BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (intregated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran terpadu yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Majid, 2014: 80). Sedangkan menurut Trianto (2011: 147) pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya, tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Menurut Gorys Keraf (dalam Majid, 2014: 86), kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan dan kemudian kata itu mengalami perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut arti katanya, tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu dengan menghubungkan berbagai bidang studi yang berkaitan. Dengan adanya pemaduan tersebut peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi lebih bermakna. 12

2 13 2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut (Majid, 2014: 89-90) : a) Berpusat pada siswa, Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar, b) Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yanglebih abstrak, c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa, d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, e) Bersifat fleksibel, Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada, f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Berdasarkan uraian karakteristik pembelajaran tematik diatas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa karena dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam mempelajari konsep-konsep dari materi yang diajarkan. 3. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik Permendikbud No. 57 Tahun 2014 menyebutkan tujuan dari pembelajaran tematik (Kemendikud: 2014) adalah: a. Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpang tindih materi. b. Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan- hubungan yang bermakna.

3 14 c. Memudahkan peserta didik untuk memahami materi atau konsep secara utuh sehingga pengasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Sedangkan ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD dari semua mata pelajaran, kecuali agama. Mata pelajaran yang dimaksud adalah Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes, dan Seni Budaya Prakarya. 4. Keuntungan Pembelajaran Tematik Beberapa keuntungan pembelajaran tematik yaitu: a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu. b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama. c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. e. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata. g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkan sekaligus. B. Keterampilan Berbahasa (Berbicara) Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Kurikulum 2013 menguraikan tujuan pembelajaran yang sejalan

4 15 dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yakni agar siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbicara dibedakan empat macam yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut berkaitan antara satu dengan yang lain. 1. Pengertian Keterampilan Berbicara Keterampilan berbicara termasuk dalam keterampilan berbahasa lisan. Hakikat berbicara telah banyak diuraikan oleh para ahli bahasa. Iskandarwassid (2013: 241) menjelaskan bahwa keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Sedangkan berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktorfaktor fisik, psikologis, dan linguistik secara luas (Ibrahim, 2012: 31). Dari berbagai pengertian keterampilan berbicara di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kegiatan mengolah bunyi-bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, perasaan, pemikiran, dan informasi kepada orang lain melalui berbagai kegiatan berbahasa lisan. Berbicara juga dapat disimpulkan mengucapkan suara yang memiliki tujuan.

5 16 2. Tujuan Berbicara Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara harus memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga tujuan umum, yaitu memberitahukan dan melaporkan, menjamu dan menghibur, membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (Tarigan, 2008: 16). Menurut Iskandarwassid (2013: 242), tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal berikut: 1) kemudahan berbicara; 2) kejelasan; 3) bertanggung jawab; 4) membentuk pendengaran yang kritis; 5) membentuk kebiasaan. a. Kemudahan berbicara, peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih sampai mereka mengembangkan keterampilan berbicara secara wajar, lancar, dan menyenangkan. Peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan. b. Kejelasan, dalam hal ini peserta didik harus berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Dengan latihan yang terus-menerus dan bimbingan guru, maka kejelasan dalam berbicara kan dapat dicapai. c. Bertanggung jawab, latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk berbicara yang bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan secara sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan begaimana situasi pembicaraan. Latihan yang demikan akan menghindarkan peserta didik dari berbicara yang tidak bertanggung jawab atau bersilat lidah yang menglabui kebenaran.

6 17 d. Membentuk pendengaran yang kritis, latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan keterampilan menyimak secara tepat dan kritis. Peserta didik perlu belajar untuk dapat mengevaluasi kata-kata, niat, dan tujuan pembicara. e. Membentuk kebiasaan, kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari. Faktor ini demikian penting dalam membentuk kebiasaan berbicara dalam perilaku seseorang. Tujuan keterampilan berbicara seperti yang telah dikemukakan akan dapat dicapai jika program pengajaran dilandasi prinsip-prinsip yang relevan dan pola kegiatan pembelajaran yang membuat siswa secara aktif mengalami kegiatan berbicara. Prinsip-prinsip tersebut adalah pengintegrasian program latihan keterampilan berbicara sebagai bagian dari penggunaan bahasa secara menyeluruh. Tujuan berbicara di SD bertujuan untuk memupuk keberanian siswa, menceritakan pengetahuan dan wawasan siswa, melatih siswa berpikir kritis dan logis, melatih siswa menghargai pendapat orang lain. 3. Penilaian Keterampilan Berbicara Menurut Mulyati (2008: 8) Keefektifan berbicara ditunjang oleh dua faktor, yaitu faktor linguistik dan faktor ekstralinguistik, sehingga aspek yang dinilai meliputi penguasaan topik, kelancaran, kejelasan suara, serta pilihan kata (diksi). Aspek pilihan kata (diksi) ditekankan pada pilihan kata baku atau tidak baku. Aspek kelancaran penilaiannya meliputi bagaimana siswa berbicara apakah lancar atau masih tersendat-sendat. Untuk aspek penguasaan topik ini menilai kemampuan siswa berbicara dalam topik atau materi yang sedang dibahas pada proses pembelajaran. Apakah pembicaraan siswa sesuai, kurang sesuai atau tidak sesuai topik atau materi yang dibahas, sedangkan pada aspek kejelasan suara, siswa dinilai

7 18 dari kejelasan suara yang diucapkan, apakah suara siswa sudah jelas dan terdengar oleh seluruh teman di kelas atau hanya terdengar oleh teman sekelompok, atau bahkan hanya terdengar oleh teman di sebelahnya. Penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan tingkat penguasaan kemampuan berbahasa yang telah dimiliki oleh siswa, bentuk tes berbicara dapat dilakukan secara terkendali atau secara bebas. Tes berbicara yang bersifat terkendali yaitu dengan isi dan jenis wacana yang ditentukan atau dibatasi, sedangkan tes berbicara yang bersifat bebas tergantung pada keinginan dan kreativitas siswa. Bentuk-bentuk asesment berbicara menurut Ibrahim (2012: 32) yang dapat digunakan antara lain: berbicara singkat berdasarkan gambar, wawancara, menceritakan kembali, pidato/berbicara bebas, percakapan terpimpin, dan diskusi. C. Model Inside Outside Circle (IOC) 1. Pengertian Model Inside Outside Circle (IOC) Model Pembelajaran Inside Outside Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) merupakan model pembelajaran dimana Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur (Kurniasih, 2015: 92). Pembelajaran ini lebih leluasa dilaksanakan di luar kelas, atau tempat terbuka karena mobilitas siswa akan cukup tinggi, sehingga diperlukan perhatian ekstra. Namun demikian jika jumlah siswa tidak terlalu banyak bisa juga dilaksanakan di dalam kelas. Adapun informasi yang saling berbagi merupakan isi materi pembelajaran yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Pada saat nanti berbagi informasi, maka semua siswa akan saling

8 19 memberi dan menerima informasi pembelajaran. Tujuan model pembelajaran ini adalah melatih siswa belajar mandiri dan belajar berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain. Selain itu juga melatih kedisiplinan, ketertiban, menciptakan komunikasi yang baik dengan teman sebaya, serta meningkatkan keterampilan berbicara. 2. Langkah-langkah Model Inside Outside Circle Model Inside Outside Circle ini memiliki tujuan melatih siswa belajar mandiri dan belajar berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain. Selain itu juga melatih kedisiplinan, ketertiban, menciptakan komunikasi yang baik dengan teman sebaya, serta meningkatkan keterampilan berbicara. Tujuan akan tercapai jika pelaksanaannya sesuai dengan langkah-langkah yang dimiliki oleh model pembelajaran Inside Outside Circle, menurut (Kurniasih, 2015: 94) langkahlangkah model Inside Outside Circle adalah sebagai berikut: a) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar. b) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam. c) Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. d) Kemudian, peserta didik berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. e) Sekarang, giliran peserta didik berada di lingkaran besar yang membagi informasi, demikian seterusnya. f) Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Dengan adanya langkah-langkah model pembelajaran Inside Outside Circle, maka peneliti menerapkan model tersebut untuk digunakan dalam penelitian tindakan kelas pada kelas IV SDN Candirenggo 03 Singosari Malang. 3. Kelebihan Model Inside Outside Circle (IOC) Model pembelajaran Inside Outside Circle memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara antara lain:

9 20 a. Memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. b. Menumbuhkan kerja sama dan berfikir kritis. c. Mengembangkan sikap sosial siswa. d. Melatih siswa belajar mandiri. e. Belajar berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain. f. Melatih kedisiplinan dan ketertiban. 4. Kelemahan Model Inside Outside Circle (IOC) Selain terdapat kelebihan, tentu saja model pembelajaran Inside Outside Circle juga memiliki kelemahan antara lain: a. Membutuhkan ruang kelas yang besar. b. Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau. c. Rumit untuk dilakukan. D. Metode Show and Tell 1. Hakikat Metode Show and Tell Show and Tell adalah kegiatan yang mengutamakan kemampuan berkomunikasi sederhana. Tujuan kegiatan ini adalah melatih anak berbicara di depan kelas dan membiasakan anak peka terhadap hal-hal sederhana sehari-hari (Tilaar, 2013: 103). Sementara itu menurut Ningsih (2014: 31) mendefinisikan Show and Tell merupakan kegiatan menunjukkan sesuatu kepada audiens dan menjelaskan atau mendeskripsikan sesuatu itu. Selain itu dalam penjelasannya, metode Show and Tell mengacu pada tiga bidang utama, yaitu edukasi, musik dan teater. Diantara tiga bidang tersebut, metode Show and Tell edukatif yang paling diandalkan di negara barat. Metode Show and Tell dimanfaatkan untuk tiga ranah

10 21 sekaligus. Tiga ranah tersebut adalah Show and Tell educative for speaking (Show and Tell edukatif untuk berbicara), Show and Tell educative for record playing toys (Show and Tell untuk bermain dengan mainan), dan Show and Tell for children s book (Show and Tell untuk buku anak). Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian metode Show and Tell adalah suatu metode pembelajaran dengan kegiatan anak menunjukkan benda, menyatakan pendapat, mengungkapkan perasaan, keinginan, maupun pengalaman terkait dengan benda tersebut. 2. Langkah-langkah Metode Show and Tell Metode Show and Tell ini memiliki tujuan untuk melatih anak berbicara di depan kelas dan membiasakan anak peka terhadap hal-hal sederhana sehari-hari. Tujuan akan tercapai jika pelaksanaannya sesuai dengan langkah-langkah yang dimiliki oleh metode Show and Tell, menurut Ningsih (2014: 36-37) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan Show and Tell adalah sebagai berikut: a) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, b) Guru memberi contoh cara melakukan Show and Tell secara klasikal, c) Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan diri tanpa ditunjuk, jika tidak ada satu anakpun yang bersedia, maka dengan cara dipanggil oleh guru, d) Siswa melakukan Show and Tell, e) Siswa distimulasi dengan cara memberikan pertanyaan jika kesulitan untuk menyampaikan maknanya, f) Setelah selesai melakukan Show and Tell, masing-masing siswa diberi pertanyaan yang berbeda oleh guru, g) Sebagai bentuk penguatan, siswa diberi reward. Dengan adanya langkah-langkah metode pembelajaran Show and Tell, maka peneliti juga menggunakan metode tersebut bersaaman dengan model pembelajaran Inside Outside Circle untuk digunakan dalam penelitian tindakan kelas pada kelas IV SDN Candirenggo 03 Singosari Malang.

11 22 3. Kelebihan Metode Show and Tell Terdapat beberapa kelebihan dari metode Show and Tell. Beberapa kelebihan tersebut adalah sebagai berikut: a. Metode yang sangat sederhana, sehingga mudah untuk diterapkan pada anak. b. Menggunakan benda yang bersifat konkret, sehingga memudahkan anak untuk bercerita. c. Memberikan kesempatan pada semua anak untuk terlibat aktif karena menekankan pada pendekatan partisipatoris dalam proses pembelajaran. d. Efektif untuk mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum (public speaking). Kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) merupakan salah satu karakteristik percaya diri. e. Melatih anak melakukan pemecahan masalah (problem solving), yakni saat bercerita anak belajar untuk menyusun informasi terkait dengan benda yang ditunjukkan. 4. Kelemahan Metode Show and Tell Selain terdapat kelebihan dari penggunaan metode Show and Tell, maka terdapat pula kekurangan antara lain: a. Penggunaan metode harus selalu dengan pengawasan guru. Hal ini dikarenakan metode tersebut memerlukan bimbingan apabila siswa kesulitan dalam menceritakan benda yang digunakan. b. Penggunaan metode ini tidak dapat digunakan dalam kondisi mendadak, hal tersebut dikarenakan perlu adanya persiapan benda maupun pengalaman yang akan diceritakan.

12 23 c. Waktu yang disediakan untuk melakukan Show and Tell terbatas. Hal ini dikarenakan Show and Tell dilakukan secara bergiliran, sehingga agar semua anak bisa tampil maka waktu yang disediakan hendaknya cukup banyak. E. Sintaks Pembelajaran dengan Model Inside Outside Circle dan Metode Show and Tell Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran dengan Model Inside Outside Circle dan Metode Show and Tell Langkah-langkah Pembelajaran Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 15 orang. Siswa diajak keluar kelas dan membentuk lingkaran sesuai dengan intruksi guru. Kelompok 1 membentuk lingkaran dalam dan menghadap keluar, sedangkan kelompok 2 membentuk lingkaran luar dan menghadap ke dalam. Siswa kelompok 1 dan 2 saling berhadapan dan saling berbagi informasi dengan cara siswa kelompok lingkaran dalam bertugas menginformasikan tentang materi yang didapat dan kelompok lingkaran luar bertugas menginformasikan tentang materi yang didapat dengan menggunakan gambar. Siswa kembali ke kelas bersama kelompok kecilnya. Secara acak siswa mempresentasikan hasil informasi yang di dapat dengan menggunakan gambar di depan kelas. Model Inside Outside Circle Metode Show and Tell

13 24 F. Materi Kelas IV Tema 7 (Cita-citaku) Pada tema 7 terdiri dari 3 subtema, peneliti mengambil subtema 1 (Aku dan Cita-citaku). Setiap subtema terdiri dari 6 pembelajaran, dan peneliti menggunakan pembelajaran 1 yang terdiri dari 4 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, SBdP, PPKn, IPA dengan kompetensi dasar dan indikator sebagai berikut: Kompetensi Dasar : Bahasa Indonesia 3.3 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang jenis-jenis usaha pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. SBdP 3.1 Mengenal karya dua dan tiga dimensi berdasarkan pengamatan. 4.1 Menggambar alam berdasarkan pengamatan keindahan alam. PPKn 1.1 Memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila dalam memahami Pancasila secara utuh. 1.2 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh. IPA

14 Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4.7 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatannya oleh masyarakat. Indikator : Bahasa Indonesia 1. Membuat 5 daftar pertanyaan wawancara berkaitan dengan cita-cita. 2. Membuat laporan wawancara berdasarkan kegiatan wawancara dengan teman sebangku. SBdP 1. Menggambar jenis pekerjaan yang berkaitan dengan cita-cita. 2. Mendeskripsikan gambar yang dibuatnya. PPKn 1. Mengidentifikasi bunyi sila Pancasila. 2. Menuliskan contoh kegiatan yang merupakan pengamalan sila Pancasila. 3. Menceritakan kembali hasil informasi yang di dapat dengan menggunakan gambar. IPA 1. Menyebutkan jenis sumber daya alam. 2. Menyebutkan 2 jenis contoh sumber daya alam hayati. 3. Menyebutkan 2 jenis contoh sumber daya alam nonhayati.

15 26 4. Menceritakan kembali hasil informasi yang di dapat dengan menggunakan gambar. Materi : Bahasa indonesia (Wawancara) Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data atau memperoleh informasi dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber atau otoritas. 1. Sekarang, cari tahulah kegiatan-kegiatan yang disukai dan yang tidak disukai oleh teman sebangkumu! Buatlah pertanyaan dengan kata tanya sesuai dengan 5W 1H (Apa, Mengapa, Siapa, Kapan, Dimana, dan Bagaimana)! Contoh daftar pertanyaan: Daftar pertanyaan: Contoh: apa kegiatan yang kamu sukai dirumah? Tuliskan laporan hasil wawancara yang sudah kamu lakukan dengan teman sebangkumu! Narasumber : Pewawancara : Hasil Wawancara : (Sumber: Buku siswa tema 7 (Cita-citaku))

16 27 SBdP 1. Gambarlah jenis pekerjaan dan lingkungan tempat bekerja yang sesuai dengan cita-citamu! Jenis Pekerjaan Lingkungan Tempat Bekerja (Sumber: Buku siswa tema 7 (Cita-citaku)) IPA (SDA Hayati dan Nonhayati) Sumber daya alam adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Sumber daya alam dibagi menjadi 2 jenis, SDA hayati dan non hayati. SDA hayati adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui, contohnya: tumbuhan dan hewan. SDA non hayatiadalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, contohnya: matahari, air, angin, tanah, tambang. 1. Menyebutkan jenis sumber daya alam.

17 28 2. Menyebutkan 2 jenis contoh sumber daya alam hayati. 3. Menyebutkan 2 jenis contoh sumber daya alam nonhayati. (Sumber: Buku siswa tema 7 (Cita-citaku) dan IPA BSE Kelas IV) PPKn (Pancasila) Bunyi sila Pancasila dan Mengenal Lambangnya. 1. Menuliskan bunyi sila-sila Pancasila! 2. Menuliskan contoh perilakunya di kehidupan sehari-hari! G. Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan saat ini. Merujuk dari hasil penelitian yang dilakukan oleh: Rizky Hanifudin yang dilakukan pada Tahun 2011 dengan judul Penerapan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Ketawanggede 2 Kota Malang. Hasil

18 29 penelitian menunjukkan aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami kenaikan. Rata-rata hasil belajar pada pra tindakan yaitu 37,8 dengan ketuntasan belajar kelas 34,6%, pada siklus I meningkat menjadi 63 dengan ketuntasan belajar kelas sebesar 53,8%. Sedangkan di siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 83 dimana ketuntasan belajar kelas sudah mencapai 96%. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penelti lakukan, yaitu penelitian tentang penerapan model Inside Outside Circle. Sedangkan perbedaannya adalah peningkatannya, peneliti ingin meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa. Peneliti juga menemukan penelitian yang dilakukan oleh Adi Ine Nasrudin pada Tahun 2015 dengan judul Penggunaan Metode Show and Tell Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa, pada siklus I nilai rata-rata yang didapat adalah 71,97 dengan siswa yang tuntas sebanyak 18 orang dan persentase ketuntasan sebesar 51,42% pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu nilai rata-rata yang didapat siswa sebesar dengan siswa yang tuntas sebanyak 30 orang dan persentase ketuntasan mencapai %. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penelti lakukan, yaitu penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode Show and Tell. Selain terdapat kesamaan ada juga perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa, pada penelitian ini peneliti memadukan antara model pembelajaran Inside Outside Circle dengan metode Show and Tell.

19 30 H. Kerangka Pikir Fact Condution 1. Tidak menggunakan model pembelajaran dan metode yang bervariatif. 2. Tidak menggunakan media untuk mendukung proses pembelajaran berlangsung. 3. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan proses pembelajaran. Ada Perbedaan Output Realita Proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien, yaitu: 1. Pembelajaran menggunakan model dan metode yang variatif. 2. Menggunakan media untuk mendukung proses pembelajaran. 3. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib. Problem 1. Keterampilan berbicara siswa tergolong rendah. 2. Pelaksanaan proses pembelajaran kurang variatif. Solution 1. Menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle. 2. Menggunakan metode Show and Tell. Jika menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle dan metode Show and Tell dalam pembelajaran tematik kelas IV SDN Candirenggo 03 Singosari Malang, maka keterampilan berbicara siswa akan meningkat. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

20 31

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitan tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DAN METODE SHOW AND TELL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SDN CANDIRENGGO 03 SINGOSARI MALANG SKRIPSI OLEH: PUPUS GARLIN

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari II. KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil belajar mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dan kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dari beberapa mata pelajaran, beberapa standar kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan faktor penting dalam membentuk karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

Lebih terperinci

KISI-KISI PENILAIAN TENGAH SEMESTER 2 TAHUN AJARAN

KISI-KISI PENILAIAN TENGAH SEMESTER 2 TAHUN AJARAN KELAS TEMA : IV (Empat) : 6 (Indahnya Negeriku) KISI-KISI PENILAIAN TENGAH SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2016-2017 No Muatan Pelajaran KOMPETENSI DASAR YANG DIUJIKAN INDIKATOR PPKN 3.2 Memahami hak dan kewajiban

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK Kelas/Semesrter Tema Subtema Alokasi Waktuq : IV / 1 (Satu) : Indahnya Kebersamaan : Budaya Bangsaku : 1 X Pertemuan (6 JP) Kompetensi Inti : 3. Memahami pengetahuan faktual

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Keterampilan Berbicara Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10 Menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tematik 2.1.1 Pengertian Tematik Menurut Hadi Subroto (2000:9), pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu tema tertentu yang mengaitkan dengan pokok

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS) MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 5 PENGORGANISASIAN MODEL KURIKULUM PEMBELAJARAN TERPADU WEBBED Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KEMAMPUAN AKHIR : MAHASISWA MEMILIKI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III Tujuan MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di 9 BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) 2.1 Berbicara 2.1.1 Pengertian Berbicara Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di antaranya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : MI IMAMI Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru : Alinatul Khusna, S.Pd.I

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 1 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan

BAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

Lebih terperinci

Menanya Tanya jawab berbagai hal tentang penemuan

Menanya Tanya jawab berbagai hal tentang penemuan Tema 3 Subtema 1 : Tokoh Penemu : Penemu yang Mengubah Dunia Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian PPKn Bahasa Indonesia 3.2 Memahami hak, kewajiban tanggungjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alam semesta beserta isinya diciptakan untuk memenuhi semua kebutuhan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SDLB Fatmawati Kelas/ Semester : I/I Tema/ Subtema/ PB : Diriku (1)/ Aku dan Teman Baruku (1)/ 1 Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (9 x 30 Menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu guru, siswa, kurikulum, metode, sarana prasarana, lingkungan belajar, dan lainlain. Guru

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teori teori yang meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teori teori yang meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Didalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP Nama Sekolah : Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA. Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2

KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA. Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2 KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2 : Nama Guru NIP / NIK : : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto, dkk (2006: 16) dalam

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam  /2007/11/19/snowballthrowing/) 8 BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA 2.1 Teknik Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Teknik Snowball Throwing Kiranawati (dalam http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/19/snowballthrowing/)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Operasional 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai tema. Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai tema. Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran SD menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA Degi Alrinda Agustina Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut UUD Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti melakukan observasi awal di kelas VII-1 SMP Negeri 16 Bandung.Suasana kelas terbilang cukup kondusif, karena pada saat itu siswa memerhatikan guru saat menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang sekarang ini mulai digunakan yaitu pembelajaran tematik terpadu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Seorang pendidik selalu berusaha untuk mengantarkan peserta didiknya agar mencapai

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PPT 2.2 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pengertian Pembelajaran tematik

Lebih terperinci

103 PEMETAAN KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PEMBELAJARAN SIKLUS I Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: 3.3 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat

I. PENDAHULUAN. peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun

Lebih terperinci

Kelas III. Tema 8 : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari Madrasah Ibtidaiyah Sa adatuddawam Pondok Cabe Ilir- Pamulang kota Tangerang Selatan

Kelas III. Tema 8 : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari Madrasah Ibtidaiyah Sa adatuddawam Pondok Cabe Ilir- Pamulang kota Tangerang Selatan SILABUS Tema 8 : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari Madrasah Ibtidaiyah Sa adatuddawam Pondok Cabe Ilir- Pamulang kota Tangerang Selatan KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 1 Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Kelompok Materi: MATERI POKOK

Kelompok Materi: MATERI POKOK Modul 2.1 a. Kelompok Materi: MATERI POKOK 1 Materi Pelatihan Belajar Tematik AlokasiWaktu : 2.1. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 2.1. a. Analisis Dokumen : SKL,KI-KD, Silabus,

Lebih terperinci

Menanya Membuat pertanyaan secara lisan Melanjutkan cerita berdasarkan gambar secara tertulis tentang

Menanya Membuat pertanyaan secara lisan Melanjutkan cerita berdasarkan gambar secara tertulis tentang Tema 6 Subtema 1 : Indahnya persahabatan : Temanku sahabatku Mata PPKn 3.1 Memahami simbolsimbol sila Pancasila dalam lambang Negara Garuda Pancasila Bahasa Indonesia 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL Dwi Esti Andriani, M. Pd Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Yogyakarta, Oktober 2007 Pengertian Belajar: upaya individu untuk melakukan perubahan

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Penelitian Pra siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran Mengamati: Mengamati symbol-symbol. Pancasila. Membaca pemahaman teks. wujud benda

Kegiatan Pembelajaran Mengamati: Mengamati symbol-symbol. Pancasila. Membaca pemahaman teks. wujud benda Tema 3 Subtema 1 : Perubahan di alam : Perubahan wujud benda Mata PPKn Bahasa Indonesia 3.1 Memahami simbol-simbol sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang masuk dalam ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan pelajaran yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar tidak hanya tercipta dari dua komponen saja yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik melainkan melibatkan komponen

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Kompetensi Inti Satuan Pendidikan : SDN... Kelas/Semester : I/1 Tema : 1 / Diriku Sub Tema : 1/ Aku dan Teman Baru Pembelajaran ke : 2 Waktu : 5 JP 1. Menerima,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK KELAS 1 SD

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK KELAS 1 SD CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK KELAS 1 SD Identitas Sekolah : (tuliskan nama satuan pendidikan) Kelas/Semester : I/1 Tema/Sub Tema : Diriku / Aku dan teman baru Pertemuan Ke : 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia yang lebih baik lagi dan berkualitas. Akibat pengaruh itupendidikan mengalami kemajuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Untuk mengimbangi kemajuan bangsa yang semakin pesat, pendidikan harus berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak terlepas dari berkomunikasi, Fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. 1 Kompetensi Memberikan wawasan bagi guru tentang apa, mengapa, dan bagaimana pembelajaran tematik pada tingkat SD. Memberikan keterampilan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran. Joyce (Trianto, 2010: 74)

II. KAJIAN PUSTAKA. dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran. Joyce (Trianto, 2010: 74) 10 II. KAJIAN PUSTAKA A. Problem Posing 1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan guru untuk melakukan rancangan pembelajaran supaya tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar - mengajar. pendidikan beserta staf pengajarnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar - mengajar. pendidikan beserta staf pengajarnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum Pendidikan 1. Pengertian Kurikulum Kurikulum dibuat untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan tujuan memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1 PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Terpadu 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Terpadu Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar 1945 alinea ke-4 yang berbunyi...untuk membentuk suatu Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar 1945 alinea ke-4 yang berbunyi...untuk membentuk suatu Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Indonesia terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang berbunyi...untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk

Lebih terperinci