tingkah laku, dengan dasar akhlak yang ada pada diri manusia maka akan membentuk pandangan hidup yang positif dan berorientasi pada dasar akhlak yaitu al-qur an dan Hadits. 1 Pembentukan akhlak ditujukan kepada setiap orang termasuk orang-orang yang dipandang rendah seperti eks wanita tuna susila. Rehabilitasi tuna susila adalah usaha penanggulangan pelacuran dengan mengembalikan keadaan dan kehidupan orang yang terlibat dalam pelacuran agar mereka itu menjadi manusia yang berkepribadian baik, berfungsi dengan situasi dan keadaan sehat, mental kuat, bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, serta mencintai jalan hidup yang benar. Kasus prostitusi yang begitu membludak menjadikan Balai Rehabilitasi Wanita Utama Surakarta sebagai tempat penampungan para pekerja seks komersial yang terjaring razia aparat yang nantinya akan diberikan bekal dan pengarahan sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat selanjutnya, panti memeberikan konstribusi berupa pembinaan agama Islam dan keterampilan-keterampilan yang dimaksudkan untuk bekal dalam menjalani kehidupan usai terlepas dari panti. Pengaruh Pendidikan Akhlak Terhadap Perilaku Eks-Pekerja Seks Komersial Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta I Tahun 2014 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh pendidikan akhlak terhadap pembentukan perilaku eks pekerja seks komersial di Balai Rehabilitasi Wanita Utama dan faktor pendukung dan penghambat perubahan perilaku eks pekerja seks komersial di Balai Rehabilitasi wanita utama. 1 Yusuf Burhanudin, Kesehatan Mental. (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm

5 2 Tinjauan Pustaka yang dijadikan rujukan diantaranya sebagaimana yang telah dilakukan oleh: 1. Khoristina Martha Khoirunnisa (UMS, 2011) dalam skripsinya yang berjudul Pembinaan Agama Islam pada Eks pekerja Seks Komersial di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta-1 tahun 2011, menyimpulkan, pembinaan agama merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam upaya untuk memperbaiki mental dan cara berfikir serta bertingkah laku pada diri seseorang yang tadinya belum sesuai dengan tuntunan di dalam agama Marganus Satya Negara (UMS, 2005) dalam skripsinya yang berjudul Peran Pendidikan Akhlak terhadap Pembentukan Perilaku Ihsan Kepada Orang Tua pada Siswa Siswi MI PLUS AT TAQWA Ngunter Sukoharjo, menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak berperan positif terhadap perilaku ihsan kepada kedua orang tua yang diterima kebenaranya. 3 2 Khoristina Martha Khoirunnisa, Pembinaan Agama Islam pada Eks Pekerja Seks Komersial di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta-1 tahun 2011, (UMS, 2011), Unpublished. 3 Marganus Satya Negara, Peran Pendidikan Akhlak terhadap Pembentukan Perilaku Ihsan Kepada Orang Tua pada Siswa Siswi MI PLUS AT TAQWA Ngunter Sukoharjo, (UMS, 2005), Unpublished. 3. Muhammad Arifin (UMS, 2012) dalam skripsinya Strategi Dakwah Terhadap Eks Pekerja Seks Komersial di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta-1 Tahun Menyimpulkan bahwa strategi dakwah dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kerohanian bagi pekerja eks komersial. 4 Akhlak merupakan sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia. Oleh sebab itu, akhlak tidak dapat dipisahkan dari akidah maupun ibadah. Karena itu, ruang lingkup akhlak meliputi semua aktivitas manusia dalam segala bidang kehidupan. Akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap makhluk. Akhlaq terhadap makhluk, terdiri dari diri sendiri maupun orang lain 5. Dengan demikian pendidikan akhlak adalah merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan seseorang untuk mencapai suatu tingkah laku yang baik dan terpuji serta menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. Pendidikan akhlak yang diajarkan pada Balai Rehabilitasi sosial Wanita Utama 4 Muhammad Arifin, Strategi Dakwah Terhadap Eks Pekerja Seks Komersial di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta-1 Tahun 2012, (UMS, 2012), Unpublished. 5 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam.(Jakarta: PT. Grafindo Persada), hlm. 351.

6 3 Surakarta merupakan pendidikan non formal yang dibimbing langsung oleh para fasilitator dari bahersos dan beberapa lembaga lainnya. Pendidikan nonformal adalah pendidikan sepanjang hayat yang wilayah jangkau yang tak terbatas dan kelompok sasaran yang sangan heterogen, baik dari sisi status sosial maupun wilayah tempat tinggalnya. 6 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya pelaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 7 Subyek penelitian berdasarkan sumber data primer dan sekunder, sumber data primer di dapatkan dari penerima manfaat atau Eks pekerja seks komersial di balai rehabilitasi sosial wanita utama, dan data skunder diperoleh dari ketua, fasilitator dan 6 Ishak Abdulhak, Penelitian Tindan dan Pendidikan Nonformal (Jakarta: Rajawali pers, 2012), hlm Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 4. petugas yang ada di balai rehabilitasi sosial wanita Utama. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk mengetahui data dari sumber yang diwawancarai, metode observasi untuk mengamati bagaimana kegiatan itu berjalan, dan metode dokumentasi untuk memperkuat hasil dari wawancar dan observasi. Peneliti menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif dengan metode deduktif yang peneliti membiarkan permasalahanpermasalahan dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. 8 Metode ini dipilih untuk menguji teori dengan pendapat, observasi dan dokumentasi di lapangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Balai Rehabilitasi sosial Wanita Utama Surakarta-I sudah ada sejak Pemerintahan Keraton Surakarta pada waktu itu terkenal dengan sebutan wangkung, yaitu tempat penampungan bagi orang-orang yang 8 Ibid, hlm. 60.

7 4 mengalami permasalahan kesejahteraan social. Pada periode selanjutnya hingga sekarang sebagai balai rehabilitasi bagi para eks pekerja seks komersial, yang disebut sebagai penerima manfaat. Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta-I berupaya memulihkan harga diri serta kemandirian para penerima manfaat dengan program pelayanan dan rehabilitasi social melalui kegiatan-kegiatan penyantunan dan pembinaan agar kedepan para penerima manfaat dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Program pelayanan dan rehabilitasi yang dilaksanakan ini tentunya tidak lepas dari aktifitas pembinaan pendidikan akhlak yang dijadikan sebagai salah satu jenis pembinaan yang diterapkan untuk membentuk perilaku islami para penerima manfaat di Bahersos wanita utama Surakarta I. A. Pengaruh Pendidikan Akhlak Terhadap Perilaku Eks Pekerja Seks Komersial Bahersos Wanita Utama Surakarta - I Pengertian akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga akan muncul secara spontan apabila dibutuhkan, tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu dan tidak membutuhkan dorongan dari luar. Sesuai dengan pengertian tersebut balai rehabilitasi sosial wanita utama Surakarta- I telah mengupayakan pelaksanaan pendidikan akhlak agar para penerima manfaat dapat berperilaku dan berakhlak yang baik sehingga menjadi sebuah kebiasaan para penerima manfaat untuk melakukannya secara spontan. Akhlak merupakan sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia. Oleh sebab itu, akhlak tidak dapat dipisahkan dari aqidah maupun ibadah. Karena itu, ruang lingkup akhlak meliputi semua aktivitas manusia dalam segala bidang kehidupan. Sesuai dengan pernyataan tersebut balai rehabilitasi telah menanamkan sikap dan perbutan yang nantinya menjadi cerminan akhlak yang baik bagi penerima manfaat, seperti dalam kegiatan sholat berjamaah di Musola Khoirunnisa dan pemberian materi pada sore harinya oleh pembimbing keagamaan. Sesuai yang tercantum di bab II pendidikan akhlak merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan seseorang untuk mencapai suatu tingkah laku yang baik dan terpuji serta menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. Pendidikan akhlak yang diajarkan pada Balai Rehabilitasi sosial Wanita Utama Surakarta merupakan pendidikan non formal yang dibimbing langsung oleh para fasilitator dari bahersos dan beberapa lembaga lainnya. Para fasilitator telah menerapkan berbagai

