BAB IV PEMBAHASAN. Minat bisa terbentuk dan berkembang karena pengaruh dan pembawaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Minat bisa terbentuk dan berkembang karena pengaruh dan pembawaan"

Transkripsi

1 54 BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Permasalahan Minat bisa terbentuk dan berkembang karena pengaruh dan pembawaan lingkungan. Minat secara terus menerus mengalami perubahan dan dipengaruhi oleh kondisi fisik, mental dan keadaan emosi, serta perubahan lingkungan sosial dimana setiap manusia itu mempunyai perbedaan. Proses perubahan minat terjadi hampir sepanjang garis kehidupan, perubahan minat dalam proses ini disebabkan oleh perubahan pola kehidupan. Bila dilihat dari fase perkembangan, minat berkembang secara bertahap mengikuti perkembangan manusia sejak lahir hingga masa dewasa. Minat yang terbentuk akibat perkembangan dari kematangan. Sedangkan minat terbentuk karena adanya keinginan dan cita-cita, hal ini memberikan makna bahwa minat tersebut karena adanya tujuan. Pada dasarnya minat berubah dan berkembang sesuai dengan bertambahnya usia pada seorang manusia. Pada setiap fase perkembangan terhadap pertambahan objek minat dan semakin dewasa seseorang maka minatnya juga cenderung leih stabil, sekalipun kemungkinan terjadi perubahan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mappiare (1982:62) bahwa beberapa bentuk minat remaja, yang dalam masa kanak-kanaknya yang kuat, maka dalam masa remaja awal berubah lemah dan ditinggalkan.

2 55 Pada dasarnya minat tidak bersifat statis tetapi berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan fisik dan kognitif individu. Hal ini sesuai pendapat Mappiare (1982:6) bahwa ada kencenderungan minat individu akan menjadi stabil sesuai dengan pertumuhan dan pertambahan umur yang bersangkutan. Begitupun pada nak usia prasekolah, harus ditumbuhkan minatnya saedini mungkin, karena pada usia ini disebut masa keemasan. Minat tumbuh sebagai hasil kebiasaan membaca. Agar pembentukan diri dan kepribadian lebih mudah. Tingginya angka buta huruf berkolerasi langsung terhadap rendahnya minat baca masyarakat. Adapun rendahnya minat baca berkaitan erat dengan ketersediaan buku dan akses terhadap keluhkan dengan mahalnya harga buku. Menurut dat Education For All (EFA) Global Monitoring Report tahun 2005, Indonesia adalah negara ke-8 juta orang buta huruf di Indonesia. Sedangkan minat membaca pada usia prasekolah umumnya baik (di sekolah yang penulis observasi) anak-anak sangat senang, antusias apabila berkunjung/bermain ke perpustakaan sekolah walaupun sebagian besar anak-anak ada yang belum bisa membaca tetapi melihat minatnya guru harus memotivasi dan memberikan stimulus kepada anak salah satunya dengan buku cerita bergambar, tentu saja dengan gambar yang menarik buat anak dengan warna-warna yang mencolok, ramai. Adapun syarat-syarat gambar salah satunya yaitu gambargambar yang cukup besar untuk dapat dilihat dari tempat anak sampai ke detailnya. Anak lebih berminat pada gambar-gambar yang penuh warna, arti dari setiap gambar, hubungan antara dengan gambar yang berikutnya dapat terlihat

3 56 jelas. Tiap gambar sifatnya merangsang untuk ingin mengetahui kelanjutannya. Hal ini dapat dicari pada gambar yang berikutnya. Tak lupa gambar-gambar itu sebaiknya diberi warna yang hidup. Selain dengan media gambar melalui bermain sangat efektif untuk anak lebih ingin tahu (penasaran) dalam mengenal huruf/kata/minat membacanya. Bermain adalah sifat yang melekat langsung pada kodrat anak jika ada anak yang tidak mau bermain, itu menunjukkan adanya suatu kelainan dalam diri anak tersebut Mengabaikan kenyataan ini, apabila mengingkai jelas bertentangan dengan kebutuhan perkembangan jiwa anak (Depdikbud, 1994/1995) Bermain itulah metode yang paling tepat untuk mengajarkan beraksara sekaligus memasok stimulus bagi otak anak. Dengan cara bermain yang idektik dengan aktivitas yang menyenangkan, yang menggembirakan makan anak usia dini tidak akan menganggap proses pembelajaran beraksara sebagai sebuah aktivitas yang membosankan, menyebalkan bahkan menyakitkan (karena dirasa sebagai sebuah pemaksaan/kekerasan). Metode bermain, membuat proses pembelajaran beraksara menjadi lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak. Mengajarkan membaca/menumbuhkan minat membaca pada anak usia dini tentu ada tekniknya. Sebelum memulai mengajari membaca, lebih baik jika kita mengenali dahulu bagaimana karakter setiap anak karena anak itu unik, mereka memiliki kemampuan untuk dikembangkan. Banyak anak yang mengalami kesulitan membaca, padahal masalah sebenarnya ada di teknik mengajar. Untuk mengajarinya membaca, seorang pengajar harus bisa

4 57 memanfaatkan kekuatan visualnya. Selain dengan permainan bisa juga mempergunakan gambar-gambar dan logo. Ajak mereka untuk memvisualisasikan apa saja yang dibaca. Yang terpenting untuk anak usia dini bukanlah mengajar membacanya, tetapi mengajarkan budaya membaca (membiasakan anak mengenal membaca sejak dini). Belum tentu anak yang bisa membaca lebih dahulu akan suka membaca. Penggunaan media sangat bermanfaat untuk belajar mengajar. Pada dasarnya media yang digunakan harus dapat menarik perhatian anak sehingga mereka merasa senang serta dapat mempertinggi motivasi belajarnya. Media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan yang mempunyai arti, uraian dan tafsiran juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau menjelaskan suatu masalah. Gambar dapat mempermudah anak dalam mengemukakan ide atau gagasan. Usia prasekolah merupakan masa yang sangat menentukan bagi pertumbhan dan perkembangan anak. Usia ini merupakan pondasi yang memegang peranan yang sangat penting untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. B. Alternatif Pemecahan Masalah Setiap orang harus memiliki minat terhadap membaca. Untuk menanamkan minat membaca, maka harus ditanamkan sejak usia dini. Karena minat ini tumbuh sebagai hasil kebiasaan membaca. Agar pembentukan diri dan kepribadian lebih mudah. Peran orangtua, terutama ibu, sangat penting dalam

5 58 meningkatkan minat baca anak. Kalau biasanya sebelum tidur anak-anak didongengi secara verbal, mulailah sekarang mendongeng dengan membacakan sebuah buku. Jadi anak melihat sang ibu membaca sambil mendengarkan apa yang dibaca. Kemudian mulai anak diminta membaca sendiri jika anak sudah bisa membaca. Sebagai pembuktian anak diminta pula menceritakan kembali apa yang telah dibacanya. Anak perlu dibatasi waktu bermainnya dengan alternatif membaca buku secara santai. Calkins, 1996, Greany, 1980, Krasher, 1994 mengungkapkan siswa yang banyak membaca secara sukarela memperlihatkan berbagai sikap positif terhadap membaca, yang pada gilirannya akan menghantarkan mereka mejadi pembaca-pembaca yang handal saat mereka dewasa. (Chuzaimah Dahlan Diem: XVIII dalam Yuliani 2004:30) Oleh karena itu, agar seseorang memiliki minat membaca, maka harus ditanamkan sejak dini umumnya pada usia prasekolah untuk perkembangan kecerdasan. Tumbuhnya minat baca dipengaruhi oleh situmulus lingkungan sekitar anak. Lingkungan yang dimaksud diantaranya adalah perilaku orang tua baik secara fisik maupun psikologis dalam mengupayakan dan mengarahkan anak agar senang membaca. Banyak sekali metode atau cara yang dapat digunakan orang tua dalam menumbuhkan minat baca dan mencintai buku pada anak sejak dini. Orang tua dapat menerapkan metode tersebut sesuai dengan keinginan. Beberapa metode atau cara yang dapat menumbuhkan minat baca pada anak antara lain adalah:

6 59 1. Biasakan membacakan buku sejak anak dalam kandungan Berdasarkan penelitian anak sudah dapat mendengar suara ibu dan ayahnya sejak dalam kandungan. Dengan membacakan buku sejak anak masih dalam kandungan, orang tua menjalin hubungan emosi dengan bayi yang masih dalam kandungan. Jadi setelah lahir, bayi sudah terbiasa dengan suara orang tuanya. 2. Biasakan membacakan buku setelah anak lahir Seorang bayi setelah lahir mampu menerima informasi dengan cepat dan mudah, karena otak bayi masih fresh, belum menerima apa-apa dari luar. berdasarkan penelitian, bayi yang sejak lahir dibiasakan diajak berkomunikasi dan dibacakan buku cerita akan mempunyai kemampuan berbahasa yang realtif lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Membacakan buku kepada anak yang belum mampu membaca sendiri merupakan suatu cara yang paling efektif dalam rangka menanamkan minat baca sejak dini pada anak. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan membacakan buku kepada anak, yaitu antara lain: Meningkatkan pertumbuhan mental anak. Mempererat hubungan batin orang tua dengan anak. Meningkatkan rasa ingin tahu dan semangat anak. Menciptakan perasaan bahwa membaca itu menyenangkan. Memberikan dasar-dasar kecintaan membaca. Mengembangkan minat anak untuk membaca sendiri buku yang digemari.

7 60 Sebagai langkah awal membacakan buku kepada anak perlu diadakan pendekatan-pendekatan yang dapat mengakrabkan anak-anak dengan buku. Cobalah memberi buku kepadanya. Biarkan saja jika anak-anak merobek-robek buku tersebut. Karena hal itu adalah proses mereka dalam mengenal buku. berikan buku-buku yang kira-kira sudah tidak terpakai untuk media bermainnya. Seiring dengan bertambahnya usia, anak akan bersikap lebih tenang dan tidak merobek-robek buku lagi. Ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan. Yang bertujuan agar anak memperoleh perasaan senang, menikmati, dan gembira dengan dibacakannya buku. Sebelum membacakan buku pada anak, perlu diketahui bahwa cara dan jenis buku yang akan dibacakan tersebut hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan usia nak. Untuk anak-anak yang berumur sekitar 1-3 tahun, buku-buku yang baik dan sesuai adalah buku-buku dengan gambar sederhana dan teks yang singkat disertai dengan pengulangan kata. Tema yang bagus adalah hal-hal yang mudah ditangkap anak dan sering didengar anak seperti buku tentang binatang. Untuk anak usia 4-6 tahun, buku-buku yang sesuai adalah buku yang sedikit lebih kompleks dari sebelumnya. Buku dengan gambar yang menarik dan berwarna cerah sangat disukai. Tema atau cerita juga lebih berkembang sedikit, seperti cerita yang dapat merangsang imajinasi dan rasa ingin tahu anak. Untuk anak usia di atas 6 tahun, buku-buku yang sesuai adalah buku yang dapat menarik minat anak atau dapat merangsang kejiwaan anak seperti nilai-nilai kebenaran dan kekeluargaan.

8 61 Adapun beberapa teknik membacakan buku untuk anak antara lain: a. Sebelum membacakan buku kita perlu melakukan persiapan. Persiapan dilakukan untuk menentukan buku apa yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak. Baca dahulu buku yang akan diberikan kepada anak agar kita dapat mengetahui isinya dan improvisasi apa yang nanti dapat dilakukan. b. Duduk dekat anak dan bacakan buku cerita tersebut. Ajaklah anak untuk melihat-lihat dan menyentuh buku tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan anak pada sebuah buku. c. Dalam bercerita ekspresi wajah dan suara disesuaikan dengan karakter tokoh dalam buku cerita tersebut. hal ini berguna untuk merangsang daya imajinasi anak dalam memahami cerita tersebut. Anak akan merasa gembira, bahwa kegiatan bercerita/membaca itu sangat menyenangkan. d. Bila dalam buku-buku yang dibacakan tersebut ada hal-hal yang dianggap membosankan maka kita bisa berimprovisasi. Kita bisa menambahkan cerita yang dapat membangkitkan rasa ingim tahu anak sehingga anak menjadi penasaran ingin mengetahui cerita selanjutnya. Dengan demikian kita dapat membuat suasana menjadi lebih menyenangkan bagi anak. Kegiatan membacakan buku cerita bergambar ini, juga berguna untuk menyatukan emosi anak dengan emosi orang tua. Sering membacakan buku cerita pada anak dengan menunjukkan rasa kasih sayang akan membuat anak merasa dekat

9 62 dengan orang tua dan akan selalu merindukan suasana seperti itu. Dengan demikian diharapkan anak akan menyukai buku dan saat-saat bersama orang tua. 3. Meminta Anak Menceritakan Ulang Anak-anak yang bersemangat dan senang dengan cerita yang kita bacakan, akan hafal dengan alur cerita dan tokoh yang ada dalam cerita tersebut. Anak berdiskusi, misalnya menanyakan pada anak, mereka suka tokoh yang mana dan mengapa. Dengan demikian kita bisa mengetahui sejauh mana pemahaman anak terhadap cerita tersebut, untuk merangsang imajinasi anak. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pemahaman anak terhadap cerita tersebut, mintalah anak untuk mencoba menceritakan kembali apa yang telah dilihat dan didengarnya. 4. Mengajak Anak ke Toko Buku atau Perpustakaan Jika anak sudah mulai tertarik dengan buku-buku, ajaklah anak ke toko buku. Biarkan anak memilih buku kesukaannya, namun tetap dalam pengawasan orang tua. Orang tua harus menanamkan sikap selektif terhadap buku sejak dini pada anak. Dengan begitu kita dapat mengarahkan mana buku yang sesuai untuk anak. Selain ke toko buku kita dapat mengajak anak-anak untuk mengunjungi perpustakaan-perpustakaan yang ada. 5. Membeli buku yang sesuai dengan minat atau hobi anak Terkadang orang tua terlalu memaksakan kehendaknya agar anak membaca buku pilihan orang tuanya. Hal ini dapat menganggu dan

10 63 menghambat minat baca anak, karena buku yang baik atau bermutu menurut pendapat kita belum tentu menarik bagi anak kita. Kita harus mengetahui terlebih dahulu buku apa yang diminatinya, kemudian barulah kita membelikan buku tersebut. Contohnya, bila anak-anak menyukai dunia binatang, maka kita carikan buku-buku yang berisi tentang dunia binatang. Cari buku dengan ilustrasi atau gambar yang menarik dan teks bahasa yang sesuai dengan usia dan kemampuan membaca anak. Bila anak mempunyai hobi memelihara ikan, dapat kita carikan buku-buku yang berisi perihal memelihara ikan yang baik, dan masih banyak contoh buku lain yang sesuai dengan hobi dan minat anak. Dengan demikian anak akan semakin ingin tahu mengenai apa yang diminatinya dengan membaca buku. Jadi yang penting adalah kita harus mengerti akan minat atau hobi anak dan membelikan buku sesuai minatnya sebagai pendukung apa yang menjadi minatnya tersebut. 6. Perpustakaan keluarga Perpustakaan keluarga sangat besar peranannya dalam menumbuhkan minat baca. Selain itu perpustakaan keluarga juga membantu memudahkan anak-anak dalam mencari materi bacaan. Kita bisa membuat perpustakaan yang sederhana dengan koleksi buku-buku yang sederhana dan bermanfaat kita tidak harus mengoleksi buku-buku yang banyak. Atur buku sesuai keinginan, yang penting buku mudah dilihat dan dapt dijangkau oleh anakanak. Buatlah aturan-aturan sederhana untuk menjaga keberadaan perpustakaan tersebut, seperti aturan menata buku, membersihkan, dan

