BAB II KAJIAN LITERATURE. 1. Tinjauan Umum Fotografi. a. Pengertian Fotografi. Bahasa Indonesia, 2008:421)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN LITERATURE. 1. Tinjauan Umum Fotografi. a. Pengertian Fotografi. Bahasa Indonesia, 2008:421)"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN LITERATURE A. KAJIAN TEORI 1. Tinjauan Umum Fotografi a. Pengertian Fotografi Fotografi adalah seni dalam keterampilan membuat gambar dengan menggunakan film peka cahaya dalam kamera. (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:421) Pada zaman Yunani kuno, para pelukis mencoba melukis dengan teknik pantulan cahaya objek yang masuk ke ruang gelap (kedap cahaya). Cahaya pantulan objek masuk melalui lubang yang ada di salah satu dinding ruang yang berhadapan dengan objek. Cahaya yang masuk melalui lubang kemudian terproyeksi di kain putih yang terbentang di dalam ruang kedap cahaya tersebut. Lalu, pelukis yang berada di ruang kedap cahaya mempertegas garisgaris cahaya pantulan yang terpoyeksi di kain putih, sehingga menjadi kerangka (sket) dari gambar objek yang berada di luar ruang kedap cahaya. Fotografi memiliki pengertian yang terus berkembang. Saat ini ada pengertian tidak sekedar melukis dengan cahaya, tetapi merekam pantulan cahaya yang keluar/memancar dari objek dan masuk ke dalam lensa yang menempel di kamera, baik itu kamera 9

2 film ataupun kamera digital dan terekam di media rekam film atau sensor digital. (Bisnis Fotografi,2012:2) b. Sejarah Fotografi Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena kamera obscura. Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut camera obscura pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10). 10

3 c. Klasifikasi Penggunaan Fotografi 1) Berdasarkan Fungsi Berdasarkan fungsinya fotografi dapat digolongkan menjadi fotografi untuk tujuan : a) Keindahan Fotografi keindahan disampaikan dalam bentuk aesthetic expression atau sering disebut seni foto karena ide yang digunakan adalah keindahan. b) Reportase Foto reportase biasanya digunakan untuk menyampaikan berita. c) Laporan Sebagai media yang paling tepat untuk melaporkan karakter, suasana atau segala sesuatu yang kurang tepat bila diterangkan dengan kata-kata. 2) Berdasarkan Pemakainya Berdasarkan pemakaian fotografi dibedakan menjadi : a) Fotografi Amatir Dibuat sekedar sebagai hobby untuk dokumentasi pribadi maupun seni. Fotografi untuk seni meliputi : Pictorial (pemandangan) Stil Life (alam tenang) Portraiture (potret manusia) 11

4 News Photo (foto berita) Essay Photo (foto cerita) Human Interest b) Fotografi Profesional Digunakan untuk mencari nafkah dan bersifat komersial, meliputi : Audiovisual Advertising Ilustrasi majalah dan kalender Foto model Foto fashion (mode) Poster, brosur Jurnalistik (pers) Grafis c) Fotografi dalam Bidang Ilmiah Dipakai sebagai media informasi dengan merekam ilmu, peristiwa serta hasil-hasil penelitian, yaitu sebagai berikut : Photomierigraphy Spektography Infrared Photography Astronomi Photography Criminological Photography 12

5 3) Unsur dalam Fotografi Dalam fotografi ada 4 unsur terpenting yang menjadikan dasar atau hal utama dalam dunia fotografi, antara lain; a. Cahaya b. Lensa c. Kamera d. Obyek (Sumber : : diakses September 2014) 4) Warna dalam Fotografi Dalam dunia fotografi kehadiran warna merupakan unsur dalam fotografi karena warna merupaka sarana pembentuk gambar yang berasal dari pantulan cahaya. Dalam dunia proses fotografi warna yang sering digunakan adalah hitam, hitam dinilai mampu menyerap cahaya disekitar sehingga menghasilkan perlindungan dari proses fogging. 2. Tinjauan khusus a) Studio Fotografi 1) Pengertian dan Jenis Studio Webster s Dictionary : The working place of a painter, sculptor or photographer. Misi studio di sini bukan hanya sebagian tempat untuk bekerja saja,tetapi sebagai wadah untuk mengembangkan 13

6 minat dan bakat, mengapresiasi karya-karya fotografi dengan tidak mengesampingkan aspek komersialnya. Jadi studio fotografi di sini berfungsi memproduksi karya-karya fotografi dimana produk yang dihasilkan bersifat komersial serta mempunyai usaha pendukung dalam bidang pendidikan serta sebagai sarana apresiasi terhadap seni fotografi. Jenis-jenis studio fotografi : a) Basic Studio Dalam pelaksanaannya studio fotografi biasanya paling banyak digunakan untuk 2 kategori pemotretan yaitu still-life photo dan pemotretan orang atau model (portrait). b) Daylight Studio Cahaya matahari merupakan cahaya yang paling bagus sebuah foto karena menampakkan sifat alami objek. Hal ini di manfaatkan beberapa fotografer untuk membuat studio indoor dengan pencahayaan alami. Tetapi studio jenis ini mempunyai beberapa kelemahan seperti: intensitasnya tidak bisa diatur sendiri, waktu dan cuacalah yang mengatur intensitas dan kualitas cahaya. posisi dan arah cahaya berubah-ubah. 14

7 kontrol cahaya bisa dilakukan terhadap studio jenis ini dengan beberapa cara seperti : - menutup jendela dengan kain berwarna putih untuk melembutkan cahaya langsung dan dapat meningkatkan konsistensi warna. - menutup jendela dengan kain hitam untuk merubah arah dan terang cahaya. - penggunaan aksesoris kamera yang berupa filter. c) Specilized Studio Ada beberapa jenis pemotretan dimana objeknya memerlukan fasilitas yang spesifik yang nantinya akan mempengaruhi bentuk ruang studio. 2) Persyaratan Ruang a) Food Photography Dalam lay out studio foto untuk makanan, ruang dipisahkan dari dapur untuk melindungi peralatanperalatan. Pintu geser untuk menghindari tabrakan ketika memindahkan makanan dari dapur. b) Fashion and Nude Photography Untuk pemotretan ini diperlukan ruang yang cukup besar untuk pergerakan model (misalnya untuk berjalan, berlari dan sebagainya). 15

8 Gambar 2.1. layout fashion photography Sumber : (diakses oktober 2014) c) Car Photography Untuk pemotretan ini diperlukan studio yang cukup besar untuk menampung sebuah mobil dan peralatanperalatan studio. Gambar 2.2. studio car photography Sumber : (diakses oktober 2014) d) Room Set Photography Untuk pemotretan jenis ini diperlukan banyak sumber cahaya untuk menampilkan ruangan dari berbagai 16

9 macam sudut serta dibutuhkan juga pencahayaan dari atas. 3) Perlengkapan Studio Foto Untuk peralatan standart yang ada dalam studio foto (Panduan Praktis Teknis Foto, Bab III. Griand Giwanda. Jakarta: Puspa Swara 2002), antara lain : a) Kamera dan Lensa Ada 2 jenis kamera yang digunakan dalam studio foto, antara lain kamera digital dan kamera analog/film. Dalam kamera analog/film ada 3 jenis format kecil (disebut kamera 35mm, yang menggunakan film berukurang 3x4cm), kamera medium format dan kamera format besar. Untuk saat ini para fotografer lebih memilih kamera digital dengan pixel yang besar. Sehingga dapat langsung diketahui hasilnya, bahkan dapat di edit. Untuk lensa yang digunakan di studio foto adalah lensa normal (50mm) dan lensa tele (> 50mm), untuk menghindari distorsi gambar. b) Cable Release Fungsi alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana, alat ini akan memudahkan fotografer ketika menekan tombol tersebut, sehingga mengurangi resiko kamera goyang, terutama pada pemotretan dengan kecepatan rendah atau B (bulb). 17

10 Gambar 2.3. cable release Sumber : (diakses oktober 2014) c) Electronic Flash Head Benda ini adalah lampu yang menyalurkan gas seketika dan memproduksi cahaya berdurasi cepat dan singkat (cahaya flash). Gambar 2.4. cable release Sumber : (diakses oktober 2014) d) Synchronization Cable Jika lampu yang anda beli tidak memiliki built in slave atau anda tidak memiliki flash lain untuk membuat lampu menyala maka diperlukan kabel sinkronisasi. Kabel ini digunakan untuk menghubungkan lampu dengan kamera sehingga lampu menyala bersamaan saat tombol rana ditekan. 18

11 Gambar 2.5. synchronization cable Sumber : (diakses oktober 2014) e) Slave unit Ada beberapa lampu yang memiliki builth in slave di bagian depannya, atau bisa ditambahkan sendiri. Fungsinya hampir sama dengan kabel sinkronisasi hanya saja tanpa kabel sehingga lebih praktis. f) Trigger Gambar 2.6. slave unit Sumber : flashguns.shtml (diakses oktober 2014) Alat ini dipasang pada kamera pengganti flash sebagai pemicu slave unit sehingga lampu studio dapat menyala. Pemasangan ini dimaksudkan agar fotografer dapat bergerak bebas tanpa direpotkan kabel 19

12 sinkronisasi. Trigger ini bekerja menggunakan sinar infra merah, yang memicu slave unit. Gambar 2.7. trigger Sumber : (diakses oktober 2014) g) Strandart Reflektor. Biasanya, setiap lampu flash dilengkapi dengan ini, peralatan ini menghasilkan cahaya yang keras dan langsung. Gambar 2.8. strandart reflektor Sumber : (diakses oktober 2014) h) Reflektor Fungsinya sama dengan namanya, untuk memberikan pantulan cahaya. 20

13 Gambar 2.9. reflektor Sumber : (diakses oktober 2014) i) Umbrella Lamp Studio Payung studio merupakan perangkat fotografi yang digunakan untuk memantulkan atau menyaring cahaya lampu studio, sehingga merata. j) Softbox Gambar umbrella lamp Sumber : (diakses oktober 2014) Benda ini berfungsi untuk menyaring cahaya lampu kilat. Cahaya yang dihasilkan akan lebih lembut dari reflector dan payung studio. 21

14 k) Snoot Gambar softbox Sumber : (diakses oktober 2014) Snoot digunakan untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari lampu agar menghasilkan efek spot pada obyek. Gambar snoot Sumber : (diakses oktober 2014) l) Lamp Holder Penyangga lampu ini berfungsi untuk menyangga lampu, biasanya ketinggiannya bisa diatur. Untuk studio foto yang besar biasanya menggunakan system rail, yang dipasang pada plafond, sehingga pengaturan tinggi 22

15 rendah dan letak bisa diatur. Rail ini lebih praktis karena tidak mengganggu gerak sang fotografer. m) Tripod Gambar lamp holder Sumber : (diakses oktober 2014) Digunakan untuk menyangga kamera, sehingga tidak goyang terutama saat menggunakan kecepatan rendah. Gambar tripod Sumber : ID= (diakses oktober 2014) n) Flash Meter Fungsi alat ini sebagai pengukur kekuatan cahaya. Hasil dari pengukuran tersebut di dapatkan angka yang menunjukan berapa besaran bukaan (diafragma) yang diperlukan. 23

16 Gambar flash meter Sumber : (diakses oktober 2014) o) Background Latar belakang ini dimaksudkan untuk memperoleh bagian belakang yang menarik, bahannya biasanya dari wallpaper atau kain. p) Table Top Biasanya digunakan untuk pemotretan produk, yang membutuhkan pemotretan dengan latar belakang tanpa sudut, atau pencahayaan dari bawah. Alas dari table top ini biasanya terbuat dari acrylik putih atau bahan yang mampu menembus cahaya. 4) Perlengkapan Penunjang Studio Foto a) Laboratorium Fotografi Laboratorium fotografi sebagai ruang gelap dengan tempat untuk film negatif (pencucian) dan positif (pencetakan). (Data Arsitek, Jilid I, edisi 33. Sunarto Tjahjadi. Jakarta, hal. 259). Dalam perkembangannya teknologi laboratorium fotografi bukan hanya sekedar ruang cetak, melainkan sudah dapat menggunakan 24

17 mesin cetak. Dalam perkembangannya laboratorium dibagi menjadi 2 antara lain ; Laboratorium Analog atau Ruang Cetak (kamar cetak atau dark room) Laboratorium Digital (mesin cetak dilengkapi komputer guna editing). b) Ruang Cetak (kamar cetak atau kamar gelap) Orang bekerja cukup lama di ruangan yang gelap dan tertutup, maka diperlukan bebrapa persyaratan seperti: Pengkondisian Udara Dalam kamar gelap selalu terjadi bau-bauan dari bahan-bahan kimia, kelembaban yang tinggi, serta suhu yang tinggi yang berasal dari lampu alat pembesar foto, mesin pengering dan sebagainya. Untuk menghindari hal-hal tersebut diatas dapat dipakai teknik pengkondisian udara modern. - Udara segar yang masuk harus mampu mengganti seluruh udara ruangan dalam beberapa menit. - Udara lembab/kotor yang berasal dari ruangan tidak boleh beredar kembali ke ruangan. - Dalam ruangan, lubang pembuangan harus berada di bawah, untuk mencegah uap bahan 25

18 kimia yang keluar tidak naik ke atas terhirup orang yang bekerja di dalamnya. Suhu dan kelembaban Temperatur yang terbaik adalah antara 210C 240C dengan kelembaban terbaik antara 45%-50%. Sinar matahari Kamar gelap tidak membutuhkan sinar matahari, oleh karenanya dapat diletakkan di tengah bangunan. Pintu masuk Bila ruangan terpakai, cahaya putih tidak diperkenankan masuk. Sebab itu pintu masuk dirancang sedemikian rupa sehingga orang tetap dapat masuk tanpa membawa cahaya, yaitu dengan menggunakan dua lapis pintu. 5) Pengaturan Cahaya Pada Studio Foto Di dalam Fotografi, pengaturan pencahayaan merupakan kunci keberhasilan untuk mendapatkan hasil gambar yang dihasilkan. Pengaturan pencahayaan ini sangat berkaitan dengan pengaturan diafragma (aperture) dan kecepatan (shutter speed). Jika pada kamera saku digital terdapat fasilitas shooting mode manual, maka pengaturan diafragma dan kecepatan diatur oleh si pemotret. Dengan pengaturan pencahayaan dengan shooting mode manual ini 26