8 5 usaha untuk membimbing para penerima manfaat dengan cara melakukan sholat berjamaah, bekerja bakti membersihkan lingkungan asrama, saling menghormati dan menghargai, bertingkah laku yang baik sehingga menjadi suatu kebiasaan. Masalah akhlak menjadi barometer tinggi rendahnya derajat seseorang. Sekalipun orang pandai setinggi langit, tetapi jika suka melanggar norma agama atau melanggar peraturan pemerintah, maka ia tidak dapat dikatakan seorang yang mulia. Dasar pendidikan akhlak bersumber pada kitab suci al Qur an disertai Sunnah Rasul Muhammad SAW. Di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta I sangat dibutuhkan perhatian khusus untuk pembenahan mental para Eks Pekerja Seks Komersial yang terdaftar sebagai penerima manfaat, karena mental, akhlak dan perilaku mereka yang masih labil, dan belum bersumber pada al Qur an dan Sunnah Rasul. Pada dasarnya penanganan masalah tuna susila dalam balai merupakan serangkaian pelayanan proses penyantunan dan rehabilitasi didalam balai. Kegiatan yang ada didalam panti diharapkan dapat merubah pandangan dan cara berfikir para penerima manfaat agar sesuai dengan ajaran Islam dan berakhlak mulia ketika kembali di masyarakat dan mengembalikan citra diri dalam pandangan masyarakat. Pendidikan akhlak dibalai rehabilitasi sosial diharapkan kepada para penerima manfaat memahami pendidikan akhlak Islam secara sebenar-benarnya, yaitu dengan melakukan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-nya yang didalamnya termasuk meninggalkan perzinaan. Pendidikan akhlak dikatakan berhasil jika alumni Balai yang pernah tinggal di panti rehabilitasi sosial tidak terjun lagi dalam bisnis asusila tersebut. 1. Evaluasi di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta -1 Evaluasi pendidikan akhlak dibalai rehabilitasi dilakuakan untuk mengetahui perubahan para penerima manfaat sebelum datang dibalai sampai keluar dari balai selama 6 bulan dengan cara non tes yang dilakukan dengan wawancara dan pengamatan terhadap perilaku penerima manfaat. Perubahan perilaku penerima manfaat di balai rehabilitasi sangat signifikan walaupun secara pelan-pelan dan bertahap, berbagai upaya bimbingan pada perubahan perilaku penerima manfaat menjadi tujuan utama para pembimbing agar para penerima manfaat memiliki akhlak

9 6 yang sesuai dengan tuntunan AlQur an dan tidak kembali pada dunia prostitusi. Disamping itu ada bimbingan langsung antara pembimbing dan penerima manfaat secara individu atau konseling, biasanya para penerima manfaat selalu menuangkan segala keluh kesah mereka kepada pembimbing masing-masing terutama tentang masalah yang dihadapi didalam asrama antara penerima manfat satu dengan yang lain, dan bagaimana terealisasinya perkembangan materi yang telah disampaikan oleh fasilitator kepada penerima manfaat baik di gunakan dalam kegiatan sehari-hari di balai sebagai upaya untuk perubahan perilaku para eks dari yang sebelumnya bersikap arogan dan seenaknya menjadi mempunyai akhlak yang baik bersopan santun dan saling menghargai terhadap diri sendiri dan orang lain. Dari hasil evaluasi tersebut kendala pertama para penerima manfaat biasanya mengeluhkan tentang hubungan antar sesama penerima manfaat yang satu dengan yang lain dan rasa jenuh dan bosan dengan kegiatan yang ada dan orang-orang yang sama, telah disebutkan bahwa berakhlak baik terhadap orang lain adalah keharusan tapi pola lingkungan hidup mereka yang berbeda sebelumnya, sehingga dibalai mereka diwajibkan secara perlahan bisa saling bertoleransi dalam kegiatan apaun di asrama dari ketidak cocokan antara yang satu dengan yang lain. B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pendidikan Akhlak di Bahersos Wanita Utama Surakarta-1 1. Faktor Pendukung dalam pelaksanaan pendidikan Akhlak terhadap perilaku penerima manfaat a. Dukungan dari pemerintah dan Masyarakat, pemerintah Jawa Tengah memberikan kewenangan penuh terhadap Balai Rehabilitasi Wanita Utama untuk membimbing dan mengarahkan para eks agar nantinya tidak kembali pada dunia prostitusi. Masyarakat disekitar juga mendukung penuh kegiatan pembinaan para eks di Balai Rehabilitasi Sosial sehingga para penerima manfaat dapat mengembalikan citra diri mereka dalam pandangan masyarakat setelah kelur dari Balai. b. Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi yang dilakukan kepada penerima

