APLIKASI TEKNOLOGI RADIASI DALAM PEMULIAAN JARAK PAGAR DI BALITTAS. Application of irradiation technology on physic nut breeding in IToFCRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI TEKNOLOGI RADIASI DALAM PEMULIAAN JARAK PAGAR DI BALITTAS. Application of irradiation technology on physic nut breeding in IToFCRI"

Transkripsi

1 APLIKASI TEKNOLOGI RADIASI DALAM PEMULIAAN JARAK PAGAR DI BALITTAS Rully Dyah Purwati dan Budi Hariyono Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Jl. Raya Karangploso Km.4, Kotak pos 199 Malang ABSTRAK APLIKASI TEKNOLOGI RADIASI DALAM PEMULIAAN JARAK PAGAR DI BALITTAS. Mutasi gen dengan radiasi sinar gamma ( 60 Co) merupakan suatu cara untuk menghasilkan varietas unggul dalam program pemuliaan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh tanaman jarak pagar mutan yang berproduktivitas tinggi dan toleran agroekologi lahan kering iklim kering. Mutasi fisik dilakukan dengan sinar gamma ( 60 Co) pada dosis radiasi 0, 25, 50, 100, 150 dan 200 Gray. Materi yang diradiasi adalah benih jarak pagar provenan HS-49 dan IP-3A. Benih yang telah diradiasi pada Agustus 2009 ditanam di bak perkecambahan dilanjutkan di polibag, dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Malang, selanjutnya bibit ditanam di lahan kering iklim kering di KP. Pasirian, Lumajang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan mutasi radiasi sinar gamma hingga dosis 200 Gy tidak menimbulkan kerusakan benih, tetapi sudah menurunkan kecepatan berkecambah benih, terutama pada IP-3A. Pada fase kecambah/bibit perlakuan radiasi Gy menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik. Radiasi sinar gamma menurunkan nilai perbandingan tajuk/akar, yang berarti pertumbuhan perakaran lebih besar, mengindikasikan kemampuan bertahan pada kondisi kering. Tanaman mutan hasil radiasi lebih cepat berbunga dan pada umur 7 bulan telah diperoleh 2 individu tanaman mutan yang produksinya lebih tinggi dibandingkan kontrol IP-3A dan HS-49 yaitu 3-IP3A-50Gy-p2 (603,17 g/pohon atau 1507,93 kg/ha) dan 3-IP3A-50Gy-p6 (559,76 g/pohon atau 1399,40 kg/ha). Kata kunci : mutasi, radiasi, sinar gamma ( 60 Co), jarak pagar (Jatropha curcas L.) Application of irradiation technology on physic nut breeding in IToFCRI ABSTRACT TECHNOLOGY APPLICATIONS IN RADIATION BREEDING IN JARAK PAGAR BALITTAS Mutation breeding by gamma irradiation ( 60 Co) is one of the procedures to produce superior varieties. The research was aimed to obtain mutant plants with high productivity and tolerant to upland dry climate agro ecology. The physical mutation treatments consisted of irradiation doses of 0, 25, 50, 100, 150 and 200 Gray. The materials used in this experiment were nut seeds of HS-49 and IP- 3A provenances. The irradiated seeds were germinated in August 2009 in boxes then transferred to polyethelene bags. These steps were conducted in Indonesian Tobacco and Fibre Crops Research Institute (IToFCRI). The following step was sowing of seedlings on upland solt with dry climate at the Pasirian (Lumajang) Experimental Station. The results showed that mutation using gamma irradiation of 200 Gy did not result in seed damage but decreased germination rate, especially in IP-3A. The seedling phase, at the dose of Gy produced better growth than other treatments. Gamma irradiation reduced the value of the shoot/root ratio, which means greater root growth, indicating the ability to survive in dry conditions. Mutant plants flowered earlier and at 7 months after planting two individual mutant plants higher production than IP-3A and HS-49 (controls): 3-IP3A-50Gy-p2 ( g/tree or kg/ha) and 3-IP3A-50Gy-p6 ( g/tree or kg/ha). Key words: mutation, irradiation, gamma rays ( 60 Co), physic nut (Jatropha curcas L.) 123

2 PENDAHULUAN Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi penghasil minyak untuk bahan bakar nabati, karena bijinya mengandung minyak. Tanaman jarak pagar telah lama dikenal masyarakat, namun hanya ditanam sebagai pagar pembatas. Belum tersedia varietas unggul dan teknologi budidaya untuk menghasilkan produksi dan kadar minyak yang tinggi. Kegiatan pemuliaan memerlukan keragaman genetik yang luas untuk memperoleh varietas unggul baru dengan sifat-sifat yang diinginkan. Serangkaian kegiatan telah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS), mulai dari eksplorasi, evaluasi, seleksi, dan hibridisari. Diperoleh beberapa provenan yang berpotensi produksi dan kadar minyak tinggi dan relatif toleran kondisi kekurangan air (Sudarmo et al., 2007). Jika hanya menempuh jalur pemuliaan konvensional dengan hibridisasi akan memerlukan waktu yang lama, serta tenaga dan biaya yang besar. Jalur inkonvensional juga ditempuh melalui pemanfaatan teknologi mutasi radiasi. Mutasi radiasi merupakan terobosan dalam perbaikan sifat tanaman terutama yang sukar diperbaiki secara konvensional (Soedjono, 2003). Radiasi sinar gamma dari sumber 60 Co langsung mengenai inti sel, terjadi mutasi acak pada gen atau kromosom, diharapkan akan terjadi mutasi positif seperti yang diharapkan (Agusrial, 2008). Pemanfaatan radiasi sinar gamma telah banyak digunakan dan berhasil pada berbagai komoditas. Soedjono (2003) merangkum beberapa kultivar mutan yang telah dilepas di berbagai negara, perlakuan yang diberikan dan perbaikan sifatnya. Sebagai contoh pada komoditas perkebunan, sebanyak 24 kultivar kapas (8 Cina, 9 India, 5 Pakistan, 2 Rusia) hasil dari perlakuan terhadap biji dengan 200 Gy sinar X, sinar gamma dan disilangkan; hasilnya adalah mutan semi kerdil, genjah, produksi tinggi dan tahan kekeringan. Pada bunga matahari ada 2 kultivar mutan yang dilepas (1 Cina, 1 India), perlakuan pada biji dengan Gy neutron cepat dan DMS; menghasilkan mutan yang meningkat produksi dan kadar minyaknya. Pada tembakau ada 9 kultivar mutan yang dilepas (1 Bulgaria, 1 Kanada, 1 India, 1 Indonesia,1 Amerika Serikat dan 4 Rusia), menggunakan radiasi sinar X dan sinar gamma pada biji, tunas dan kalus; hasilnya warna dan kualitas daun lebih baik, tahan patogen dan produksi lebih tinggi. Pada jarak kepyar telah dilepas 4 kultivar mutan (3 India, 1 Rusia), perlakuan radiasi biji dengan sinar X, sinar gamma, neutron cepat dan DES menghasilkan mutan yang genjah dan kadar minyak tinggi. Tanaman jarak pagar dari stek yang dradiasi sinar gamma 10 Gy menghasilkan variasi genetik, memiliki sifat genjah dan meningkatkan bobot 100 biji (Dwimahyani dan Ishak 2007). Variasi genetik tanaman jarak kepyar (Ricinnus communis L.) diperoleh dengan radiasi sinar gamma 300 Gy dan meningkatkan produksi biji >30% (Ganesan et al., 2001 cit Dwimahyani dan 124

3 Ishak, 2007). Dibandingkan dengan stek, dosis radiasi lebih tinggi diberikan pada biji karena kadar air yang lebih rendah. Tujuan kegiatan adalah untuk memperoleh tanaman mutan hasil radiasi yang berproduksi tinggi pada agroekologi lahan kering iklim kering. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu: 1) Persiapan bahan tanaman yang akan dimutasi; 2) Aplikasi teknik mutasi secara fisik dengan radiasi sinar gamma 60 Co; 3) Seleksi perkecambahan benih hasil mutasi; 4) Penanaman benih/bibit mutan hasil perlakuan radiasi dalam polybag; 5) Seleksi produktivitas tanaman mutan (M1) hasil aplikasi radiasi di lapangan. Hasil penelitian ini selanjutnya akan digunakan dalam kegiatan berikutnya yaitu: Evaluasi keturunan tanaman mutan terpilih (M2); Uji daya hasil dan stabilitas hasil tanaman mutan; Perbanyakan tanaman mutan secara klonal. Radiasi sinar gamma ( 60 Co) dilakukan di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR), BATAN, Jakarta pada Agustus Benih yang diradiasi untuk masing-masing perlakuan adalah 250 butir. Pengujian perkecambahan dan penanaman bibit dilakukan di Malang. Setelah perlakuan radiasi dengan sinar gamma 60 Co (0, 25, 50, 100, 150, 200 Gy), benih ditanam dalam media pasir steril untuk pengujian perkecambahan. Sterilisasi pasir dilakukan dengan penguapan (steam) pada drum besar. Pada fase perkecambahan diamati persentase benih yang tumbuh pada 2 minggu setelah tanam. Bibit yang lolos seleksi pada fase perkecambahan, kemudian ditanam di polybag ukuran 15x15x30 cm dengan 5 kg media tanah+pasir+pupuk (1:1:1). Pengamatan meliputi tinggi tanaman, lebar kanopi, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar, berat kering tanaman, dan berat kering akar. Bibit tanaman mutan hasil perlakuan radiasi ditanam di lapangan di KP. Pasirian, Lumajang (agroekologi lahan kering iklim kering) pada Oktober Oleh karena tanaman merupakan hasil mutasi (M1) yang keragaman genetiknya tinggi, penanaman di lapangan dilakukan tanpa rancangan. Seleksi individu dilakukan pada tanaman hasil mutasi radiasi dengan sinar gamma 60 Co: 50, 100, 150, 200 Gy ditambah kontrol (tanpa radiasi). Setiap unit (dosis radiasi) terdiri dari 18 tanaman yang ditanam dengan jarak tanam 2 m x 2 m. Sebelum tanam, setiap lubang tanam diberi pupuk kandang 2 kg dan diaduk dengan tanah. Pemupukan dengan 90 g ponska per lubang tanam dilakukan pada saat tanam. Pada umur 2 bulan dilakukan pemupukan lagi dengan 90 g ponska per tanaman. Pemeliharaan meliputi pengairan, pengendalian gulma dan pengendalian hama/penyakit. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, lebar 125

4 kanopi, diameter batang, jumlah daun, perakaran dan berat kering tanaman), umur berbunga dan produksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil seleksi pada koleksi plasma nutfah Balittas sebanyak 421 provenan, diperoleh dua provenan yang memiliki potensi produksi dan toleransinya di agroekologi lahan kering iklim kering yaitu HS-49 dan IP-3A. Oleh karena itu, kedua provenan tersebut digunakan sebagai materi genetik untuk radiasi. HS-49 merupakan provenan asal NTT dengan potensi keunggulan mampu berproduksi tinggi sepanjang tahun dan toleran kekeringan. IP-3A merupakan populasi komposit hasil seleksi massa (tahap ketiga) dari populasi tanaman asal NTB. Seleksi tahap pertama menghasilkan IP1A dan seleksi tahap kedua menghasilkan IP-2A. IP-3A memiliki keunggulan potensi produktivitas tinggi dan toleran kekeringan. Persentase pertumbuhan kecambah jarak pagar hasil radiasi pada berbagai dosis sinar gamma dicantumkan pada Tabel 1. Daya tumbuh benih IP-3A lebih baik dibanding HS-49, karena benih IP-3A baru saja dipanen (unggulan baru), sedangkan benih HS-49 telah disimpan >3 bulan (saat aplikasi tidak cukup tersedia benih yang baru). Pada provenan HS-49, radiasi sinar gamma tidak menyebabkan kerusakan fisik yang berarti dibanding kontrol. Demikian pula pada provenan IP-3A, radiasi sinar gamma tidak menyebabkan kerusakan fisik benih dan perkecambahan. Tabel 1. Persentase pertumbuhan kecambah jarak pagar hasil radiasi pada berbagai dosis sinar gamma ( 60 Co) di Malang Provenan Dosis radiasi Persentase Tumbuh 2 MST % HS-49 0 Gy 63,00 25 Gy 74,00 50 Gy 65, Gy 73, Gy 75, Gy 65,00 IP-3A 0 Gy 86,00 25 Gy 86,00 50 Gy 86, Gy 80, Gy 81, Gy 84,00 Persentase tumbuh HS-49 yang tidak diradiasi lebih rendah dibandingkan yang diradiasi dengan berbagai konsentrasi. Pengamatan pada 2 minggu setelah tanam menunjukkan bahwa benih HS-49 yang tidak diradiasi banyak yang belum tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan 126

5 bahwa radiasi dengan sinar gamma ( 60 Co) mempercepat daya tumbuh (berkecambah) jarak pagar provenan HS-49. Sebaliknya pada IP-3A, radiasi dengan dosis tinggi ( Gy) memperlambat daya berkecambah benih (Tabel 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa masingmasing genotipe memiliki respon yang berbeda terhadap radiasi karena masing-masing genotipe memiliki urutan basa yang berbeda. Selain itu, karena kondisi benih yang diradiasi juga berbeda (HS-49 benih lama dan IP-3A benih baru), maka responnya juga berbeda. Menurut Barshile & Apparao (2009), frekuensi terjadinya mutan dipengaruhi oleh urutan basa yang berbeda-beda dalam genetik tanaman yang bervariasi. Radiasi sinar gamma meningkatkan kecepatan berkecambah, demikian pula pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar hingga umur satu bulan (Tabel 2). Namun demikian, pada dosis radiasi 200 Gy pertumbuhan bibit lebih lambat, yaitu tinggi dan kanopi lebih kecil dibanding kontrol dan dosis radiasi yang lebih rendah pada HS-49. Hal ini berbeda dengan yang terjadi pada IP-3A, pada dosis 200 Gy tinggi tanaman dan lebar kanopi lebih tinggi nilainya dibandingkan pada dosis yang lebih rendah ( Gy). Selain perbedaan respon genotipe, kemungkinan radiasi sinar gamma kurang merata pada semua benih yang diradiasi sehingga banyak yang tidak terkena radiasi. Tabel 2. Pertumbuhan bibit jarak pagar hasil radiasi pada berbagai dosis sinar gamma ( 60 Co) pada 1 bulan setelah tanam, di Malang Provenan Dosis radiasi Tinggi tanaman Lebar kanopi Jumlah Daun Jumlah Akar Panjang Akar Berat kering Akar Tajuk (cm) (cm) (cm) (g) (g) HS-49 0 Gy 8,97 13,35 4,10 5,00 15,60 0,01 0,18 18,0 25 Gy 10,50 15,34 3,80 4,90 12,60 0,01 0,16 16,0 50 Gy 9,56 13,49 4,60 4,80 14,20 0,02 0,21 10,5 100 Gy 9,82 14,25 4,40 4,20 13,80 0,01 0,17 17,0 150 Gy 9,60 14,75 4,80 4,90 14,30 0,01 0,20 20,0 200 Gy 7,36 11,78 5,00 5,10 14,00 0,02 0,18 9,0 T/A IP-3A 0 Gy 11,51 17,13 4,40 4,40 12,50 0,01 0,20 20,0 25 Gy 11,64 17,00 3,90 5,00 13,20 0,01 0,17 17,0 50 Gy 11,59 17,56 4,30 4,90 12,90 0,01 0,17 17,0 100 Gy 10,60 16,20 4,10 4,90 13,50 0,01 0,18 18,0 150 Gy 10,64 16,92 4,10 5,00 13,00 0,01 0,15 15,0 200 Gy 11,08 17,62 4,40 4,60 11,30 0,01 0,14 14,0 Pengamatan destruktif bibit provenan HS-49 pada 1 bulan setelah tanam (Tabel 2.) menunjukkan bahwa radiasi sinar gamma meningkatkan jumlah daun, kecuali pada 25 Gy. Radiasi 50 Gy meningkatkan berat kering akar, berat kering petiol, berat kering daun dan berat 127

6 kering total tanaman. Radiasi 150 Gy meningkatkan berat kering batang. Secara umum radiasi menurunkan jumlah akar, panjang akar dan rasio tajuk/akar. Pada IP-3A, radiasi sinar gamma meningkatkan perakaran, menurunkan berat kering bagian atas tanaman. Rasio T/A makin menurun dengan makin meningkatnya dosis radiasi, karena porsi bagian atas tanaman menurun sedangkan perakaran tetap. Hal ini mengindikasikan peluang meningkatkan kemampuan ketahanan terhadap kondisi kekurangan air. Tabel 3. Pengaruh dosis radiasi sinar gamma ( 60 Co) terhadap pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar pada 1 bulan setelah transplanting di KP.Pasirian Provenan Dosis radiasi Tinggi tanaman Lebar kanopi Diameter batang Jumlah Daun Jumlah Akar Panjang Akar Berat Kering Akar Tajuk (cm) (cm) (cm) (cm) (g) (g) HS49 0 Gy 25,06 34,33 1,32 18,26 11,66 36,66 5,90 41,30 7,00 50 Gy 22,73 33,93 1,29 17,83 14,66 29,66 3,92 25,54 6, Gy 21,86 30,33 1,37 18,76 14,66 33,00 5,44 47,64 8, Gy 21,16 30,90 1,37 17,80 8,33 37,33 4, , Gy 20,16 30,40 1,29 18,30 12,33 37,33 4,38 25,52 5,83 IP3A 0 Gy 25,23 33,20 1,34 17,93 11,33 30,00 9,03 34,55 3,83 50 Gy 23,03 33,16 1,31 18,06 11,66 42,66 4,98 32,03 6, Gy 24,36 31,90 1,28 18,33 10,66 25,33 3,90 35,25 9, Gy 22,13 31,43 1,21 18,23 13,33 32,00 5,10 40,33 7, Gy 21,16 31,76 1,34 18,00 9,33 28,33 3,68 32,80 8,91 T/A Radiasi mengakibatkan tinggi tanaman dan lebar kanopi makin menurun pada provenan HS-49 yang ditanam di lahan KP. Pasirian (Tabel 3). Diameter batang dan jumlah daun pada dosis radiasi rendah menurun tetapi meningkat lagi pada dosis yang dinaikkan. Pada provenan IP- 3A, tinggi tanaman dan lebar kanopi menurun dengan meningkatnya dosis radiasi. Diameter batang menurun pada dosis radiasi rendah kemudian kembali meningkat dengan peningkatan dosis radiasi. Jumlah daun meningkat dengan meningkatnya dosis radiasi. Demikian pula hasil pengamatan pada parameter lainnya sangat bervariasi antara masing-masing provenan pada berbagai dosis radiasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tanaman hasil radiasi (M1) keragaman genetiknya tinggi karena mengalami mutasi. Oleh karena itu, seleksi untuk memilih genotipe dengan produktivitas tinggi dilakukan secara individu. Aplikasi radiasi sinar gamma pada benih dapat meningkatkan kecepatan pembungaan jarak pagar (Tabel 4). Pada umur hari provenan HS-49 >33% tanamann hasil radiasi telah berbunga, sedangkan kontrolnya hanya 16% yang berbunga. Pada provenan IP-3A pengaruh radiasi mempercepat umur berbunga, 83% tanaman berbunga pada umur 70 hari pada dosis 100 Gy. Di Amerika, mutasi radiasi telah dimanfaatkan untuk memperoleh varietas padi genjah, terutama pada sub-spesies indica yang biasanya berumur dalam. Dari tetua IRRI indica diperoleh 128

7 6 varietas yang lebih genjah 28 hari dibanding tetuanya, demikian pula dari Oryza Ilanos-5 diperoleh 3 varietas yang hari lebih genjah dibanding tetuanya (Rutger, 2009). Tabel 4. Pengaruh radiasi sinar gamma ( 60 Co) terhadap kemunculan bunga pertama tanaman jarak pagar di KP.Pasirian Dosis Radiasi HS49 Muncul bunga pertama IP3A (hst) (%) (hst) (%) 0 (kontrol) 71,5 16,67 74,3 83,33 50 Gy 74,7 50,33 73,3 88, Gy 73,5 33,33 70,0 83, Gy 73,0 44,33 71,7 72, Gy 73,0 38,67 71,3 72,33 Panen buah jarak pagar dari tanaman mutan hasil radiasi 60 Co dan kontrol dimulai awal Maret, hingga akhir bulan Mei masih terdapat buah di setiap pohon yang masih dapat dipanen. Data panen hingga akhir Mei pada masing-masing individu dicantumkan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh radiasi sinar gamma ( 60 Co) terhadap produksi biji kering mutan jarak pagar di KP.Pasirian (panen hingga akhir Mei 2010, umur 7 bulan) Dosis Radiasi / No. individu tanaman Hasil biji kering (kg/ha) Dosis Radiasi / No. individu tanaman Hasil biji kering (kg/ha) 0 (kontrol) HS-49 IP-3A 100 Gy HS-49 IP-3A Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gyp Gyp Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy HS-49 IP-3A 150Gy HS-49 IP-3A 129

8 Lanjutan Tabel y-p y-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy HS-49 IP-3A 200Gy HS-49 IP-3A y-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Gy-p Tabel 5. menunjukkan produksi biji jarak pagar pada HS-49 kontrol (tanpa radiasi) yang tertinggi adalah 806,98 kg/ha dan pada IP-3A adalah 1.122,13 kg/ha. Beberapa individu memiliki produksi lebih tinggi dibandingkan kontrol tersebut yaitu: 2 individu HS-49 (2-HS49-50Gy-p3 dan 2-HS49-50Gy-p5) dan dua individu IP-3A (3-IP3A-50Gy-p2 dan 3-IP3A-50Gy-p6) yang diradiasi dengan dosis 50 Gy, dan satu individu HS-49 yang diperlakukan dengan sinar gamma 100 Gy yaitu 2 HS49-100Gy-p4. Data di atas menunjukkan bahwa dosis radiasi sinar gamma 50 Gy merupakan dosis optimum untuk benih jarak pagar karena dapat menghasilkan mutan dengan produktivitas lebih tinggi dibandingkan kontrol tanpa radiasi. Data panen tersebut baru merupakan hasil kompilasi hingga bulan Mei 2010 (7 bulan). Dari data di atas (Tabel 5) dipilih 30 individu tanaman mutan terbaik berdasarkan hasil biji yang diperoleh hingga umur 7 bulan (Tabel 6). Dari 30 individu terbaik didominasi oleh provenan IP- 3A. 130

9 Tabel 6. Hasil seleksi berdasarkan produktivitas biji tanaman mutan (M1) hasil radiasi sinar gamma ( 60 Co) di KP.Pasirian (panen hingga akhir Mei 2010, umur 7 bulan) No Individu Mutan Hasil biji (g/pohon) Potensi per ha (kg) No Individu Mutan Hasil biji (g/pohon) Potensi per ha (kg) 1 3-IP3A-50Gy-p2 603, , IP3A-100Gy-p1 325,56 813, IP3A-50Gy-p6 559, , IP3A-50Gy-p2 317,90 794, IP3A-0Gy-p4 448, , IP3A-50Gy-p6 316,93 792, IP3A-50Gy-p4 445, , IP3A-0Gy-p2 314,68 786, IP3A-0Gy-p6 442, , IP3A-100Gy-p4 310,78 776, IP3A-0Gy-p3 405, , IP3A-150Gy-p6 306,43 766, IP3A-0Gy-p5 399,00 997, IP3A-150Gy-p5 300,96 752, IP3A-150Gy-p3 396,64 991, HS49-0Gy-p1 295,90 739, IP3A-100Gy-p3 395,60 989, HS49-200Gy-p1 286,70 716, IP3A-100Gy-p5 391,81 979, IP3A-50Gy-p1 283,42 708, IP3A-100Gy-p5 389,74 974, HS49-50Gy-p5 276,83 692, IP3A-0Gy-p3 354,73 886, IP3A-150Gy-p1 272,86 682, IP3A-100Gy-p2 346,78 866, IP3A-200Gy-p4 271,29 678, HS49-100Gy-p4 339,15 847, IP3A-50Gy-p5 270,46 676, IP3A-0Gy-p4 338,88 847, IP3A-100Gy-p5 266,31 665,78 Berdasarkan urutan tersebut, maka 8 individu mutan (M1) dengan produksi tertinggi dilanjutkan ditanam benihnya (M2) bersama dengan hasil tanaman tetuanya sebagai pembanding. Individu tersebut adalah : 1) 3-IP3A-50Gy-p2, 2) 3-IP3A-50Gy-p6, 3) 3-IP3A-50Gy-p4, 4) 3- IP3A-150Gy-p3, 5) 3-IP3A-100Gy-p3, 6) 3-IP3A-100Gy-p5, 7) 3-IP3A-100Gy-p5, dan 8) 1- IP3A-100Gy-p2. Sebagai pembanding adalah 3-IP3A-0Gy-p4 dan 3-HS49-0Gy-p1. Pelaksanaan seleksi di lapangan sedang dalam masa pemeliharaan, baik tanaman mutan induk (M1), maupun tanaman mutan turunan terseleksi (M2). Selanjutnya akan diamati produktivitas tanaman mutan M1 dan M2 untuk mengetahui stabilitas produksi selama minimal 3 tahun hingga diperoleh tanaman mutan yang produksinya stabil lebih tinggi dari IP-3A. KESIMPULAN Dari beberapa hasil pengamatan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Perlakuan mutasi radiasi sinar gamma hingga dosis 200 Gy tidak menimbulkan kerusakan benih, tetapi sudah menurunkan kecepatan berkecambah benih, terutama pada IP-3A. 2. Pada fase kecambah/bibit perlakuan radiasi Gy menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik. Radiasi sinar gamma menurunkan nilai perbandingan tajuk/akar, yang berarti 131

10 pertumbuhan perakaran lebih besar, mengindikasikan kemampuan bertahan pada kondisi kering. 3. Tanaman mutan hasil radiasi lebih cepat berbunga dan pada umur 7 bulan telah diperoleh 2 individu tanaman mutan yang produksinya lebih tinggi dibanding kontrol IP-3A dan HS-49 yaitu 3-IP3A-50Gy-p2 (603,17 g/pohon atau 1507,93 kg/ha) dan 3-IP3A-50Gy-p6 (559,76 g/pohon atau 1399,40 kg/ha). UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Ibu Ir. Ita Dwimahyani dan Ibu Yulidar atas bantuannya dalam pelaksanaan radiasi. DAFTAR PUSTAKA 1. AGUSRIAL, Pemuliaan Tanaman-Teknik Mutai. Infonuklir.com-Pusat Diseminasi Iptek Nuklir AKHMALOKA, R. HERTADI, SENAM, P. E. SUSILOWATI, M. SINDUMARTA DAN H. SUTEDJO, Isolasi dan Karakterisasi Mutan sup 45 Saccharomyces cerevisiae Sensitif Temperatur. Jurnal Matematika dan Sains. Vol. 9 No. 2, Juni 2004, hal BARSHILE, J.D. and B.J. APPARAO, Genetic improvement of chickpea (Cicer arietinum L) using induced mutations. In Q.Y. Shu (ed). Induced Plant Mutations in the genomics era. FAO of the UN. Rome. pp DWIMAHYANI, I. and ISHAK, Induced mutation on Jatropha (Jatropha curcas L.) for improvement of agronomic characters variability. Centre for Research and Development of Isotopes and Radiation Technique, National Nuclear Energy Agency. Jakarta. Indonesia. 8p. 5. KHAN, S.J., H.U. KHAN, R.D. KHAN, M.M. IQBAL and Y. ZAFAR, Development of Sugarcane Mutans through in vitro Mutagenesis. Pakistan Journal of Biological Sciences 3(7): LAILI, N Pengaruh dosis radiasi sinar gamma (Co-60) terhadap kualitas benih, pembentukan bintil akar dan kadar protein biji kedelai (Glycine max (L.) Merill) varietas Baluran &PHPSESSID=d17123e4fe80d971726d5cdcd3e88ad3. 7. POERWANTO, R., K. DARMA, M.R. TIRTAWINATA, E. MANSYAH, I.N. RAI, W.A. QOSIM, F. Harahap dan Ismadi Eksekutif Summarry Program RUSNAS Manggis. Laporan akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 Pengembangan Buahbuahan Unggul Indonesia. 23h. 8. PRIYONO DAN A. W. SUSILO Respons Regenerasi In Vitro Eksplant Sisik Mikro Kerk Lily (Lilium longiflorum) Terhadap Ethyl Methane Sulfonate (EMS). Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 3 No :

11 9. PURWATI, R.D., Variasi somaklonal dan seleksi in vitro abaca (Musa textilis Nee) untuk ketahanan terhadap layu Fusarium. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 145h. 10. RUTGER, J.N., The induced sd1 mutant and other useful mutant genes in modern rice varieties. In Q.Y. Shu (ed). Induced Plant Mutations in the genomics era. FAO of the UN. Rome. pp SOEDJONO, S., Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang Pertanian 22(2): SUDARMO, H., B. HELIYANTO, SUWARSO, DAN SUDARMADJI Aksesi potensial jarak pagar (Jatropha curcas L.). Prosiding Lokakarya II Jarak Pagar: Status Teknologi Tanaman Jarak Pagar di Bogor, 29 November Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. h SUHADI Pengaruh sinar gamma dapat menghasilkan tanaman Cajanus cajan yang responsif terhadap aksi simbiosis Rhizobium sp.. Habitat. DISKUSI SURYANI Mengapa jarak pagar yang dipilih? Karena kita tahu bahwa jarak sangat tidak ekonomis. Harga panen sangat rendah, apakah petani mau tanam? RULLY D. PURWANTI Secara ekonomi menguntungkan tumpangsari Saat ini memang harga sangat rendah (dalam negeri) karena solar, minyak tanah subsidi. Saat BBM krisis, maka Jumlah pagar akan untung. Dengan tumpangsari, diantara jumlah pagar 2 2 m dapat tetap ditanami tanaman palawija, kacang-kacangan dan pengaruhnya positif terhadap jumlah pagar dan tidak menurun ke kacang-kacangan monohultor. Karena setiap tahun jarak pagar dipangkas jadi tiap tahun lahan tetap bisa ditanami kacang-kacangan. SETIO HADI WALUYO 1. Bagaimana pendapat ibu tentang pengembangan dan pemanfaatan energi dari jarak itu di daerah yang kondisinya seperti apa biar bisa berhasil? 2. Untuk produksi 1L minyak jarak memerlukan energi berapa? dari 1L bensin 1 solar bisa menghasilkan minyak jarak berapa liter? 3. Di Indonesia timur sudah ada produksi jarak yang tidak dibeli/diserap sampai dibuang oleh petaninya? Alat untuk pembuatan minyak jarak di daerah tersebut sampai sekarang belum digunakan bahkan mau di jual tidak laku bagaimana pendapat Ibu tentang hal-hal tersebut? 4. Berapa biaya dari proses tanam, produksi biji sampai produksi minyak untuk 1 L minyak jarak? Apakah lebih mudah dari 1 L bensin/solar tanpa subsidi? 133

12 RULLY D. PURWANTI 1. Tinggi tempat < 500 m dpl, tidak daerah banjir, tanam jarak pagar butuh 4 hara. Jadi kalau di lahan kritis perlu input 2. Untuk 1 L minyak dibutuhkan 3-4 kg biji kering untuk di press 3. Di Ditjenpen ada daftar perusahaan yang mencari dan membeli biji jarak pagar. Alat yang dulu di drop ke lokasi belum sesuai dengan areal produksi JP x kualitas tidak sesuai 4. Dibanding BBM tanpa subsidi minyak jarak pagar lebih murah SULAMAH SUSILAWATI 1. Berapa lama umur pohon jarak sudah dapat berbuah sehingga biji jarak tersebut dapat diproses menjadi bahan bakar? 2. Berapa banyak jarak dan luas tanah yang dibutuhkan untuk dapat diperoleh hasil yang optimal minyak atau bahan bakar tersebut? RULLY D. PURWANTI 1. Umur panen tergantung genetif, teknik budidaya dan agroekologi. Pada provenan 1 genetif unggul seperti IP 3A pada umur 3-4 sampai bulan sudah mulai panen dan terus panen hingga umur 7-9 bulan (dengan teknik budidaya yang memadai). Pada ketinggian tempat >900m dpl sampai umur 2 tahun tidak dapat berbunga dan berbudidaya. Optimalnya <500m dpl. 2. Rekomondasi pengembangan untuk monokultur dengan populasi 2500 tanam per hektar (jarak tananm 2 2m). Dalam 3-4kg biji yang dihasilkan 1 liter minyak (kadar minyak rendemen 25-35%). Tergantung target yang diingikan,bisa dihitung kebutuhan bahan. ARYANTI Penelitian ibu sama dengan penelitian Ibu Ita PATIR Ibu pasti sudah kenal.kenapa penelitian ibu tidak digabung atau kerjasama saja dengan ibu,sehingga tidak mengulang penelitian yang sama? RULLY D. PURWANTI - Penelitian yang dilakukan Balittas : menggunakan genotipe yang berbeda.genitipe yang digunakan oleh Balittas telah dievaluasi terlebih dahulu produktivitas dan kadar minyaknya. - Penelitian kerjasama sudah dilakukan,uji daya hasil M. V5 ELSJE L. SISWORO Pada yang terlihat bahwa untuk dua galur (?) jarak walaupun tidak nyata ada kenaikan di atas kontrol jarak untuk jarak tertentu produksi yang dilihat dari satu pohon tetapi mungkin 1000 pohon.jadi ini cukup besar untuk menjadi pertimbangan bagi pameliharaan. RULLY D. PURWANTI Memang betul,namun isi data penilitian seperti itu tidak nyata secara statistik. 134

PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KAPAS. (Gossypium hirsutum.l)

PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KAPAS. (Gossypium hirsutum.l) PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KAPAS (Gossypium hirsutum.l) Lilik Harsanti Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Cinere Pasar Jumat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine soya/ Glycine max L.) berasal dari Asia Tenggara dan telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah ditanam di negara tersebut dan

Lebih terperinci

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA Moch. Romli Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang ABSTRAK Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI 1 RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH : MUTIA DINULIA PUTRI / 120301185 AGROEKOTEKNOLOGI-PET

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Rr. Sri Hartati Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor ABSTRAK Sebagaimana halnya komoditas

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN 1979 5777 81 PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN Lestari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Jl.

Lebih terperinci

INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR

INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 i ABSTRACT ERNI SUMINAR. Genetic Variability Induced

Lebih terperinci

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA Latar Belakang IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA MELALUI IRADIASI TUNGGAL PADA STEK PUCUK ANYELIR (Dianthus caryophyllus) DAN UJI STABILITAS MUTANNYA SAMPAI GENERASI MV3 Pendahuluan Perbaikan sifat

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA HERAWATY SAMOSIR 060307005 DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi Judul : Seleksi Individu M3 Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Nama : Yoke Blandina Larasati Sihombing NIM : 100301045 Program Studi : Agroekoteknologi

Lebih terperinci

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH : EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH : HENDRI SIAHAAN / 060307013 BDP PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAIVARIETAS ORBA

PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAIVARIETAS ORBA PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAIVARIETAS ORBA Rivaie Ratma* ABSTRAK - ABSTRACT PEMULIAAN MUTASI UMUR GENJAH PADA KEDELAI VARIETAS ORBA. Dari orientasi dosis pada penelitian terdahulu terpilih

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH: UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH: Dinda Marizka 060307029/BDP-Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KEDUA

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KEDUA PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KEDUA Mochammad Sholeh dan Djumali Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SKRIPSI OLEH : HENDRIKSON FERRIANTO SITOMPUL/ 090301128 BPP-AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Dedi Soleh Effendi, S. Taher, dan W. Rumini Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPONEN PRODUKSI DARI MUTAN TEBU TIDAK BER BUNGA HASIL IRADIASI SINAR GAMMA

EVALUASI KOMPONEN PRODUKSI DARI MUTAN TEBU TIDAK BER BUNGA HASIL IRADIASI SINAR GAMMA EVALUASI KOMPONEN PRODUKSI DARI MUTAN TEBU TIDAK BER BUNGA HASIL IRADIASI SINAR GAMMA Eka Sugiayarta ABSTARK EVALUASJ KOHPONBN PBOD(mSI DARI MOTAN TEBU TIDAK BEBBUNCA HASIL IRADIASI SINAR CAMKA. Untuk

Lebih terperinci

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MUTAN KACANG TANAH HASIL IRADIASI SINAR GAMMA

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MUTAN KACANG TANAH HASIL IRADIASI SINAR GAMMA 21 UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MUTAN KACANG TANAH HASIL IRADIASI SINAR GAMMA (YIELD EVALUATION OF PEANUT MUTAN CULTIVARS GENERATED FROM IRADIATION GAMMA RAYS) A. Farid Hemon 1 dan Sumarjan 1) 1) Program

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v UCAPAN TERIMA KASIH vi ABSTRAK viii ABSTRACT. ix RINGKASAN..

Lebih terperinci

Perubahan Karakter Agronomi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Aksesi Simanindo Samosir Akibat Pemberian Berbagai Dosis Iradiasi Sinar Gamma

Perubahan Karakter Agronomi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Aksesi Simanindo Samosir Akibat Pemberian Berbagai Dosis Iradiasi Sinar Gamma Perubahan Karakter Agronomi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Aksesi Simanindo Samosir Akibat Pemberian Berbagai Dosis Iradiasi Sinar Gamma The Change of Agronomy Characters of Shallots (Allium ascalonicum

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN

EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN (Apium graveolens L. Subsp. secalinum Alef.) KULTIVAR AMIGO HASIL RADIASI DENGAN SINAR GAMMA COBALT-60 (Co 60 ) Oleh Aldi Kamal Wijaya A 34301039 PROGRAM

Lebih terperinci

EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2

EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2 EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2 HENRY ARDIANSYAH SIPAHUTAR 060307024 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Lebih terperinci

PENGARUH IRRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KEDELAI GLYCINE MAX (L.) MERILL) VARIETAS DENNA 1

PENGARUH IRRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KEDELAI GLYCINE MAX (L.) MERILL) VARIETAS DENNA 1 Lilik Harsanti, dkk. ISSN 0216-3128 59 PENGARUH IRRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KEDELAI GLYCINE MAX (L.) MERILL) VARIETAS DENNA 1 Lilik Harsanti dan Yulidar Pusat Aplikasi Isotop

Lebih terperinci

SELEKSI MASSA KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 4

SELEKSI MASSA KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 4 SELEKSI MASSA KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 4 SKRIPSI OLEH : SYAMSIR S. E. D. SAMOSIR 060307011 / PEMULIAAN TANAMAN Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41 VI. UBI KAYU 6.1. Perbaikan Genetik Sejatinya komoditas ubi kayu memiliki peran cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Pada level harga ubi kayu Rp750/kg, maka dengan produksi 25,5 juta ton (tahun

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L. J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Ridwan et al.: Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Pelengkap 1 Vol. 5, No. 1: 1 6, Januari 2017 PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH :

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH : KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH : Irfan Mustaqim 100301149/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH 1 PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI OLEH : STEPHANIE C.C. TAMBUNAN

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : MUTIA RAHMAH AET-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI OLEH : MUTIA RAHMAH AET-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SELEKSI INDIVIDU TERPILIH PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine maxl.merrill) GENERASI M 5 BERDASARKAN KARAKTER PRODUKSI TINGGI DAN TOLERAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Athelia rolfsii(curzi) SKRIPSI OLEH : MUTIA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam 4 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam Definisi lahan kering adalah lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun (Mulyani et al., 2004). Menurut Mulyani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia PENDAHULUAN Latar Belakang Sampai saat ini Indonesia adalah pengimpor potensial untuk komoditi kedelai. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

KEDELAI VARIETAS UNGGUL BARU HASIL PEMULIAAN MUTASI RADIASI

KEDELAI VARIETAS UNGGUL BARU HASIL PEMULIAAN MUTASI RADIASI KEDELAI VARIETAS UNGGUL BARU HASIL PEMULIAAN MUTASI RADIASI Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat penting, karena memiliki multi guna. Kedelai dapat dikonsumsi langsung dan dapat juga digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan kedua setelah padi di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan sebagai pakan ternak.

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill) SKRIPSI PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill) Oleh: Siti Rosmiati 10982008360 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA (Role The Number of Seeds/Pod to Yield Potential of F6 Phenotype Soybean

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH: PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH: ARIF AL QUDRY / 100301251 Agroteknologi Minat- Budidaya Pertanian Perkebunan PROGRAM

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PROGRAM INSENTIF RISET DASAR

PROGRAM INSENTIF RISET DASAR PERAKITAN KULTIVAR UNGGUL JAGUNG TOLERAN KEMASAMAN: SELEKSI IN VITRO MUTAN IRADIASI SINAR GAMMA DAN VARIAN SOMAKLON Surjono Hadi Sutjahjo, Dewi Sukma, Rustikawati PROGRAM INSENTIF RISET DASAR Bidang Fokus

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Sudjindro dan Sri Rustini Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi karena tingginya kandungan gula pada bagian batangnya.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman pangan yang sangat penting di dunia, karena padi merupakan pangan pokok bagi lebih dari setengah penduduk dunia (Lu 1999). Menurut Pusat Data dan

Lebih terperinci

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PEMBIBITAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN BERBAGAI MEDIA TANAM

ANALISIS BIAYA PEMBIBITAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN BERBAGAI MEDIA TANAM ANALISIS BIAYA PEMBIBITAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN BERBAGAI MEDIA TANAM Dewi Listyati dan Dibyo Pranowo Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri ABSTRAK Tanaman jarak pagar

Lebih terperinci

Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan

Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan PEMANFAATAN KOMBINASI PEMBERIAN MUTAGEN DAN KULTUR IN VITRO UNTUK PERAKITAN VARIETAS UNGGUL BARU Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan penyakit maupun cekaman lingkungan merupakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balitkabi yang terletak di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus sampai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) VARIETAS BALURAN AKIBAT IRRADIASI SINAR GAMMA ( 60 Co) DAN KONDISI CEKAMAN LENGAS

PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) VARIETAS BALURAN AKIBAT IRRADIASI SINAR GAMMA ( 60 Co) DAN KONDISI CEKAMAN LENGAS PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) VARIETAS BALURAN AKIBAT IRRADIASI SINAR GAMMA ( 60 Co) DAN KONDISI CEKAMAN LENGAS SKRIPSI diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri. Menurut Napiah (2009) ketersediaan BBM indonesia hanya akan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. industri. Menurut Napiah (2009) ketersediaan BBM indonesia hanya akan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, sehingga jumlah cadangan bahan bakar minyak yang ada di bumi akan semakin berkurang setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merill.), merupakan salah satu sumber protein penting di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman kedelai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat PENDAHULUAN Latar Belakang Padi (Oriza sativa) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan/ disubtitusi oleh makanan lainnya,

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

SELEKSI DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH SALIN

SELEKSI DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH SALIN SELEKSI DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH SALIN SKRIPSI Oleh: RICHA SILVIA 070307013 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADIASI GAMMA PADA SOR GHUM (Sorghum vulgare) BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADlASI GAMMA PADA SORGHUM (Sorghum

BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADIASI GAMMA PADA SOR GHUM (Sorghum vulgare) BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADlASI GAMMA PADA SORGHUM (Sorghum BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADIASI GAMMA PADA SOR GHUM (Sorghum vulgare) Soeranto * ABSTRAK - ABSTRACT BEBERAPA EFEK PERLAKUAN IRADlASI GAMMA PADA SORGHUM (Sorghum vulgare). Benih sorghum varietas lokal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

DAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU

DAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU DAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU Apri Sulistyo 1* Yuliasti 2 1 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak Km 8, Kotak Pos 66, Malang 65101 2 Pusat Aplikasi Teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Morfologi tanaman kedelai ditentukan oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH Buana Sains Vol 6 No 2: 165-170, 2006 165 PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH Fauzia Hulopi PS Budidaya Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN UMUM

BAB VII PEMBAHASAN UMUM BAB VII PEMBAHASAN UMUM Kajian tentang potensi jarak pagar sebagai penghasil bahan bakar nabati telah banyak dilakukan. Sebagai penghasil bahan bakar nabati, secara teknis banyak nilai positif yang dimiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN RADIASI MULTIGAMMA UNTUK PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH LOKAL TIMOR

PENERAPAN RADIASI MULTIGAMMA UNTUK PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH LOKAL TIMOR PENERAPAN RADIASI MULTIGAMMA UNTUK PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH LOKAL TIMOR Kadek Ayu Cintya Adelia 1, B. Pasangka 2, Minsyahril Bukit 3 1 Peneliti, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana 2 Dosen

Lebih terperinci

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi V. KACANG HIJAU 5.1. Perbaikan Genetik Kacang hijau banyak diusahakan pada musim kemarau baik di lahan sawah irigasi maupun tadah hujan. Pada musim kemarau ketersediaan air biasanya sangat terbatas dan

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al. 2 memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al. Analisis Root re-growth (RRG) Pengukuran Root Regrowth (RRG) dilakukan dengan cara mengukur panjang akar pada saat akhir perlakuan cekaman Al dan pada saat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama penduduk Indonesia. Kebutuhan beras terus meningkat setiap tahun seiring dengan peningkatan penduduk (Sinar Tani 2011). Beras merupakan bahan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP PENGARUH MEDIA TANAM TOP SOIL, DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) SKRIPSI Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ 100301068 AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase: (1) vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai/primordial); (2) reproduktif (primordial

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Padi (Varietas Ciherang) Padi merupakan kebutuhan vital bagi manusia Indonesia sehari-hari, disebabkan setiap hari orang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Untuk menjaga

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif). PEMBAHASAN UMUM Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan sehingga berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering masam di Indonesia. Tantangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di dunia. Sebagai tanaman kacang-kacangan sumber protein dan lemak nabati,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN

PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN PEMANFAATAN RADIASI SINAR GAMMA (Co-60) UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TANAMAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT PUSTUL DAUN KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di Indonesia. Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2012), pada tahun 2011

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi Peningkatan hasil tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik bercocok tanam yang baik dan dengan peningkatan kemampuan berproduksi sesuai harapan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN 422 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 5 NOVEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN FERTILIZATION OF NPK ON LOCAL DURIAN (Durio zibethinus

Lebih terperinci

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang Growth Response And Yield of Some Mutants (M2) Mungbean to Water Supply of 40% Field Capacity.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI J. Agrisains 10 (1) : 10-15, April 2009 ISSN : 1412-3657 PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI Oleh : Nadira, S. 1), Hatidjah, B. 1) dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI OLEH: RIZKI RINALDI DALIMUNTHE 080301018 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 71 PENDAHULUAN Latar Belakang Sorgum manis [Sorghum bicolor (L.) Moench] merupakan salah satu tanaman pangan utama dunia. Hal ini ditunjukkan oleh data mengenai luas areal tanam, produksi dan kegunaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang berguna untuk bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Selain itu, kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Keragaan dan Daya Hasil Galur-galur Mutan Kedelai Umur Genjah dari Iradiasi Sinar Gamma

Keragaan dan Daya Hasil Galur-galur Mutan Kedelai Umur Genjah dari Iradiasi Sinar Gamma Keragaan dan Daya Hasil Galur-galur Mutan Kedelai Umur Genjah dari Iradiasi Sinar Gamma Arwin 1* dan Yuliasti 1 1 Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Lebak Bulus Raya Pasar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan strategis ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Sejalan dengan bertambahnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

Induksi Mutasi Dengan Mutagen EMS (Ethyl Methane Sulfonate) Pada Fase Perkecambahan dan Pertumbuhan Varietas Kedelai (Glycine max) Toleran Kekeringan

Induksi Mutasi Dengan Mutagen EMS (Ethyl Methane Sulfonate) Pada Fase Perkecambahan dan Pertumbuhan Varietas Kedelai (Glycine max) Toleran Kekeringan Induksi Mutasi Dengan Mutagen EMS (Ethyl Methane Sulfonate) Pada Fase Perkecambahan dan Pertumbuhan Varietas Kedelai (Glycine max) Toleran Kekeringan EVIKA SANDI SAVITRI 1, AINIYATUL FIKRIYAH 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang AgroinovasI Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale. L.) merupakan salah satu tanaman

Lebih terperinci