19 kebutuhan pencahayaan yang di dapat biasanya lebih tepat dibandingkan dengan pengaturan shooting mode secara otomatis. a) Over Exposure Over exposure adalah pencahayaan yang berlebih. Penyebar kelebihan pencahayaan ini adalah pengaturan apature dengan shutter speed yang tidak sesuai. b) Under Exposure Kebalikan dari over exposure, adalah kekurangan pencahayaan. Penyebabnya pun sama, tidak sesuainya pengaturan shutter speed dan aperture(-). c) Cahaya dari Depan Obyek Mengambil gambar sebaiknya dalam keadaan objek menghadap sinar, bukan pemotret yang menghadap sinar. Cahaya yang datang dari depan obyek akan menyinari tubuh secara merata. Wajah objek tampak jelas. Jika pada wajah sebagian wajah objek ada sedikit bayangan (shadow), hal ini tidak mengurangi hasil foto, justru menambah kualitas foto. d) Cahaya dari belakang Objek Saat memotret objek di luar ruangan (outdoor) sebaiknya menghindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Pemotretan dengan menantang matahari, tubuh objek akan tampak lebih gelap. Apalagi 27

20 jika kondisi matahari terlalu kuat maka seluruh objek akan tampak hitam. Hasil foto seperti ini bisa menghasilkan foto siluet. e) Cahaya Pagi Hari Memotret objek dengan memanfaatkan pencahayaan di pagi hari sangat disarankan. Pasalnya cahaya pagi hari akan menghasilkan warna yang lembut. Hasil foto yang didapatkan relatif bagus, baik objek landscape (pemandangan) maupun objek manusia. f) Cahaya Siang hari Memotret objek pada siang hari sangat tidak disarankan karena sifat pencahayaan yang terlalu kuat sehingga foto yang dihasilkan cenderung over exposure, meskipun pengaturan aperture dan shutter speed sudah sesuai. g) Cahaya Sore Hari Pemanfaatan cahaya pada sore hari sangat dianjurkan dalam pemotretan. Sifat pencahayaan pada sore hari sama dengan pagi hari. Apalagi saat intensitas cahaya matahari sedikit berkurang, pada pukul ke bawah. h) Cahaya malam hari Pemanfaatan cahaya pada malam hari sebenarnya memanfaatkan cahaya yang dihasilkan oleh lampu sebagai cahaya luar. Disarankan untuk memotret pagi 28

21 hari pada jam dan sore hari pada pukul Pasalnya, dalam waktu - waktu tersebut terdapat pencahayaan yang paling baik. b) Galeri (Ruang Pamer) Fotografi 1) Pengertian Galeri/Ruang Pamer Galeri Fotografi adalah tempat untuk memamerkan karyakarya fotografi sekaligus merupakan wadah kegiatan bagi pengembangan aktifitas fotografi termasuk fotografi seni. Tujuan dan fungsi : - Galeri fotografi selain sebagai wadah dokumentasi merupakan wahana yang sangat tepat untuk pertemuan kreasi dan penghayatan balik dari seniman foto atau ahli foto. - Galeri fotografi diharapkan akan menjadi titik temu perluasan wawasan karya seni khususnya bagi peminat karya foto, sehingga kemampuan dan kapasitasnya dapat dimanfaatkan dengan baik. - Galeri fotografi sebagai wadah penikmat seni juga akan menjadi tempat rekreasi kota sebagai wadah relaksasi. - Galeri fotografi harus mewadahi kegiatan-kegiatan yang terdiri dari pameran, pendidikan, dokumentasi, informasi, pembentukan society dan pemberian penghargaan dalam bidang fotografi. 29

22 2) Kegiatan Galeri ( Ruang Pamer ) a) Kegiatan utama Mengadakan pameran yang merupakan kegiatan komunikasi visual antara pengunjung dengan materi di bidang fotografi. Pameran disini dibedakan menjadi: pameran tetap, diadakan oleh pengelola galeri periodik. pameran temporer, diadakan oleh lembaga atau perkumpulan fotografi bekerja sama dengan pihak pengelola. b) Kegiatan penunjang pengumpulan, penentuan dan pencataan koleksi. perawatan dan perlindungan objek. penyajian koleksi. 3) Lay Out Ruang Pamer Pertimbangan dalam merencanakan lay-out ruang pamer adalah tipe pameran, pengunjung dan aktivitas. a) Daya tarik utama dan sirkulasi utama. b) Pola aliran, waktu yang diperlukan untuk tiap aktivitas. c) Kapasitas ruang, formasi antrian. d) Informasi, petunjuk, rambu, dan pertolongan. e) Pelayanan pameran, pembersihan dan pemeliharaan. f) Keamanan dan perlindungan. 30

23 Dari pertimbangan tersebut, maka alternatif lay-out pada ruang pamer adalah sebagai berikut : Rencana terbuka, jenis ini biasa diterapkan pada pameran berskala besar. Inti dengan galeri satelit, adalah lay-out dimana bagian tengah menjadi inti pameran dan dikelilingi oleh display dengan alur tematik. 1) S T a b e l Progresi linier, lay-out jenis ini diatur dengan rangkaian area display dalam rute tertentu. Kombinasi. Lay-out dengan area display tematik namun sirkulasinya bebas. I I T a b Kombinasi, lay-out jenis ini disesuaikan dengan tipe display dan bangunan yang digunakan. el 2.1. Alternatif Lay-out dalam Ruang Pamer (Sumber : Fred Lawson, 2000 : 117) c) Sekolah Fotografi Fotografi dapat dipelajari pada suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Sekolah disini merupakan tempat atau suatu wadah yang khusus mempelajari suatu disiplin ilmu, dan ilmu disini adalah ilmu dari fotografi. 31

24 Sekolah fotografi disini merupakan lembaga pendidikan non gelar seperti short course, yaitu pendidikan yang dilaksanakan setelah menempuh pendidikan lanjutan atas. Sekolah fotografi sebagai media pendidikan, apalagi pada level pendidikan tinggi, dituntut harus mempunyai fungsifungsi yang mendukung selain dari fungsi dasarnya sebagai media pembelajarannya. Adapun acuan program pendidikan fotografi mengadopsi dari program pendidikan dari Darwis Triadi School of Photography: No Kelas Pelaksanaa Materi Waktu 1. Basic 8 kali pertemuan Pengantar Fotografi. selama 4 minggu. Anatomi Kamera, Lensa dan Film. Teknik Fotografi Dasar-Komposisi. Teknik Pencahayaan Lampu Kilat. Praktik. 2. Intermediate 16 kali pertemuan Teknik Pencahayaan Studio. selama 8 Minggu. Pemotretan Model-Praktik. Arsitektur, Lansekap, dan Interior. Wedding Photography. Fotografi Digital. Pemotretan Produk. Foto Perjalanan-Dokumentasi. Pengantar Bisnis Fotografi. 32

