BUPATI SUMBAWA BARAT

Transkripsi

1 BUPATI SUMBAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN SOSIAL PARIRI DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional, setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur; b. bahwa untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat menyelenggarakan Sistem Jaminan Sosial bagi masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sumbawa Barat tentang Jaminan Sosial Pariri Kesehatan, Lansia dan Disabilitas di Kabupaten Sumbawa Barat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3670); -1-

2 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 145, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4340); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Ne gara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); -2-

3 9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on The Rights of Persons With Disabilities (Konvensi Mengenai Hak -Hak Penyandang Disabilitas) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5251); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4972); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83); 14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah. -3-

4 15. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 16. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun (berisi NAWACITA). 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017; -4-

5 21. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 Nomor 2); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 8 Tahun 2012 tentang Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2012 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 2); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2016 Nomor 3, Nomor Regestrasi dari Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun 2016); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 20 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2016 Nomor 5); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2016 Nomor 6); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa Barat -5-

6 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2016 Nomor 11); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 13 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah ( APBD) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2016 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 10 Tahun 2016); 28. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong di Kabupaten Sumbawa Barat. MEMUTUSKAN: Menetapkan : JAMINAN SOSIAL PARIRI DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat. 3. Bupati adalah Bupati Sumbawa Barat. 4. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumbawa Barat. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah yang melaksanakan urusan wajib dan -6-

7 urusan pilihan, serta penunjang urusan pemerintahan daerah pada Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat. 7. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut dengan Kepala SKPD yang mempunyai tugas melaksanakan Pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 8. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. 9. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak BUD Kabupaten Sumbawa Barat. 10. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah. 11. Rekening Kas Daerah yang selanjutnya disebut RKD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah apda bank yang ditetapkan. 12. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD 13. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat. 14. Dinas Sosial adalah Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa Barat. 15. Gotong royong adalah kegiatan kerjasama masyarakat, baik secara orang perorangan maupun berkelompok dalam berbagai bidang pembangunan yang diarahkan pada pengutan persatuan dan kesatuan serta peran aktif masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengembangan sosial ekonomi wilayah. 16. Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong yang selanjutnya disingkat PDPGR adalah penyediaan ruang dan penegasan arah -7-

8 penguatan gotong royong sebagai suatu nilai dan cara mencapai tujuan yang dilaksanakan secara sukarela, bersama-sama dan tolong menolong dengan dilandasi semangat Ikhlas, Jujur, dan Sungguhsungguh dalam mewujudkan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan kerja secara efektif dan efisien untuk percepatan pengentasan kemiskinan. 17. Agen Pemberdayaan Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong yang selanjutnya disebut Agen Pemberdayaan PDPGR adalah kader pemberdayaan gotong royong yang berperan memfasilitasi perencanaan program serta pelaksanaan dan pertanggungjawaban kegiatan gotong royong, terdiri atas: Agen Pemberdayaan PDPGR Tingkat Kecamatan, Agen Pemberdayaan PDPGR Tingkat Desa/Kelurahan, dan Agen Pemberdayaan PDPGR Tingkat Peliuk/Blok Wilayah. 18. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara layak sesuai harkat dan martabat kemanusiaan. 19. Perlindungan sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial. 20. Jaminan Sosial PARIRI adalah suatu jenis kegiatan dari PDPGR yang diwujudkan melalui jaminan sosial dengan nama PARIRI ( berarti: mengatur/ merencanakan) sebagai bentuk jaminan sosial kepada masyarakat sasaran di Kabupaten Sumbawa Barat. 21. Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 22. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. 23. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS Kesehatan adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional. -8-

9 24. Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang atau warga masyarakat yang sudah terdaftar sebagai Peserta BPJS dan telah membayar iuran BPJS. 25. Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta BPJS Kesehatan untuk program jaminan kesehatan. 26. Bantuan iuran adalah iuran yang dibayar oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program jaminan sosial. 27. Lanjut Usia (LANSIA) sasaran jaminan sosial adalah masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat yang berumur 60 tahun ke atas, tergolong miskin dan/atau dinyatakan benar-benar tidak mampu secara sosial ekonomi oleh masyarakat sekitarnya. 28. Penyandang Disabilitas sebagai sasaran jaminan sosial adalah orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama, sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan masyarakat lainnya berdasarkan kesamaan hak. 29. Penerima Jaminan Sosial Pariri LANSIA adalah masyarakat tergolong Lansia di Kabupaten Sumbawa Barat, yang diajukan oleh individu dan/atau keluarga yang bersangkutan, Kepala Desa/Kelurahan atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan yang diketahui oleh Camat kepada Bupati melalui Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa Barat. 30. Penerima Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas adalah penyandang cacat di Kabupaten Sumbawa Barat, yang diajukan oleh individu dan/atau keluarga yang bersangkutan, Kepala Desa/Kelurahan atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan yang diketahui oleh Camat kepada Bupati melalui Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa Barat. 31. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran. -9-

10 32. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas beban pengeluaran DPA-SKPD. 33. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. 34. Surat Setoran Pajak yang selanjutnya disingkat SSP adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. 35. Bank Penyalur adalah bank umum yang ditunjuk oleh Bupati Sumbawa Barat sebagai channeling yang membantu Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam menyalurkan bantuan jaminan sosial kepada penerima/sasaran jaminan sosial. 36. Camat adalah Camat di Kabupaten Sumbawa Barat. 37. Kepala Desa/Lurah adalah Kepala Desa/Lurah di Kabupaten Sumbawa Barat. 38. Peliuk adalah blok wilayah yang ditetapkan sebagai lokasi sasaran Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR). BAB II ASAS, TUJUAN DAN PRINSIP PENYELENGGARAAN Pasal 2 Sistem Jaminan Sosial Pariri diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat. Pasal 3 Sistem Jaminan Sosial Pariri bertujuan untuk membantu masyarakat miskin dan/atau tidak mampu, LANSIA dan penyandang disabilitas dalam memenuhi kebutuhan hidup secara layak sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. -10-

11 Pasal 4 Sistem Jaminan Sosial Pariri diselenggarakan berdasarkan pada prinsip: a. Kegotong-royongan; b. Nirlaba; c. Keterbukaan; d. Kehati-hatian; e. Akuntabilitas; f. Berkeadilan. BAB III KEPESERTAAN DAN IURAN Pasal 5 (1). Peserta Jaminan Sosial Pariri adalah masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat yang berkategori miskin dan/atau tidak mampu, Lanjut Usia (LANSIA) dan Penyandang Disabilitas. (2). Setiap peserta berhak memperoleh informasi dan manfaat tentang pelaksanaan program jaminan sosial yang diikutinya. BAB IV JAMINAN SOSIAL PARIRI Bagian Kesatu Jenis Jaminan Sosial Pariri Pasal 6 Jenis jaminan sosial Pariri meliputi: a. Jaminan Sosial Pariri Kesehatan; b. Jaminan Sosial Pariri Lansia; c. Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas. -11-

12 Bagian Kedua Jaminan Sosial Pariri Kesehatan Pasal 7 (1) Jaminan Sosial Pariri Kesehatan diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. (2) Jaminan Sosial Pariri Kesehatan diselenggarakan dengan tujuan untuk menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Pasal 8 (1) Peserta jaminan sosial Pariri Kesehatan adalah setiap penduduk/ masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat yang tidak mampu membayar iuran secara mandiri. (2) Masyarakat lainnya tidak dapat menjadi peserta jaminan sosial Pariri Kesehatan jika: a. Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI/Polri beserta tanggungannya. b. Telah mendapat bantuan program sejenis dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi. c. Telah menjadi peserta program jaminan kesehatan lainnya yang ditanggung oleh perusahaan tempat kerja. d. Mampu menjadi peserta secara mandiri. Pasal 9 (1) Jaminan sosial Pariri Kesehatan diselenggarakan melalui pola kerjasama dengan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. (2) Fasilitas kesehatan yang ditanggung dalam program jaminan sosial Pariri Kesehatan ini adalah fasilitas kesehatan kelas III (tiga). (3) Jumlah dan tarif iuran untuk setiap peserta per bulan disesuaikan dengan ketentuan dari BPJS Kesehatan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria Peserta, pendataan dan pendaftaran peserta, hal-hal teknis lainnya yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, dirumuskan oleh Dinas Sosial. -12-

13 (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi, pelaporan pelaksanaan kegiatan dan hal-hal teknis lainnya yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, dirumuskan oleh Dinas Kesehatan. Pasal 10 (1) Sistem pembayaran iuran dilakukan setiap bulan sesuai tagihan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan kepada Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Kesehatan. (2) Berdasarkan iuran BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat melakukan verifikasi atas jumlah tagihan yang diajukan. (3) Dalam hal iuran BPJS Kesehatan telah sesuai dengan jumlah yang harus dibayarkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat mengajukan SPP-SPM kepada PPKD selaku BUD untuk dibayarkan sesuai mata anggaran tersedia yang dilengkapi dengan: a. Surat Tagihan dari BPJS Kesehatan mencantumkan jumlah total peserta/jumlah iuran Kabupaten Sumbawa Barat pada bulan berkenaan. b. BPJS kesehatan akan memberikan data by name by address peserta terdaftar tiap desa untuk dilakukan validasi melalui kegiatan rekonsiliasi data yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. c. Surat pernyataan tanggung jawab dari BPJS Kesehatan bahwa daftar peserta telah dilakukan verifikasi dan sesuai dengan jumlah peserta pada bulan berkenaan dan jika terdapat kelebihan pembayaran akan disetor kembali ke Kas Daerah. d. Kwitansi yang telah ditandatangani oleh BPJS Kesehatan dan PA atau Pejabat lain yang dikuasakan sebagaimana format pada Lampiran I. e. Surat Setoran Pajak (SSP) sebagaimana format pada Lampiran II. f. Referensi Bank yang menunjukkan Nama dan Nomor Rekening BPJS Kesehatan, atau virtual account entitas. g. Rekomendasi Pembayaran dari Dinas Kesehatan yang berisi bahwa tagihan iuran BPJS Kesehatan telah diverifikasi dan sesuai dengan jumlah yang sebenarnya. (4) Sistem Penerbitan SP2D pada BUD dilaksanakan sesuai ketentuan mengenai pembayaran atas beban APBD yang berlaku. -13-

14 Bagian Ketiga Jaminan Sosial Pariri Lansia Pasal 11 (1) Jaminan Sosial Pariri Lansia diselenggarakan melalui sistem penyaluran bantuan langsung tunai kepada masing-masing sasaran penerima. (2) Jaminan Sosial Pariri Lansia diselenggarakan dengan tujuan untuk menjamin agar sasaran dapat menerima dan memanfaatkan dana yang diberikan saat berusia lanjut. (3) Jaminan Sosial Pariri Lansia dibayarkan setiap bulan kepada masing-masing sasaran penerima. (4) Besarnya Jaminan Sosial Pariri Lansia per bulan setiap tahunnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria sasaran penerima Jaminan Sosial Pariri Lansia, pendataan dan pendaftaran peserta, pembinaan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan program dan hal-hal teknis lainnya yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini dirumuskan oleh Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa Barat. (6) Peserta Jaminan Sosial Pariri Lansia ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 12 (1) Jaminan Sosial Pariri Lansia dilaksanakan dengan Pola Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dengan Pihak Bank Penyalur yang ditunjuk. (2) Bank Penyalur yang ditunjuk berfungsi sebagai penampung dan penyalur dana Jaminan Sosial Pariri Lansia dalam jangka waktu tertentu. (3) Rekening Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat pada Bank Penyalur sekaligus berfungsi sebagai RKD. (4) Pola Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dengan Pihak Bank Penyalur diatur dalam perjanjian kerjasama. (5) Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat ( 4) setidaknya memuat: a. Latar belakang -14-

15 b. Tujuan c. Ruang lingkup d. Hak dan kewajiban masing-masing pihak e. Sanksi, dan f. Penyelesaian perselisihan. (6) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dengan Bank Penyalur dirumuskan oleh PPKD. (7) Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) diwakili oleh Bupati Sumbawa Barat. Pasal 13 (1) Dinas Sosial mengajukan pembayaran setiap bulan atas Jaminan Sosial Pariri Lansia kepada Bupati Sumbawa Barat melalui PPKD disertai dengan: a. Keputusan Bupati tentang penetapan sasaran penerima. b. Daftar nominatif sasaran penerima jaminan sosial Pariri Lansia per Peliuk atau per desa/kelurahan yang memuat paling sedikit: i. Nama penerima, ii. Besaran dana jaminan yang diterima, iii. Nomor rekening masing-masing sasaran penerima. c. Rekapitulasi sasaran penerima per Peliuk, per Desa/Kelurahan, per Kecamatan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Sosial. d. Surat Setoran Pajak (SSP). e. Surat pernyataan tanggung jawab bahwa terhadap daftar sasaran penerima yang diajukan pada bulan berkenaan, telah dilakukan verifikasi pada Dinas Sosial dan jika ada kelebihan pembayaran akan disetor kembali ke kas Daerah. (2) Pengajuan pembayaran setiap bulan oleh Dinas Sosial diajukan paling lambat minggu pertama bulan berkenaan. (3) PPKD melakukan proses pencairan dana jaminan sosial Lansia sesuai mata anggaran tersedia. (4) Pembayaran dana jaminan Lansia ditransfer ke rekening masingmasing sasaran penerima pada Bank Penyalur. (5) Bukti transfer ke masing-masing rekening sasaran penerima sekaligus berfungsi sebagai kwitansi/bukti penerimaan dana jaminan lansia. -15-

16 (6) Dinas Sosial dapat meminta konfirmasi kepada Bank Penyalur atas pembayaran yang telah dilakukan melalui rekening penerima. Bagian Keempat Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas Pasal 14 (1) Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas diselenggarakan melalui sistem penyaluran bantuan langsung tunai kepada masingmasing peserta. (2) Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas diselenggarakan dengan tujuan untuk memberdayakan dan mengurangi beban hidup para disabilitas. (3) Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas dibayarkan setiap bulan kepada masing-masing peserta. (4) Besarnya Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas per bulan setiap tahunnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penerima Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas, pendataan dan pendaftaran peserta, pembinaan, evaluasi, pelaporan pelaksanaan program dan hal-hal teknis lainnya yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini dirumuskan oleh Dinas Sosial. (6) Peserta jaminan sosial Pariri Penyandang Disabilitas ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 15 (1) Pola pelaksanaan, kerjasama dengan pihak Bank Penyalur, pengajuan dan penyaluran dana, dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum dalam Pasal 12 dan Pasal 13 Peraturan Bupati ini. -16-

17 BAB V PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 16 (1) Dinas Sosial menyampaikan laporan penggunaan/penyaluran dana Jaminan Sosial Pariri Lansia dan Jaminan Sosial Pariri Penyandang Disabilitas kepada kepala daerah melalui PPKD. (2) Dana Jaminan Sosial Pariri dicatat sebagai realisasi jenis belanja bantuan sosial pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan. Pasal 8 Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian bantuan sosial meliputi: a. keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar penerima dana Jaminan Sosial Pariri; b. bukti transfer/penyerahan uang atas pemberian dana Jaminan Sosial Pariri. Pasal 9 (1) Pertanggungjawaban penerima dana Jaminan Sosial Pariri meliputi: a. laporan penggunaan dana Jaminan Sosial Pariri oleh SKPD teknis; (2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a disampaikan kepada kepala daerah paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 10 (1) Realisasi bantuan sosial dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah daerah dalam tahun anggaran berkenaan. -17-

18 BAB V PENUTUP Pasal 16 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan memiliki daya laku surut sejak tanggal 1 Januari Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sumbawa Barat. Ditetapkan di Taliwang pada tanggal 3 Januari 2017 BUPATI SUMBAWA BARAT, dto Diundangkan di Taliwang pada Tanggal 3 Januari 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT, W. MUSYAFIRIN dto A. AZIS BERITA DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN 2017 NOMOR 1-18-

19 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2017 TENTANG : JAMINAN SOSIAL PARIRI DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT KWITANSI PA dan BPJS KESEHATAN KOP SKPD Kode Rekening : Dibukukan Tanggal : Nomor Buku : KWITANSI TERIMA DARI : BANYAKNYA UANG : TERBILANG : Rp. MENGETAHUI/MENYETUJUI Pengguna Anggaran Nama Dinas Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Taliwang 2017 Yang Menerima Uang Nama Nip. Nama Nip. Nama Jabatan BUPATI SUMBAWA BARAT, dto W. MUSYAFIRIN -19-

20 LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2017 TENTANG : JAMINAN SOSIAL PARIRI DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT Bukti Surat Setoran Pajak (SSP) No. Faktur Penjualan/ FAKTUR PAJAK Kontrak/Order STANDAR N0. Seri : PENGUSAHA KENA PAJAK : Nama : Alamat : NPWP : No. Pengukuhan : NO. PKP Tanggal: Tanggal Penyerahan Pembayaran*) : PEMBELI BKP/PENERIMA JKP : Nama : Alamat : NPWP : No Nama Barang Kena Pajak/ Kwantum Harga Satuan Harga Jual/Penggantian Uang Muka /Termin Urut Jasa Kena Pajak (Rp.) (Rp.) Jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin - Dikurangi Potongan Harga Dikurangi Uang Muka Yang Telah Di Terima Dasar Pengenaan Pajak - PPN= 10 % x Dasar Pengenaan Pajak - TARIF SPP PPn DM Wajib Pajak % Rp % Rp % % % nama jabatan BUPATI SUMBAWA BARAT, dto W. MUSYAFIRIN -20-