Pemakaian kata Pariwisata untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemakaian kata Pariwisata untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang"

Transkripsi

1 2.1 Definisi Pariwisata Pemakaian kata Pariwisata untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang pada masa itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Yoeti, 1985: ). Kata Pariwisata tersebut diploklamirkan pada saat berlangsungnya Musyawarah Nasional (MUNAS) II Pariwisata di Tretes (Jawa Timur) Juni 1958 untuk menggantikan kata tourisme, dari bahasa Belanda yang sebelumnya lebih familiar. Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata ( Yoeti, 1985: ). pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, atau berkeliling, sedangkan kata wisata, memiliki arti berpergian. Jadi secara harfiah dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali ke suatu tempat atau daerah yang ingin dikunjukungi. Di bawah ini akan diuraikan beberapa istilah dan pengertian yang berkaitan dengan kata pariwisata, yaitu:: a. Menurut UU No. 9 Tahun 1990, menyatakan 1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisatadi daerah tersebut. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata. 3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.. 4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atu menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana

2 pariwisata, dan usaha lain yang terkait dalam bidang tersebut. 5. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sarana pariwisata. 6. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun untuk m,emenuhi kebutuhan pariwisata. b. Menurut Oka A. Yoeti (1986:118) dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata menyatakan : Pariwisata adalah suatu perjalanan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan berekreasi. c. Menurut Salah Wahab (Yoeti, 1958:2), seorang ahli pariwisata berkebangsaan Mesir, dalam bukunya : An Introduction on tourism Theory, mendasarkan pemikirannya atas 3 faktor, yaitu: orang(man), ruang(space), dan waktu (time). Dia memberikan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar dan mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang di dalam suatu nagara itu sendiri (dalam negeri) dan daerah lain (luar negeri) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan yang dialaminya di kmana ia memperoleh pekerjaan tetap. d. Menurut Herman V. Schulalard (Yoeti, 1986:114), seorang ekonom Austria (1910), mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : Tourism is the sum of operations, mainly of an economic nature, wich directly related to the entri, stay and movement of foreigner inside certain country, city or region. e. Menurut Hanzikern dan K. Kropt (1942), pariwisata adalah keseluruhan daripada gejalagejala yang ditimbulkan oleh perjalanan-perjalanan dan pendiaman orang-orang asing

3 serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara. 2.2 Batasan Definisi Wisatawan Batasan yang diberikan IUOTO (International Union of Official Travel Organization) mengenai definisi wisatawan yang dikemukakan pada United Nation Conference on International Travel and Tourism di Roma pada Tahun 1987 yaitu, seorang yang berpergian dari tempat tinggal (daerah asal) untuk berkunjung ke tempat lain dan berdiam di tempat tersebut lebih dari 24 jam adalah batasan yang secara umum masih dipakai sampai sekarang ini. Kategori yang tidak disebut sebagai wisatawan yaitu: 1. Orang yang tiba di suatu negara yang bertujuan untuk mencari penghasilan atau melakukan kegiatan usaha di negara tersebut. 2. Orang yang datang dengan maksud menetap 3. Orang yang datang ke suatu negara dan tidak bermaksud untuk singgah meskipun perjalanan itu lebih dari 24 jam 4. Perjalanan kaum pengungsi 2.3 Definisi Objek Wisata dan Atraksi Wisata Salah satu yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek wisata dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dan atraksi wisata seolah-olah memiliki definisi yang sama, namun memiliki perbedaan yang prinsipil. Di luar negeri kita tidak akan menemukan terminology objek wisata, tetapi tidak akan menemukan istilah Tourist Atraction (atraksi wisata). Sementara di Indonesia kita akan

4 menemukan istilah objek wisata. Atraksi wisata adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati, dan dimiliki wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja (Yoeti, 1996:28) 2.4 Definisi Industri Pariwisata Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersamasama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan oleh wisatawan selama kegiatan wisatanya berlangsung. Industri pariwisata telah membuktikan diri sebagai sebuah alternative kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan kondisi yang ideal maka industri pariwisata dituntut untuk berkembang dengan baik dan menghasilkan produk yang unggul dan dapat diandalkan. Para ahli pariwisata memberi batasan yang bervariasi tentang industri pariwisata, yaitu: 1. Kusudianto Hadiroto (Pendit, 1994:37) Industri Pariwisata adalah suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang berpergian (wisatawan) 2. W. Hunzieker dari Bern University (Pendit, 1994:38) Tourism enterprises are all bisiness which, by combining various means of production, provide goods and service of a specially tourist nature 3. G. A. Schmol dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1985:143), Tourism is highly the centralized industry consisting of enterprises different in size, location, function, type organization, range of service provide, and method use to market and sell them.

5 Beberapa ahli kepariwisataan lainnya memberikan pengertian yang bervariasi tentang industri pariwisata, tetapi ada satu kesamaan dalam pengertian yang mereka berikan, yaitu bahwa perusahaan barang dan jasa itu terdiri dari bermacam-macam perusahaan bahkan dikatakan berbeda, baik ukurannya, bentuk organisasinya, maupun lokasi dan tempat kedudukannya. Secara umum pengertian industri pariwisata adalah keseluruhan pelayanan yang diterima oleh wisatawan semenjak ia meninggalkan daerah asalnya, sampai di tempat tujuan, dan kembali ke daerah asalnya kembali. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata sebagai berikut: 1. Biro Perjalanan Wisata (BPW) Merupakan perusahaan yang menyediakan paket wisata dan agen perjalanan yang mengurus keprluan wisatawan selama perjalanan serta memberikan informasi yang berhubungan dengan perjalanan. 2. Perusahaan Angkutan Wisata Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan jasa angkutan bagi wisatawan, mulai dari berangkat hingga kembali dari daerah tujuan. 3. Akomodasi Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama melakukan perjalanan di daerah objek wisata. 4. Bar dan Restoran Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penyediaan makanan dan minuman bagi wisatawan. 5. Souvenir dan Handicraft

6 Merupakan perusahaan yang menyediakan barang-barang berupa kerajinan tangan yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan tersebut. 2.5 Ciri-Ciri Produk Wisata Produk pariwisata memiliki beberapa cirri-ciri yang membedakannya dari hasil produksi lainya, yaitu: Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi pada saat bersamaan dengan konsumsi. Hasil atau produk pariwisata tidak mempunyai standard atau ukuran yang objektif, tidak seperti halnya industri lain yang mempunyai ukuran baku. Permintaan terhadap hasil produksi industri pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non teknis. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang dibelinya. Hanya dapat dilihat melalui brosur, slides, televise, maupun media lainnya. Hasil atau produk pariwisata banyak tergantung kepada manusia dan sedikit sekali yang bergantung kepada mesin. 2.6 Motif Perjalanan Wisata Perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motif dan dengan tujuan yang tertentu pula. Beberapa alas an atau motif tersebut akan dibahas di bawah ini. 1. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism) Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya, yaitu untuk keperluan libur, mencari udara segar, menikmati keindahan alam, mendapat

7 ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota seprti menikmati objek argo wisata dan sebagainya. 2. Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourisam) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki untuk menikmati harihari liburnya untuk beristirahat dan memulihkan kesegaran jasmani dan rohani, serta untuk menghilangkan rasa letih dan lelah. Bentuk kegiatan yang cocok adalah agrowisata dan ekowosata yang menonjolkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari kebisingan yang menjadi cirri khas kota metropolitan. 3. Pariwisata Kebudayaan (Culture Tourism) Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seprti keinginan untuk mempelajari adat istiadat, untuk mengetahui jenis-jenis kebudayaan, cirri=cirri khas, dan segala hal yang ingin mereka ketahui tentang suatu budaya tertentu. 4. Pariwisata Olahraga Kegiatan pariwisata ini bertujuan untuk melihat atau menyaksikan secara langsung suatu acara/event olahraga tertenti di suatu Negara seperti Olimpiade, dan acara olahraga lainnya. 5. Pariwisata Konvensi (Convention Tourism) Kegiatan pariwisata di mana rangkaian motif perjalanan tersebut adalah untuk tujuan kongres, seminar, symposium, maupun pameran. 6. Pariwisata Kuliner(Culiner Tourism) Jenis pariwisata ini merupakan jenis kegiatan pariwisata yang sangat popular belakangan ini, di mana para wisatawan mengunjungi suatu daerah untuk menikmati dan merasakan secara langsung masakan khas daerah tersebut yang mungkin tidak dapat mereka nikmati di daerah yang lain.

8 7. Pariwisata Agama/Pariwisata Religi (Pilgrim Tourism) Pariwisata ini ditujukan khusus kepada para penganut agama tertentu yang ingin mengunjungi daerah-daerah yang erat kaitannya dengan agama yang mereka peluk. Dan mengunjungi tempat-tempat beribadah yang memiliki nilai sejarah. Contoh: Umat muslim bias berwisata/naik haji ke Arab Saudi, selain untuk melaksanakan ajaran agama mereka juga dapat melakukan kegiatan wisata di Negara tersebut. Sementara itu pemeluk Nasrani biasa melakukan wisata religi ke Negara Israel yang memiliki hubungan sejarah yang sangat kental dengan ajaran agama yang mereka anut. 2.7 Transportasi Pariwisata Secara sederhana transportasi pariwisata didefinisikan sebagai suatu alat yang dipergunakan oleh wisatawan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam rangka kegiatan berwisata. Kegiatan transportasi sendiri merupakan salah satu fktor penting dalam dunia kepariwisataan di seluruh dunia. Dengan semakin berkembangnya zaman maka semakin meningkat dan kebutuhan akan alat transportasi yang cepat dan efisien. Demikian pula halnya dengan alat transportasi yang dipergunakan dalam industri pariwisata. Para wisatawan tentunya menginginkan alat transportasi yang dapat dengan cepat mengantar mengantar mereka ke daerah asal mereka dengan aman dan nyaman. Tentunya hal tersebut sangat vital dalam usaha untuk mengembangkan dunia pariwisata di Negara kita ini. Adapun jenis-jenis alat transportasi dalam dunia pariwisata adalah sebagai berikut : Transportasi Udara Contoh : Pesawat Udara, helicopter, balon udara

9 Transtasi Laut Contoh : Kapal Feri, boat, pesiar (cruise), yacht, dan lain-lain. Transportasi Darat Contoh : Dokar, bus, kereta api, sepeda motor, dan lain sebagainya. 2.8 Atraksi dan Daya Tarik Wisata Dalam bidang kepariwisataan Indonesia terdapat perbedaan persepsi antara objek dan atraksi wisata.hal tersebut tidak ditemukan dalam literature luar negeri. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah tourist attraction, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Kita akan menyebut sesuatu itu sebagai objek wisata, bila untuk melihat objek tersebut tidak membutuhkan persiapan terlebih dahulu. Misalny, pemandangan alam, gunung, sungai, danau, candi, dan lain-lain (Yoeti, 1996:172) Lain halnya dengan atraksi wisata yang merupakan segala sesuatu yang harus dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dinikmati. Adapun beberapa contoh dan kelompok ini yaitu: tari-tarian, kesenian tradisional, upacara adat, dan lain sebagainya.menurut Marioti( Yoeti, 1996:172), ada 3 hal yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah, yaitu: 1. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yang berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan system religi. 2. Benda-benda yang tersedi dan terdapat di alam semsta (antural amenities, yang termasuk dalam kelompok ini adalah, iklim, fauna, flora, topografi, pemandangan, dan lain-lain. 3. Tata cara kehidupan masyarakat (the way of live), misalnya, pembakaran mayat di Bali (Ngaben), dan upacara Sekaten di Yogyakarta.

10 Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah unsure-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. 2.9 Produk Industri Pariwisata Yang dimaksud dengan hasil (pruduck) industri pariwisata adalah semua jasajasa(services) yang dibutuhkan wisatawan semenjakberangkat meninggalkan tempat asal, sampai kembali ke tempat asalnya kembali. Menurut pendapat Medlik dan Middleton, produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsure atau merupakan suatu package yang tidak dapt dipisahkan. Pada dasarnya ada 3 golongan pokok produk industri pariwisata, yaitu: 1. Tourist Object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk dating berkunjung ke daerah-daerah tersebut. 2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar, dan restoran, entertainment, dan lain-lain. 3. Transportasi yang menghubungkan Negara asal wisatawan dengan daerah-daerah dari tujuan wisata, serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek wisata yang dituju. Pengertian product tersebut di atas sejalan dengan pengrtian industri pariwisata yang kita kenal. Seperti kita ketahui industri pqaeiwisata sebagai salah satu industri tidaklah berdiri sendiri, tetapi terdiri dari serangkaian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan bermacammacam jasa yang dibeli wisatawan dalam bentuk tour packages. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pariwisata adalah sebagai berikut :

11 1. Biro Perjalanan Wisata Adalah perusahaan yang membuat suatu paket wisata dan memberi segala informasi mengenai perjalanan yan ditawarkan. Biro Perjalanan ini yang bertanggung jawab mengenai segala kebutuhan yang diperlukan wisatawan selama Perjalanan. 2. Perusahaan Angkutan Wisata Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan jasa-jasa angkutan bagi wisatawan yang membutuhkan. 3. Akomodasi Adalah perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama melakukan Perjalanan ke daerah objek wisata. 4. Bar dan Restaurant Adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi wisatawan selama berada di daerah wisata. 5. Souvenir dan Handicraft Adalah took-toko yang menyediakan barang-barang cinderamata dan souvenir khas kerajinan tangan penduduk local yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan. Ciri-ciri produk industri pariwisata yang penting untuk diketahui adalah sebagai berikut : 1. Hasil produk industri pariwisata tidak dapat dipisahkan karena produk itu tidak dapat dibawa kepada konsumen untuk ditawarkan. Oleh karena itu, konsumen(wisatawan) harus dibawa kemana tempat produk itu berada. 2. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara dalam penjualan jasa industri

12 pariwisata hanyalah travel agent atau tour operator. 3. Produk indusri pariwisata tidak dapat ditimbun seperti hasil industri lain. Misalnya, hari raya Galungan di Bali yang berlangsung sekali dalam setahun, tidak dapat disaksikan seminggu sekali atau dalam waktu yang tidak tertentu. 4. Permintaan terhadap hasil produksi pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis. Adanya kerusuhan, peperangan, dan bencana alam akan menyebabkan permintaan berkurang. Sebaliknya, pada kondisi yang aman dan kondusif, permintaan akan meningkat. 5. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibelinya, tetapi hanya dapat melihat dari brosur, side, TV, atau film yang dibuat secara khusus untuk keprluan promosi. 6. Hasil atau produk pariwisata itu banyak bergantung pada manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin. 7. Penyediaan usaha produk industri pariwisata memerlukan biaya besar dan mempunyai resiko tinggi. Keadaan atau situasi perekonomian, politik, dan sikap masyarakat akan mempengaruhi usaha penanaman modal dalam bidang kepariwisataan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan dan penelitian yang mendalam, serta perencanaan yang matang agar resiko dalam bidang industri kepariwisataan dapat diperkecil Sarana dan Prasarana Kepariwisataan Sarana dan prasarana masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena kegiatan pariwisata adalah tanggung jawab bersama. Untuk memperlancar laju pertumbuhan industri pariwisata, tentu saja diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

13 a. Sarana Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang menghasilkan barang mauoun jasajasa yang sudah disediakan, dan beroprasi langsung dalam kegiatan pariwisata. Sarana atau fasilitas pariwisata yang sangat berpengaruh dalam industri pariwisata adalah sebagai berikut : 1. Akomodasi/Pelayanan/Fsailitas Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama dalam berwisata diperlukan tempattempat penginapan, fasilitas pelengkap atau pendukung lain serta pelayanan yang baik dan mengesankan, misalnya : penyediaan hotel, wisama, dan rumah-rumah penginapan yang lain. 2. Transportasi Alat transportasi udara, laut, dan darat sangat mendukung kegiatan pariwisata. Para wisatawan yang dating ke Negara rujuan wisata membutuhkan alat transportasi. Begitu pula kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata yang memerlukan sarana transportasi. Oleh karena itu, transportasi merupakan salah satu sarana pokok dalam kegiatan pariwisata. 3. Restaurant Salah satu sarana yang paling penting yang harus dipersiapkan di kawasan wisata adalah restaurant, snack bar, café, dan lain-lain. Dengan adanya sarana-sarana tersebut maka para wisatawan diharapkan dapat lebih betah tinggal di daerah wisata tersebut. b. Prasarana kepariwisataan adalah penunjang keberhasilan penyelenggaraan kegiatan

14 pariwisata. Prasarana ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: Receptive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha organisasi yang mengurus kedatangan wisatawan seperti BPU, AP. Recidental Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang disiapkan untuk menampung wisatawan seperti hotel, dan restaurant. Recreative and Sportive Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang digunakan untuk kegiatan olahraga seperti kolam renang, lapangan golf, lapangan tennis, dan sebagainya Syarat Objek Wisata yang Dapat Dikembangkan Suatu objek wisata dikatakan layak atau tidaknya untuk dikembangkan maka harus memperhatikan beberapa syarat. Syamsuridjal (1997 : 21) mengemukakan beberapa syarat agar suatu objek wisata dikatakan layak untuk dikembangkan, antara lain : 1. Attraction, yaitu segala sesuatu yang menjadi cirri khas dan menjadi daya tarik wisatawan agar mau dating berkunjung ke tempat objek wisata tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2, yaitu: a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek wisata itu ada. b. Even Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat oleh manusia. 2. Accessible, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut. 3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia di daerah objek wisata seperti akomodasi dan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata 2.1.1 Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1. Pengertian Pariwisata Ditinjau dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanksekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu : Pari, yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parwisata berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata berarti perjalanan, bepergian,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pariwisata Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah bisa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu keterkaitan antara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan Istilah pariwisata adalah: Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari

Lebih terperinci

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA 2.1 Pengertian Objek Wisata Objek wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke-17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku

Lebih terperinci

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel. Wisata Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kepariwisataan (Irawan, 2010:11) menjabarkan kata kata yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut: Wisata : Perjalanan, dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan 2.1.1 Pengertian Pariwisata Batasan mengenai pengertian pariwisata sangat banyak, tetapi marilah kita ambil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah biasa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu keterkaitan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Obyek Wisata Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan ( something to see).

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 PENGERTIAN PARIWISATA Pariwista merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang bersifat sementara bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk liburan, bersenang-senang ataupun dengan tujuan lain yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk liburan, bersenang-senang ataupun dengan tujuan lain yang bersifat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah suatu perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang dilakukan untuk liburan, bersenang-senang ataupun dengan tujuan lain yang bersifat sementara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata Menurut Gamal Suwantoro (1997: 28): Geografi pariwisata adalah geografi yang berhubungan erat

Lebih terperinci

BAB II KEPARIWISATAAN. Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung

BAB II KEPARIWISATAAN. Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung BAB II KEPARIWISATAAN 2.1 Istilah Pariwisata Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung Musyawarah Nasional Tourism ke-2 pada 12-14 Juni 1958 yang diselenggarakan di Tretes, Jawa Timur.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA 2.1. Pengertian Pariwisata Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari yang berarti banyak, berkali-kali,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata Menurut Ramaini (1992: 2): Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari antara geografi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata secara etimologi yang berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata pari yang berarti halus, maksudnya mempunyai tata krama tinggi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata Ditinjau dari segi Etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu: 1. Pari : Berarti

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000 : 46-47 ) menjelaskan pengertian pariwisata sebagai berikut : Pariwisata

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan 2.1.1 Pengertian Pariwisata Kata pariwisata di Indonesia pertama kali dikenal setelah diselenggarakannya MUNAS PARIWISATA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1 Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Supaya penelitian ini dapat terarah dengan baik maka penulis merunjuk kepada pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi.

BAB II URAIAN TEORITIS. Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi. BAB II URAIAN TEORITIS Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi. Banyak negara mengembangkan potensi pariwisata dengan serius karena pariwisata bisa mendatangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS 2.1 Pengertian Wisata Agraris Wisata Agraris merupakan salah satu dari beberapa wisata alternatif yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Sebelum

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Defenisi Pariwisata Pariwisata merupakan suatu fenomena multidimensional, menumbuhkan citra petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. atau menghasilkan barang atau jasa melalui proses. Industri pariwisata bukanlah suatu

BAB II KAJIAN TEORITIS. atau menghasilkan barang atau jasa melalui proses. Industri pariwisata bukanlah suatu BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Industri Pariwisata Kata industri dapat diartikan sebagai suatu yang bertujuan untuk menciptakan atau menghasilkan barang atau jasa melalui proses. Industri pariwisata bukanlah

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai Pariwisata dan dukungan teknologi di dalamnya yang bertujuan untuk memajukan daerah pariwisata itu sendiri telah banyak dipublikasikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2 (dua) kata yaitu Pari yang artinya keliling, sempurna, lengkap, banyak dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2 (dua) kata yaitu Pari yang artinya keliling, sempurna, lengkap, banyak dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta dimana terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Pari yang artinya keliling, sempurna, lengkap, banyak dan Wicata

Lebih terperinci

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si Wisata menurut UU. No. 9 Tahun 1990 Pasal 1 tentang kepariwisataan. Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata Pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan pada kegiatan berwisata yang bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism Organization memperkirakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa sangsekerta yang terdiri dari dua suku kata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum Pariwisata II.1.1. Pengertian Pariwisata Undang-undang Nomor 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1. Pengertian Kepariwisataan, Pariwisata, dan Wisata Sesunguhnya pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, yang ditandai oleh adanya

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap. Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap. Bersyukurlah, tanah kelahiran kita Cilacap Bercahaya dianugerahi wilayah dengan alam yang terbentang luas yang kaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA Tinjauan penelitian sebelumnya sangat penting dilakukan guna mendapatkan perbandingan antara penelitian yang saat ini

Lebih terperinci

DEFINISI- DEFINISI A-1

DEFINISI- DEFINISI A-1 DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan

BAB II TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan kata kerjanya berwisata artinya bepergian atau melancong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROMOSI KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata,Wisatawan, Kepariwisataan, dan Kegiatan

BAB II TINJAUAN UMUM PROMOSI KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata,Wisatawan, Kepariwisataan, dan Kegiatan BAB II TINJAUAN UMUM PROMOSI KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata,Wisatawan, Kepariwisataan, dan Kegiatan Promosi Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi sangat besar bagi Indonesia yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Kepariwisataan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu meninggalkan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu meninggalkan BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 PENGERTIAN PARIWISATA Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu meninggalkan tempat semula ke tempat yang lain, tidak untuk mencari nafkah di tempat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang

BAB II URAIAN TEORITIS. wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Paket Wisata Mengingat keberhasilan daerah Sumatera Utara dalam meraih jumlah wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang terus meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum disebutkan bahwa peringkat Pariwisata Indonesia naik dari peringkat ke- 70 pada tahun 2013 menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi wisata dengan keunikan yang khas dan siap untuk memanjakan para

BAB I PENDAHULUAN. potensi wisata dengan keunikan yang khas dan siap untuk memanjakan para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kediri merupakan salah satu kabupaten yang memiliki beragam potensi wisata dengan keunikan yang khas dan siap untuk memanjakan para pengunjungnya. Beragam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pariwisata Pengelolaan merupakan suatu proses yang membantu merumuskan kebijakankebijakan dan pencapaian tujuan. Peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata, seperti

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN 29 BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN A. Pengertian Usaha Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Objek Pemandian Air Panas Pemandian Air Panas atau sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah

Lebih terperinci

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa hambatan dari pengadaan dan peningkatan hotel, restoran,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen

PERTEMUAN 9 Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen INDUSTRI PARIWISATA PERTEMUAN 9 PENDAHULUAN Pariwisata sebagai industri semakin berkembang pembangunan hotel berbagai tipe dan kelas, peningkatan sarana-prasarana pariwisata, dan peningkatan keahlian SDM

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA DI NAGARI KOTO HILALANG, KECAMATAN KUBUNG, KABUPATEN SOLOK

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA DI NAGARI KOTO HILALANG, KECAMATAN KUBUNG, KABUPATEN SOLOK Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 155~159 KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA DI NAGARI KOTO HILALANG, KECAMATAN KUBUNG, KABUPATEN SOLOK Dini Rahmawati 1, Yulia Sariwaty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau sebagai salah satu aset untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengembangkan pariwisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaan perusahaan yang menghasilkan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kegiatan ini merupakan aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kegiatan ini merupakan aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Manusia di dalam usaha untuk mempertahankan hidup di muka bumi, selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan berbagai kegiatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan industri yang sekarang ini mengalami perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan pengaruh terhadap devisa negara.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pengembangan kepariwisataan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan kata kerjanya berwisata artinya bepergian atau melancong untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini telah berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini telah berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat yang dimana banyaknya daerah tujuan wisata yang menyuguhkan berbagai obyek obyek wisata menarik

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukannya terhadap alam, pembuatan berbagai macam industri yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukannya terhadap alam, pembuatan berbagai macam industri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa modern ini perkembangan sangatlah maju sekali, dengan dukungan infrastruktur dan fasilitas yang sangat menunjang. Perkembangan tesebut tidak hanya dalam teknologi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. Di Indonesia pariwisata menjadi suatu bukti keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunan di bidang pariwisata, salah satunya yaitu Tour and Travel. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. gunan di bidang pariwisata, salah satunya yaitu Tour and Travel. Terlebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan semakin berkembang. Perkembangan ini tidak terlepas dari peranan keberhasilan pemban gunan di bidang

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Aris Baharuddin 1, Maya Kasmita 2, Rudi Salam 3 1 Politeknik Informatika Nasional Makassar 2,3 Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatan Mancanegara ke Indonesia Pada Tahun Tahun Jumlah Wisatawan %

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatan Mancanegara ke Indonesia Pada Tahun Tahun Jumlah Wisatawan % BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia sekarang ini sedang berkembang pesat, wisatawan yang datang ke Indonesia sangat beragam dari mulai wisatawan mancanegara hingga wisatawan nusantara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan.

BAB II URAIAN TEORITIS. bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Pengertianpariwisata yang menitikberatkan pada kegiatan berwisata yang bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata daerah. Potensi wisata tersebut

Lebih terperinci

Prasarana dan Sarana Pariwisata

Prasarana dan Sarana Pariwisata Kepariwisataan Prasarana dan Sarana Pariwisata Prasarana Pariwisata Semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota budaya dan juga pariwisata. Salah satu sektor yang berperan penting dalam pendapatan daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata di Indonesia pada saat ini mulai berkembang menjadi satu industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan untuk memuaskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap persepsi wisatawan terhadap Objek Wisata Batu Mentas, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA)

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA) BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Wisata dan Pariwisata Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA) pengertian Wisata adalah perjalanan keliling selama tiga hari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 3, yaitu usaha jasa pariwisata, pengusaha objek dan daya tarik wisata, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 3, yaitu usaha jasa pariwisata, pengusaha objek dan daya tarik wisata, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia.Perkembangan ini adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Sektor

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN, OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA, SERTA EKOWISATA DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN, OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA, SERTA EKOWISATA DAN LINGKUNGAN HIDUP BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN, OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA, SERTA EKOWISATA DAN LINGKUNGAN HIDUP 2.1 Pengertian Ilmu Pariwisata Pengertian pariwisata masih belum begitu memasyarakat karena

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian pariwisata Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata pariwisata berasal dari kata bahasa sangskerta yang terdiri atas dua kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya kegiatan perjalanan telah lama dilakukan oleh manusia. Di dalam hidupnya manusia selalu bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ciri itulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan kegiatan yang bertujuan untuk rekresasi, liburan, pelancongan atau tourism. Dalam melakukan kegiatan wisata, tidak hanya individu, namun banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pengembangan kepariwisataan dalam

Lebih terperinci