10 7 manfaat senantiasa ditumbuhkan dan dijaga oleh pihak Balai untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi penerima manfaat.dan Lingkungan yang mendukung dalam kegiatan pelaksanaan pembinaan akhlak yang dilakukan di sore hari membuat penerima manfaat lebih rileks dalam menyerap materi-materi yang diberikan c. Kinerja yang baik dari pihak Balai dalam setiap pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pembinaan khususnya pembinaan pendidikan akhlak, terlihat dari turut andilnya semua karyawan/ karyawati bahersos didalam suatu program pembinaan rutin harian. d. Sarana dan prasarana yang mendukung dalam pada kegiatan keagamaan ruangan yang luas di aula dan metode yang digunakan membuat para penerima manfaat dapat menyerap materi yang diberikan secara baik. 2. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap perilaku penerima manfaat: a. Ketidakcocokan yang dirasakan oleh beberapa penerima manfaat terhadap pembimbing, penerima manfaat terkadang mengeluhkan ketidakcocokan pada metode yang diberikan saat pemberian materi ataupun saat bertegur sapa. b. Rasa bosan para penerima manfaat dikarenakan terjadinya pengulangan di dalam metode yang disampaikan. Dilihat dari Tidak dibedakannya pemberian materi kepada penerima manfaat yang baru datang dan penerima manfaat yang lama, sehingga materi yang disampaikan diberikan secara berulang-ulang. c. Belum adanya klasifikasi penyampaian materi berdasarkan umur/ kedewasaan penerima manfaat. Pembinaan pendidikan akhlak yang dijalankan Bahersos bukanlah hal yang mudah. Bahersos harus memberikan pengertian yang besar kepada penerima manfaat bahwa untuk menjalankan kehidupan haruslah sesuai dengan tuntunan yang telah ditetapkan dalam agama dan juga sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak semua penerima manfaat memahami dan menerima hal tersebut, namun banyak juga penerima manfaat bisa menerima dan mengaplikasikannya

11 8 dalam kehidupan sehari-hari serta mengembangkan diri mereka pada kegiatan yang lebih bermanfaat untuk bekal kehidupan di akhirat kelak Perubahan perilaku membutuhkan waktu yang cukup panjang dan lama, apalagi merubah perilaku para eks pekerja seks komersial yang sebelumnya tidak mengenal Tuhan dan yang sudah tau tapi tidak percaya sangangatlah sulit, sehingga pendidikan Akhlak dirasa sangat dibutuhkan dan penting untuk para penerima manfaat dibalai. PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan akhlak terhadap perilaku eks pekerja seks komersial di Balai Rehabilitasi Sosial (Bahersos) Wanita Utama Surakarta I, maka dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh Pendidikan Akhlak terhadap Perilaku Penerima Manfaat Pendidikan akhlak yang diajarkan pada Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta merupakan pendidikan non-formal yang dibimbing langsung oleh para fasilitator dari Balai Rehabilitasi Sosial dan beberapa lembaga lainnya. Meskipun ada beberapa penerima manfaat yang belum menerapkan kegiatan-kegiatan yang diajarkan dan menerapkannya, tetapi fasilitator selalu berusaha memberikan pengarahan tentang pentingnya memiliki akhlak yang baik, dan berperilaku yang baik sesuai ajaran Islam kepada para penerima manfaat. Pendidikan akhlak di Balai Rehabilitasi Sosial diajarkan kepada para penerima manfaat untuk memahami pendidikan akhlak Islam secara sebenar-benarnya, yaitu dengan menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya yang di dalamnya termasuk meninggalkan perzinaan. Pendidikan Akhlak di Balai Rehabilitasi Sosial dikatakan berhasil karena para penerima manfaat sudah menerapkan secara langsung dalam berperilaku yang baik di lingkungan balai, pendidikan akhlak memiliki pengaruh yang sangat besar bagi penerima manfaat, dari yang sebelumnya perilakunya tidak sesuai dengan tuntunan Islam dengan etika, tata karma dan akhlak yang buruk, saat dibina di Balai Rehabilitasi para

12 9 Penerima Manfaat mulai merubah sifatsifat yang tidak sesuai menjadi lebih baik berakhlak dan bermoral, sehingga setelah keluar dari balai para penerima manfaat telah memiliki bekal untuk kembali pada masyarakat dan tidak kembali pada dunia Prostitusi. Perubahan perilaku dibutuhkan waktu yang cukup lama dan panjang sehingga waktu 6 bulan masih belum cukup untuk mengetahui perubahan perilaku penerima manfaat. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan Akhlak terhadap Perilaku Penerima Manfaat Faktor pendukung pendidikan akhlak di bahersos meliputi: Pertama, dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat. Kedua, pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Lingkungan yang mendukung. Ketiga, kinerja yang baik dari pihak Balai dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Keempat sarana dan prasarana yang mendukung, Kelima, suasana senantiasa ditumbuhkan dan dijaga oleh pihak balai dalam menciptakan suasana yang nyaman. Adapun faktor penghambatnya meliputi: Pertama, ketidakcocokan yang dirasakan oleh beberapa penerima manfaat terhadap penerima manfaat yang lain dan pembina. Kedua, rasa bosan para penerima manfaat dikarenakan metode yang disampaikan. Ketiga, tidak dibedakannya pemberian materi sehingga materi yang disampaikan diberikan secara berulang-ulang. B. SARAN SARAN 1. Kepala Balai Berhasilnya pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang diberikan kepada pihak penerima manfaat akan terlihat pada perubahan tingkah laku, cara berfikir, hasil keputusan yang diambil dan tidak terjunnya lagi para penerima manfaat pada dunia prostitusi setelah kembali kemasyarakat setelah mengikuti bimbingan di Balai. Adapun kegiatan pelayanan dan rehabilitasi menjadi baik jika pada pelaksanaaannya di dukung dengan memaksimalkan kembali kegiatankegiatan yang belum berjalan optimal dan selanjutnya dilakukan pengawasan secara kontinyu, tidak hanya pengawasan perubahan perilaku para Penerima Manfaat di Balai tetapi juga untuk dilakukan tinjauan setelah para penerima manfaat keluar dari Balai Rehabilitasi Wanita Utama untuk menghindari terjunya kembali para penerima manfaat dalam dunia Prostitusi.

13 10 C. Fasilitator Fasilitator merupakan public figur bagi penerima manfaat, dimana setiap tingkah laku, tutur kata serta pembawaan fasilitator akan diperhatikan. Oleh karena itu alangkah baiknya bagi seorang fasilitator untuk lebih memberi contoh dan perilaku yang baik sebagai upaya perubahan perilaku penerima manfaat. Selain itu juga perlu mematangkan kembali dalam penyusunan materi yang akan disampaikan selama satu periode, sehingga dalam penyampaian materi tidak terjadi pengulangan, terutama materi akhlak. Alangkah baiknya jika materi akhlak tidak hanya dituangkan dan diberikan dalam bentuk cerita yang mengandung hikmah karena mengingat pentingkan pendidikan akhlak bagi para penerima manfaat, perlu menambah metode pembinaan Akhlak. Misalnya dengan cara berdiskusi dibentuk kelompok dan dilakukan diluar Musola sebagai upaya untuk menciptakan komunikasi dan suasana kekeluargaan antar penerima manfaat selalu terjaga dan kompak sehingga tercipta akhlak yang baik bagi sesama penerima manfaat dan warga Balai. DAFTAR PUSTAKA Al-Jazairi. Minhajul Muslim Malang: PT. Megatama Sofwa Pressindo Terjemah oleh Mustofa aini, Amir Hamzah Fachrudin, Kholif Mutaqin Andry Pramudya. Konsep Islam. Dasar pendidikan akhlak.( Konsep Islam - اإلسالمية المفاهيم - Islamic Concept Dasar Pendidikan Akhlak.html) diakses tanggal 2 Agustus Arifin Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Burhanudin, Yusuf Kesehatan mental. Bandung : Pustaka Setia Daud, Muhammad ali Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT. Grafindo persada Harirotunnadhiroh. Fungsi dan tugas Tutor Fasilitator dalam Pendidikan Orang Dewasa. ( m/2013/04/22/fungsi-dan-tugas-tutorfasilitator-dalam-pendidikan-orangdewasa/) diakses tanggal 18 november 2014

