MAKNA INDONESIA DALAM LOGO TEMAN AHOK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKNA INDONESIA DALAM LOGO TEMAN AHOK"

Transkripsi

1 e-issn: MAKNA INDONESIA DALAM LOGO TEMAN AHOK Program Studi Desain Grafis, Politeknik Negeri Media Kreatif Jalan Srengseh Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan gondhils@gmail.com Abstrak Teman ahok adalah sebuah perkumpulan relawan yang didirikan sekelompok anak muda yang bertujuan untuk membantu gubernur DKI Jakarta Basuki Djahaja Purnama (Ahok) dalam mewujudkan Jakarta baru yang lebih bersih, maju, dan manusiawi. Para relawan bekerja penuh antusias memberikan yang terbaik demi suksesnya Ahok lancar maju dalam pencalonan Gubernur DKI tahun 2017 dengan cara mengumpulkan 1 juta tanda tangan sebagai tanda dukungan masyarakat Cara yang ditempuh relawan Teman Ahok guna menarik simpati masyarakat untuk mau dengan suka rela mengumpulkan KTP sebagai tanda dukungan adalah dengan membuat strategi branding melalui pembuatan desain logo Teman Ahok dalam berbagai aplikasinya. Penelitian ini menganalisa tentang makna tanda dalam logo Teman Ahok yang diindikasikan memiliki makna yang kuat dalam menarik perhatian masyarakat DKI untuk berpartisipasi. Logo sebagai identitas sebuah korporasi dapat merepresentasikan reputasi Merek yang tentu dalam hal ini adalah Teman Ahok. Dengan demikian logo dapat menjadi reminder dibenak masyarakat yang secara terus menerus mengingat sebuah bentuk visual. Penelitian ini berbasis penelitian kualitatif yang mengutamakan aspek data empiris berupa observasi terhadap fisik logo yang didalamnya terdapat gambar/foto/dokumentasi, grafik, diindikasi memiliki makna keindonesiaan serta kepustakaan. Pisau untuk membedah makna tanda dalam Logo Teman Ahok adalah disiplin ilmu semiotika desain yang difokuskan pada teori tokoh Charles Sander Peirce. Diharapkan dengan penelitian ini Logo Teman Ahok menjadi sebuah tanda yang memiliki makna semantik keindonesiaan terhadap konsituennya dan menjadi magnet kuat dalam memperoleh dukungan masyarakat. Kata kunci : Makna, Semiotika, Ahok 1. PENDAHULUAN Kepemimpinan Daerah Ibu Kota Jakarta dapat menjadi barometer kondisi kepemimpinan pemerintahan daerah secara Nasional. Fenomena pemilihan kepala daerah versi di Ibu kota Jakarta akan menjadi perhatian dan bahkan model bagi daerah-daerah diseluruh Indonesia. Menghangatnya suhu politik di Ibu kota memberikan tanda akan adanya sebuah kontestasi kepemimpinan yang sangat menarik untuk disimak dalam kancah pemilihan kepala daerah di Indonesia. Masa kepemimpinan Gubernur DKI yang habis tahun 2017, tetapi suasana panas kompetisisi perebutan itu sudah terasa mulai awal tahun Pencalonan dari Cagub Basuki Tjahaja Purnama yang dikenal dengan Ahok Volume 03 Nomor 02 September

2 adalah fenomena yang cukup menarik, bahkan ketika salah satu cawagub melalui relawan teman Ahok membuat strategi pengumpulan 1 juta KTP dengan cara yang sangat kreatif. Pencalonan melalui jalur independen Ahok mendapat dorongan dari relawan teman Ahok yang menggejala melalui isuisu yang dikemas melalui media internet dan diperkuat oleh netizen. Teman Ahok ini didominasi anak-anak muda. Kebanyakan mereka berasal dari generasi yang melek dunia digital dan internet, atau biasa disebut Gen Y, yang lahir pada yang kini usianya berkisar tahun. Peran strategi komunikasi gerakan anak-anak muda teman Ahok bisa dibilang cukup kreatif dengan komunikasi gaya anak muda mampu memberikan suasana baru ditengah kekakuan komunikasi ala partai politik pada umumnya, seperti menggunakan media yang konvensional yaitu baliho atau poster yang dipajang dipinggir jalan. Logo Teman Ahok berikut aplikasi media lengkap telah siap merebut perhatian masyarakat untuk bergabung diteman Ahok. Logo Teman Ahok menjadi pusat perhatian karena bakal menjadi bagian brand personal Ahok nantinya. sedangkan warna identitas merah pada logo dan konsistensi aplikasi pada setiap aplikasinya menggunakan warna putih dimaknai sebagai keindonesiaan. Penggambaran dua figur muda-mudi dalam visual logo semakin menarik ketika melihat Visualisasi logo dengan dua orang yang saling berpegangan dapat dimaknai sebagai sahabat, sedangkan kostum sepasang muda-mudi Tionghoa dengan warna merah putih dimaknai sebagai keindonesiaan. Makna tersebut masih dalam pencarian yang kebenarannya masih akan dianalisa lebih lanjut dalam penelitian ini. Dalam pencarian makna yang terkandung dalam logo Teman Ahok penulis ingin mengetahui lebih lanjut makna dibalik logo melalui semiotika desain yang merupakan bagian dari disiplin ilmu penulis yaitu desain grafis dan untuk dijadikan contoh dalam membuat konsep komunikasi visual yang baik dan berdampak kuat terhadap daya tarik publik. Dengan menggunakan teori semiotika dari Charles Sander Pierce penulis akan meneliti Logo Teman Ahok dalam tingkatan dan relasi tanda dalam kaidah semiotika. Pembatasan masalah memfokuskan penelitian pada obyek logo Teman Ahok. Logo Teman Ahok dalam persiapan mendulang dukungan Cagub DKI menarik untuk diteliti karena dalam visual logo terdapat elemen-elemen tanda yang cenderung dipersepsikan sebagai makna Indonesia keturunan yang melebur menjadi warga Negara kesatuan republik Indonesia untuk larut dalam memajukan negra NKRI khususnya DKI Jakarta. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Personal Branding Ahok Personal Branding adalah bisa dikatakan segala sesuatu tentang merk yang berhubungan dengan pribadi seseorang. Personal branding adalah proses dimana seseorang dan karirnya dimerekan sebagai satu brand. Brand sendiri dapat diartikan sebagai penyimbolan segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi mengenai suatu perusahaan, produk atau jasa. Layaknya branding suatu produk, personal branding bertujuan untuk membangun asosiasi dan harapan konsumen terhadap diri kita. Kalau selama ini yang kita tau jualan itu produk atau servis (hard selling). Menurut Chris Brogan beberapa hal yang harus kita ingat dalam melakukan personal branding adalah adanya kemauan yang kuat dalam diri kita untuk melakukan personal branding, menjadi diri sendiri, tawarkan kelebihan diri kita, bikin arah tujuan dan capaian personal branding. Volume 03 Nomor 02 September

