BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan terhadap energi listrik juga meningkat. Untuk mengantisipasinya, pemerintah membuat kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi. Industrialisasi tersebut hanya bisa berjalan apabila ketersediaan energi listrik memadai (Wardhana, dkk., 1997). Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasinya, pemerintah menaikkan tegangan pada jaringan listrik. Saat ini, untuk mengatasi kebutuhan masyarakat terhadap energi listrik tersebut, telah dibangun pembangkit listrik seperti yang ada di PLTU Suralaya (Jawa barat), PLTU Paiton (Jawa Timur), dan PLTU Ujung Jati (Jawa Tengah). Selain itu, pemerintah mengizinkan kepada pihak swasta untuk menanamkan modal dalam bidang penyediaan tenaga listrik dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik tersebut. Walaupun demikian, penjualan tenaga listrik yang dihasilkan oleh swasta kepada konsumen harus tetap melalui PLN dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Wardhana, dkk., 1997). Pemenuhan kebutuhan listrik, baik kebutuhan untuk masyarakat umum maupun kebutuhan industri, pemerintah telah membangun suatu sistem

2 interkoneksi untuk transmisi listrik tegangan tinggi. Sistem interkoneksi dan transmisi tersebut sering pula dinamakan dengan sistem Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Wardhana, dkk., 1997). Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) merupakan suatu sistem untuk menyalurkan tenaga listrik pada sistem tegangan ekstra tinggi 500 kv yang terdiri atas konduktor dan direntangkan dari tiang ke tiang serta isolator sebagai penahannya. Di sekitar jaringan transmisi tersebut, timbullah suatu medan magnet yang bergantung pada besarnya arus yang mengalir dan jarak terhadap penghantar tersebut (Supardi, dkk., 2003). Situasi ini tidak jarang menimbulkan kecemasan sekelompok masyarakat yang khawatir akan efek radiasi SUTET. Berulang kali kita mendengar dan melihat protes pembangunan Saluran Udara Tegangan Eksta Tinggi (SUTET) yang dilakukan berbagai kalangan masyarakat, terutama yang wilayahnya terkena lintasan jalur SUTET. Pada mulanya, protes dipicu oleh nilai ganti rugi terhadap tanah yang dirasa tidak sesuai, akan tetapi belakangan ini protes kemudian berkembang ke arah kesehatan. Tudingan yang dilontarkan saat ini, keberadaan SUTET dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti mual dan pusing. Salah satu indikasinya, lampu neon dan lampu indikator pada tes-pen bisa menyala di bawah SUTET (Supardi, dkk. 2003). Kekhawatiran akan pengaruh buruk medan listrik dan medan magnet terhadap kesehatan dipicu oleh publikasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Werteimer dan Leeper pada tahun 1979 di Amerika Serikat. Penelitian tersebut

3 menggambarkan adanya hubungan kenaikan resiko kematian akibat kanker pada anak dengan jarak tempat tinggal yang dekat jaringan transmisi listrik bertegangan tinggi. Potensi gangguan kesehatan yang timbul akibat paparan gelombang elektromagnetik terjadi pada berbagai sistem tubuh, antara lain: sistem darah, reproduksi, saraf, kardiovaskuler, endokrin, psikologi, dan hipersensitivitas (Anies, 2006). Hal-hal tersebut di atas sangat memungkinkan untuk menyebabkan kecemasan pada penduduk yang tinggal di sekitar Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), serta kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh penduduk di daerah tersebut. Penyebab cemasnya penduduk yang tinggal di sekitar Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), antara lain disebabkan rasa cemas dan takut akan radiasi tegangan tinggi tersebut (Wardhana, dkk., 1997). Sebenarnya Islam memberi peluang mengembangkan ilmu dan pengetahuan, namun ada kalanya manusia justru menjadi cemas karena dampak dari pengembangan pengetahuan itu sendiri. Kecemasan adalah sesuatu hal yang manusiawi, namun Allah memberikan satu solusi seperti firman-nya dalam surat -orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah- d, 13:28). Ayat tersebut mengingatkan manusia agar selalu berdzikir (mengingat Allah) supaya memperoleh ketenangan, bebas dari kecemasan, dan ketakutan serta kekhawatiran.

4 Kecemasan (anxiety) adalah keadaan suasana-perasaan awal yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan. Pada manusia, kecemasan bisa jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir dan gelisah atau resah), maupun respon fisiologis tertentu. Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan datang dengan ditandai dengan adanya kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang (Barlow dan Durand, 2006). Kekhawatiran akan selalu ada sepanjang hidup, seperti kekhawatiran efek radiasi dengan mengkaji permasalahan lebih jauh, diharapkan kita memiliki kearifan mremandang SUTET dari dua aspek. Supaya masyarakat bisa lebih tenang dalam menyikapi persoalan itu. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti berminat untuk mengetahui pengaruh paparan radiasi gelombang elektromagnetik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap kecemasan penduduk. B. Perumusan Masalah Berdasarkan data dan uraian pada latar belakang tersebut di atas maka pakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara penduduk di area terpapar dengan tidak terpapar gelombang elektromagnetik Saluran udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum: Untuk mengetahui terdapatnya kecemasan pada penduduk yang tinggal di daerah yang terpapar gelombang elektromagnetik Saluran udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Tujuan Khusus: Untuk mengetahui paparan gelombang elektromagnetik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada penduduk yang tinggal di daerah SUTET. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mempunyai beberapa manfaat, antara lain: 1. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh paparan radiasi gelombang elektromagnetik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) terhadap kecemasan. 2. Bagi komunitas Dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan pemerintah terkait dengan pencegahan dan penatalaksanaan kecemasan sehingga kepentingan

6 masyarakat dan pemerintah dapat membawa hasil yang optimal terkait masalah SUTET. 3. Bagi instansi pendidikan Dapat di gunakan untuk menambah ilmu pengetahuan kedokteran psikiatri dan sebagai acuan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan kecemasan. E. Keaslian Penelitian Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan ada beberapa penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang pengaruh radiasi saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuridistia Marhenriyanto (2004) dengan judul Pengaruh Radiasi Elektromagnetik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Terhadap Kecerdasan Pada Anak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Penelitian tersebut subjeknya adalah anak-anak berusia 5-10 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Instrumen yang digunakan penelitian tersebut skala kecerdasan emosional yang disusun oleh Nurrokhmah (2000) berdasar atas pendapat Daniel Goleman,kuesioner pengumpulan data penelitian. Hasilnya penelitian menunjukkan: - paparan SUTET 500kV tidak berpengaruh terhadap tingkat IQ anak -paparan SUTET 500kV berpengaruh terhadap EQ anak.

7 2. Penelitian yang dilakukan oleh Poldo Reinaldo (2004) dengan judul Pengaruh Paparan Gelombang Elektromagnetik SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Terhadap Hitung Leukosit Individu yang Tinggal di Kawasan SUTET. Penelitian tersebut subjeknya adalah individu yang berusia tahun di kawasan SUTET Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Instrumen yang digunakan penelitian tersebut Tes lab hitung jumlah leukosit dengan skala pengukuran nominal, kuesioner pengumpulan data penelitian, termometer. Hasilnya penelitian menunjukkan hasil yang tidak bermakna antara jumlah leukosit populasi yang terpapar dan tidak terpapar SUTET. Gelombang SUTET hanya mempunyai pengaruh sebesar 1,9% terhadap jumlah leukosit. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Desatya Rossa Amygha (2004) dengan judul Pengaruh Radiasi Elektromagnetik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Terhadap Fertilitas Pasangan Usia Subur di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Penelitian tersebut subjeknya adalah pasangan suami istri yang berada pada usia subur, yaitu yang berumur tahun. Instrumen yang digunakan penelitian tersebut dengan kuesioner kepada pasangan usia subur yang tinggal di daerah SUTET, status gizi diperiksa dengan BMI(BB(kg)/TB(m). Hasilnya penelitian menunjukkan paparan gelombang elektromagnetik SUTET 500kV tidak menunjukkan efek yang bermakna terhadap fertilitas pasangan usia subur.

8 Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada subjek penelitian, instrumen dan metode penelitian yang digunakan. Subjek pada penelitian ini adalah orang dewasa, instrumen yang di gunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah TMAS (The Taylor Minnesota Anxiety Scale) dan metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.