25 Praktik. Hunting. 3. Advance 10 kali pertemuan selama 4 / 6 Minggu Filosofi pemotretan. Digital Imaging-Tip dan Trik. Professional. Digital Output-Pengolahan Foto Digital. Kaidah Seni dan Kritik Foto. Workshop. Table 2.2. Kurikulum Sekolah Fotografi Semarang (Sumber: Kurikulum Darwis Triadi School of Photography) Dari materi yang diberikan, maka sekolah fotografi mewadahi kegiatan: Belajar mengajar Praktikum Memamerkan hasil karya d) Area Display 1) Sistem Pelayanan a) Self Service Sistem pelayanan di mana pengunjung bebas memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian membawanya ke kasir untuk pembayaran. b) Self Selection Jenis sistem pelayanan di mana pengunjung juga dapat memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan, 33

26 kemudian dengan dibantu oleh pramuniaga, produk dibawa ke bagian kasir untuk pembayaran. c) Personal Adalah jenis sitem pelayanan tertutup dimana segala bentuk pembelian dilayani oleh pramuniaga, baik dalam pemilihan maupun pengambilan produk. Dalam sistem ini, dari proses pemilihan, pengambilan sampai dengan pembayaran semua dilayani pramuniaga sepenuhnya. 2) Sistem Display a) Display Interior Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander mengelompokkan display interior menjadi : Merchandise Display, meliputi : - Display terbuka (Open Display) Merupakan bentuk display yang memberikan kemungkinan pada pembeli untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan pelayan toko. - Display Tertutup (Closed Display) Berisi barang dagangan yang diperlihatkan dalam almari dinding (wall case). Keuntungan utamnya adalah terjaganya barang dagangan dari pencurian dan menjaga kondisi siap jual. - Display Arsitektural (Architectural Display) 34

27 Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna menunjukkan bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan bangunan, seperti model bangunan perumahan,dapur, kamar mandi secara menyeluruh. Keuntungan utamanya adalah dapat memberikan gambaran yang utuh dan nyata lewat peragaan dalam display ini. b) Vendor Display Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak pajang. c) Store Sign and Decorations Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu hadiah/harga, hiasan tergantung, poster, bendera, spanduk dan alat serupa. ( Delbert J. Duncan & Stanley D Hollander, 1977 : 468 ). 3) Perlengkapan Display Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa etalase dan showroom. Macam-macam Etalase : a) Etalase Sistem Terbuka Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan ruang pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior ruang dalamnya. Penataan display 35

28 tidak ada penghalang kasat mata dan arah pandangan kurang terfokus. b) Etalase Sistem tertutup Etalase mempunyai pembatas antara ruang display dengan ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan mempunyai pandangan visual lebih terfokus. c) Etalase Khusus Etalase Sudut Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut. Etalase Atas Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan bertingkat. Etalase ini berfungsi sebagai papan reklame. Etalase Benam Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah daripada lantai disekitarnya. Etalase bertingkat Etalase penggabungan antara etalase atas dan etalase benam dan lebih lagi dengan sistem etalase terbuka. Sudut pandang kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat. 36

29 Etalase Arcade Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang memanjang ke belakang dengan bagian muka yang sempit, sehingga ada ruang yang kurang efisien. 4) Prinsip Desain Sarana Penjualan Desain sarana Penjualan harus disederhanakan dan tak dipaksakan. Maksudnya adalah dalam mendisplay materi, jika perlengkapannya lebih menarik perhatian ini akan mengurangi daya tarik materi koleksi dan melemahkan penjualan. (William P. Spence, 1979 : 412) a) Macam Kegiatan Jual Beli di Pusat Fotografi Kegiatan jual beli di sini tidak hanya sekedar menjual barang-barang fotografi tetapi pemotretan di studio juga merupakan kegiatan komersil yang bermaksud menjual jasa. Sehingga dibagi dua macam penjualan, yaitu: Penjualan jasa : pemotretan, cuci cetak. Penjualan barang: kamera, perlengkapan memotret, film dengan merk yang berbeda-beda. Selain itu penjualan barang-barang yang berhubungan dengan fotografi juga tersedia. b) Strategi Promosi dalam Perdagangan Memahami perilaku pembeli / konsumen. 37

30 Sasaran dalam promosi : menimbulkan minat, kesadaran, keinginan dan tindakan. Mengetahui sifat pasar. e) Café 1) Pengertian Café Kata café secara etimologi berasal dari kata khave dalam bahasa Turki, yang sama halnya coffe dalam bahasa Inggris atau kopi dalam bahasa Indonesia. Café dalam Kamus Besar Indonesia diartikan sebagai tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan sajian musik dan juga diartikan sebagai tempat makan dan minum (Jakarta-Jakarta 11 Mei 1996). 2) Sistem Pelayanan a) Table Service Konsumen langsung memesan makanan pada waiters, setelah waiters menghidangkan dan konsumen tersebut menikmati hidangan tersebut, konsumen langsung membayar sendiri pada cashier atau melalui waiters. b) Counter Service Pelaksana counter service pada counter bar, dimana konsumen menikmati hidangan langsung dihadapan counter. 38

31 c) Tray Service Penyajian makanan dan minuman dengan menggunakan Nampan/baki, di mana konsumen memesan langsung kepada pelayan di counter, dan pelayan menyajikan langsung pesanannya. f) Tinjauan Pengguna 1) Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan di Pusat Fotografi adalah : a) Pengelola bangunan Orang yang mengatur organisasi dan kegiatan dalm bangunan, baik perawatan bangunan maupun urusan pengelolaan gedung, yang terdiri dari Direktur, Manager, Staf, dan Sekretaris. b) Pengusaha Pengusaha yang bergerak di bidang promosi penjualan dan perawatan. c) Perbankan Peran Bank yang ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan usaha pada industri fotografi. d) Konsumen atau pengunjung Dibagi menjadi dua : Segmen khusus : - Para penggemar fotografi. - Industri. 39

32 Segmen umum : Masyarkat luas yaitu siapa saja yang datang untuk menggunakan jasa fotografi, yaitu jumlah mayoritas dari pengunjung yang datang. 2) Aktivitas a) Kegiatan Informasi Adalah suatu kegiatan yang bersifat fotografi information yang berfungsi untuk memberikan segala informasi kepada masyarakat mengenai perkembangan fotografi pada khususnya. b) Kegiatan Promosi Promosi adalah merupakan satu kegiatan untuk menginformasikan atau memperkenalkan produk serta informasi tentang teknologi fotografi yang baru kepada masyarakat. c) Kegiatan Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan untuk menjual atau mengiklankan produk pendukung lainnya kepada masyarakat. g) Organisasi Ruang Organisasi ruang tergantung pada permintaan atas program bangunan seperti : hubungan fungsional, persyaratan keluasan ruang klasifikasi hirarki ruang-ruang dan syarat-syarat penempatan pencahayaan atau pemandangan. 40

33 Syarat-syarat organisasi ruang sebagai berikut : Memiliki fungsi-fungsi yang khusus atau kesamaan fungsi secara jamak. Penggunaan fleksible dan dengan bebas dapat dimanipulasikan. Memiliki fungsi serupa dan dapat dikelompokkan menjadi suatu cluster fungsional atau dapat diulang dalam suatu urutan linier. Menghendaki adanya celah terbuka untuk mendapatkan cahaya, ventilasi, pemandangan atau pencapaian keluar bangunan. Pemisahan sesuai dengan fungsi ruang dan mudah dijangkau. Bentuk organisasi ruang dapat dibedakan antara lain sebagai berikut : No Bentuk Organisasi Ruang 1 Organisasi Ruang Tertutup Keterangan a. Sebuah ruang besar dan dominan sebagai pusat ruang-ruang di sekitarnya. a. Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi sama dengan ruang lainnya. b. Ruang sektar berbeda dengan ruang yang lainnya, baik bentuk, ukuran maupun fungsi. 41

34 2 Organisasi Ruang Linier a. Merupakan deretan ruang-ruang. b. Masing-masing dihubungkan dengan ruang lain yang sifatnya memanjang. c. Masing-masing ruang dihubungkan secara langsung d. Ruang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda, tapi yang berfungsi penting diletakkan pada deretan ruang. 3 Organisasi Ruang Secara Radial a. Kombinasi dari organisasi yang terpusat dan organisasi linier. b. Organisasi yang terpusat mengarah ke dalam sedangkan yang linier mengarah keluar. c. Lengan radial dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tegantung pada kebutuhan dan fungsi ruang. 4 Organisasi Ruang Mengelompok a. Organisasi ini merupakan pengulangan dari bentuk fungsi yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukurannya, bentuk dan fungsi. b. Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi 5 Organisasi Ruang Secara Grid a. Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan pola grid. b. Organisasi ruang terbentuk hubungan antara ruang dari seluruh fungsi posisi dan sirkulasi. c. Penggunaan ruang yang disusun secara grid banyak dijumpai pada interior ruang perkantoran yang terdiri dari banyak devisi. Tabel 2.3. Bentuk Organisasi Ruang Sumber: (Francis D.K Ching, Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya,1991: 205) h) Sirkulasi Ruang 1) Pengertian Sirkulasi Sirkulasi dapat mengarah dan membimbing perjalanan atau tapak yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi memberikan kesinambungan pada pengunjung terhadap 42

35 fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan tanda pada ruang sebagai penunjuk arah jalan tersendiri (Pamudji Suptandar, 1999 : 4). 2) Sirkulasi Umum Pengunjung Sirkulasi atau pergerakan pengunjung di dalam ruang pamer, polanya berdasarkan lay out bangunan, namun ada kemungkinan tergantung pula pada perilaku pengunjung sendiri. Arah sirkulasi yang umum, pergerakannya ke arah kanan, karena bila arah pergerakan ke kiri, sering menimbulkan kebingungan. Penggunaan tangga sebagai penghubung antar lantai, serta untuk memperlambat pergerakan pengunjung. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tangga ini adalah tidak menimbulkan kesulitan dalam segi arsitektur, juga memudahkan bagi penyandang cacat untuk melaluinya disamping pula kemudahan untuk memindahkan barangbarang. Tangga hendaknya diatur dalam satu kelompok tingkat dan tidak terpisah-pisah, seperti 2 3 tingkat dari vestibule ke lobby, kemudian dari lobby ke ruang pamer. Untuk penanggulangan kebakaran, sebaiknya setiap tangga diatur serta dihubungkan dengan pintu-pintu yang dapat dibuka dan ditutup dengan cepat. 43

36 Tangga harus mempunyai penerangan buatan yang cukup. Elevator juga merupakan alternatif pilihan, pada umumnya memiliki dua elevator. Sebagai alternatif pengganti tangga dan elevator, dapat dipergunakan jalur landai (ramp) dan eskalator yang banyak dipergunakan pada bangunan modern. 3) Sirkulasi Khusus Pengunjung Menurut D.A Robillard sirkulasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk konfigurasinya, yaitu : Tipe Sirkulasi Gambar Langsung (straight), alur lintasan pengunjung di arahkan oleh ruang interior dengan pintu masuk pada salah satu sisi dan pintu keluar pada sisi lainnya. Linier (linear), sirkulasi diarahkan oleh rancangan bangunan yang permanen, pengunjung biasanya memakai pintu masuk dan keluar yang sama. Selain itu pengunjung berjalan melalui jalur yang menerus, tidak peduli pada area yang sama. Terbuka (Open), dalam hal ini tidak disertakan dinding display permanen di dalam ruang pamer, sehingga elemen sirkulasi dan ruang pamer benar-benar menyatu. Ruang-ruang dari jenis pola terbuka ini cenderung simetris, dan jalanjalan masuk yang ada tidak dirancang untuk mempengaruhi orientasi perjalanan pengunjung. Memetar (Loop), partisi/dinding pembatas menjadi suatu yang dominan pada pola ini. Ruang-ruang pamer diletakkan sejajar atau saling berdekatan membentuk suatu yang teratur yang mengarah pengunjung untuk mengintari pusat ruang tersebut, seperti courtyard, bukaan dan kelompok ruang lain. Membentuk cabang (branch, lobby-foyer), suatu tipe sirkulasi yang memiliki area pusat yang kemudian menyebar menuju arah ruang pamer yang berlainan. Dalam hal ini secara visual tidak mengganggu sirkulasi. 44

37 Membentuk cabang (branch, gallery-lobby), membentuk cabang (branch, linear). Table Tipe Sirkulasi Sumber : (D. A Robbilard, 1982) i. Tinjauan Interior 1) Hubungan Antar Ruang a) Ruang di dalam ruang Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontitunitas visual dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih besar. b) Ruang yang saling berkaitan Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang. Masing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai ruang. Tetapi, kedua ruang yang saling berkaitan akan tergantung pada beberapa pengertian. 45

38 c) Ruang yang bersebelahan Memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya. d) Ruang-ruang terhubung ruang yang sama 2 buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersamasama. 2) Komponen Pembentuk Ruang a) Lantai Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek. Karakter lantai harus mempunyai daya tahan yang kuat dalam mendukung beban-beban yang datang dari segala perabotan, aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain. Selain itu, lantai harus bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun, 1994 : 6). Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari benda-benda, seperti perabot rumah 46

39 tangga, manusia dengan segala aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat memikul beban mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain yang menumpangi (Y.B. Mangun Wijaya, 1994 : 329). Lantai biasanya datar, tapi boleh memasukkan perubahan kedataran yang dibuat dengan mendirikan lantai tiruan dalam beberapa daerah atau dengan merendahkan daerah lantai sebagai bagian konstruksi dasar. Ini menjadi langkah yang disepakati untuk melengkapi kesan pemisahan di antara ruang dan untuk memperkenalkan macam-macam ruang untuk pertimbangan estetik (John F. Pile, 1995 : 201). Syarat lantai yang baik : Keawetan Daya tahan tumbuk Daya tahan kimia Daya tahan aus Kedap air Kelenturan dan kekeyalan Kuat menahan beban Tidak licin dan berisik Kedap suara Bukan penghantar panas b) Dinding 47