3 Berikut beberapa tips dari Hermawan Kartajaya dalam bukunya Marketing Yourself (dari blog tangandiatas) untuk kita yang ingin membangun merek diri kita sendiri : Sebenarnya, setiap orang telah memiliki personal branding. Hanya saja, seberapa besar kekuatan personal branding itu mampu terekam kuat di benak orang lain. Juga, bagaimana dampak personal personal branding itu, positif atau negatif. Satu hal terpenting dalam membangun personal branding adalah memahami bahwa apa yang Anda pikirkan tentang diri Anda hampir tidak relevan. Jadi, untuk membangun personal branding, dapat memulainya dengan mengidentifikasi sebuah emosi yang ingin diciptakan dalam pikiran orang lain atau konsumen. Kemudian, temukan kata atau frase yang dapat mencerminkan emosi tersebut dan harus konsisten dalam berperilaku, promosi, dan menggunakan kata yang Anda gunakan. Dalam kasus brand Ahok sangat spesifik dimana yang bermain adalah Emotional Attachment, Brand Social Movement (SaveAhok) sehingga memicu pergerakan Brand Ambassador, bahkan pada tingkatan Brand Guardian. Ahok sebagai nick name dari Basuki Tjahaja Purnama, lahir di Belitung Timur pada tanggal 29 Juni 2966, sebagai politikus Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, sejak dari 2 Oktober Pengertian Logo Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan, produk, negara dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan hal yang singkat dan mudah diingat sebagai ganti dari nama sebenarnya. Kusrianto, Adi. (2009 : 2). John Murphy dan Michael Rowe seperti dikutip Suwardikun, (2000 :7) berpendapat bahwa: Setiap produk atau organisasi yang sukses, memiliki sendiri kepribadiannya dan kepribadian manusia yang kompleks, demikian juga kepribadian produk dan organisasi. Logo atau tanda gambar (picture mark) merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga, produk atau perusahaan maupun organisasi. Logotype atau tanda kata (word mark) merupakan nama lembaga, perusahaan, atau produk yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial. Kusrianto, Adi (292 : 232). 2.3 Logo Sebagai Alat Komunikasi Logo terus berkembang sampai ditemukannya program komputer yang berkosentrasi pada logo, yaitu sekitar tahun 1960an. Logo saat itu berdiri sebagai alat untuk menyederhanakan hal-hal yang rumit. Fungsi logo sebagai alat penyederhana ini dikemukakan oleh penemu logo seorang ahli matematika berkebangsaan swiss, bernama Seymour Papert. Corporate identity adalah sebuah simbol yang berakting sebagai sebuah bendera, yang mengekspresikan segala sesuatu tentang organisasi. Beberapa perusahaan mencap logo perusahaan pada iklan merek seperti logo, warna, seragam dan lain-lain, package dan poin-poin penjualan material. 2.4 Semiotika Semiotika merupakan bidang studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja (dikatakan juga semiologi). Dalam memahami studi tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur utama yakni: (1) tanda, (2) acuan tanda, dan (3) pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengenalan Volume 03 Nomor 02 September

4 oleh penggunanya sehingga disebut tanda. Demikian juga logo, logo yang baik akan mampu mencerminkan jenis usaha yang dikelola pemilik logo tersebut berdasarkan idiom-idiom grafis yang telah dikenal oleh publik. Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain (Eco, 1979:16). Istilah semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik inferensial (Sinha, dalam Kurniawan, 2001:49). Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Secara terminologis, semiotik dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979:6). Van Zoest (1996:5) mengartikan semiotik sebagai ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya. Batasan yang lebih jelas dikemukakan Preminger (2001:89) yang dikutip Sobur, Alex. (2009:95-96) Dikatakan semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem, aturanaturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Semiotika adalah sebuah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia (2009 : 15). Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain Tinarbuko, Sumbo. (2009 :17). Pemaknaan terhadap sesuatu adalah proses komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan yang dalam ilmu komunikasi terdapat cara pandang tersendiri yang kemudian disebut sebagai produksi dan pertukaran makna. Semiotika komukasi adalah semiotika yang menekankan aspek produksi tanda, dimana sebagai mesin produksi makna bertumpu pada pekerjaan tanda, memilih tanda dari bahan baku tandatanda yang ada kemudian diproduksi sebagai ekspresi bahasa bermakna. Mengutip pendapat Judy C dan Paul E. Nelsen bahwa Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna (Alex Sobur). Bagi mahzab yang melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna, pesan merupakan suatu konstruksi tanda yang melalui interaksinya dengan penerima, kemudian menghasilkan makna. Membaca adalah proses menemukan makna yang terjadi ketika pembaca berinteraksi atau bernegoisasi dengan teks. Negosiasi ini terjadi karena pembaca membawa aspek-aspek pengalaman budayanya untuk berhubungan dengan kode dan tanda yang menyusun teks. Ia juga melibatkan pemahaman yang agak sama tentang apa sebenarnya teks tersebut. Maka pembaca dengan pengalaman sosial yang berbeda atau dari budaya yang berbeda mungkin menemukan makna yang berbeda pada teks yang sama. Memproduksi dan membaca teks dipandang sebagai proses yang paralel, jika tidak identik, karena mereka menduduki tempat yang sama dalam hubungan terstruktur ini. Kita bisa menggambarkan model struktur ini sebagai sebuah segitiga Volume 03 Nomor 02 September

