Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 12 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 12 ISSN"

Transkripsi

1 Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 12 EFEKTIVITAS LARUTAN ASAM CUKA DAN JERUK KUNCI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb (TIMBAL) DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) Effectiveness Solution Acid Vinegar And Oranges Key To Lose Heavy Metal Content of Pb (Lead) In the Flesh blood cockle (Anadara granosa) Maulana 1), Umroh 2), Kurniawan 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FPPB, Universitas Bangka Belitung 2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FPPB, Universitas Bangka Belitung koresponden: ABSTRAK Asam Cuka mengandung asam asetat dan Jeruk Kunci mengandunga samsitrat. Asam tersebut dapat mengikat ion logam berat dalam daging Kerang Darah salah satunya logam berat Pb. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis kandungan logam berat Pb yang terdapat pada daging Kerang Darah (Anadara granosa) dan Menganalisisi efektivitas larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci terhadap penurunan kandungan logam berat Pb pada daging Kerang Darah (Anadara granosa). Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2016 di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen (percobaan). Sampel Kerang Darah diuji dengan AAS dan Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian dari pengujian AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) daging Kerang Darah diketahui pada perlakuan perendaman larutan Pb 20 ppm dalam media akuarium (kontrol) sebesar 0,003 mg/kg, perlakuan asam cuka 12,5% sebesar 0,01 mg/kg, asam cuka 25% sebesar 0,03 mg/kg, dan jeruk kunci 12,5% sebesar 0,005 mg/kg, jeruk kunci 25% sebesar 0,007 mg/kg. Asam cuka dan jeruk kunci belum mampu menurunkan kandungan logam berat Pb dalam daging Kerang Darah. Kandungan tersebut masih berada di bawah baku mutu atau aman untuk dikonsumsi, berdasarkan baku mutu dalam Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009 tentang batas maksimum cemaran timbal (Pb) dalam pangan (Pb = 1,5 mg/kg). Kata kunci : Asam cuka, kerang dara, Jeruk kunci, Pb PENDAHULUAN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan wilayah penghasil timah terbesar di Indonesia. Aktivitas penambangan timah ini dapat mencemari ekosistem laut yang salah satunya adalah akumulasi logam berat di perairan seperti Pb (timbal) yang merupakan salah satu logam berat yang sangat beracun. Logam ini dapat dideteksi secara praktis pada seluruh sistem biologis perairan terutama pada biota laut yang tercemar Pb, kemudian berdampak negatif pada manusia melalui proses rantai makanan.timbal dapat menyebabkan racun pada sistem syaraf, sistem pencernaan, reproduksi dan mempengaruhi kerja ginjal. Gejala keracunan kronis logam ini ditandai dengan rasa mual, anemia, sakit di sekitar perut dan dapat menyebabkan kelumpuhan (Darmono, 2001). Biota laut yang rentan terhadap kontaminasi bahan pencemar logam berat Pb di perairan adalah Kerang Darah. Sifat Kerang Darah yang menetap di suatu tempat karena pergerakan yang lambat, dan bersifat filter feeder (menyaring air untuk mendapatkan makanan) menyebabkan kerang rentan terkena bahan polusi air, terutama logam berat yang bersifat akumulatif dalam tubuh Kerang (Darmono, 2001). Kerang Darah merupakan salah satu biota laut yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dan salah satu jenis kerang dengan nilai ekonomis yang tinggi, Hal ini dikarenakan Kerang Darah mempunyai kandungan lemak dan kadar protein yang tinggi (Kasry, 2003). Kerang Darah yang terkontaminsi logam berat Pb dikonsumsi secara terus menerus akan bersifat toksik pada tubuh manusia. Alternatif untuk mengikat kandungan logam berat Pb pada Kerang Darah yaitu dengan perendaman larutan Jeruk Kunci dan Asam Cuka. Jeruk kunci merupakan tanaman lokal khas yang ada di Pulau Bangka Belitung dengan tingkat produksinya cukup tinggi dan masyarakat Bangka Belitung lebih menyukai rasa asam dari Jeruk Kunci untuk penambah rasa asam pada masakan dan makanan. Menurut Armanda (2009), sayuran buah jeruk mengandung asam sitrat yang dapat mengikat ion-ion logam dengan membentukkompleks, sehingga dapat menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada Kerang Darah. Larutan Asam cuka mengandung asam asetat yang mudah bercampur dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia dan laboratorium (Hart et.al, 2003; Fessenden & Fessenden, 1997). Reaksi antara zat pengikat logam (asam cuka) dengan ion logam menyebabkan ion logam kehilangan sifat ionnya dan mengakibatkan logam berat tersebut kehilangan sebagian besar toksisitasnya, sehingga asam asetat ini dapat digunakan sebagai pelarut logam berat Pb (timbal) pada kerang darah. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Efektivitas Larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci untuk menurunkan kandungan Pb (timbal) pada Kerang Darah (Anadara

2 Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 13 granosa). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb yang terdapat dalam daging Kerang Darah (Anadara granosa) dan menganalisis efektivitas larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci terhadap penurunan kandungan logam berat Pb dalam daging Kerang Darah (Anadara granosa). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung. Analisis kandungan Pb dilakukan di Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bangka Belitung. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan Bahan No. Alat 1. Akuarium 2. Aerator 3. Shimadzu ASS (Atomic Absorption Spectrophotometer) AA-7000 Series No. Bahan 1. Kerang Darah 2. Asam Nitrat Pekat (HNO3) 3. Pb (N03) 4. Larutan Asam Cuka 12,5% dan 25% 5. Larutan Jeruk Kunci 12,5% dan 25% Rancangan Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai yaitu metode eksperimental (percobaan). Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan masing-masing perlakuan terdapat 3 kali pengulangan. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan satu faktor yaitu perendaman larutan jeruk kunci 12,5% dan 25%, larutan asam cuka 12,5% dan 25% pada daging kerang darah sehingga terdapat 15 unit percobaan. Pada perlakuan digunakan 5 taraf yaitu : Perlakuan 1 : Sampel daging Kerang Darah hanya direndam di larutan Pb 20 ppm (tanpa perlakuan Asam Cuka dan Jeruk Kunci) Perlakuan 2 : Sampel daging Kerang Darah diberi perendaman Jeruk kunci dengan konsentrasi 12,5% Perlakuan 3 : Sampel daging Kerang Darah diberi perendaman Jeruk kunci dengan konsentrasi 25% Perlakuan 4 : Sampel daging Kerang Darah diberi perendaman Asam Cuka dengan konsentrasi 12,5% Perlakuan 5 : Sampel daging Kerang Darah diberi perendaman Asam Cuka dengan konsentrsi 25% Prosedur Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi empat tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pemeliharaan kerang darah, tahap perlakuan, dan analisis kandungan logam berat pb pada Kerang Darah, di antaranya : Tahap Persiapan 1. Pembuatan larutan Pb Larutan Pb dibuat 20 ppm untuk dimasukkan ke dalam akuarium. Pembuatan larutan Pb yang mengandung logam berat Pb dilakukan menggunakan bahan larutan Pb standar 1000 ppm dalam bentuk cairan. Larutan Pb standar yang digunakan merupakan larutan Pb (NO 3 ). Larutan Pb standar 1000 ppm diencerkan dengan akuades untuk mendapatkan konsentrasi Pb sebesar 20 mg/l. 2. Persiapan wadah perlakuan Wadah perlakuan sebanyak 6 unit akuarium yaitu 3 unit berukuran 14x14x40 cm 3 dan 3 unit berukuran 15x15x60 cm 3 dengan masing-masing akuarium dilengkapi aerator. Air laut dimasukkan ke dalam masing-masing akuarium berukuran 14x14x40 cm 3 sebanyak 1 liter dan akuarium berukuran 15x15x60 cm 3 sebanyak 19 liter, kemudian masingmasing akuarium dimasukkan dengan substrat berlumpur setebal 4 cm. 3. Persiapan Kerang Darah (Anadara granosa) Kerang Darah dimasukkan ke dalam 3 unit akuarium yang berukuran 14x4x40 cm 3 sebanyak 3 ekor/unit dan 3 unit akuarium yang berukuran 15x15x60 cm 3 sebanyak 12 ekor/unit. 4. Persiapan larutan asam cuka dan jeruk kunci a) Larutan asam cuka Asam Cuka 25% diambil sebanyak 50 ml, kemudian diencerkan dengan akuades sampai 100 ml sehingga menghasilkan larutan Asam Cuka dengan konsentrasi 12,5%. b) Larutan jeruk kunci Buah jeruk kunci diambil airnya sebanyak 12,5 ml, kemudian diencerkan dengan aquades sampai 100 ml sehingga menghasilkan larutan jeruk kunci dengan konsentrasi 12,5%. Larutan jeruk kunci konsentrasi 25% dibuat dengan metode yang sama. Tahap Pemeliharaan Kerang Darah Kerang Darah dimasukkan ke dalam akuarium. Sistem pemeliharaan dilengkapi dengan aerasi. Kerang darah dipelihara selama 10 hari, kemudian kerang darah diambil untuk dilakukan perlakuan. Tahap Perlakuan a.) Kontrol Kerang darah diangkat dari akuarium setelah dilakukan perendaman larutan Pb 20 ppm selama 10 hari, kemudian cangkangnya dicuci bersih, kemudian cangkangnya dibuang. Daging Kerang Darah diambil untuk dilakukan pengujian dengan AAS. b.) Asam Cuka 12,5% dan 25% Kerang Darah diangkat dari akuarium setelah pemeliharaan selama 10 hari. Daging Kerang Darah di cuci bersih dengan air, kemudian dilakukan perendaman larutan Asam Cuka dengan konsentrasi 12,5% dan 25% selama 1 jam.

3 Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 14 c.) Jeruk Kunci 12,5% dan 25% Kerang Darah diangkat dari akuarium setelah pemeliharaan selama 10 hari. Daging Kerang Darah di cuci bersih dengan air, kemudian dilakukan perendaman larutan Jeruk Kunci dengan konsentrasi 12,5% dan 25% selama 1 jam. Masing-masing sampel daging Kerang Darah setelah perlakuan hanya direndam larutan Pb 20 ppm (kontrol) dan perlakuan Asam Cuka dan Jeruk Kunci 12,5%, 25% kemudian dilakukan preparasi sampel dengan cara destruksi basah menggunakan microwave Sebagai sebagai berikut: 1. Ditimbang contoh basah sebanyak 2 gr atau contoh kering sebanyak 0,2gr - 0,5gr ke dalam tabung sampel kemudian dicatat beratnya (W) 2. Untuk control positif (spiked 0,1 mg/kg), ditimbahkan masing-masing 0,2 ml larutan standar Pb 1 mg/l ke dalam contoh kemudian divortex 3. Ditambahkan secara berurutan 5ml - 10ml HNO 3 65% dan 2 ml H 2 O 2 4. Dilakukan destruksi dengan mengatur program microwave disesuaikan dengan microwave yang digunakan. 5. Dipindahkan hasil destruksi kelabu takar 50 ml dan ditambahkan larutan matrik modifier, tepatkan sampai tandar batas dengan air deionisasi Tahap Analisis Kandungan Logam Berat Pb pada Kerang Darah Metode analisis kandungan Pb pada kerang darah mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan menggunakan Shimadzu AAS (Atomic Absorption Spetrophotometer) AA-7000 Series. Hasil penurunan Pb kemudian akan dibandingkan dengan baku mutu dalam Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Timbal (Pb) dalam Pangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Darah (Anadara granosa) Hasil pengujian terhadap kandungan logam berat Pb dalam daging Kerang Darah menggunakan perlakuan perendaman larutan Pb 20 ppm dalam media akuarium (kontrol) yang terukur dengan menggunakan AAS yaitu sebesar 0,003 mg/kg. Nilai ini berdasarkan Baku Mutu dalam Standar Nasional Indonesia7387 tahun 2009 tentang batas maksimum cemaran timbal (Pb) dalam pangan berada di bawah ambang batas baku mutu atau aman untuk dikonsumsi (Pb = 1,5 mg/kg) dapat dilihat pada (Tabel 2). Tabel 2. Nilai kandungan logam berat Pb dalam daging Kerang Darah (Anadara granosa) sebelum perlakuan asam cuka dan jeruk kunci Perlakuan Konsentrasi Sampel Konsentrasi Kadar Perlakuan Sampel Rata-rata (%) (mg/l) (mg/kg) Kontrol 0 K1 0,004 K2 0,004 0,003 K3 0,001 Keterangan: Kontrol = Perendaaman dengan larutan Pb 20 ppm (tanpa perlakuan asam cuka dan jeruk kunci) Darah (Anadara granosa) setelah Perlakuan Perendaman Larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci. Nilai Rata-rata kandungan Pb dalam daging Kerang Darah setelah perlakuan asam cuka 12,5% sebesar 0,01 mg/kg, asam cuka 25% sebesar 0,03 mg/kg, dan Jeruk Kunci 12,5% sebesar 0,005 mg/kg, jeruk kunci 25% sebesar 0,007 mg/kg. Hasil tersebut secara keseluruhan masih dibawah baku mutu dalam Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009 tentang batas maksimum cemaran timbal (Pb) dalam pangan atau aman untuk dikonsumsi (Pb=1,5mg/kg), sebagaimana terlihat pada (Tabel 3). Tabel 3. Rata-rata kandungan Pb dalam daging kerang setelah perlakuan perendaman larutan asam cuka dan jeruk kunci. Perlakuan Konsentrasi Kadar (Pb) Baku Mutu* (%) Kerang Darah (mg/kg) (mg/kg) Kontrol0 0,003 1,5 Asam Cuka 12,5 0,01 1,5 Asam Cuka 25 0,03 1,5 Jeruk Kunci 12,5 0,005 1,5 Jeruk Kunci 25 0,007 1,5 Keterangan: *sesuai dengan baku mutu pangan dalam Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009 tentang batas maksimum cemaran timbal Kontrol = Perendaman dengan larutan Pb 20 ppm (tanpa perlakuan asam cuka dan jeruk kunci). Berdasarkan (Tabel 2) dapat dibuat grafik Kandungan rata-rata Pb dalam daging Kerang Darah melalui proses perendaman larutan asam cuka dan jeruk kunci pada setiap konsentrasi perlakuan. (Gambar 1). Gambar 1.Nilai Rata-rata Kandungan Pb Setelah Perlakuan Perendaman Larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci Pembahasan Darah (Anadara granosa) Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kandungan Pb pada daging Kerang Darah pada perlakuan perendaman larutan Pb 20 ppm dalam media

4 Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 15 akuarium selama 10 hari sebesar 0,003 mg/kg. Kandungan Pb ini menunjukkan bahwa telah terjadi akumulasi Pb dalam Kerang Darah karena penyerapan Pb dari air media, sehingga Pb akan masuk ke dalam jaringan lunak Kerang Darah. Menurut Afiati, (1994) logam berat Pb dapat terserap ke dalam tubuh Kerang Darah karena erat kaitannya dengan habitat dan sifat biologi Kerang Darah, yaitu filter feeder. Ketiadaan sifon pada Kerang Darah dapat membuat cangkang Kerang Darah lebih banyak terbuka di bawah air sehingga Kerang Darah relatif tidak mampu untuk mencegah kontak langsung dengan Pb. Kerang Darah memperoleh makanannya dengan menyaring partikelpartikel air laut maupun sedimen, sehingga logam berat Pb terlarut maupun yang berada dalam rongga antar sedimen dapat masuk ke jaringan Kerang Darah. Logam berat Pb yang masuk ke dalam tubuh Kerang Darah kemudian terakumulasi dalam jaringan lunak Kerang Darah seperti pada insang, hati, dan kelenjar pencernaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Pb pada daging Kerang Darah sebelum perlakuan Perendaman larutan asam cuka dan jeruk kunci 2,5%, 25% tergolong rendah yaitu sebesar 0,003 mg/kg, kandungan tersebut berada di bawah baku mutu atau aman untuk dikonsumsi yaitu 1,5 mg/kg yang merupakan batas maksimum cemaran timbal menurut Baku Mutu pangan dalam Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009 tentang batas maksimum cemaran timbal. Rendahnya konsentrasi Pb dalam tubuh Kerang Darah sebelum perlakuan diduga karena logam berat Pb yang masuk ke dalam tubuh Kerang Darah belum terserap ke dalam jaringan tubuh secara optimal, hal ini terjadi karena waktu pemaparan Kerang Darah terhadap logam berat Pb pada media air laut yang cukup singkat yaitu selama 10 hari sehingga menyebabkan logam berat belum terserap secara sempurna oleh Kerang Darah. Menurut hasil penelitian Rudiyanti, (2009) lama waktu pemaparan Kerang Darah dalam media uji dapat menyebabkan terjadinya proses akumulasi logam berat pada tubuh Kerang Darah. Ukuran Kerang Darah juga mempengaruhi rendahnya konsentrasi logam berat yang ada di dalam tubuh Kerang Darah yang mana pada penelitian ini Kerang Darah yang digunakan berukuran besar sehingga menyebabkan kemampuan akumulasi logam berat Pb rendah. Menurut Rudiyanti, (2009) menyatakan bahwa Kerang Darah yang berukuran kecil memiliki kemampuan akumulasi yang lebih besar dibandingkan dengan Kerang yang berukuran lebih besar. Darah (Anadara granosa) setelah Perlakuan Perendaman Larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa kandungan Pb Kerang Darah pada perlakuan kontrol lebih rendah daripada kandungan Pb Kerang Darah pada perlakuan Asam Cuka dan Jeruk Kunci. Hal ini menunjukkan bahwa Asam Cuka dan Jeruk Kunci belum mampu menurunkan kandungan Pb pada Kerang Darah. Hasil tersebut menunjukkan semakin tinggi konsentrasi Asam Cuka dan Jeruk Kunci maka terjadi peningkatan kadar logam berat Pb pada Kerang Darah yang artinya penurunan logam berat Pb tidak efektif. Kandungan Pb pada daging Kerang Darah setelah perlakuan Asam Cuka 12,5% sebesar 0,01 mg/kg, Asam Cuka 25% sebesar 0,03 mg/kg, terjadi kenaikan konsentrasi Pb pada daging Kerang Darah sebesar 0,007 untuk pelakuan Asam Cuka 12,5% dan 0,027 untuk perlakuan Asam Cuka 25%. Perendaman Asam Cuka 12,5% dan 25% belum memberikan pengaruh untuk menurunkan kandungan logam berat Pb, hal ini diduga pada waktu perendaman daging Kerang Darah dengan larutan Asam cuka tidak diberikan perlakuan tambahan berupa membalik-balik sampel secara perlahan selama satu 1 jam setiap 10 menit sekali, Sehingga larutan Asam Cuka yang mengandung asam asetat sebagai pengkhelat bahan makanan dan Chelating agent atau pengikat logam berat tidak bereaksi dengan daging Kerang Darah. Menurut penelitian Sari dan Keman (2005) menyatakan bahwa membalik-balik sampel setiap 10 menit ternyata dapat meningkatkan efektivitas larutan Asam Cuka sebagai chelating agent atau pengikat logam berat. Faktor lain yang menyebabkan kandungan logam berat Pb pada daging Kerang Darah mengalami kenaikan pada saat perendaman dengan larutan asam cuka 12,5% dan 25% karena waktu perendaman yaitu 1 jam, sehingga kemampuan asam cuka menarik ion logam berat yang terikat pada jaringan tubuh Kerang Darah sangat lemah. Menurut (Adriani dan Mahmudiono, 2009) semakin lama perendaman dengan larutan asam semakin kecil kadar Pb dalam daging Kerang Darah. Keadaan ini disebabkan karena dengan waktu perendaman yang lama kesempatan kontak antara logam dengan Asam Cuka yang mengandung asam asetat juga semakin lama, sehingga asam mempunyai kesempatan yang lama untuk mengikat logam berat. Menurut penelitian Indasah (2008) asam asetat 25% mampu menurunkan Pb daging kupang beras 95,7% selama 1 jam. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan terjadinya peningkatan kandungan logam berat Pb dalam daging Kerang Darah untuk perendaman asam cuka (asam asetat) 25% yaitu sebesar 0,03 mg/kg lebih besar dari perlakuan perendaman dengan larutan Pb 20 ppm pada media pemeliharaan di akuarium selama 10 hari (kontrol) sebesar 0,003 mg/kg, hal ini diduga karena daging Kerang Darah pada perlakuan perendaman asam cuka 25% dimana larutan asam cuka dagang 25% yang digunakan tidak dilakukan pengenceran dengan akuades 100 ml. Asam asetat merupakan larutan yang bersifat asam, apabila dilarutkan dalam air dapat memberikan ion hidrogen (H + ) atau dapat memperbesar ion (H + ) dalam air, sehingga peran asam asetat sebagai pengkhelat (pengikat) logam berat Pb dalam daging Kerang Darah belum terjadi reaksi antara asam asetat dengan ion logam Pb dalam bentuk senyawa timbal asetat sebagai molekul yang sukar terdesosiasi, karena asam asetat termasuk asam lemah

5 Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 16 sehingga sedikit menghasilkan ion (H + ) (Winarno, 2004). Kandungan Pb pada daging Kerang Darah setelah Perlakuan Jeruk kunci 12,5% sebesar 0,005 mg/kg dan jeruk kunci 25% sebesar 0,007 mg/kg, terjadi kenaikan konsentrasi Pb pada daging Kerang Darah sebesar 0,002 untuk pelakuan jeruk kunci 12,5% dan 0,004 untuk perlakuan jeruk kunci 25%. Kenaikan kandungan logam berat Pb pada daging Kerang Darah setelah perlakuan perendaman larutan jeruk kunci 12,5% dan 25% disebabkan beberapa faktor diantaranya, diduga pengirisan daging yang tidak homogen. Perbedaan ketebalan daging Kerang Darah mengakibatkan kecepatan resapan/masuknya sari jeruk kunci ke dalam daging Kerang Darah menjadi berbeda. Konsentrasi larutan jeruk kunci 12,5% dan 25% tidak begitu pekat, kepekatan konsentrasi jeruk kunci berbanding lurus dengan besar kandungan asam sitrat di dalamnya. Konsentrasi sari jeruk kunci yang tinggi mengandung asam sitrat yang tinggi pula sehingga mengakibatkan pengikatan Pb pada daging Kerang Darah semakin besar. Setiawan et al. (2012) menyatakan asam sitrat sangat efektif sebagai pengikat ion logam. Pengikatan oleh asam sitrat ini menyebabkan penurunan Pb pada daging Kerang Darah sesudah perendaman. Menurut penelitian Armanda, (2009) buah jeruk nipis mampu mengikat logam berat Pb daging udang windu 64,46% selama 1 jam. Hasil penelitian menunjukkan hal yang berbeda dengan menggunakan buah Jeruk Kunci dengan konsentrasi larutan yang berbeda, terjadi peningkatan kandungan logam berat Pb pada daging Kerang Darah sebesar 0,005 mg/kg untuk perendaman larutan jeruk kunci konsentrasi 12,5% dan sebesar 0,007 mg/kg konsentrasi 25% bila dibandingkan dengan daging kerang pada perlakuan perendaman larutan Pb 20 ppm pada media pemeliharaan (kontrol) yaitu sebesar 0,003 mg/kg (Tabel 3). Mekanisme pengikatan asam sitrat terhadap logam Pb disebabkan kemampuan gugus karboksilat dalam mengikat Pb. Menurut Murwati et al. (2005) tiga asam karboksil dalam bentuk strukturnya dapat membentuk kompleks dengan logam. Gugus karboksil ini akan melepas proton (H + ) dalam larutan dan menghasilkan ion sitrat ( COO-). Priyadi et al. (2013) mengatakan dalam larutan yang sangat asam proton sudah dilepas. Ion Pb2 + akan terlepas dari ikatan kompleksnya akibat hidrolisis, Kemudian ion sitrat bereaksi dengan ion Pb2 + membentuk garam sitrat. Logam Pb yang terikat dalam gugus karboksil akan larut dalam larutan asam sitrat dan ikut terbuang setelah perendaman. Penelitian menggunakan buah Jeruk Kunci yang ukuran lebih kecil bila dibandingan Jeruk Nipis yang berdiameter 4,5 cm sehingga memiliki kandungan asam sitrat lebih kecil, karena lemahnya kandungan asam sitrat pada Jeruk Kunci diduga belum mampu mengikat ion logam Pb pada daging Kerang Darah membentuk garam sitrat yang akan larut dalam sari buah Jeruk Kunci dan ikut terbuang bersama larutan tersebut (Muhlisan, 1999 dalam Armanda, 2009). Penelitian melakukan pengenceran pada buah Jeruk Kunci untuk mendapatkan konsentrasi 12,5% dan 25% dengan 100 ml akuades sehingga diduga terjadi kenaikan ph yang mendekati netral pada larutan tersebut, sebaliknya menurut Winarno (2004) menyatakan semakin pekat dan asam larutan Jeruk Kunci juga meningkatkan kadar asam ph. ph juga mempengaruhi pembentukan ikatan gugus asam karboksil, apabila telah terbentuk ikatan maka terjadi penguraian gugus karboksil dengan ion logam dan mempertinggi kemungkinan khelat (zat pengikat logam). Peningkatan ph yang mendekati netral tidak membentuk ikatan gugus karboksil secara sempurna, sehingga menyebabkan larutan Jeruk Kunci dengan konsentrasi yang berbeda belum mampu mengikat logam berat Pb dalam daging Kerang Darah. Kandungan logam berat Pb dalam daging Kerang Darah perlakuan perendaman larutan Pb 20 ppm dalam media akuarium (kontrol) yaitu sebesar 0,003 mg/kg lebih rendah dibandingankan dengan setelah perlakuan perendaman larutan asam cuka 12,5% sebesar 0,01 mg/kg dan 25% sebesar 0,03 mg/kg dan perendaman larutan Jeruk Kunci 12.5% sebesar 0,005 mg/kg, Jeruk kunci 25% sebesar 0,007 mg/kg. Secara keseluruhan kandungan tersebut masih berada di bawah baku mutu atau aman untuk dikonsumsi berdasarkan baku mutu dalam Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009 tentang batas maksimum cemaran timbal (Pb) dalam Pangan (Pb = 1,5 mg/kg). Kadar Pb dalam jumlah sekecil apapun sesungguhnya tidak baik bagi tubuh karena sifat Pb yang toksik, karsinogenik, bioakumulatif dan biomagnifikasi. Menurut Palar (2004) senyawa tetraetil-pb, dapat menyebabkan keracunan akut pada sistem saraf pusat. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit, logam ini ternyata menjadi sangat berbahaya. Senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh manusia. Keberadaan logam Pb pada daging akan mengakibatkan gangguan fungsi enzim karena adanya ikatan logam Pb dengan gugus sulfhidril (-SH) pada enzim. Timbal mempunyai sifat afinitas yang kuat terhadap gugus sulfuhidril dari sistein, gugus amino dari lisin, gugus karboksil dari asam aspartat dan glutamat, dan gugus hidroksil dari tirosin (Suksmerri 2008). Pengikatan ini akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh (Dewi 2012). Hasil pengamatan lain yang diperoleh adalah daging Kerang Darah yang telah mengalami perendaman dalam larutan asam cuka 25% mempunyai tekstur lebih kaku dibanding dengan yang direndam dalam konsentrasi 12,5% dan perubahan warna yang terjadi adalah warna daging Kerang Darah menjadi lebih merah gelap, sedangkan perendaman larutan Jeruk Kunci 12,5% dan 25% daging Kerang Darah mempunyai tekstur lebih lemah, terjadi perubahan warna menjadi lebih merah pucat dan bau amis daging Kerang Darah tersebut berkurang dan belum dilakukan pengamatan terhadap perubahan nilai gizi kerang tersebut, terutama perubahan kandungan protein yang banyak terkandung pada kerang, namun mudah sekali terdenaturasi oleh asam (Sari, 2005).

6 Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 17 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian Efektivitas Larutan asam cuka dan jeruk kunci untuk menurunkan logam berat Pb dalam daging Kerang Darah (Anadara granosa) dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil pengukuran kandungan logam berat Pb dalam daging Kerang Darah perlakuan perendaman larutan Pb 20 ppm dalam media akuarium selama 10 hari (kontrol) yaitu sebesar 0,003 mg/kg. 2. Perendaman dengan larutan asam cuka dan jeruk kunci dengan konsentrasi 12,5%, 25% selama 1 jam belum mampu mengikat logam berat Pb dalam daging Kerang Darah (Anadara granosa). Kandungan tersebut masih berada di bawah baku mutu atau aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan baku mutu dalam Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009 tentang batas maksimum cemaran timbal (Pb) dalam pangan (Pb = 1,5 mg/kg). Saran 1. Diharapkan kalau melakukan pengenceran suatu larutan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi proses pengikatan logam berat pada sampel uji. 2. Analisis laboratorium sebaiknya dilakukan di minimal dua laboratorium yang terakreditasi. 3. Perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan oleh industri, terutama lingkungan perairan sehingga biota yang terdapat di dalamnya aman untuk dikonsumsi. 4. Jika ingin melakukan budidaya Kerang Darah, sebaiknya menggunakan biota langsung dari habitatnya, dan dikondisikan sesuai habitatnya. DAFTAR PUSTAKA Adriyani, R. and Mahmudiono, T Kadar logam berat cadmium, protein dan organoleptik pada daging bivalvia dan perendaman larutan asam cuka.j.penelit. Med.Eksakta 8(2): Armanda, F Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia swingle) sebagai Chelator Logam Pb dan Cd dalam Udang Windu (Penaeus monodon). (Skripsi) Universitas Sumatera Utara. Medan. Badan Standarisasi Nasional SNI 7387:2009. Tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Darmono Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Rhinneka Cipta. Jakarta. Dewi NK Biomarker pada ikan sebagai alat monitoring pencemaran logam berat kadmium, timbal dan merkuri di perairan Kaligarang Semarang. [Disertasi].Semarang: Universitas Diponegoro. Fessenden, R. J. Fessenden, J. S Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara. Hart, H., Craine, L., dan Hart, D. J Kimia Organik Edisi II. Jakarta: Erlangga. Indasah Penurunan Kadar Pb dan Cd dengan Menggunakan Asam Asetat pada Daging Kupang Beras (Corbula faba).surabaya : Universitas Dr. Soetomo Surabaya Palar, H Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta: Jakarta. Priyadi S, P Darmaji, U Santoso, P Hastuti Khelasi plumbum (Pb) dan cadmium (Cd) menggunakan asam sitrat pada biji kedelai. Agritech 33 (4): Rudiyanti, S Biokonsentrasi Kerang Darah (Anadara granosa) terhadap logam berat Cd yang Terkandung dalam Media Pemeliharaan yang Berasal dari Perairan Kaliwungu, Kendal. Jurnal Penelitian.Universitas Diponegoro Semarang Kasry A Budidaya Kerang Darah dan Biologis Ringkas. Jakarta: Bharata. Murwati T, MS Rusli, E Noor, E Mulyono Peningkatan mutu minyak daun cengkeh melalui proses pemurnian. Jurnal Pascapanen 2 (2): Sari, F.I Efektifitas Asam Cuka untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Cd dalam Daging Kerang Bulu, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol 1. No.2, Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Airlangga. Sari, F.I. dan Keman, S Efektifitas Larutan Asam Cuka untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Cadmium dalam Daging Kerang Bulu.Jurnal Penelitian Kesehatan Lingkungan, 1 (2): Setiawan TS, F Rachmadiarti, R Raharjo The Effectiveness of various types of orange (Citrus Sp.) to the reduction of Pb (lead) and Cd (cadmium) heavy metals concentrationon white shrimp (Panaeus Marguiensis). Lentera Bio 1(1): Suksmerri Dampak pencemaran logam timah hitam (Pb) terhadap kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2 (2): Winarno, F. G Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hal 50-6

7 Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) Setelah Perendaman dalam Larutan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) dan Belimbing Wuluh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Konsentrasi Larutan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Terhadap Penurunan Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Kupang Putih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik. Limbah anorganik menurut Mukhtasor (2007) merupakan bahan yang tidak dapat terurai atau termasuk dalam senyawa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerang merupakan satu diantara penghuni perairan dan juga menjadi sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, kerang juga memiliki kandungan

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016 Pengaruh Perendaman Larutan Tomat (Solanum lycopersicum L.) Terhadap Penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Kerang Darah (Anadara granosa) The Effect of Soaking Solution Tomato (Solanum

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) D 03 Putut Har Riyadi*, Apri Dwi Anggo, Romadhon Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indramayu merupakan salah satu daerah yang penduduknya terpadat di Indonesia, selain itu juga Indramayu memiliki kawasan industri yang lumayan luas seluruh aktivitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENURUNAN KADAR CADMIUM

PERBANDINGAN PENURUNAN KADAR CADMIUM PERBANDINGAN PENURUNAN KADAR CADMIUM (Cd) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN PERENDAMAN LARUTAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) PADA BERBAGAI KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN Delvina Sinaga 1,

Lebih terperinci

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perindustrian mengalami perkembangan yang pesat di dunia. Hal ini terjadi di masa revolusi industri yaitu di Eropa pada abad pertengahan. Awalnya mendirikan pabrik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Power Reduction of acetic acid to the heavy metal of blood cockle (Anadara granosa) By:

ABSTRAK. Power Reduction of acetic acid to the heavy metal of blood cockle (Anadara granosa) By: Daya Reduksi Asam Asetat Terhadap Logam Berat Kerang Darah (Anadara granosa) Oleh: Citra Sianipar 1 ), Edison 2 ), Suardi Loekman 2 ) Email: cidelaim@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga April 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga April 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga April 2013. Pengambilan sampel dilaksanakan di Desa Balongdowo Kecamatan Candi Sidoarjo,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI AIR JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DALAM MENURUNKAN KADAR KADMIUM (Cd) PADA DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa)

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI AIR JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DALAM MENURUNKAN KADAR KADMIUM (Cd) PADA DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) PENGARUH VARIASI KONSENTRASI AIR JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DALAM MENURUNKAN KADAR KADMIUM (Cd) PADA DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) Silvia Nurvita* ), Nurjazuli** ), Nikie Astorina Yunita

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN KONSENTRASI LARUTAN JERUK NIPIS

PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN KONSENTRASI LARUTAN JERUK NIPIS 1 PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN KONSENTRASI LARUTAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) THE EFFECT OF BOILING TIME AND LIME EXTRACT

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN PERASAN JERUK NIPIS TERHADAP KADAR MERKURI (Hg) DAN KADMIUM (Cd)

PENGARUH PERENDAMAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN PERASAN JERUK NIPIS TERHADAP KADAR MERKURI (Hg) DAN KADMIUM (Cd) PENGARUH PERENDAMAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN PERASAN JERUK NIPIS TERHADAP KADAR MERKURI (Hg) DAN KADMIUM (Cd) Dheasy Herawati 1), Soedaryo 2) 1),2) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, UMAHA, Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan industri yang dapat mengubah kulit mentah menjadi kulit yang memiliki nilai ekonomi tinggi melalui proses penyamakan, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang banyak ditemukan di lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi pada konsentrasi yang rendah

Lebih terperinci

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE) Abstrak TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE) Johan Danu Prasetya, Ita Widowati dan Jusup Suprijanto Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Dengan demikian

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAUS KUPANG MERAH (Musculita senhausia) DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN SAUS KUPANG MERAH (Musculita senhausia) DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN SAUS KUPANG MERAH (Musculita senhausia) DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Fitri Meidianasari NPM. 0633010006 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI DETOKSIFIKASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb), KADMIUM (Cd) DAN FENOL PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) CILINCING JAKARTA UTARA

STUDI DETOKSIFIKASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb), KADMIUM (Cd) DAN FENOL PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) CILINCING JAKARTA UTARA STUDI DETOKSIFIKASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb), KADMIUM (Cd) DAN FENOL PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) CILINCING JAKARTA UTARA Gustina Yasminisari 1, Budiawan 2 1 Departemen Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Oleh : Siti Rudiyanti Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Oleh : Siti Rudiyanti Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro BIOKONSENTRASI KERANG DARAH (Anadara granosa Linn)Terhadap LOGAM BERAT CADMIUM (Cd) YANG TERKANDUNG DALAM MEDIA PEMELIHARAAN YANG BERASAL DARI PERAIRAN KALIWUNGU, KENDAL Oleh : Siti Rudiyanti Program Studi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkurangnya lahan sebagai tempat merumputnya sapi, maka banyak peternak mencari alternatif lain termasuk melepas ternak sapinya di tempat pembuangan sampah

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN Metha Anung Anindhita 1), Siska Rusmalina 2), Hayati Soeprapto 3) 1), 2) Prodi D III Farmasi Fakultas

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PENGARUH PERENDAMAN DAN KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN JERUK NIPIS SEBELUM PEREBUSAN TERHADAP KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM KERANG DARAH (Anadara granosa) DAN RISIKO KONSUMSI THE EFFECT OF

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO Hendra Wahyu Prasojo, Istamar Syamsuri, Sueb Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang no. 5 Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang

Lebih terperinci

Teguh Sastra Setiawan, Fida Rachmadiarti, Raharjo Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya

Teguh Sastra Setiawan, Fida Rachmadiarti, Raharjo Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya The Effectiveness of Various Types of Orange (Citrus Sp.) to the Reduction of Pb (Lead) and Cd (Cadmium) Heavy Metals Concentration on White Shrimp (Panaeus Marguiensis) Teguh Sastra Setiawan, Fida Rachmadiarti,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Rancangan Acak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Rancangan Acak 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari: 1. Larutan buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle.)

Lebih terperinci

DAYA REDUKSI LARUTAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP LOGAM BERAT PADA KERANG KEPAH (Meretrix meretrix)

DAYA REDUKSI LARUTAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP LOGAM BERAT PADA KERANG KEPAH (Meretrix meretrix) 1 DAYA REDUKSI LARUTAN JERUK NIPIS (itrus aurantifolia) TERHADAP LOGA BERAT PADA KERANG KEPAH (eretrix meretrix) Dita Natalia Purba 1 ), irna Ilza 2 ), Edison 3 ) Email : nataliadita22@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini cukup pesat, terutama di kawasan pusat industri Bangil. Hampir setiap

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini cukup pesat, terutama di kawasan pusat industri Bangil. Hampir setiap ( ( 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di kawasan Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya dewasa ini cukup pesat, terutama di kawasan pusat industri Bangil. Hampir setiap tahunnya mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah adalah tempat mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya suatu mahluk hidup, zat cair atau zat padat, suatu energi atau komponen lain ke dalam air. Sehingga kualitas air menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau aktifitasnya akan selalu menghasilkan suatu bahan yang tidak diperlukan yang disebut sebagai buangan atau limbah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan di Lapangan (Jenis Gorengan Berlapis Tepung Terlaris, Jenis Tepung, serta Merek dan Jumlah Rokok Terbanyak Dikonsumsi) Penelitian pendahuluan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan Indonesia yang dewasa ini sedang berkembang diwarnai dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Sumberdaya perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu jenis kerang dari kelas Bivalvia yang berpotensi dan memiliki nilai ekonomis untuk dikembangkan sebagai sumber protein

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DALAM KERANG YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR. Syamsuri Syakri

ANALISIS LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DALAM KERANG YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR. Syamsuri Syakri ANALISIS LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DALAM KERANG YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR Syamsuri Syakri Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Alauddin,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wardhana (2007), pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah sisa hasil produksi suatu industri yang dibuang langsung ke sungai bukan pada tempat penampungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PEREBUSAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN ARANG AKTIF TERHADAP PENGURANGAN KADAR LOGAM KADMIUM DAN KADAR LOGAM TIMBAL

PENGARUH LAMA PEREBUSAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN ARANG AKTIF TERHADAP PENGURANGAN KADAR LOGAM KADMIUM DAN KADAR LOGAM TIMBAL 41 PENGARUH LAMA PEREBUSAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN ARANG AKTIF TERHADAP PENGURANGAN KADAR LOGAM KADMIUM DAN KADAR LOGAM TIMBAL Riana Rachmawati, Widodo Farid Ma ruf, Apri Dwi Anggo*) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

Lebih terperinci

PENGARUH LOGAM BERAT PB TERHADAP PROFIL PROTEIN ALGA MERAH ( (Gracillaria

PENGARUH LOGAM BERAT PB TERHADAP PROFIL PROTEIN ALGA MERAH ( (Gracillaria TUGAS AKHIR SB 1358 PENGARUH LOGAM BERAT PB TERHADAP PROFIL PROTEIN ALGA MERAH ( (Gracillaria sp.) OLEH: HENNY ANDHINI OKTAVIA (1504 100 022) DOSEN PEMBIMBING: 1. KRISTANTI INDAH.P.,S.si.,M.si 2. TUTIK

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut Ekosistem yaitu suatu lingkungan tempat berlangsungnya reaksi timbal balik antara makhluk dan faktor-faktor

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI Rina Hardianti 1, Sofia Anita 2, T. Abu Hanifah 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Sampel yang digunakan adalah gorengan berlapis tepung yang diolah sendiri. Jenis gorengan yang diolah mengacu pada hasil penelitian pendahuluan mengenai jenis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh logam berat sudah sangat

PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh logam berat sudah sangat I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh logam berat sudah sangat memprihatinkan. Pencemaran lingkungan oleh logam berat merupakan suatu proses yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi) terhadap Kadar Pb SAWI HIJAU (Brassica juncea)

Efektivitas Penggunaan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi) terhadap Kadar Pb SAWI HIJAU (Brassica juncea) ISSN: 76 2252-3979 LenteraBio Vol. 4 No. 1, Januari 2015: 77 81 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Efektivitas Penggunaan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi)

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: VANDA FIKOERITRINA WIDYA PRIMERIKA

Lebih terperinci

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA (Cu) TERHADAP JUMLAH TRAKEA AKAR ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Anita Munawwaroh, S.Si., M. Si. IKIP Budi Utomo Malang E-mail : munawwarohanita86@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas di berbagai sektor pembangunan, terutama pada sektor industri, maka masalah pencemaran lingkungan menjadi masalah yang sangat

Lebih terperinci

(Anadara sp Beredar di Kota Semarang Anadara sp Maria Mita Susanti 1, Monica Kristiani 2 Akademi Farmasi Theresiana Semarang

(Anadara sp Beredar di Kota Semarang Anadara sp Maria Mita Susanti 1, Monica Kristiani 2 Akademi Farmasi Theresiana Semarang (Anadara sp Beredar di Kota Semarang Anadara sp Maria Mita Susanti 1, Monica Kristiani 2 Akademi Farmasi Theresiana Semarang mytha_via84@yahoo.com Abstract: Water pollution by waste could cause environmental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahu, merupakan salah satu makanan yang digemari oleh hampir semua kalangan masyarakat di Indonesia, selain rasanya yang enak, harganya pun terjangkau oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Logam Berat pada Air Laut dan Sedimen. Kabupaten Pasuruan, dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Logam Berat pada Air Laut dan Sedimen. Kabupaten Pasuruan, dapat dilihat pada tabel berikut: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kandungan Logam Berat pada Air Laut dan Sedimen Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kandungan logam berat pada air laut dan sedimen di sepanjang perairan

Lebih terperinci

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO SIDANG TUGAS AKHIR SB 1358 FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO ATIKA AYU PERMATASARI 1505100032 Dosen Pembimbing : Aunurohim, S.Si.,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh lapisan masyarakat indonesia. Kebutuhan akan minyak goreng setiap tahun mengalami peningkatan karena makanan

Lebih terperinci

Penurunan Kadar Pb dan Cd dengan Menggunakan Asam Asetat pada Daging Kupang Beras (Corbula faba)

Penurunan Kadar Pb dan Cd dengan Menggunakan Asam Asetat pada Daging Kupang Beras (Corbula faba) Penurunan Kadar Pb dan Cd dengan Menggunakan Asam Asetat pada Daging Kupang Beras (Corbula faba) Indasah Program Studi Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Dr. Soetomo Surabaya Jl. Nginden Surabaya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam PENDAHULUAN Latar Belakang Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam logam baik logam ringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Mutu Kitosan Hasil analisis proksimat kitosan yang dihasilkan dari limbah kulit udang tercantum pada Tabel 2 yang merupakan rata-rata dari dua kali ulangan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga

Lebih terperinci

EVALUASI KADAR CEMARAN

EVALUASI KADAR CEMARAN EVALUASI KADAR CEMARAN Pb dan Cd DALAM IKAN BANDENG (Chanos chanos) PADA DAERAH PERIKANAN DI SEKITAR KAWASAN PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga

Lebih terperinci

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan ICS 67.050 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Analitik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu jenis ikan olahan yang dikemas dalam kaleng. Ikan tuna memiliki kualitas daging yang sangat baik, lembut, dan lezat, serta

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik dengan tingkat

Lebih terperinci

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun Internasional.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT UDANG (Penaeus sp) UNTUK PENGANEKARAGAMAN MAKANAN RINGAN BERBENTUK STICK Tri Rosandari dan Indah Novita Rachman Program Studi Teknoogi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerang hijau Perna viridis memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk konsumsi masyarakat, karena mengandung nilai gizi yang tinggi yaitu protein 20,1%, karbohidrat

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN DENGAN KERTAS KORAN DALAM AIR PANAS TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) PADA IKAN ASIN

PENGARUH PERENDAMAN DENGAN KERTAS KORAN DALAM AIR PANAS TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) PADA IKAN ASIN PENGARUH PERENDAMAN DENGAN KERTAS KORAN DALAM AIR PANAS TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) PADA IKAN ASIN Diah Navianti*, Witi Karwiti*, Anton Syailendra*, Rara Tarika** *Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR (SB )

TUGAS AKHIR (SB ) TUGAS AKHIR (SB-091358) Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Juvenile Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) secara In-Situ di Kali Mas Surabaya Oleh : Robby Febryanto (1507 100 038) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS ASAM ALAMI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT TIMBAL DALAM DAGING IKAN TERI (Stelophorus indicus Sp) ASAL TELUK PALU

PENGARUH JENIS ASAM ALAMI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT TIMBAL DALAM DAGING IKAN TERI (Stelophorus indicus Sp) ASAL TELUK PALU PENGARUH JENIS ASAM ALAMI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT TIMBAL DALAM DAGING IKAN TERI (Stelophorus indicus Sp) ASAL TELUK PALU [The Effect of Type Natural Acid Against Decline of Content Heavy Metals

Lebih terperinci