14 11 Ilyas,Yanuar Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam. Ishak, Abdulhak, Penelitian Tinadan dan pendidikan nonformal. Jakarta: Rajawali pers Kitab Undang-undang Hukum Pidana Buku Kedua Pasal 296 Koentjoro Pelacur dan Resosialisasi antara patologi dan Rehabilitasi Sosial. Laporan penelitian. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Moleong J, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nata, Abudin Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Shobron, Sudarno, dkk Studi Islam 1. Surakarta: Lembaga Pengembangan Al- Islam dan Kemuhammadiyahan. Soekarno Pendidikan Akhlak.( diakses tanggal 18 November Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Kasus di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta)

PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Kasus di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta) PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Kasus di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA LARAS BHINA PUTERA BANJARSARI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: VINA RIAS TEGUH RAHAYU NIM: G000100098

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI DALAM EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH

IMPLEMENTASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI DALAM EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH IMPLEMENTASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI DALAM EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai 69 BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai Rehabilitasi Data hasil penelitian lapangan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa pada awal anak tuna netra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia untuk memiliki suatu pengetahuan tertentu. Peranan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI DI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

HUBUNGAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI DI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 HUBUNGAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI DI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran akidah akhlak merupakan bagian dari pembelajaran agama Islam yang mampu mengarahkan dan mengantarkan peserta didik ke fitrah yang benar. Seseorang

Lebih terperinci

IMPLEMANTASI METODE BERCERITA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI SMP MUHAMMADIYAH KEBASEN KELAS 8

IMPLEMANTASI METODE BERCERITA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI SMP MUHAMMADIYAH KEBASEN KELAS 8 IMPLEMANTASI METODE BERCERITA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI SMP MUHAMMADIYAH KEBASEN KELAS 8 KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2014 / 2015 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

PENGUATAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PELANGGARAN NORMA AGAMA. (Studi Kasus di MTs Mahadul Muta alimin Katerban

PENGUATAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PELANGGARAN NORMA AGAMA. (Studi Kasus di MTs Mahadul Muta alimin Katerban PENGUATAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PELANGGARAN NORMA AGAMA (Studi Kasus di MTs Mahadul Muta alimin Katerban Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan pendidikan moral. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka moral merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut Lexy J. Moleong metode kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

STRATEGI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

STRATEGI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 STRATEGI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. 56 BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. Analisis Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN FIQIH DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN AMALAN IBADAH SHALAT FARDHU (STUDI EMPIRIS DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN FIQIH DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN AMALAN IBADAH SHALAT FARDHU (STUDI EMPIRIS DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN FIQIH DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN AMALAN IBADAH SHALAT FARDHU (STUDI EMPIRIS DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015) NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta munculnya media-media massa yang serba canggih ini, dengan segala kemajuannya menawarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia siswa SMP adalah antara 13-16 tahun, pada fase ini seseorang mulai mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam kepustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pendidikan memiliki peranan

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PEMBIMBING DENGAN KLIEN DALAM PROSES REHABILITASI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL KARYA WANITA KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON

POLA KOMUNIKASI PEMBIMBING DENGAN KLIEN DALAM PROSES REHABILITASI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL KARYA WANITA KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON POLA KOMUNIKASI PEMBIMBING DENGAN KLIEN DALAM PROSES REHABILITASI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL KARYA WANITA KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara anggota masyarakat terkadang menimbulkan gesekan-gesekan yang

BAB I PENDAHULUAN. antara anggota masyarakat terkadang menimbulkan gesekan-gesekan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat, di manapun berada, selalu terdapat penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggotanya, baik yang dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA- I

PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA- I PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA- I SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I IMPLEMENTASI KARAKTER BERSAHABAT DAN PEDULI SOSIAL PADA SISWA SMP (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral, dalam arti fungsi-fungsi jiwanya saling mempengaruhi secara organik. Karenanya sepanjang perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan bertanggung jawab baik kepada

Lebih terperinci

PERAN PANTI ASUHAN YATIM CABANG MUHAMMADIYAH JUWIRING KLATEN DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK ASUH TAHUN 2014

PERAN PANTI ASUHAN YATIM CABANG MUHAMMADIYAH JUWIRING KLATEN DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK ASUH TAHUN 2014 PERAN PANTI ASUHAN YATIM CABANG MUHAMMADIYAH JUWIRING KLATEN DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK ASUH TAHUN 2014 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunya. Menurut Koentjoro (1999: 36) pada tahun 1990/1991,

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunya. Menurut Koentjoro (1999: 36) pada tahun 1990/1991, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah prostitusi merupakan masalah nasional, sosial dan agama. Sebagian masyarakat sering membicarakan, mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Analisis Kegiatan Keagamaan Anak Jalanan Taman Mataram Kota Pekalongan Kegiatan keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama ajaran Islam yang menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Dan Syarat-syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Dan Syarat-syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd. UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi di SD Negeri II Bangsri Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH 1 PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta 1) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subyek yaitu peserta didik dan pendidik. Dalam proses belajar peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an hadits yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam turut memberikan sumbangan tercapainya pendidikan nasional. Tugas pendidikan tidak hanya menuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

TESIS Program Studi Magister Agama Islam

TESIS Program Studi Magister Agama Islam EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTs MA ARIF GESI SRAGEN TESIS Program Studi Magister Agama Islam Oleh: Ana Maratul Hasanah NIM: 09130074 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang penelitiannya dilakukan secara intensif terinci dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki peran dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki peran dan tanggung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, berkembangnya suatu lembaga tergantung pada sumber daya manusia yang memiliki produktivitas yang tinggi dan berkualitas. Sumber daya yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan oleh Rasulullah sebagai suri tauladan bagi umatnya. Semua yang dilakukan oleh Rasul adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan objek kajian, penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) dilakukan dengan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK BAGASKARA SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING MELALUI PETA KONSEP SECARA KLASIKAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM KELAS V SEMESTER I SDN 03 KARANGREJO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI PADA PELAJARAN MENGHAFAL AL QUR AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS IA SDIT NURUL ISTIQLAL 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan BAB V PEMBAHASAN A. Kegiatan Keagamaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah dalam kategori cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi 99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi

Lebih terperinci

Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18

Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18 Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA 72 Samsul Hadi, S.Ag samsul_hadi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berisikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan 1. Belajar adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN A. Analisis Strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK KELUARGA PERANGKAT DESA (STUDI KASUS DI DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO)

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK KELUARGA PERANGKAT DESA (STUDI KASUS DI DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO) IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK KELUARGA PERANGKAT DESA (STUDI KASUS DI DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO) NASKAH PUBLIKASI KHOLIS MAHENDRA A. 220090133 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELUARGA NELAYAN. (Studi Kasus Pada Anak Keluarga Nelayan Dusun Tawang

PENANAMAN KARAKTER KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELUARGA NELAYAN. (Studi Kasus Pada Anak Keluarga Nelayan Dusun Tawang PENANAMAN KARAKTER KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELUARGA NELAYAN (Studi Kasus Pada Anak Keluarga Nelayan Dusun Tawang Kulon Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan) Naskah Publikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai alat pengembangan, pengendalian diri, dan juga merupakan suatu alat pembentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara disegala bidang pembangunan, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan masyarakat, demikian juga halnya dengan daerah-daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan masyarakat, demikian juga halnya dengan daerah-daerah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehubungan dengan pemberlakuan otonomi daerah saat ini, maka di berbagai daerah diberi kesempatan untuk melakukan percepatan pembangunan untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Religiusitas Siswa hal Akidah Berdasarkan hasil wawancara narasumber, bahwa nilai aqidah sudah tertanam pada diri

Lebih terperinci