5 dengan anak panah yang menunjukan interaksi yang konstan; struktur tersebut tidaklah statis, melainkan suatu praktik yang dinamis. Pada dinamika pembacaan teks yang terus berproses tanpa henti adalah bagian untuk menghindar dari prinsip semiotika struktural, melepaskan diri dari benteng oposisi biner yang secara konvensional dibangun dengan strukturalnya. Produksi adalah proses konstruksi semuah pesan sosial (message), lewat penerapan kode-kode tertentu (encoding). Proses produksi melibatkan gagasan, makna ideologi, dan kode-kode sosial, pengetahuan yang digunakan didalam produksi, keterampilan teknis, ideologi professional, pengetahuan institusional, definisi dan asumsi-asumsi (moral, kultur ekonomi, politis atau spiritual), asumsi tentang konsumen (pendengar, pemirsa, pembaca, pemakai) (Yasraf Amir Piliang,2014). Merunut pada mazhab komunikasi produksi dan pertukaran makna di atas, penerima atau pembaca teks dipandang memainkan peran yang lebih aktif dibandingkan dalam kebanyakan model mazhab komunikasi proses yang lebih menonjolkan pada pihak pengirim pesan teks. Pemaknaan berasal dari istilah kata makna (meaning) didefinisikan oleh Brown sebagai kecenderungan (disposisi) total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa. Proses pemaknaan yang bertahap, biasa juga disebut sebagai semiosis (Alex Sobur,2003). Makna kadang-kadang berupa asosiasi pikiran yang berkaitan serta perasaan yang melengkapi konsep yang diterapkan (Kincaid & Scramm,1987). Makna disusun dengan penafsiran hubungan semiosis antara pola hubungan makna, praktik sosial dan proses makna fisik yang diorganisasikan oleh praktik sisial dan berada dalam semiosis sosial. Logo sebagai identitas personal maupun korporasi memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap alam bawah sadar khalayak dimanfaatkan untuk tujuan, meperkenalkan asosiasi, meningkatkan penjualan sampai memperkuat citra produk atau asosiasi.proses kreatif perancangan logo melibatkan riset kecil terhadap segmentasi dalam konteks sosiologis, psikologis, dan antropologi. Karena itulah karya desain logo syarat dengan nilai yang secara empiris menggambarkan realitas kehidupam masyarakat atau konsumen. 2.5 Semiotik Charles Sander Peirce Pandangan Peirce tentang interpretasi semiotik pada manusia dan kognisi memiliki dimensi masa sekarang, masa lalu, dan masa depan: Manusia menandai apapun yang merupakan obyek perhatiannya saat itulah dia membuat konotasi atas apapun yang diketahui atau dirasakannya terhadap obyek ini, dan merupakan penjelmaan bentuk atau spesies yang cerdas ini penginterpretasinya adalah memori masa depan kognisi ini, masa depannya sendiri, atau orang lain yang ditunjuknya atau kalimat yang ditulisnya atau anak yang dia miliki. (Semiotik,Handbook of Semiotics, 2006:41). Menurut Peirce proses semiosis pada dasarnya tidak terbatas, jadi interpretan dapat menjadi representemen baru yang kemudian berproses mengikuti semiosis, secara tak terbatas. Dalam proses itu, representesmen berada dalam kognisi, sedangkan kadar penafsiran makin lama menjadi makin tinggi.(semiotik, Dinamika Sosial Budaya, 2002:20). Semua gejala alam dan budaya harus dilihat sebagai tanda. Menurut Peirce pandangan demikian itu disebut trikotomis atau triadik, yang prinsipnya adalah bahwa tanda bersifat representatif, yaitu tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan proses pemaknaan tanda Peirce mengikuti hubungan prosesual antara tiga Volume 03 Nomor 02 September

6 titik, yaitu representamen (R) obyek (O) interpretan (I). (Semiotik, Dinamika Sosial Budaya, 2002:46) Pierce mengatakan bahwa ikon dan indek memang bukan hal mutlak yang harus ditafsirkan, namun ia tetap menganjurkan totalitas dalam menelaah atau mengartikan setiap tanda pada suatu obyek. Untuk memahami makna dalam suatu obyek kita tergantung kepada konteks, dalam pikiran kita otomatis akan terbayang suatu konteks yang mengelilingi obyek tersebut. Pemaknaan sangatlah luas dan tidak ada pemaknaan tunggal; maksud Peirce adalah untuk menunjukkan konsepsi yang merupakan fungsi dari pengetahuan, bahwa makna tak habis-habisnya, dan bahwa penjelasan yang tidak pernah selesai. Pemaknaan akan terus berjalan atau berkelanjutan sesuai dengan pengetahuan masyarakat. Sebagai konsep adalah tandatanda, yang konsisten dengan doktrin semiotika awal bahwa tanda-tanda yang harus ditafsirkan oleh tanda-tanda, jumlah tanda-tanda bisa berkembang atau saling berhubungan. Kesimpulan dari suatu penafsiran terhadap makna sebuah obyek haruslah dicari pemaknaan yang paling logis, pemaknaan logis tersebut yang sementara dianggap paling sempurna. Prinsip-prinsip dan analogi dari Fenomenologi memungkinkan kita untuk menggambarkan, dengan cara yang luas, tentang tiap hubungan pada konseptriadic. Dalam kebanyakan kasus, kita menemukan bahwa penafsiran dari suatu simbol atau tanda tidak selalu sama/tepat atau mempunyai kemiripan pada tiap pengamat, hal itu bisa disebabkan oleh sempitnya pengalaman atau refleksi tiap pengamat/penelaah, sehingga bisa lahir variasi yang banyak. Menurutnya, kajian semiotika yang menaruh perhatian atas ilmu tentang tandatanda, kajian semiotika pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam tiga cabang penyelidikan (Branches of inquiry) yakni sintaktik, semantik dan pragmatik (Wibowo, 2011: 4). Charles Sanders Peirce mengembangkan filsafat pragmatis melalui kajian semiotik. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi disebut ground. Konsekuensinya tanda selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground, object dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Peirce membuat hubungan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibagi menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda. Sedangkan legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya bahwa Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis visual interpretative. Metode ini mencakup bidang kajian semotika, hermeneutika dan teori analisis tingkatan makna. Analisis semiotika yang menggunakan ikon (merupakan tiruan dari benda sebenarnya), indeks (berkaitan dengan hubungan sebab akibat), dan tanda (sesuatu yang telah disepakati maknanya) dari C. S. Peirce umum digunakan untuk menganalisis logo dan aplikasinya. Analisis penanda-pertanda ini diawali dengan membahas objek visual yang ada dengan memperhatikan setiap elemen-elemen desain yang digunakan dalam logo tersebut, kemudian melanjutkannya pada proses mencari makna dari setiap elemen dan teks yang ada. Dick Hartoko memberi batasan tentang semiotika adalah bagaimana tanda ditafsirkan oleh pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambing-lambang. Teori dari Peirce menjadi Grand Theory dalam semiotika, gagasannya Volume 03 Nomor 02 September

