BAB II DASAR TEORI Sistem Instrumentasi Uji Terbang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI Sistem Instrumentasi Uji Terbang"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi mengenai tinjauan terhadap dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan tesis. Berdasarkan permasalahan yang ada maka dasar teori ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa sub bab, yaitu sistem instrumentasi uji terbang, klasifikasi parameter uji terbang, metodologi pengembangan perangkat lunak yang akan digunakan, dan tinjauan sistem waktu nyata Sistem Instrumentasi Uji Terbang Sistem instrumentasi uji terbang merupakan sistem/peralatan yang digunakan untuk instrumentasi uji terbang. Dalam tesis ini yang dibahas adalah sistem instrumentasi uji terbang AIS. Sistem ini biasanya terdiri dari beberapa sistem yang lebih kecil lagi, yaitu: sistem akuisisi data dan sistem pemrosesan data. Hubungan antara sistem-sistem yang lebih kecil tersebut diperlihatkan pada gambar 2.1 dalam bentuk blok diagram sebagai berikut[10]: Sensor/ Tranduser Sistem Akuisisi Data Sistem Pemrosesan Data Gambar 2.1:"Blok Digram Sistem Instrumentasi Uji Terbang" Selanjutnya keterangan mengenai gambar 2.1 tersebut diberikan pada sub bab berikut. Bab II Dasar Teori II-1

2 II Sensor/Tranduser Sensor/tranduser adalah suatu alat yang mampu mendeteksi besaran fisik pesawat udara, kemudian mengubahnya menjadi nilai keluaran yang sesuai dengan peralatan akuisisi data[11]. Di dalam melakukan pengukuran terhadap parameter-parameter tertentu yang ada di pesawat udara, digunakan suatu sensor/tranduser yang dipasang pada titik-titik tertentu yang akan diukur. Keluaran dari sensor/transduser tersebut dikirim oleh suatu sistem akuisisi data Sistem Akuisisi Data Sistem akuisisi data yang di bahas pada tesis ini adalah On Board Data Acquisition System (OBDAS), karena sistem akuisisi data ini yang sering dipakai di pasawat udara, seperti CN235 dan N250. Pada saat ini sistem akuisisi data OBDAS ada beberapa macam tipe yang ada di pasaran, seperti tipe Teledyne dan Aydin Vector dimana masing-masing tipe tersebut mempunyai karakteristik akuisisi yang berbeda dalam penyusunan format datanya. Data dari OBDAS berbentuk Pulse Code Modulation (PCM) dengan lebar 12 bit. PCM merupakan metode pemformatan data yang umum dipakai dalam suatu uji terbang pesawat udara. Metode ini mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital [12]. Data PCM ini dikirim ke sistem pemrosesan data yang mengolah data tersebut menjadi data enjiniring dan menyajikan data tersebut sesuai dengan keinginan pengguna. Sistem pemrosesan data ini sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya ada 2 macam, yaitu sistem pemrosesan data Ground based Data Processing, dan sistem pemrosesan data AIS, dimana sistem yang kedua yang dibahas pada tesis ini.

3 II Sistem Pemrosesan Data AIS Sistem Pemrosesan Data AIS adalah suatu fasilitas yang dipasang pada pesawat uji untuk melakukan pengamatan dan pengolahan data uji terbang dalam waktu nyata[18]. Sistem menerima data digital dari OBDAS dan menyajikan beberapa aktivitas seperti pemrosesan data (mengubah data elektrik menjadi data enjiniring, juga melakukan perhitungan-perhitungan terhadap parameter perluasan (extended parameter)) dalam waktu nyata, penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, maupun campuran (tabel dan grafik) ke display, dan penyimpanan data ke disk. Ditinjau dari perangkat kerasnya, Sistem Pemrosesan Data AIS yang akan dibahas ini terdiri dari ARTISt Card yang berfungsi sebagai data dekoder dan seperangkat komputer yang melakukan pemrosesan dan penyajian data. Dalam pengoperasiannya, Sistem Pemrosesan Data AIS membutuhkan suatu file yang biasa disebut file description atau file kalibrasi yang berisi informasi mengenai parameter-parameter yang akan diolah. Informasi ini antara lain berupa nama parameter, alamat parameter dalam suatu data stream, simbol parameter, satuan/unit parameter, dan data kalibrasi dari parameter Klasifikasi Parameter Uji Terbang Parameter-parameter uji terbang yang diterima Sistem Pemrosesan Data AIS dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu 1. berdasarkan format data 2. berdasarkan tipe data kalibrasi. 3. parameter perluasan (extended parameter)

4 II Klasifikasi Berdasarkan Format Data Parameter 12 bit Parameter dengan format data 12 bit merupakan parameter yang diperoleh dari suatu sensor/tranduser dan diformat oleh sistem akusisi data OBDAS menjadi 12 bit data. Terkadang dari data 12 bit ini tidak semua bit yang tercakup dipakai semua, tetapi hanya satu bit tertentu saja yang digunakan dalam pengukuran. Parameter dengan hanya satu bit data yang digunakan dari data 12 bit ini biasa disebut sebagai parameter bit mask. Data parameter bit mask ini hanya akan menghasilkan dua nilai, yaitu 1 (high) atau 0 (low). Penafsiran terhadap kondisi tersebut ada dua, yaitu: - non inverting logic kondisi ini menyatakan high = true dan low = false. - inverting logic Pada keadaan ini berarti terjadi inverting, sehingga nilai yang ditulis/terbaca merupakan kebalikan dari harga sebenarnya, yaitu high = false dan low = true. Contoh data yang merupakan parameter Bit Mask adalah landing gear, yang memiliki nilai up atau down Parameter 32 bit Parameter dengan format data 32 bit ini disebut juga sebagai parameter Aeronautical Radio INCorporated (ARINC). ARINC merupakan suatu standar transfer data yang digunakan dalam komunikasi data antar peralatan avionik di pesawat udara. ARINC-429 digunakan untuk transmisi data serial. Transmisi data ARINC merupakan komunikasi dari

5 II-5 satu titik ke satu titik atau beberapa titik. Transmisi data ARINC memiliki 2 bentuk, yaitu: - one way : transmisi terjadi dari satu sumber dan satu penerima yang terpisah. - open loop : transmisi data terjadi antara pemakai yang lebih dari satu dengan satu sumber Data ARINC terformat atas suatu word digital 32 bit. Secara umum format data ARINC terdiri atas label 8 bit, Source Destination Index (SDI) 2 bit, data field 29 bit, Sign Status Matrix (SSM) 2 bit, dan bit paritas (P) 1 bit seperti terlihat pada gambar 2.2 berikut: [19] P SSM Data SDI LABEL Gambar 2.2:"Format Data ARINC-429" Data ARINC diterjemahkan oleh data akuisisi (OBDAS) menjadi 3 word data Klasifikasi Berdasarkan Tipe Kalibrasi Tipe Kalibrasi Linier Parameter dengan tipe kalibrasi linier merupakan suatu parameter dengan suatu model matematika berupa garis lurus, atau dapat ditulis: y = ax + b dimana : y data enjiniring x data terukur a gradient/slope b offset

6 II-6 Berikut ini contoh gambar persamaan linier [17]: y (Engineering data) y = ax + b y2 y2 = ax2 + b y1 y1 = ax1 + b 0 x1 x2 x (Electrical data) Gambar 2.3:"Grafik Persamaan Linier" Data-data yang diterima sensor/tranduser tidak selalu dapat dibuat betulbetul linier, tetapi kadang berbentuk kurva/polinomial. Untuk mempermudah pengkalibrasian data tersebut, kadang perlu dibuat model breakpoint, sehingga mudah dalam perhitungan dan deviasi data tidak terlalu besar dibanding model linier dan lebih sederhana bentuknya dibanding model polinomial. Tipe breakpoint maksudnya dengan menghubungkan titik-titik data yang didapat dari garis linier. Data hasil kalibrasi untuk parameter bertipe linier/break-point terdiri dari jumlah titik hasil pengukuran dan pasangan nilai x dan y hasil pengukuran. Sehingga untuk menentukan nilai y (engineering data) hasil pengukuran dapat dilakukan dengan menghitung dulu slope/gradient dan offsetnya, selanjutnya tinggal dimasukkan ke rumus yang telah ditentukan.

7 II-7 Berikut merupakan gambar model breakpoint: y (Engineering data) y2 y1 y = a2x + b2 y = a1x + b1 0 x1 x2 x (Electrical data) Gambar 2.4:"Grafik Persamaan Break-point" Dari bentuk/model ini, maka perhitungan data enjiniringnya (y) didasarkan pada posisi data yang terukur (x). Jika data terukur pada posisi 0 x x1, maka perhitungan y menggunakan slope a1 dan offset b1. Jika data terukur pada posisi x1 x x2, maka perhitungan y menggunakan slope a2 dan offset b2, demikian juga seterusnya Tipe Kalibrasi Polinomial Bentuk umum model parameter dengan tipe kalibrasi polinomial orde n adalah[17]: y = c n n 1 2 n x + cn 1 x c2 x + c1x + c0 Data yang dihasilkan dengan model ini akan berbentuk suatu kurva. Dari hasil kalibrasi terhadap suatu parameter polinomial, biasanya sudah ditentukan orde dan koefisien-koefisien dari parameter tersebut. Sehingga dalam perhitungannya, tinggal menerapkan rumus yang telah

8 II-8 ditentukan tersebut. Bentuk polinomial ini bila jumlah koefisiennya 1 pada dasarnya merupakan parameter dengan tipe kalibrasi liniear dengan nilai koefisien yang telah diketahui, bila jumlah koefisiennya 2 maka model ini disebut dengan model kuadratik. y (Engineering data) y1 (x1,y1) n n-1 2 y = c x + c x c x + c x + c n n x1 x (Electrical data) Gambar 2.5:"Grafik Persamaan Polinomial" Perhitungan data kalibrasi dengan model polinomial, dalam kenyataannya jarang digunakan dan lebih disukai model break-point yang bentuknya mendekati polinomial.

9 II Parameter Perluasan Parameter perluasan (extended parameter) merupakan parameter yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dari data-data yang terukur. Parameter ini diperlukan karena tidak adanya sensor/tranduser yang dapat mengukur langsung parameter-parameter tertentu yang diperlukan dalam suatu uji terbang. Pengolahan lebih lanjut dari data-data yang terukur ini bisa merupakan operasi penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), dan pembagian (/) antara dua atau lebih parameter terukur. Disamping itu juga bisa terhadap operasi sinus, cosinus, tangen, dan akar ( ) terhadap parameter terukur. Misal terdapat parameter terukur sebagai berikut: - tekanan udara total (Pt) [N/m 2 ] - tekanan udara statik (Ps) [N/m 2 ] - temperatur udara (T) [ 0 K] Maka dapat dihitung kecepatan terbang pesawat udara V [m/s] sebagai berikut:[23] 2 2( Pt Ps) Pt Ps = 1/ 2ρV V = ρ dengan ρ : kerapatan udara [kg/ m 3 ] yang dihitung sebagai berikut: ρ = Ps RT dimana R adalah konstanta gas, dengan R=287,06 [m 2 /s 2 0 K] Begitu juga untuk operasi-operasi terhadap parameter yang lain.

10 II Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak Tahapan Pengembangan Perangkat Lunak Pengembangan perangkat lunak sebagai penyelesaian atas persoalan yang teridentifikasi dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan siklus V, yang mengacu pada baseline dari Thomson-CSF, lihat gambar 2.6. SSR PDR CDR TRR Analisis Kebutuhan (SA-RT) Validation/ Qualification Pengujian Validasi Perancangan Awal (TOOD) Integration Test Pengujian Integrasi SDP Perancangan Terinci (TOOD) Unit Test Pengujian Unit STRp IRS Implementasi (C) pstrp SPS SRS psdd SDD Code VDD Gambar 2. 6: Tahapan pengembangan perangkat lunak siklus V Penggunaan model siklus V yang mengacu pada baseline dari Thomson-CSF ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Model siklus V merupakan penyempurnaan dari model waterfall, model prototyping, dan model spiral.

11 II Dalam setiap tahapan, akan dipantau perkembangannya dengan adanya review dan akan terdokumentasi dengan baik dengan dihasilkannya dokumen pada setiap tahapan tersebut. Masing-masing tahapan dilaksanakan dengan menggunakan metode yang sesuai untuk setiap tahapan. (1) Tahapan Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Tahapan analisis kebutuhan perangkat lunak (software requirements analysis) ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dari perangkat lunak dan kebutuhankebutuhan antarmuka perangkat lunak dengan lingkungannya. Pada pelaksanaan analisis kebutuhan ini didasarkan pada rencana pengembangan perangkat lunak yang telah ditetapkan di dalam Software Development Plan (SDP)[1]. Demikian juga untuk pelaksanaan pada tahap berikutnya. Pada tahapan ini, digunakan metode SA/RT (Structured Analysis/Real Time) [15], antara lain dengan pertimbangan bahwa SA/RT merupakan metode yang terstruktur, dapat digunakan untuk memodelkan transformasi fungsional, dapat menampilkan perilaku dinamis dari perangkat lunak dan menyediakan informasi internal dan external yang ditangani perangkat lunak. Disamping itu, pengguna lebih mudah memahami pendekatan fungsional dibanding pendekatan objek. Pada tahapan ini dihasilkan dokumen Software Requirements Specification (SRS) [3] dan Interface Requirements Specification (IRS) [2] serta diakhiri oleh Software Specification Review (SSR) untuk mengevaluasi hasil dari tahapan ini

12 II-12 (2) Tahapan Perancangan Awal dan Perancangan Terinci Tahapan perancangan awal (preliminary design) ini bertujuan untuk menentukan arsitektur umum dari rancangan perangkat lunak yang akan dikembangkan (CSCI, Computer Software Configuration Item). Arsituktur umum ini tersusun dari sekelompok komponen perangkat lunak (Computer Software Component, CSC). Metode yang digunakan untuk menentukan arsitektur umum adalah TOOD (Thecnique Object Oriented Design) [16]. Tahapan perancangan terinci (detailed design) ini bertujuan untuk menyelesaikan arsitektur umum rancangan perangkat lunak yang akan dikembangkan. Komponen perangkat lunak CSC dari arsitektur umum diturunkan menjadi unit-unit sebagai komponen perangkat lunak tingkat terendah dari perangkat lunak (Computer software unit, CSU). Metode yang digunakan untuk menentukan arsitektur umum adalah TOOD. Dalam perancangan awal dan perancangan terinci, metode yang digunakan adalah metode TOOD dengan pertimbangan bahwa TOOD merupakan metode berorientasi objek sehingga perancangan dapat dilakukan berdasarkan modul-modul yang dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai karakteristik high cohesion (hubungan keterkaitan yang erat antar fungsi/prosedur dalam satu modul) dan low coupling (hubungan antar modul saling bebas), juga dengan metode ini dapat diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Ada dan C yang merupakan bahasa yang banyak digunakan untuk pemrograman waktu nyata [16].

13 II-13 Pada akhir dari tahapan ini dihasilkan dokumen Software Design Document (SDD) [4] dan dilakukan Critical Design Review (CDR). (3) Tahapan Implementasi Pada tahapan implementasi ini, hasil dari perancangan awal dan terinci yang telah dilakukan, diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang digunakan (coding). (4) Tahapan Pengujian Unit dan Integrasi Tahapan pengujian unit (unit testing) ini bertujuan untuk menguji masing-masing unit perangkat lunak yang sudah dimplementasikan. Masing-masing unit diuji secara terpisah tanpa melibatkan unit lainnya. Pengujian dilakukan dengan cara mengeksekusi fungsi-fungsi layanan external dengan menggunakan metode fungsional (black box), untuk meyakinkan bahwa implementasi dari masing-masing unit sesuai dengan perancangan sebelumnya. Tahapan pengujian integrasi (CSC testing) ini bertujuan untuk menguji hasil integrasi dari unit-unit yang ada dalam satu komponen. Seperti pada pengujian unit, pengujian integrasi dilakukan dengan cara mengeksekusi fungsi-fungsi layanan external dengan menggunakan metode fungsional (black box). (5) Tahapan Pengujian Validasi Tahapan pengujian validasi (CSCI testing) ini bertujuan untuk membuktikan bahwa perangkat lunak yang sudah diimplementasikan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sudah ditetapkan pada tahapan analisis kebutuhan sebelumnya.

14 II-14 Metode yang digunakan untuk melakukan pengujian validasi adalah : (a) Demonstrasi, yaitu kebutuhan data keluaran atau hasil dari proses, dan kemampuan sistem dapat dilihat secara langsung. (b) Analisis, yaitu kebutuhan data keluaran dapat disimpan ke dalam file sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut. (c) Inspeksi, yaitu jika kebutuhan yang akan diuji tidak diminta untuk ditampilkan, seperti data internal. Pada akhir dari tahapan ini dihasilkan dokumen Software Test Report (STRp) [5], Software Product Specification (SPS) [6], dan Version Description Document (VDD) [7] Transformasi SA/RT ke TOOD Sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab bahwa pada tahap analisis kebutuhan digunakan metode SA/RT yang merupakan metode dengan pendekatan fungsional, sedangkan pada tahap perancangan digunakan metode TOOD yang merupakan pendekatan objek. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk mentransformasikan dari SA/RT ke TOOD yang diperlihatkan pada tabel 2.1 sebagai berikut: SA/RT Terminator Aliran data Data Storage Nama Proses TOOD mesin, sub-aplikasi Abstract Data Type (ADT) objek Fungsi/Prosedur Tabel 2.1 : Transformasi SA/RT ke TOOD Dari tabel 2.1 terlihat bahwa Terminator di SA/RT merupakan kandidat menjadi mesin atau sub-aplikasi di TOOD, aliran data kandidat menjadi

15 II-15 ADT di TOOD, data. storage kandidat menjadi objek, dan nama proses kandidat menjadi fungsi/prosedur di TOOD Tinjauan Sistem Waktu Nyata Yang disebut sebagai sistem waktu nyata (real time system) adalah Sistem dimana aspek waktu ketika output dihasilkan merupakan hal yang signifikan. Hal ini karena inputnya biasanya berhubungan dengan aktifitas dari benda nyata (physical word), dan outputnya harus bersesuaian dengan aktifitas benda nyata tersebut. Sedangkan waktu jeda antara input dan output yang dihasilkan haruslah dapat diterima (acceptable) dalam skala waktu yang relatif kecil yang telah ditentukan.[20] Selain itu terdapat definisi lain tentang sistem waktu nyata sebagai berikut: sistem yang harus memenuhi batasan (constraint) waktu yang secara eksplisit dinyatakan, atau memenuhi konsekuensi dari resiko kegagalan. [21] sistem yang kebenaran logikanya didasarkan pada kebenaran keluaran (output) dan pemenuhan terhadap skala waktunya. [21] Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem waktu nyata merupakan sistem yang mensyaratkan aspek waktu dan kebenaran logika dari sistem tersebut. Aspek waktu yang disyaratkan untuk aplikasi pesawat udara adalah dalam mili detik [20]. Sedangkan yang disebut sebagai program waktu nyata adalah program dimana kebenaran operasinya bergantung pada aspek perhitungan logika dan aspek waktu tanggap (respon time) yang dihasilkan.

16 II-16 Pada bab berikutnya akan dijelaskan analisis kebutuhan perangkat lunak dan analisis kebutuhan antar muka perangkat lunak yang dikembangkan. Analisis kebutuhan perangkat lunak mencakup analisis kebutuhan fungsional dan non-fungsional perangkat lunak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diberikan latar belakang, tujuan, lingkup pembahasan dan sistematika penulisan tesis dari pengembangan perangkat lunak sistem pemrosesan data uji terbang Airborne Instrumentation

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh. Program Studi

TUGAS AKHIR. Oleh. Program Studi DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK OPERASI UDARA (Pembangunan Sistem ditinjau dari perspektif Software Engineering) TUGAS AKHIR MATA KULIAH EC-6002 Oleh ARWIN D.W. SUMARI NIM : 23206008 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK ARTISt

BAB IV. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK ARTISt BAB IV PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK ARTISt Pada bab ini akan dibahas perancangan dari spesifikasi kebutuhan perangkat lunak ARTISt khususnya pada bagian pemrosesan dan penyajian data. Perancangan meliputi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PEMBANGUNAN SISTEM DARI PERSPEKTIF SOFTWARE ENGINEERING

BAB II KONSEP PEMBANGUNAN SISTEM DARI PERSPEKTIF SOFTWARE ENGINEERING BAB II KONSEP PEMBANGUNAN SISTEM DARI PERSPEKTIF SOFTWARE ENGINEERING 2.1 Pengantar Untuk membangun sistem yang handal (reliable) dihadapkan pada kondisi terkini, setiap software engineer harus memahami

Lebih terperinci

BAB VI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK ARTIST

BAB VI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK ARTIST BAB VI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK ARTIST Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap perangkat lunak ARTISt. 6.1. Batasan Pengujian Pengujian adalah suatu proses yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelian Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk

Lebih terperinci

BAB III TAHAPAN PEMBANGUNAN DECISIONS SUPPORT SYSTEM UNTUK OPERASI UDARA

BAB III TAHAPAN PEMBANGUNAN DECISIONS SUPPORT SYSTEM UNTUK OPERASI UDARA BAB III TAHAPAN PEMBANGUNAN DECISIONS SUPPORT SYSTEM UNTUK OPERASI UDARA 3.1 Pengantar Dengan berlandaskan pada model proses Waterfall dan mengadopsi model proses standar industri US Department of Defense

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan studi literatur dari teori-teori yang

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan studi literatur dari teori-teori yang BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian ini dimulai dengan studi literatur dari teori-teori yang berhubungan dengan CNS/ATM khususnya bagian ADS-B Flight Monitoring. Observasi dan wawancara

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Graha Prakarsa, ST. MT. Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Memahami arti pengembangan perangkat lunak. Mengetahui aktivitas pengembangan perangkat lunak. Memahami

Lebih terperinci

PENGENALAN. Perancangan Perangkat Lunak. (Software Engineering) Bertalya Program Pascasarjana Univesitas Gunadarma

PENGENALAN. Perancangan Perangkat Lunak. (Software Engineering) Bertalya Program Pascasarjana Univesitas Gunadarma PENGENALAN Perancangan Perangkat Lunak (Software Engineering) Bertalya Program Pascasarjana Univesitas Gunadarma Perangkat Lunak (Software) Merupakan program aplikasi berikut dengan dokumentasi dan data

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

Produk perangkat lunak tersebut:

Produk perangkat lunak tersebut: Perancangan Perangkat Lunak Lintang Yuniar Banowosari http://staffsite.gunadarma.ac.id/lintang Perangkat Lunak Merupakan program-program komputer dan dokumentasi yang berkaitan,produk perangkat lunak dibuat

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

SOFTWARE PROCESS MODEL

SOFTWARE PROCESS MODEL Bahan Ajar Rekaya Perangkat Lunak SOFTWARE PROCESS MODEL Linear SequentialModel/ Waterfall Model Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA PROSES PERANCANGAN BASIS DATA Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem basis data merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi basis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat lunak sebagai tools untuk merancang aplikasi tersebut, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat lunak sebagai tools untuk merancang aplikasi tersebut, yaitu: 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Pada Penelitian ini menggunakan alat penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak sebagai tools untuk merancang

Lebih terperinci

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya PROSES PERANCANGAN DATABASE Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya PROSES PERANCANGAN DATABASE Tujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Ialah sebuah set elemen atau komponen terhubung satu sama lain yang mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan

Lebih terperinci

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) 1. Pengertian DLC atau Software Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima Sistem penjualan pada PT Panca Patriot Prima memiliki rumus perhitungan sendiri mengenai proses transaksi penjualan, rumus

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

SIMULASI DATA ACQUISITION ALAT UJI FLIGHT CONTROL ACTUATOR PESAWAT MENGGUNAKAN SOFTWARE LABVIEW

SIMULASI DATA ACQUISITION ALAT UJI FLIGHT CONTROL ACTUATOR PESAWAT MENGGUNAKAN SOFTWARE LABVIEW SIMULASI DATA ACQUISITION ALAT UJI FLIGHT CONTROL ACTUATOR PESAWAT DATA ACQUISITION SIMULATION OF TEST EQUIPMENT AIRCRAFT FLIGHT CONTROL ACTUATOR USING LABVIEW SOFTWARE Decy Nataliana 1, Usep Ali Albayumi

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

Konsep Perancangan Perangkat Lunak

Konsep Perancangan Perangkat Lunak REKAYASA PERANGKAT LUNAK Semester Ganjil 2015/2016 ADAM HENDRA BRATA Tujuan & Agenda Perkuliahan Tujuan Memahami pengertian dan urgensi perancangan PL Memahami proses perancangan PL Memahami prinsip-prinsip

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM (APS) Konsep Perancangan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM (APS) Konsep Perancangan ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM (APS) Konsep Perancangan Tujuan perkuliahan Memahami pengertian dan urgensi perancangan PL Memahami proses perancangan PL Memahami prinsip-prinsip perancangan PL Memahami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

Bab 6 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

Bab 6 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Bab 6 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Perancangan adalah proses untuk mengaplikasikan berbagai macam teknik dan prinsip untuk tujuan pendefenisian secara rinci suatu perangkat,proses atau sistem agar dapat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Ratna Wardani Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University S/W Process Model Tahapan S/W Process Model Proses S/W Materi Model Waterfall Model Prototype Model Rapid Application Development

Lebih terperinci

14. PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Dasar-dasar Pengujian 14.2 Teknik Pengujian 14.3 Strategi Pengujian dan V&V

14. PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Dasar-dasar Pengujian 14.2 Teknik Pengujian 14.3 Strategi Pengujian dan V&V 14. PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK 14.1 Dasar-dasar Pengujian 14.2 Teknik Pengujian 14.3 Strategi Pengujian dan V&V 14.1 Dasar-dasar Pengujian Metrik Kualitas PL Maitainabilty Flexibility TESTABILITY Revisi

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Desain Sistem Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Desain Sistem Setelah tahap analisis selesai, maka analis sistem mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Setelah itu tiba waktunya

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak

Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak Brahmantyo 2005 Rekayasa Perangkat Lunak-Pendahuluan Slide 1 Perangkat Lunak Merupakan program-program komputer dan dokumentasi yang berkaitan, Produk perangkat lunak

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah direalisasikan alat ukur massa jenis minyak kelapa sawit menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan tampilan ke komputer.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara (BUMN) yang dikelola sepenuhnya oleh pemerintah. Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. negara (BUMN) yang dikelola sepenuhnya oleh pemerintah. Sampai saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. PLN (Persero) adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik negara (BUMN) yang dikelola sepenuhnya oleh pemerintah. Sampai saat ini program yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tools yang akan digunakan untuk merancang aplikasi generator denah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tools yang akan digunakan untuk merancang aplikasi generator denah 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Alat penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak sebagai tools yang akan digunakan untuk merancang aplikasi generator

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah membawa manusia memasuki dunia baru yang di penuhi dengan berbagai inovasi. Seperti halnya dalam

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK SISTEM IDENI'IFIKASI KAWAN ATAU LAWAN MODUL SASARAN

PERANGKAT LUNAK SISTEM IDENI'IFIKASI KAWAN ATAU LAWAN MODUL SASARAN PERANGKAT LUNAK SISTEM IDENI'IFIKASI KAWAN ATAU LAWAN MODUL SASARAN ABSTRAK Pada Tesis ini telah dilakukan pengembangan perangkat lunak Sistem Identifikasi Kawan atau Lawan untuk kapal sasaran, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Bab ini menjelaskan gambaran secara global produk tentang perangkat lunak produk yang akan dibuat, dalam hal ini ialah migrasi sistem informasi absensi dari pemrograman terstruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan beberapa komputer yang terhubung dalam Local Area Network

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan beberapa komputer yang terhubung dalam Local Area Network BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah permainan (game) komputer sering menggunakan sistem jaringan sehingga permainan (game) dapat dimainkan oleh beberapa orang dengan menggunakan beberapa

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 2 Arsitek tur Dasar Komputer

Pertemuan Ke 2 Arsitek tur Dasar Komputer Pertemuan Ke 2 Arsitek tur Dasar Komputer ARSITEKTUR KOMPUTER 1 Rahajeng Ratnaningsih, S.Kom STMIK AUB SURAKARTA Tujuan Perkuliahan 1. Menjelaskan tentang arsitektur komputer 2. Menjelaskan perbedaan utama

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Materi Perancangan, pembuatan, pengujian dan perawatan perangkat lunak serta pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Ayoe Indotama Textile adalah sebuah perusahaan tekstil yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Ayoe Indotama Textile adalah sebuah perusahaan tekstil yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Ayoe Indotama Textile adalah sebuah perusahaan tekstil yang bergerak dibidang pencelupan kain dimana saat ini dihadapkan oleh suatu hambatan dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Program Development Cycle

Program Development Cycle Program Development Cycle Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: menguraikan langkah-langkah dalam membangun program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Jogiyanto (1999:1), sistem adalah

Lebih terperinci

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tujuan sistem perencanaan pembangunan adalah untuk mendukung koordinasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk memberi suatu perbandingan referensi proyek yang telah dikerjakan, terdapat 4 contoh referensi dari penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi File Pada dasarnya semua data itu merupakan rangkaian bit 0 dan 1. Yang membedakan antara suatu data tertentu dengan data yang lain adalah ukuran dari rangkaian bit dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK pengembangan perangkat lunak (PL) dapat dianggap sebagai lingkaran pemecahan masalah. Untuk menyelesaikan masalah besar, dipecah menjadi kecil terus-menerus sampai paling kecil,

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Sistem Informasi Suatu sistem adalah kombinasi sumber daya (entitas) untuk mengkonversi input menjadi output (informasi). Dalam setiap sistem, masing-masing bagian sistem

Lebih terperinci

BAB V. IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK ARTISt

BAB V. IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK ARTISt BAB V IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK ARTISt Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi dari perancangan perangkat lunak ARTISt. 5.1. Batasan Implementasi Tahap implementasi perangkat lunak ARTISt

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia yang harus diselesaikan dengan baik dan benar. Dalam hal ini adalah masalah penyakit pada ikan khususnya

Lebih terperinci

PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK Suhatati Tjandra Teknik Informatika dan Komputer Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: tati@stts.edu ABSTRAK Semakin berkembangnya dunia industrialisasi

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan : 1. Memahami metodologi pengembangan sistem (System Development) yang sesuai untuk sebuah proyek. 2. Memahami tugas-tugas yang perlu dilaksanakan

Lebih terperinci

Strategi Pengujian Perangkat Lunak. Minggu ke 8

Strategi Pengujian Perangkat Lunak. Minggu ke 8 Strategi Pengujian Perangkat Lunak Minggu ke 8 Pendekatan Strategis ke pengujian perangkat lunak Pengujian Unit Pengujian Integrasi Pengujian Validasi Pengujian Sistem Pengujian Unit Berfokuspadaintiterkecildaridesain

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X 0. O = Observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X 0. O = Observasi 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah aplikasi komputer pada Tes Potensi Akademik siswa sehingga tersebut dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur, yaitu mencari sumber-sumber literatur yang menjadi dasar keilmuan dari penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK

ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM Disusun Oleh : Fadhilla Eka Hentino / 41813120051 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Rekayasa Bobot Mata Kuliah : 3 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : Software Engineering Processe Model, Landasan Rekayasa, Requirement Engineering, Requirement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengukuran dibutuhkan suatu alat ukur atau instrument yang dapat mendeteksi, mengolah dan menampilkan suatu besaran atau variabel yang diukur. Personal Computer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak biru sebuah perangkat lunak dalam sebuah model. Dengan adanya model tersebut, maka pembangunan

Lebih terperinci

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS (PEMROSESAN SINYAL ANALOG MENGGUNAKAN PENGUAT OPERASIONAL) A. PENDAHULUAN Sinyal keluaran dari sebuah tranduser atau sensor sangat kecil hampir mendekati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem (system requirements) dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interface yang

pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem (system requirements) dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interface yang 7 dan bahkan dengan perangkat lunak lainnya. Tahap ini sangat menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem (system requirements) dengan mendefinisikan konsep sistem beserta

Lebih terperinci

Pertemuan 6 GAYA INTERAKSI DAN PERANGKAT INTERAKSI #1

Pertemuan 6 GAYA INTERAKSI DAN PERANGKAT INTERAKSI #1 Pertemuan 6 GAYA INTERAKSI DAN PERANGKAT INTERAKSI #1 Materi yang akan di bahas: Bebagai gaya dasar (sistem perintah, sistem menu, form) Teknik manipulasi Bahasa alami Obyek dan sumber daya dialog (sistem

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN DATABASE

PROSES PERANCANGAN DATABASE PROSES PERANCANGAN DATABASE PENDAHULUAN Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari komponen-komponen berikut ini : Database Database software Aplikasi software Hardware komputer termasuk media

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi penterjemah kata beserta rancangan design interface yang terdapat

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibutuhkan desain penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibutuhkan desain penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam desain BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstraksi... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. Abstraksi... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman Abstraksi... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... i ii iv viii x xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan pada awal November 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan pada awal November 2006, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebakaran hutan merupakan suatu bencana yang sangat merugikan banyak orang. Di Indonesia sering kali terjadi kebakaran hutan yang membawa dampak yang buruk bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB 5 FAKTOR PENGUJIAN

BAB 5 FAKTOR PENGUJIAN BAB 5 FAKTOR PENGUJIAN Faktor pengujian adalah hal-hal (faktor-faktor) yang diperhatikan selama pengujian. Terdapat 15 faktor di dalam pengujian, tetapi tidak semua faktor yang mungkin digunakan, hal ini

Lebih terperinci

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN Strategi pengujian dilakukan untuk mengintegrasikan metode perancangan kasus pengujian software ke dalam langkah-langkah terencana yang tersusun rapi sehingga menghasilkan konstruksi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer BAB II DASAR TEORI 2.1 Gambaran Perusahaan Perusahaan tempat penulis melakukan penelitian ini bergerak dalam bidang penerbitan buku dengan skala perusahaan menengah, dimana pemakaian teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga merambah instansi-instansi pusat pun teknologi sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga merambah instansi-instansi pusat pun teknologi sudah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti ini, teknologi informasi pun mulai sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perkembangan teknologi tidak hanya merambah di perusahaan

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com INPUT [ Source ] [ Requirements ] Process ACTIVITIES (TASKS), CONSTRAINTS, RESOURCES PROCEDURES TOOLS & TECHNIQUES OUTPUT [ Results ] [ Product ] [ Set of Goals ] [ Standards

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH FAKULTAS JURUSAN / JENJANG : REKAYASA PERANGKAT LUNAK : Fakultas Teknologi Informatika dan Komputer : Teknik Informatika PROSES BELAJAR MENGAJAR DOSEN : Menerangkan

Lebih terperinci

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T 2210106006 ANGGA YUDA PRASETYA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, MT : Ir. Titik Suryani, MT Latar Belakang 1 2 Perkembangan

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman. Belajar Pemrograman Belajar Bahasa

Dasar Pemrograman. Belajar Pemrograman Belajar Bahasa Dasar Pemrograman Belajar Pemrograman Belajar Bahasa Spesifikasi Kompetensi Dari TIU dapat merancang program dengan paradigma prosedural atau berorientasi objek atau terstruktur untuk pencarian suatu solusi.

Lebih terperinci

1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Primer Koperasi (Primkopau) Kesehatan Rumkit Lanud Iswahjudi merupakan badan usaha koperasi yang dikelola oleh pegawai Rumkit Lanud Iswahjudi. Koperasi dengan nomor

Lebih terperinci

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tahapan Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai Perancangan Sensor Pengujian Kesetabilan Laser Pengujian variasi diameter

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu Antapani Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intrakurikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intrakurikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) adalah suatu kegiatan intrakurikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan

Lebih terperinci

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina*

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Review of Process Model SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Beberapa Model Proses RPL Linear Sequential Model Evolutionary Software Process Model Incremental Model Spiral Model

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat dan maju, telah membuat teknologi tidak dapat dipungkiri dapat mempermudah pekerjaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan tentang pengujian alat ukur temperatur digital dan analisa hasil pengujian alat ukur temperatur digital. 4.1 Rangkaian dan Pengujian Alat Ukur Temperatur

Lebih terperinci

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI Modul 2 TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI. PENDAHULUAN Pertama kali jaringan PSTN diciptakan hanya untuk pengiriman sinyal analog dalam hal ini datanya berupa suara. Namun belakangan ini data yang dikirim tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci