BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hiperkolesterolemia 1. Pengertian Hiperkolesterolemia mempunyai batasan sederhana yaitu satu keadaan dimana kadar kolesterol dalam darah melebihi diatas normal. Hiperkolesterolemia bukan merupakan satu penyakit tapi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia terjadi karena adanya gangguan metabolisme lemak yang dapat menyebabkan peningkatan kadar lemak darah yang bisa disebabkan oleh karena defisiensi enzim lipoprotein, lipase, defisiensi reseptor Low Density Lipoprotein (LDL) atau bisa juga disebabkan oleh ketidaknormalan genetika yaang menghasilkan kenaikan dramatis dalam produksi kolesterol di hati atau penurunan dalam kemampuan hati untuk membersihkan kolesterol dari darah. 6,13 Kolesterol dilihat dari struktur kimianya merupakan senyawa lemak yang kompleks. Kolesterol termasuk dalam golongan lemak atau lipid, tetapi kolesterol dan lemak merupakan subtansi yang berbeda. Satu makanan bisa saja tinggi lemak, tetapi bebas kolesterol, misalnya minyak zaitun, dan sebaliknya makanan lain bisa rendah lemak tetapi tinggi kolesterol. Kolesterol pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh tubuh kita, dalam satu hari tubuh memerlukan kurang lebih kolesterol 1000 mg. Lebih separo dari kebutuhan disintesis oleh tubuh dan sisanya lagi perlu disuplai dari luar melalui makanan. Kolesterol dibutuhkan dalam berbagai metabolisme tubuh yaitu antara lain sebagai perkursor untuk sintesis hormon steroid seperti testosteron, estrogen, progesteron, kortikosteroid, dan asam empedu. 2,6 Testosteron dibutuhkan untuk pembentukan untuk pembentukan spermatozoa dan perkembangan tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki sehingga apabila kekurangan hormon ini akan menyebabkan terhambatnya perkembangan reproduksi. Estrogen juga diperlukan bagi perkembangan

2 reproduksi perempuan dan progesteron dibutuhkan untuk mempertahankan kehamilan, kekurangan progesteron akan menyebabkan keguguran. Kolesterol juga berperan sebagai komponen struktur dari membran dan merupakan lapisan luar dari lipoprotein plasma. Sintesis vitamin D juga memerlukan kolesterol yaitu dengan cara kolesterol akan dikonversikan menjadi 7-dehidrokolesterol yang merupakan pro vitamin D yang dengan bantuan sinar matahari dikonversikan menjadi vitamin D yang berperan dalam metabolisme kalsium sebagai pembentukan tulang. 2,8 Kolesterol dibuat dalam hati dan usus halus, akan tetapi beredar di dalam darah. Kolesterol total sebenarnya merupakan susunan dari banyak zat termasuk trigleserida, LDL kolesterol dan High Density Lipoprotein ( HDL ) kolesterol. Kolesterol di dalam darah terikat oleh suatu lippoprotein, yang terdiri dari kilomikron, Very Low Density Lipoprotein ( VLDL ), LDL dan HDL. Setiap lipoprotein memiliki fungsi masing-masing, seperti kilomikron yang berfungsi untuk mengangkut kolesterol yang baru dibentuk didalam usus halus, VLDL berfungsi membawa kolesterol yang telah dikeluarkan oleh hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi, LDL untuk mengangkut kolesterol didalam plasma darah dan keperluan pertukaran zat. Partikel LDL dalam menjalankan fungsinya mudah sekali menempel dalam dinding pembuluh darah koroner sehingga menimbulkan plak aterosklerosis ( timbunan lemak pada dinding pembuluh darah ), sedangkan HDL berfungsi menangkap kolesterol dalam keadaan bebas untuk diangkut kembali dalam hati. Sehingga bahwa LDL sering dikenal sebagai kolesterol jahat dan HDL sebagai kolesterol baik. 2,3,8 2. Dampak bagi Kesehatan Kelebihan kolesterol dalam darah mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah, selanjutnya LDL akan menembus dinding pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan pembuluh darah yang lebih dalam yang disebut Intima. LDL yang telah menyusup kedalam intima akan mengalami oksidasi tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang telah teroksidasi dan akan memacu terbentuknya zat yang dapat melekatkan dan menarik monosit ( salah satu jenis sel darah putih ) menembus lapisan endotel dan masuk kedalam