7 bersifat menyeluruh, deskriptif dari semua penandaannya. Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Pemahaman akan struktur semiosis menjadi dasar yang tidak bisa ditiadakan bagi penafsir dalam upayam mengembangkan pragmatism. Seorang penafsir adalah yang berkedudukan sebagai peneliti, pengamat atau pengkaji obyek yang dipahaminya. Charles Sanders Peirce salah seorang ahli semiotika menjelaskan teorinya, yakni: Dalam teori segitiga makna (triangle meaning) menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.( Alex Sobur (2009 : 12). Dalam analisis ini ingin melihat bagaimana sesuatu ditampilkan dalam bentuk teks. Pengertian Peirce tentang semiotik tersebut nampak ketika Peirce menjelaskan tiga unsur dalam tanda yaitu representamen, objek dan interpretan dalam segitiga semiotiknya. Analisis semiotik merupakan wacana teks yang erat hubungannya dengan bahasa, sehingga bahasa tidak hanya mencerminkan realitas tetapi juga dapat menciptakan realitas. Secara terminologi semiotika adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi baik secara verbal maupun nonverbal sehingga bersifat komunikatif. Semiotik memandang komunikasi sebagai pembangkitan makna dalam pesan, Makna bukanlah konsep yang mutlak dan statis yang bisa ditemukan dalam kemasan pesan. Dalam kajian semiotik ini berupaya menguak makna dari penggunaan tandatanda yang ada hingga pada tataran ideologi yang tersembunyi dibalik penggunaan tanda itu sendiri. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001) h 137 Pierce mengklasifikasikan hubungan segitiga makna atas beberapa bagian struktur yang masing-masing saling mendukung yang disebut dengan trikotomi. Trikotomi pertama, Sign yaitu tanda yang merupakan sesuatu yang dikaitkan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda menunjuk pada seseorang, yakni menciptakan di benak orang tersebut suatu tanda yang setara, atau suatu tanda yang lebih berkembang. Dalam trikotomi yang pertama sign terbagi menjadi tiga yaitu Qualisign, Sigsign, legisign. Qualisign yakni sesuatu yang mempunyai kulalitas untuk menjadi tanda. Ia tidak dapat berfungsi sebagai tanda sampai ia terbentuk sebagai tanda. Sinsign adalah sesuatu yang sudah terbentuk dan dapat dianggap sebagai representamen, tetapi belum berfungsi sebagai tanda. Legisign yaitu sesuatu yang sudah menjadi representamen dan berfungsi sebagai tanda. Trikotomi yang kedua, interpretan merupakan konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkankannya kesuatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang dirujuk dalam sebuah tanda. bahwa tanda dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahapan. Berikut ini adalah tahapan yang berdasarkan hubungan antara interpretan dengan tanda. yang terbagi menjadi Rheme, Dicent Sign, Argument. Rheme adalah tanda yang tidak benar atau tidak salah, seperti hampir semua kata tunggal kecuali ya atau tidak. Rheme merupakan tanda pengganti sederhana. Ia merupakan tanda kemungkinan kualitatif Volume 03 Nomor 02 September

8 yang menggambarkan semacam kemungkinan objek. Discent sign dalam Zaimar (2008:5) dijelaskan bahwa tanda yang mempunyai eksistensi yang aktual. Argument adalah sebuah tanda hukum, yakni sebuah hukum yang menyatakan bahwa perjalanan premis untuk mencapai kesimpulan cenderung menghasilkan sebuah kebenaran. hampir semua kata tunggal kecuali ya atau tidak. Rheme merupakan tanda pengganti sederhana. Ia merupakan tanda kemungkinan kualitatif yang menggambarkan semacam kemungkinan objek. Discent sign dalam Zaimar (2008:5) dijelaskan bahwa tanda yang mempunyai eksistensi yang aktual. Argument adalah sebuah tanda hukum, yakni sebuah hukum yang menyatakan bahwa perjalanan premis untuk mencapai kesimpulan cenderung menghasilkan sebuah kebenaran. Trikotomi yang ketiga, obyek yang terbagi atas Icon, Index dan symbol. Icon adalah hubungan yang berdasarkan pada kemiripan. Jadi, representamen memiliki kemiripan dengan objek yang diwakilinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Peirce bahwa ikon adalah kesamaan alat tanda dengan objeknya. Index adalah hubungan yang mempunyai jangkauan eksistensial. Eksistensial yang dimaksudkan adalah eksisnya sesuatu tentu disebabkan adanya sesuatu yang lain, dalam bahasa sederhananya adalah hubungan sebab akibat. Symbol yang dimaksudkan Peirce adalah tanda yang hubungan antara tanda dan objek ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Guna mendukung untuk keperluan menganalisa makna visual pada Logo Teman Ahok Pada Persiapan Pemilihan Calon Gubernur DKI di media publikasi baik cetak maupun media sosial, penulis membutuhkan data-data yang mendukung baik dari buku-buku, majalah, internet, dan lainnya, yang berkaitan dengan judul yang penulis paparkan, dalam mengumpulkan data penulis melakukan dua macam pendekatan yaitu: Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan tiga tahapan analisis data. Ketiga tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut. a. Analisis data Peneliti menganalisis data yang sudah dimasukkan ke tabel lengkap dengan data-data yang telah diklasifikasi dan diberi kode sebelumnya. Analisis tersebut sebagai upaya untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Hasil akhir akan menjadi suatu masukan yang penting sebagai pengetahuan yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. b. Mendeskripsikan hasil analisis data Peneliti menganalisis data dengan teori semiotik Peirce kemudian mendeskripsikan berda-sarkan makna dan fungsi Logo Teman Ahok. c. Menyimpulkan hasil analisis data Pengambilan kesimpulan didasarkan pada hasil analisis yang sesuai dengan makna dan fungsi yang terdapat dalam Logo Teman Ahok. Kesimpulan yang didapat dari deskripsi dari hasil analisis merupakan hasil akhir dari penelitian ini. d. Pengambilan kesimpulan didasarkan pada hasil analisis yang sesuai dengan makna dan fungsi yang terdapat dalam Logo Teman Ahok. Kesimpulan yang didapat dari deskripsi dari hasil analisis merupakan hasil akhir dari penelitian ini. e. Melaporkan hasil analisis Melaporkan hasil analisis ke dalam bentuk laporan hasil penelitian. Volume 03 Nomor 02 September

9 3.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2 Logomark Teman Ahok Gambar 1 Kerangka Pemikiran 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Disini penulis akan menguraikan berbagai hal mengenai hasil dan pembahasan dari penelitian berupa Analisis Semiotika Tentang Makna Indonesia dalam Visualisasi Logo Teman Ahok Pada Penggalangan Dukungan Pemilihan Calon Gubernur DKI Jakarta. Dari identifikasi pada Logo Teman Ajok ditemukan visualisasi elemen grafis yang terdiri dari tipografi sebagai logotype dan gambar sebagai logogram, jadi logo ini adalah gabungan dari keduanya. Pada logotype dibentuk menggunakan tipografi dengan memilih kelompok keluarga huruf sans serif yaitu gambar huruf tidak memiliki serif, sehingga dapat dimaknai sebagai huruf berkarakter tegas, moderen dan sederhana. Dalam legibility huruf tersebut memiliki sifat keterbacaan yang sangat baik dan kemudahan baca. Pada variasi huruf logotype ini mengalami distorsi pada kerampingan huruf sehingga terlihat condent berkesan lebih tinggi disbanding huruf regulernya. Kesan condent memberikan makna kemegahan dan kepribadian yang cerdas untuk upaya menggapai cita-cita. Visualisasi logomark didasari atas kemegahan atribut Tionghoa seperti dua orang penari China yang merentangkan tangan saling bergandeng tangan. Atribut kostum tari Yangko merupakan tari nasional yang melegenda di China. Dalam tari Yangko kostum terdiri atas kostum baju lengan panjang yang ujungnya melebar sedangkan bagian pinggang mengecil untuk mengesankan ramping. seperti. Kostum ini bagian bawah menggunakan celana panjang yang ujungnya juga melebar seperti bersayap sehingga berkesan dinamis. Gambar 3 Kustom Tari Yangko dari China Gambar 4 Logo Teman Ahok Volume 03 Nomor 02 September

10 Untuk menganalisa lebih jauh logo Teman Ahok peneliti akan mencoba menganalisa tampilan logo dari pragmatisme Charles Sanders Peirce. Menurut Peirce jika kita ingin mengetahui makna yang ada dibalik tanda, maka ada baiknya kita melihat dari sisi object, ground dan interpretan. Sebelum membahas lebih mendalam peneliti ingin memberikan sebuah ringkasan yang padat yang bisa mengkategorikan pendapat Peirce, kalau kita melihat objek, maka kita membicarakan sasaran yang menjadi bahan pembicaraan yaitu logo Teman Ahok dengan kata lain objek sebagai penanda dari sesuatu. Lalu ground, yang merupakan tanda yang menandakan sesuatu beda dengan yang lainnya baik itu bentuk logo, tipografi yang digunakan, gambar dan warna yang menjadi bentuk keseluruhan dari objek tersebut. Sedangkan interpretan adalah hasil dari kumpulan persepsi yang diterima manusia dalam menilai objek, dengan melihat ground-nya atau (tandanya). Untuk lebih jelasnya peneliti mengupas satu persatu dari bagianbagian tersebut, berikut ini merupakan paparan dari teori Peirce: Volume 03 Nomor 02 September

11 Qualisign Sebuah analisis yang dihasilkan lewat logo akan lebih efektif untuk melihat apa makna yang terkandung dalam logo tersebut yang ingin disampaikan, dengan menghubungkan dan mencocokan dengan teori yang ada. Makna yang terdapat pada logo Teman Ahok: Secara visual logo Teman Ahok memiliki bentuk logo dimana bentuk konfigurasi mendatar dimulai dari rangkaian kata ;TEMAN, gambar AHOK. Pertama TEMAN adalah memiliki makna kawan; sahabat, orang yang bersama-sama bekerja, yang menjadi pelengkap (pasangan), berbagai kesukaran, mengawani, menyertai, mengiringi. Dalam kontek Teman Ahok dihubungkan dengan latar belakang permasalahan mencari dukungan satu juta KTP DKI dalam pencalonan Cagub DKI Jakarta maka akan menjadi makna yang lebih dari sekedar berteman, namun juga bisa dimaknai sebagai ; 1. Teman yang ikut berpartisipasi untuk menyerahkan KTP\ 2. Teman yang berpartisipasi masuk menjadi bagian dari gerakan relawan 3. Teman yang mendukung perjuangan Teman Ahok Kedua adalah bentuk gambar dua orang pada Logo Teman Ahok: 1. Gestur dua orang dengan badan melengkung kedalam, seperti orang yang bergerak dengan kekuatan tertentu memberi kesan makna menarik 2. Gestur gerakan tangan diatas memiliki makna bergandengan tangan, sedangkan gestur tangan dibawah memberi makna menarik. 3. Gambar dua figur dengan gestur seperti terlihat pada Logo Teman Ahok memberikan makna teman atau mencari teman atau mencari dukungan. Volume 03 Nomor 02 September

12 Ketiga adalah visualisasi kata AHOK sebagai pusat perhatian dalam kontek Logo Teman Ahok sangat penting ketika figur Ahok sebagai petahana Gubernur DKI Jakarta memiliki karakter kepribadian yang sering kontrofersi bila dilihat dari para lawan politiknya. Keempat elemen estetis pembentuk warna sebagai identitas korporasi Logo Teman Ahok secara keseluruhan memiliki makna Ahok sebagai orang Indonesia keturunan China memiliki karakter tegas dan kuat. Analisis semiotika Charles Sanders Peirce logo Teman Ahok. Yang pertama hubungan penalaran dengan jenis petandanya yaitu Qualisign, logo Teman Ahok dilihat dari gambar pada logomark memiliki 2 warna yaitu merah dan abu-abu. Warna merah pada bentuk gambar diartikan memberi arti gairah dan memberi energi dan menyerukan terlaksananya suatu tindakan. Dalam psikologi warna merah merupakan simbol dari energi, gairah, action, kekuatan dan kegembiraan. Dominasi warna merah mampu merangsang indra fisik. Sedangkan warna abu-abu pada logo memberi arti praktis, pekerja keras, keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, profesional, kualitas, tenang. Dengan perpaduan dua warna antara merah dan abuabu pada logo Teman Ahok maka makna dalam psikologis warna yaitu dalam kesederhanaan karena diawali dengan gerakan anak-anak muda yang bergairah atau semangat menyusun barisan untuk menjalankan aksi secara profesional mengumpulkan satu juta KTP DKI Jakarta untuk penggalangan dukungan pencalonan Cagub DKI Jakarta dari jalur independen. Kata Teman Ahok dengan tipografi yang menggunakan Franklin Gothic Demi Cond tergolong dari kelompok keluarga huruf Sans Serif didesain dengan fariasi huruf kapital, condent terlihat memiliki kesatuan antara kedua elemen tipografi yaitu TEMAN dan AHOK Keseluruhan visualisasi logotype dapat dimaknai sebagai kekuatan,ketegasan, kesederhanaan, modernitas dan bersahabat. Sinsign Logo Teman Ahok dilihat dari simbol gambar figur dua orang dengan gerak tubuh dinamis saling bergandengan diartikan sebagai teman yang bersama-sama aktif bergerak mendukung gerakan relawan Teman Ahok. Gestur dua figur tangan terbentang keatas dan satu tangan kebawah mengesankan kedinamisan dalam berkarya untuk masyarakat Jakarta. Sedangkan gerakan figure tersebut dibentuk oleh gerakan tari tradisional Yangko dari China. Kostum tari Yangko adalah pakaian yang dikenakan penari tradisional China yang cukup melegenda. Gerakan dalam tari Yangko sangat dinamisdidukung dengan kostum yang menggambarkan gerak tubuh semakin kelihatan energik dan sangat indah. Gerakan relawan Teman Ahok memiliki komitmen untuk melakukan gerakan pengumpulan KTP DKI Jakarta untuk pencalonan Cagub maju dari jalur independen. Gerakan yang dilakukan sangat kreatif yaitu dengan mensosialisasikan gerakan ini melalui media sosial dengan brand Teman Ahok. Manfaat media sosial yaitu untuk bersosialisasi antar individu, memberikan informasi dengan mengobrol antar teman yang rumahnya mungkin berjahuan Sosial media membantu para penggunanya untuk bersosialisasi dengan orang lain. Media sosial dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, tanpa batas waktu dan ruang, tapi terbatas pada koneksi, sinyal, dan kuota internet. Manfaat sosial media lainnya adalah bisa mendapatkan temanteman baru yang mungkin cocok dengan anda. Teman-teman baru ini bisa saja diperoleh dari hasil iseng-iseng dalam menggunakan sosial media. Volume 03 Nomor 02 September

13 Dimedia sosial dapat menemukan berbagai hal menarik yang menghibur mulai dari cerita-cerita lucu, gambar-gambar lucu, ataupun kutipan kutipan menarik yang dapat membuat anda rileks dan bisa melupakan galau dan pusing sejenak. Kelebihan lain media ini adalah bisa meng update informasi terkini ataupun menambah pengetahuan. Legisign Logo Teman Ahok dilihat dari penulis mengartikan bahwa pemilihan jenis huruf menggunakan kelompok keluarga huruf sans serif biasa digunakan untuk mendapatkan kesan kesederhanaan, tegas dan modern. Bila dikaitkan dengan gerakan relawan Teman Ahok yang segmentasi pasarnya adalah anak-muda maka terdapat kesesuaian dengan karakterrnya. Pada dasarnya penggunaan jenis huruf Franklin Gothic Demi Cond pada Logo Teman Ahok memiliki gambar huruf kokoh, namun ketebalan batang huruf memiliki veriasi ketebalan sehingga terlihat font ini cukup dinamis. Dalam brand personal Ahok terdapat karakter-karakter seperti kesederhanaan, ketegasan, pola pikir yang selalu visioner atau dinamis dan tetap dalam kesederhanaan. Sifat dan karakter itu dalam masyarakat sudah terlihat dalam tugas yang dia lakukan selama memegang DKI I.Gambar dua figur pada logo Teman Ahok juga mudah diiterpretasikan masyarakat sebagai gambar yang memiliki atribut China, apalagi dengan penggunaan warna merah yang di maknai sebagai ciri khas etnik China. Namun apabila melihat penggunaan warna merah pada Logo dengan mengacu pada visi dan misi dapat direlasikan dengan keindonesiaan, maksudnya adalah orang Indonesia keturunan China juga Indonesia. Hal ini terkait dengan upaya mengedukasi masyarakat untuk menutup celah perbedaan dalam perlakuan dimata hukum bila berbicara tentang keberagaman ras/etnis, agama, suku. Icon Icon adalah tanda hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya, representamen pada logomark berbentuk lekuk tubuh seperti orang menari dimaknai sebagai dua orang teman yang saling bergandengan. Gambar dua orang yang membentangkangkan tangan tersebut sangat mirip dengan obyek/ground yaitu gerak penari dari Yangko yang sedang menari dengan posisi satu tangan diatas dan satu tangan dibawah. Kemiripan representamen pada Logomark juga memiliki kemiripan dengan kostum tari yang dikenakan yaitu menggunakan kostum tari Yangko. Pada tari Yangko baju yang dikenakan adalah menggunakan lengan panjang yang melebar pada ujungnya, bagian pinggang menyempit sehingga terlihat raming. Kostum untuk celana juga panjang serta melebar bagian ujungnya. Keserupaan tanda dengan obyek diperkuat dengan penggunaan warna merah yang dalam obyek merah merupakan warna legenda China. Index Representamen logo Teman Ahok terdapat elemen tipografi dengan visualisasi pemilihan font yang memiliki ketebalan sehingga menimbulkan interpretasi yang bermakna kokoh, tegas dan praktis. Bagian elemen tipografi pada kata TEMAN disandingkan dengan posisi figure orang yang badannya melengkung dengan tangan dibawah mendekati visualisasi kata Teman dan Ahok adalah representasi dari gerakan orang menarik. Bagian tangan atas pada tanda yang saling bertemu dapat diinterpretasikan sebagai pertemanan. Symbol Tanda / representamen logo Teman Ahok pada bagian bentuk kostum dan warna sangat mudah untuk diinterpretasikan Volume 03 Nomor 02 September

14 khalayak sebagai gerakan tari yang berciri khas China. Identitas China sengaja diciptakan untuk pengenalan brand Ahok yang beridentitas China. Penggunaan identitas China dalam logo Teman Ahok adalah sebuah keberanian ditengah kontestasi Cagub DKI Jakarta yang sarat dengan intrik RAS. Berkaitan dengan corporate color pada logo, penggunaan warna merah apabila dikaitkan dengan identitas Ahok maka dapat diinterpretasikan sebagai cirri etnis China. Namun warna merah tersebut bisa memiliki makna Indonesia bila konteknya adalah Ahok juga orang Indonesia. Rheme Rheme adalah hubungan pikiran dengan jenis petandanya. Konfigurasi logomark berada ditengah dengan masing masing tangan dibawah menarik kata Ahok dan yang satu menarik kata Teman sementara tangan diatas saling terhubung dapat di intepretasikan mengajak untuk berteman untuk sebuah visi relawan Teman Ahok. Logomark Teman Ahok berbentuk orang menarik dan saling bergandengan mengiden-tifikasikan suatu gerakan pertemanan untuk menuju pada pengalangan dukungan pengumpulan satu juta KTP DKI Jakarta. Logotype yang digunakan pada kata Teman Ahok mengidentifikasikan suatu nama atau merk. Kata Teman Ahok termasuk jenis Sans serif dan jenis font nya adalah Franklin Gothic Demi Cond Decisign Tanda pada logomark dengan elemen gambar dua orang dalam gestur melengkung dengan posisi satu tangan menarik dan satu tangan bergandengan adalah mengacu pada gerakan orang yang diasosiasikan sebagai mengajak berteman.atribut yang dikenakan untuk tanda bentuk bidang lengkung adalah diinterpretasikan peneliti sebagai kostum China, yang pada kenyataannya kostum tersebut terdapat pada pakaian tari tradisonal Yangko dari China. Argument Dalam logo Teman Ahok terdapat elemen visual yang merepresentasikan pesan bahwa kata Ahok adalah mewakili Ir. Basuki Tjahaya Purnama yang akan mencalonkan diri sebagai cawagub DKI Jakarta. Kata Ahok adalah menunjuk kepada figur orang tersebut yang kemudian diperkuat dengan atribut budaya etnis China yang melekat pada logomark. Pesan bahwa Ahok adalah seorang warga Negara Indonesia keturunan China yang memiliki kesetaraan hak untuk andil dalam memajukan bangsa Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Makna kata Teman Ahok pada logotype adalah upaya untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa Ahok sedang mencari teman atau bila dibalik maka menjadi orang Indonesia bias berteman dengan Ahok. 5. KESIMPULAN Sebagai warga Negara Indonesia Ahok memiliki garis keturunan dari sebuah etnik, sama seperti warga Negara Indonesia lainnya, ada yang berketurunan Jawa, Batak, Betawi, India, Arab dan sebagainya Secara garis besar, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mendeskripsikan makna dari tanda-tanda yang terdapat di dalam logo Teman Ahok. Tanda-tanda tersebut dianalisa dan dimaknai menggunakan metode semiotika Peirce, dan berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut: Tanda yang terdapat pada bentuk logo Teman Ahok, Warna dan Tipografi tersebut sesuai dengan visi dan misi gerakan relawan Teman Ahok yang coba Volume 03 Nomor 02 September

15 diperlihatkan oleh logo. Warna merah digunakan untuk memberi aksen etnis dari Basuki Tjahaya Purnama pada logo dan sekaligus warna merah tersebut ingin menyampaikan pesan keindonesiaan. Pilihan kata Teman Ahok dengan visualisasi pilihan font Franklin Gothic Demi Cond adalah memiliki makna tegas dalam mengambil tindakan, berani mengambil resiko meski kontradiksi dan jenis huruf tersebut bermakan modern sesuai dengan segmentasi dan target audiennya. Kesan modern pada font diperkuat dengan pilihan bidang logomark yang memiliki gestur dinamis sederhana dan modern. Konsep multi etnis dalam perspektif kenegaraan pada logo Teman Ahok disampaikan juga untuk menanamkan ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan. Dari tanda-tanda yang diperlihatkan dalam logo tersebut dapat dikatakan bahwa Teman Ahok sedang melakukan sebuah pembuktian dari visi misi Teman Ahok, yaitu sebagai gerakan relawan yang bertujuan untuk menjadikan pemerintahan DKI Jakarta yang maju, sejahtera, bersih, jujur, dinamis. 6. REFERENSI Amir Pialang,Yasraf, 2012.Semiotika dan Hipersemiotika, Bandung.Matahari Ardianto Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung. Simbiosa RekatamaMedia,edisirevisi DeddyMulyana,2005,IlmuKomunikasi:Suau Pengantar, Bandung.Remaja Rosdakarya Fiske, John, 2004,Cultural and Communication Studies,Bandung. Jalasutra, Hoed, Benny Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: FIB UI. Piliang, Yasraf Amiri Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra. Rahmat,Jalaluddin.2005.MetodePenelitianK omunikasi.bandung. PTRemaja Rosdakarya. Sobur, Alex, 2009.Analisis Teks Media, Bandung. Remaja Rosdakarya Sobur, Alex Semiotika Komunikasi (Cetakan Keempat).Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Thomas, Gregory How to Design Logos, Symbol and Icons. Ohio: North Light Books. Tinarbuko, Sumbo Semiotika Komunikasi Visual: Edisi Revisi (Cetakan Ketiga). Yogyakarta: Jalasutra. Budi Setiyono IKlan dan Politik, Menjaring suara dalam Pemilu. Galang press Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Sosial, Format-format Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Universitas Airlangga Press. Volume 03 Nomor 02 September

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui serangkaian proses yang panjang. Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui serangkaian proses yang panjang. Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian, peneliti menggunakan paradigma kritis. Hal ini dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Charles Sander Pierce. Alasan peneliti menngunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Peneliti menggunakan paradigma penelitian konstruktivis. Iklan Provider 3 (tri) versi jadi dewasa itu menyenangkan tapi susah dijalanin akan dibedah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi

Lebih terperinci

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika Nama : M. Teguh Alfianto Tugas : Semiotika (resume) NIM : D2C 307031 S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip Semiotika Kajian komunikasi saat ini telah membedakan dua jenis semiotikan, yakni semiotika komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode Analisis Semiotik dengan paradigma konstruktivitis. Yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam masyarakat. Media massa merupakan bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah penelitian yang bersifat Kualitatif. Metode ini adalah meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi,

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Paradigma Penelitian Peneliti memakai paradigma konstruktivis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode analisis semiotika dengan paradigma konstruktivis. Yang merupakan suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma konstruktifitis dapat dijelaskan melalui empat dimensi seperti diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: 1. Ontologis: relativism, realitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. International yaitu produsen rokok terkemuka di dunia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. International yaitu produsen rokok terkemuka di dunia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah PT. HM Sampoerna PT. Hanjaya Mandala Sampoerna salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, PT. HM Sampoerna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma kontruktivist sebagai interpretatif menolak obyektifitas. Obyektifitas sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk yang berbahasa, manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Manusia berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TipePenelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. 24

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Paradigma Paradigma yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paragdima Sebuah tontonan akan menjadi daya tarik tersendiri jika memiliki jalan cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas. Sehingga masyarakat dihadapkan pada banyak

Lebih terperinci

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG ALFIAN NUR 41807056 ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG LATAR BELAKANG Foto headline harus menarik berbeda dari yang lain, actual, informative dan lain sebagainya. Sebuah foto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan menggunakan ketrampilan kreatif, seperti copywriting, layout, ilustrasi, tipografi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma kualitatif ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengkaji makna-makna dari sebuah perilaku, simbol maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk memperkuat dan mengubah kognisi dalam menciptakan sejumlah makna-makna konotatif. Namun bahasa tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan alat pemecah masalah, mencapai suatu tujuan atau untuk mendapatkan sebuah penyelesaian. Dalam metode terkandung teknik yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode Corporate Identity

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode Corporate Identity 15 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori / Metode 4.1.1 Corporate Identity Di dalam marketing, Corporate Identity (CI) adalah persona dari suatu korporasi yang disesuaikan dengan pencapaian terhadap sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, budaya adalah hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan nilai. Semakin banyak

Lebih terperinci

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan televisi pada dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pemasang iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya, pengiklan juga ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi karena di dalamnya terdapat elemen elemen komunikasi yang diantaranya terdapat komunikator sebagai pembuat dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan yaitu untuk mengetahui bagaimana eksistensi manusia direpresentasikan melalui penggambaran dalam film Life

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti 3.1. Paradigma Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Peneliti memakai paradigma konstruksionis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kritis Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengkajian pendekatan analisis semiotik. Dengan jenis penelitian kualiatif, yaitu metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan lingkungan, juga keanekaragaman budaya yang dimilikinya. Namun, siapa sangka negara yang terkenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol, baik itu simbol verbal maupun simbol non verbal. Mengenai bahasa simbolik, menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai kini telah mengalami perkembangan pengertian yang signifikan, dari awal yang berarti kata, pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah 46 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Yang merupakan suatu bentuk penelitian untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produsen (komunikator) kepada khalayak sasaran (komunikan). Beriklan

BAB I PENDAHULUAN. produsen (komunikator) kepada khalayak sasaran (komunikan). Beriklan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi karena di dalamnya terdapat elemen elemen komunikasi yang diantaranya terdapat komunikator sebagai pembuat dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dari data yang diperoleh, dan telah dipaparkan pada bab sebelumnya, peneliti

BAB IV ANALISIS DATA. Dari data yang diperoleh, dan telah dipaparkan pada bab sebelumnya, peneliti BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Dari data yang diperoleh, dan telah dipaparkan pada bab sebelumnya, peneliti berusaha untuk menganalisis tentang tanda kejujuran dalam iklan yang akan disajikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Denzin & Lincoln (1998:105) mendefinisikan paradigma sebagai sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Interpretasi Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE KERJA PRAKTEK. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di Binus Center

BAB III METODE KERJA PRAKTEK. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di Binus Center BAB III METODE KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di Binus Center Balikpapan. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan mampu merengkuh para pemakna pesan untuk berpola tingkah dan berpikir seperti si pemberi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu bagaimana komunikasi narsisme agnezmo direpresentasikan dalam akun instagram @Agnezmo. Maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Type Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan yaitu untuk mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan budaya patriarki yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon ( dalam Moleong, 2004: 49 ), Paradigma adalah cara mendasar untuk persepsi berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu yang

Lebih terperinci

Representasi Logo Herbalife sebagai Simbol Kesehatan

Representasi Logo Herbalife sebagai Simbol Kesehatan Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Representasi Logo Herbalife sebagai Simbol Kesehatan Augusto Ardy Anggoro Bidang Kajian Public Relations, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Branding Menurut buku Designing Brand Identity, A Complete Guide to Creating, Building and Maintaining Strong Brands, Alina Wheeler, brand adalah janji, ide besar, dan harapan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tidak terbatas hanya dari apa yang diberikan namun juga dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2. 1 Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin Communicare yang artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanannya sebagai penggerak industrialisasi, iklan bukanlah sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan studi wacana media massa. Pendekatan kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.riset ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.riset ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualtatif.penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu

Lebih terperinci

Unika. Petunjuk Manual CORPORATE IDENTITY SOEGIJAPRANATA UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Disusun oleh :

Unika. Petunjuk Manual CORPORATE IDENTITY SOEGIJAPRANATA UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Disusun oleh : Petunjuk Manual CORPORATE IDENTITY UNIKA SEMARANG Disusun oleh : Tim Kreatif UNIKA JALAN PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DHUWUR SEMARANG 50234 TAHUN 2010 A v a n t P R O P O S Kompetisi antar institusi akademis

Lebih terperinci

Faktor-Faktor dalam. Perancangan Desain

Faktor-Faktor dalam. Perancangan Desain Faktor-Faktor dalam Perancangan Desain Perancangan dalam komunikasi visual dapat diartikan sebagai penuangan ide, gagasan, konsep perancangan ke dalam wujud yang komunikatif terhadap kebutuhan tertentu

Lebih terperinci

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma berpikir dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme yang memandang bahwa kehidupan sosial bukanlah sebuah realita yang natural akan tetapi hasil

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE KERJA PRAKTEK. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di PT Siap

BAB III METODE KERJA PRAKTEK. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di PT Siap BAB III METODE KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di PT Siap Technovation Unggul. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media untuk menjalin komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Melalui bahasa, manusia dapat lebih mudah untuk menyampaikan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi informasi di dunia. Media telah mengubah fungsi menjadi lebih praktis, dinamis dan mengglobal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi maka pesat juga perkembangan dalam dunia mode dan fashion. Munculnya subculture seperti aliran Punk, Hippies,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Lazimnya manusia mulai dari lahir sudah ditakdirkan untuk berkomunikasi, karena komunikasi merupakan hak lahiriah dari setiap individu. Komunikasi sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH BAB II KAJIAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Proses perumusan dan pembatasan masalah dari Branding Marching Band Gema Wibawa Mukti Pemkot Bandung telah selesai ditentukan, maka selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana nilai Humanisme dan Budaya pada film Okuribito. Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci