DAMPAK PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP NEGERI 6 LHOKSEUMAWE
|
|
- Hadian Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 127 Dampak Pendidikan Matematika Realistik DAMPAK PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP NEGERI 6 LHOKSEUMAWE Oleh : Lisa Dosen Prodi TMA Jurusan Tarbiyah STAIN Malikussaleh Lhokseumawe lisa_pim@yahoo.com Abstrak Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dikarenakan siswa tidak memahami masalah yang diberikan dan jarang membuat apa yang diketahui dan ditanya sehingga siswa tidak bisa tau cara apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah akibatnya siswa tidak bisa menyelesaikan masalah. Penelitian kuasi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pendidikan matematika realistik (PMR) terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP Negeri 6 Lhokseumawe. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 kelas eksperimen yang mendapat PMR dan kelas VII-3 kelas kontrol yang mendapat pembelajaran biasa (PB). Analisis data menggunakan uji-t. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP Negeri 6 Lhokseumawe dengan PMR lebih tinggi daripada pembelajaran biasa (PB) Kata Kunci: pendidikan matematika realistik, pemecahan masalah Abstract Low problem solving ability of students because students do not understand the given problem and rarely make what is known and asked that a student can not know how what used to solve problems as a result students can not solve the problem. This quasiexperimental research aims to determine the impact of realistic mathematics education (PMR) to increase problem-solving ability of students of SMP Negeri 6 Lhokseumawe. Samples were students
2 of class VII-2 experimental class got PMR and class VII-3 control class that gets regular learning (PB). The data analysis using t-test and Anova. The results obtained are: improvement of problem solving ability of students of SMP Negeri 6 Lhokseumawe with PMR higher than usual learning (PB) Keywords: realistic mathematics education, problem-solving Lisa 128 Latar Belakang Pusat Kurikulum (Depdiknas, 2003:6) tujuan umum pembelajaran matematika sekolah adalah (1) melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsistensi, (2) mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba, (3) mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, dan (4) mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dan menjelaskan gagasan. Harapannya siswa dapat menguasai konsep dasar matematika secara benar sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Menenggah Pertama diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bermatematika dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang penting di mata pelajaran matematika. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: faktor kebiasaan belajar, siswa hanya terbiasa belajar dengan menghapal, cara ini tidak melatih kemampuan berpikir dan kemampuan pemecahan masalah, dan cara ini merupakan akibat dari penerapan pembelajaran biasa dimana dosen mengajar matematika dengan menerapkan konsep dan operasi matematika, memberi contoh mengerjakan soal, serta meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan dosen, model pembelajaran seperti ini menekankan pada menghapal konsep dan prosedur matematika guna menyelesaikan soal. Akibat penggunaan pendekatan pembelajaran dan cara belajar sebagaimana tersebut di atas, sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa kita rendah.
3 129 Dampak Pendidikan Matematika Realistik Cooney (dalam Sumarmo, 2005) menyarankan reformasi pembelajaran matematika dari pendekatan belajar meniru (menghafal) ke belajar pemahaman yang berlandaskan pada pendapat knowing mathematics is doing mathematics yaitu pembelajaran yang menekankan pada doing atau proses dibanding dengan knowing that. Perubahan pandangan pembelajaran di atas, dimaksudkan agar pembelajaran lebih difokuskan pada proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk menemukan kembali (reinvent) konsep-konsep, melakukan refleksi, abstraksi, formulasi dan aplikasi. Proses mengaktifkan siswa ini dikembangkan dengan membiasakan siswa menggunakan kemampuan berpikirnya (berpikir logis, kritis dan kreatif) untuk memecahkan masalah dalam setiap kegiatan belajarnya. Pentingnya melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir seperti kemampuan pemecahan masalah matematika dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa, lebih menarik bila diawali dengan mengajukan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dikenal dan dialami siswa, karena dengan memberi masalah yang tidak asing baginya, siswa akan merasa tertantang. Dalam hal ini PMR dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Dengan pemecahan masalah akan membiasakan siswa menyelesaikan masalah-masalah baik rutin maupun non rutin. Di mana siswa dituntut dapat memahami masalah kontektual, membuat rencana penyelesaian, menyelesaikan masalah dan siswa dapat mengecek kembali hasil yang diperoleh, kondisi-kondisi ini dapat diperoleh melalui pendekatan matematika realistik. Pendekatan matematika realistik peran dosen hanya sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa. Bahkan di dalam PMR diharapkan siswa tidak sekedar aktif sendiri, tetapi ada aktivitas bersama diantara mereka (interaktivitas). Proses pembelajaran seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara optimal, terutama kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik yang dimiliki siswa. Salah satu upaya yang dicoba dilakukan adalah dengan meneliti dampak pendidikan matematika realistik terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP Negeri 6 Lhokseumawe. Landasan Teori Dalam Pendidikan Matematika Realistik (PMR), matematika dipandang sebagai aktivitas insani (human activity), sehingga kegiatan pembelajaran menggunakan konteks real dan menghargai gagasangagasan siswa. Berdasarkan
4 Lisa 130 pandangan matematika sebagai aktivitas manusia, dikembangkan empat prinsip dasar PMR, yakni: (a) penemuan kembali secara terbimbing (guided-reinvention); (b) proses matematisasi progresif (progressive mathematizing); (c) penggunaan fenomena didaktik (didactical phenomenology) sebagaimana yang digagas Freudenthal; dan (d) pengembangan model oleh siswa sendiri (self-developed model) (Gravemeijer, 1994: 90-91). Empat prinsip PMR tersebut merupakan panduan dalam penyusunan bahan ajar berbasis PMR. Agar lebih mudah diimplementasikan di kelas keempat prinsip tersebut dijabarkan menjadi lima karakteristik PMR yang meliputi: (1) penggunaan konteks sebagai starting point pembelajaran; (2) pengembangan alat matematik untuk menuju matematika formal; (3) kontribusi siswa melalui free production dan refleksi; (4) interaktivitas belajar dalam aktivitas sosial; dan (5) penjalinan (intertwining) (Streefland, 1990 dan Hadi, 2000). Selanjutnya membahas tentang pemecahan masalah, menurut Bell (1978: 310) definisi pemecahan masalah adalah Mathematical problem solving is the resolution of a situation in mathematics which is regarded as a problem by the person who resolves it. Dengan demikian suatu situasi merupakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari adanya persoalan dalam situasi tersebut, mengetahui bahwa persoalan tersebut perlu diselesaikan, merasa ingin berbuat dan menyelesaikannya, namun tidak serta merta dapat menyelesaikannya. Branca (1980: 3-7) menginterpretasikan pemecahan masalah (problem solving) dalam tiga hal, yaitu pemecahan masalah dipandang sebagai tujuan (a goal),proses (a process), dan keterampilan dasar (a basic skill). Dalam penelitian ini pemecahan masalah dijadikan sebagai tujuan yang hendak dicapai melalui proses belajar mengajar. Menurut Kusumah (2008), pemecahan masalah sebagai suatu tujuan memuat tiga kemampuan yang ingin dicapai; yakni memodelkan masalah seharihari dengan memakai simbol dan notasi matematik, menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (masalah sejenis ataupun masalah baru) di dalam atau di luar matematika, dan menafsirkan hasil yang diperoleh secara bermakna dengan konteks masalah. Cara mengukur kemampuan pemecahan matematik pada siswa SMP dapat dilakukan dengan memberikan soal uraian untuk diselesaikan secara tuntas. Siswa mengerjakan soal tersebut selengkap mungkin dan penilaiannya pun dilakukan secara komprehensif. Aspek-aspek yang dinilai meliputi: (1) pengetahuan matematika yang terdiri dari pengetahuan konseptual dan prosedural; (2) pengetahuan strategi pemecahan masalah; (3) komunikasi; dan (4) akurasi (Departemen Pendidikan Oregon dan Illinois State Board of Education, 2009).
5 131 Dampak Pendidikan Matematika Realistik Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Lhokseumawe. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII-2 (Pembelajaran biasa) dan VII-3 (PMR). Penelitian ini menggunakan jenis instrumen berupa tes yaitu untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik. Hasil uji coba untuk kemampuan pemecahan masalah matematik 4 butir soal dinyatakan valid dengan nilai reliabilitas tes sebesar 0,814 (reliabilitas tinggi). Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimen (quasi experiment) dengan rancangan kelompok pretes-postes kontrol, oleh karena itu pelaksanaannya menggunakan siswa kelompok eksperimen menggunakan pendekatan matematika realistik dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Dalam penelitian ini melibatkan dua jenis variabel: variabel bebas yaitu pendekatan matematika realistik dan pembelajaran biasa, variabel terikat yaitu kemampuan pemecahan masalah matematik. Data yang diperoleh dari skor kemampuan pemecahan masalah matematik dikumpulkan. Penelitian ini dianalisis dengan melakukan pengujian menggunakan Uji-t. Asumsi-asumsi Uji-t : Uji Normalitas, uji Homogenitas varians tes kemampuan pemecahan masalah matematik dengan uji hipotesis statistik. Hasil Penelitian Data kemampuan pemecahan masalah matematik dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematik siswa sebelum dan sesudah pemberian pelakuan pembelajaran. Data ini diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, kemudian dicari N-Gainnya. Hasil analisis deskripstif terhadap data kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kedua kelompok pembelajaran disajikan pada Tabel 1 dibawah ini : Tabel 1 Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Negeri 6 Lhokseumawe untuk Kedua Kelompok Pembelajaran Pembelajaran Statistik PMR PB N-GAIN N Rata-rata Simpangan Baku
6 Lisa 132 Pada Tabel 1 dapat dilihat nilai rata-rata N-Gain kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat Pendekatan Matematika Realistik (PMR) sebesar 0,713 dan N-Gain pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pembelajaran biasa dengan rata-rata sebesar 0,384. Berdasarkan kategori Hake, peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pendekatan matematik realistik termasuk dalam kategori tinggi ( g > 0,7 ) sementara peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mendapat pembelajaran biasa termasuk dalam kategori kategori sedang ( 0,3 < g 0,7 ). Tabel 2. Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa N-GAIN PM SMPN 6 LSM PEMBELAJAR AN Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. PMR PB a. Lilliefors Significance Correction * *. This is a lower bound of the true significance Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai probabilitas atau nilai significance (sig.) kemampuan pemecahan masalah matematik siswa lebih besar dari α = 0,05. Ini berarti data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdistribusi normal. Tabel 3 Uji Homogenitas Univariat N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik N-GAIN PM SMPN 6 LSM Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
7 133 Dampak Pendidikan Matematika Realistik Dari output uji homogenitas dengan sofware SPSS 17,0 Statistics, kehomogenan data N-Gain pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pendekatan matematika realistik dan siswa yang mendapat pembelajaran biasa secara individu (masing-masing) dapat dilihat dari nilai sig. Karena nilai sig. pada kemampuan pemecahan masalah matematik sebesar 0,718 > 0,05 maka H 0 diterima. Artinya dengan signifikan, H 0 yang menyatakan varians data N-Gain kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pendekatan matematika realistik dan siswa yang mendapat pembelajaran biasa secara individu homogen diterima. Pengujian peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan inferensial untuk uji peningkatan dengan uji-t menunjukkan bahwa nilai t adalah 6,354 lebih besar dari t (0,05;60) = 1,606. Dari kriteria pengujian: jika t tabel t hitung t tabel maka H 0 terima jika t tabel < t hitung > t tabel, maka tolak H 0. Jadi, terima H 0, ini berarti ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa antara siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik dengan pembelajaran biasa pada taraf signifikansi α = 0,05. Pembahasan Penelitian ini menggunakan pendidikan matematika realistik. Tahapan yang dilakukan dalam pendidikan matematika realistik, diawali dengan pemberian masalah kontektual, memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami dan menyelesaikan masalah kontektual secara individu atau kelompok, kemudian mendiskusikan hasil sebagai refleksi. Pembelajaran matematika realistik dalam proses pembelajarannya ada prinsip reinvention, hal ini menunjukkan bahwa matematika itu tidak diberikan kepada siswa sebagai sesuatu yang sudah jadi, melainkan siswa harus mengkonstruk atau menemukan konsep-konsep melalui penyelesaian masalah-masalah kontektual yang realistik bagi anak. Proses pembelajaran dari situasi nyata, kemudian mengorganisasikan, menyusun masalah, mengindentifikasi aspek-aspek masalah secara matematik dan kemudian melalui interaksi diharapkan siswa menemukan konsep matematik itu sendiri, yang nantinya dapat mengaplikasikannya dalam masalah dan situasi yang berbeda. Dengan demikian, proses belajar matematika berlangsung dalam interaksi lingkungan sosial. Pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi kelompok yang beranggotakan lima sampai enam orang. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengaktifkan siswa secara interaktif dalam kelompok, memudahkan peneliti/pengajar dalam memberi bantuan melalui bentuk pertanyaan-pertanyaan
8 Lisa 134 (scaffolding), dan menumbuhkan pengetahuan siswa. Langkah pertama dalam pembelajaran matematika realistik di penelitian ini adalah memberikan masalah kontektual berupa masalah kepada siswa. Masalah tersebut dapat berupa latihan, pembentukan atau penemuan konsep, prosedur atau strategi penyelesaian nonrutin. Jika siswa tidak mampu mengaitkan konsep-konsep matematika sebelumnya dengan informasi yang terdapat dalam masalah, maka guru dapat memberikan bantuan secara tidak langsung, yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa scaffolding kepada siswa, sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, atau siswa dengan konteks masalah. Fungsi guru dalam pembelajaran matematika realistik adalah sebagai fasilitator dan mediator. Pada refleksi dalam pembelajaran akan diberikan waktu khusus pada kegiatan diskusi penyelesaian masalah dalam kelompok atau secara klasikal. Hal ini dilakukan, karena pada tahap ini siswa akan berinteraksi secara aktif dengan siswa yang lain, guru, materi dan lingkungan, sehingga diharapkan akan dapat menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Kegiatan ini dilakukan untuk setiap topik yang diajarkan pada pembelajaran dalam penelitian ini. Jadi, kesempatan siswa untuk berinteraksi secara interaktif, sangat dituntut dalam pembelajaran yang dilakukan. Hal ini bertujuan disamping untuk menemukan penyelesaian masalah dengan cara saling berinteraksi antara anggota kelompok, guru maupun lingkungan belajar yang nantinya diharapkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa lebih baik. Dengan demikian, pemberian masalah kontektual sangat menentukan kegiatan refleksi dalam pembelajaran matematika realistik. Dari proses pembelajaran pada sekolah SMPN 6 LSM, terlihat mereka sangat senang dengan belajar secara kelompok, mereka sangat interaktif, dari hasil pengamatan, bahwa mereka memiliki perasaan bersaing antar kelompok, dalam hal ini mereka ingin menunjukkan bahwa kelompok merekalah yang terbaik. Sesungguhnya, proses interaksi yang terjadi pada kedua sekolah tersebut antara lain : (1) Pada awal penyelesaian, siswa-siswa telah menggunakan pengetahuan awal atau pengetahuan informalnya sehingga mereka sampai pada penyelesaian menentukan luas dan keliling daerah persegi panjang, dalam pembelajaran matematika realistik, ini yang disebut model of, (2) Pada pertenggahan proses penyelesaian, siswa-siswa telah menerapkannya pada rumus luas persegi panjang adalah panjang kali lebar. Pada tahap ini, siswa-siswa sudah menggunakan modelmodel (model for) dan (3) Pada akhir penyelesaian mereka sudah menemukan konsep tentang luas dan keliling segi empat (reinvention). Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran serta indikator yang akan dicapai oleh siswa, hal ini dimaksudkan untuk
9 135 Dampak Pendidikan Matematika Realistik membangun perhatian siswa dan menuntun siswa pada tujuan pembelajaran dimana keduannya merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar bermakna. Kemudian dilanjutkan guru menggunakan konteks untuk mengungkapkan ide matematik selama proses pembelajaran, dengan menanyakan bagaimana bentuk segi empat seperti persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium dengan mengingat kembali konsep-konsep yang sudah diberikan. Selanjutnya, guru memberi peluang dan mendorong siswa menggunakan model-model melalui gambar, sketsa, pola, skema,dan berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah, disini guru memberi kebebasan kepada siswa dalam hal menggunakan model atau strategi dalam menyelesaikan masalah, guru hanya mengarahkan dan membimbing. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri dengan menggunakan variasi model, sehingga siswa dapat menggunakan berbagai model penyelesaian dalam menyelesaikan soal-soal. Guru dan siswa saling berinteraksi, siswa yang tidak mengerti bertanya kepada guru, demikian juga siswa yang sudah mengerti membantu siswa yang lain yang belum mengerti jadi tidak hanya guru dan siswa saja yang berinteraksi tetapi juga antara siswa dan siswa, dengan demikian harapannya siswa bisa mengembangkan pengetahuannya dan saling berbagi dengan siswa lainnya. Di akhir pembelajaran guru memberitahukan kepada siswa model formal, dimana sebelumnya siswa menjawab berdasarkan pengetahuan yang sudah dia dapat sebelumnya ini dinamakan model of, model coba-coba siswa dalam menyelesaikan soal tanpa penjelasan bentuk formalnya. Jadi, diakhir pembelajaran guru harus memberitahukan model formalnya biar siswa mengetahui bagaimana model formal yang sebenarnya untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah. Guru juga mengaitkan materi yang sudah dipelajari dengan materi lainnya atau kegunaan dari mempelajari materi itu, jadi siswa tidak hanya mengetahui bahwa materi itu hanya untuk pelajaran matematika saja tetapi juga bisa digunakan untuk pelajaran lain atau dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pada awal pembelajaran siswa membagi kelompok berdasarkan kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dimana pembagian kelompok telah dikelompok-kelompokan oleh peneliti, siswa langsung duduk menurut kelompok yang telah diatur. Selanjutnya siswa diberikan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) dimana dalam LAS diberikan beberapa masalah kontektual. Pada pertemuan pertama respon siswa ketika menerima LAS ada beberapa kelompok yang belum memahami apa yang harus mereka lalukan, siswa berusaha untuk mengerjakan LAS sendiri-sendiri dan jika tidak memahami masalah, siswa baru bertanya kepada
10 Lisa 136 guru, selanjutnya guru menginstruksikan agar siswa membaca soal dahulu dengan cermat, setelah itu jika ada yang belum dimengerti baru ditanyakan. Tugas guru hanya membimbing dan mengarahkan siswa dalam menyelesaikan masalah bukan memberi jawaban. Dalam hal diskusi kelompok, siswa saling mendiskusikan masalah di dalam LAS dan mencoba menyelesaikan dengan menggunakan pengetahuan yang sudah mereka dapat sebelumnya, sehingga disini siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan masalah di dalam LAS. Interaksi antara siswa dan siswa terjadi di dalam diskusi juga ada interaksi antara guru dan siswa, guru disini hanya sebabgai fasilitator, jika ada siswa yang kurang mengerti dan bertanya guru akan memberi scaffolding berupa pertanyaan yang mengarahkan siswa agar mampu menjawab apa yang diketahui dan yang ditanya. Di akhir pembelajaran guru akan memberutahukan kepada siswa model formalnya, sehingga siswa dapat menggunakan model tersebut dalam menyelesaikan masalah. Selama proses pembelajaran yang berlangsung selama enam kali, ada beberapa hal yang peneliti amati secara langsung, yaitu : 1. Pada awal pertemuan atau pertemuan pertama, masih banyak terlihat siswa yang bingung dengan pelaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika realistik, diskusi yang berlangsung dalam kelompok juga hanya didominasi oleh beberapa siswa saja. Beberapa alasan yang mereka kemukakan adalah mereka belum terbiasa belajar dengan cara diskusi dalam pembelajaran matematika. 2. Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran matematika melalui pendekatan matemetika realistik bahkan siswa termotivasi untuk mempelajari matematika. 3. Selanjutnya siswa terlihat aktif dan sudah berani menggungkapkan pendapat, bersifat terbuka dalam menerima pendapat orang lain. Setelah dilakukan pembelajaran, selanjutnya dilakukan postes kemampuan pemecahan masalah untuk melihat sampai mana kemampuan siswa setelah pembelajaran. Hasil analisis data baik dari analisis deskriptif maupun uji statistik menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa antara siswa yang pembelajarannya menggunakan pendidikan matematika realistik dengan pembelajaran biasa. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendidikan matematika realistik (PMR) kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP Negeri 6 Lhokseumawe akan lebih baik. Dari hasil analisis data ditemui bahwa faktor pendekatan pembelajaran memberi pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah
11 137 Dampak Pendidikan Matematika Realistik matematik siswa. Artinya, terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, jika siswa dikelompokkan berdasarkan pendekatan pembelajaran. Hal ini dimungkinkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dipicu oleh PMR yang dalam pelaksanaan pembelajarannya selalu memperhatikan prinsip dan karakteristik PMR. Melalui prinsip PMR, pembelajaran difokuskan pada kemampuan siswa dalam penemuan kembali (Reinvention) konsep-konsep matematika. Proses penemuan kembali konsep matematika dengan perantara masalah kontektual yang dikemas dalam lembar aktivitas siswa (LAS). Konteks yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik PMR yang memuat masalah kehidupan sehari-hari. Kemudian dari awal konteks dirancang sebagai informal matematika (model of), diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Hal ini sesuai pendapat Polya bahwa yang termasuk pemecahan masalah matematik adalah, memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali. Melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan prinsip dan karakteristik PMR inilah yang memungkinkan munculnya indikator-indikator pemecahan masalah matematik. Hal ini dapat dilihat saat siswa mengerjakan LAS, maka siswa akan melakukan kegiatan memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali, hal ini semua sesuai dengan ciri dari pemecahan masalah matematik. Kesimpulan Ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa antara siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik dengan pembelajaran biasa. Siswa yang diajar dengan pendekatan matematika realistik memperoleh rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik sebesar 0,713, sementara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa memperoleh rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik sebesar 0,384. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika realistik lebih baik dari pembelajaran biasa. Saran Keberhasilan implementasi pendekatan PMR diperlukan bahan ajar yang lebih menarik dirancang berdasarkan permasalahan kontektual yang merupakan syarat awal yang harus dipenuhi sebagai pembuka belajar mampu stimulus awal dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Fokus penelitian ini hanya pada aspek pemecahan masalah matematik siswa SMP, oleh karena itu diharapkan
12 Lisa 138 kepada peneliti lain dapat mengkaji lebih lanjut tentang korelasi antara kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP dengan kemampuan matematika lainnya. Daftar Pustaka Arikunto, S. (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Branca, N.A. (1980). Problem Solving as a Goal, Process, and Basic Skill. Problem Solving in School Mathematics. Editor: Krulik, S. and Reys, R.E. Reston: NCTM. Dahar, R.W. (1996), Teori-Teori Belajar, Jakarta:Erlangga Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006: Standar Isi Mata Pelajaran Matematika untuk SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas. Freudenthal, (1991), Revisiting mathematics education. Dordrecht: Kluwer A.P. Gravemeijer, K. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. Freudenthal Institute. Utrecht: CDβ Press. Hadi, S. (2000). Teori Matematika Realistik, The Second Tryout of RME-based INSET University of Twente. Enschede: Tidak diterbitkan. Kaur, B. (2004). Teaching of Mathematics in Singapore Schools. [Online]. Paper Presented at ICME 10 Copenhagen, Denmark Tersedia:home.sandiego.edu. [4 Maret 2009]. Ruseffendi, E. T. (1988), Pengantar kepada Membantu Guru dalam Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.., (1991), Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini, Tarsito, Bandung. Sanjaya, Wina. (2005), Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.. (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1, cetakan ke-6. Jakarta. Kencana Prenada Media Group Santoso, Singgih.(2010), Statistik multivariat, Jakarta, Elex Media Komputindo Shadiq, Fajar,(2004), Pemecahan Masalah,Penalaran dan Komunikasi. Makalah disajikan dalam Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar di PPPG Matematika Yogyakarta.
Dampak Pendidikan Matematika Realistik terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Oleh: Sugiman 1 dan Yaya S.
Dampak Pendidikan Matematika Realistik terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Oleh: Sugiman 1 dan Yaya S. Kusumah 2 Abstrak Penelitian kuasi eksperimen ini bertujuan untuk
Lebih terperinciKata kunci : Pendekatan pembelajaran Matematika (PBM), Pemecahan Masalah Matematika, Komunikasi matematik.
64 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 1, hal 87- PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG
Lebih terperinciKata Kunci: Pendekatan pembelajaran Matematika (PBM), Penalaran Matematika, Pemecahan Masalah.
109 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 109-119 PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA DAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan
6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,
Lebih terperinciINTERPRETASI DAN ANALISIS HASIL JAWABAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 LHOKSEUMAWE PADA MATERI BANGUN DATAR
INTERPRETASI DAN ANALISIS HASIL JAWABAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 LHOKSEUMAWE PADA MATERI BANGUN DATAR Lisa Jurusan Tadris Matematika FTIK IAIN Lhokseumawe Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang mempunyai pemikiran kritis, kreatif, logis, dan sistematis serta mempunyai kemampuan bekerjasama secara efektif sangat diperlukan di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa. kelas eksperimen ( kelas VII.3 ) berjumlah 36 orang, dan pada kelas
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa Data yang dideskripsikan adalah data motivasi belajar dan tes hasil belajar matematika siswa. Data tentang hasil
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 585-592 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,
Lebih terperinciPENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR
Journal of EST, Volume 2 Nomor 2 Agustus 2016 hal. 91-97 91 p-issn: 2460-1497 e-issn: 2477-3840 PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK
Jurnal Euclid, vol.2, No.2, p.341 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK Nelly Fitriani Jurusan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 7 Nomor 3, hal 38-47
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN LOGIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI SMP NEGERI 24 MEDAN Oleh : Siti Zahara H. Harahap Izwita Dewi Ida Karnasih,
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI
0 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI Andi Setiawan 1, Yarmaidi 2, Irma Lusi Nugraheni 3 ABSTRACT This study aimed to: (1) investigate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Intan Permata Sari (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) intanpermatasari275@yahoo.com
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING Tutit Sarimanah SMP Negeri 1 Cianjur tutitsarimanah@yahoo.com ABSTRAK Kemampuan berpikir kritis matematik penting
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap
Lebih terperinciPengaruh Pendekatan RME terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Operasi Hitung Campuran di Kelas IV SD IT Adzkia I Padang
ISSN 355-4185(p), 548-8546(e) Pengaruh Pendekatan RME terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Operasi Hitung Campuran di Kelas IV SD IT Adzkia I Padang Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Sulis Widarti 1, Tina Yunarti 2, Rini Asnawati 2 sulis_widarti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB
64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan data hasil skala sikap siswa. Selanjutnya,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciDidaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Hani Handayani, M.Pd STKIP Subang Han.handayani1989@yahoo.com ABSTRACT This study aims to determine
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Cita Bhekti Laksana Ria (1), Rini Asnawati (2), M.Coesamin (2) Citabhekti24@gmail.com 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran matematika dengan
80 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan deskripsi data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan
Lebih terperinciPENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR
PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR Rini Setianingsih Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa ABSTRAK. Salah satu pendekatan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Suprapto, M.Pd. SMPN 3 Pringsewu, Kab.Pringsewu Lampung, s2suprapto@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS
PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS Yuniawatika Ni Luh Sakinah Nuraeni Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5 Malang Email: yuniawatika.fip@um.ac.id
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE K.A. Bernardo Satria Marsa 1, Sri Hastuti Noer 2, Sugeng Sutiarso 2 kabernardosm@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pembelajaran Matematika Realistik a. Pengertian matematika realistik Pembelajaran matematika realistik atau Realistic Mathematics Education (RME) adalah sebuah pendekatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat
Lebih terperinciPembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik yang Dipadu Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas VII SMP St.
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik yang Dipadu Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas VII SMP St. Bernardus Madiun Oleh : Gregoria Ariyanti, S.Pd., M.Si. Universitas Widya
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Riau Kepulauan, Batam, Indonesia Abstrak
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN 2301-5314 Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) BERBASIS
Lebih terperinciSriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program
Lebih terperinciPENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF
Nahor Murani Hutapea Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, e-mail: nahor_hutapea@yahoo.com Abstrak. Kemampuan komunikasi matematis (KKM) belum berkembang secara baik, diperkirakan dapat
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK Ayu Sekar Rini 1, Haninda Bharata 2, Sri Hastuti Noer 2 ayusekarrini49@yahoo.com 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, dan Lokasi penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Sugiyono (2015:107)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK MANGARATUA M. SIMANJORANG Abstrak Konstruktivis memandang bahwa siswa harusnya diberi kebebasan dalam membangun sendiri pengetahuannya. Salah satu pendekatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI Nofila Yossy Viantri, Bambang Hudiono, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 317-325 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
Lebih terperinciPenerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA Yerizon FMIPA UNP Padang yerizon@yahoo.com PM - 28 Abstrak. Disposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta suatu
Lebih terperinciZita Srikandi Sinaga Katrina Samosir. Abstract
65 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DENGAN PEMBELAJARAN BIASA DI KELAS VIII SMP TRI JAYA MEDAN T.P. 2014/2015 Zita Srikandi Sinaga Katrina
Lebih terperinciBeny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung
PENGGUNAAN STRATEGI ACTIVE LEARNING MELALUI TEKNIK GROUP-TO-GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan
Lebih terperinciDidaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF- CONFIDENCE SISWA MADRASAH TSANAWIYAH Anwar Sadat, M.Pd Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH IDEAL SETTING NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH IDEAL SETTING NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Srinani, Rd. Deti Rostika 2, Didin Syahruddin 3 Program S- Pendidikan Guru
Lebih terperinciMengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Diselenggarakan oleh FMIPA UNY Yogyakarta
Lebih terperinciPENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ratna Wulan Ndari 1, Caswita 2, Tina Yunarti 2 ratnawulanndari@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING
Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL
PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL Melinda Putri Mubarika Universitas Pasundan, Jl. Sumatera No. 41 Bandung 40117 E-mail: melput_keukeu@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA Sujari Rahmanto SMP Negeri 1 Banjar Agung Alamat: Jl. Kampung Tri Darma Wirajaya, Kec. Banjar Agung, Kab.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pemahaman Konsep Matematika Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Dalam matematika,
Lebih terperinciNego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract
PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT- OREOVOCZ DALAM PENINGKATAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL MATEMATIS (PAM) SISWA Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMK
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMK SUMPENA ROHAENDI sumpenarohaendi07786@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP Usep Suwanjal SMK Negeri 1 Menggala Tulang Bawang Email : usep.suwanjal@gmail.com Abstract Critical thinking
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) Oleh : Iis Holisin Dosen FKIP UMSurabaya ABSTRAK Objek yang ada dalam matermatika bersifat abstrak. Karena sifatnya yang abstrak, tidak jarang guru maupun siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Matematika, Matematika Realistik, komunikasi matematika.
ABSTRAK Ida Farihah. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Lebih terperinciPenerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 2 No. 2, September 2016 Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Elis Nurhayati, Tatang Mulyana, Bambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Sumberejo 01 yang berjumlah 21 orang dengan rincian 12 orang putra
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
80 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian yang telah penulis lakukan di SMPN 1 Batang Anai terdiri dari tiga kelas sampel, yaitu dua kelas sebagai kelas eksperimen dan satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika berkedudukan sebagai ilmu
Lebih terperinciPENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 566-570 PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG
PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG Dini Yulian 1, Niniwati 1, Edrizon 1 1 Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciPENGARUH PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP
Jurnal Elemen Vol. 2 No. 2, Juli 2016, hal. 136 145 PENGARUH PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP Rizqa Yunisha 1, Rully Charitas Indra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami sesuatu apabila siswa tersebut mengerti tentang sesuatu itu tetapi tahap mengertinya
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE LEARNING START WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.
PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE LEARNING START WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG Oleh: Kartika wartahati* ), Sofia Edriati** ), Siskha Handayani** ) *
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS
ISSN 301-7651 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS Karya Sinulingga Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Vindy Antika 1, Haninda Bharata, Pentatito Gunowibowo 2 Vindy_antika44@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciMENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING Dwi Putri Wulandari 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG Dini Ayu Astari*), Rina Febriana**), Ainil Mardiyah**) *) Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG Sufriyanti*), Ardi**), Siska Nerita**) * ) Mahasiswa
Lebih terperinciInfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) Oleh: Nunun Elida Guru Bidang Studi Matematika SMA Negeri 2 Cimahi nunun@wahyurock.com
Lebih terperinciPenerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 M-113 Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Yelni Putri Ningsih 1, Julio Kresna Yuda
Lebih terperinciPENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2
PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2 Bahrudin90@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN SOFTWARE FOCUSKY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN SOFTWARE FOCUSKY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS LEARNING WITH CONTEXTUAL APPROACH USING FOCUSKY SOFTWARE TO INCREASE
Lebih terperinciASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON ASEP GUNAWAN Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) Nila Kesumawati Email: nilakesumawati@yahoo.com ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING
Jurnal Edumath, Volume 4. No. 1, (2018) Hlm. 58-64 ISSN Cetak : 2356-2064 ISSN Online : 2356-2056 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING Eka Senjayawati
Lebih terperinci1), 2)
MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran p-issn: 2354-6883 ; e-issn: 2581-172X Volume 5, No 2, December 2017 (293-301) DOI: https://doi.org/10.24252/mapan.2017v5n2a10 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN 2301-5314 Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Novi Wahyu Wulandari (1), Nurhanurawati (2), Pentatito Gunowibowo (2) novi.mutez@gmail.com 1 Mahasiswa
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SLEMAN
efektivitas pendekatan matematika.. (Ana Nurlatifah) 1 EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SLEMAN
Lebih terperinciVol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PARIAMAN Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
PYTHAGORAS, 6(2): 94-99 Oktober 2017 ISSN Cetak: 2301-5314 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Andy Sapta Dosen Matematika, STMIK Royal, Kisaran, Sumatera
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 Juli sampai dengan 1 Agustus 2017 di kelas sampel yaitu XI IPA.3 SMA N 4 Kota Solok tahun ajaran
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH
PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
PYTHAGORAS, 6(2): 167-174 Oktober 2017 ISSN Cetak: 2301-5314 PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS Taufik Rahman *1, Nis Maya 2 Jalan Tamansari
Lebih terperinciSeminar Nasional PGSD UNIKAMA https://semnas.unikama.ac.id/pgsd/artikel.php Vol. 1, Desember 2017
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIEM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANAIKANG 1 KOTA MAKASSAR Eka Fitriana HS STKIP Mega Rezky
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING Riska Novia Sari, Dosen Tetap Prodi Pendidikan Matematika Universitas Riau Kepulauan ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Arief, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga
Lebih terperinciELI HANDAYANI
PENGARUH PENGGUNAAN PETA KONSEP PADA MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Tasikmalaya
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Annissawati 1, Sri Hastuti Noer 2, Tina Yunarti 2 annissawati@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN
PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN Ana Istiani Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Email : bayusuta818@gmail.com Abstract This study aims to find the average of student learning
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Mutia Fonna 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Tempat penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitiaan adalah siswa kelas 6 SDN Kutowinangun 12 dan SDN 03 Kutowinangun. Jumlah subjek
Lebih terperinci