11 64 merawat buku. Ciptakan suasana nyaman dan menyenangkan untuk kegiatan membaca keluarga supaya keberadaan perpustakaan keluarga ini lebih bermanfaat. 7. Saling bertukar buku Salah satu cara untuk menanamkan minat baca pada anak sejak dini adalah dengan tersedianya buku-buku bacaan dalam keluarga. Dengan adanya banyak buku maka anak akan semakin senang membaca. Namun upaya pengadaan buku-buku tersebut terkadang terhambat oleh dana yang tidak cukup untuk membeli buku-buku. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu bertukar buku dengan teman. Dengan demikian kegiatan membaca akan dapat berlangsung terus, sekalipun kondisi keuangan sedang surut. 8. Beri penghargaan untuk menambah semangat membaca Untuk menambah semangat anak membaca buku, orang tua dapat memberikan suatu penghargaan kepada anak. Penghargaan ini dapat diberikan orang tua kepada anak apabila anak sudah dapat membaca dengan baik aatau sudah menyelesaikan membaca beberapa bagian atau menyelesaikan suatu buku. Anak-anak biasanya sangat senang dengan penghargaan yang diberikan oleh orang tua. Penghargaan ini dapat berupa pujian atau berupa materi. dengan penghargaan tersebut anak akan merasa percaya diri dalam membaca diharapkan anak akan lebih menyukai kegiatan membaca tersebut.

12 65 9. Jadikan buku sebagai hadiah Untuk lebih mendekatkan anak pada buku, kita dapat menjadikan buku sebagai hadiah untuk anak. Hadiah ini dapat diberikan karena prestasi anak di sekolah memuaskan atau dapat diberikan karena anak sudah dapat mengerjakan perintah orang tua/guru. Sudah menjadi tabiat manusia termasuk anak bahwa mereka senang dengan hadiah. Maka akan lebih baik bila hadiah tersebut adalah sesuatu yang dapat bermanfaat untuk anak, salah satunya adalah buku. Jika anak sudah mencintai buku maka hadiah buku akan sangat menyenangkan hatinya. Dengan memberikan hadiah berupa buku, maka anakpun akan menganggap bahwa buku adalah sesuatu yang baik dan berharga. 10. Jadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaan setiap hari Anak selalu mencontoh apa yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Kita melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak baik dan tidak bermanfaat maka nantinya anak-anak akan mencontohnya. Sebaliknya, bila kita sering melakukan aktivitas yang bermanfaat dan dapat dicontoh, dijadikan kebiasaan anak. Salah satu contohnya adalah kegiatan membaca. Kegiatan membaca yang sering kita lakukan akan dicontoh anak. Dengan demikian kegiatan tersebut dapat menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Jadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan bersama anak. Anak-anak akan merasa senang dengan kegiatan membaca ini. Dampingi anak dan ajak anak membaca bersama. Kegiatan ini tidak harus berlangsung lama. Yang penting disini kita harus menjadi teladan yang baik untuk anak kita.

13 66 Lakukan kegiatan membaca tersebut di saat yang tepat. Salah satunya adalah saat menjelang tidur. Dengan menjadikannya sebagai kebiasaan atau rutinitas maka hal ini akan membawa pengaruh positif bagi anak di kemudian hari. Sayangnya, banyak orang tua malas melakukan hal ini. 11. Membuat buku sendiri Kita sebagai orang tua dapat mencari cara tersendiri agar anak senang dengan buku. Dalam hal ini kita gunakan kreativitas dan imajinasi. Salah satu caranya adalah dengan membuat buku sendiri. Kita bisa ajak anak untuk mencoba hal yang baru yaitu membuat buku sendiri. Sebelumnya kita harus mengetahui dulu buku apa yang ingin dibuat anak. Buku yang dibuat hendaknya sederhana, jangan terlalu kompleks dan dengan hal-hal yang ada di sekitar anak. Contohnya buku tentang keluarga. Mulai dari ayah, ibu, kakak dan seterusnya. Atau membuat buku tentang binatangbinatang yang ada di sekitarnya. Dimulai dari binatang yang kecil-kecil dulu, kemudian baru yang besar. Dapat juga disertai dengan gambargambar sederhana yang dapat digunakan untuk menerangkan objek cerita. Kemudian warnai gambar tersebut. Jadilah buku buatan sendiri. Masih banyak lagi cerita yang dapat dibuat untuk dijadikan buku. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Pada akhirnya nanti anak diharapkan menyukai kegiatan tulis-menulis. 12. Menempatkan buku pada tempat yang mudah dijangkau Menempatkan buku-buku mereka di tempat-tempat yang mudah dijangkau, seperti di tempat mereka bermain dan di setiap ruang bila perlu.

14 67 Usahakan agar di ruang tamu, di ruang keluarga, di kamar tidur, dan di ruang mana saja anak berada, mereka akan dapat dengan mudah menemukan buku-buku mereka dan terbiasa dengan keberadaan buku. Sebuah rumah yang bersih dari buku menunjukkan bahwa penghuningnya kurang begitu mencintai buku. Adapun rumah seorang pecinta buku maka buku-bukunya akan bertebaran dimana-mana. Itulah ciri keluarga yang menyukai dan mencintai buku. Anda akan melihat bahwa di ruang mana saja senantiasa ada buku. 13. Menunjukkan tinginya penghargaan kita kepada buku dan kegiatan membaca Penting sekali untuk menunjukkan kegembiraan dan pujian kepada anak-anak ketika mereka mau membaca buku atau membeli buku. Anakanak harus mengetahui bahwa kita sebagai orang tua sangat menyukai mereka yang mencintai buku. Menanamkan image ini pada anak-anak sangat penting karena hal ini akan tertanam kuat sampai anak-anak dewasa. Bagaimanapun juga anak-anak sebenarnya sangat suka dipuji, karena pujian merupakan bentuk pengakuan kemampuan dan eksistensi mereka. Pujilah mereka ketika mereka ingin membeli buku, ingin membaca buku dan mau mendengarkan cerita dari buku. 14. Jadilah orang tua yang gemar dan rajin bercerita Manusia sangat menyukai cerita, buktinya hiburan berupa cerita sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan telah menjadi hiburan yang sangat disukai

15 68 dan menjadi favorit masyarakat, misalnya seperti kethoprakdi Jawa Tengah, ludruk di Jawa Timur, lenong pada masyarakat Betawi, wayang kulit maupun wayang orang dan masih banyak lagi jenis hiburan lainnya. Ini menunjukkan bahwa cerita adalah sesuatu yang amat disukai oleh manusia. Karena itu, salah satu metode jitu untuk mendidik anak-anak adalah dengan membawakan cerita kepada mereka, terutama cerita-cerita atau kisah-kisah nyata yang banyak mengandung hikmah dan pelajaran. Jadilah orang tua yang tekun untuk selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak dengan cerita, karena anak-anak sangat menyukai cerita. Lewat cerita kita lebih mudah dalam menanamkan banyak kebaikan pada anak-anak kita daripada lewat kata-kata yang berupa perintah. Ketekunan kita bercerita kepada anak seiap menjelang tidur secara tidak langsung telah memperkenalkan anak pada buku, bahkan akan membuat mereka menyukai buku. Anak-anak cenderung lebeh menyukai kisah-kisah yang berkesan baginya. Bahkan anak akan mengulanginya beberapa kali tanpa bosan. Ketekunan bercerita kepada anak-anak inilah yang merupakan modal besar untuk menanamkan kecintaan mereka terhadap buku. Sebenarnya tidak sulit untuk membiasakan hal ini. Cukuplah sebentar akan tetapi rutin, yaitu setiap kali menjelang waktu tidur. Ajaklah anak-anak mencintai buku dengan cara/metode yang menyenangkan dan menghibur hati mereka, bukan sebaliknya. Jangan sampai tertanam di dalam benaknya bahwa membaca adalah beban.

16 69 Hendaknya kita menyadari bahwa dunia anak-anak adalah dunia bermain, penuh keceriaan dan kegembiraan. Bukan dunia yang serius sebagaimana yang ada pada diri orang dewasa. Ini adalah suatu persepsi yang kita tidak boleh keliru memahaminya, karena tidak sedikit orang tua yang terlalu menekan anak-anak dengan maksud agar mereka menjadi anak-anak yang pintar. Tetapi orang tua lupa bahwa mereka bukan orang dewasa. Akhirnya anak-anak pun akan mengalami kejenuhan mental dan pikiran. Dunia anak-anak sangat berbeda dengan dunia orang dewasa. Jangan sampai kita paksakan mereka mengikuti gaya dan target-target kita yang sekadar materialistis dan haus dengan kejayaan duniawi yang palsu. Sebagai catatan, waspadalah dengan cerita yang tidak mendidik. Cerita fantasi yang tidak logis secara sepintas menyenangkan dan memang banyak disukai anak-anak. Akan tetapi, Anda harus waspada akan efek negatif dari cerita-cerita fiksi tersebut bagi perkembangan kejiwaan dan mental anak di kemudian hari. Yang menjadi masalah adalah bahwa jiwa anak-anak amat mudah terpengaruh dan terobsesi oleh sesuatu yang mereka dengar, mereka lihat dan mereka ketahui baik dari kejadiankejadian nyata maupun dari cerita-cerita buku. Dalam cerita fantasi berbagai cara penyelesaian masalah di dalamnya tidaklah bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga ceritacerita tersebut hanya akan membuat anak-anak kita berangan-angan dengan sesuatu yang tidak mungkin bisa terjadi. Ini adalah sesuatu yang tidak baik, bahkan justru meracuni mental mereka kelak.

17 70 Maka, sebaiknya kita pilih kisah-kisah yang masuk akal dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar anak kita tumbuh menjadi anak yang realistis dan kreatif. Terlepas dari masalah di atas minat dan daya baca para pelajar di Indonesia pun masih rendah. Oleh karena itu, sebelum mendirikan perpustakaan yang bagus minat membaca anak perlu ditumbuhkan terlebih dahulu. Dulu guru sering memberikan pekerjaan rumah untuk membaca, tetapi guru-guru sekarang, hampir tidak ada yang memberikannya. Seiring dengan perkembangan jaman Auditif (daya dengar) anak-anak sekarang sangat bagus. Hal ini terlihat dari banyaknya anak yang mampu menghafal lagu hanya sekali dengar. Sayangnya, daya bacanya sangat lemah. Dalam kaitan itu, para guru berusaha menumbuhkan minat bca anak didiknya. Ada perpustakaan tetapi anak-anak didiknya tidak berminat untuk membaca, ini akan sia-sia, jadi yang penting adalah menumbuhkan minat baca, agar visi dan misi pendirian perpustakaan bukan hanya slogan saja. Adanya peraturan Mendiknas yang melarang jual beli buku di sekolah, menurut Dana Setia (dalam Ekspose Perpustakaan Binaan Disdik Kota Bandung) Ketua Dewan Pendidikan Kota Bandung menjadikan guru tidak kreatif dalam memberikan referensi buku kepada siswa. Akhirnya, guru tidak mengenali buku-buku baru yang layak baca bagi anak. Anak didikpun menjadi tidak tergugah untuk membaca, mau tidak mau minat baca harus sedikit dipaksakan pada awalnya. Usia prasekolah adalah usia bermain. Di dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting dan merupakan ciri khas seorang anak

18 71 sehingga dapat dikatakan bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai kebutuhan untuk bermain. Melalui bermain anak dapat mengekspresikan apa yang dilihatnya dan sebagai sarana optimalisasi proses perkembangan dan belajar anak. Ekspresi merupakan hal terpenting yang diperoleh anak dalam kegiatan bermain. Begitupun dalam menumbuhkan minat membaca pada anak usia prasekolah bisa menggunakan media-media yang menarik bagi anak. Setiap anak itu unuk dan berkembang secara unik pula. Dalam menumbuhkan minat baca pada anak, Guru dituntut untuk lebih kreatif karena setiap anak berbeda, begitu pula dengan kemampuan anak. Disini guru harus memahami kemampuan setiap anak didiknya. Minat membaca anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama dalam keluarga ini salah satu hambatan bagi Guru dalam menumbuhkan minat membaca anak. Ada orangtua yang tidak suka membaca dan tidak memberi contoh pada anak, karena kesibukan orangtua yang bekerja karena menumbuhkan minat baca anak harus ada kerjasama antara guru dan orangtua. Banyaknya jenis hiburan, permainan dan tayangan di TV sangat sulit sekali bagi guru untuk bersaing dengan media ini, maka dari itu disini dituntut kreativitas guru. Sarana dan bahan bacaan yang terbatas salah satu hambatan bagi guru terutama sekolah yang berada jauh di pedesaan karena terbatasnya informasi dan media. Rendahnya wawasan orangtua tentang penting buku.

19 72 Peran guru juga yang menuntut wawasan, kreativitas, kesabaran dalam mendidik dan mengajar anak-anak. Minat baca sangat penting ditumbuhkan pada anak-anak sedini mungkin karena banyak sekali mafaatnya baik bagi anak-anak itu sendiri maupun bagi kita sebagai orang tua dalam menjalankan peranan kita sebagai orang tua yang bertanggung jawab mendidik anak-anak kita. Jika kita bisa menumbuhkan minat baca anak, sebenarnya kita sudah meletakkan fondasi untuk menolong anak kita menjadi pembelajaran sepanjang hayat adalah lifelong learner karena buku adalah jendela dunia yang akan membawa kita kemana saja kita suka. Kita perlu menumbuhkan minat belajar anak yang tanpa batas yang bisa dicapai melalui kegiatan membaca baik melalui buku maupun media elektronik. Buku merupakan guru yang paling setia dan tak pernah marah. Dimanapun kita membutuhkannya dan kapan saja kita bisa belajar darinya. Jika anak hanya belajar lewat guru, penyerapannya terhadap ilmu pengetahuan akan sangat terbatas baik karena terbatasnya jam sekolah maupun keterbatasan guru. Jika anak sudah terbaisa membaca dan belajar secara mandiri dari buku, aktivitas belajar itu takkan terhenti meskipun jenjang sekolahnya bisa terhenti. Membaca bukan hanya bermanfaat buat anak-anak tetapi juga buat orang dewasa karena kita juga perlu asupan mental yang bergizi supaya kita bisa bertahan di dunia yang persaingannya semakin ketat dan itu bisa didapat dari buku-buku yang kita baca apakah buku itu yang mengembangkan kepribadian kita maupun buku-buku yang mengasah keahlian dan keterampilan.

20 73 Minat baca harus sudah ditumbuhkan pada anak tanpa harus menunggu seorang anak dapat membaca atau mempunyai keterampilan membaca, sebab anak-anak kecil bahkan balita sudah bisa ditumbuhkan kecintaannya pada buku lewat orangtua yang menceritakan buku kepadanya. Tetapi keterampilan untuk menghubungkan huruf dan merangkai kata menjadi suatu makna tetap perlu dilatih supaya anak dapat membaca buku sendiri. Buku selain berguna untuk menambah minat baca pada anak, juga bisa melatih keterampilannya untuk membaca. Minat anak terhadap suatu tema adalah suatu hal tertentu ini sangat penting karena lewat minatnya ini kita bisa menjejali dengan berbagai ilmu pengetahuan. Jadi minat itulah yang akan menjadi kunci kita untuk mengajarkan hal-hal yang lainnya dan anakpun akan menerimanya dengan antusias karena anak sedang melakukan sesuatu yang sesuai minatnya. Kemampuan membaca merupakan wahana utam yang dapat menjunjung martabat suatu bangsa ke kedudukannya yang paling tinggi, sudah menjadi keyakinan yang tidak diragukan lagi dalam era informasi yang tengah kita jalani ini. Kata Iqro (bacalah) tidak akan diletakkan Allah SWT pada awal kalimat perintah-nya yang pertama jika makna yang dikandungnya itu tidak sedemikian pentingya. Menumbuhkan minat membaca pada anak usia pra sekolah, seorang guru harus memahami perkembangan dan kemampuan anak didiknya. Salah satu metode yang digunakan adalah bercerita dengan menggunakan gambar tentu saja

21 74 gambar tersebut harus menarik buat anak disamping gambar yang menarik bagi anak cara penyampaian cerita juga guru membawakannya harus ekspresif. Selain dengan bercerita, cara menumbuhkan minat baca bagi anak yaitu dengan kartu gambar (di bawah gambar ada kata-katanya) pengenalan gamabr secara terus menerus, minimal diharapkan anak mengenal gambar dan katanya. Selain orangtua, guru juga memegang peranan penting untuk menumbuhkan minat baca anak. Guru bisa mulai mendongeng, menceritakan adalah membacakan buku untuk anak. Jika ada big book sangat baik yaitu buku yang berukuran besar dengan gambar-gambar berwarna menarik dan teks yang tercetak dengan yang besar, sehingga cukup jelas untuk dilihat oleh anak-anak secara bersama-sama. Tetapi kenyataannya buku seperti itu masih jarang, kalaupun ada kebanyakan adalah buku import yang berbahasa Inggris. Untuk mengatasi kendala tersebut peran gurulah dituntut untuk lebih kreatif dengan membuat big book sendiri. Rendahnya minat baca anak, tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan berhubungan juga pada banyak hal. Misalnya, mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung. Orang kota mungkin kesulitan membangkitkan minat baca anak karena di pelosok desa, anak lebih suka jalan-jalan daripada membaca, sebab disana lingkungan desa/tradisi membaca tidak tercipta. Orang lebih suka ngerumpi atau menonton acara televisi daripada menunggui anak belajar.

Upaya Bacanisasi pada Masyarakat Masa Kini (Memperingati hari buku nasional 17 mei 2011)

Upaya Bacanisasi pada Masyarakat Masa Kini (Memperingati hari buku nasional 17 mei 2011) Upaya Bacanisasi pada Masyarakat Masa Kini (Memperingati hari buku nasional 17 mei 2011) Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM Krisisnya minat baca buku masyarakat Indonesia saat ini boleh jadi yang menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Baca Minat baca yaitu suatu dorongan untuk memperhatikan, rasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca menjadi bagian dari kehidupan

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang terlahir di dunia akan mengalami beberapa tahap perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan menua. Masa kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, keluarga bahkan negara. Maka seorang anak sudah seharusnya di jaga dan di asuh dengan baik. Pengasuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK A. Penerapan Metode Cerita dalam Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini di PAUD Cahaya Gunungpati Semarang 1. Persiapan 1 a. Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Kedua kemampuan ini akan menjadi tonggak atau landasan bagi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Kedua kemampuan ini akan menjadi tonggak atau landasan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan membaca dan menulis permulaan merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki ketika mereka mulai memasuki jenjang pendidikan di sekolah dasar. Kedua kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era global yang semakin maju ini, pendidikan sejak usia dini menjadi faktor yang bersifat sangat kompetitif. Apabila sebelumnya kurikulum seperti pelajaran membaca

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan

Lebih terperinci

SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK

SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK Nugraheni Eko Wardani FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang serba konsumtif, orang tua lupa mengajak anakanaknya. untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak anak

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang serba konsumtif, orang tua lupa mengajak anakanaknya. untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak anak BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pada zaman yang serba konsumtif, orang tua lupa mengajak anakanaknya untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak anak menabung, orangtua sendiri terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana pendidikan yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan sedang menjadi suatu lahan yang sangat menguntungkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Berbicara Pengertian Kemampuan Berbicara

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Berbicara Pengertian Kemampuan Berbicara BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Berbicara 2.1.1 Pengertian Kemampuan Berbicara Kemampuan berbicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Kemampuan ini memberikan gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta tindakan yang mampu mendukung gerak negara

Lebih terperinci

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting. Modul ke: 11 Syaifuddin, Fakultas Ilmu Komunikasi Produksi Berita TV Daya Pengaruh Siaran TV S.Sos, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Daya Pengaruh Siaran TV Televisi saat ini

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Karakteristik Guru sebagai Pembimbing di Taman Kanak-kanak 127 KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Penata Awal Guru adalah pembimbing bagi anak taman kanak-kanak. Proses tumbuh kembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Cinta Kedua. Majalah Parents Desember 2011 Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Artikel ini dimuat di majalah Parents edisi Desember 2011. Bisa dikatakan saya beruntung. Majalah ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK A. Analisis Tentang Pengenalan Buku Pada Anak Membaca bagi sebagian besar anak-anak mungkin menjadi kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan yang penting dalam dunia pendidikan dan merupakan penunjang dalam semua bidang studi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Pendidikan karakter di Indonesia sedang marak dibicarakan dan menjadi sebuah tanggung jawab kita semua. Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan, karena anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa,

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak-anak dengan berbagai karakter yang berbeda. Setiap anak adalah unik yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Anak bukanlah orang dewasa

Lebih terperinci

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa Keith Johnstone (1999) menjelaskan bahwa mendongeng atau bercerita (storytelling) merupakan produk seni budaya kuno. Hampir semua suku bangsa di dunia memiliki tradisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang bunyinya sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF 30/06/2009 Disimpan dalam Uncategorized Tagged Alat Permainan edukatif, barang bekas, kreatif, Mainan, mainan anak Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Perspektif Islam adalah amanah dari Allah SWT. Semua orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh, berilmu dan

Lebih terperinci

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Laporan 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Perkembangann zaman menimbulkan kesulitan dalam setiap segi kehidupan manusia, termasuk perekonomian. Kesulitan ekonomi mengakibatkan biaya

Lebih terperinci

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document [Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi masa depan bangsa. Pedidikan anak adalah sesuatu hal penting yang tidak bisa diabaikan. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal tahun kehidupannya. Kualitas perkembangan anak dimasa depannya sangat ditentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Kemampuan bertanya siswa dalam pendekatan pembelajaran saintifik Kurikulum 2013 di Sekolah Dasaryang didasarkan atas frekuensi pertanyaan dan tingkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan salah satu fasilitas kita sebagai manusia dan pendidik untuk merangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga disebagian besar Afrika dan Asia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi umat Islam

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waktu Menonton Televisi Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita tidak hanya sekedar hiburan melainkan merupakan suatu cara yang dipandang cukup efektif digunakan dalam mencapai target pendidikan. Oleh karena itu melalui

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Potensi dan kemampuan dasar anak usia dini sudah dimulai sejak usia 0-6 tahun, masa ini merupakan masa emas yang hanya datang sekali seumur hidup dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat. Bahkan banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK

EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : NUR ATHIATUL MAULA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan disampaikan secara turun menurun. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Perjuangan Meraih Cita-cita

Perjuangan Meraih Cita-cita Perjuangan Meraih Cita-cita Matahari terik membakar ubun-ubun kepala. Senin pagi ini di SMA Negeri 1 Batangan telah berjejer rapi menghadap tiang bendera sekaligus pembina upacara hari ini. Pukul 08.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan mental yang meliputi perkembangan inteligensi, kepribadian dan tingkah laku sosial berlangsung cepat pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan mental yang meliputi perkembangan inteligensi, kepribadian dan tingkah laku sosial berlangsung cepat pada usia dini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini penting untuk diperhatikan karena perkembangan mental yang meliputi perkembangan inteligensi, kepribadian dan tingkah laku sosial

Lebih terperinci

SEHAT DAN CERDAS MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR)

SEHAT DAN CERDAS MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR) SEHAT DAN CERDAS MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR) Dian Kristiana Dosen PG PAUD Universitas Muhammadiyah Ponorogo dianrespati@ymail.com Abstrak Cerita bergambar merupakan salah satu cara untuk menarik

Lebih terperinci

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena memprihatinkan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu diberitakan oleh media massa baik elektronik maupun cetak, seperti perusakan lingkungan yang

Lebih terperinci

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA 24 SERI BACAAN ORANG TUA BERCERITA PADA ANAK Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Milik Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman, ketua pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

Elin Rosmaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Swadaya Gunung Jati

Elin Rosmaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Swadaya Gunung Jati MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK MENGUNAKAN MEDIA BIG BOOK UNTUK MENCIPTAKAN BUDAYA LITERASI DI SD 1 BALAGEDOG, KECAMATAN SINDANGWANGI, KABUPATEN MAJALENGKA Elin Rosmaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

Mengasah Kemampuan Berbahasa. di Usia 4-6 tahun SERI BACAAN ORANG TUA

Mengasah Kemampuan Berbahasa. di Usia 4-6 tahun SERI BACAAN ORANG TUA 12 SERI BACAAN ORANG TUA Mengasah Kemampuan Berbahasa di Usia 4-6 tahun Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berita merupakan informasi yang dibutuhkan oleh semua masyarakat untuk mengetahui suatu kejadian atau peristiwa serta memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia di SMA adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra, dengan tujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Metode Bercerita Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu

Lebih terperinci

Dongeng Sebagai Media Edukatif bagi Kepribadian Anak

Dongeng Sebagai Media Edukatif bagi Kepribadian Anak Dongeng Sebagai Media Edukatif bagi Kepribadian Anak Latar Belakang Masalah Anak Anak merupakan subjek-subjek dengan dunianya sendiri yang melingkupi diri sendiri saja. Sedikit demi sedkit anak belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan nonformal. Rentang anak usia dini dari lahir sampai usia enam tahun adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke dunia sudah membawa bekal kehidupan yang belum terasah atau belum teruji tanpa adanya pembelajaran dan pelatihan, bekal kehidupan itu adalah

Lebih terperinci