3 intima. LDL yang teroksidasi juga sering memacu terbentuknya zat yang dapat mengubah monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag. LDLteroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa. 3,13 Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan membentuk gumpalan yang makin lama makin membesar sehingga membentuk benjolan yang akan menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah. Keadaan akan makin memburuk karena LDL akan teroksidasi sempurna akan merangsang sel-sel otot pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam ( media ) untuk masuk kedalam intima dan kemudian akan membelah-belah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. 3,13 Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh dari ( plak kolesterol ) membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit dan aliran darah menjadi kurang lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah, meninggalkan luka pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan pembentukan bekuan darah. Pembuluh darah dikarenakan sudah mengalami penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat pembuluh darah secara total yang dikenal sebagai aterosklerosis ( proses pembentukan plak pada pembuluh darah). 3,13 Penyempitan dan pengerasan ini apabila cukup berat akan menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak memadai, maka menimbulkan sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina, bila berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang disebut infark miokard, dan apabila meluas akan menimbulkan gagal jantung. Beberapa gejala penyakit jantung adalah : a. Rasa tertekan ( ditimpa beban, sakit, terjepit, di peras, terbakar ) di dada yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung. b. Tercekik atau sesak berlangsung lebih dari 20 menit/. c. Keringat dingin, lemah, berdebar dan bisa menyebabkan pingsan. d. Gejala akan bertambah berat dengan aktivitas dan akan berkurang dengan istirahat. 8,13

4 Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak ( arteri karotid ) maka akan menyebabkan stroke. Gejala serangan stroke tergantung dari derajat serangan, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Gejala stroke ringan : bicara tiba-tiba pelo, gejala yang lebih berat berupa kelumpuhan anggota gerak badan, wajah menjadi asimetris, jika terjadi perdarahan hebat akan menyebabkan kematian. 2,8 Hiperkolesterolemia juga berkaitan dengan penyakit Kencing Manis atau Diabetes Mellitus ( DM ) di mana pada penderita DM kadar gula dalam darah akan melebihi normal. Kadar gula darah apabila naik dan berlangsung lama, maka akan menicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan akan meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Bentuk LDL pada penderita DM lebih padat dengan ukuran yang lebih kecil yang sering disebut Small Dense LDL, sehingga akan lebih mudah masuk ke dalam lapisan pembuluh darah yang lebih dalam, ini akan lebih berbahaya karena lebih bersifat aterogenik ( lebih mudah menempel pada pembuluh darah dan lebih mudah membentuk plak). 2,3,18 Dampak lain yang ditimbulkan oleh hiperkolesterolemia adalah disfungsi ereksi atau ketidak mampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang memadai untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Proses aterosklerosis dapat terjadi pada pembuluh darah penis ( arteri dorsalis penis ). Plak yang menyumbat pembuluh darah penis akan menyebabkan penis tidak mendapatkan aliran darah sehingga menganggu terjadinya ereksi. 3,18 4. Pengukuran Hiperkolesterolemia Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan tes di laboratorium setelah berpuasa kurang lebih antara jam sebelum pengambilan sampel darah. Darah diambil perintra vena yang biasanya terdapat pada bagian lengan bawah, sebelum diambil darah tidak diperbolehkan mengkomsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kolesterol. 18 Untuk menentukan kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan di seluruh dunia yaitu pedoman dari National cholesterol Education

5 Program Adult Panel Treatmen III ( NCEP ATP III ) yaitu menetapkan batasan pengukuran kolesterol seperti dalam Tabel 2.1 dibawah ini : Tabel 2.1 Kategori Batasan Kadar Kolesterol dalam darah Pengukuran Rendah Normal Perbatasan Tinggi Tinggi Kolesterol < >240 mg/dl Total mg/dl mg/dl Kolesterol < LDL mg/dl mg/dl mg/dl Kolesterol < mg/dl HDL mg/dl Trigliserida < mg/dl mg/dl mg/dl Sumber : Pedoman NCEP ATP III dari www. Pfizerperduli.com 2 Sangat Tinggi >190mg/dl >499mg/dl Selain daripada tersebut diatas, pada pedoman tersebut juga sudah ditentukan batasan nilai Kolesterol LDL berdasarkan banyaknya faktor risiko pada seseorang terhadap penyakit jantung koroner,antara lain : a. Seseorang yang memiliki faktor risiko 0-1 maka target penurunan Kolesterol LDL yang harus dicapai adalah < 160 mg/dl. b. Seseorang yang memiliki faktor risiko 2 maka target yang harus dicapai adalah < 130 md/dl. c. Seseorang yang telah mendapat PJK atau risiko PJK ekivalen seperti diabetes, maka target yang harus dicapai adalah < 100 mg/dl. 2,18 B. Faktor penyebab dan faktor risiko hiperkolesterolemia 1. Penyebab Hiperkolesterolemia Dalam batasan ilmiah, hiperkolesterolemia terjadi adanya akumulasi kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup penting karena termasuk faktor resiko utama Penyakit Jantung Koroner. Penelitian mendukung bahwa hiperkolesterolemia memiliki lebih dari satu penyebab. Faktor genetik, pola diet makan, gaya hidup, obesitas dan faktor lain mungkin semua berperan. a. Faktor Genetik

6 Hiperkolesterolemia cenderung terjadi dalam keluarga, mendukung bahwa hal itu mungkin memiliki suatu penyebab genetik. Dalam dunia medis hiperkolesterolemia yang diturunkan sebagai familial hypercholesterolemia (FH). FH ini merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara dominan autosomal ( kromosom yang bukan untuk reproduksi ) dalam sel manusia. Departemen Biokimia dan Biomolekuler Universitas Queensland, Brisbane, Australia meneliti bahwa penyebab penyakit ini adalah adanya mutasi yang terjadi pada reseptor kolesterol LDL. Reseptor LDL merupakan reseptor sel permukaan yang berfungsi untuk mempertahankan homeostasis kolesterol. 2,11 Reseptor ini terdiri atas lima domain yang berbeda yaitu Ligang-binding (LB), epidermal growth factor (EGF)-precursor homology, O- Linked sugar, domain transmembrane, dan sitoplasma. Domain LB terdiri atas tujuh modul yang mengandung kurang lebih 40 residu asam amino yang dihubungkan oleh 4-12 jaringannya. Modul LB mengandung empat residu yang berperan pada pengikatan ion kalsium dan distabilkan oleh tiga ikatan disulfida Cys I-III, Cys II-V, dan Cys IV-VI. 2,11 Cara sederhana menerangkan bahwa penyebab hiperkolesterolemia dari faktor genetik yaitu bahwa 80 % dari kolesterol di dalam darah diproduksi oleh tubuh sendiri. Ada sebagian orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak dibandingkan yang lain. Ini disebabkan karena faktor keturunan. Pada orang tersebut meskipun hanya mengkomsumsi makanan yang mengandung kolesterol atau lemak jenuh, tetapi tubuh tetap saja memproduksi kolesterol lebih banyak. 2,6,11,13 b. Faktor pola makan Terjadinya penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri koroner tersebut disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. 2,6,8,14,16

7 Penyakit jantung kerap diidentikkan dengan penyakit akibat hidup enak, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makan siap saji alias junk food dalam kurun waktu satu dekade ini. 2,14 Junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia, di berbagai gerai yang terdapat di mal-mal, selalu penuh oleh pengunjung dengan beragam usia, dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Padahal junk food banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolesterol. Sodium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalu banyak mengandung sodium,dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggilah yang dapat berpengaruh munculnya gangguan penyakit jantung. 8,14,21 Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol yang juga berperan akan munculnya penyakit jantung. Karena kolesterol yang mengendap lama-kelamaan akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga mengganggu metabolisme sel otot jantung. Cara terbaik untuk menjaga tubuh dari serangan jantung adalah mengubah gaya hidup dengan menjalankan diet seimbang. Diet seimbang bisa juga dikatakan sebagai makanan seimbang, yaitu makanan sehari-hari yang mengandung berbagai zat gizi dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk hidup sehat secara optimal. 8,12,15,21 Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah beras, jagung, sagu, ubi dan hasil olahannya. Sumber protein nabati dapat diperoleh dari tempe, tahu, kacang-kacangan, sedangkan protein hewani dari daging, telur, ayam dan ikan. Sedangkan sumber zat pengatur didapat dari sayur dan buahbuahan. 8,12,21 Untuk menghindari penimbunan lemak dalam pembuluh darah, seseorang perlu menghindari lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing, makanan bersantan dan gorengan karena dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Lemak tak jenuh tunggal, yang mempunyai pengaruh sedikit terhadap

8 peningkatan kadar kolesterol darah, terdapat pada minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak wijen dan minyak kelapa sawit. 8,12,21 Menggunakan minyak jelantah atau minyak yang digunakan berkali-kali akan berakibat jelek karena asam lemak tidak jenuh berubah menjadi asam lemak trans yang dapat meningkatkan lipoprotein LDL dan menurunkan lipoprotein HDL. Konsumsi kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ikan, dan biji bunga matahari yang mengandung asam lemak omega-3 (lenoleat) dan omega 6 (linoleat) harus ditingkatkan. Begitu pula dengan sayur, buah, jagung, ubi-ubian yang mengandung serat. Serat pada buah-buahan secara efektif dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Di tabel 2.2 di bawah ini beberapa daftar makanan dengan kandungan kolesterolnya. 8,12,14,15,21 Tabel 2.2 Daftar Jenis Makanan dan Kadar Kolesterol Jenis Makanan Kolestrol (mg/10 gr) Kategori Putih telur ayam 0 sehat Teripang 0 sehat Susu sapi non fat 0 sehat Daging ayam / daging bebek pilihan tanpa kulit 50 sehat Ikan air tawar 55 sehat Daging sapi / daging babi pilihan tanpa lemak 60 sehat Daging kelinci 65 sehat Daging kambing tanpa lemak 70 sehat Ikan ekor kuning 85 sehat Daging asap (ham / smoke beef) 98 sekali-sekali Iga sapi 100 sekali-sekali

9 Iga babi 105 sekali-sekali Daging sapi 105 sekali-sekali Burung dara 120 sekali-sekali Ikan bawal 120 sekali-sekali Daging sapi berlemak 125 hati-hati Gajih sapi 130 hati-hati Gajih kambing 130 hati-hati Daging babi berlemak 130 hati-hati Keju 140 hati-hati Sosis daging 150 hati-hati Kepiting 150 hati-hati Udang 160 hati-hati Kerang 160 hati-hati Siput 160 hati-hati Belut 185 hati-hati Santan 185 berbahaya Gajih babi 200 berbahaya Susu sapi 250 berbahaya Susu sapi cream 280 berbahaya Coklat 290 berbahaya Margarin / Mentega 300 berbahaya Jeroan sapi 380 berbahaya Jeroan babi 420 berbahaya Kerang putih / tiram 450 berbahaya Jeroan kambing 610 berbahaya Cumi-cumi 1170 pantang Kuning telur ayam 2000 pantang Otak sapi 2300 pantang Otak babi 3100 pantang Telur burung puyuh 3640 pantang Sumber : http.://www. Fisika- Brawijaya.com 14 c. Faktor Obesitas Obesitas digunakan untuk memahami batasan sederhana dari kelebihan berat badan yang dihasilkan dari makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit. Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor-faktor genetik, perilaku dan lingkungan, menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi. Menurut National Institute of Health (Departemen Kesehatan Amerika ), bahwa peningkatan berat badan 20 % atau lebih di atas berat badan normal adalah titik dimana kelebihan berat badan berkembang menjadikan gangguan kesehatan. Tingkat kelebihan berat badan

10 yang rendah dapat berkaitan dengan risiko kesehatan, terutama timbulnya gangguan kesehatan lain seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung. 6,13,22 Obesitas telah berkembang sebagai faktor risiko diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan beberapa kanker pada pria dan wanita. Kondisi lain yang terjadi, termasuk kesulitas bernafas waktu tidur, osteoarthritis, kemandulan, hipertensi intrakranial idiopati, penyakit stasis vena pada anggota gerak bawah, getaran gastro-esofageal, dan gangguan perkemihan. 17,22 Obesitas berhubungan dengan kondisi medis terkait dengan kematian setiap tahun, setelah merokok, sebagai kematian yang dapat dicegah. Diperkirakan jumlah kematian tiap tahun terkait dengan obesitas diantara orang dewasa di Amerika Serikat adalah mendekati berdasarkan rasio kasar relative dari semua subjek dan berdasarkan rasio kasar dari perokok dan non perokok. Sepertiga dari semua kasus tekanan darah tinggi terkait dengan obesitas, dan obesitas sendiri adalah 50 % atau lebih menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah. 6,13 Obesitas juga tidak hanya masalah kosmetik (penampilan), tetapi merupakan gangguan kesehatan. Orang yang memiliki kelebihan berat badan 40% berisiko 2 kali lebih besar untuk meninggal lebih awal daripada orang dengan berat badan normal. Pengaruh ini dapat dilihat setelah tahun mengalami obesitas. Selain DM, hipertensi, penyakit jantung, obesitas terkait dengan beberapa kondisi medis yang serius seperti stroke, serta berhubungan dengan tingginya angka kejadian jenis kanker tertentu. Pada pria, timbulnya kanker kolon, rektum dan prostat lebih tinggi pada orang yang obesitas. Pada wanita, hal ini dikaitkan dengan kematian akibat kanker kandung kemih, payudara, uterus, serviks dan ovarium. Penyakit lain yang terkait dengan obesitas adalah batu ginjal dan kandung kemih, osteoarthritis, gout, dan masalah pernafasan. 16,22 Beberapa pengukuran yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi status berat badan pasien dan risiko kesehatan potensial. Namun demikian, evaluasi yang lengkap termasuk pengukuran usia, tinggi dan berat badan, komposisi dan distribusi lemak, dan muncul atau tidaknya masalah dan faktor risiko kesehatan

11 lainnya. Tabel Berat dan Tinggi Badan untuk mengukur berat badan ideal telah digunakan sejak tahun 1959 tetapi memiliki beberapa keterbatasan. Ukuran terbaru untuk obesitas yang telah berkembang populer diantara peneliti dan klinisi adalah indeks masa tubuh (IMT). IMT adalah berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter. Ukuran ini tidak secara aktual mengukur lemak tubuh, tetapi secara umum berhubungan secara tepat dengan tingkat obesitas. Kategori Ambang batas obesitas untuk Indonesia tersebut dalam tabel 2.3 Tabel 2.3 Kategori IMT Orang Indonesia Kategori Keterangan IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17.0 Kekurangan berat badan tingkat ringan Normal > Kelebihan berat badan tingkat ringan > Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat > 27.0 (Sumber: Depkes dalam Supariasa, 1994) Orang dengan obesitas maka di dalam tubuhnya cenderung akan banyak timbunan lemak yang berlebih, dan timbunan lemak yang ada di dalam tubuh ini akan menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini kemudian akan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol. 13,17,20,22 d. Faktor kebiasaan merokok. Masyarakat awam sudah banyak mengetahui bahwa merokok bisa merusak paru-paru karena asap yang diisap langsung masuk ke paru-paru, namun banyak orang tidak tahu bahwa rokok ternyata juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh manusia. Beberapa situs kesehatan disebutkan bahwa zatzat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin, dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol buruk (LDL) dalam darah. 3,10 Pada kebanyakan orang yang merokok ditemukan bahwa kadar HDL-nya rendah. Berarti pembentukan kolesterol baik yang bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu, sementara kebalikannya justru terjadi pada

12 kadar LDL-nya. Pada orang yang merokok ditemukan kadar LDL-nya tinggi, berarti lemak dari hati justru dibawa kembali ke jaringan tubuh. 10,14 Bahan dasar rokok mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam satu batang rokok terdapat lebih kurang jenis bahan kima, 40 persen di antaranya beracun. Bahan kimia yang paling berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbon monoksida, dan logam berat dalam asap rokok. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Selain memperburuk profil lemak atau kolesterol darah, rokok juga dapat meningkatkan tekanan darah dan nadi. 10 Merokok juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga mudah menggumpal, mengganggu irama jantung dan kekurangan oksigen karena karbon monoksida ( CO ). Bila orang tetap merokok setelah pemberian obat penghancur bekuan darah (dibalon), akibatnya dia bisa mengalami penyumbatan kembali. Kemungkinan itu dua sampai empat kali lebih tinggi daripada pasien yang berhenti merokok. Masalah yang menonjol pada kebiasaan merokok di Indonesia adalah pada jenis rokok yang diisap, yakni rokok kretek. Jenis rokok ini mempunyai kadar tar dan nikotin lebih tinggi tiga sampai lima kali dibandingkan dengan rokok filter. 10,14 Rokok juga bisa menimbulkan efek kecanduan pada orang-orang yang mengonsumsinya, rokok memiliki efek yang sama dengan morfin, yaitu efek adiksi (ketagihan) dan habituasi (ketergantungan). 10,14 Perokok aktif dapat dibedakan dalam beberapa tingkat menurut jumlah rokok yang dihisap dalam satu hari yaitu : 1). Perokok ringan yaitu sebanyak 1-9 batang dalam satu hari. 2). Perokok sedang yaitu sebanyak batang dalam satu hari. 3). Perokok berat yaitu diatas 19 batang dalam satu hari. 14 e. Kurang Keteraturan berolahraga

13 Olahraga merupakan bagian dari aktifitas fisik yang dilakukan untuk tujuan memperoleh manfaat kesehatan. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot membutuhkan energi luar metabolisme untuk bergerak. Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung seberapa banyak otot bergerak, berapa lama dan berapa berat aktifitas yang dilakukan. Energi yang dikeluarkan saat melakukan aktifitas fisik dapat dihitung berdasarkan tabel 2.4 berikut. Tabel 2.4 Pengeluaran Energi dalam Aktifitas Fisik dan Olahraga (Kal/menit) No Kegiatan Berat Badan (Kg) Senam Berjalan 3,5 km/jam Berkebun Merawat anak Masak Nonton televisi Berbelanja Bergerak, bermain dengan anak Membaca Tidur Pekerjaan dengan komputer Pekerjaan kantor ringan Mengemudi Duduk di kelas Sumber : Pooja Malhotra, Aktifitas yang efektif yang dapat menurunkan kadar kolesterol yaitu berupa olahraga yang teratur yang dilakukan minimal tiga kali seminggu masingmasing dengan lama waktu antara kurang lebih 45 menit. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas serta pinggul, seperti senam, aerobik, jalan kaki, berenang, jogging, atau bersepeda. 2,13 Manfaat olahraga yang teratur yaitu : 1). Meningkatkan kadar HDL kolesterol. 2). Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard. 3). Menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama-sama dengan menurunkan LDL kolesterol. 4). Membantu menurunkan tekanan darah.

14 5). Meningkatkan kesegaran jasmani. 2,13,15 f. Stress Secara sederhana stres dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu terganggu keseimbangannya. Stres terjadi akibat adanya situasi eksternal atau internal yang memunculkan gangguan, dan menuntut individu untuk berespon adaptif. Stres merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan stres seperti merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri. 7,14 Setiap hari kita harus tergesa-gesa bangun, membereskan pekerjaan rumah, lupa atau tidak sempat sarapan, lari mengejar kendaraan umum, sekolah atau menjalani aktivitas, berkonflik dengan teman atau orang lain, kehabisan uang padahal harus membeli keperluan harian, dan seterusnya, semua itu dapat memunculkan stres. 7,14 Stres menampilkan diri melalui berbagai gejala, seperti meningkatnya kegelisahan, ketegangan dan kecemasan, sakit fisik (sakit kepala, mulas, gatalgatal, diare), adanya kelelahan, ketegangan otot, gangguan tidur, atau meningkatnya tekanan darah dan detak jantung. Stres juga dapat tampil dalam perubahan pada perilaku, individu jadi tidak sabar, lebih cepat marah, menarik diri, atau menampilkan perubahan pola makan. Sebagian individu merasa frustrasi, tak berdaya, menjadi lesu dan memiliki penilaian diri rendah. 14 Dalam sebuah penelitian menunjukkan orang yang stress 1,5 x lebih besar mendapatkan resiko PJK daripada orang yang tidak stress, karena dengan adanya stress terjadi peningkatan kadar kolesterol darah dan tekanan darah dalam tubuh Pencegahan Hiperkolesterolemia 2,3,12,13,16,19,20 a. Mengatur pola makan yaitu dengan cara : 1). Mengkonsumsi makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan : Makanan seimbang adalah makanan yang terdiri dari : a). 60 % kalori berasal dari karbohidrat b). 15 % kalori berasal dari protein. c). 25 % kalori berasal dari lemak d). Kalori dari lemak jenuh tidak boleh lebih dari 10 %

15 Kelebihan kalori dapat diakibatkan dari asupan yang berlebih (makan banyak) atau penggunaan energi yang sedikit (kurang aktivitas). Kelebihan kalori terutama yang berasal dari karbohidrat dapat menyebabkan peningkatan kadar trigliserida. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat tinggi yaitu nasi, kue, snack, mie, roti dsb. Contoh makanan yang mengandung protein hewani tinggi yaitu daging, ikan, udang, putih telur. Contoh makanan yang mengandung protein nabati tinggi yaitu tahu, tempe, kacang-kacangan. 2). Menurunkan asupan lemak jenuh. Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa, santan dan semua minyak lain seperti minyak jagung, minyak kedele dll yang mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang-ulang. Kelebihan lemak jenuh akan menyebabkan peningkatan kadar LDL kolesterol. 3). Menjaga agar asupan lemak jenuh tetap baik secara kuantitas maupun kualitas. Minyak tidak jenuh terutama didapatkan pada ikan laut serta minyak sayur dan minyak zaitun yang tidak dipanaskan dengan pemanasan tinggi atau tidak dipanaskan secara berulang-ulang. Asupan lemak tidak jenuh ini akan dapat meningkatkan kadarkolesterol HDL, dan mencegah terbentuknya endapan pada pembuluh darah. 4). Menurunkan asupan kolesterol Kolesterol terutama banyak ditemukan pada lemak dari hewan, jeroan, kuning telur, serta seafood (kecuali ikan). 5). Mengkonsumsi lebih banyak serat dalam menu makanan sehari-hari. a). Serat banyak ditemukan pada buah- buahan (misalnya apel, pir yang dimakan dengan kulitnya) dan sayur-sayuran. b). Serat yang dianjurkan adalah sebesar gr / hari, setara dengan 6 buah apel merah dengan kulit atau 6 mangkuk sayuran. c). Serat berfungsi untuk mengikat lemak yang berasal dari makanan dalam proses pencernaan, sehingga mencegah peningkatan kadar LDL kolesterol.

16 6). Merubah cara memasak a). Sebaiknya memasak makanan bukan dengan menggoreng tetapi dengan merebus, mengukus atau membakar tanpa minyak atau mentega. b). Minyak goreng dari asam lemak tidak jenuh sebaiknya bukan digunakan untuk menggoreng tetapi digunakan untuk minyak salad, sehingga mempunyai efek positif terhadap peningkatan kadar HDL kolesterol maupun pencegahan terjadinya endapan pada pembuluh darah. b. Melakukan aktifitas olahraga dengan teratur. 1). Dianjurkan untuk melakukan olah raga yang bersifat aerobik ( jalan cepat, lari- lari kecil, sepeda, renang dan lain-lain) secara teratur 3 5 kali setiap minggu, minimal 45 menit/ olahraga. 2). Olah raga yang teratur akan membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL. 3). Melakukan aktifitas olah raga sampai mengeluarkan keringat. c. Menjaga berat badan ideal Berat badan yang berlebih( obesitas ) adalah salah satu faktor risiko hiperkolesterolemia, untuk itu diupayakan berat badan supaya tetap ideal, minimal tidak obesitas yaitu dengan IMT < 25,0. Cara menjaga berat badan yang utama adalah dengan pengaturan diet makan dan aktifitas olahraga yang teratur. Selain mencegah hiperkolesterolemia, berat badan yang ideal banyak mengurangi faktor risiko penyakit-penyakit lain misalnya DM, Hipertensi, PJK dan lain-lain. 3. Pengobatan Hiperkolesterolemia 3,13,14 Pengobatan hiperkolesterolemia dilakukan setelah usaha-usaha seperti yang tersebut diatas seperti pengaturan makan dan olahraga tidak memberikan perbaikan dan berdasarkan pendapat dokter bahwa kadar ketinggian kolesterol sudah memerlukan pengobatan medis. Obat hiperkolesterolemia yang beredar di Indonesia antara lain yaitu Asam Fibrat, Resin, Penghambat HMGCoa reduktase, Asam nikotinat dan Ezetimibe. Obat yang termasuk golongan asam fibrat adalah Gemfibrozil Fenofibrate dan Ciprofibrate. Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma. Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel

17 kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate menurunkan produksi LDL dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu. Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah Kolestiramin (Chlolestyramine). Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah. Penghambat HMGCoa reduktase antara lain Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin. Golongan ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu dapat berguna untuk meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah. Asam nikotinat atau Niasin / vitamin B3 yang larut air. Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah. Sedangkan Ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. C. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis Berdasarkan teori yang diuraikan dalam tinjauan pustaka disusun kerangka teoritis sebagai berikut: Lingkungan Kerja dan rumah Kebiasaan Merokok Pola Makan Keteraturan berolahraga Obesitas

18 Beban kerja Kadar lemak dalam makanan Jumlah kolesterol yang dibakar Stres Kejadian Hiperkolesterolemia Riwayat hiperkolesterolemia dalam keluarga Bagan 2.1 Kerangka Teoritis Sumber: William H. Frishman,MD dan Syed. F Mahmood, MD 3 2. Kerangka Konseptual Pola Makan Obesitas Keteraturan berolahraga Kejadian Hiperkolesterolemia Kebiasaan Merokok D. Hipotesis 1. Ada hubungan antara makan dengan kejadian hiperkolesterolemia pada capa polisi di lingkungan Mapolda Jateng. 2. Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hiperkolesterolemia pada capa polisi di lingkungan Mapolda Jateng. 3. Ada hubungan antara keteraturan berolahraga dengan kejadian hiperkolesterolemia pada capa polisi di lingkungan Mapolda Jateng. 4. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hiperkolesterolemia capa polisi di lingkungan Mapolda Jateng.

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Jantung Koroner Jantung koroner adalah suatu penyakit kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan

Lebih terperinci

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

RS PERTAMINA BALIKPAPAN D MUHAMMAD IQBAL Dr. IQBAL, S Sp.JP JP RS PERTAMINA BALIKPAPAN RS. 2 Penyakit Kardiovascular : Penyakit Jantung Koroner (PJK ) menyebabkan 7.2 juta kematian di dunia di tahun 1996 14% dari total kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi

Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi T. Bahri Anwar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara I. Pendahuluan Hiperkolesterolemi adalah peninggian kadar kolesterol di dalam darah. Kadar

Lebih terperinci

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id Manfaat utama : Sumber energi untuk seluruh aktivitas dan metabolisme tubuh. (Lihat Tabel I : Sumber Makanan) Akibat bagi kesehatan Kelebihan :

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI]

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] 2015 copyright@saricipta2015 [BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] Buku saku ini berisi informasi terkait Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang sangat bermanfaat dalam rangka pengendalian mandiri oleh jamaah

Lebih terperinci

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI UNDERSTANDING CHOLESTEROL Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI Email: d.tisnadjaja@gmail.com 1 Definition Kolesterol merupakan zat berlemak yang diproduksi oleh hati, dapat ditemukan diseluruh tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pola dan gaya hidup modern semakin menggejala di dalam masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan pembangunan dan perkembangan teknologi.

Lebih terperinci

MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI. Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI. Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA I.PENDAHULUAN Hiperkolesterolemi adalah peninggian kadar kolesterol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hiperkolesterolemia 1. Pengertian Hiperkolesterolemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol total yang disertai dengan meningkatnya kadar kolesterol LDL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB VI GAYA HIDUP SEHAT Kolesterol yang tinggi (hiperkolesterolemia) memang tidak terlihat dan seringkali tidak bergejala, kecuali dengan melakukan Check Up (periksa darah) secara berkala paling tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelebihan kolesterol dalam darah merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal tersebut diakibatkan

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Fast food BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi fast food Fast food atau dalam bahasa Indonesia disebut makanan cepat saji merupakan makanan yang pertama sekali diciptakan di Amerika. 12 Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan / penghambatan pembuluh darah arteri yang mengalirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba modern ini, kecenderungan pola makan yang serba

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba modern ini, kecenderungan pola makan yang serba 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instan seperti makanan cepat saji dan makanan awetan telah berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang-kacangan (Leguminosa), seperti kacang hijau, kacang tolo, kacang gude, kacang merah, kacang kedelai, dan kacang tanah, sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia (Lansia) Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi Supported by : Pedoman Gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan lemak yang dianjurkan adalah sebanyak 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik. Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia karena dalam

Lebih terperinci

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung Pentingnya mengenal faktor resiko PJK dalam usaha mencegah serangan Jantung Pendahuluan Di Indonesia Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problema kesehatan urutan urutan ke 6. Sementara tingkat kematian

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung koroner merupakan keadaan dimana terjadinya penimbunan plak di pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK)merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan oleh penyempitanarteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya.

Lebih terperinci

Deep Sea Fish Oil Turunkan Kolesterol

Deep Sea Fish Oil Turunkan Kolesterol Deep Sea Fish Oil Turunkan Kolesterol Deep Sea Fish Oil merupakan herbal kaya kandungan minyak ikan omega-3, minyak biji kedelai, Gelatin, Glycerol dan purified water. Omega-3 yang terdapat di dalam Deep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima. Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI Diproduksi Oleh: PJ. Sinar Sehat, Tasikmalaya Dibawah pengawasan Puslit Bioteknologi-LIPI Dipasarkan oleh: PT. Trubus Mitra Swadaya MONASTEROL Monascus

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri

Lebih terperinci

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT Pendahuluan Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid merupakan lipid utama di tubuh Trigliserida didistribusikan ke dalam otot sebagai sumber energi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60 % dari seluruh penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah

Lebih terperinci

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd TERDAPAT 6 REKOMENDASI 1. Konsumsi menu Gizi Seimbang 2. Sesuaikan konsumsi zat gizi dengan AKG 3. Selalu Sarapan 4. Pelihara Otak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri yang membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan ini memberi peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, membuat masyarakat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant, terutama dalam hal makanan. Hal ini terlukiskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT

AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT Ingin menerapkan pola makan yang sehat tapi tidak tahu harus memulai dari mana? Artikel ini adalah panduan mudah untuk mengiring anda ke arah yang tepat.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,

Lebih terperinci

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes bisa disembuhkan setelah para ilmuwan menemukan bahwa gumpalan beracun dari sel berhenti memproduksi hormon insulin. Para ilmuwan di Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat

Lebih terperinci

Penyumbatan Pembuluh Darah

Penyumbatan Pembuluh Darah Penyumbatan Pembuluh Darah Penyumbatan pada syaraf otak dikarenakan adanya plak pada pembuluh darah. Plak pada pembuluh darah diakibatkan oleh: 1. Kadar kolesterol total dan LDL tinggi. Selain asupan makanan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Definisi Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti, Men dan pauseis adalah kata yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan haid. Menopause

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit kelas A. RSUD Dr. Moewardi ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan wilayah Eks Karesidenan Surakarta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian ke-11. Pada 1986 kondisi naik menjadi peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasca Menopause Wanita mempunyai masa kehidupan seksual dimana banyak folikel primodial tumbuh menjadi folikel vesicular setiap siklus seksual, dan akhirnya hampir semua ovum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal dasar dalam kehidupan manusia. Dengan kondisi yang sehat dan tubuh yang prima, manusia dapat melaksanakan proses kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Banyak penduduk Indonesia memiliki pola makan yang salah, cenderung menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Pada umumnya, makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,

Lebih terperinci