BAB II PERILAKU SEKS BEBAS PADA ANAK JALANAN DAN DAMPAKNYA
|
|
- Ida Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II PERILAKU SEKS BEBAS PADA ANAK JALANAN DAN DAMPAKNYA A. Tingkat Kejahatan Perilaku Seks Bebas pada Anak Jalanan Ketika kita membaca surat kabar ataupun saat mendengarkan berita di televisi selalu saja bisa ditemukan berita tentang seks bebas pada anak jalanan. Kenyataan ini sungguh sangat menyedihkan. Lebih menyedihkan, semakian banyak saja anak-anak jalanan yang menjadi korban seks bebas. Sesungguhnya tidak sedikit anak-anak jalanan yang terpaksa dan harus terlibat dalam perilaku seks bebas. Tetapi kasus dan permasalahan pada perilaku seks bebas pada anak jalanan banyak dialami oleh anak-anak di bawah umur yang belum mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak. 29 Kasus perilaku seks bebas pada anak jalanan, sering kali kurang mendapat perhatian publik, karena selain data dan laporan mengenai perilaku seks bebas pada anak jalanan nyaris tidak ada. Dan biasanya kasus ini seringkali masih tidak diperdulikan oleh kebiasaan masyarakat sekitar. Banyak faktor yang membuat para korban seks bebas pada anak jalanan enggan atau telat melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Apalagi korban nya adalah anak jalanan. Dikarenakan anak jalanan menganggap seks 29 Widjanarko M, Seksualitas Remaja, Yogyakarta, Kerja sama Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada dengan Ford Foundation
2 bebas adalah hal yang biasa. 30 Adanya non-reporting of crime dalam perilaku seks bebas pada anak jalanan merupakan suatu fenomena universal, yang sering dijumpai di Negara-negara lain. Adanya non-reporting ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain :. Malu, takut, depresi, trauma, dan rasa tidak berdaya, membuat sebagian besar anak jalanan enggan melaporkan perilaku seks bebas yang menimpa mereka. 2. Anak jalanan takut terhadap oknum kepolisian dan pihak-pihak yang lain 3. Belum lagi perasaan bahwa masalah mereka justru akan bertambah rumit saat melapor. Anak jalanan merasa bahwa proses peradilan pidana terhadap anak jalanan belum tentu dapat diselesaikan. 4. Anak jalanan khawatir akan retaliasi atau pembalasan dari pelaku (terutama jika pelaku adalah orang yang dekat dengan dirinya ) 5. Keyakinan bahwa perilaku seks bebas pada anak jalanan walaupun ia melapor ia tidak akan mendapat khusus dari penegak hukum. Belum lagi kemungkinan bahwa anak jalana tersebut sering dihukum ringan atau dibebaskan dengan alasan kurangnya bukti. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat kerangka kerja penelitian mengenai karakteristik anak yang mengalami kekerasan seksual pada anak dipusat kajian perlindungan anak (PKPA) di Kota Medan Priode Januari-Desember 2008 sebagai berikut : Hasil riset 30 Ibid.,
3 Tingginya tingkat perilaku seks bebas pada anak jalanan diketahui dari data di atas. Hal ini disebabkan penyelesaian terhadap seks bebas pada anak jalanan dilakukan secara kekeluargaan dalam tingkat penyidikan. Sehingga perilaku seks bebas pada anak jalanan tidak direkam oleh aparat sebagai suatu tindak pidana. Hal inilah yang menyebabkan tingginya perilaku seks bebas pada anak jalanan. Faktor lain yang menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat perilaku seks bebas pada anak jalanan adalah kurangnya pengawasan dan tidak adanya pengawasan dari orang tua dan pihak-pihak lain terhadap anak tersebut. 3 Indonesia perilaku seks bebas pada anak jalanan juga banyak dijumpai terutama dikota-kota besar di Indonesia, terutama didaerah tujuan wisata seperti di Bali. Masalah seks bebas pada anak jalanan ini menjadi sangat penting dan mendesak untuk semua ditangani, karena aktivitas ini berdampak luas dan besar, yakni menghancurkan masa depan anak tersebut, merusak moral dan melanggar hukum yang pada akhirnya bisa mempengaruhi kepada setiap anak-anak lainnya yang bukan anak jalanan. 32 Fenomena ini perlu segera dijadikan wacana terbuka, agar masyarakat banyak tahu dampak yang ditimbulkan dari seks bebas tersebut dan ikut berpartisipasi mencegah luasnya seks bebas pada anak jalanan tersebut. Dikhawatirkan jika hal ini tidak dilakukan, maka akan semakin banyak anak jalanan yang akan melakukan seks bebas, dan akan banyak pula dampak yang akan ditimbulkan dari seks bebas anak jalanan, juga akan makin luasnya penyebaran penyakit sosial seperti, pelacuran, kriminalitas, narkoba, judi dan 3 Wahid Abdul dan Irfan Muhammad, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan seksual, Bandung, PT Refika Aditama, 200, halaman 3 32 Ibid.,
4 sebagainya yang kesemuanya adalah bagian dari kehidupan tersebut dan yang terakhir, bisa kemungkinan suatu saat muncul travel warning dari Negara-negara pasar untuk tidak ke daerah yang membiarkan hal tersebut terjadi. Yang tidak kalah mengkhawatirkan juga adalah maraknya tingkat seks bebas pada anak jalanan dapat melalui jalur internet. Dimana banyaknya penjualan-penjualan terhadap anak jalanan yang dijadikan sebagai pekerja seks komersial (PSK). Di negara-negara maju, pihak kepolisian bekerja keras untuk menjaring para anak-anak jalanan yang melakukan seks bebas melalui internet. Ribuan situs mengenai seks yang banyak bermunculan di internet menjadi tantangan yang tidak kala serius yang harus segera dihadapi. B. Jenis-jenis perilaku seks bebas pada anak jalanan Jenis-jenis seks bebas hampir sama dengan yang dilakukan dengan orangorang yang bukan hidup dijalanan. Seperti ciuman, pelukan, termasuk juga berhubungan intim, berupa dari jenis kelamin melalui oral seks dari mulut, sodomi yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis perilaku seks bebas pada anak jalanan dengan orang-orang yang pernah merasakan hubungan seks. Paling tidak gerakannya yang berbeda-beda ataupun lokasi/ tempatnya juga berbeda-beda. Sebagai informasi tempat melakukan hubungan seks tersebut biasanya dilakukan di hotel-hotel yang harganya terjangkau biayanya (menengah ke bawah), biasanya juga sering dilakukan di taman, di penginapan-penginapan, kost-kostan teman. Itu semua dilakukan oleh anak jalanan yang melakukan seks bebas biasanya dilakukan pada malam hari.
5 Adapun jenis-jenis perilaku seks bebas yang pada umumnya dilakukan oleh anak jalanan adalah : 33. Biseksual Biseksual adalah orang yang mempunyai karakter dari kedua jenis kelamin. Menurut kamus psikologi Dali Gulo biseksual adalah : mempunyai cirri keunikan seks atau tertarik dalam tingkat yang sama oleh anggota kedua seks. Dapat dipahami bahwa biseksual adalah suatu waktu yang berhubungan badan dengan lawan jenis dan lain waktu berhubungan dengan sejenis. Kelompok ini praktis paling berbahaya karena mereka berpotensi menyebarkan penyakit kelamin. 2. Heteroseksual Istilah heteroseksual hamper identik dengan perzinahan, pelacuran dan promiscuity (gonta-ganti pasangan). Kelompok heteroseksual melakukan hubungan seksual normal yaitu terhadap lawan jenis namun prakteknya dilakukan diluar jalur pernikahan. Kelompok heteroseksual jika dilakukan terhadap banyak pasangan jelas berbahaya dan rentan terhadap berbagai penyakit kelamin. 3. Homoseksual Menurut kamus psikologi, homoseksuality adalah kecenderungan memiliki hasrat seksual atau mengadakan hubungan seksual dengan jenis kelamin yang sama ( Dali gulo : 05). 33 Nasarudin Toha, Op Cit., halaman 6
6 Menurut insiklopedi Indonesia (980) homoseksualitas adalah istilah untuk menunjukan gejala-gejala adanya dorongan seksual dan tingkah laku terhadap orang lain dari kelamin sejenis. Kaum homoseksual paling berpotensi menyebarkan penyakit AIDS. 4. Free seks Free seks lebih luas dan tidak terbatas. Kelompok free seks menghalalkan segala cara dalam melakukan seks dan tak terbatas pada kelompok orang. Sewaktu-waktu mereka bisa melakukan seksual dengan orang lain dan dilain waktu mereka juga bisa menggauli keluarganya sendiri baik adik, kakak atau keluarga terdekat bahkan mungkin orangtua dan anaknya sendiri. Dimana free seks ini sering dilakukan dengan adanya suatu perkumpulan (kumpul kebo) tanpa adanya memiliki moral. 5. Sodomi Sodomi pada awalnya istilah yang digunakan untuk hewan. Namun kini perluasan penyimpangan sodomi telah membaur dan semakin banyak. Perbuatannya bisa dilakukan terhadap pria ataupun wanita, anak kecil atau dewasa dan biasanya terhadap orang yang memegang bisa dikuasainya dari segi psikologis. Mereka biasanya merayu korban dengan berbagai iming-iming seperti uang, atau akan mendapat ancaman. Pelaku sodomi biasanya memiliki latar belakan yang sangat jauh dari norma agama dan masyarakat. Para pelakunya biasanya anak jalanan atau mereka yang kesehariannya hidup di wilayah terminal atau teman-teman terdekat anak jalanan tersebut.
7 6. Samen leven Perilaku samen leven adalah perilaku hidup bersama atau kelompok tanpa ada sedikitpun niat untuk melangsungkan pernikahan. Dasar pijakan mereka adalah kepuasan seksual baik secara suka sama suka atau mungkin hanya sekedar memenuhi kebutuhan seks tanpa adanya dasar cinta sama sekali. Perilaku seperti ini hamper mirip dengan kumpul kebo, bedanya samen leven biasanya terhadap temen dan tidak pada keluarga sendiri. 7. Perkosaan Perkosaan adalah perilaku menyimpang dimana untuk merasakan kepuasaan seksual dengan cara memaksa orang lain atau istrinya untuk melakukan hubungan seksual. Dimana perilaku ini tidak mempedulikan apakah pasangan mereka merasa kesakitan, menukmati atau tidak menikmati hubungan intim tersebut. Faktor-faktor penyebab terjadinya perkosaan adalah: 34. Pengaruh perkembangan budaya yang semakin tidak menghargai etika berpakian dimana hal tersebut dapat merangsang perilaku pihak lain untuk melakukan perbuatan tidak senonoh dan jahat. Gaya hidup dan mode pergaulan yang semakin bebas. 2. Rendahnya pengalaman dan penghayatan terhadap norma-norma keagamaan yang terjadi ditengah masyarakat. Tingkat kontrol masyarakat yang rendah 34 Wahid.A dan irfan Muhammad., Op Cit, halaman 40
8 dan yang kurangnya mendapat respon dan pengawasan dari unsur-unsur masyarakat. 3. Putusan hakim yang tidak adil, seperti putusan yang cukup ringan yang dijatuhkan terhadap pelaku. Hal ini mendorong anggota masyarakat lainnya untuk melakukan perlakuan tersebut kembali. 4. Ketidakmampuan pelaku dalam mengendalikan emosi dan nafsu seksualnya. 5. Keinginann pelaku untuk melakukan balas dendam terhadap perilaku korbannya yang dianggapnya menyakitkan dan merugikan. Perilaku menyimpang seperti ini sangat bertentangan dengan norma susila dan tidak sejalan dengan norma-norma yang ada. 8. Aborsi Aborsi atau pengguguran kandungan sebenarnya bukan bentuk penyimpangan seksual melainkan proses pembatalan kehidupan.aborsi sangat erat kaitannya dengan free seks. Aborsi pada dasarnya erat kaitannya dengan menjamurnya free seks dikalangan anak jalanan, remaja, mahasiswa dan masyarakat. Aborsi bisa juga berarti pelarian dari tanggung-jawab atas kehamilan dari hubungan seks bebas. Secara fisik aborsi bisa berdampak pada kanker rahim jika darah sewaktu pengguguran tidak bersih. 9. Pelecehan seksual Pelecehan seksual berarti penghinaan terhadap nilai seksual seseorang yang ada pada tubuhnya. Dimana sebagian besar tubuh wanita mengandung nilai
9 seks (daya tarik seks). Pelecehan seksual bisa dalam tindakan, ucapan, tulisan, gambaran atau gerak tubuh yang dinilai oleh seorang wanita atau merendahkan martabat kewanitaannya seperti, meraba, mencium, mendekap dan lain-lain. Sekalipun tidak melakukan seksual namun tindakan seperti in telah memberikan kepuasan tersendiri bagi para pelaku. Pelecehan seksual juga merupakan dampak dari ketidak mampuan seseorang dalam mengendalikan hawa nafsu terhadap lawan jenis sebagai objek pelampiasan. 0. Pacaran Dalam pengertian luas pacaran berarti upaya mengenal karakter seseorang yang dicintai dengan cara mengadakan tatap muka. Bahkan lebih tegas lagi, pacaran masa sekarang pada hakikatnya hanya ingin menjadi pelampiasan keinginan seksual yang tertunda. Pacaran diartikan pertemuan rutin dengan kekasih untuk menumpahkan segala hasrat dengan berbagai bumbu tertentu seperti berpegangan tangan, saling pandang, bergandengan, berciuman, dan berpelukan bahkan hingga hubungan seksual. Pacaran dengan gaya seperti ini bisa juga diartikan upaya pengkikisan nilai dan rasa cinta, ia mulai tidak mencintai gadis itu dan hanya ingin melakukan hubungan seksual dengannya saja tanpa mengadakan hubungan pernikahan. Mereka yang terlanjur melakukannya akan mendatangkan penderitaan dalam kehidupannya sehari-hari. C. Para pelaku seks bebas pada anak jalanan Ketika kita membicarakan siapakah sebenarnya pelaku seks bebas pada anak jalanan, maka biasanya yang pertama sekali muncul adalah ketika
10 membayangkan si pelaku yang mampu melakukan perbuatan seksual terhadap anak jalanan antara lain orang yang kejam, mengidap kelainan masa kejiwaan, hyperseks, samen leven ataupun psikopat, orang yang tidak mempunyai moral, yang keyakinan agamanya rendah dan sebagainya. Mitos ini masih dipercayai banyak orang sampai saat ini, padahal fakta yang sesungguhnya kebanyakan pelaku ternyata tak jarang adalah orang-orang yang sehari-hari tampak normal, bersikap baik, umumnya pelaku mengenal korban yang sebagian hidupnya di habiskan di jalanan. Ironisnya, pelaku seks bebas pada anak jalanan kebanyakan adalah orang berdekatan langsung dengan korban (anak jalanan), teman-teman sepermainannya dan anak-anak pada umumnya. Sebagain besar anak jalanan tesebut mengenali sosok si pelaku (seperti ayah tiri, saudara sepupu, tetangga, teman sebaya ataupun pacar, dan sebagainya ). Itu semua merupakan teman terdekat si korban. Biasanya pelaku tersebut merupakan orang-orang yang sering bersama dengan anak-anak jalanan misalnya, supir, kondektur bus, tukang becak, pengguna jalan, penjaga galon minyak, satpam dan sebagainya. Dimana orangorang tersebut mengenal anak jalanan itu minimal mengetahui nama-nama anak jalanan yang kemudian mengenal pekerjaan nya. Tingkat kejahatan seksual berupa kekerasan fisik, kekerasan mental yang dilakukan oleh si pelaku yang tadinya merupakan orang-orang yang berdekatan langsung dengan anak jalanan dan anak-anak pada umumnya Lubis Misran dkk, Kajian Ulang Situasi Anak Jalanan Kota Medan dan Pengembangan Program aksi, Jakarta, Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak Kindernothilfe-Germany, halaman 5
11 Kejahatan seks bebas ini terjadi pada semua level kehidupan, baik pada anak jalanan itu sendiri yang hidup di jalanan ataupun di daerah kumuh sampai yang bergelimang harta, mulai dari yang tidak berpendidikan sampai orang terdidik. D. Dampak Seks Bebas Terhadap Anak Jalanan Anak jalanan merupakan sosok yang menarik untuk diperbincangkan. Karena hingga saat ini peningkatan populasi anak jalanan yang tersebar di kotakota besar di Indonesia terus bertambah dan menyebabkan persoalan yang dihadapi semakin kompleks. Masa pengangguran tidak terelakkan karena kondisi ekonomi tidak stabil. Timbul masalah-masalah sosial, diantaranya kasus perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya. Kondisi ini semakin terpuruk seiring terjadinya konflik sosial yang semakin fatal yang semuanya berakibat buruk pada nasib anak. Banyak anak menjadi yatim, yatim-piatu, korban pelantaran, korban kekerasan, korban eksploitasi anak di bidang ekonomi dan bahkan menjadi korban pelecehan seksual. Kondisi ini akan membawa anak mengalami keterpurukan yang lebih sadis lagi, anak tidak hanya mengalami masa krisis ekonomi saja akan tetapi lebih buruk lagi yakni mengalami krisis moral dan mental yang semakin terpuruk. Keterbatasan bekal yang dimiliki menjadikan anak memang masih memerlukan perhatian dan pengarahan. Ketidakpekaan orangtua dan pendidik kondisi anak tersebut menyebabkan anak sering terjatuh pada kegiatan tuna sosial. Dalam kondisi lain anak akan mengalami ketidakstabilan emosi dan pikiran sehingga
12 muda dipengaruhi oleh teman dan lingkungan yang mengutamakan solidaritas kelompok di jalanan. Di jalanan, anak-anak tersebut melakukan berbagai aktifitas ekonomi untuk mendapatkan uang maupun imbalan materi lain nya seperti halnya, mengamen (musik sampah), berdagang asongan, menjual Koran, menyemir sepatu, tukang sapu angkotan kota dan bus, mengemis dan memulung. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar belakang kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, kekerasan dan hilangnya kasih saying. Hal tersebut mempengaruhi jiwa anak dan membuatnya cenderung berperilaku negatif di jalanan, seperti mencuri, free sex, pengguna narkoba dan tindak kriminal lainnya, yang menyebabkan anak jalanan sering berhadapn dengan hukum. Adapun dampak dari tindakan perilaku seks bebas pada anak jalanan, antara lain : 36. Anak kehilangan sebagian hidupnya. 2. Anak mudah depresi, sulit mempercai orang lain, kesepian, sulit membangun hubungan dengan orang lain dan tidak memiliki minat terhadap sesama. 3. Anak mengalami gangguan fisik dan mental. Banyak penelitian menemukan bahwa perilaku seks bebas pada anak akan member konsekuensi pada masa dewasa, seperti ketidakmampuan untuk percaya, rasa percaya diri yang rendah (atau perasaan tidak berharga), depresi, gangguan 36
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan berusaha mencari sesuatu dengan segala upaya memenuhi kepuasannya, baik dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan seksual pranikah. Hal ini terbukti berdasarkan hasil survey yang dilakukan Bali Post
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena anak hidup dijalan sudah mulai menjadi perbincangan sejak awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari keluarga, dan menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Perasaan bersalah, depresi, marah pada gadis yang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perilaku seksual pada remaja saat ini menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih menganggap tabu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu golongan masyarakat yang termasuk dalam kategori generasi muda, dikaitkan dengan pembangunan suatu negara, sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi di masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa pendidikan seks perlu
Lebih terperinciSKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat
SKRIPSI HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2011 Proposal skripsi Skripsi ini Disusun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang, tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seks dapat diartikan sebagai suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan kehidupan secara intim. Sebagai manusia yang beragama, berbudaya, beradab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala perbuatan melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari ruang lingkup kekerasan seksual, mengenal adanya pencabulan, yaitu segala perbuatan melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji, semuanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun masyarakat yang belum maju. Hal ini
Lebih terperinciKUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014
KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014 I. Identitas Responden No.Responden : Jenis kelamin : Umur : Alamat rumah : Uang saku/bulan : II.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyesuaian diri manusia. Pada saat manusia belum dapat menyesuaikan diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern berpengaruh terhadap penyesuaian diri manusia. Pada saat manusia belum dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perkawinan Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; sedangkan menurut Purwadarminta (1979), kawin adalah perjodohan laki-laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu bangsa. Selain itu, anak merupakan harapan orang tua, harapan bangsa dan negara yang akan melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan kelompok umur yang memegang tongkat estafet pembangunan suatu bangsa. Untuk itu, remaja perlu mendapat perhatian. Pada masa remaja seseorang mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan yang akan di laluinya, dan salah satu adalah periode masa remaja. Masa remaja ini di sebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana pada masa ini akan terjadi perubahan fisik, mental, dan psikososial yang cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan menimbulkan korban. Korban/saksi dapat berupa pelaku tindak pidana yaitu: seorang Korban/saksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini merupakan tahap yang kritis, karena merupakan tahap transisi dari masa kanakkanak ke masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial budaya, yang berjalan antara umur 12
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata pacaran sudah sangat biasa ditelinga masyarakat luas saat ini. Bahkan dari dulu pun pacaran sudah bisa dikatakan sebagai budaya mulai remaja sampai orang dewasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Remaja adalah mereka yang berusia diantara 10-24 tahun dan merupakan salah satu kelompok populasi terbesar yang apabila dihitung jumlahnya berkisar 30% dari jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa remaja ini mengalami berbagai konflik yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya jenis tindak pidana dan modus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masyarakat modern perilaku seks bebas sudah menjadi suatu hal yang wajar. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergaulan adalah salah satu kebutuhan manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era globalisasi. Hal tersebut membuat banyak nilai-nilai dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pekerja Seks Komersial Kaum perempuan sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi objek dan tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi (Departemen
Lebih terperinciSEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI
SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI [A. Ernest Nugroho, SMA ST. CAROLUS SURABAYA] - Berita Umum Seminar ini bertujuan Ibu/Bapak guru memahami apa itu pornografi, memahami dampak dari bahaya Pornografi kepada para
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dibawah Umur Pengertian anak menurut Kamus Bahasa Indonesia yang dapat disimpulkan ialah keturunan yang kedua yang berarti dari seorang pria dan seorang wanita yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak jalanan merupakan fenomena nyata bagian dari kehidupan yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak jalanan sering diabaikan dan tidak dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai dengan perkembangan biologis, psikologis, moral, dan agama, kognitif dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang indah, tetapi tidak setiap remaja dapat menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang beberapa permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami proses perkembangan secara bertahap, dan salah satu periode perkembangan yang harus dijalani manusia adalah masa remaja. Masa remaja merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Putri Nurul Falah F 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja tidak dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan tidak dapat pula dikatakan
Lebih terperinciPERILAKU SEKSUAL WABAL DI TINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK TENTANG SEKSUALITAS S K R I P S I
PERILAKU SEKSUAL WABAL DI TINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK TENTANG SEKSUALITAS S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : DWI ARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi
Lebih terperinciPEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari
PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Pendahuluan Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. Perlindungan Korban dan Saksi, bahwa yang dimaksud dengan korban adalah
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pengertian Korban Menurut Bambang Waluyo dalam bukunya yang berjudul Victimologi Perlindungan Korban dan Saksi, bahwa yang dimaksud dengan korban adalah orang yang telah mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Permasalahan remaja sekarang ini cukup kompleks. Salah satu yang paling peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual remaja. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat. Demikian pula permasalahan hukum juga akan ikut berkembang seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang merupakan salah satu faktor yang memiliki peran besar dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari segi biologi, psikologi, sosial dan ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis diantaranya peningkatan emosional, kematangan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. KESIMPULAN 1. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Mantan Pekerja Seks Komersial
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Mantan Pekerja Seks Komersial Berbagai tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pernah dialami oleh lima orang mantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman membawa masalah seks tidak lagi tabu untuk dibahas dan diperbincangkan oleh masyarakat khusunya di kalangan remaja. Hal tersebut terjadi akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial terdiri dari laki-laki dan perempuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial terdiri dari laki-laki dan perempuan yang hidup bersama-sama di masyarakat dan berinteraksi satu sama lain karena kepentingan
Lebih terperinci1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Tahun 1997 silam membawa dampak pada krisis ekonomi. Meningkatnya angka kemiskinan yang menghantarkan pada permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus digalakkan. Salah satu wadah dari pembinaan dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
174 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai selfesteem dua wanita dewasa muda yan pernah melakukan hubungan seksual pranikah di Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sejak lahir sampai dewasa manusia tidak pernah lepas dari suatu ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga, dibesarkan dalam lingkup keluarga
Lebih terperinciKEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK JALANAN. Tata Sudrajat
Tata Sudrajat Anak jalanan membuat berita lagi. Beberapa waktu lalu kelompok ini dikaitkan dengan bahaya AIDS, jauh sebelumnya coba dihubungkan pula dengan kemiskinan yang melahirkan premis; Keluarga miskin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah mahkluk sosial, di manapun berada selalu terdapat penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggotanya, baik yang dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan pada diri sendiri, lawan jenis maupun sesama jenis yang dapat diwujudkan
Lebih terperincia. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?
No. Responden : Umur : tahun Kelas/jurusan : Jenis kelamin : L/P Tempat tinggal : Uang saku : Rp. Perhari Pendidikan terakhir Orangtua : Pendidikan terakhir Ayah Ibu Pekerjaan Orangtua : Penghasilan Orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap
BAB I PENDAHULUIAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seksual yang tidak sehat khususnya dikalangan remaja cenderung meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tingkat aborsi tahunan di Asia berkurang antara tahun 1995 dan 2003 dari 33 menjadi 29 aborsi per 1.000 wanita berusia 15 44 tahun. Di Asia Timur, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Masa ini harus dilalui oleh setiap orang. Namun ternyata tidak mudah dan banyak terdapt
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup sehat sesuai dengan Visi Indonesia Sehat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah meningkatkan perilaku masyarakat agar bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
Lebih terperinciKEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Kekerasan dalam rumah tangga telah menjadi wacana tersendiri dalam keseharian. Perempuan dan juga anak sebagai korban utama dalam kekerasan dalam rumah tangga, mutlak memerlukan
Lebih terperincimereaksi dengan cara yang khas pula terhadap situasi sosial yang ada. dengan perkembangan tehnologi industrialisasi dan urbanisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan dan kenakalan remaja tidak dapat dilepas dalam konteks kondisi sosial-budaya zamannya. Sebab setiap priode sifatnya khas dan memberikan jenis tantangan khusus
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Surat Pemohonan Izin Survei Pendahuluan I Lampiran 3 Surat Pemohonan Izin Survei Pendahuluan II Lampiran 4 Surat Pengambilan Data Penelitian Lampiran 5 Surat Selesai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya posisi anak sebagai penerus bangsa sudah seharusnya diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adanya undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan tersebut seolah-olah berjalan dengan mulus. mewah yang dapat dibanggakan dan menjadi pusat perhatian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi, teknologi, serta pertumbuhan penduduk yang cukup cepat, langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seksual yang berisiko di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia, hal ini. tidak lepas dari dua komponen yaitu siswa dan guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam era modern semakin tergantung pada Sumber Daya Manusia (SDM), kualitas pendidikan perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi guru agar mampu dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini masalah seksualitas masih menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi sesuatu
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promiskuitas merupakan aktifitas seksual yang dilakukan dengan banyak atau lebih dari satu pasangan yang telah dikenal ataupun baru dikenal. Dampak perilaku promiskuitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang pengguguran kandungan atau aborsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1, aborsi /abor.si/ berarti
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang menjadi sebuah kebutuhan dan paling penting dalam hidup seseorang agar dapat menjalani kehidupan secara aktif dan produktif. Apabila
Lebih terperinci, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya perilaku seksual pranikah di kalangan generasi muda mulai mengancam masa depan bangsa Indonesia. Banyaknya remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan data yang telah peneliti analisis terhadap 12 informan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi
Lebih terperinci(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.
Laporan Hasil Survey Tentang Kekerasan terhadap Perempuan dan Perilaku Seksual Terhadap Siswa SMA di Klaten Laporan Hasil Survey Tentang Kekerasan terhadap Perempuan dan Perilaku Seksual Terhadap Siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,
10 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa. Masa remaja yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A. 1 Perilaku Seks Sebelum Menikah Masalah seksual mungkin sama panjangnya dengan perjalanan hidup manusia, karena kehidupan manusia sendiri tidak
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DAN GAYA PACARAN DENGAN KECENDERUNGAN MEMBELI KONDOM PADA REMAJA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DAN GAYA PACARAN DENGAN KECENDERUNGAN MEMBELI KONDOM PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rita Sugiharto Putri
Lebih terperinciFAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciKalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga
Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan
Lebih terperinciharus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.
USIA IDEAL PACARAN Kadang kita dengar anak seusia SMP aja sudah punya pacar..ya selain hanya ber cinta monyet mereka sering menggunakan fasilitas ortu. Pengendalian emosi usia remaja ini belum stabil juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Remaja merupakan fase perubahan baik itu dalam bentuk fisik, sifat, sikap, perilaku maupun emosi. Seiring dengan tingkat pertumbuhan fisik yang semakin berkembang,
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)
PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya agar mampu bertahan dalam berbagai aspek kehidupan. Individu dituntut mampu menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang namanya seorang anak. Status seorang anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, dalam
Lebih terperinciAni Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Persoalan nikah bukanlah persoalan baru yang diperbincangkan publik, tetapi merupakan persoalan klasik yang telah dikaji sejak lama.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki beragam karakteristik etnis budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai macam permasalahan yang kerap
Lebih terperinci