QANUN KOTA SABANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA SABANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "QANUN KOTA SABANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA SABANG"

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KOTA SABANG TAHUN 2008 Nomor 5 QANUN KOTA SABANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA SABANG BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dipandang perlu menata kembali Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah sesuai dengan karakteristik, potensi, kebutuhan, dan kemampuan Daerah; a. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Qanun Kota Sabang tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Sabang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kotapraja Sabang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2758); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

2 Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4428); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan L 114 embaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 11. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 03). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA SABANG dan WALIKOTA SABANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : QANUN KOTA SABANG TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA SABANG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Sabang. 2. Pemerintahan Kota adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Kota sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing. 3. Pemerintah Kota Sabang yang selanjutnya disebut Pemerintah Kota adalah unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota yang terdiri atas Walikota dan Perangkat Daerah Kota Sabang. 4. Walikota adalah Walikota Sabang. 5. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Sabang. 6. Dewan Perwakilan Rakyat Kota selanjutnya disebut DPRK adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kota Sabang.

3 7. Sekretariat Daerah yang selanjutnya disebut Setda adalah Sekretariat Daerah Kota Sabang. 8. Perangkat Daerah Kota adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan Kota yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat, Dinas dan Lembaga Teknis Daerah Kota Sabang. 9. Lembaga Teknis Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang meliputi Badan, Inspektorat, Kantor, Rumah Sakit Umum Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja, dan Wilayatul Hisbah di lingkungan Pemerintah Kota Sabang. 10. Unit Pelaksana Teknis Badan yang selanjutnya disebut UPTB adalah Unit Pelaksana Teknis pada Badan di lingkungan Pemerintah Kota Sabang. 11. Kepala Lembaga Teknis Daerah adalah Kepala Badan, Inspektur, Kepala Kantor, Direktur dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah. 12. Sekretaris adalah Sekretaris pada Badan dan Inspektorat di lingkungan Pemerintah Kota Sabang. 13. Kepala Bidang adalah Kepala Bidang pada Badan dan Rumah Sakit di lingkungan Pemerintah Kota Sabang. 14. Inspektur Pembantu adalah Inspektur Pembantu pada Inspektorat di lingkungan Pemerintah Kota Sabang. 15. Kepala Bagian adalah Kepala Bagian pada Rumah Sakit Umum Daerah. 16. Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan dilingkungan Pemerintah Kota Sabang. 17. Kepala Subbagian adalah Kepala Subbagian pada Lembaga Teknis Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Badan di lingkungan Pemerintah Kota Sabang. 18. Kepala Subbidang adalah Kepala Subbidang pada Badan di lingkungan Pemerintah Kota Sabang. 19. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi pada Rumah Sakit, Kantor dan Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah di lingkungan Pemerintah Kota Sabang. 20. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok, fungsi, keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan qanun ini dibentuk susunan organisasi dan tatakerja Lembaga Teknis Daerah Kota Sabang adalah sebagai berikut : a. Inspektorat; b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; c. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan; d. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan; e. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; f. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; g. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu; h. Kantor Arsip, Dokumentasi dan Perpustakaan; i. Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah; dan j. Rumah Sakit Umum Daerah. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas Walikota. (2) Lembaga teknis daerah mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

4 (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) lembaga teknis daerah menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan urusan ketata-usahaan lembaga teknis daerah; b. penyusunan rencana kerja tahunan, jangka menengah dan panjang pada Lembaga Teknis Daerah; c. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan kota sesuai dengan lingkup tugasnya; e. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. (4) Lembaga teknis daerah berbentuk inspektorat dipimpin oleh inspektur, yang berbentuk badan dipimpin oleh Kepala Badan, yang berbentuk kantor dipimpin oleh Kepala Kantor, yang berbentuk satuan dipimpin oleh kepala satuan, dan yang berbentuk rumah sakit dipimpin oleh direktur. (5) Inspektur, kepala dan direktur sebagaimana dimaksud ayat (4) berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Bagian Kesatu Inspektorat Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 4 (1) Susunan organisasi Inspektorat terdiri dari : a. Inspektur; b. Sekretariat; c. Inspektur Pembantu Bidang Perencanaan dan Program Pengawasan; d. Inspektur Pembantu Bidang Perumusan Kebijakan dan Fasilitasi Pengawasan; e. Inspektur Pembantu Bidang Pemeriksaan, Pengusutan, Pengujian, dan Penilaian Tugas Pengawasan; f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan. Pasal 5 (1) Inspektorat adalah unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah. (2) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekda. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 6 Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kota, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan gampong dan pelaksanaan urusan pemerintahan gampong.