40 Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi suatu ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai jenis berbeda. Dinding adalah penahan beban yang menyangga lantai dan atap, sehingga struktur kekuatan dinding sebagai penahan beban harus diperhatikan (John F. Pile, 1995 : 222). Fungsi dinding yaitu melindungi bangunan dari ketidaknyamanan, bahaya, temperatur panas dan dingin, serangga, kilat, kotor, bau, api, banjir, binatang, bising, hujan, sinar matahari, angin, gempa bumi. Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam perencanaannya (Djoko Panuwun, 1994 : 56). Dinding mempunyai 2 sifat yaitu sebagai pendukung beban (load bearing walls) dan sebagai pembatas tidak permanen (John F. Pile, 1995 : 223). c) Plafond / langit-langit (ceiling) Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC, sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik (John F. Pile, 1995 : 250). 48

41 Ceiling menciptakan karakter ruang. Kesan pertama yang harus ditimbulkan harus sesuai dengan tuntutan yang ingin dicapai, seperti kesan berat, ringan, luas dan sempit dengan cara pemilihan bahan yang tepat serta pola dan warna yang serasi. Ceiling dengan menggunakan bahan yang tepat dan sesuai dapat juga sebagai unsur penyelesaian dekoratif. 3) Interior Sistem a) Pencahayaan (lighting) Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital karena menjadi syarat dalam penglihatan manusia. Meski demikian, cahaya berlebihan akan memberi dampak kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian harus berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan efektivitas dan efisien tinggi. Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Untuk pencahayaan alami, diperoleh langsung dari sinar matahari dengan memberi lubang cahaya atau dengan cara dipantulkan pada bidang sekitarnya. Untuk pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan dengan memanfaatkan energi listrik melalui media lampu sebagai sumber penerangan. Sumber cahaya, antara lain adalah : Lampu Pijar (Incandescent) 49

42 Lampu pijar terdiri dari 3 pokok, yaitu basis, filament (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Lampu Fluorecent Bentuk lampu ini dapat berupa tabung maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya (pancaran panjang gelombang cahaya) mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna. Lampu HID (Hide Intensity Discharge Lamps) Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara lm/watt. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pencahayaan, dipakai beberapa tipe lampu sebagai berikut ini : 50

43 Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan sebesar Sot Light, lampu dengan hasil cahaya yang memancar sehingga tidak banyak menimbulkan bayangan. Special Flood Light, lampu dengan sudut khusus kurang dari 100. Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang sederhana da mudah menyesuaikan dengan sudut pencahayaan dan pengoperasian. Sealed Beam Lamp, lampu dengan reflektor bervariasi. Lens Spotlight, terdiri dari lensa sederhana dengan atau tanpa reflector. Profile Spotlight, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan dengan siluette yang dikehendaki. Effect Spotlight, untuk menghasilkan proyeksi yang sama dengan obyeknya. Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi dengan 2 saklar atau lebih sehingga dapat digunakan sebagai lampu dengan sudut pencahayaan yang kuat dan lemah serta kombinasinya. 51

44 Berdasarkan pendistribusian cahaya, terdapat 5 sistem penerangan yang masing-masing berebda sifat, karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. 5 sistem tersebut meliputi : Sistem Pencahayaan Langsung (Direct Lighting) Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya mengarah langsung ke obyek yang diterangi. Sistem Pencahayaan Setengah Langsung (Semi Direct Lighting) Pada sistem iluminasi ini, 60% hingga 90% cahaya mengarah pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya menerangi langit-langit dan dinding yang juga memabtulkan cahaya karena obyek tersebut. Sistem Iluminasi Difus (General Diffuse Lighting) Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan dinding, yang juga memantulkan cahaya ke arah obyek tersebut. Sistem Pencahayaan Setengah Langsung (Semi Indirect Lighting) Sistem ini merupakan kebalikan dari sistem setengah langsung. Sistem setengah tidak langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan pada langit- 52

45 langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek. Sistem Iluminasi Tidak Langsung (Indirect Lighting) Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan cahaya pantulan segala arah dari langit-langit dan dinding, maka mengakibatkan penyinaran tidak efektif, tidak ada kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan, tidak menyilaukan. (Gary Gordon dan James L. Nuckolls, 1995 : 171) b) Penghawaan Penghawaan merupakan faktor terpenting dalam proses pergantian udara. Udara kotor dapat diganti dengan udara bersih melalui pintu dan jendela. (John F. Pile, 1995 : 414). Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya ada 2 macam, yaitu : Penghawaan Alami Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam (natural). Penghawaan alami di dalam suatu ruangan maka harus diperhatikan ventilasi silang, yang 53

46 merupakan ventilasi horizontal yang terbuka dari 2 arah yang berhadapan. Untuk itu perlu direncanakan secara cermat dan baik agar penghawaan alami yang dipergunakan ini sesuai dengan kebutuhan. Penghawaan Buatan Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur tangan manusia. Penghawaan buatan diperlukan pada ruang serba guna karena tidak memungkinkan perlubangan-perlubangan yang dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga tercipta kondisi akustik yang tidak baik. Penghawaan buatan dalam hal ini adalah penghawaan Air Conditioner (AC) yang macamnya terdiri dari : - Window Unit, yaitu AC yang digunakan pada ruang-ruang kecil dimana sistem mekanisnya terdapat dalam suatu unit kompak. - Split Unit, yaitu AC yang digunakan untuk 1 atau beberapa ruang. Sedangkan kelengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap ruang. - Central AC, yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan perlengkapan keseluruhannya terletak di luar ruangan, kemudian didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting 54

47 dan berakhir dengan aliran diffuser. (Pamuji Suptandar, 1999 : 85) c) Akustik Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan seperti bising, gema, gaung dan sebagainya. Akustik dapat mengatasi masalah teknis yang berhubungan langsung dengan suatu desain interior, antara lain tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu (John F. Pile, 1995 : 421). Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruangruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik. 4) Furniture Dalam perancangan furniture ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : a) Ergonomik 55

48 Memiliki nilai keamanan dan kenyamanan sehingga manusia yang menggunakan atau melakukan kegiatan terhadap furniture tersebut tidak mengalami cidera. b) Fungsional Memiliki fungsi atau tujuan tertentu untuk setiap furniture dan selain memiliki bentuk yang sangat stylist namun juga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. c) Estetika Memiliki unsur keindahan sehingga meningkatkan nilai dari furniture itu sendiri. d) Material Unsur material sangat mendukung terciptanya sebuah furniture yang indah, kuat juga menyokong struktur atau dekat kaitannya dengan tehnik. 5) Konsepsi bentuk dan warna Bentuk cenderung mendominasi persepsi manusia karena dengan bentuk dapat lebih memahami rasa ruang. Bentuk-bentuk yang lebih mudah dipahami adalah bentukbentuk tetap dengan jumlah susunan yang tidak terlalu banyak. Kandinsky membagi bentuk menjadi dua: a) Bentuk Regular (Geometric) Bentuk geometri dalam desain memiliki rasa yang spesifik, seperti kebaikan, kekuatan untuk menyenangkan dan mengarah ke rasa Ketuhanan. 56

49 Dengan demikian geometri disetujui sebagai bentuk dari arsitektur religius. Le Corbusier mengatakan bahwa : Geometry is our greatest creation and we are enthralled by it. b) Bentuk Lengkung Tidak Beraturan (Biomorphic) Bentuk-bentuk biomorphic menimbulkan rasa dinamis, tidak stabil dan kadang-kadang aneh dalam kondisi tertentu, tapi bentuk biomorphic ini terlihat hidup, terutama dalam keelastisitasannya. Ciri visual bentuk : Wujud, yaitu ciri pokok yang menunjukkan bentuk, wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan dan sisi dari suatu bentuk. Dimensi, adalah panjang, lebar, dan tinggi yang menentukan proporsinya, sedangkan skalanya diperoleh dari perbandingan dengan ukuran relatif terhadap benda di sekitarnya. Warna, adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk. Warna merupakan atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya. Tekstur, karakter permukaan suatu bentuk, tekstur mempengaruhi baik perasaan kita pada waktu 57

50 menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya yang menimpa permukaan bentuk tersebut. 3 jenis bentuk dasar : Lingkaran, merupakan sederetan titik yang disusun dengan jarak yang sama dan seimbang terhadap sebuah titik. Segitiga, adalah sebuah bidang datar yang dibatasi oleh 3 sisi dan mempunyai 3 sudut. Bujur sangkar, adalah sebuah bidang datar yang mempunyai 4 buah sisi yang sama panjang dan 4 titik sudut 90o. Gambar Bentuk Dasar Ruang (Sumber : Francis DK Ching, 1991:54) Warna adalah suatu hal yang sangat vital, hubungan ini dikarenakan warna membawa misi untuk masingmasing benda yang selalu ada warna yang menyertai keberadaannya. Warna dapat membawa pesan psikologi seseorang, entah perasaan takut, ragu-ragu, berani, tenang dan sebagainya. Warna juga sering difungsikan sebagai alat untuk merekayasa suatu sehingga tampak luas atau sempit. Warna juga dipengaruhi oleh cahaya, baik cahaya alami 58

51 ataupun cahaya buatan. Warna mempengaruhi bentuk, ukuran, berat dan suhu serta ekspresi karena membawa gagasan tentang symbol. Definisi jenis warna ada 3, yaitu : Hue, warna sebagai warna meliputi warna primer, sekunder dan tersier. Value, warna sebagai pengungkapan gelap dan terang, dalam keadaan ini warna selalu dikaitkan dengan keadaan gelap dan terang. Saturation, warna sebagai suhu, dalam hal ini warna selalu berhubungan dengan aspek psikologis yang diterima oleh seseorang apakah itu terasa dingin atau sebaliknya. Pada pembagian warna terdapat 12 warna dasar yang terbagi atas warna warna primer, sekunder dan tersier. Primer Warna primer adalah warna dasar yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna warna lain. Warna primer terdiri atas warna merah, biru dan kuning. Sekunder Warna sekunder adalah warna yang diperoleh dengan mencampurkan dua warna primer. Tersier 59

52 Warna tersier adalah warna yang diperoleh dengan mencampur warna sekunder dan warna di sebelahnya pada lingkaran warna atau warna percampuran satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. 6) Sistem Keamanan a) Keamanan terahadap bahaya kebakaran Kebakaran ialah reaksi kimia (reaksi oksidasi) yang berlangsung cepat dan memancarkan panas sinar. Prinsip pemadaman kebakaran yaitu : Membatasi bahan bakar (starvation), mengurangi hingga habis, mengambil atau memindahkan. Mengurangi konsentrasi oksigen (oxygen dilution), dilakukan dengan cara mengurangi, memisahkan atau menghilangkan oksigen dari lokasi kebakaran. Mendinginkan (cooling), tujuannya mendinginkan adalah menurunkan panas, akibatnya suhu benda terbakar turun sampai titik nyala. Pemadaman tuntas, memadamkan sampai tuntas tanpa sisa. Untuk mengatasi kebakaran perlu adanya sarana pemadam kebaran/alat yang dipersiapkan untuk mengatasi adanya kebakaran. Sarana pemadam kebakaran dibedakan menjadi 3 tipe : 60

53 Alat Pemadam Api Ringan (APAR/Portabel Fire Extinguisher ) Alat pemadam yang dapat dibawa dan mampu dipakai oleh satu orang. Dipakai untuk memadamkan kebakaran kecil atau awal dari suatu kebakaran. Melihat manfaatnya yang penting diharapkan setiap orang/ khususnya yang menempati fasilitas public diharapkan bisa menggunakannya. Pemadam Api Bergerak Sistem Pemadaman Api Tetap Merupakan suatu sistem peralatan pemadam api secara dini yang dipasang secara tetap disuatu bangunan/lingkungan. b) Keamanan terhadap kejahatan Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian) diterapkan dengan sekuriti, CCTV (Close Circuit Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu). c) Keamanan terhadap Kepanikan Memperhatikan means of escape route ( pintu darurat ). Memperhatikan lebar pintu. Penempatan tanda. 61

BAB II. KAJIAN LITERATUR

BAB II. KAJIAN LITERATUR BAB II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Judul Pengertian judul Desain Interior Pusat Mainan Jakarta "dengan perencanaan dan perancangan di Jakarta, adalah sebagai berikut : 1. Desain Rancangan, rencana

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman media-media studio foto. 2. Memberikan pemahaman cara kerja media-media studio foto. 3. Memberikan pemahaman efek bayangan dari media-media studio foto.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO

PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO PERTEMUAN 13 STUDIO FOTO Saat ini banyak peralatan baru studio foto dengan beragam jenis dan kualitas yang merupakn dampak dari perkembangan teknologi fotografi. Hal ini di samping akan memudahkan pekerjaan,

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Fotografi merupakan bagian dari seni sebagai salah satu hasil karya cipta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Fotografi merupakan bagian dari seni sebagai salah satu hasil karya cipta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fotografi merupakan bagian dari seni sebagai salah satu hasil karya cipta manusia. Sejarah fotografi telah melalui sebuah perjalanan yang cukup panjang. Prinsip kerja

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi cahaya. 2. Memberikan pemahaman karakter cahaya. 3. Memberikan pemahaman arah cahaya. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) [2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. EVALUASI BANGUNAN Yaitu, penelitian yang lebih formal berdasarkan lapangan penyelidikan analitis. Evaluasi bangunan bertujuan untuk mengatasi ketepatgunaan, kemanfaatan, perubahan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK V.1 Konsep dasar VI.1 Konsep Ruang pada Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Tata Ruang adalah

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global

APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global APA ITU FOTOGRAFI menurut Evin Global Kata Fotografi diambil dari Yunani yaitu kata Fotos yang berarti sinar atau cahaya, dan Grafos yang bararti gambar. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan

Lebih terperinci

Bab IV Analisa Perancangan

Bab IV Analisa Perancangan Bab IV Analisa Perancangan 4.1 Analisa Pemilihan Tapak Kriteria Pemilihan Tapak Pasar Baru Pasar baru adalah salah satu ruang publik diantara banyak ruang publik yang ada di jakarta yang persis bersebelahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY Fotografi 2 Lighting Pendidikan Seni Rupa UNY Lighting Pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi. Tanpa cahaya maka fotografi tidak akan pernah ada. Cahaya dapat membentuk karakter pada sebuah

Lebih terperinci

Fotografi I. Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si

Fotografi I. Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si Fotografi I Oleh : A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si Kamera Berasal dari bahasa latin Camera Obscura yang berarti kamar gelap/kotak gelap (tidak tembus sinar/cahaya) Kamera foto yg paling sederhana dpt

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO GEDUNG FOTOGRAFI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR NUR MULADICA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO GEDUNG FOTOGRAFI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR NUR MULADICA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO GEDUNG FOTOGRAFI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik NUR MULADICA 21020112120020 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG 3.1 Tema Dan Gaya a. Tema Tema yang akan diterapkan pada Museum Bank Indonesia ini adalah Menemani Perjalanan Panjang Bank Indonesia.

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari sebuah aktivitas yaitu makan. Makan adalah sebuah aktivitas manusia

Lebih terperinci

PENERAPAN TEMA WARNA DI DALAM HITAM DAN PUTIH DESAIN INTERIOR PUSAT FOTOGRAFI DI SURAKARTA DENGAN GAYA MODERNISME

PENERAPAN TEMA WARNA DI DALAM HITAM DAN PUTIH DESAIN INTERIOR PUSAT FOTOGRAFI DI SURAKARTA DENGAN GAYA MODERNISME PENERAPAN TEMA WARNA DI DALAM HITAM DAN PUTIH DESAIN INTERIOR PUSAT FOTOGRAFI DI SURAKARTA DENGAN GAYA MODERNISME Rizki Nanda Distika 1, Drs. Soepono Sasongko, M.Sn 2 Ambar Mulyono, S.Sn., M.T 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari

Dasar-Dasar Fotografi. Multimedia SMKN 1 Bojongsari Dasar-Dasar Fotografi Multimedia SMKN 1 Bojongsari Pengenalan Fotografi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada fotografi. Seni fotografi pada dasarnya adalah melihat dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage

Lebih terperinci

Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia

Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia Lighting Outdoor Photography: Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia Kita semua paham, bahwa cahaya (light) adalah sahabat yang harus

Lebih terperinci

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba. ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keinginan seseorang untuk bercerita tentang suatu pengalaman ekspresi diri, peristiwa yang aktual, nostalgia, menjadikan foto sebagai media yang akurat untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN 1. A. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Desain Interior Pusat Komunitas Jeep di Sentul dengan Konsep Army Look

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di

Lebih terperinci

GALLERY PHOTOGRAPHY IN YOGYAKARTA

GALLERY PHOTOGRAPHY IN YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERIODE 111 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALLERY PHOTOGRAPHY IN YOGYAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta hiburan bagi masyarakat untuk memperoleh segala informasi mengenai sejarah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Foto Still Life dengan cahaya matahari. menginginkan efek pencahayaan. matahari (Natural Light). Namun. pada pemotretan Still Life yang

LAMPIRAN. Foto Still Life dengan cahaya matahari. menginginkan efek pencahayaan. matahari (Natural Light). Namun. pada pemotretan Still Life yang DUA Persiapan Pemotretan Still Life pada pemotretan Still Life yang menginginkan efek pencahayaan yang berbeda beda, kita bisa menggunakan cahaya buatan (Artificial Light). Keuntungan dari cahaya buatan

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI VI.1. Konsep Dasar Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Akademi dan Galeri Fotografi adalah bagaimana wujud rancangan bangunan

Lebih terperinci

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt Muhammad Shofi 3410100059 IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt DESAIN INTERIOR Desain interior adalah bidang keilmuan yang bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemenelemen

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Dari Tema Perancangan Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini menggunakan konsep bentuk menjadikan ekspresi yang mengarah kepada arsitekturalnya, tentunya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. 2

BAB I PENDAHULUAN. gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia fotografi telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Bahkan, dapat berhadapan dengan ratusan hasil fotografi yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman

Lebih terperinci

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau pesan pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan

Lebih terperinci

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret

LCC LP3I Balikpapan 20 Maret LCC LP3I Balikpapan 20 Maret 2017 Fotografi berasal dari kata photos yang artinya cahaya dan Graphos yang artinya melukis. Jadi Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet 1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan Cut Putroe Yuliana Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Perpustakaan sebagai tempat untuk belajar membutuhkan intensitas

Lebih terperinci

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA

PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA PEMOTRETAN CAGAR BUDAYA Oleh : Suparno Pembinaan Tenaga Pendaftaran Cagar Budaya Makasar, Juli 2013 PENGERTIAN PEMOTRETAN Pemotetan adalah seni dan pengetahuan yang dalam praktek kegiatannya menghasilkan

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

Oleh : Ari Bowo Sucipto

Oleh : Ari Bowo Sucipto Oleh : Ari Bowo Sucipto PENGENALAN KAMERA A. KAMERA Secara umum pengertian kamera adalah alat untuk merekam obyek, gambar, imaji melalui sebuah lubang pada lensa yang melibatkan pencahayaan disekitar obyek

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING) JENIS CAHAYA INDOOR OUTDOOR Hal.: 2 Arah cahaya Jenis Pencahayaan Cahaya Langsung (Direct Light) Cahaya yang langsung dari matahari yang paling mudah dikenali. Cahaya

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SLB TUNANETRA KHUSUS LOW VISION

BAB III KONSEP PERANCANGAN SLB TUNANETRA KHUSUS LOW VISION BAB III KONSEP PERANCANGAN SLB TUNANETRA KHUSUS LOW VISION 3.1 Konsep Penggayaan Anak berkebutuhan khusus seperti low vision dalam proses perkembangannya mengalami penyimpangan baik secara fisik, mental,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Wahyuningtyas (2011) jenis tanah di Kebun Percobaan Cikabayan merupakan Latosol. Tanah ini memiliki ciri ciri batas horizon yang samar, warna 7.5YR,4/4 (brown), remah

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN International exhibition ISACFA International Studio For Arts and Culture FSRD ALVA ISI Denpasar,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia berusaha mendokumentasikan sebuah peristiwa. Terlihat dengan adanya gambar-gambar pada dinding gua, kulit kayu, kulit binatang, relief, dan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

Jenis Etalase Toko Menurut Sistem Penataan

Jenis Etalase Toko Menurut Sistem Penataan Jenis Etalase Toko Menurut Sistem Penataan Oleh Suciati, S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI a. Etalase Sistem Terbuka Etalase sistem terbuka merupakan etalase yang sifatnya terbuka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud

Lebih terperinci

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film

Fotografi 1. Anatomi. KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film Anatomi KAMERA SLR (single-lens Reflector) Lensa & Jenis Film KAMERA Kotak kedap cahaya yang mempunyai lobang untuk meloloskan cahaya dan tempat untuk memasang film Cahaya yang masuk melalui lobang akan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci