PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH"

Transkripsi

1 PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi terhadap Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon) Oleh: Eka Novianto Guru SMA Negeri 6 Cirebon ABSTRAK Dalam upaya meningkatkan produktivitasnya, sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi produktivitas tersebut di antaranya adalah kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah. Sebagai seorang yang visioner, kepala sekolah harus mampu merumuskan, menciptakan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan, serta mengimplementasikan visinya. Iklim sekolah perlu dijaga dengan baik agar setiap warga sekolah dapat melaksanakan perannya dengan nyaman sehingga produktivitas sekolah dapat tercapai dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana gambaran kepemimpinan visioner kepala sekolah pada SMP di Kota Cirebon?; ) Bagaimana gambaran iklim sekolah pada SMP di Kota Cirebon?; 3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon?; 4) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?; 5) Seberapa besar pengaruh iklim organisasi SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?; 6) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah?. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 91 responden guru Sekolah Menengah Pertama yang tersebar di Kota Cirebon. Teknik pengolahan data yang digunakan adalahperhitungan rata-rata variabel, uji normalitas, analisis korelasi, dan analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukan pada variabel kepemimpinan visioner kepala sekolah memiliki kriteria baik, variabel iklim organisasi sekolah memiliki kriteria sangat baik, dan variabel produktivitas sekolah memiliki kriteria baik. Pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi sedang, pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat, serta pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat. Rekomendasi dari penelitian ini bagi para kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam mensosialisasikan, membuat ukuran ketercapaian dari sosialisasi visinya tersebut, serta meningkatkan iklim sekolah yang baik. Bagi guru diharapkan agar saling membantu sesama guru, menggunakan waktu secara efisien, terlibat aktif di komite secara sukarela, serta menjaga iklim sekolah agar tercipta iklim yang sehat dan terbuka. Kata kunci: Kepemimpinan visioner, Iklim Organisasi, Produktivitas sekolah PENDAHULUAN Produktivitas sekolah merupakan wujud dari produktivitas pendidikan dalam skala persekolahan. Tujuan diselenggarakannya pendidikan secara institusional adalah untuk meningkatkan produktivitas pendidikan. Undang-Undang No 0 tahun 003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan 10

2 potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional diharapkan mampu mencetak manusia yang beriman dan bertaqwa yang memiliki intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Ukuran produtivitas sekolah tidak hanya diartikan sebagai perbandingan antara masukan dengan keluaran dalam periode tertentu, tetapi sekolah yang produktif juga harus memperhatikan kualitas produksinya, dalam hal ini kualitas siswanya. Produktivitas merupakan rasio input-output dalam periode tertentu dengan mempertimbangkan kualitas. Peningkatan produktivitas sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya peran kepala sekolah, masyarakat, guru, dan organisasi sekolah itu sendiri. Dalam upaya peningkatan produktivitasnya, sekolah perlu dikelola dengan baik sehingga mampu menghasilkan lulusan yang bermutu sehingga memiliki daya saing tinggi. Pengelolaan sekolah tersebut berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas dalam menggerakkan sendi-sendi organisasi agar tujuan pendidikan sekolah dapat dicapai secara maksimal. Mulyasa (006: 39) menyatakan bahwa kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah. Kepala sekolah harus memiliki pandangan jauh ke depan dan harus mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang sehingga mampu menyiasati langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut. Selain kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah juga berpengaruh terhadap produktivitas sekolah. Iklim sekolah yang kondusif akan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan suasana belajar yang kondusif akan mampu menciptakan sekolah menjadi produktif. Setiap sekolah membutuhkan kondisi yang kondusif, aman, dan nyaman agar mampu menyelenggarakan pendidikan dengan baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut tentunya hubungan yang harmonis harus senantiasa terjalin dengan baik, baik itu secara intern maupun ekstern. Hubungan intern diartikan sebagai hubungan antara warga sekolah dengan warga sekolah, sedangkan hubungan ekstern diartikan sebagai hubungan antara warga sekolah dengan masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, penyusun ingin mengkaji hal tersebut lebih dalam melalui sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas SMP di Kota Cirebon. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana gambaran kepemimpinan visioner kepala sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, () Bagaimana gambaran iklim sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, (3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon?, (4) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?, (5) Seberapa besar pengaruh iklim organisasi SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?, (6) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah di Kota Cirebon terhadap produktivitas SMP di Kota Cirebon?. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran secara empiris mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: 1) Memberikan gambaran deskriptif tentang kepemimpinan visioner kepala sekolah pada SMP di Kota Cirebon. ) Memberikan gambaran deskriptif tentang iklim sekolah pada SMP di Kota Cirebon. 11

3 3) Memberikan gambaran deskriptif tentang produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon. 4) Besarnya pengaruh kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah. 5) Besarnya pengaruh iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas sekolah. 6) Besarnya pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan Iklim organisasi sekolah SMP di Kota Cirebon terhadap produktivitas pada SMP di Kota Cirebon. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang didasarkan pada paradigma positivistik yang berlandaskan pada asumsi mengenai obyek secara empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 011: 1). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Melalui penerapan metode deskriptif diharapkan peneliti mendapatkan informasi yang tepat serta gambaran korelasi dari variabel penelitian yaitu kepemimpinan visioner (X 1 ), iklim organisasi (X ), terhadap produktivitas sekolah (Y) di lingkungan Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon. Tehnik Pengumpulan Data 1) Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai cara dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dan mencatat hal-hal yang dianggap penting dari berbagai sumber terpercaya baik yang diperoleh dari instansi yang diteliti maupun instansi lain yang berkaitan dengan penelitian. Studi dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data langsung dari instansi yang diteliti yang meliputi buku-buku, laporan kegiatan, laporan prestasi sekolah yang relevan dengan fokus penelitian. ) Teknik Angket Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diajukan kepada responden sebagai sampel penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini mempergunakan angket berstruktur (angket tertutup) yang berisikan kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia. Melalui teknik model kuisioner ini akan diperoleh data-data berupa jawaban atas sejumlah pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan merupakan penjabaran dari variabel produktivitas sekolah (Y), kepemimpin visioner kepala sekolah (X1), dan iklim organisasi sekolah (X). Teknik Pengolahan Data 1) Uji Validitas Riduwan (007: ) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau keshahihan suatu alat ukur. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Menurut sugiyono (006:3) Uji validitas adalah Suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu 1

4 instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Untuk koefisien validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan pearson. Rumus pengujian validitas adalah sebagai berikut: r xy N XY ( X )( Y ) [ N X ( X ) ][ N Y ( Y ) ] r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya responden X = skor tiap item angket Y = skor total angket Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut menunjukan valid atau tidaknya, dilanjutkan dengan uji-t, dengan rumus: t hitung r n 1 r t = Nilai t r = Koefisien korelasi r hitung n = jumlah responden Dengan kriteria uji : jika t hitung > t tabel atau jika nilai Sig.(-tailed) < maka butir angket tersebut dikatakan valid. ) Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono (005:) Pengertian Reliabilitas adalah Serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Mengenai reliabilitas, untuk mengukur reliabilitas angket, digunakan rumus Cronbach Alpha : n i 11 1 n 1 t r (Suharsimi Arikunto, 00 : 109) Keterangan : r 11 = reliabilitas angket yang dicari 13

5 n i = banyaknya item dalam angket Jumlah varians skor tiap item t Varian total Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas ini digunakan tolak ukur dari Guilford. (Ruseffendi, 1994 : 144), yaitu : Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi (r) Interpretasi 0,00 r < 0,0 0,0 r < 0,40 0,40 r < 0,60 0,60 r < 0,80 0,80 r 1,00 Kecil Rendah Sedang/Cukup Tinggi Sangat tinggi Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha terhadap instrument yang disusun. Yaitu : r n n 1 n i Tingginya koefisien korelasi (mendekati angka 1) menunjukkan kuesioner yang diujicobakan reliabel digunakan sebagai instrumen pengumpul data penelitian. 1. Populasi Penelitian Yang menjadi populasi dakam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta yang ada di Kota Cirebon yang berstatus PNS dan Non-PNS berjumlah 119 orang.. Sampel Penelitian Dalam memberikan kemudahan proses pengambilan sampel dengan menentukan besarnya ukuran sampel, menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, dkk, 008: 44), sebagai berikut: N n = Di mana: Nd + 1 n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau 0.1 Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh sampel sejumlah 91 orang. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengolahan data gambaran empirik dari variabel Kepemimpinan Visioner Kepala (X 1 ) dan Iklim Organisasi Sekolah (X ) terhadap Produktivitas sekolah SMP di Kota Cirebon (Y) berdasarkan hasil angket kepada 91 responden sebagai berikut: Hipotesis Koefisien korelasi R Determinasi Faktor lain 1 0,403 0,16 16,% 83,8% 0,758 0,574 57,4% 4,6% 3 0,758 0,575 57,5% 4,5% 1. Gambaran Kepemimpinan Visioner Kepala SMP di Kota Cirebon St Si 14

6 Secara umum kepemimpinan kepala SMP di Kota Cirebon sudah baik, hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh yaitu 3,88 berada pada kriteria baik. Kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon terlihat dari bagaimana kepala SMP memiliki kemampuan merumuskan visi, menciptakan visi, mengkomunikasi visi, mensosialisasikan visi, mentransformasikan visi dan mengimplementasikan visi. Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan/mensosialisasikan/mentransformasikan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil (Engkoswara, 011: 195). Dalam prakteknya kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon lebih menonjol dalam hal kemampuan menciptakan visi, sedangkan kemampuan yang kurang optimal dan paling rendah dibandingkan kemampuan lainnya adalah dalam hal kemampuan mensosialisasikan visi.. Gambaran Iklim Organisasi Sekolah pada SMP di Kota Cirebon Secara umum iklim sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon sudah sangat baik, hal ini terlihat dari tiga dimensi yang dimiliki rata-rata sangat baik yaitu dari iklim keterbukaan organisasi, iklim kesehatan organisasi, dan iklim kewarganegaraan/ kemasyarakatan. Dari ketiga dimensi tersebut, Iklim keterbukaan organisasi memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,0 berada pada kriteria sangat baik, sedangkan terendah adalah iklim kewarganegaraan/ kemasyarakatan dengan nilai rata-rata 3,86 berada pada kriteria baik. Iklim organisasi terbuka diartikan sebagai adanya keterbukaan dalam hubungan di lingkungan organisasi, khususnya di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari bagaimana adanya perilaku suportif dari kepala sekolah, perilaku directive kepala sekolah, perilaku kolegial kepala sekolah, perilaku intim guru, dan mengacu pada fokus kegiatan professional guru. Iklim organisasi yang sehat terlihat dari bagaimana dua level utama yaitu level kelembagaan dan level manajerial. Dari sisi kelembagaan, organisasi sekolah sudah mampu melindungi diri secara sukses dari berbagai tekanan kekuatan eksternal yang merugikan kelembagaan. Banyak sekali berbagai organisasi sekolah yang tidak mampu menghadapi berbagai tekanan dari eksternal sekolah, sehingga sering terjadinya berbagai ragam konplik yang pada akhirnya dapat merugikan sekolah. Dalam iklim yang sehat pada level manajerial, terlihat dari bagaimana perilaku kepala sekolah yang persuasif, bersahabat, rasa saling percaya dan berbagi tanggung jawab antara seluruh komponen sekolah sudah sangat baik. Dimensi yang ketiga adalah iklim kewarganegaraan/ kemasyarakatan. Iklim kewarganegaraan adalah dimana guru umumnya berperilaku dengan cara yang bermanfaat. Mereka biasanya mementingkan kepentingan orang lain, bersikap hati-hati, bersikap sportif, menunjukan rasa hormat, serta berprilaku baik. 3. Gambaran Produktivitas Sekolah pada SMP di Kota Cirebon Gambaran produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon sudah baik, hal ini terlihat dari bagaimana dimensi fungsi administrasi (the administration production function) yang diarahkan untuk memberikan kepuasan bagi guru, siswa dan masyarakat, fungsi psikologi (the psychologyst s production function) dan fungsi ekonomi (the economist s production function) sudah sangat baik. Dari tiga dimensi produktivitas sekolah yang tertinggi adalah pada fungsi administrasi (the administration production function) yang diarahkan untuk memberikan kepuasan bagi guru, siswa dan masyarakat dengan nilai ratarata 4,5 berada kriteria sangat baik. Sedangkan nilai yang terkecil adalah fungsi ekonomi (the economist s production function) dengan nilai 3,73 berada pada kriteria baik. Dalam komponen the administration production function (PF1) yang diarahkan untuk 15

7 memberikan kepuasan bagi guru, siswa dan masyarakat diuraikan pada lima indiaktor yaitu tangibles, reliability, responsivenees, assurance, dan empathy. Dari kelima sub indikator tersebut, sub indikator empathy memiliki nilai rata-rata yang tertinggi yaitu 4,38 berada pada kriteria sangat baik, sedangkan sub indikator terendah adalah reliability dengan nilai 4,08 berada pada kriteria sangat baik. 4. Pengaruh Variabel Kepemimpinan Visioner Kepala SMP (X 1 ) terhadap Produktivitas sekolah (Y) di Kota Cirebon. Kepemimpinan merupakan jenis kegiatan manajerial terbatas yang memusatkan perhatian terhadap interaksi antar pribadi, antar pemimpin dan satu atau lebih bawahan dengan maksud memperbesar efektifitas organisasi (Dale,00:58). Dengan kepemimpinan yang baik dapat memicu terjadinya peningkatan produktivitas sekolah yang baik pula. Pengaruh kepemimpinan visioner kepala SMP terhadap produktivitas sekolah di Kota Cirebon memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,403 berada pada tingkatan sedang. Nilai determinasi yang dihasilkan adalah 16,% artinya bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner sebesar 16,% dan sisanya 83,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai regresi yang dihasilkan Ῠ = 71,04 + 0,403 X 1 artinya bahwa dengan adanya kenaikan satu variabel dari kepemimpinan visioner dapat meningkatkan produktivitas sekolah sebesar 0,403. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di ketahui bahwa kepemimpinan visioner kapala sekolah berpengaruh terhadap produktivitas sekolah hanya sebesar 16,% saja, dan sisanya 83,8% adalah faktor lain. Hal ini menunjukan bahwa produktivitas sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah saja, masih banyak faktor lain yang tidak diteliti dapat mempengaruhi produktivitas sekolah. Dengan demikian sangatlah wajar ketika Mali (Engkoswara, 011: 4) menempatkan bahwa dari empat level yang disebutkan sebagai faktor yang mempengaruhi produktivitas sekolah, Mali menempatkan kepemimpinan kepala sekolah pada level kedua. 5. Pengaruh Variabel Iklim Organisasi Sekolah (X ) terhadap Produktivitas Sekolah (Y) pada SMP di Kota Cirebon. The set of internal characteristics that distinguish one school from another and influence the behavior of each school s members is the organizational climate (Hoy & Miskey, 008: 198). Hoy & Miskey menjelaskan bahwa Iklim sekolah merupakan himpunan karakteristik internal yang membedakan satu sekolah dari sekolah lainnya dan mempengaruhi masing-masing anggota sekolahnya. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi tentang pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap produktivitas sekolah, di mana iklim sekolah lebih ditekankan terhadap perilaku iklim keterbukaan yang dilihat dari perilaku kepala sekolah dan perilaku guru, iklim organisasi sehat dan iklim kewarganegaraan yang terjadi di sekolah. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Kota Cirebon, pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah di Kota Cirebon memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,758 berada pada tingkatan kuat. Nilai determinasi yang dihasilkan adalah 57,4% artinya bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh iklim organisasi sebsar 57,4 % dan sisanya 4,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai regresi Y = 1,558+ 0,758 X peningkatan satu variabel iklim organisasi dapat meningkatkan produktivitas sekolah sebesar 0,758. Iklim sekolah menjadi salah satu pendorong terjadinya peningkatan dalam produktivitas sekolah, bahkan dalam penelitian ini ditemukan bahwa dengan semakin tingginya iklim sekolah yang kondusif akan membantu peningkatan produktivitas sekola secara kuat. Iklim sekolah memberikan suatu kenyamanan dalam bekerja bagi seluruh komponen 16

8 sekolah. Iklim organisais yang terbuka tergambar dari bagaimana kedudukan kepala sekolah dalam memberikan dorongan, dan terbuka dalam hubungannya dengan guru-guru. Perilaku guru-guru di sekolah terjadi secara terbuka, bahkan mengarah pada keterlibatan perasaan antara sesame guru yang berdampak pada saling menghargai dan merasakan apa yang dirasakan oleh guru-guru lainya. 6. Pengaruh Variabel Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah (X 1 ) dan Iklim organisasi (X ) terhadap Produktivitas sekolah (Y) pada SMP di Kota Cirebon Produktivitas dipengaruhi oleh kepemimpinan, pengalaman, iklim, insentif jadwal, struktur rganisasi, teknologi dan material. Mali dalam Engkoswara (011:4). Jelas sekali bahwa berdasarkan teori kepemimpinan dan juga iklim organisasi memegang peranan penting bagi peningkatan produktivitas sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah memiliki peran penting dalam memfasilitasi terbentuknya iklim sekolah yang kondusif, iklim sekolah yang mendukung terciptanya produktivitas sekolah secara maksimal. Kepala sekolah sebagai pimpinan berperan sebagai pengambil kebijakan, pengambil keputusan dan juga sebagai pengarah pada tercipatanya visi dan misi sekolah. Begitu juga dengan iklim sekolah secara konsisten diindikasi sebagai sebuah variabel yang merupakan karakteristik dari sekolah efektif dan dan salah satu yang positif dengan keberhasilan akademik (Lehr, 004:76). Pengaruh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah di Kota Cirebon memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,758 berada pada tingkatan kuat. Nilai determinasi yang dihasilkan adalah 57,5% artinya bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi sebsar 57,5 % dan sisanya 4,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai regresi Y = 0,96 + 0,09 X 1 + 0,743 X hal ini berarti bahwa dengan adanya peningkatan satu variabel dari kepemimpinan visioner dan iklim organisasi akan meningkatkan produktivitas sekolah sebesar 0,758. Jika dianalisasi dari kedua variabel yaitu kepemimpinan visioner dan iklim sekolah, variabel iklim sekolah lebih tinggi pengaruhnya terhadpa produktivitas sekolah dibandingkan dengan kepemimpinan visioner. Dalam upaya peningkatan produktivitas sekolah, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Pengaruh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah sebesar 57,5%. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan 1) Gambaran umum dari kepemimpinan visioner kepala SMP di Kota Cirebon sudah baik, hal ini berarti bahwa kepala SMP di Kota Cirebon memiliki kemampuan merumuskan visi, menciptakan visi, mengkomunikasi visi, mensosialisasikan visi, mentransformasikan visi dan mengimplementasikan visi. Sub variabel tertinggi dari kepemimpinan visioner adalah kemampuan menciptakan visi dan yang terendah adalah kemampuan mensosialisasikan visi. ) Gambaran iklim organisasi pada SMP di lingkungan Kota Cirebon secara umum sudah sangat baik, hal ini terlihat dari bagaimana Iklim Organisasi terbuka (a climate of organizational openness), Iklim organisasi sehat (a climate of organizational health) dan Iklim kewarganegaraan (a Climate of Citizenship) sudah tercipta dengan sangat baik. Dari ketiga sub variabel dalam iklim organisasi, sub variabel a climate of organizational openness tertinggi dan terendah adalah sub variabel a Climate of Citizenship. 3) Gambaran produktivitas sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon sudah baik, hal ini terlihat dari bagaimana The administration production function (PF1), The psychologyst s production function dan The economist s production function sudah 17

9 berjalan dengan baik. Dari ketiga sub variabel dalam produktivitas sekolah, sub variabel The administration production function (PF1) memiliki nilai yang tertinggi dan terendah adalah The economist s production function. 4) Pengaruh Kepemimpinan visoner kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMP di Kota Cirebon adalah sedang. Hal ini menunjukan bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner secara sedang. 5) Pengaruh iklim organisasi terhadai produktivitas sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon adalah kuat. Hal ini berarti bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi oleh iklim organisasi secara kuat. 6) Pengaruh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah di lingkungan SMP di Kota Cirebon adalah kuat. Artinya bahwa produktivitas sekolah dipengaruhi secara kuat oleh kepemimpinan visioner dan iklim organisasi. Rekomendasi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa rekomendasi yang ditujukan: 1) Bagi Kepala Sekolah: a. Berdasarkan hasil temuan penulis, ditemukan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam mensosialisasikan visi masih dirasa rendah dibandingkan demngan kemampuan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa kepala SMP di Kota Cirebon diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam mensosialisasikan visi, peningkatan kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan perencanaan sosialisasi visi, tehnik sosialisasi, dan juga membuat ukuran ketercapaian dari sosialisasi visi tersebut. b. Berdasarkan temuan penulis, ditemukan bahwa dalam variabel iklim organisasi, dimensi terendah terdapat pada dimensi A Climate of Citizenship atau iklim kewarganegaraan. Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah mampu mendorong terciptanya iklim sekolah yang baik melalui pengarahan pada guru-guru untuk dapat berperilaku dengan cara yang bermanfaat bagi organisasi sekolah serta terlibat baik dalam berbagai kegiatan di sekolah. Keterlibatan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan peluang yang sama kepada guru untuk terlibat dalam kepanitiaan pada berbagai acara yang diselenggarakan oleh sekolah. ) Bagi Guru: a. Berdasarkan temuan penelitian ditemukan bahwa dimensi iklim kewarganegaraan memiliki nilai rendah jika dibandingkan dengan dimensi yang lain, oleh karena itu guru-guru diharapkan agar senantiasa dapat meningkatkan dimensi iklim sekolah tersebut dengan cara saling membantu sesama guru, saling menghargai kepentingan orang lain, bersikap hati-hati dalam bertindak, bersikap sportif, saling menghormati, dan senantiasa selalu berperilaku lebih yang baik lagi dalam kehidupan sehari-hari serta terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. b. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa yang paling mempengaruhi produktivitas sekolah di antara variabel kepemimpinan dan iklim sekolah adalah iklim sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan seluruh komponen sekolah terutama guru-guru SMP di Kota Cirebon untuk senantiasa menjaga stabilitas dan kondusifitas iklim sekolah agar mampu menciptakan iklim sekolah yang sehat, terbuka dan kondusif. 3) Bagi Peneliti Berikutnya: Rekomendasi yang penulis suguhkan bagi penelitian berikutnya bahwa penelitian ini hanya berbicara faktor kepemimpinan dan iklim sekolah yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas sekolah, tetapi pada kenyataannya masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas sekolah seperti motivasi, kesejahteraan, 18

10 kompetensi, sarana dan lain-lain. Penulis berharap penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi produktivitas sekolah dapat terus dilakukan guns terciptanya pendidikan nasional yang lebih produktif. DAFTAR PUSTAKA Engkoswara., Komariah, Aan Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Hoy, Wayne K., Miskey, Cecil G Educational Administration. McGraw Hill: New York Hoxby, C.M. 00. School Choice and School Productivity. Stanford University: National Bureau of Economic Research (NBER). NBER Working Paper No. W8873. Ibukun, Oyewole., Abe Personality Characteristics And Principal Leadership Effectiveness In Ekiti State, Nigeria.International Journal of Leadership Studies vol. 6 (011:49) Killeen Kieran M. 01. Educational Productivity and Opportunities to Learn: An overview of concepts and discussion points. Journal Issue Brief Vol, No 3. University of Vermont James M. Jeffords Center Komariah, Aan., Triatna, Cepi Visionary Leaderhip. Jakarta: Bumi Aksara M Hasibuah Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara M. Danumihardja Peran Guru sebagai Inovator. Jurnal Formasi. 5 (3). Muchdarsyah Sinungan Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara Mulyasa Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif an Menyenangkan ). Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan, dkk Metode & Tehnik Menyusun Proposal Penekitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara 19

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI, POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di Kota Cirebon. Secara khusus, lokasi penelitian ini sesuai dengan judul penelitian Pengaruh Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Produktivitas sekolah merupakan wujud dari produktivitas pendidikan dalam skala persekolahan. Tujuan diselenggarakannya pendidikan secara institusional adalah

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan jenis penelitian verifikatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI jurusan IPS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X DAN XI SMK N 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X DAN XI SMK N 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X DAN XI SMK N 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menguji kausalitas (pengaruh) regresi dengan metode survei. Variabel penelitian meliputi tiga variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data yang berupa angka sebagai alat menemukan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian

Lebih terperinci

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta. BAB III A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini membutuhkan data dari sumber atau sampel dari objek yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Variabel Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KLEGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dahulu dipahami metodologi penelitian. Metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan 43 BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan pencegahan kecurangan. Penelitian dilakukan di PT. Bank Jabar Banten. Pemilihan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : Penelitian survey yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini mencoba menerapkan paradigma empiris yang memahami kenyataan sosial sebagai fakta-fakta

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian penjelasan (explanatory research) yakni kausalitas menjelaskan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1 Gadingrejo, SMA N 2 Gadingerjo dan SMA Muhammadiyah Gadingerjo Kecamatan Gadingrejo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan di PT United Can Company Jakarta sehingag

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan menggunakan minimal dua variabel yang dihubungkan. Metode asosiatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEDISIPLINAN KERJA GURU SEKOLAH SE-KOTA MOJOKERTO

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEDISIPLINAN KERJA GURU SEKOLAH SE-KOTA MOJOKERTO HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEDISIPLINAN KERJA GURU SEKOLAH SE-KOTA MOJOKERTO THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP, MOTIVATION, ORGANIZATIONAL CLIMATE,

Lebih terperinci

BAB III. berupa angka-angka kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

BAB III. berupa angka-angka kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pola analisis statistika yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data 40 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, menyangkut persepsi responden terhadap berbagai variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif korelasional

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Thalabul Khair

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Thalabul Khair 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Thalabul Khair Pendidikan merupakan upaya pembentukan karakter yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah menengah kejuruan di Phuket, Thailand pada siswa jurusan Pariwisata, tiga sekolah yang digunakan yaitu; Phuket

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dirancang untuk mencari informasi yang jelas tentang gejala-gejala pada saat

METODE PENELITIAN. dirancang untuk mencari informasi yang jelas tentang gejala-gejala pada saat III. METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan korelasional. Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatori dengan menggunakan data statistik deskriptif berupa frekuensi, range, rata-rata, standar deviasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari, Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah guru Taman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Menurut Iskandar (2008:63) penelitian korelasi yaitu penelitian hubungan sebab

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP N 3 COLOMADU TAHUN AJARAN 2012/2013

HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP N 3 COLOMADU TAHUN AJARAN 2012/2013 HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP N 3 COLOMADU TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, III. METODE PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN JURNAL BENCHMARKING Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 91 98 ISSN. 3459-2461 HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN REWARD DENGAN KINERJA GURU DI SD HIKMATUL FADHILLAH MEDAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di SMA N 11 Yogyakarta, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, maka perlu disusun metode penelitian yang tepat untuk digunakan menyusun penelitian dalam studi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Amalia Risqi Puspitaningtyas Universitas Abdurachman Saleh Situbondo amalia_risqi88@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional, artinya penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada satu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pengaruh motivasi, pengalaman kerja dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pengaruh motivasi, pengalaman kerja dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis pengaruh motivasi, pengalaman kerja dan iklim organisasi terhadap kinerja karyawan pimpinan ini dilakukan di

Lebih terperinci

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 TAHUN AKADEMIK 2009/2010 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Lokasi penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif korelasional. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini

Lebih terperinci