BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Warjiyo, 2004). pembayaran dan peredaran uang.

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank 1. Definisi Bank Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Warjiyo, 2004). Berdasarkan aturan pemerintah di dalam UU No. 14 / 1967 dijelasakan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. 2. Fungsi Bank Ada beberapa fungsi bank, antara lain: a. Lembaga intermediasi atau lembaga perantara Bank merupakan lembaga yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpan dana atau kreditur) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam dana atau debitur). b. Memberikan pelayanan dalam lalu lintas sistem pembayaran. c. Sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter. 3. Jenis Jenis Bank Ada beberapa jenis bank apabila dilihat dari segi tertentu, antara lain: 4

2 digilib.uns.ac.id 5 a. Dilihat Dari Segi Fungsinya Dilihat dari fungsinya, bank dibedakan menjadi 3 yaitu: 1) Central Bank (Bank Sentral) Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang No. 13 / 1968 berperan sebagai Bank Sentral. 2) Commercial Bank (Bank Umum) Bank Umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. 3) Development Bank (Bank Pembangunan) Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, serta dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang dibidang pembangunan. b. Dilihat Dari Segi Pemiliknya Dilihat dari pemiliknya, bank terdiri dari 4 jenis yaitu: 1) Bank-bank Milik Negara a) Bank Sentral Bank Indonesia didirikan dengan Undang-Undang No. 13 Tahun b) Bank-bank Umum Milik Negara

3 digilib.uns.ac.id 6 Ada beberapa bank umum milik negara, antara lain: Bank Negara Indonesia 1946 Didirikan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun Usaha pokoknya adalah membantu memajukan kemakmuran rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dalam lapangan perdagangan pada umumnya dan lapangan ekspor dan impor pada khususnya. Bank Dagang Negara Didirikan dengan Undang-Undang No. 19 Tahun Tugas dan usahanya diarahkan pada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan nasional dengan jalan melakukan usaha bank umum serta mengutamakan sektor pertambangan. Bank Rakyat Indonesia Didirikan dengan Undang-Undang No. 21 Tahun Tugas dan usaha BRI diarahkan pada perbaikan ekonomi rakyat dan ekonomi nasional dengan jalan melakukan usaha bank umum, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama menerbitkan kredit jangka pendek.

4 digilib.uns.ac.id 7 c) Bank Tabungan Negara Didirikan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun Semula lapangan penanaman dananya bersumber dari pemberian pinjaman pada bank-bank lain, kredit jangka pendek serta investasi pada surat-surat berharga. Sejak tahun 1976, lapangan usaha BTN adalah pemberian pinjaman atau kredit untuk perumahan murah. 2) Bank Milik Pemerintah Daerah Bank milik pemerintah daerah adalah bank-bank pembangunan daerah yang terdapat pada setiap daerah tingkat I. Bank ini didirikan berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun Contoh: BPD Jateng, BPD NTT, dan lain-lain. 3) Bank-bank Milik Swasta Ada 2 jenis bank milik swasta, yaitu: a) Bank-bank Milik Swasta Nasional Bank-bank Milik Swasta Nasional yaitu bank-bank yang seluruh sahamnya dimiliki warga negara Indonesia dan atau badan-badan hukum yang anggota dan pimpinanya terdiri atas warga negara Indonesia. Pendirian bank-bank milik swasta berdasarkan SK Menteri Keuangan No.Kep / 603 / M / IV / 12 / 1968 tanggal 18 Desember Bank-bank ini berbentuk Bank Tabungan Swasta dan Bank Pembangunan Swasta.

