Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia PUTUSAN SELA NOMOR: 02/PSHP-I/2017/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Mahasiswa yang memeriksa dan mengadili perkara Sengketa PEMIRA UI dengan agenda acara cepat, telah menjatuhkan putusan sela (provisi) sebagai berikut dalam perkara antara: Nama Lengkap Fakultas / Jurusan : Wanda Melani : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik/ Ilmu Politik NPM : Nomor Telepon : Dalam hal ini memberikan kuasa kepada: 1. Nama : Cindy Tomassa NPM : Fakultas / Jurusan : Fakultas Hukum/ Ilmu Hukum 2. Nama : Kintan Nadya Fadilla NPM : Fakultas / Jurusan : Fakultas Hukum/ Ilmu Hukum

2 3. Nama : Faisal Alhaq Harahap NPM : Fakultas / Jurusan : Fakultas Hukum/ Ilmu Hukum Berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 8 November Untuk selanjutnya disebut sebagai PEMOHON; MELAWAN Panitia PEMIRA Universitas Indonesia berkedudukan di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Indonesia Lantai 2, Kampus Universitas Indonesia, Depok yang dalam hal ini diwakili oleh kuasanya: Nama : Mirza Amadea Fakultas : Fakultas Ilmu Budaya NPM : Jabatan : PO PEMIRAUI 2017 Selanjutnya disebut sebagai TERMOHON; Mahkamah telah mendengar pembacaan Surat Permohonan dari Pemohon tertanggal 10 November 2017 dalam sidang yang dibuka dan terbuka untuk umum, Telah mendengar pembacaan Jawaban dari Termohon tertanggal 10 November 2017 dalam sidang yang dibuka dan terbuka untuk umum.

3 TENTANG DUDUK PERKARANYA: Adapun mengenai duduk perkaranya sebagai berikut: 1. Bahwa pada hari Kamis tanggal 2 bulan November tahun 2017 sekitar pukul WIB, PEMOHON dan Nisa Adilina Sharfina (FISIP UI 2014) selaku Manajer Kampanye tim Wanda - Said, diputuskan MENGUNDURKAN DIRI DAN TIDAK LOLOS berdasarkan Keputusan Termohon No. 05/SK/PEMIRAIKMUI/XI/2017 yang merupakan Hasil Sidang Verifikasi II (Bukti P-3 - Terlampir); 2. Bahwa atas Putusan tersebut di atas, PEMOHON mengajukan Permohonan Keberatan melalui Surat Permohonan Keberatan pada hari Jumat tanggal 3 bulan November tahun 2017 (Bukti P-4 - Terlampir); 3. Bahwa pada Sabtu, 4 November 2017 pukul WIB, PEMOHON telah menerima Surat Pemanggilan Sidang Permohonan Keberatan No. 014/UND/PEMIRAUI/XI/2017 yang pada intinya menyatakan Sidang Permohonan Keberatan akan dilaksanakan pada Minggu, 5 November 2017 pukul WIB di Ruang DPM UI, Pusgiwa; (Bukti P-5 - Terlampir); 4. Bahwa pada Sabtu, 4 November 2017 pukul WIB, PEMOHON bertanya melalui aplikasi WhatsApp kepada Heru Utomo Adji (FISIP UI 2014/Ilmu Politik xxx) yang merupakan salah satu anggota Panitia Pemira IKM UI 2017: apakah diperbolehkan menghadiri sidang bersama dengan Kuasa Hukum?, yang kemudian dijawab oleh Heru Utomo Adji dengan: iya, sebab mekanismenya akan seperti sidang sebelumnya, yangmana yang maju hanya bakal calon (Bukti P-6 - Terlampir); 5. Bahwa mekanisme sidang sebelumnya yang dimaksud adalah mekanisme Sidang Verifikasi II, yakni hanya Pemohon yang diperbolehkan menghadap ke Majelis Sidang; 6. Bahwa kemudian PEMOHON mengikuti Sidang Permohonan Keberatan dengan tidak didampingi oleh Kuasa Hukum PEMOHON dan setelah Sidang Permohonan Keberatan PEMOHON selesai kemudian dilaksanakan Sidang Permohonan Keberatan atas pasangan El Lutfie - Shendy yangmana dalam Sidang Permohonan Keberatan tersebut, Kuasa Hukum pasangan El Lutfie Shendy yaitu M. Agra S. (FH UI 2014) diperbolehkan untuk memasuki ruang sidang; 7. Bahwa tindakan TERMOHON telah melanggar asas keadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 huruf c UU IKM UI No. 2/2017, yang berbunyi:

4 Penyelenggara Pemira IKM UI berpedoman pada asas: a. Mandiri; b. Jujur; c. Adil; d. Kepastian hukum; e. Tertib; f. Kepentingan umum; g. Keterbukaan; h. Proporsionalitas; i. Profesionalitas; j. Akuntabilitas; k. Efisiensi; dan l. Efektivitas. Dimana dalam Penjelasan Pasal 2 huruf c UU IKM UI No. 2/2017, yang dimaksud dengan asas adil adalah sebagai berikut: Penyelenggara Pemira dalam menjalankan fungsi, tugas, dan kewenangannya harus berlaku adil dalam situasi dan kondisi apapun. ; 8. Bahwa apabila mekanisme Sidang Permohonan Keberatan sama dengan Sidang Verifikasi II maka berdasarkan Pasal 11 PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 dinyatakan Sidang Verifikasi terbuka dan dibuka untuk umum, dengan demikian maka Sidang Permohonan Keberatan seharusnya juga terbuka dan dibuka untuk umum; 9. Bahwa ketika Sidang Permohonan Keberatan PEMOHON dilaksanakan pada Minggu, 5 November 2017 sekitar pukul WIB, Sidang Permohonan Keberatan PEMOHON ternyata dilaksanakan secara tertutup di Ruang DPM Pusgiwa UI; 10. Bahwa Panitia Pemira IKM UI 2017 telah melanggar asas keterbukaan yang didefinisikan oleh Penjelasan Pasal 2 huruf g UU IKM UI No. 2/2017 sebagai berikut: Penyelenggara Pemira dalam menjalankan fungsi, tugas, dan kewenangannya harus terbuka dengan tidak menutup akses publik. ; 11. Bahwa berdasarkan BAB IV mengenai Permohonan Keberatan PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 tidak ada satupun pasal yang mengatur mengenai tertutupnya Sidang Permohonan Keberatan; 12. Bahwa Majelis Sidang pada Sidang Permohonan Keberatan PEMOHON berdasarkan Surat Penunjukan Majelis Sidang Nomor 007/JK/PEMIRAIKMUI/X/2017 (Bukti P-7 - Terlampir) adalah: 1. Heru Utomo Adji (FISIP 2014); 2. Mirza Amadea (FIB 2013); 3. Icang Khairani (FF 2013). Perlu diketahui bahwa Mirza Amadea merupakan Ketua Panitia Pemira IKM UI 2017; 13. Bahwa berdasarkan Pasal 22 ayat (2) PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 dinyatakan bahwa Sidang permohonan keberatan dipimpin oleh Majelis Sidang yang ditentukan oleh Ketua Panitia Pemira melalui surat penunjukkan, dengan demikian, Mirza Amadea sebagai Ketua Panitia Pemira IKM

5 UI 2017 telah menunjuk dirinya sendiri sebagai Majelis Sidang Permohonan Keberatan; 14. Bahwa Sidang Permohonan Keberatan dimulai pada Minggu, 5 November 2017 sekitar pukul WIB, setelah Ketua Majelis Sidang membuka Sidang Permohonan Keberatan, Majelis Sidang memperkenalkan para pihak yang hadir dalam Sidang Permohonan Keberatan yaitu Ketua Majelis Sidang, Pemohon, DPM UI, dan Termohon; 15. Bahwa berdasarkan Pasal 22 ayat (1) PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 disebutkan bahwa Sidang permohonan keberatan dihadiri oleh Panitia Pemira, Pemohon, Komite Pengawas (KP) Pemira IKM UI 2017, dan dapat dihadiri oleh anggota DPM UI, sedangkan Sidang Permohonan Keberatan PEMOHON tidak dihadiri oleh Komisi Pengawas Pemira IKM UI 2017; 16. Bahwa setelah Ketua Majelis Sidang membacakan Tata Tertib Sidang serta Agenda Sidang, Majelis Sidang membacakan seluruh isi surat Keberatan PEMOHON dan PEMOHON tidak dipersilakan untuk menyampaikan pokok-pokok permohonannya setelah PEMOHON menempati tempat yang disediakan, setelah dibacakan Majelis Sidang bertanya kepada PEMOHON akan hal yang telah digarisbawahi oleh Majelis Sidang; 17. Bahwa berdasarkan Pasal 23 ayat (2) PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 dinyatakan sebagai berikut: Setelah Pemohon menempati tempat yang telah disediakan, Ketua Majelis mempersilahkan kepada Pemohon untuk menyampaikan pokok-pokok permohonan dan tuntutan. Maka sudah seharusnya PEMOHON sendiri yang menyampaikan pokokpokok permohonannya dengan terlebih dahulu dipersilakan oleh Ketua Majelis Sidang; 18. Bahwa selama Sidang Permohonan Keberatan PEMOHON, Anggota Independen DPM UI yaitu Fadlan Zamzami Sitio (FH UI 2015) terlalu banyak menanggapi PEMOHON memperdebatkan poin yang menjadi tuntutan PEMOHON yaitu Pasal 13 dan Pasal 15 PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017; 19. Bahwa berdasarkan Pasal 23 ayat (5) PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 disebutkan bahwa: DPM UI hadir dalam persidangan sebagai pihak terkait yang akan memberikan keterangan atau pendapat terhadap permohonan Pemohon yang terkait dengan

6 penafsiran Undang-Undang tentang Pemira dan peraturan DPM lainnya yang berhubungan dengan Pemira. ; 20. Bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 (UU IKM UI No. 6/2016 tentang Dewan Perwakilan Mahasiswa UI dinyatakan bahwa yang termasuk dari wewenang DPM UI adalah membentuk Produk Hukum yaitu UU IKM UI, Ketetapan DPM UI, Keputusan DPM UI, dan Peraturan DPM UI; 21. Bahwa dengan demikian PP Pemira IKM UI No. 01/2017 dan PP Pemira IKM UI No. 02/2017 bukan merupakan Produk Hukum dari DPM UI, terlebih lagi berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UU IKM UI No. 1/2015 jo. UU IKM UI No. 1/2017 disebutkan bahwa Panitia Pemira bersifat sementara dan mandiri, ; 22. Bahwa berdasarkan Pasal 23 ayat (5) PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 jo. Pasal 6 ayat (1) UU IKM UI No. 6/2016, Anggota Independen DPM UI yaitu Fadlan Zamzami Sitio TIDAK MEMILIKI HAK untuk berbicara mengenai Pasal 13 dan Pasal 15 PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 yang menjadi dasar Keberatan Permohonan PEMOHON; Selanjutnya dimohonkan agar kepada Ketua Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia untuk memeriksa perkara ini dengan menetapkan hari persidangan dan memanggil pihak-pihak yang berperkara untuk diperiksa dan diadili berdasarkan permohonan PEMOHON sebagai berikut: PRIMAIR: 1. Memutuskan penundaan penyelenggaraan Pemira IKM UI 2017 yang pada saat ini telah sampai pada Tahap Eksplorasi Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, Calon Anggota Independen Dewan Perwakilan Mahasiswa, dan Calon Anggota Majelis Wali Amanat unsur Mahasiswa dalam putusan sela sampai dengan Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia selesai memeriksa, mengadili, dan memutus final dan mengikat sengketa Pemira IKM UI a quo. 2. Memutuskan Keputusan No. 09/SK/PEMIRAIKMUI/XI/2017 tentang Penetapan Hasil Sidang Permohonan Keberatan telah melanggar Pasal 11, Pasal 22 ayat (1), Pasal 22 ayat (2), Pasal 23 ayat (2), dan Pasal 23 ayat (5) PP Pemira IKM UI No. 01/2017 jo. PP Pemira IKM UI No. 02/2017 dan Pasal 6 ayat (1) UU IKM UI No. 6/2016, serta Pasal 2 dan Pasal 4 ayat

7 (1) UU IKM UI No. 1/2015 jo. UU IKM UI No. 1/2017 sehingga harus dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum; dan 3. Memutuskan harus dijalankannya kembali Sidang Permohonan Keberatan atas nama PEMOHON; SUBSIDAIR: Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Menimbang bahwa atas Surat Permohonan Pemohon, Termohon telah mengajukan jawaban atas permohonan sebagai berikut: Bahwa dalam Petitum Permohonan PEMOHON, PEMOHON meminta penundaaan penyelenggaraan PEMIRA IKM UI 2017 dalam Putusan Sela. Bahwa dalam Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Mahkamah Mahasiwa Universitas Indonesia yang menjadi landasan hukum penyelesaian perkara adalam Mahkamah Mahasiswa tidak menyebutkan dan tidak mengatur adanya Putusan Sela, sehingga putusan sela tidak dapat dilakukan oleh Mahkamah Mahasiswa dalam proses penyelesaian perkara a quo. Menimbang, bahwa atas surat permohonan dari Pemohon dan surat jawaban dari Termohon tersebut, Mahkamah berpendapat sebagai berikut; Menimbang, bahwa terhadap permohonan Termohon dalam eksepsi, Mahkamah Mahasiswa mempertimbangkan mengenai kewenangan Mahkamah Mahasiswa serta kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk menentukan apakah Permohonan yang diajukan Pemohon dapat diterima atau tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 36 ayat (1) UUD IKM UI setelah Perubahan, tahun 2015 dijelaskan bahwa salah satu wewenang Mahkamah Mahasiswa adalah mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang- Undang (UU) IKM UI terhadap Undang-Undang Dasar (UUD) IKM UI; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1) huruf e UU Nomor 9 Tahun 2016 tentang Mahkamah Mahasiswa, disebutkan pula bahwa Mahkamah Mahasiswa berwenang

8 mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final dan mengikat untuk memutus sengketa Pemilihan Raya di Tingkat Universitas; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 23 huruf e UU Nomor 9 tahun 2016 tentang Mahkamah Mahasiswa, dijelaskan bahwa yang menjadi pokok sengketa di MM UI salah satunya adalah sengketa pemilihan raya di tingkat universitas; Menimbang, bahwa dalam permohonan a quo, yang dimohonkan adalah permohonan penyelesaian sengketa Pemira IKM UI 2017 yaitu dikeluarkannya keputusan Nomor 09/SK/PEMIRAIKMUI/XI/2017 tentang penetapan hasil sidang permohonan keberatan yang dikeluarkan oleh TERMOHON pada minggu 5 November 2017 yang melanggar pasal 11, pasal 22 ayat (1), pasal 22 ayat (2), pasal 23 ayat (2) dan pasal 23 ayat (5) PP Panitia PEMIRA IKM UI Nomor 01 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia jo. PP PEMIRA IKM UI Nomor 02 Tahun 2017 tentang perubahan atas Peratutan Panitia Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia Nomor 01 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia dan pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Dewan Perwakilan Mahasiswa UI, serta Pasal 2 dan Pasal 4 ayat (1) UU IKM UI No.1 /2015 tentang penyelenggaraan Pemira IKM UI jo. Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penyelenggaran Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia. Menimbang, bahwa berdasarkan Kewenangan yang dimiliki Mahkamah Mahasiswa UI seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa permohonan yang diajukan PEMOHON masuk dalam kewenangan Mahkamah Mahasiswa UI dan dapat dijadikan pokok sengketa sesuai dengan pasal 5 ayat (1) huruf e jo. Pasal 23 huruf e UU Nomor 9 Tahun 2016 tentang Mahkamah Mahasiswa UI. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON Menimbang, Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 20 UU IKM UI No. 9/2016, Pemohon adalah pihak yang mengajukan permohonan kepada MM UI; Menimbang, Bahwa selanjutnya menurut Pasal 28 huruf a UU IKM UI No. 9/2016, klasifikasi Pemohon salah satunya adalah perorangan Anggota IKM UI, yang berbunyi:

9 Para pihak dalam sengketa Pemira IKM UI adalah (a) Pemohon: (1) Perorangan Anggota IKM UI ; Menimbang, Bahwa menurut Pasal 1 angka 18 UU IKM UI No. 3/2016 jo. UU IKM UI No. 2/2017, anggota IKM UI adalah mahasiswa yang terdaftar secara akademik di Universitas Indonesia; Menimbang, Bahwa Pemohon adalah anggota IKM UI yang dibuktikan dengan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atas nama Wanda Melani Larasati (Bukti P-1 Terlampir) dan screen capture Sistem Akademik - Next Generation (SIAK NG) atas nama Wanda Melani Larasati (Bukti P-2 - Terlampir); Menimbang, Bahwa dengan demikian, Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai pemohon penyelesaian sengketa perkara a quo karena telah memenuhi ketentuan Pasal 28 huruf a UU IKM UI No. 9/2016. PERMOHONAN MASUK WEWENANG MM Menimbang, bahwa Pasal 45 ayat (1) UU MM UI Nomor 9 Tahun 2016 menentukan bahwa Dalam hal pengadilan telah menentukan dan berpendapat bahwa perkara itu termasuk wewenangnya, ketua MM UI menunjuk majelis hakim dan hakim ketua sidang yang akan menyidangan perkara tersebut Menimbang, bahwa pasal 88 ayat (5) UU MM UI Nomor 9 Tahun 2016 menentukan bahwa dalam penyelesaia sengketa PEMIRA, pengadilan mengadili dengan hakim tunggal; Menimbang, bahwa karena dalil yang diajukan Termohon dalam eksepsi obscuur libel telah masuk dalam pokok perkara, sedangkan bukan tempatnya hal-hal mengenai pokok perkara dibahas dalam putusan provisi ini, sehingga eksepsi obcuur libel tidak dipertimbangkan; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa Pemohon menghendaki Majelis Hakim mengeluarkan putusan sela yang menunda penyelenggaraan pemira IKM UI 2017 yang pada saat ini telah sampai pada Tahap Eksplorasi Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, Calon Anggota Independen Dewan Perwakilan Mahasiswa, dan Calon Anggota Mahelis Wali Amanat unsur Mahasiswa sampai dengan Mahkamah Mahsiswa Universtas Indonesia selesai memeriksa,mengadili, dan memutus final dan mengikat sengketa Pemira IKM UI;

10 Menimbang, bahwa Termohon dalam Jawaban mengkutip bahwa Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia tidak menyebut dan mengatur adanya Putusan Sela, sehingga Termohon menyimpulkan bahwa Mahkamah Mahasiswa tidak dapat mengeluarkan putusan sela; Menimbang bahwa menurut Sudikno Mertokusumo masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum. Hukum itu untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakkan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan malah akan timbul keresahan di dalam masyarakat itu sendiri; Menimbang, bahwa Mahkamah Mahasiswa dalam yurisprudensinya pernah mengeluarkan Putusan Sela dengan Nomor 001/PUU-XI/2015/MM.UI dalam perkara Pengujian Peraturan Perundang-undangan IKM UI terhadap UUD IKM UI maka Mahkamah Mahasiswa berwenang untuk mengeluarkan Putusan Sela walaupun dalam Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia tidak menyebut dan mengatur adanya Putusan Sela sehingga dalam perkara ini pun Mahkamah Mahasiswa tetap berwenang mengeluarkan putusan sela; Menimbang bahwa Menurut Gustav Radbruch, terdapat dua macam pengertian kepastianhukum, yaitu kepastian hukum oleh hukum dan kepastian hukum dalam atau dari hukum. Hukum yang berhasil menjamin banyak kepastian hukum dalam masyarakat adalah hukum yang berguna. Kepastian hukum oleh karena hukum memberi tugas hukum yang lain, yaitu keadilan hukum serta hukum harus tetap berguna. Sedangkan kepastian hukum dalam hukum tercapai apabila hukum tersebut sebanyak-banyaknya dalam undang-undang. Dalam undang-undang tersebut terdapat ketentuan-ketentuan yang bertentangan (undang-undang berdasarkan suatu sistem yang logis dan praktis). Undang-undang dibuat berdasarkan rechtswerkelijkheid (keadaan hukum yang sungguh-sungguh) dan dalam undang-undang tersebut tidak terdapat istilah-istilah yang dapat ditafsirkan secara berlain-lainan; Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat dari Gustav Radbruch, salah satu tujuan dari hukum adalah keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum; Menimbang bahwa pada hakikatnya, untuk menerapkan hukum secara tepat dan adil dan untuk memenuhi tujuan hukum sebagaimana dikemukakan oleh Gustav Radbruch dengan asas prioritasnya adalah

11 keadilan dan kemanfaatan baru kepastian hukum maka Mahkamah Mahasiswa dapat menciptakan kekosongan hukum acara sendiri untuk menampung kekosongan atau kekurangan hukum acara tersebut dengan memutus permohonan provisi Pemohon; Menimbang, bahwa menurut Prof. Satjipto Rahardjo tujuan hukum yang paling utama adalah menegakkan keadilan tanpa melupakan kemanfaatan dan kepastian hukum; Menimbang, bahwa dalam permohonannya pemohon mengajukan permohonan penyelesaian sengketa pemira IKM UI 2017 yaitu dikeluarkannya Keputusan Nomor 09/SK/PEMIRAIKMUI/XI/2017, sedangkan jangka waktu pemeriksaan perkara Mahkamah Mahasiswa dengan agenda acara cepat adalah 14 hari berdasarkan pasal 88 ayat (1) jo. Pasal 38 ayat (7) Undang-Undang IKM UI No. 09 Tahun 2016 sehingga perkara ini dapat berlangsung hingga 22 November 2017 Menimbang, bahwa penyelenggaraan Pemira IKM UI tetap berlanjut hingga saat ini dan sudah sampai tahap eksplorasi sementara upaya hukum yang dilakukan pemohon di tingkat Mahkamah Mahasiswa belum selesai menyebabkan adanya ketidakadilan bagi pemohon. Menimbang, bahwa dalam Pemira IKM UI bertujuan untuk suksesi Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Indonesia, dan anggota Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa Universitas Indonesia Menimbang, kerugian Konstitusional pemohon dalam permohonannya di perkara ini adalah sebagai bakal calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia sehingga penyelenggaran Pemira IKM UI yang merugikan langsung pemohon adalah penyelenggaraan Pemira UI untuk suksesi Badan Eksekutif Mahasiswa. Menimbang, bahwa uraian kerugian konstitusional dalam Permohonan adalah sebagai kapasitas sebagai bakal calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia maka proses penyelenggaraan Pemira UI yang berakibat langsung merugikan Pemohon adalah penyelenggaraan Pemira UI untuk Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia. Menimbang, bahwa Mahkamah Mahasiswa adalah badan peradilan di Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia yang menjalankan kekuasaan yudikatif (Pasal 35 ayat (2) UUD IKM UI Perubahan 2015);

12 Menimbang, bahwa kekuasaan yudikatif merupakan kekuasaan yang merdeka dalam menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan di Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia (Pasal 35 ayat (1) UUD IKM UI Perubahan 2015) Menimbang, bahwa Mahkamah Mahasiswa berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia, memutus sengketa antarlembaga kemahasiswaan tingkat Universitas, menyelesaikan permasalahan status keanggotaan Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia, memutus sengketa Pemilihan Raya tingkat Universitas, dan memberikan pendapat hukum kepada Badan Eksekutif Mahasiswa atau Dewan Perwakilan Mahasiswa atas permasalahan Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia apabila dimohonkan (vide pasal 36 ayat (1) UUD IKM UI Perubahan 2015) Menimbang, bahwa atas kewenangan yang diberikan oleh UUD IKM a quo Mahkamah Mahasiswa diantaranya berwenang mengadili sengketa Pemilihan Raya tingkat Universitas Menimbang, bahwa Pemilihan Raya IKM UI adalah sarana suksesi lembaga kemahasiswaan untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua BEM UI secara berpasangan, Anggota MWA UI UM dan Anggota DPM UI secara perseorangan (vide pasal 1 angka 13 UU IKM UI Nomor 9 Tahun 2016 tentang Mahkamah Mahasiswa UI). Sehingga sengketa Pemilihan Raya tingkat Universitas mencakup semua permasalahan yang terjadi pada saat proses suksesi lembaga kemahasiswaan untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua BEM UI secara berpasangan, Anggota MWA UI UM dan Anggota DPM UI secara perseorangan. Menimbang, bahwa Surat Keputusan No. 09/SK/PEMIRAIKMUI/XI/2017 tentang Penetapan Hasil Sidang Permohonan Keberatan termasuk bagian dari rangkaian proses Pemilihan Raya IKM UI. Sehingga atas kewenangan yang diberikan oleh UUD IKM a quo, Mahkamah Mahasiswa berwenang mengadili objek sengketa atas Surat Keputusan a quo. Menimbang, permohonan PEMOHON atas penundaan penyelenggaraan Pemira IKM UI 2017 yang pada saat ini telah sampai pada Tahap Eksplorasi Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, Calon Anggota Independen Dewan Perwakilan Mahasiswa, dan Calon Anggota Majelis Wali Amanat unsur Mahasiswa dalam putusan sela

13 sampai dengan Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia selesai memeriksa, mengadili, dan memutus final dan mengikat sengketa Pemira IKM UI a quo. Menimbang, bahwa dalam rangka menjalankan kekuasaan yudikatif guna menegakkan hukum dan keadilan di Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia (Pasal 35 ayat (1) UUD IKM UI Perubahan 2015), Mahkamah Mahasiswa memiliki kewenangan dalam rangka menjamin hak dan kewajiban setiap anggota IKM UI untuk menunda penyelenggaraan Pemira IKM UI 2017 yang pada saat ini telah sampai pada Tahap Eksplorasi Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa dalam putusan sela sampai dengan Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia selesai memeriksa, mengadili, dan memutus final dan mengikat sengketa Pemira IKM UI a quo. Menimbang, bahwa penundaan a quo semata-mata merupakan bentuk perwujudan dalam rangka menjamin hak memilih dan dipilih PEMOHON dalam Pemilihan Raya serta berpartisipasi sebagai pengurus lembaga kemahasiswaan di Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia (vide Pasal 41 ayat (2) UUD IKM UI Perubahan 2015). MENGADILI: Dalam Eksepsi - Menolak eksepsi untuk seluruhnya Dalam Provisi 1. Mengabulkan putusan provisionil Pemohon untuk sebagian; 2. Menyatakan menunda penyelenggaraan pemira IKM UI untuk Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia sampai dengan Mahkamah Mahsiswa Indonesia selesai memeriksa, mengadili, dan memutus final dan mengikat sengketa Pemira IKM UI. Demikian putusan sela ini diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Mahkamah Mahasiswa, pada hari kamis 13 November 2017, oleh William A. Sarana sebagai Ketua Majelis, Muhammad Badru Zaman, Maria I. Tarigan, Rido Pradana, dan Ahmad Sarinawi yang masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang dibacakan pada hari ini, 14

14 November 2017, dalam persidangan yang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh Pemohon dan Termohon, dan dibantu oleh Tunggal S sebagai Panitera. HAKIM KETUA HAKIM ANGGOTA I William A. Sarana Muhammad Badru Zaman HAKIM ANGGOTA II HAKIM ANGGOTA III Maria I. Tarigan Rido Pradana HAKIM ANGGOTA IV Ahmad Sarinawi

15 Terhadap Putusan Mahkamah tersebut di atas, terdapat satu Hakim Konstitusi yang mempunyai pendapat berbeda, yaitu Hakim Konstitusi Maria I. Tarigan sebagai berikut: PENDAPAT BERBEDA 1. Maria I. Tarigan Menimbang, bahwa dalam rapat permsyawaratan hakim tertanggal 13 november 2017, terdapat perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh dua hakim konstitusi, yaitu Maria I. Tarigan dan Muhamad Badru. Menimbang, bahwa dalam permohonannya, Pemohon mengajukan tuntutan provisionil pada Majelis Hakim agar memutuskan penundaan pelaksanaan penyelenggaraan Pemira IKM UI 2017 yang pada saat ini telah sampai pada tahap Eksplorasi Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, Calon Anggota Independen Dewan Perwakilan Mahasiswa, dan Calon Anggota Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa sampai dengan selesainya pemeriksaan perkara sengketa Pemira IKM UI, yakni dengan dikeluarkannya putusan Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia yang bersifat final dan mengikat; Menimbang, bahwa terhadap tuntutan provisionil Pemohon, Termohon dalam jawabannya merujuk pada Undang-Undang Ikatan Keluarga Mahasiswa Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia, yang mana di dalamnya tidak terdapat pengaturan mengenai adanya putusan sela, sehingga Mahkamah Mahasiswa tidak berwenang mengeluarkan putusan sela dalam proses penyelesaian perkara a quo; Menimbang, bahwa terkait putusan sela, Mahkamah Mahasiswa dalam praktik telah mengeluarkan putusan sela, yakni putusan sela dengan nomor 01/PUU-XI/2015/MM.UI. Adapun putusan ini telah bersifat final dan mengikat, sehingga dapat dijadikan preseden dan landasan hukum oleh Majelis Hakim Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia dalam mengeluarkan putusan sela. Dengan demikian, Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia berwenang mengeluarkan putusan sela dalam proses penyelesaian perkara ini. menimbang, bahwa pada dasarnya Pemohon memiliki legal standing sebagai pihak yang dapat mengajukan pokok perkara kepada MM UI;

16 Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonan nya mengajukan tuntutan provisionil untuk menunda penyelenggaraan PEMIRA, namun tidak diikuti dengan uraian yang jelas mengenai kerugian konstitusional yang baik secara aktual maupun potensial diderita oleh Pemohon apabila proses penyelenggaraan Pemira IKM UI 2017 tidak ditunda. Menimbang, bahwa dalam persidangan yang dilakukan pada tanggal 10 November 2017, Hakim Mahkamah Mahasiswa yang mengadili perkara menyerahkan kembali pada masing-masing pihak untuk memperbaiki permohonan dan jawaban, dan dalam saran tersebut, Hakim memberikan pula saran agar Pemohon mengajukan tuntutan provisionil untuk diputus dalam putusan sela. Saran ini kemudian diikuti oleh Pemohon dengan menambahkan tuntutan provisionil dalam petitum, namun tidak diikuti oleh dalil-dalil pendukung dalam pokok perkara (posita). Pemohon tidak menambahkan dalil-dalil terkait kerugian yang diderita Pemohon dalam mengajukan tuntutan provisionil, sehingga Hakim berpandangan bahwa Pemohon sebenarnya tidak merasakan adanya urgensi untuk mengajukan tuntutan provisionil, melainkan hanya mengajukan tuntutan tersebut atas dasar saran yang diberikan oleh Hakim dalam persidangan sebelumnya, dan dengan demikian, Hakim tidak memandang adanya urgensi untuk mengabulkan tuntutan provisionil Pemohon 2. Muhammad Badru Zaman menimbang, bahwa pada dasarnya Pemohon memiliki legal standing sebagai pihak yang dapat mengajukan pokok perkara kepada MM UI seperti yang diuraikan diatas; Menimbang, bahwa Pemohon dalam petitum primair surat permohonan nya mengajukan permohonan provisi untuk menunda penyelenggaraan PEMIRA UI Menimbang, hakim memandang dalam uraian mengenai duduk perkara yang menjadi dalil pemohon tidak ditemukan alas an yang kuat serta kerugian yang faktual maupun potensial yang diderita oleh Pemohon apabila penyelenggaraan PEMIRA tidak ditunda; Menimbang, bahwa Achmad Roestamdi dalam bukunya sepertiyang juga dikutip oleh Termohon, menjelaskan beberapa kriteria agar seseorang atau suatu pihak memiliki legal standing, yaitu: a. Kriteria pertama berkaitan dengan kualifikasinya sebagai subjek hukum b. Kriteria kedua yang berkaitan dengan anggapan pemohon bahwa hak atau wewenang konstitusionalnnya dirugikan oleh berlakunya suatu undang undang.

17 Menimbang, bahwa Doktrin kerugian konstitusional berisikan lima syarat. Kelima syarat kerugian ini dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu (1) syarat yang merupakan unsur-unsur yang harus dipenuhi; dan (2) syarat yang berisi prosedur penilaian ukuran kerugian konstitusional. Termasuk dalam kelompok pertama yang berisikan unsurunsur yang harus dipenuhi adalah (i) ada hak dan/atau kewenangan, dan (ii) ada kerugian yang diderita. Sedangkan kelompok kedua yang berisikan prosedur pengujian kerugiannya adalah (i) bentuk kerugian harus bersifat spesifik dan aktual atau setidaknya potensial akan terjadi, (ii) adanya hubungan kausalitas antara kerugian dengan UU yang diuji, dan (ii) kerugian tidak akan terjadi bila permohonan dikabulkan. Menimbang, bahwa dalil kerugian konstitusional yang harus dijelaskan secara rinci dalam posita ini dalam praktiknya pada Mahkamah Konstitusi telah banyak menghasilkan putusan-putusan yang ditolak dikarenakan tidak dijelaskan nya secara rinci dan jelas kerugian seperti apa yang dialami oleh pemohon Menimbang, bahwa seharusnya Pemohon menguraikan secara jelas kerugian konstitusional yang timbul atau berpotensi timbul dalam dalil-dalil permohonanya (posita) guna memenuhi syarat materil dalam surat permohonan. PANITERA Tunggal S.

18

PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN SELA NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Mahasiswa yang memeriksa dan mengadili perkara Pengujian Peraturan Perundang-undangan IKM UI terhadap

Lebih terperinci

BERITA ACARA PERSIDANGAN Nomor: 25 /BA/MM.UI/2017

BERITA ACARA PERSIDANGAN Nomor: 25 /BA/MM.UI/2017 MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA Gedung PUSGIWA UI, Kampus Universitas Indonesia, Depok, 16424 Email: mahkamahmahasiswa.ui@gmail.com Website: http://mahkamahmahasiswa.ui.ac.id

Lebih terperinci

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH MAHASISWA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA MAHKAMAH MAHASISWA Menimbang Mengingat : a. bahwa salah satu kewenangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENDAFTARAN CALON PESERTA

Lebih terperinci

KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 22/TAP/DPM UI/X/2015

KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 22/TAP/DPM UI/X/2015 KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 22/TAP/DPM UI/X/2015 TENTANG MEKANISME PEMBERIAN SANKSI PELANGGARAN PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 113/PUU-XII/2014 Keputusan Tata Usaha Negara yang Dikeluarkan atas Dasar Hasil Pemeriksaan Badan Peradilan Tidak Termasuk Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 23/TAP/DPMUI/XI/2014 TENTANG

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 23/TAP/DPMUI/XI/2014 TENTANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 23/TAP/DPMUI/XI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH MAHASISWA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA KEPANITERAAN MAHKAMAH MAHASISWA Menimbang Mengingat : a. bahwa Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia sebagai wadah formal dan legal

Lebih terperinci

KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada I. PEMOHON 1. Imran, SH. (Pemohon I); 2. H. Muklisin, S.Pd. (Pemohon II); Secara bersama-sama disebut

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 22/TAP/DPMUI/XI/2014 TENTANG MEKANISME UJI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN MAJELIS WALI AMANAT

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama dan

Lebih terperinci

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 27/PUU-XII/2014 Tugas Dan Kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan Untuk Mengambilalih Dan Menjalankan Segala Hak Dan Wewenang Pemegang Saham Dalam Penanganan Bank

Lebih terperinci

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU 30/2014).

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU 30/2014). RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 61/PUU-XIV/2016 Perbedaan Akibat Hukum dalam Hal Jangka Waktu Terlampaui bagi Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan untuk Menetapkan dan/atau Melakukan Keputusan dan/atau

Lebih terperinci

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI PERIHAL PENGUJIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Habiburokhman S.H., M.H.

PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Habiburokhman S.H., M.H. SALINAN PUTUSAN Nomor 19/PUU-XV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 86/PUU-XIV/2016 Pemidanaan Bagi Penyedia Jasa Konstruksi Jika Pekerjaan Konstruksinya Mengalami Kegagalan Bangunan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 86/PUU-XIV/2016 Pemidanaan Bagi Penyedia Jasa Konstruksi Jika Pekerjaan Konstruksinya Mengalami Kegagalan Bangunan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 86/PUU-XIV/2016 Pemidanaan Bagi Penyedia Jasa Konstruksi Jika Pekerjaan Konstruksinya Mengalami Kegagalan Bangunan I. PEMOHON Rama Ade Prasetya. II. OBJEK PERMOHONAN

Lebih terperinci

PUTUSAN PUTUSAN Nomor 91/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN PUTUSAN Nomor 91/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN PUTUSAN Nomor 91/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017 Keterangan Saksi Yang Diberikan di Bawah Sumpah dan Tidak Hadir Dalam Persidangan Disamakan Nilainya dengan Keterangan Saksi Di Bawah Sumpah Yang Diucapkan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 23/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 17/PUU-XV/2017 Keberatan terhadap keharusan memenuhi pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SDWKLLJ) I. PEMOHON Suprayitno II. OBJEK PERMOHONAN

Lebih terperinci

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I; RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 72/PUU-XII/2014 Pembatasan Kewenangan Hakim, Jaksa Penuntut Umum dan Penyidik dalam hal Pengambilan Fotokopi Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris I. PEMOHON Tomson Situmeang,

Lebih terperinci

KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

Perihal : Permohonan keberatan atas putusan NO. 015/SK/PEMIRA IKMUI/XII/2015 SURAT KEBERATAN. : Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Perihal : Permohonan keberatan atas putusan NO. 015/SK/PEMIRA IKMUI/XII/2015 SURAT KEBERATAN. : Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Depok, 12 Desember 2015 Kepada Yth. Majelis Hakim Pemira UI Di Depok Perihal : Permohonan keberatan atas putusan NO. 015/SK/PEMIRA IKMUI/XII/2015 SURAT KEBERATAN Dengan hormat, Kami yang bertanda tangan

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN NOMOR: 001/PUU-XI/2015/MM.UI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Mahasiswa yang memeriksa dan mengadili perkara Pengujian Peraturan Perundang-undangan IKM UI terhadap UUD

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 3/PUU-XIV/2016 Nota Pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Sebagai Dokumen Yang bersifat Rahasia

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 3/PUU-XIV/2016 Nota Pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Sebagai Dokumen Yang bersifat Rahasia RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 3/PUU-XIV/2016 Nota Pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Sebagai Dokumen Yang bersifat Rahasia I. PEMOHON 1. Agus Humaedi Abdillah (Pemohon I); 2. Muhammad Hafidz

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN MAHASISWA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Lebih terperinci

KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 19/TAP/DPMUI/VI/2014 TENTANG

KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 19/TAP/DPMUI/VI/2014 TENTANG KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 19/TAP/DPMUI/VI/2014 TENTANG MEKANISME LANJUTAN PEMILIHAN KETUA PELAKSANA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN CALON PESERTA

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu I. PEMOHON Partai Serikat Rakyat Independen (Partai SRI), dalam hal ini diwakili

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu I. PEMOHON Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (Partai PPI), diwakili oleh Daniel Hutapea sebagai Ketua Umum

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah I. PEMOHON Suta Widhya, SH. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 7 Ayat

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I);

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017 Presidential Threshold 20% I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); 2. Yuda Kusumaningsih (selanjutnya disebut sebagai

Lebih terperinci

TATA TERTIB SIDANG VERIFIKASI PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA 2015

TATA TERTIB SIDANG VERIFIKASI PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA 2015 PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA TATA TERTIB SIDANG VERIFIKASI PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA 2015 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018 Wewenang DPR Memanggil Paksa Setiap Orang Menggunakan Kepolisian Negara Dalam Rapat DPR Dalam Hal Pihak Tersebut Tidak Hadir Meskipun Telah Dipanggil

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA I. PEMOHON Abdul Wahid, S.Pd.I. Kuasa Hukum: Dr. A. Muhammad Asrun, SH., MH., Ai

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Politik Yang Akan Mengikuti Pemilu 2019 I. PEMOHON Partai Persatuan Indonesia, yang diwakili oleh: 1. Hary Tanoesoedibjo; 2. Ahmad Rofiq.

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan I. PEMOHON PT. Bandung Raya Indah Lestari.... selanjutnya

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014 I. PEMOHON 1. dr. Naomi Patioran, Sp. M (selanjutnya sebagai Pemohon I);

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden I. PEMOHON 1. Syaiful Bahari, SH (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); 2. Aryo Fadlian (selanjutnya

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota I. PEMOHON Ny. Yanni, sebagai Pemohon KUASA HUKUM Syahrul Arubusman, S.H, dkk berdasarkan

Lebih terperinci

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 27/PUU-XII/2014 Tugas Dan Kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan Untuk Mengambilalih Dan Menjalankan Segala Hak Dan Wewenang Pemegang Saham Dalam Penanganan Bank Gagal

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XVI/2018 Eksistensi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XVI/2018 Eksistensi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di Daerah RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XVI/2018 Eksistensi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di Daerah I. PEMOHON 1. Ir. Heru Cahyono (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); 2. Wijaya Kusuma Prawira

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XV/2017 Penetapan Tersangka oleh KPK Tidak Mengurangi Hak-hak Tersangka

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XV/2017 Penetapan Tersangka oleh KPK Tidak Mengurangi Hak-hak Tersangka RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XV/2017 Penetapan Tersangka oleh KPK Tidak Mengurangi Hak-hak Tersangka I. PEMOHON Setya Novanto Kuasa Hukum: DR. Fredrich Yunadi, S.H., LL.M, Yudha Pandu, S.H.,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK I. PEMOHON 1. DR. Busyro Muqoddas 2. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia 3. Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI)

Lebih terperinci

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon.

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon. RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 143 /PUU-VII/2009 Tentang UU Surat Berharga Syariah Negara Penggunaan barang milik negara sebagai dasar penerbitan Surat Berharga Syariah Negara I. PEMOHON

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 16/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kekuasaan Kehakiman, UU MA dan KUHAP Pembatasan Pengajuan PK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 16/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kekuasaan Kehakiman, UU MA dan KUHAP Pembatasan Pengajuan PK RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 16/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kekuasaan Kehakiman, UU MA dan KUHAP Pembatasan Pengajuan PK I. PEMOHON Herry Wijaya, yang selanjutnya disebut sebagai Pemohon

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap I. PEMOHON Erwin Arifin, SH., MH. Kuasa Hukum Sirra Prayuna, SH., Badrul

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017 Ambang Batas Pencalonan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Presidential Threshold) I. PEMOHON Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc dan Ir.

Lebih terperinci

I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan

I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 67/PUU-X/2012 Tentang Surat Pernyataan Mengundurkan Diri Bakal Calon Kepala Daerah yang berasal dari Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu I. PEMOHON Muhammad Nizar. Kuasa Pemohon: Habiburokhman, SH., MH., M. Said Bakhrie, S.Sos., SH.,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya I. PEMOHON 1. Megawati Soekarnoputri dan Tjahjo Kumolo, selaku Ketua Umum Partai

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu I. PEMOHON Partai Serikat Rakyat Independen (Partai SRI), dalam hal ini

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017 Presidential Threshold 20% I. PEMOHON 1. Mas Soeroso, SE. (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); 2. Wahyu Naga Pratala, SE. (selanjutnya disebut sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 93/PUU-XIV/2016 Kepengurusan Partai Politik Yang Berselisih Harus Didaftarkan dan Ditetapkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Meskipun Kepengurusan Tersebut Telah

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018 Wewenang Mahkamah Kehormatan Dewan Mengambil Langkah Hukum Terhadap Perseorangan, Kelompok Orang, Atau Badan Hukum yang Merendahkan Kehormatan DPR Dan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum I. PEMOHON Drs. Rahmad Sukendar, SH. Kuasa Hukum Didi Karya Darmawan, SE.,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 505] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada I. PEMOHON Dani Muhammad Nursalam bin Abdul Hakim Side Kuasa Hukum: Effendi Saman,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 92/PUU-XIII/2015 Prinsip Sidang Terbuka Untuk Umum Bagi Pengujian Undang-Undang Terhadap Undang-Undang di Mahkamah Agung I. PEMOHON Forum Kajian Hukum dan Konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 75/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 75/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 75/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XVI/2018 Masa Jabatan Pimpinan MPR dan Kewajiban Badan Anggaran DPR Untuk Mengonsultasikan dan Melaporkan Hasil Pembahasan Rancangan UU APBN Kepada Pimpinan DPR

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017 Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi I. PEMOHON Muhammad Hafidz. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Pasal 57 ayat (3) Undang -Undang Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 11/PUU-XV/2017 Pembatasan Waktu Pengajuan Sengketa Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 11/PUU-XV/2017 Pembatasan Waktu Pengajuan Sengketa Pemilukada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 11/PUU-XV/2017 Pembatasan Waktu Pengajuan Sengketa Pemilukada I. PEMOHON 1. Heru Widodo, S.H., M.Hum. (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); 2. Andi Syafrani, S.H.,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase I. PEMOHON Zainal Abidinsyah Siregar. Kuasa Hukum: RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase Ade Kurniawan, SH., Heru Widodo, SH., MH., dkk, advokat/ penasehat hukum

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 21/PUU-XIV/2016 Frasa Pemufakatan Jahat dalam Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 21/PUU-XIV/2016 Frasa Pemufakatan Jahat dalam Tindak Pidana Korupsi RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 21/PUU-XIV/2016 Frasa Pemufakatan Jahat dalam Tindak Pidana Korupsi I. PEMOHON Drs. Setya Novanto. Kuasa Pemohon: Muhammad Ainul Syamsu, SH., MH., Syaefullah Hamid,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum I. PEMOHON Dr. Heru Cahjono KUASA HUKUM Albert Riyadi suwono, S.H., M.Kn., dan Adner Parlindungan, S.H., berdasarkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XIV/2016 Pembatasan Masa Jabatan dan Periodesasi Hakim Pengadilan Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XIV/2016 Pembatasan Masa Jabatan dan Periodesasi Hakim Pengadilan Pajak RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XIV/2016 Pembatasan Masa Jabatan dan Periodesasi Hakim Pengadilan Pajak I. PEMOHON Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) Cabang Pengadilan Pajak. Kuasa Pemohon: Drs. R.

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK I. PEMOHON Yan Herimen, sebagai Pemohon I; Jhoni Boetja, sebagai Pemohon II; Edy

Lebih terperinci

MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN MEMUTUSKAN : : UNDANG-UNDANG TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI MAHASISWA UNIVERSITAS.

MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN MEMUTUSKAN : : UNDANG-UNDANG TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI MAHASISWA UNIVERSITAS. UNDANG-UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI MAHASISWA UNIVERSITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015. RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 22/PUU-XIII/2015 Pertimbangan DPR Dalam Rangka Pengangkatan Kapolri dan Panglima TNI Berkaitan Dengan Hak Prerogatif Presiden I. PEMOHON 1. Prof. Denny Indrayana,

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD, UU NO. 23

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim I. PEMOHON Teguh Satya Bhakti, S.H., M.H. selanjutnya disebut

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD I. PARA PEMOHON 1. H. Subhan Saputera; 2. Muhammad Fansyuri; 3. Drs. Tajuddin

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 116/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi No. 3/SKLN-X/2012 Tentang Sengketa Kewenangan Penyelenggaraan Pemilu Antara KPU dengan DPRP dan Gubernur Papua I. PEMOHON DAN TERMOHON I.1 Pemohon Husni

Lebih terperinci

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014. RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 14/PUU-XIII/2015 Syarat Pengunduran Diri Bagi Calon Anggota Legislatif dan Calon Kepala Daerah Yang Berasal Dari Pegawai Negeri Sipil I. PEMOHON Drs. Fatahillah, S.H.,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas I. PEMOHON Ir. Samady Singarimbun RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas KUASA HUKUM Ir. Tonin Tachta Singarimbun, SH., M., dkk. II.

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 57/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 57/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 57/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 29/PUU-XII/2014 Hak Politik Bagi Mantan Terpidana Politik

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 29/PUU-XII/2014 Hak Politik Bagi Mantan Terpidana Politik RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 29/PUU-XII/2014 Hak Politik Bagi Mantan Terpidana Politik I. PEMOHON H. Aziz Bestari, ST., MM. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materil Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 23/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PUTUSAN Nomor 23/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak I. PEMOHON Tajudin bin Tatang Rusmana. Kuasa Hukum: Abdul Hamim Jauzie, S.H., Ahmad Muhibullah, SH, dkk, para advokat

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota I. PEMOHON 1. Sutrisno, anggota DPRD Kabupaten Pati, sebagai Pemohon I; 2. H. Boyamin, sebagai Pemohon II. KUASA

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota I. PEMOHON 1. Joncik Muhammad, S.Si., S.H., M.M., sebagai Pemohon I; 2. Toyeb Rakembang, S.Ag., sebagai

Lebih terperinci

NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGSN SUARA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGSN SUARA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap I. PEMOHON Julkifli, SH. Kuasa Hukum Ahmad Irawan, SH., Dading Kalbuadi, SH., M.Kn.,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XV/2017 Hak Konstitusional Guru Dalam Menjalankan Tugas dan Kewajiban Menegakkan Disiplin dan Tata Tertib Sekolah (Kriminalisasi Guru) I. PEMOHON 1. Dasrul (selanjutnya

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XIV/2016 Konstitusinalitas KPU Sebagai Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Pada Rezim Pemilihan Kepala Daerah Bukan Pemilihan Umum I. PEMOHON 1. Muhammad Syukur

Lebih terperinci

KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA

KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN KOMITE PENGAWAS PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama) RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama) I. PEMOHON 1. Damian Agata Yuvens, sebagai Pemohon I; 2. Rangga sujud Widigda, sebagai Pemohon II; 3. Anbar

Lebih terperinci