Konflik Politik dalam Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun 2011

Transkripsi

1 Konflik Politik dalam Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun 2011 SALEH SYAHPUTRA SIREGAR Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: Diterima tanggal 17 Juli 2013/Disetujui tanggal 12 November 2013 General election is an important process in democratic countries. Therefore the general election held not only at the central level but also at regional. The village chief elections in the village Sayur Mahincat Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas held on 10 November This process raises political conflict. This study tried to describe facts about the Sayur Mahincat Village Chief Election (Pemilihan Kepala Desa) in Specifically looking at the political conflict in village chief elections. This study was conducted with field research techniques. The data analysis of this study uses qualitative analysis. There are three important things underlying the emergence of conflict in the selection of the village chief. First, there are deception in the selection process of village chief candidates; Second, the process of voters data collection have had alot of problems; Third, there are various violation of the village chief candidates during the campaign process. Keywords: Political conflict, elections, political behavior. Pendahuluan Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang membagi daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil, dengan bentuk dan susunan tingkatan pemerintahan terendah adalah desa atau kelurahan. Dalam konteks ini, pemerintahan desa adalah merupakan sub sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional yang langsung berada di bawah pemerintah kabupaten. Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Karena itu pasal 18 Undangundang Dasar 1945 antara lain menyatakan bahwa pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dalam penjelasan tersebut, antara lain dikemukakan bahwa oleh karena Negara Indonesia itu suatu eenheidsstaat, maka Indonesia tidak akan mempunyai daerah dalam lingkungannya yang bersifat staat juga. Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah propinsi dan daerah propinsi akan dibagi dalam daerah yang lebih kecil. Di daerah-daerah yang bersifat otonom atau bersifat administrasi belaka, semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undangundang. Di daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan Badan Perwakilan Daerah. Oleh karena itu, di daerah pun pemerintahan akan bersendi atas permusyawaratan. 1 Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang memiliki wewenang untuk mengatur dan 1 Haw Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh, (Jakarta: PT Raja Grafindo. 2003), hal 1. 17

2 mengurus kepentingannya sendiri berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa terbentuk dari adat dan kebudayaan bangsa Indonesia. Desa dianggap merupakan sumber dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia seperti gotong royong, musyawarah mufakat, kekeluargaan dan lainnya. Nilai nilai luhur inilah yang menjadi landasan dalam penerapan sistem Demokrasi Pancasila yang di dasari oleh pandangan dan filsafah bangsa Indonesia. Desa sebagai sumber kekuatan Pembangunan bangsa memunculkan sintesa bahwa negara Indonesia adalah negara demokrasi. Landasan falsafah dari Demokrasi Pancasila ini di dasarkan oleh musyawarah mufakat yang di wujudkan dalam bentuk rembung desa. 2 Pemerintah desa sebagai ujung tombak dalam sistem pemerintahan daerah yang berhubungan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, dikarenakan, sistem dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat didukung dan ditentukan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai bagian dari Pemerintah Daerah. Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan peraturan pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang pemerintah desa disebutkan bahwa : Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 mengenai desa yang menyangkut proses pemilihan kepala desa. dalam peraturan tersebut telah diatur mengenai proses pencalonan kepala desa hingga proses pemungutan suara dengan memperhatikan aturan budaya yang terdapat dalam desa dan peraturan yang di keluarkan 2 Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Haw Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, (Jakarta: PT Raja Grafindo. 2003), hal 3. oleh pemerintahan daerah setempat, Dengan adanya Peraturan tersebut diharapkan dalam tata pelaksanaan pemilihan kepala desa akan dapat dipatuhi dan dapat menghindari konflik yang terjadi dalam pemilihan kepala desa, dan menjamin terciptanya pemilihan yang sesuai dengan keinginan dan aspirasi rakyat dalam memilih calon kepala desa dalam memimpin desanya. 3 Sistem pemilihan kepala desa tidak terlepas dari situasi dalam perkembangan politik di tingkat desa. Dalam pemilihan kepala desa sering terjadi perebutan kekuasaan seperti yang biasanya terjadi dalam setiap putaran pemilihan umum di indonesia. Para caloncalon kepala desa melakukan berbagai cara dalam proses pemilihan kepala desa agar dapat memenangkan pemilihan dan mendapatkan kekuasaan di tingkat desa. Kekuasaan selalu ada dalam setiap proses politik yang merupakan salah satu tujuan dari setiap pemilihan pemimpin. Sehingga dalam memenangkan proses pemilihan kepala desa untuk mendapatkan kekuasaan di tingkat desa diperlukan strategi kampanye / pemenang dan pengerahan massa untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat desa. Tahapan tahapan pemilihan kepala desa yang dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat desa dapat terjadi berupa penyimpangan dalam proses pencalonan kepala desa, pengerahan massa pendukung calon kepala desa, hingga dalam proses pemungutan suara. Dengan adanya konflik yang terjadi dalam pemilihan kepala desa akan dapat merusak nilai-nilai demokrasi yang telah ada di tingkat desa semejak dahulu dan akan dapat menggangu nilai- nilai pembangunan politik di tingkat desa. Dengan terjadinya konflik dalam beberapa pemilihan kepala desa maka akan menciptakan ketidakstabilan dalam pembangunan politik di tingkat desa dalam sistem pemilihan pemimpin. Maka peraturanperaturan yang di keluarkan oleh pemerintah pusat melalui Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang proses pemilihan kepala desa untuk menciptakan otonomi desa 3 Unang Sunardjo, Pemerintahan desa dan kelurahan, (Bandung: Tarsito. 1984), hal

3 seolah-olah tidak memiliki kekuatan untuk mewujudkan sistem pemilihan yang demokrasi di tingkat desa. Dengan terjadinya beberapa konflik di beberapa desa di Indonesia. Dengan demikian menarik membahas tentang konflik dalam pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun Metode Studi ini dilakukan dengan pendekatan konflik politik. Fokusnya membahas tentang konflik dalam pemilihan kepala desa di Desa Sayur Mahincat Tahun Studi ini dilakukan dengan teknik penelitian lapangan. Analisis data studi ini menggunakan analisis kualitatif. Proses Pemilihan Pelaksanaan pemilihan kepala desa telah diatur dalam peraturan pemerintah daerah kabupaten masing-masing, begitu juga dengan pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007 tentang pedoman penyusunan dan pendayagunaan desa atau kelurahan sekaligus Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang petunjuk teknik perencanaan pembangunan desa. Tahapan tahapan pemilihan kepala desa di Kabupaten Padang Lawas meliputi : 4 (1).Tahapan pembentukan panitia pemilihan; (2).Tahapan pendataan daftar pemilih; (3).Tahapan penjaringan bakal calon dan penyeleksian calon kepala desa; (4).Tahapan kampanye calon kepala desa; (5).Tahapan pemungutan suara; (6).Tahapan penetapan calon terpilih. Pemilihan kepala desa yang berlangsung di Desa Sayur Mahincat Kecamatan Aek Nabara Barumun kabupaten Padang Lawas yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 2011 dengan beberapa tahapan pemilihan kepala desa yang dilakukan oleh penitia pemilihan dengan sesuai yang diatur dalam perundang-undangan tata cara pemilihan. (A).Tahapan Pembentukan Panitia Pemilihan 4 Pemerintah Kabupaten Padang Lawas. Kecamatan Aek Nabara barumun. Desa Sayur Mahincat Naskah RPJMDes. Padang Lawas. Kepala Desa. Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat dimulai dengan membentuk panitia pemilihan. Panitia pemilihan tidak terikat dengan pemerintahan administrasi negara seperti pemerintahan kecamatan dan pemerintahan kabupaten ataupun bersifat independen. Panitia pemilihan bersifat netral dan tidak memihak kepada salah satu calon kepala desa yang bersaing dalam proses pemilihan kepala desa. Panitia dibentuk melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sekaligus atas pertimbangan kehendek masyarakat desa untuk melaksanakan pemilihan kepala desa yang bertugas untuk menjalankan proses tahapan- tahapan pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat pada tahun Panitia pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat berjumlah 10 (Sepuluh ) orang yang terdiri dari komponen-komponen masyarakat desa yakni : a. Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) b. Pengurus perangkat desa c. Tokoh Masyarakat. Panitia pemilihan yang terpilih kemudian dilaporkan kepada kepala daerah untuk disahkan dan dilantik oleh kepala daerah untuk mendapatkan pelatihan dan pengarahan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas melalui biro pemerintahan kabupaten tersebut. Panitia pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat di bentuk pada tanggal 24 Agustus tahun 2011 yakni : 5 (1).Ketua Panitia: Pamusuk Harahap; (2).Sekretaris Panitia: Tanggal Harahap; (3).Bendahara Panitia: Imbang Raja Siregar; (4).Anggota Panitia: Pangaraon Siregar; M. Hasim Harahap; Juned Siregar; Panongonan Harahap Dalam melaksanakan proses pemilihan kepala desa, maka panitia pemilihan dibagi atas beberapa struktur jabatan dan tugas masing masing, yakni: (1). Ketua Panitia Pemilih; Ketua panitian pemilih memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan pemilihan kepala desa, sekaligus menampung aspirasi masyarakat terhadap masalah masalah yang ada dalam proses pemilihan untuk dapat 5 Wawancara Dengan Bapak Pamusuk Harahap. Sekretaris Desa Sayur Mahincat. Tanggal 27 Februari

4 diselesaikan dengan musayarawah. Ketua panitia ikut serta dalam membantu sekaligus menyelesaikan seluruh tahapan pelaksanaan pemilihan kepala desa mulai dari tahap pencalonan bakal calon kepala desa hingga proses penghitungan hasil pemungutan suara. (2). Sekretaris Panitia Pemilih. Sekretaris panitia pemilih berfungsi untuk mempersiapkan hal-hal yang menyangkut tentang administrasi yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan pemilihan kepala desa, seperti memeriksa berkas dan kelengkapan para bakal calon kepala desa dan menentukan jumlah peserta pemilih dalam pemilihan kepala desa. Sekretaris panitia pemilih bekerja sama dengan sekretaris desa Sayur Mahincat untuk menjalankan dan memahami hal-hal yang menyangkut tentang proses administrasi, seperti proses pendataan daftar pemilih dan jumlah data pemilih yang sudah ditetapkan akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas untuk dilakukan proses pencetakan surat surat ataupun berkas sekaligus daftar acara untuk pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat. (3). Bendahara Panitia Pemilih.Bendahara panitia pemilih berfungsi untuk membuat proposal tentang rumusan pendanaan yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan proses pemilihan Kepala Desa untuk diajukan kepada pemerintah Daerah Kabupaten. Dalam proposal pendanaan pelaksanaan proses pemilihan kepala desa tersebut, pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas memberikan sumbangan anggaran dana sebanyak Rp (lima juta rupiah) dan dana tersebut termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Padang Lawas 6. Adapun dana tersebut di pergunakan untuk : administrasi Kesekretariat, Persiapan Tempat Pemungutan Suara (TPS), Sosialisasi Pemilihan Kepala Desa, Transportasi Panitia dan Biaya rokok, minum ataupun biaya upah pekerja yang membantu Panitia Pemilih. (4).Anggota-Anggota Panitia Pemilih. Anggota-anggota panitia pemilihan berfungsi sebagai pembantu untuk berjalannya tahapan tahapan proses pemilihan kepala desa dengan 6 Wawancara Dengan Bapak Raja Imbang Siregar. Bendahara Panitia Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat. Tanggal 27 Februari 2013 baik. Adapun tahapan- tahapan yang dilakukan panitia pemilihan adalah membantu proses pendataan pemilih, penelitian bakal calon, persiapan tempat pemungutan suara dan proses pemungutan suara hingga proses rekapitulasi hasil pemungutan suara. (B).Tahapan Pendataan Pemilih. Tahapan yang dilakukan oleh panitia pemilihan dalam proses pelaksananaan pemilihan kepala desa adalah melakukan pendataan daftar peserta pemilih. Dalam penyusunan daftar pemilih dilakukan dengan beberapa tahapan proses pendataan yakni: 7 (1).Melakukan pendataan yang dilakukan dari rumah ke rumah selama 10 (sepuluh) hari, yakni pada tanggal 28 Agustus sampai tanggal 6 September yang di bantu oleh Kepala Dusun. Proses pendataan pemilih yang sudah terdaftar diberikan tanda bukti pendaftaran dan daftar pemilih sementara di umumkan kepada masyarakat dengan menempelkan daftar pemilih sementara di balai desa dan di setiap rumah kepala dusun; (2).Penentuan daftar pemilih sementara yang telah diumumkan kepada masyarakat diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan dan klarifikasi mengenai pemilih yang tidak terdaftar, terdaftar ganda dan pemilih yang sudah meninggal dunia atau tidak berdomisili di Desa Sayur Mahincat. Tahapan klarifikasi dilakukan oleh panitia pemilih selama 3 hari, yaitu tanggal 11 sampai 13 September 2011 dengan cara menempelkan di balai desa, disetiap rumah kepala dusun dan ditempelkan di beberapa pepohonan yang ada di tepi jalan desa dengan tujuan untuk mendapatkan tanggapan dari masyarakat yang tidak terdaftar agar melaporkan diri kepada kepala dusun dan panitia pemilihan. Jumlah rekapitulasi pemilih sementara berdasarkan jenis kelamin yakni dapat dilihat pada tabel 3.1. (3). Setelah masa pengumuman tahapan klarifikasi berakhir maka daftar pemilih sementara diperbaiki dan ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap yang disahkan oleh ketua panitia. Kemudian daftar pemilihan tetap tersebut diumumkan di balai desa pada tanggal 17 sampai 18 September Daftar pemilih tetap tersebut di laporkan kepada Pemerintah Daerah Kabupa- 7 Arsip Sekretaris Panitia Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun

5 ten, Pemerintah Desa, Camat dan Badan Permusyawaratan Desa. Setelah masa klarifikasi dilakukan oleh panitia pemilih, maka jumlah pemilih bertambah menjadi: 8 Tabel 3.1. Rekapitulasi Jumlah Pemilih Sementara Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun 2011 NO JENIS KELAMIN JUMLAH 1 Laki-laki Wanita 137 Jumlah 253 Sumber: Wawancara Dengan Bapak Tanggal Harahap Pada tahap pemilihan dan pemungutan suara, masyarakat desa yang akan mengikuti proses pemilihan dan pemungutan suara tersebut harus membawa surat undangan yang telah diberikan oleh panitia pemilih dan panitia akan memberikan surat suara calon kepala desa kepada masyarakat yang berisikan tanda gambar dan lambang peserta calon kepala desa agar masyarakat mencoblos salah satu tanda gambar yang berada pada surat suara tersebut dan dimasukkan kedalam kotak suara yang telah disediakan oleh panitia pemilih. Pemilihan dan pemungutan suara dilaksanakan pada tanggal 10 November 2011, yang dimulai pada pukul sampai WIB, Yang dihadiri oleh panitia pemilihan, calon kepala desa beserta saksi dari calon kepala desa sekaligus tim pemantau dan masyarakat Desa Sayur Mahincat. 9 Sebelum berlangsungnya proses pemilihan dan pemungutan suara panitia pemilihan harus mempersiapkan perlengkapan untuk proses pemilihan dan pemungutan suara sekaligus menjelaskan terlebih dahulu kepada masyarakat tentang bagaimana tata cara proses pemilihan dan pemungutan suara tersebut, kemudian panitia pemilihan mempersilahkan masyarakat ataupun peserta pemilih untuk melakukan proses pemilihan secara bergantian dan memberikan tanda tinta kepada masyarakat yang telah melakukan proses 8 Wawancara Dengan Bapak Tanggal Harahap. Sekretaris Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun Tanggal 1-2 Maret Wawancara Dengan Bapak Hasim Harahap. Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun Tanggal 9 Maret 2013 pemilihan tersebut, agar proses pemilihan dan pemungutan suara dapat berjalan dengan baik. Perlengkapan yang telah dipersiapkan oleh panitia pemilih untuk proses pemilihan dan pemungutan suara di Desa Sayur Mahincat, yakni : 1. Penentuan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang mudah untuk dijangkau masyarakat secara langsung, bebas dan rahasia 2. Perlengkapan surat suara dan kotak surat suara Penjelasan panitia pemilihan tentang suara yang dianggap sah dalam proses pemilihan dan pemungutan suara terhadap masyarakat ataupun peserta pemilih yakni : 1. Surat suara sudah ditandatangani oleh panitia pemilih 2. Tanda coblos dilakukan hanya pada satu tanda gambar. Tempat Pemungutan suara (TPS) dilaksanakan di BPS Desa Sayur Mahincat. Sebelum melaksanakan pemilihan dan pemungutan suara, panitia harus melakukan beberapa hal, yakni : 1. Pembukaan kotak suara. 2. Pengeluaran seluruh isi kotak suara. 3. Pengidentifikasi jenis dokumen dan peralatan 4. Penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan. Setelah proses pemilihan dan pemungutan suara telah dilaksanakan maka panitia pemilihan melakukan penghitungan suara secara terbuka dan transparan yang dapat disaksikan masyarakat Desa Sayur Mahincat sekaligus dihadiri oleh saksi dan pemantau dari calon kepala desa dengan membawa surat keterangan dan mandat sekaligus dapat mengajukan keberatan terhadap penitia pemilihan apabila terjadi proses perhitungan suara yang salah ataupun keliru dalam pemilihan dan pemungutan suara dan jika benar maka panitia pemilihan harus melakukan penghitungan suara ulang. Sebelum melakukan proses perhitungan suara maka panitia pemilihan harus melakukan beberapa hal, yakni : (1).Menghitung jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS; (2).Menghitung 21

6 Jumlah surat suara yang tidak terpakai; (3).Menghitung Jumlah suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru. Hasil rekapitulasi proses pemungutan suara yang dilakukan dalam pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun 2011 menunjukkan bahwa yang memenangkan pemilihan Kepala Desa tersebut adalah ABD Hakim Harahap. Menurut dari beberapa warga dan tokoh masyarakat dan salah satunya Bapak Ali Azis Siregar 10. Terpilihnya Bapak ABD Hakim Harahap sebagai Kepala Desa Sayur Mahincat dikarenakan visi misi dan program yang ditawarkan Bapak Hakim tersebut lebih menyentuh dan meyakinkan masyarakat sekaligus Bapak Hakim Harahap lebih dikenal oleh warga masyarakat dibandingkan dengan Bapak Arman Harahap sekaligus dikarenakan faktor kedekatannya terhadap masyarakat. Munculnya Konflik dalam Pemilihan Kepala Desa Dalam setiap pemilihan baik itu Pemilu dan Pilkada pasti akan mengundang suatu masalah bahkan juga akan menimbulkan suatu konflik perpecahan antara tokoh elit politik sekaligus antara masyarakat pendukung dikarenakan perbedaan ideologi dan kepentingan. Begitu juga dalam Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat yang dilaksanakan pada tanggal 10 November Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya konflik dalam proses pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat tersebut. Pertama, adanya pelanggaran dalam penjaringan bakal calon Kepala Desa. Dalam proses penjaringan bakal calon kepala desa yang dilakukan oleh panitia pemilihan terdapat salah satu bakal calon yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga tidak dapat untuk menjadi salah satu calon Kepala Desa di Sayur Mahincat yaitu Bapak Mora Malim Daulay. Seperti penuturan Bapak Hasim Harahap : 10 Wawancara Dengan Bapak Ali Azis Siregar. Warga Masyarakat Desa Sayur Mahincat. Tanggal 14 Maret Adapun persyaratan yang menjadi kendala bagi Bapak Mora Malim Daulay untuk menjadi calon Kepala Desa menurut panitia pemilih adalah bahwa bapak Mora Malim Daulay tidak bertempat tinggal di Desa Sayur Mahincat selama lebih dari 10 tahun berturut-turut dan juga kurang mengenal desa tersebut secara rinci dan keseluruhan meskipun Bapak Mora Malim Daulay tersebut lahir di Desa Sayur Mahincat.. 11 Dalam proses penjaringan Bakal calon tersebut terjadi protes yang dilakukan oleh basis massa yang mendukung Bapak Mora Malim Daulay kepada panitia pemilihan kepala desa dibalai Desa Sayur Mahincat dengan mengadakan unjuk rasa yang bertujuan untuk dapat mensahkan Bapak Mora Malim Daulay sebagai salah satu calon kepala Desa Sayur Mahincat dan ikut serta dalam proses pemilihan kepala desa tersebut. Masyarakat yang melakukan unjuk rasa tersebut beranggapan bahwa kegagalan Bapak Mora Malim Daulay dalam tahap penjaringan bakal calon bukan hanya disebabkan kegagalan dalam persyaratan yang diungkapkan panitia pemilihan tersebut, akan tetapi dikarenakan adanya kerja sama antara salah satu calon kepala desa dengan ketua panitia pemilihan yang bertujuan untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok. Sementara Bapak Pamusuk Harahap sebagai ketua panitia pemilihan, mengatakan bahwa kegagalan Bapak Mora Malim Daulay dalam tahap penjaringan bakal calon tidak seperti anggapan masyarakat yang merupakan basis massa pendukung Mora Malim Daulay. Akan tetapi dikarenakan Bapak Mora Malim Daulay memang benar-benar tidak dapat memenuhi salah satu persyaratan yang sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku. Beliau juga mengatakan, permasalahan ini terjadi akibat kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh panitia pemilihan terhadap masyarakat Desa Sayur Mahincat tentang syarat-syarat untuk menjadi salah satu calon kepala desa sehingga masyarakat desa salah persepsi terhadap panitia pemilihan dan masyarakat terlalu mudah terpengaruh tanpa tau sebab akibat permasalahan tersebut dengan jelas yang sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku. 11 Wawancara dengan Bapak Hasim Harahap (Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun 2011), tanggal 21 Maret 2013, pukul , di Desa Sayur Mahincat. 22

7 Panitia dan pemerintah desa dalam hal penjaringan bakal calon kepala desa kurang melakukan sosialisasi terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku kepada masyarakat sehingga bakal calon kepala desa tersebut kurang mengetahui syarat-syarat yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Panitia pemilihan kepala desa juga kurang mengetahui tentang syarat-syarat mengenai tata cara pencalonan kepala desa dalam proses pemilihan kepala desa yang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam permasalah yang terjadi pada proses penjaringan bakal calon tersebut, merupakan suatu hal yang penting bagi seluruh pemerintahan desa dan masyarakat desa untuk suatu cerminan sekaligus pelajaran agar proses pemilihan kepala desa dapat berjalan dengan baik. Kedua, proses pendataan pemilih yang tidak berjalan dengan baik. Dalam pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat terdapat permasalahan dalam hal pendataan daftar pemilih, yaitu masih adanya beberapa masyarakat Desa Sayur Mahincat yang tidak terdaftar oleh panitia pemilih dalam pemilihan Kepala Desa tersebut. Pendataan pemilih yang dilakukan oleh panitia pemilih masih tidak berjalan dengan baik sesuai dengan kinerja dan ketentuan yang berlaku di beberapa dusun yang ada di Desa Sayur Mahincat. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap salah satu masyarakat desa yang ada di dusun Desa Sayur Mahincat yaitu, Bapak Guntur Siregar yang berada di Dusun 3 (tiga) berikut penuturan Beliau :... bahwa penitia pemilihan tidak melakukan pendataan dengan baik secara rumah ke rumah, dikarenakan masih ada terdapat masyarakat desa yang berada di dusun 3 tidak terdaftar sebagai pemilih dalam pemilihan kepala desa. Contohnya salah satu anak pak Guntur Siregar yang bernama Adi Panongonan Siregar tidak terdaftar sebagai pemilih dalam pemilihan kepala desa tersebut.. 12 Proses pendataan pemilih yang tidak berjalan dengan baik tersebut menimbulkan suatu masalah dan memicu konflik dalam masyarakat 12 Wawancara dengan Bapak Guntur Siregar (Tokoh Masyarakat Desa Sayur Mahincat), tanggal 23 Maret 2013, pukul , di Desa Sayur Mahincat. desa sekaligus antara massa pandukung calon kepala desa yang semakin berkembang dengan adanya isu massa dari pendukung calon Kepala Desa Arman Harahap yang tidak terdaftar sebagai pemilih dalam pemilihan kepala desa tersebut yang disebabkan adanya pengaruh kekeluargaan dan kerja sama antara Bapak ABD Hakim Harahap sebagai salah satu calon Kepala desa dengan Bapak Pamusuk Harahap sebagai Ketua Panitia Pemilihan. Permasalahan pendataan pemilih yang terjadi dalam pemilihan kepala Desa Sayur Mahincat memang diakui oleh Bapak Pamusuk Harahap sebagai ketua panitia pemilihan. Masalah yang terjadi dalam pendataan pemilih tersebut diakibat adanya kelalaian dari beberapa kepala dusun yang melakukan pendataan pemilih di dusun masing masing yang tidak melakukan pendataan pemilih tersebut secara langsung dengan rumah ke rumah, namun hanya melakukan pendataan pemilih dengan cara melihat dan menggunakan data penduduk lama yang berasal dari perangkat desa. Sehingga terdapat masyarakat yang tidak terdaftar sebagai pemilih dan mengakibatkan kekecewaan terhadap masyarakat Desa Sayur Mahincat. Kurangnya partisipasi dan ketidak pedulian masyarakat dalam melakukan pemeriksaan terhadap daftar sebagai pemilih di balai desa dan tidak melaporkannya kepada panitia pemilih atau kepada kepala dusun tersebut diakui oleh salah satu tokoh masyarakat yaitu Bapak Haji Muklis Siregar, ia mengakui bahwa pada saat pendataan pemilih yang dilakukan oleh panitia pemilih, ia tidak berada dirumah ataupun dikediamannya dan tidak melakukan pemeriksaan daftar pemilih di balai desa sekaligus tidak melaporkan kepala panitia pemilih dan kepada kepala dusun. Akibat dari permasalahan pendataan pemilih dalam pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat tersebut menimbulkan konflik yang terjadi terhadap beberapa masyarakat dengan melakukan aksi unjuk rasa yang dilakukan di Balai desa dengan pengamanan dari pihak kepolisian yang hampir menimbulkan perpecahan dalam masyarakat antara pendukung kedua calon kepala desa tersebut. Akan tetapi permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan musyawarah yang dilakukan oleh panitia pemilih, aparat peme- 23

8 rintah desa, kecamatan dan pemerintah daerah sekaligus masyarakat desa tersebut dengan tetap berpegang kepada hasil dari daftar pemilih tetap yang telah disahkan oleh panitia. Ketiga, ditemukannya bentuk pelanggaran dalam kampanye calon Kepala Desa. Kegiatan kampanye dalam pemilihan kepala Desa Sayur Mahincat Tahun 2011 terdapat beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh caloncalon kepala desa sekaligus tim pemenang dan tim sukses calon kepala desa pada masa kegiatan kampanye. Pelanggaran tersebut dalam bentuk kampanye negatif (negative campaing) dengan cara melakukan penghasutan yang dilakukan oleh tim pendukung calon kepala desa kepada masyarakat Desa Sayur Mahincat. Adapun penghasutan yang dilakukan dengan cara menjelek-jelekkan calon kepala desa lain bila terpilih menjadi kepala desa agar masyarakat tidak memilih kepala desa yang dia jelek-jelekan tersebut. Seperti penuturan Bapak Baginda Perlindungan Daulay: bahwa penghasutan terhadap masyarakat dengan menjelek-jelekan salah satu calon kepala desa yang dilakukan calon kepala desa yang lainnya memang ada dan termasuk Bapak Baginda Perlindungan Daulay tersebut salah satu masyarakat yang merasakan dan mendengar secara langsung hasutan tersebut.. 13 Pelanggaran dalam kampanye pemilihan kepala Desa Sayur Mahincat Tahun 2011 juga terjadi dalam bentuk pemberian uang terhadap masyarakat secara langsung (money politic). Bahwa pada saat kegiatan kampanye dalam pemilihan kepala desa, ada salah satu calon kepala desa yang memberikan uang secara langsung terhadap masyarakat sejumlah Rp perorang dengan tujuan agar masyarakat mau memilihnya dalam pemilihan kepala desa tersebut. Sementara ketua panitia pemilihan mengakui memang adanya pelanggaran-pelanggaran dalam kegiatan kampaye pemilihan kepala Desa Sayur Mahincat. Pelanggaran tersebut terjadi disebabkan kurangnya pengawasan 13 Wawancara dengan Bapak Baginda Parlindungan (Tokoh Masyarakat Desa Sayur Mahincat) tanggal 30 Maret 2013, pukul , di Desa Sayur Mahincat. yang dilakukan oleh panitia pemilihan dan dikarenakan keterbatasan anggota dalam panitia pemilihan, sehingga pengawasan kegiatan kampanye hanya dilakukan apabila mendapatkan secara langsung laporan dari masyarakat desa dan kepada pihak calon kepala desa yang melakukan pelanggaranpelanggaran dalam kegiatan kampanye diberikan sanksi berupa teguran. Penutup Konflik merupakan suatu hal yang dianggap serius dalam suatu proses pemilihan Kepala Desa. Dalam hal ini, konflik di Desa Sayur Mahincat terjadi dalam pemilihan kepala desa tahun Adapun yang melatarbelakangi munculnya konflik dalam pemilihan Kepala Desa tersebut antara lain karena adanya pelanggaran dalam penjaringan bakal calon Kepala Desa. Selain itu karena adanya proses pendataan pemilih yang tidak berjalan dengan baik dan ditemukannya bentuk pelanggaran dalam kampanye calon Kepala Desa. Daftar Pustaka Arsip Sekretaris Panitia Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun Pemerintah Kabupaten Padang Lawas. Kecamatan Aek Nabara barumun. Desa Sayur Mahincat Naskah RPJMDes. Padang Lawas. Sunardjo, Unang Pemerintahan desa dan kelurahan. Bandung: Tarsito. Wawancara Dengan Bapak Ali Azis Siregar. Warga Masyarakat Desa Sayur Mahincat. Tanggal 14 Maret 2013 Wawancara dengan Bapak Baginda Parlindungan (Tokoh Masyarakat Desa Sayur Mahincat) tanggal 30 Maret 2013,pukul , di Desa Sayur Mahincat. Wawancara dengan Bapak Guntur Siregar (Tokoh Masyarakat Desa Sayur Mahincat), tanggal 23 Maret 2013, pukul , di Desa Sayur Mahincat. Wawancara dengan Bapak Hasim Harahap (Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun 2011), tanggal 21 Maret 2013, pukul , di Desa Sayur Mahincat. Wawancara Dengan Bapak Pamusuk Harahap. Sekretaris Desa Sayur Mahincat. Tanggal 27 Februari Wawancara Dengan Bapak Raja Imbang Siregar. Bendahara Panitia Pemilihan Kepala Desa 24

9 Sayur Mahincat. Tanggal 27 Februari Wawancara Dengan Bapak Tanggal Harahap. Sekretaris Pemilihan Kepala Desa Sayur Mahincat Tahun Tanggal 1-2 Maret Widjaja, Haw Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh. Jakarta: PT Raja Grafindo. 25