5 Pasal 7 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Inspektorat menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan program pengawasan; b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan; d. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 8 Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Inspektorat mempunyai kewenangan : a. merumuskan kebijakan teknis pengawasan fungsional; b. melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan Kota; c. mengoordinasikan penyusunan rencana pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan Kota; d. melakukan pemeriksaan atas laporan/pengaduan masyarakat mengenai dugaan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan aparat pemerintah di lingkungan Pemerintahan Kota; e. melakukan pengusutan atas dugaan adanya korupsi, kolusi dan nepotisme; f. melakukan review atas laporan keuangan dan kinerja pemerintahan Kota; g. melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan tugas Walikota yang berakhir masa jabatannya; h. melakukan evaluasi atas laporan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintahan Kota; i. melakukan penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan Kota; dan j. memberikan pelayanan administrasi untuk kelancaran pelaksanaan pengawasan Bagian Kedua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 9 (1) Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Fisik; d. Bidang Sosial Budaya; e. Bidang Ekonomi; f. Bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi; g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Program. (3) Bidang Fisik, terdiri dari: a. Subbidang Prasarana Wilayah dan Perhubungan; b. Subbidang Sumber Daya Alam, Tata Ruang, dan Lingkungan Hidup. (4) Bidang Sosial Budaya, terdiri dari: a. Subbidang Pendidikan, Agama, Sosial, dan Pariwisata; b. Subbidang Kesehatan, Kesejahteraan Rakyat, dan Kependudukan. (5) Bidang Ekonomi, terdiri dari: a. Subbidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan;

6 b. Subbidang Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan. (6) Bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi, terdiri dari: a. Subbidang Penelitian dan Data Pengembangan Perencanaan; b. Subbidang Pengendalian, Evaluasi, dan Pelaporan. Pasal 10 (1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah. (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi, dan Kewenangan Pasal 11 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Pasal 12 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis perencanaan; b. pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; d. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 13 Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai kewenangan: a. menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah; b. menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah; c. melakukan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD); d. melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda); e. melakukan koordinasi Penyusunan Program dan Kegiatan dalam bentuk Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD), berdasarkan rumusan hasil Musrenbang Kota; f. mengoordinasikan perencanaan program/kegiatan daerah tahunan dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) melalui Tim Anggaran; g. menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui Tim Anggaran; h. meneliti dan mengevaluasi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) untuk bahan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melalui Tim Anggaran; i. menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing satuan perangkat daerah; dan j. melakukan penelitian dan pengembangan pembangunan.

7 Bagian Ketiga Badan Kepegawaian, Pendidikan, Dan Pelatihan Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 14 (1) Susunan organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat; a. Bidang Pembinaan Kepegawaian; b. Bidang Kepangkatan dan Penggajian; c. Bidang Perencanaan dan Informasi Kepegawaian; d. Bidang Pendidikan dan Pelatihan; e. Unit Pelaksana Teknis; f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan. (3) Bidang Pembinaan Kepegawaian, terdiri dari: a. Subbidang Pembinaan Jabatan dan Penegakan Disiplin; b. Subbidang Pengadaan Pegawai. (4) Bidang Kepangkatan dan Penggajian, terdiri dari: a. Subbidang Kepangkatan dan Mutasi; b. Subbidang Penggajian, Pensiun, dan Kelengkapan Administrasi Kepegawaian. (5) Bidang Perencanaan dan Informasi Kepegawaian, terdiri dari: a. Subbidang Perencanaan dan Standarisasi Jabatan; b. Subbidang Sistem Informasi Kepegawaian. (6) Bidang Pendidikan dan Pelatihan, terdiri dari: a. Subbidang Diklat Teknis Kader; b. Subbidang Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan. Pasal 15 (1) Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan merupakan perangkat daerah sebagai unsur pendukung pemerintah kota di bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan tenaga kepegawaian. (2) Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 16 Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan kota di bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan tenaga kepegawaian.

8 Pasal 17 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan pegawai; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan tenaga kepegawaian; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas kepegawaian, pendidikan, dan pelatihan; d. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 18 Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan mempunyai kewenangan: a. menyusun dan mengembangkan program kerja pelaksanaan pembinaan Kepegawaian Daerah, pendidikan dan pelatihan; b. merumuskan kebijakan teknis pembinaan Kepegawaian Daerah, pendidikan dan pelatihan; c. melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil; d. membina dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar; e. pengumpulan dan pengolahan data serta menyiapkan penyusunan program dan petunjuk teknis pembinaan dan pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil; f. pelaksanaan dan pengelolaan mutasi dan tata usaha kepegawaian; g. pengumpulan bahan pelaksanaan ujian dinas dan pemberian penghargaan dan tanda jasa; h. membina dan membantu teknis penyelenggaraan diklat; i. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan dan pelatihan; j. menyusun rekomendasi hasil pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil; dan k. mengadakan konsultasi dan pembinaan teknis penyelenggaraan diklat. Bagian Keempat Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, dan Pertamanan Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 19 (1) Susunan organisasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, dan Pertamanan terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Analisis Dampak Lingkungan; d. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam; e. Bidang Penataan Standarisasi Lingkungan dan Sumber Daya Manusia; f. Bidang Kebersihan dan Pertamanan; g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan. (3) Bidang Analisis Dampak Lingkungan, terdiri dari: a. Subbidang Teknis Amdal dan Evaluasi; b. Subbidang Pencemaran dan Pengelolaan Limbah B3. (4) Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, terdiri dari:

9 a. Subbidang Pengelolaan Keragaman Hayati; b. Subbidang Pengelolaan Ekosistem Kawasan Pesisir dan Laut. (5) Bidang Penataan Standarisasi Lingkungan dan Sumber Daya Manusia, terdiri dari: a. Subbidang Tata Ruang Peruntukan Kawasan dan Sumber Daya Manusia; b. Subbidang Hukum dan Standarisasi Lingkungan. (6) Bidang Kebersihan dan Pertamanan, terdiri dari: a. Subbidang Kebersihan; b. Subbidang Pertamanan. Pasal 20 (1) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, dan Pertamanan merupakan perangkat daerah sebagai unsur pendukung pemerintah kota di bidang lingkungan, kebersihan, dan pertamanan. (2) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, dan Pertamanan dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi, dan Kewenangan Pasal 21 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, dan Pertamanan mempunyai tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan kota di bidang lingkungan, kebersihan, dan pertamanan. Pasal 22 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, dan Pertamanan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; c. perumusan kebijakan teknis dalam lingkup pengendalian dampak lingkungan, kebersihan dan pertamanan; d. pelayanan penunjang penyelenggaraan pengendalian lingkungan, kebersihan dan pertamanan; e. penyelenggaraan pengendalian dampak lingkungan, termasuk penelitian, pengujian, standardisasi, perizinan, peningkatan sumber daya manusia dan pengembangan kapasitas kelembagaan; f. peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, kebersihan dan pertamanan; g. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengendalian dampak lingkungan, kebersihan, dan pertamanan; h. pembinaan UPTB; dan i. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 23 Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 22, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, dan Pertamanan mempunyai kewenangan: a. merumuskan kebijakan operasional pencegahan dan penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan, pemulihan kualitas lingkungan, kebersihan dan pertamanan; b. melaksanakan koordinasi, penelitian dan pengembangan program pengelolaan lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan; c. melaksanakan kerjasama dengan institusi dan lembaga terkait lainnya dalam rangka pengelolaan lingkungan, kebersihan dan pertamanan; d. melaksanakan koordinasi pencegahan dan penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan hidup;

10 e. mengembangkan program kelembagaan dan peningkatan kualitas dan kapasitas pengendalian dampak lingkungan, kebersihan dan pertamanan; f. melaksanakan pembinaan teknis pencegahan dan penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan; g. melaksanakan pembinaan dan pengendalian pengkajian teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ; h. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penaatan hukum lingkungan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan; dan i. mengoordinasikan dan melakukan pengendalian terhadap kegiatan lintas sektor yang menimbulkan dampak dan kerusakan lingkungan. Bagian Kelima Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 24 (1) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat; d. Bidang Ketahanan Masyarakat dan Sosial Budaya; e. Bidang Keluarga Berencana; f. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan. (3) Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, terdiri dari: a. Subbidang Penanggulangan Kemiskinan; b. Subbidang Pengembangan Teknologi Tepat Guna dan Usaha Ekonomi Masyarakat. (4) Bidang Ketahanan Masyarakat dan Sosial Budaya, terdiri dari: a. Subbidang Kelembagaan Masyarakat Mukim dan Gampong; b. Subbidang Swadaya Gotong Royong. (5) Bidang Keluarga Berencana, terdiri dari: a. Subbidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; b. Subbidang Data dan Informasi. (6) Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terdiri dari: a. Subbidang Pemberdayaan Perempuan; b. Subbidang Perlindungan Anak. Pasal 25 (1) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan merupakan perangkat daerah sebagai unsur pendukung pemerintah kota di bidang pemberdayaan masyarakat, keluarga berencana, dan pemberdayaan perempuan. (2) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