5 digilib.uns.ac.id 8 b) Bank-bank Milik Swasta Asing Bank-bank Milik Swasta Asing adalah bank-bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara asing dan atau badan-badan hukum yang anggota dan pimpinannya terdiri atas warga negara asing. Bank ini didirikan berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 304 / MK / IV / 2 / Bankbank ini berbentuk Bank Umum asing, Bank Pembangunan Asing, dan Bank Tabungan Asing. 4) Bank Koperasi Bank Koperasi adalah bank yang modalnya berasal dari perkumpulan-perkumpulan koperasi. Bank koperasi didirikan berdasarkan SK. Menteri Keuangan Nomor Kep. 800 / MK / IV / II / 1969 tanggal 22 November 1969 dan Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Mentranskop Nomor 19a / GBI / 72 per 350 / KPTS / MENTRANSKOP /1972 tanggal 16 Agustus c. Dilihat dari Segi Penciptaan Uang Giral Apabila dilihat dari segi penciptaan uang giral, maka bank bisa dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Bank Primer Bank primer terdiri dari 2 jenis, yaitu: a) Bank Sirkulasi

6 digilib.uns.ac.id 9 Bank yang dapat menciptakan kredit dalam bentuk uang kertas bank dan uang giral. b) Bank umum yang dapat menciptakan uang giral. 2) Bank Sekunder Bank yang bertugas sebagai perantara dalam menyalurkan kredit. Yang tergolong dalam bank sekunder adalah bank tabungan dan bank-bank lainnya (Bank Pembangunan dan Bank Hipotik) yang tidak menciptakan uang giral. a) Bank Menurut Undang-Undang No. 7/ 1992 Sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan Bab III Pasal 5, menurut jenis bank terdiri atas Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. B. Kredit 1. Definisi Kredit Kredit berasal dari istilah credere yang berarti kepercayaan. Seseorang atau badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang dijanjikan, dapat berupa barang, uang, atau jasa.

7 digilib.uns.ac.id 10 Menurut Kent (1991) dalam Suyatno (1991), kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang. Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 Bab I pasal 1, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, dan pembagian keuntungan. 2. Tujuan Kredit Tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah untuk : a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.

8 digilib.uns.ac.id 11 b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya. 3. Fungsi Kredit Ada 5 fungsi kredit, antara lain: a. Kredit dapat meningkatkan daya guna modal/uang, yang dimasudkan disini adalah pelemparan kelebihan dana dengan pemberian kredit. b. Kredit dapat meningkatkan daya guna barang, yang dimaksudkan disini adalah pemberian dan penjualan kredit, contoh berupa mobil. c. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang, yang dimaksudkan disini adalah arus kas masuk harus seimbang dan harus lancar. d. Kredit dapat menimbulkan gairah bagi masyarakat, yang dimaksudkan disini adalah dengan penurunan tingkat suku bunga kredit. e. Kredit dapat digunakan sebagai stabilitas ekonomi, yang dimaksudkan disini adalah harus seimbang antara funding dan lending nya. 4. Jenis-Jenis Kredit Jenis-jenis kredit perbankan untuk masyarakat: a. Kredit Dilihat dari Sudut Tujuannya

9 digilib.uns.ac.id 12 Ada 3 jenis kredit yang dilihat dari tujuannya, yaitu: 1) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif. 2) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk memperlancar proses produksi. 3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual lagi. b. Kredit Dilihat dari Sudut Jangka Waktunya Menurut Undang-undang Nomor 14/1967 tentang Pokok-pokok Perbankan: 1) Kredit jangka pendek (Short Term Loan) yaitu kredit yang berjangka waktu 1 tahun. Ada 3 jenis kredit jangka pendek, yaitu: a) Kredit Rekening Koran, yaitu kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya dengan batas plafon tertentu, perusahaan mengambilnya tidak sekaligus, melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya. b) Kredit Penjualan (Leveranciers Crediet), yaitu kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli, penjual menyerahkan barang-barangnya lebih dahulu kemudian menerima pembayarannya dari pembeli. c) Kredit Pembeli (Afnemers Crediet), yaitu kredit yang diberikan pembeli kepada penjual, pembeli menyerahkan

10 digilib.uns.ac.id 13 uang terlebih dahulu sebagai pembayaran barang-barang yang dibelinya kemudian baru menerima barang yang dibeli. d) Kredit Wesel e) Kredit Eksploitasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk membiayai current operation perusahaan. 2) Kredit Jangka Menengah (Medium Term Loan) yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun. 3) Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan) yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. 5. Unsur-Unsur Kredit Kredit terdiri dari beberapa unsur, antara lain: a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa mendatang. b. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. c. Degree of Risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.

11 digilib.uns.ac.id 14 d. Prestasi, atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, namun dalam bentuk barang dan jasa. 6. Prinsip 5 C Kredit Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat, harus memenuhi prinsip 5 C yang meliputi: a. Character (Watak, kepribadian) Watak adalah suatu hal yang penting bagi seorang calon nasabah. Jika baik maka akan mudah untuk calon nasabah mendapatkan kredit yang dikehendaki, sebaliknya jika berwatak jelek akan mengalami kesulitan dalam memperoleh kredit. b. Capacity (Kemampuan, tenaga) Kemapuan adalah ketersediaan seseorang atau badan usaha calon debitur tergantung dari kemampuan atau tenaga yang dimiliki, sehingga pemberi kredit mengetahui mampu dan tidaknya untuk membayar segala kewajibannya. c. Capital (Modal) Modal dari pengambil kredit merupakan faktor yang sangat penting. Pihak kreditur akan menelaah secara sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai dan sifat kekayaan peminjam, sehingga bagi calon debitur yang mempunyai modal cukup besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman. d. Collateral (Jaminan)

12 digilib.uns.ac.id 15 Adanya barang jaminan atau agunan sehingga untuk adanya barang jaminan akan menjadi lebih aman terhadap kredit yang diberikan. e. Condition of Economic (Kondisi Ekonomi) Adanya keadaan ekonomi dan situasi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain yang memberikan dampak terhadap perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu bagi kelancaran perubahan kredit. 7. Definisi Kartu Kredit Kartu kredit atau sering disebut credit card adalah suatu kartu plastik yang berukuran hampir sama dengan KTP (kartu tanda penduduk) yang diterbitkan oleh issuer (penerbit) dan dapat digunakan oleh cardholder (pemegang kartu) dan berfungsi sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai dari pihak penerima adalah kaum usahawan atau pedagang (merchant) yang ditentukan oleh penerbit (Simatupang, 2003). Kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai, dimana kita sewaktu-waktu dapat menukarkan apa saja yang kita inginkan yaitu di tempat mana saja ada cabang yang menerima kartu kredit dari bank atau perusahaan yang menyalurkan atau cabang bank yang mengeluarkan (Suryohadibroto dan Djoko, 1991). a. Jenis Jenis Kartu Kredit Ada beberapa jenis kartu kredit, antara lain:

13 digilib.uns.ac.id 16 1) Charge Card Charge Card merupakan kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang pelunasan tagihannya dilakukan secara keseluruhan pada saat tagihan itu datang. Pemegang kartu kredit diberi keleluasaan untuk menggunakannya tidak terbatas (no limit) tetapi jika dia dibatasi dalam pelunasan tagihannya dengan jangka waktu sejak ia menggunakannya sampai tagihannya datang. Apabila pemegang tidak bisa melunasi seluruh tagihan, atas sisa tagihan akan dikenakan denda, tetapi jika dia masih tetap diharuskan untuk melunasinya pada jangka waktu tertentu, dan belum dibayar juga, maka kartu dapat dibatalkan dan pemegang kartu dicantumkan dalam daftar hitam. 2) Credit Card Credit Card merupakan kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang pelunasan tagihannya dapat dilakukan secara bertahap atau secara angsuran dengan minimal pembayaran tertentu pada saat jatuh tempo. Keterlambatan pembayaran akan dikenakan denda. Kepada pemegang kartu diberikan kredit yang jumlahnya dibatasi. Batas kredit (credit limit) biasanya bervariasi tergantung kepada kemampuan financial pemegang kartu dan kepercayaan pihak penerbit. Kartu kredit dapat digunakan pula untuk penarikan secara tunai

14 digilib.uns.ac.id 17 melalui ATM (anjungan tunai mandiri / automatic teller machine) sesuai dengan logo yang terdapat pada kartu kredit, misalnya Visa Card atau Master Card. 3) Debet Card Debet Card merupakan salah satu fasilitas pembayaran atas penagihan nasabah melalui pendebetan atas rekening yang ada pada bank pada saat melakukan transaksi. Dikatakan sebagai debet card, karena langsung mengurangi dan pada saat yang sama akan menkredit rekening merchant sebesar nilai transaksi pada bank penerbit atau pengelola. 4) Smart Card Smart Card merupakan kartu yang berfungsi sebagai rekening terpadu, kartu ini dapat dihubungkan dengan rekening pribadi dan dapat menyimpan dan memperbaharui data dalam microchip, sehingga pemegang kartu dapat mengetahui keadaan semua rekeningnya. 5) Private Label Card Private Label Card merupakan kartu yang bukan diterbitkan oleh bank, melainkan oleh suatu badan usaha seperti, supermarket, hotel, dan perusahaan lainnya. Pemakai kartu ini

15 digilib.uns.ac.id 18 hanya terbatas pada perusahaan yang mengeluarkannya (Ibrahim, 2004). b. Prosedur Pembuatan Kartu Kredit Untuk dapat membuat kartu kredit nasabah harus memenuhi beberapa persyaratan umum dan khusus sebelum mengisi formulir aplikasi kartu kredit. 1) Nasabah mengisi formulir pengajuan kartu kredit. 2) Nasabah melengkapi persyaratan dokumen, berupa fotokopi KTP / Paspor, bukti penghasilan (slip gaji, fotokopi tabungan, SPT, atau rekening koran selama 3 bulan), fotokopi akte pendirian (khusus pengusaha), fotokopi Surat Ijin Profesi (khusus untuk dokter dan profesional), nomor kartu kredit bank lain dan member since (pemegang kartu kredit bank lain). 3) Nasabah menandatangi formulir pengajuan kartu kredit. 4) Berkas yang telah memenuhi syarat dikirim ke SBK (Sentra Bisnis Kartu). 5) Formulir aplikasi dan informasi nasabah di verifikasi dan di analisis. Apabila formulir aplikasi lolos verifikasi maka kartu kredit baru bisa di cetak. 6) Apabila kartu jadi, maka kartu kredit akan langsung dikirimkan ke alamat nasabah masing-masing.

16 digilib.uns.ac.id 19 C. Sistem Pengendalian Intern 1. Definisi Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001), sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem ini terdiri dari jaringan prosedur dan berguna untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau rutin terjadi. Menurut Mulyadi (2001), prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. 2. Definisi Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001), sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua ukuran serta metode yang dikoordinasi, yang diterapkan dalam suatu organisasi untuk menjaga kekayaannya, mengecek ketelitian dan dapat dipercaya-tidaknya data akuntansinya, mendorong efisiensi kegiatan dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Tujuan sistem pengendalian intern: a. Menjaga kekayaan perusahaan: 1) Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan.

17 digilib.uns.ac.id 20 2) Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada. b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi: 1) Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan. 2) Pencatatan transaksi yang terjadi didalam catatan akuntansi. c. Mendorong efisiensi. d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. 3. Unsur Unsur Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001), unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: 1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dan fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan. Setiap kegiatan dalam suatu perusahaan memerlukan otorisasi manajemen. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang mempunyai wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

18 digilib.uns.ac.id 21 2) Suatu fungsi pokok tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. c. Praktik yang sehat dan melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah: 1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. 2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit) 3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. 4) Perputaran jabatan ( job rotation) d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

19 digilib.uns.ac.id 22 Berikut ini beberapa cara untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya: 1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang sesuai dengan tanggung jawab yang akan diterimanya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut. 2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan perusahaannya.