Keywords : tropical cyclone, rainfall distribution, atmospheric conditions. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Transkripsi

1 DAMPAK SIKLON TROPIS HAIYAN DAN KAITANNYA TERHADAP CURAH HUJAN DI SULAWESI UTARA Idris Susanto, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Jakarta Abstrak Salah satu fenomena atmosfer skala Meso yang berpengaruh pada dinamika cuaca skala lokal adalah siklon tropis. Siklon tropis terbentuk pada lintang antara 10 dan 20 dari ekuator. Sebagian besar siklon tropis (67%) terjadi di belahan bumi utara. Pertumbuhan siklon tropis yang terjadi di belahan bumi utara merupakan salah satu faktor yang mempunyai dampak signifikan terhadap distribusi hujan di Sulawesi Utara karena letak geografisnya. Sehingga kajian mengenai siklon tropis yang terjadi di belahan bumi utara sangat diperlukan dalam memahami kondisi cuaca. Tahap tumbuh siklon yang mempengaruhi distribusi hujan di Sulawesi Utara berbeda-beda tergantung karakteristik siklon dan kondisi atmosfernya. Sifat hujan yang terjadi sebagai akibat adanya siklon juga berbeda-beda tergantung karakteristik masing-masing siklon dan kondisi masing-masing wilayah. Kata kunci : siklon tropis, distribusi hujan, kondisi atmosfer Abstract One of the Meso - scale atmospheric phenomena that affect the dynamics of the local scale weather is tropical cyclone. Tropical cyclones formed in between 10 and 20 latitude from the equator. Most tropical cyclones ( 67 % ) occurred in the northern hemisphere. The growth of tropical cyclones occur in the northern hemisphere is one of the factors that have a significant impact on the distribution of rainfall in North Sulawesi due to its geographical location. So the study on tropical cyclones occur in the northern hemisphere is indispensable in understanding the weather conditions. Phase grow cyclone that affect the distribution of rainfall in North Sulawesi vary depending on the characteristics of cyclones and atmospheric conditions. The nature of the rain that occurs as a result of the cyclone also vary depending on the characteristics of each cyclone and conditions of each region. Keywords : tropical cyclone, rainfall distribution, atmospheric conditions 1

2 I. PENDAHULUAN Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius ratarata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 C, yang terbentuk secara umum di daerah tropis yang memiliki lintang rendah antara 10 dan 20 LU/LS dari ekuator. Hal ini dikarenakan gaya korioli yang semakin kecil menuju equator [1]. indikasi tumbuh siklon, pada beberapa wilayah kecenderungan cuacanya terlihat memburuk. Tetapi, ketika siklon itu sudah matang atau sudah diberi nama (kecuali daerah yang mempunyai radius 500 km dari pusat siklon yang lebih sering mengalami hujan lebat), yang timbul di Indonesia hanya angin kencang dan gelombang tinggi. Kemudian disaat siklon tersebut sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika intensitasnya sudah melemah cuaca di Indonesia bagian selatan cenderung banyak hujan lebat [2]. Ada beberapa wilayah yang merupakan daerah tempat tumbuhnya siklon tropis (basin), baik di Belahan Bumi Utara (BBU) maupun di Belahan Bumi Selatan (BBS). Pada penulisan ini ditekankan pada siklon tropis yang tumbuh di wilayah Samudera Pasifik bagian Barat Laut yang terjadi pada tanggal 3 November 2013 sampai 11 November 2013 yaitu siklon tropis Haiyan. Sulawesi Utara, merupakan wilayah Indonesia di BBU yang berbatasan dengan samudra Pasifik bagian barat di mana siklon tropis di BBU sering terjadi, walaupun merupakan daerah yang bebas dari lintasan siklon, namun tetap berpotensi menerima dampak tak langsung dari siklon tropis yang tumbuh di sekitar perairan Filipina. Analisis difokuskan pada kaitan siklon tropis Haiyan terhadap distribusi curah hujan yang terbentuk pada saat siklon tropis tersebut terjadi. II. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam tulisan ini, yaitu : 1. Data curah hujan harian pada bulan Nopember tahun pada 5 titik di Sulawesi Utara, Manado, Bitung, Tondano, Kayuwatu, dan Naha Tahuna. Data diperoleh dari Pusat Database BMKG Pusat. 2. Data siklon tropis Haiyan mencakup waktu terjadinya, tahap pertumbuhan, tekanan, serta kecepatan angin [3]. 3. Data reanalysis Era Interim European Center for Medium range Weather Forecasting (ECMWF) dalam format netcdf file (*.nc) selama siklon tropis tiap jam 00 UTC [4] Lokasi penelitian secara geografis terletak di lima titik Stasiun Meteorologi sebagai berikut : 1. Stasiun Meteorologi Samratulangi Manado terletak pada LU dan BT. 2. StasiunKlimatologiKayuwatu Manado terletak pada LU dan BT. 3. Stasiun Meteorologi Maritim Bitung terletak pada LU dan BT. 2

3 4. Stasiun Geofisika Tondano terletak pada 01 17" LU dan " BT. 5. Stasiun Meteorologi Naha Tahuna terletak pada LU dan BT. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian 1. Pengolahan Data 1. Analisis data hujan lima harian (pentad) selama sepuluh tahun ( ) dari lima (5) Stasiun, diolah menggunakan Ms.Excel. Pentad I tanggal 1 5 November, Pentad II tanggal 6 10 November dan Pentad III tanggal November. III. Haiyan aktif dan setelah sistem ini punah untuk melihat dinamika atmosfer di wilayah kejadian. HASIL DAN PEMBAHASAN Typhoon Haiyan (bahasa Tionghoa), disebut di Filipina dengan Topan Yolanda, ialah salah satu siklon tropis terkuat yang pernah tercatat. Badai ini awalnya bermula dari sistem tekanan rendah di timurtenggara Pohnpei, salah satu Negara bagian dari Federasi Mikronesia di barat Samudera Pasifik pada 2 November. Setelah menjadi badai tropis dan mendapat nama Haiyan pada 4 November 2013 pukul UTC, sistem ini mulai bertambah kuat hingga mencapai intensitas typhoon pada 5 November 2013 pukul UTC. Seiring dengan pergerakannya ke arah barat, windshear vertikal relatif lemah dan suhu permukaan laut hangat. Sistem ini tumbuh menjadi depresi tropis pada awal keesokan harinya. Badai ini masuk dalam kategori 5 Skala badai Saffir-Simpson [6] 2. Curah hujan pentad periode siklon diperoleh dengan cara mengakumulasikan curah hujan pentad selama periode siklon tropis. 3. Analisis data Citra Satelit, Streamline, Gambar 2 Peta Lintasan Siklon Tropis Haiyan 4. Analisis data lintasan siklon tropis Haiyan 5. Visualisasi beberapa parameter meteorologi dari data reanalysis ECMWF pada periode beberapa hari sebelum TC Haiyan aktif, saat TC 3

4 tgl ch pentad normal periode siklon H-2 dan H+4 Mdo kyw btg tdo nah 1-5 NOV NOV NOV hjhjhhjhjnjjhbj m nmn bnbbhjhj Tabel 2 Curah Hujan pentad normal ( ) Keterangan : Mdo Kyw Btg Tdo Nah : Stamet Samratulangi Manado : Staklim Kayuwatu : Stamar Bitung : Stageof Tondano : Stamet Naha Tahuna 4

5 tgl ch pentad periode siklon H-2 dan H+4 mdo kyw btg tdo nah 1-5 NOV NOV NOV Tabel 3 Curah Hujan periode siklon (pentad) Faktor dinamis yang terjadi pada siklon tropis Haiyan dan daerah sekitarnya pada visualisasi tampilan ECMWF menunjukkan bahwa pengaruh siklon tropis Haiyan terhadap kondisi dinamis di wilayah kajian kurang signifikan hal ini menggambarkan kesesuaian antara teori dan kejadian nyata, terjadi penurunan jumlah curah hujan di atas normalnya di wilayah Manado, Kayuwatu, Bitung dan Tondano selama periode siklon tropis Haiyan, kecuali untuk Stamet Naha yang jaraknya relatif lebih dekat dengan pusat siklon. \ Kondisi atmosfer wilayah kajian saat siklon tropis Haiyan baru tumbuh dari parameter yang cukup signifikan yaitu angin, RH, dan Presipitasi umumnya memberi nilai yang mengindikasikan kurangnya pertumbuhan awan di wilayah kajian. Pada saat siklon aktif, nilai parameter angin, RH, dan Presipitasi umumnya memberi nilai yang signifikan untuk pertumbuhan awan di Stamet Naha. Sementara pada saat siklon punah, nilai parameter angin, RH, dan Presipitasi umumnya memberi nilai yang mengindikasikan potensi bagi pertumbuhan awan di wilayah kajian. ch dibawah normal ch normal ch diatas normal Dari data pentad di atas dapat dikatakan bahwa pada pentad pertama (1-5) November saat TC Haiyan masih tahap tumbuh seluruh stasiun mengalami hujan di bawah normal. Kemudian pada pentad kedua (6-10) November saat TC Haiyan aktif dan dekat dengan lokasi Penelitian, Curah hujan di semua Stasiun di bawah normal, kecuali untuk stamet Naha Tahuna. Kemudian saat TC Haiyan mulai punah dan semakin menjauh, curah hujan mulai bervariasi, untuk Stamet Manado dan Staklim Kayuwatu curah hujan di atas normal, untuk Stamar Bitung dan Stageof Tondano curah hujan di bawah normal, sementara untuk Stamet Naha Tahuna curah hujan relatif normal. IV. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa saat siklon tropis Haiyan aktif pada tanggal 3 hingga 11 November 2013 curah hujan pentad di Manado, Kayuwatu, Bitung, Tondano, dan Naha menunjukkan respon yang bervariasi, namun secara umum kelima 5

6 stasiun menunjukkan hujan dengan sifat Bawah Normal. 2. Respon antara jarak siklon tropis ke stasiun dengan curah hujan harian di stasiun di wilayah kajian menunjukkan hasil yang kurang signifikan, kecuali untuk Stamet Naha. 3. Keberadaan TC Haiyan tidak sepenuhnya memberikan efek terhadap peningkatan curah hujan di Sulawesi Utara, Sebaliknya pada umumnya memberikan efek penurunan curah hujan jika dibandingkan dengan rata-rata pentadnya. [8] Anonim n, diakses tanggal 23 Januari [9] DAFTAR PUSTAKA [1] Tjasyono HK., Bayong, dan Sri Woro B. Harijono, Meteorologi Indonesia II. ISBN : Badan Meteorologi dan Geofosika, Jakarta. [2] Zakir, Ahmad., Widada Sulistya dan Mia Khusnul Khotimah., Perspektif Operasional Cuaca Tropis.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta. [3] Anonim n, diakses tanggal 23 Januari [4] interim_full_daily/). [5] [6] Tjasyono HK., Bayong, dan Sri Woro B. Harijono, Meteorologi Indonesia II. ISBN : Badan Meteorologi dan Geofosika, Jakarta. [7] Zakir, Ahmad., Widada Sulistya dan Mia Khusnul Khotimah., Perspektif Operasional Cuaca Tropis.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta. 6

7 7

8 8