11 Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 26 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan kota di bidang pemberdayaan masyarakat, keluarga berencana, dan pemberdayaan perempuan. Pasal 27 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; c. penyusunan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat, keluarga berencana, keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; d. pengumpulan data dan analisa dalam rangka penyusunan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat, keluarga berencana, keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; e. penyusunan dan pelaksanaan program rintisan pemberdayaan dalam rangka mengangkat harkat dan martabat serta HAM bagi perempuan dan perlindungan anak, organisasinya dan aktifitas lanjut; f. peningkatan kualitas hidup perempuan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan, terutama di bidang hukum, ekonomi, politik, pendidikan dan sosial budaya serta lingkungan; g. peningkatan partisipasi masyarakat termasuk upaya kemampuan kelembagaan untuk kemajuan masyarakat, perempuan dan perlindungan anak; h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan; i. pelaksanaan pembinaan, pengevaluasian, pengawasan, pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat, keluarga berencana, keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; j. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pemberdayaan masyarakat, keluarga berencana, keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; k. pembinaan UPTB; dan l. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 28 Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 27, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai kewenangan: a. merumuskan dan menyiapkan kebijakan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, keluarga berencana, keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; b. melakukan pengumpulan dan pengolahan data, analisis dalam rangka penyusunan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat, keluarga berencana, keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; c. menyusun dan melaksanakan program rintisan pemberdayaan dalam rangka mengangkat harkat dan martabat serta HAM bagi perempuan dan perlindungan anak, organisasinya dan aktifitas lanjut; d. meningkatkan kualitas hidup perempuan terutama di bidang hukum, ekonomi, politik, pendidikan dan sosial budaya serta lingkungan; e. meningkatkan partisipasi masyarakat termasuk upaya pemampuan kelembagaan pengelolaan kemajuan perempuan dan perlindungan anak; dan f. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

12 Bagian Keenam Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 29 (1) Susunan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Kesatuan Bangsa dan Demokrasi; d. Bidang Perlindungan Masyarakat; e. Bidang Penanggulangan Bencana; f. Bidang Politik; g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; c. Subbagian Keuangan. (3) Bidang Kesatuan Bangsa dan Demokrasi, terdiri dari: a. Subbidang Kesatuan Bangsa, Demokrasi dan Fasilitasi Pemilu; b. Subbidang Penanggulangan Masalah Politik, Sosial, Budaya dan Masyarakat. (4) Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri dari: a. Subbidang Pemberdayaan Satuan Perlindungan Masyarakat; b. Subbidang Peningkatan Sumber Daya Masyarakat dan Satuan Perlindungan Masyarakat. (5) Bidang Penanggulangan Bencana, terdiri dari: a. Subbidang Mitigasi Bencana; b. Subbidang Penanggulangan Bencana. (6) Bidang Politik, terdiri dari: a. Subbidang Pendidikan Politik; b. Subbidang Kelembagaan Politik. Pasal 30 (1) Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat merupakan unsur pendukung Pemerintah Kota di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat. (2) Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi, dan Kewenangan Pasal 31 Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan kota di bidang kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat. Pasal 32 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

13 a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang Badan; c. penyusunan kebijakan teknis dan strategis di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat; d. pelayanan administrasi bagi seluruh unit kerja di lingkungan Badan; e. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan sistem politik demokratis serta kajian strategis di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat; f. pelaksanaan fasilitasi parpol, legislatif, pemilu, pilkada, ormas, LSM/NGO dan pengawasan orang asing; g. perumusan kebijakan dan pelaksanaan kesiapan terhadap ancaman atau bencana; h. perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyelamatan dari bencana; i. perumusan kebijakan dan pelaksanaan rehabilitasi bencana; j. pemantauan, evaluasi dan pelaporan; k. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat; dan l. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 33 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai kewenangan : a. memfasilitasi pembauran dalam rangka perwujudan kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat; b. melakukan koordinasi dan kerja sama antar lembaga; c. melakukan kajian strategis di bidang ideologi negara dan identitas kebangsaan; d. melakukan pembinaan dalam rangka pengembangan wawasan kebangsaan; e. memberikan rekomendasi perizinan penelitian; f. melaksanakan pendaftaran parpol, legislatif, pemilu, pemilihan kepala daerah, pemilihan geuchik, organisasi masyarakat, LSM/NGO dan pengawasan orang asing. Bagian Keenam Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 34 Susunan organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu terdiri dari : a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pelayanan Perizinan; d. Seksi Pelayanan Non Perizinan; e. Seksi Informasi, Pengaduan dan Pelaporan ; f. Tim Teknis; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 35 (1) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pendukung Pemerintah Kota di bidang pelayanan perizinan terpadu. (2) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dipimpin oleh Kepala Kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Pasal 36 (1) Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor.

14 (2) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor sesuai dengan bidang tugasnya. (3) Masing-masing Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor melalui Kepala Seksi yang berkesesuaian. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi, dan Kewenangan Pasal 37 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu mempunyai tugas melaksanakan dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan dan non perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian. Pasal 38 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam Pasal 37, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu mempunyai fungsi: a. pelaksanaan penyusunan program kerja kantor; b. penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan; c. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan; d. pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan; e. pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan; f. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pelayanan perizinan; dan g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 39 Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu mempunyai kewenangan: a. menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan pelayanan perizinan dan non perizinan; b. melakukan penelitian dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan di bidang pelayanan perizinan; c. melakukan penyelenggaraan pelayanan perizinan; d. menyelenggarakan pelayanan informasi, pengaduan dan Pelaporan; e. menerima retribusi perizinan dan non perizinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; f. menerbitkan dan menandatangani dokumen perizinan non perizinan atas nama Walikota berdasarkan pendelegasian kewenangan; dan g. menyiapkan bahan pembinaan, evaluasi dan pelaporan pelayanan perizinan. Bagian Ketujuh Kantor Arsip, Dokumentasi, dan Perpustakaan Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 40 Susunan organisasi Kantor Arsip, Dokumentasi, dan Perpustakaan terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pelayanan dan Referensi; d. Seksi Akuisisi dan Pengelolaan; e. Seksi Pembinaan; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional.

15 Pasal 41 (1) Kantor Arsip, Dokumentasi, dan Perpustakaan merupakan unsur pendukung Pemerintah Kota di bidang kearsipan, dokumentasi, dan kepustakaan. (2) Kantor Arsip, Dokumentasi dan Perpustakaan dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 42 Kantor Arsip, Dokumentasi, dan Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan urusan umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang arsip, dokumentasi dan perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 43 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Kantor Arsip, Dokumentasi, dan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan kantor; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang kantor; c. perumusan kebijakan teknis, program kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; d. penyelenggaraan pembinaan, pengembangan kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; e. pengelolaan, pengolahan bahan arsip, dokumen dan pustaka; f. pelayanan teknologi kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; g. penyelenggaraan deposit, citra daerah, budaya baca dan khasanah arsip; h. penyelenggaraan administrasi umum, perlengkapan, kepegawaian dan keuangan; i. pengembangan kelompok fungsional di bidang kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; j. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; dan k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 44 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Kantor Arsip, Dokumentasi, dan Perpustakaan mempunyai kewenangan: a. merumuskan kebijakan teknis dan program kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; b. menyelenggarakan pembinaan, pengembangan di bidang kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; c. menyediakan layanan jasa di bidang kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; d. menyelenggarakan pengelolaan, pengolahan, pelestarian bahan kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; e. menyelenggarakan penilaian jabatan fungsional tenaga fungsional pustakawan dan arsiparis; f. menyelenggarakan pengembangan teknologi kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan; g. menetapkan, memberi persetujuan Jadwal Retensi Arsip (JRA), pemusnahan arsip dan dokumen; dan h. menyelenggarakan penarikan, penyerahan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) daerah.

16 Bagian Kesembilan Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 45 Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah, terdiri dari : a. Kepala Satuan; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Penegakan Kebijakan Daerah; d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban; e. Seksi Hubungan Antar Lembaga; f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 46 (1) Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah adalah Perangkat Pemerintah Kota di bidang penegakan kebijakan daerah dan syariat islam, ketentraman, ketertiban umum dan pembinaan operasional, penyidikan dan penindakan. (2) Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah dipimpin oleh Kepala Satuan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 47 Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintahan, memelihara, dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 48 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan ketatausahaan Satpol PP dan WH; b. perumusan, pengoordinasian, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakan kebijakan daerah (Qanun, Peraturan dan Keputusan Walikota); c. penyusunan pedoman dan petunjuk operasional penertiban penegakan Kebijakan daerah; d. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum daerah; e. penyusunan program kegiatan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat; f. pelaksanaan kebijakan daerah; g. pembinaan dalam rangka pengembangan kapasitas yang meliputi pembinaan personil ketatalaksanaan, sarana, dan prasarana kerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah; h. pelaksanaan koordinasi pembinaan, pemeliharaan, dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakan kebijakan daerah dengan aparat kepolisian negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), dan atau aparatur lainnya; i. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi kebijakan daerah; j. pembinaan dan pengolahan administrasi umum yang meliputi pelaksanaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, organisasi, dan ketatalaksanaan; k. pengevaluasian pelaksanaan tugas dan pelaporan; l. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. \

17 Pasal 49 Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah mempunyai kewenangan : a. menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang menganggu ketentraman dan ketertiban umum; b. melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas kebijakan daerah; c. melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas kebijakan daerah; d. melakukan tindakan pertama pada saat kejadian dan di tempat kejadian; e. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; f. menyuruh untuk tidak meninggalkan tempat setiap orang yang berada di tempat kejadian perkara; g. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan; h. menyamar sebagai pelanggan, pemakai atau pembeli dalam hal ada dugaan pelanggaran larangan khalwat, khamar dan maisir, setelah mendapat surat perintah untuk itu; i. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; j. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; k. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; l. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; m. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan pelanggaran syari at dan memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, penyidik polisi, tersangka sendiri atau keluarganya; dan n. melakukan tindakan lain sesuai dengan ketentuan hukum serta bertanggung jawab. Bagian Kesepuluh Rumah Sakit Umum Daerah Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 50 (1) Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah, terdiri dari: a. Direktur; b. Bagian Tata Usaha; c. Bidang Pelayanan Medis; d. Bidang Keperawatan; e. Bidang Penunjang Medis; f. Kelompok Jabatan Fungsional; g. Instalasi-instalasi. (2) Bagian Tata Usaha, terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Perencanaan dan Penyusunan Program; c. Subbagian Keuangan. (3) Bidang Pelayanan Medis, terdiri dari : a. Seksi Pelayanan Medis Rawat Jalan dan Rawat Inap; b. Seksi Pelayanan Medis Rawat Darurat, Intensif dan Bedah Sentral. (4) Bidang Keperawatan, terdiri dari : a. Seksi Asuhan Keperawatan; b. Seksi Etika Profesi dan Logistik Keperawatan. (5) Bidang Penunjang Medis, terdiri dari : a. Seksi Penunjang Medis, Penelitian dan Pengembangan; b. Seksi Informasi Pemasaran Sosial dan Upaya Rujukan.

18 Pasal 51 (1) Rumah Sakit Umum Daerah bertujuan untuk menyediakan pelayanan kesehatan dan tempat pendidikan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktifitas, serta penerapan praktek bisnis yang sehat. (2) Rumah Sakit Umum Daerah beroperasi sebagai unit kerja Pemerintah Kota untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangannya. Paragraf 2 Tugas Pokok, Fungís, dan Kewenangan Pasal 52 Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pengobatan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat (emergency) dan tindakan medik. Pasal 53 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, Rumah Sakit Umum Daerah, menyelenggarakan fungsi: a. pelayanan medis; b. pelayanan penunjang medis dan nonmedis; c. pelayanan dan asuhan keperawatan; d. rehabilitasi medis, pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan; e. pelayanan rujukan; f. administrasi umum yang meliputi pelaksanaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, organisasi, dan ketatalaksanaan; g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 54 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai kewenangan sebagai berikut : a. menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; b. mengelola administrasi kepegawaian, keuangan dan perlengkapan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. melakukan kerja sama dengan institusi yang memanfaatkan RSUD sebagai lahan praktek; d. menyelenggarakan kerja sama dengan pihak ketiga dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. memanfaatkan peluang pasar sesuai kemampuan dengan tetap melaksanakan fungsi sosial; f. melakukan hubungan koordinatif, fasilitator dengan Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan teknis kesehatan.

19 (1) Susunan Organisasi UPTB, terdiri dari : a. Kepala UPTB; b. Subbagian Tata Usaha; dan c. Kelompok Jabatan Fungsional. BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 55 (2) Penetapan nomenklatur dan jumlah UPTB ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Pasal 56 (1) UPTB adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Badan. (2) UPTB dipimpin oleh seorang Kepala UPTB yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Paragraf 2 Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 57 UPTB mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. Pasal 58 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57, UPTB mempunyai fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga UPTB; b. pelaksanaan tugas-tugas teknis operasional atau teknis penunjang sesuai dengan bidangnya; dan c. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 59 Kelompok Jabatan fungsional pada Lembaga Teknis Daerah dan UPTB mempunyai tugas melaksanakan sebahagian tugas Lembaga Teknis Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Pasal 60 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Walikota dan bertanggung jawab kepada Kepala Lembaga Teknis Daerah dan Kepala UPTB. (3) Jumlah Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

20 (4) Jenis dan jenjang jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. (5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. BAB VI KEPEGAWAIAN Pasal 61 (1) Kepala Lembaga Teknis Daerah diangkat dan diberhentian oleh Walikota. (2) Sekretaris, Inspektur Pembantu, Kepala Bagian dan Kepala Bidang diangkat dan diberhentikan oleh Walikota. (3) Kepala Subbagian, Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala UPTB, dapat diangkat dan diberhentikan oleh Sekda atas pelimpahan kewenangan dari Walikota. (4) Unsur-unsur lain di lingkungan Lembaga Teknis Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Sekda atas pelimpahan kewenangan dari Walikota. Pasal 62 Jenjang kepangkatan dan formasi kepegawaian ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundangundangan. BAB VII ESELONERING Pasal 63 (1) Inspektur dan Kepala Badan adalah jabatan struktural Eselon II.b. (2) Kepala Kantor, Kepala Satuan dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah adalah jabatan struktural Eselon III.a. (3) Sekretaris dan Inspektur Pembantu adalah jabatan struktural Eselon III.a. (4) Kepala Bidang pada Badan, Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada Rumah Sakit Umum Daerah adalah jabatan struktural Eselon III.b. (5) Kepala Subbagian, Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala UPTB adalah jabatan struktural Eselon IV.a. (6) Kepala Subbagian Tata Usaha pada UPTB adalah jabatan struktural Eselon IV.b. BAB VIII TATA KERJA Pasal 64 (1) UPTB dipimpin oleh seorang Kepala UPTB yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Subbagian Tata Usaha pada UPTB dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian Tata Usaha yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala UPTB.

21 (3) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Lembaga Teknis, Sekretaris, Inspektur Pembantu, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Kepala UPTB wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi baik interen maupun antar unit organisasi lainnya, sesuai dengan tugas pokok masing-masing. (4) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Lembaga Teknis Daerah wajib melaksanakan pengawasan melekat. Pasal 65 Dalam hal Kepala Lembaga Teknis Daerah tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Lembaga Teknis Daerah dapat menunjuk salah seorang Pejabat yang memenuhi syarat untuk mewakilinya. Pasal 66 Atas dasar pertimbangan daya guna dan hasil guna masing-masing pejabat dalam lingkungan Lembaga Teknis Daerah dapat mendelegasikan kewenangan-kewenangan tertentu kepada pejabat setingkat di bawahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB IX PEMBIAYAAN Pasal 67 Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pada Lembaga Teknis Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) serta sumber-sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 68 (1) Bagan Struktur Lembaga Teknis Daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran-lampiran Qanun ini. (2) Rincian tugas dan fungsi pemangku Jabatan Struktural pada masing-masing Lembaga Teknis Daerah diatur dengan Peraturan Walikota. (3) Uraian Jabatan masing-masing Lembaga Teknis Daerah diatur dengan Peraturan Walikota. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 69 (1) Selama belum dilaksanakan penataan secara menyeluruh maka kegiatan-kegiatan Pemerintah Kota dilaksanakan dengan kebijakan Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Pejabat struktural eselon III.a pada semua satuan kerja perangkat daerah sebelum Qanun ini diundangkan, apabila dimutasikan menjadi Kepala Bidang pada Dinas, Badan, Rumah Sakit Daerah dan Sekretaris Camat tetap diberikan hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan eselon III.a.

22 BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 70 Hal-hal yang belum diatur dalam Qanun ini, akan diatur kemudian dengan Peraturan Walikota sepanjang mengenai peraturan pelaksanaannya dengan memperhatikan ketentuan dan pedoman yang berlaku. Pasal 71 Dengan berlakunya Qanun ini maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Qanun ini dinyatakan tidak berlaku lagi. 152 Pasal 72 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Sabang. Ditetapkan di Sabang pada tanggal 10 Oktober 2008 Diundangkan di Sabang pada tanggal 10 Oktober 2008 WALIKOTA SABANG, dto MUNAWAR LIZA ZAINAL SEKRETARIS DAERAH KOTA SABANG, dto SOFYAN DAUD LEMBARAN DAERAH KOTA SABANG TAHUN 2008 NOMOR 5

23 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI INSPEKTORAT Lampiran I - Qanun Kota Sabang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 INSPEKTUR SEKRETARIAT UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN EVALUASI DAN PELAPORAN INSPEKTUR PEMBANTU PERENCANAAN DAN PROGRAM PENGAWASAN INSPEKTUR PEMBANTU PERUMUSAN KEBIJAKAN DAN FASILITASI PENGAWASAN INSPEKTUR PEMBANTU PEMERIKSAAN, PENGUJIAN, DAN PENILAIAN TUGAS PENGAWASAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR WALIKOTA SABANG, dto MUNAWAR LIZA ZAINAL

24 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Lampiran II - Qanun Kota Sabang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN PROGRAM FISIK SOSIAL BUDAYA EKONOMI PENELITIAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PRASARANA WILAYAH DAN PERHUBUNGAN PENDIDIKAN, AGAMA, SOSIAL, DAN PARIWISATA INDUSTRI, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN PERTAMBANGAN PENELITIAN DAN DATA PENGEMBANGAN PERENCANAAN SDA, TATA RUANG, DAN LINGKUNGAN HIDUP KESEHATAN, KESRA, DAN KEPENDUDUKAN KELAUTAN, PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN WALIKOTA SABANG, dto MUNAWAR LIZA ZAINAL

25 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN Lampiran III - Qanun Kota Sabang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT UMUM DAN KEPEGAWAIAN PROGRAM DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMBINAAN KEPEGAWAIAN KEPANGKATAN DAN PENGGAJIAN PERENCANAAN DAN INFORMASI KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBINAAN JABATAN DAN PENEGAKAN DISIPLIN KEPANGKATAN DAN MUTASI PERENCANAAN DAN STANDARISASI JABATAN DIKLAT TEKNIS KADER PENGADAAN PEGAWAI PENGGAJIAN, PENSIUN DAN KELENGKAPAN ADM KEPEGAWAIAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN UPT WALIKOTA SABANG, dto MUNAWAR LIZA ZAINAL

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR,

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH TIMUR MENJADI

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH TIMUR MENJADI

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BIREUEN

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BIREUEN RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BIREUEN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH 1 QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG 1 QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH TIMUR

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI ACEH

Lebih terperinci

BUPATI GAYO LUES QANUN KABUPATEN GAYO LUES NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN GAYO LUES

BUPATI GAYO LUES QANUN KABUPATEN GAYO LUES NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN GAYO LUES BUPATI GAYO LUES QANUN KABUPATEN GAYO LUES NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN GAYO LUES DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI GAYO LUES, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

QANUN KOTA SABANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KECAMATAN DALAM KOTA SABANG

QANUN KOTA SABANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KECAMATAN DALAM KOTA SABANG LEMBARAN DAERAH KOTA SABANG TAHUN 2008 Nomor 6 QANUN KOTA SABANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KECAMATAN DALAM KOTA SABANG BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 6 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH, BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN SATUAN POLISI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE PEMERINTAH ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIMEULUE PEMERINTAH ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIMEULUE PEMERINTAH ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN KANTOR PELAYANAN PERIZINAN

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, LEMBAGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. (0421) 24330

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. (0421) 24330 SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) 21157 21003 21125 21090 21001 21000 Fax. (0421) 24330 Kode Pos 91122 PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BANJARBARU 1 PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA, PENANAMAN MODAL DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH BAGIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : WALIKOTA DUMAI, a. Bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SUB BAGIAN UMUM INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH IV SEKSI PENGAWAS PEMERINTAH BIDANG PEMBANGUNAN SEKSI

SUB BAGIAN UMUM INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH IV SEKSI PENGAWAS PEMERINTAH BIDANG PEMBANGUNAN SEKSI TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN ACEH TIMUR. INSPEKTUR LAMPIRAN I QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III INSPEKTUR PEMBANTU

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA DUMAI, a. Bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU SELATAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA

QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI NAGAN RAYA Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI D ----------------------------------------------------------------------------------------------PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR 14 TENTANG. ketentuan Peraturan. daerah

SALINAN NOMOR 14 TENTANG. ketentuan Peraturan. daerah BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASII DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 39 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN INSPEKTORAT KABUPATEN GARUT DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BENGKULU

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN SATUAN

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PEWAKILAN RAKYAT KABUPATEN BIREUEN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 142 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 142 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 142 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DENGAN ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, INSPEKTORAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, INSPEKTORAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, INSPEKTORAT, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA LAIN KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, INSPEKTORAT, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA LAIN KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 - 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 15 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 4 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA, DAN KANTOR PELAYANAN PERIZINAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DALAM KABUPATEN LAHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO 1 PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA LANGSA

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA LANGSA QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 04 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 04 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANG DAERAH SERTA LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, LEMBAGA TEKNIS DAERAH,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN PIDIE JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN

PEMERINTAH KOTA MADIUN PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA, BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG -1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 14 TAHUN 2011 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG 1 PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BIREUEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 30 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 30 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 30 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SUBULUSSALAM NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SUBULUSSALAM NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SUBULUSSALAM NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SUBULUSSALAM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : D c. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, dan Tugas Lembaga Teknis Daerah; LEMBARAN DAERAH

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN PIDIE JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. Bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN PIDIE JAYA

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN PIDIE JAYA QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN PIDIE JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE JAYA,

Lebih terperinci

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2014

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2014 BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2014 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

NOMOR : 6 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 6 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci